Anda di halaman 1dari 2

TINJAUAN PUSTAKA

Tidak semua pengharum ruangan aman bagi kesehatan. Pengharum ruangan tertentu
dapat menyebabkan pusing, mual, hingga muntah. Bahkan zat pewangi tertentu dapat
mengganggu pertumbuhan janin. Pemakaian produk apapun yang mengandung zat-zat kimia,
jika digunakan berlebihan atau berkontak langsung melalui sistem pernapasan, akan
menimbulkan gangguan pada fungsi sistem saraf. Penggunaan pengharum ruangan dari bahan
alami cenderung lebih aman dibandingkan dengan pengharum ruangan sintetis. Pengharum
ruangan alami yang berasal dari minyak atsiri memiliki efek aromaterapi yang bermanfaat bagi
kesehatan (Anna, 2010).

Aromaterapi berasal dari dua kata, yaitu aroma dan terapi. Aroma berarti bau harum
atau bau-bauan dan terapi berarti pengobatan. Sehingga aromaterapi adalah salah satu
pengobatan penyakit dengan menggunakan bau-bauan yang umumnya berasal dari tumbuh-
tumbuhan serta berbau harum, gurih, dan enak yang disebut minyak atsiri (Agusta, 2002).

Dalam pembuatan aromaterapi yang menyehatkan, digunakan minyak atsiri yang benar-
benar alami bukan bahan sintetis agar diperoleh manfaat aromaterapi untuk pengobatan. Minyak
atsiri disebut juga minyak eteris, essential oil atau minyak terbang, karena minyak ini mudah
menguap pada suhu kamar. Minyak atsiri dihasilkan dari bagian jaringan tanaman tertentu
seperti akar, batang, kulit, daun, buah atau biji (Lutony dan Rahmayati, 2000). Menurut
Guenther (2006), minyak atsiri merupakan salah satu hasil metabolisme dalam tanaman yang
terbentuk karena reaksi berbagai persenyawaan kimia dengan adanya air. Minyak atsiri disintesa
dalam sel kelenjar pada jaringan tanaman dan ada juga yang terbentuk dalam pembuluh resin.

Minyak atsiri memiliki aroma yang sangat khas pada masing-masing tanaman. Karena
baunya yang khas, minyak atsiri dalam tanaman berguna untuk menarik serangga untuk proses
penyerbukan. Namun, minyak atsiri pada tanaman juga dapat berfungsi untuk mengusir hewan
atau serangga pengganggu. Aroma yang khas dari minyak atsiri dihasilkan dari senyawa kimia
yang dikandungnya. Kandungan minyak atsiri pada umumnya dapat berupa terpen,
persenyawaan berantai lurus, turunan benzena dan bermacam-macam persenyawaan lainnya
(Guenther, 2006).
Minyak atsiri yang digunakan dalam pembuatan aromaterapi harus diperhatikan
kandungannya. Minyak atsiri umumnya terdiri dari berbagai campuran persenyawaan kimia yang
terbentuk dari unsur carbon (C), Hidrogen (H), dan oksigen (O) serta beberapa persenyawaan
kimia yang mengandung unsur nitrogen (N) dan belerang (S). Pada umumnya komponen kimia
dalam minyak atsiri dibagi menjadi dua golongan yaitu hidrokarbon dan oxygenated
hydrocarbon, termasuk di dalamnya senyawa terpena (Ketaren, 1985).

1. Golongan Hidrokarbon
Persenyawaan hidrokarbon yang banyak dijumpai dalam minyak atsiri sebagian besar
berupa monoterpene, sesquiterpene, diterpen dan politerpen, serta parafin, olefin dan
hidrokarbon aromatik.
2. Oxygenated Hydrocarbon
Persenyaan ini terdiri dari hidrogen (H), karbon (C) dan oksigen (O). Persenyawaan yang
termasuk dalam golongan ini adalah persenyawaan alkohol, aldehida, keton, oksida, ester
dan ether. Atom C dalam persenyawaan dapat berikatan jenuh ataupun tidak jenuh.

Golongan persenyawaan oxygenated hydrocarbon merupakan persenyawaan yang


menyebabkan bau wangi dalam minyak atsiri, sedangkan golongan hidrokarbon berpengaruh
kecil terhadap nilai wangi minyak atsiri. Persenyawaan oxygenated hidrocarbon memiliki
kelarutan yang baik pada alkohol encer, serta lebih tahan dan stabil terhadap proses oksidasi dan
resinifikasi. Persenyawaan hidrokarbon lebih mudah mengalami oksidasi dan resinifikasi
sehingga menurunkan kelarutan minyak (Ketaren, 1985).

Terpena merupakan persenyawaan hidrokarbon tidak jenuh dan unit terkecil dalam
molekulnya disebut isoprena (C5H8) . Sifat terpena berupa cairan tidak berwarna dan umumnya
berbau wangi. Senyawa terpena dapat barupa rantai lurus/alifatis atau berbentuk siklis. Senyawa
terpena alifatis hanya terdapat dalam beberapa jenis komponen minyak atsiri yang mengandung
gugus hidroksil dan karbonil, misalnya geraniol dalam minyak mawar dan sitronelol yang
terdapat dalam minyak sereh. Contoh terpena siklis yang banyak terdapat dalam minyak atsiri
adalah limonene, pinene, menthol pada peppermint (Ketaren, 1985).

Anda mungkin juga menyukai