Anda di halaman 1dari 25

1

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Pendidikan merupakan suatu kebutuhan pokok bagi manusia. Tanpa


adanya pendidikan, manusia tidak akan dapat tumbuh dan berkembang dengan
baik. Pendidikan berupaya memanusiakan manusia, sehingga tumbuh dan
berkembang menjadi makhluk yang berkualitas dan mempunyai kelebihan
dari makhluk lainnya.
Pendidikan dasar adalah jenjang pendidikan awal tahun pertama masa
sekolah anak-anak. Sekolah Dasar merupakan lembaga pendidikan pertama
bagi peserta didik untuk belajar. Membaca, menulis dan berhitung. Kecakapan
ini merupakan landasan dan wahana pokok yang menjadi syarat mutlak yang
harus dikuasai peserta didik untuk menggali dan menimba pengetahuan lebih
lanjut. Tanpa adanya penguasaan yang mantap terhadap kemampuan tersebut
maka tentu saja peserta didik tidak akan dapat menguasai ilmu-ilmu yang
lainnya.
Bahasa Indonesia merupakan salah satu pembelajaran yang ada di
Sekolah Dasar. Bahasa Indonesia merupakan pembelajaran yang mempelajari
tentang bagaimana membaca, menulis, mendengar (menyimak) dan berbicara
dengan benar. Dengan adanya mata pelajaran Bahasa Indonesia di Sekolah
Dasar, peserta didik diharapkan mampu memiliki keempat keterampilan
tersebut, karena keempat keterampilan tersebut merupakan modal awal dalam
mempelajarai ilmu-ilmu lainnya. Jika peserta didik tidak mampu menguasai
keempat keterampilan tersebut maka otomatis peserta didik tersebut tidak akan
mampu menguasai mata pelajaran atau ilmu lainnya.
Membaca merupakan salah satu keterampilan yang ada dalam
keterampilan berbahasa. Membaca dapat diartikan sebagai suatu proses
pengolahan bacaan secara kritis dan kreatif dengan tujuan mampu
memperolah pemahaman secara menyeluruh tentang suatu bacaan, serta
penilaian terhadap keadaan, nilai dan dampak bacaan. Kegiatan membaca
merupakan suatu aktivitas mental memahami apa yang disampaikan penulis

1
2

melalui teks atau bacaan. Dalam membaca suatu teks bacaan, pembaca
memerlukan pemahaman untuk dapat memperoleh informasi secara tepat.
Membaca pemahaman merupakan kegiatan membaca yang berusaha
membaca isi bacaan atau teks secara menyeluruh. Membaca pemahaman
mempunyai tujuan untuk memahami suatu bacaan secara menyeluruh.
Pemahaman menyeluruh meliputi mendapatkan ide pokok, mampu
menangkap makna tersirat maupun tersurat, memperoleh rincian dan fakta
dalam bacaan, menentukan judul atau topic, membuat perbandingan atau
pertentangan dan membuat kesimpulan.
Menurut Abdul Razak (2007: 11) membaca pemahaman adalah
kesanggupan pembaca menyebutkan kembali isi bacaan argumentasi,
eksposisi, atau bacaan deskripsi tentang topic tertentu membaca pemahaman
adalah lanjutan dari membaca dalam hati yaitu membaca membaca tanpa
suara denga tujuan untuk memahami isi bacaan.
Dengan demikian, membaca pemahaman merupakan kegiatan membaca
memahami isi atau pesan yang dituangkan penulis dalam bacaan. Pemahaman
terhadap makna kalimat yang dilakukan secara sistematis akan dapat
meningkatkan kemampuan membaca siswa.
Berdasarkan pendapat ahli di atas, maka dapat disimpulkan bahwa
membaca pemahaman merupakan kegiatan membaca yang dilakukan oleh
seseorang untuk memahami isi bacaan secara menyeluruh. Membaca
pemahaman dilakukan dengan menghubungkan pengetahuan awal yang
dimiliki pembaca dan pengetahuan baru yang diperoleh saat membaca,
sehingga proses pemahaman terbangun secara maksimal.
Berdasarkan observasi yang telah peneliti lakukan di MIN PERSIAPAN 4
Padangsidimpuan pada hari Senin tanggal 06 Januari 2020, materi membaca
teks dengan wali kelas Patima Harahap S.Pd, terlihat bahwa banyak peserta
didik yang mengantuk ketika proses pembelajaran sedang berlangsung,
peneliti juga memperoleh bahwa kemampuan membaca pemahaman siswa
masih rendah, dan belum mencapai nilai Kriteria Ketuntasan Minimal
(KKM) 74 yang telah ditetapkan, sulitnya siswa menentukan kalimat yang
3

penting dari teks bacaan dan sulitnya siswa menjelaskan kembali isi teks
bacaan yang telah dibacanya serta sulitnya siswa menyimpulkan isi bacaan.
Permasalahan diatas disebabkan karena pada saat mengajar guru dominan
menggunakan metode ceramah, disamping itu guru juga tidak menggunakan
media pembelajaran sehingga membuat peserta didik tidak semangat untuk
belajar. Kemudian ketika guru bertanya kepada peserta didik hanya beberapa
saja yang bisa menjawab, ini dikarenakan siswa tidak paham dengan materi,
banyak siswa yang ketika diberi tugas oleh guru, siswa banyak yang
membolak-balik bukunya ke belakang karena mereka tidak paham dengan
materi pelajaran yang sedang dipelajari.
Berikut ini daftar nilai ujian harian siswa kelas IV semester 2 MIN
PERSIAPAN 4 Padangsidimpuan.

Tabel.1 Daftar nilai ujian Harian Mata Pelajaran Bahasa Indonesia


Kelas IV A Semester 2 (dua) T.P 2019/2020 MIN PERSIAPAN 4
Padangsidimpuan

No NamaSiswa Nilai
Keterangan
.
1 Adelia Romaito Siregar 71 TidakTuntas
2 Adnan Hadi Siregar 71 TidakTuntas
3 Aidil Azmi Harahap 72 Tidak Tuntas
4 Akbar Rezeki 75 Tuntas
5 Akbar Alomoan Harahap 71 TidakTuntas
6 Anita Anggraini Daulay 71 Tidak Tuntas
7 Alwi Sahlan Sarumpaet 75 Tuntas
8 Dinda Aulia Putri 73 Tidak Tuntas
9 Fahrozi Siregar 71 TidakTuntas
10 Ferdiansyah Siregar 72 TidakTuntas
11 Intan Nuraini Siregar 73 Tidak Tuntas
12 Irham Luthfy Harahap 73 TidakTuntas
13 Ismi Wulan Shahira 72 TidakTuntas
14 Kartika Putri Harahap 76 Tuntas
15 Muhammad Hafiz 73 Tidak Tuntas
16 Muhammad Ikbal 71 TidakTuntas
17 Nayla Sari Harahap 72 Tidak Tuntas
18 Nadine Agustriani 73 TidakTuntas
19 Novita Sari Harahap 85 Tuntas
20 Nurhafizah Hasibuan 73 Tidak Tuntas
4

21 Puspa Aulia Ritonga 87 Tuntas


22 Riski Fitrah Al-Farezi 72 TidakTuntas
23 Siti Fatimah S. 73 Tidak Tuntas
24 Tindo Syahdin Harahap 70 TidakTuntas
25 Raja Syamil 72 Tidak Tuntas
KKM : 74
Rata-rata : 73, 48
Total nilai : 1837
Dari tabel.1 diatas terlihat bahwa dari 25 siswa hanya 5 orang (20%)
yang mencapai KKM dan 20 orang (80%) tidak mencapai KKM. Setelah
mengetahui beberapa masalah diatas, perlu adanya solusi serta tindak lanjut
yang tepat untuk perbaikan hasil belajar siswa pada mata pelajaran Bahasa
Indonesia di kelas IV MIN PERSIAPAN 4 Padangsidimpuan. Solusi dan
tindak lanjut yang perlu dilakukan antara lain dengan menggunakan strategi
peninjauan kesulitan materi.

Suatu pembelajaran dapat berjalan dengan efektif dan efisien tergantung


kepada bagaimana pendidik dalam mengelola pembelajaran. Agar
pembelajaran dapat berjalan dengan efektif dan efisien maka seorang guru
harus mampu menciptakan ruang kelas menjadi menyenangkan dan tidak
membosankan sehingga peserta didik merasa nyaman ketika berada di
dalam kelas dan lebih bersemangat lagi untuk mengikuti pembelajaran.
Untuk itu seorang pendidik juga harus menggunakan media pembelajaran
dan strategi pembelajaran yang cocok dengan karakteristik siswa agar
peserta didik lebih mudah untuk memahami materi pelajaran yang
disampaikan. Salah satu strategi pembelajaran yang cocok digunakan adalah
strategi peninjauan kesulitan materi.

Strategi pembelajaran merupakan sebuah perencanaan yang


mengandung serangkaian kegiatan yang dibentuk dalam sebuah tindakan
yang dirancang untuk meraih tujuan pendidikan tertentu. Strategi
pembelajaran juga dapat diartikan sebagai suatu rencana, metode dan
perangkat aktivitas yang terencana untuk meraih tujuan pembelajaran.

Strategi peninjauan kesulitan materi Menurut Melvin L. Siberman


(2016: 258) merupakan strategi yang digunakan untuk kemampuan
5

membaca atau salah satu cara untuk membantu membangun gambaran


tentang materi yang diajarkan dengan meminta siswa untuk peninjauan
kesulitan materi pembelajaran dapat membantu siswa lebih mudah dalam
belajar dan startegi ini dirancang seperti tayangan permainan TV, jawaban
diberikan terlebih dahulu dan tantangannya adalah mengajukan pertanyaan
yang cocok atau benar dengan teks yang sedang dipelajari.

Adapun kelebihan dan kekurangan dari strategi peninjauan kesulitan


materi adalah sebagai berikut:

Kelebihan:

a. Dapat membentuk kepribadian siswa yang berani, dan saling


menghargai
b. Mendorong siswa untuk berfikir dan bekerja sama dalam proses
pembelajaran.
c. Membantu siswa untuk mengingat kembali materi yang telah dipelajari.
d. Dapat mengaktifkan siswa dalam proses pembelajaran.
Kekurangan:
a. Sulitnya mengukur daya fikir individu siswa.
b. Untuk setiap anggota kelompok, tidak jarang yang aktif bekerja sama
melainkan anggota tertentu saja sedangkan anggota yang lainnya tidak
berpartisipasi dengan baik.
c. Siswa sulit dikontrol, apakah siswa benar sudah membaca atau tidak
d. Tidak mudah meningkatkan kemampuan pemahaman siswa yang sesuai
dengan perbedaan setiap individu.
Berdasarkan permasalahan diatas, maka peneliti tertarik untuk
menggunakan strategi ini untuk diteliti dengan judul: “Meningkatkan
Kemampuan Membaca Pemahaman Menggunakan Strategi Peninjauan
Kesulitan Materi Di Kelas IV MIN PERSIAPAN 4 Padangsidimpuan”.

B. Pembatasan Masalah
6

Berdasarkan latar belakang masalah tersebut, masalah yang akan diuji

dalam penelitian ini dibatasi pada “Peningkatan Kemampuan Membaca

Pemahaman Menggunakan Peninjauan Kesulitan Materi di Kelas IV MIN

PERSIAPAN 4 Padangsidimpuan”. Pembatasan tersebut dipilih terkait adanya

masalah yaitu kemampuan siswa dalam memahami bacaan yang masih

kurang.

C. Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah diatas, maka peneliti dapat


merumuskan permasalahan dalam penelitian ini yaitu:
1. Bagaimanakah cara meningkatkan kemampuan membaca
pemahaman siswa di MIN PERSIAPAN 4 Padangsidimpuan dengan
menggunakan strategi peninjauan kesulitan materi?
2. Apakah strategi peninjauan kesulitan materi pada pelajaran bahasa
Indonesia dapat meningkatkan kemampuan membaca pemahaman siswa kelas
IV MIN PERSIAPAN 4 Padangsidimpuan?

D. Tujuan Dan Manfaat Penelitian


1. Tujuan Penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana penerapan
strategi peninjauan kesulitan materi untuk meningkatkan kemampuan
membaca pemahaman siswa kelas IV MIN PERSIAPAN 4 Padangsidimpuan.

2. Manfaat Penelitian
Adapun manfaat penelitian ini adalah sebagai berikut :
a. Bagi siswa, penelitian ini diharapkan dapat meningkatkan kemampuan
membaca khususnya pada mata pelajaran Bahasa Indonesia.
b. Bagi guru, sebagai bahan pertimbangan dalam memilih metode dan
teknik yang akan digunakan untuk meningkatkan keberhasilan siswa
pada mata pelajaran Bahasa Indonesia.
7

c. Bagi sekolah, sebagai sumbangan pemikiran dan bahan masukan


dalam rangka meningkatkan kualitas pembelajaran.
d. Bagi Peneliti, hasil penelitian ini dapat dijadikan landasan dalam
menindaklanjuti penelitian ini pada ruang lingkup yang lebih luas lagi.

BAB II
KAJIAN TEORI

A. Kerangka Teori
1. Membaca
Membaca merupakan suatu proses yang dilakukan serta dipergunakan
oleh pembaca untuk memperoleh pesan yang hendak disampaikan oleh
penulis melalui media kata-kata atau media tulisan. Membaca juga dapat
diartikan sebagai suatu proses pengolahan bacaan secara kritis kreatif
dengan tujuan memperoleh pemahaman secara menyeluruh tentang suatu
bacaan, serta penilaian terhadap keadaan, nilai dan dampak bacaan.
Kegiatan membaca merupakan aktifitas mental memahami apa yang
disampaikan penulis melalui teks atau bacaan.
Menurut Tarigan (2008: 15) membaca merupakan suatu proses yang
dilakukan serta dipergunakan oleh pembaca untuk memperoleh pesan yang
hendak disampaikan untuk memperoleh pesan melalui kata-kata. Dengan
kata lain, membaca merupakan suatu usaha untuk menelusuri makna yang
ada dalam tulisan.
Sedangkan Farida Rahim (2011: 20) mengatakan membaca pada
hakikatnya suatu yang rumit yang melibatkan banyak hal, tidak hanya
sekedar malafalkan tulisan, tetapi juga melibatkan aktivitas visual, berfikir,
8

psikolinguistik, dan metakognitif. Sebagai proses visual membaca


merupakan proses menerjemahkan simbol tulis (huruf) ke dalam kata-kata
lain. Sebagai suatu proses berfikir, membaca mencakup aktivitas
pengenalan kata, pemahaman literal, interprestasi membaca kritis dan
pemahaman kreatif.
Berdasarkan pendapat diatas, maka dapat disimpulkan bahwa
membaca merupakan suatu proses yang kompleks dan juga rumit dalam
memahami makna tulisan yang mencakup beberapa kegiatan seperti
mengenali huruf dan kata serta menghubungkannya dengan bunyi dan
maknanya, serta menarik kesimpulan dengan tujuan memperoleh pesan
yang disampaikan oleh penulis.

2. Tujuan Membaca

Menurut Farida Rahim (2008: 11-12) membaca hendaknya


8
mempunyai tujuan, karena seseorang yang membaca dengan suatu
tujuan, cenderung lebih memahami dibandingakan orang yang tidak
mempunyai tujuan. Dalam kegiatan membaca dikelas, guru seharusnya
menyusun tujuan membaca dengan menyediakan tujuan khusus yang
sesuai, tujuan membaca mencakup :
a. Kesenangan.
b. Menyempurnakan membaca nyaring.
c. Menggunakan strategi tertentu.
d. Memperbaharui pengetahuannya tentang suatu topik.
e. Mengaitkan informasi baru dengan informasi yang telah
diketahuinya.
f. Memperoleh informasi untuk laporan lisan atau tertulis
g. Mengkonfirmasikan atau menolak prediksi.
h. Menampilkan suatu eksperimen atau mengaplikasikan informasi
yang diperoleh dari suatu teks dalam beberapa cara lain dan
mempelajari tentang struktur teks.
i. Menjawab pertanyaan-pertanyaan yang spesifik.
9

3. Jenis-Jenis Membaca
Menurut Henry Guntur Taringan (2008: 13) jenis–jenis membaca
sebagai berikut;
a. Membaca ekstensif.
Membaca ekstensif ini mencakup:
1) Membaca survai
2) Membaca sekilas
3) Membaca dangkal
b. Membaca intensif.
Membaca intensif dibagi atas:
1. Membaca telaah isi, yang mencakup:
1) Membaca teliti
2) Membaca pemahaman
3) Membaca kritis
4) Membaca ide
2. Membaca telaah bahasa, yang mencakup:
1) Membaca bahasa asing
2) Membaca sastra.

4. Membaca Pemahaman
Membaca pemahaman merupakan suatu proses atau kegiatan
membaca yang berusaha memahami isi bacaan atau teks secara
menyeluruh, mengulang kembali dan mengidentifiksi teks serta
mampu merespon atau mengevaluasi isi teks bacaan. Melalui
pembelajaran membaca pemahaman yang dirancang dan dilaksanakan
dengan baik, siswa tidak saja memperoleh peningkatan dalam
kemampuan bahasanya, melainkan juga dalam kemampuan bernalar,
kreativitas dan penghayatannya tentang nilai-nilai moral.
Menurut Tarigan (dalam Yunus Abidin: 2012: 59) membaca
pemahaman (reading for understanding) adalah jenis membaca untuk
memahami standar-standar atau norma kesastraan, resensi kritis, drama
tulis dan pola-pola fiksi dalam usaha memperoleh pemahaman
10

terhadap teks dan pembaca menggunakan strategi tertentu untuk


memahami isi bacaan.

5. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Membaca Pemahaman


Faktor-faktor yang mempengaruhi membaca pemahaman adalah
sebagai berikut:
a. Penguasaan kebahasaan, terutama dalam tata bahasa dan
kosakata.
b. Keterampilan mengadakan gerakan-gerakan mata yang efisien
dalam membaca.
c. Menentukan informasi yang diperlukan sebelum memulai
membaca.
d. Faktor motivasi, ketika seorang siswa sukses dalam membaca
maka siswa tersebut akan termotivasi untuk membaca yang
lain.
e. Keterampilan kognitif, seorang pembaca yang memiliki tingkat
kognitif yang tinggi akan mudah menemukan hal-hal yang
penting dikarenakan pembaca aktif menyeleksi bacaan sejak
awal.
f. Pembaca yang baik akan melakukan beberapa strategi ketika
membaca, misalnya dengan menggunakan overview
pemahaman umum, menyeleksi bacaan, merangkum dan
mengulangi informasi yang perlu diingat.
Jadi, dapat disimpulkan bahwa terdapat faktor-faktor yang
mempengaruhi pemahaman membaca seseorang dan sebagian besar
dipengaruhi oleh tingkat kecerdasan kognitif dan keterampilan
masing-masing individu yang didukung oleh pengetahuan yang
diperoleh sebelumnya. Pemahaman bacaan merupakan tugas yang
tidak sederhana. Pemahaman bacaan menjadi kemampuan yang
dipelajari dan dilatih secara kontinuitas. Strategi yang dapat dilakukan
yakni dengan startegi peninjauan kesulitan meteri.
11

6. Strategi Peninjauan Kesulitan Materi


Menurut Melvin L. Siberman (2016: 258) strategi peninjauan
kesulitan materi dirancang seperti tayangan permainan TV, jawaban
diberikan terlebih dahulu, dan tantangannya adalah mengajukan
pertanyaan yang cocok atau benar dengan teks yang sedang dipelajari.
Sebagian guru mengajar hingga batas akhir masa sekolah,
semester, atau bidang studi. Mereka mungkin beranggapan bahwa pada
saat–saat akhir mereka dapat menjelaskan lebih banyak informasi dan
menyelesaikan topik dan materi yang masih dalam agenda mereka.
Makna dari “meyelesaikan” mata pelajaran masih perlu
dipertanyakan, karena adakalanya guru hanya sekedar menyelesaikan
materi yang masih tersisa. Memaksakan diri untuk mengajar hingga
batas akhir sering kali berakibat pada terjadinya pengajaran yang tidak
tertata, ada yang terlewatkan, atau ada yang masih belum jelas.
Sebaliknya, bila kegiatan belajar berisfat aktif, ada peluang untuk
terjadinya pemahaman. Bila kita menyediakan waktu untuk
memantapkan apa yang telah dipelajari, maka ada peluang untuk
terjadinya pengingatan. Dengan denikian hendaklah guru melalukan
peninjauan kembali pada materi yang telah dipelajari.
Pikirkanlah apa yang terjadi bila anda bekerja keras menggunakan
komputer, mencari informasi, memecahkan masalah, dan menyusun
konsep, namun anda lupa menyimpan hasil pekerjaan anda. Tentu saja,
semua pekerjaan anda akan hilang sia-sia. Demikian pula, hasil
pembelajaran dapat menghilang bila siswa tidak diberi kesempatan
untuk menyimpannya. Berdasarkan penjelasan di atas, dapat dipahami
bahwa strategi pembelajaran dapat dijadikan pedoman dan acuan
bertindak yang sistematis dalam pelaksanaan pembelajaran oleh guru
dan siswa, serta berdampak terhadap kesuksesan proses pembelajaran,
khususnya kemampuan membaca pemaham siswa. Peneliti
menggunakan strategi pembelajaran peninjauan kesulitan materi yang
akan diterapkan dalam peneitian ini.
12

Adapun langkah-langkah strategi peninjauan kesulitan materi


adalah sebagai berikut :
1) Guru membuat tiga hingga enam kategori pertanyaan tinjauan.
2) Guru menggunakan salah satu dari beberapa kategori umum
sebagai berikut:
a. Konsep atau Gagasan
b. Fakta
c. Ketrampilan
d. Nama
Atau buatlah kategori berdasarkan topiknya. Sebagai contoh,
pelajaran bahasa Indonesia mungkin melibatkan topik semisal, bulan,
angka, dan warna.
4) Guru membuat setidaknya tiga jawaban (dan pertanyaan
terkait) per katagori berdasarkan topiknya. Sebagai contoh,
jawaban “Anggur berwarna biasanya dihidangkan dalam
temperatur ruangan “ bisa dicocokkan dengan pertanyaan ”
Minuman roung itu apa sih?
Kita tidak perlu memiliki jumlah pertanyaan dan jawaban yang
sama dalam tiap kategori, namun kita harus menyusun
pertanyaan dan jawaban dengan derajat kesulitan yang harus
meningkat.
5) Guru menyediakan kartu penjawab untuk tiap tim.
6) Perlihatkan papan permainan peninjauan kembali pada
selembar kertas besar dan tebal. Umumkan kategorinya dan
nilai poinnya untuk tiap kategori. Berikut adalah papan
permainan sampel:
Bulan Warna Angka
10 poin 10 poin 10 poin
20 poin 20 poin 20 poin
30 poin 30 poin 30 oin

7) Guru memerintahkan tim untuk memeilih kapten dan pencatat


nilai tim.
13

a. Kapten tim mewakili tim. Ia merupakan satu-satunya yang


bisa mengacungkan kartu penjawab dan memberikan
jawabannya. Kapten tim harus berunding dengan tim
sebelum memberikan jawaban.
b. Pencatat nilai bertanggungjawab menambahkan dan
mengurangi nilai untuk tim mereka.

7. Hubungan Strategi Peninjauan Kesulitan Materi Dengan


Membaca Pemahaman
Dalam bukunya Melvin L.Silberman mengatakan terdapat
hubungan antara kemampuan membaca pemahaman dengan strategi
peninjauan kesulitan materi. Karena pada strategi ini siswa belajar
aktif, menyenangkan, bersemangat dan penuh gairah.
Dengan dilaksanakannya strategi peninjauan kesulitan materi ini
memberikan kesempatan kepada siswa untuk berfikir tentang
pelajaran yang sulit untuk dipahami serta dapat mengaktifkan siswa
dan saling bantu satu sama lain. Dengan sendirinya pembelajaran ini
juga dapat mendorong tumbuhnya sikap kerjasama dan saling
menghargai diantara siswa. Pola interaksi yang bersifat terbuka
diantara anggota kelompok sangat penting bagi peserta didik untuk
meningkatkan kemampuan membaca pemahaman siswa.
Terlihat bahwa, orientasi dan fokus dari strategi ini yaitu
menjadikan siswa lebih aktif , dengan memberikan pembelajaran yang
menyenangkan dan bergairah dapat meningkatkan kemampuan
membaca pemahaman siswa.

B. Penelitian Yang Relevan


Dalam penelitian ini hasil penelitian terdahulu digunakan sebagai
bahan untuk membantu mendapatkan gambaran kerangka berfikir, di
samping itu untuk dapat mengetahui persamaan dan perbedaan dari
beberapa penelitian dan faktor-faktor penting lainnya yang dapat
dijadikan sebagai landasan kajian untuk mengembangkan wawasan
14

berfikir peneliti. Dimana peneliti mengambil penelitian sebelumnya oleh


Mursida dengan judul : meningkatkan kemampuan membaca pemahaman
siswa melalui strategi pembelajaran Think- Talk-Write (TTW) siswa kelas
V SDN 027 Pulau Payung Kecamatan Rumbio Jaya Kabupaten Kampar.
Adapun hasil penelitian Mursida adanya peningkatan dari siklus I ke siklus
II. Pada siklus I kemampuan membaca pemahaman siswa tergolong
“Kurang Mampu”, karena 67% berada pada rentang 55%-69%.setelah
diperbaiki pada siklus II kemampuan membaca pemahaman siswa
meningkat menjadi 75% dengan kategori “Mampu”, karena sebagian siswa
berada pada rentang 70%-79%. Artinya kemampuan siswa kelas V SDN
027 Pulau Payung Kecamatan Rumbio Jaya Kabupaten Kampar dalam
membaca pemahaman telah mencapai 75%. Unsur relevannya dengan
penelitian yang peneliti laksanakan adalah sama–sama meningkatkan
kemampuan membaca pemahaman, sedangkan perbedaannya dengan
penelitian yang peneliti laksanakan adalah terletak pada strategi yaitu
peneliti menggunakan strategi peninjauan kesulitan materi.
Selain itu Penelitian Bangsurita mahasiswi Fakultas Tarbiyah dan
Kegururan Jurusan Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah Universitas
Sultan Syarif Kasim Riau dengan judul “Meningkatkan Kemampuan
Membaca Pemahaman Melalui Metode Kooperatif Tipe Sygetik Teaching
Pada Pelajaran Bahasa Indonesia Siswa Kelas III SDN Sungai Tonang
Kecamatan Kampar Utara.” Adapun hasil penelitian saudari Bangsurita
diketahui adanya peningkatan kemampuan membaca pemahaman siswa
dari siklus I ke siklus II. Dari hasil tes pada siklus I rata–rata kemampuan
membaca pemahaman siswa hanya mencapai 63%, yaitu dalam kriteria
rendah karena berada pada rentang 61–70%. Sedangkan hasil pengamatan
siklus II rata–rata kemampuan membaca pemahaman siswa mencapai 77,
yaitu berada pada rentang 71–85% (dalam criteria sedang). Unsur
relevannya dengan penelitian yang peneliti laksanakan adalah sama–sama
meningkatkan kemampuan membaca pemahaman, sedangkan
perbedaannya dengan penelitian yang peneliti laksanakan adalah terletak
15

pada strategi yaitu peneliti menggunakan strategi peninjauan kesulitan


materi.

C. Kerangka Berpikir
Membaca merupakan proses yang dilakukan pembaca untuk
memperoleh pesan atau informasi yang terkandung didalam teks. Baik
yang tersirat maupun yang tersurat. Untuk memperoleh pemahaman
terhadap pesan atau informasi yang terkandung didalam teks.
Pembaca harus menginterpretasi tanda-tanda, huruf-huruf, dan
simbol-simbol kemudian menghubungkan tanda-tanda itu dengan
pengetahuan atau pengalaman yang telah dimiliki pembaca sehingga
terjadi komunikasi antara pembaca dengan penulis melalui tanda-tanda
dan simbol-simbol bahasa. Kegiatan tersebut diperlukan dalam kegiatan
membaca pemahaman. Membaca pemahaman merupakan kunci
keberhasilan siswa dalam meraih kemajuan.
Mengingat peranan membaca pemahaman yang sangat besar maka
diperlukan strategi pembelajaran aktif. Salah satu strategi membaca
pemahaman adalah strategi peninjauan kesulitan materi. Strategi tersebut
ditujukan guru dpat mengaktifkan pengetahuan latarnya (skematanya) dan
meningkatkan kemenarikan topic dalam teks terhadap siswa. Hal tersebut
disebabkan oleh adanya kegiatan menginterpretasi makna yang terdapat
dalam teks dan penyusunan rangkuman hasil membaca pemahaman.

D. Indikator Keberhasilan
1. Indikator Kinerja
a) Aktivitas Guru
Indikator kinerja dalam penelitian ini, penelitian menggunakan
acuan indikator-indikator penelitian pada penerapan strategi
peninjauan kesulitan materi yaitu sebagai berikut:
1) Guru membuat tiga hingga enam kategori pertanyaan tinjauan
yang berhubungan dengan materi yang akan dipelajari.
16

2) Guru membuat setidaknya tiga jawaban (dan pertanyaan yang


terkait) per kategori.
3) Guru memperlihatkan papan permainan peninjauan kembali
pada selembar kertas dan tebal.
4) Guru membentuk tim beranggotakan tiga hingga enam orang
siswa dan menyedikan kartu penjawab untuk tiap tim.
Guru memerintahkan setiap tim utuk memilih kapten dan
penctat nilai tim.
b) Aktivitas Siswa
Adapun aktivitas yang harus dijalani siswa adalah sebagai berikut:
1) Siswa menjawab pertanyaan tinjauan yang diberikan guru.
2) Siswa memberikan jawaban dalam bentuk pertanyaan
3) Siswa melihat papan permaian peninjauan yang dilihatkan
guru.
4) Siswa memegang kartu penjawab untuk setiap tim, dan masing-
masing kelompok memilih kapten dan pencatat nilai tim.
2. Indikator Hasil Kemampuan Membaca Pemahaman
Penelitian ini dikatakan berhasil apabila kemampuan
membaca pemahaman siswa mencapai 75% di dalam belajar
Bahasa Idonesia dengan menggunakan strategi peninjauan
kesulitan materi. Adapun indikator pencapaian dari kemampuan
membaca pemahaman adalah :
a. Siswa mampu menentukan kalimat utama pada setiap
paragraf
b. Siswa mampu meringakas kembali isi bacaan
c. Siswa mampu menjawab pertanyaan yang berhubungan
dengan teks bacaan
d. Siswa mampu menemukan pokok pikiran pada setiap
paragraf.
Untuk menentukan kriteria membaca pemahaman kurang,
sedang, baik, atau baik sekali, dapat ditempuh dengan persentase
sebagai berikut :
17

a. 80% - 100% tergolong sangat mampu.


b. 70% - 79% tergolong mampu.
c. 55% - 69% tergolong kurang mampu.
d. 54% - kebawah tergolong tidak mampu.

E. Hipotesis Tindakan
Berdasarkan penjelasan teori yang telah dipaparkan maka peneliti dapat
merumuskan hipotesis tindakan dalam penelitian ini adalah strategi peninjauan
kesulitan materi dapat meningkatkan kemampuan membaca pemahaman siswa
kelas IV MIN Persiapan 4 Padangsidimpuan.

BAB III
METODOLOGI PENELITIAN

A. Prosedur Penelitian
1. Setting Penelitian
a. Lokasi Penelitian
Penelitian ini dilakukan di MIN Persiapan 4 Padangsidimpuan, Jl.
Raya Angkola Julu. Desa Joring Lombang, Kecamatan
Padangsidimpuan Angkola Julu, Kota Padangsidimpuan.
b. Waktu Penelitian
Penelitian ini direncanakan pada semester genap tahun pelajaran
2019/2020 pada bulan Maret 2020.
c. Objek Penelitian
Objek dalam penelitian ini adalah peningkatan kemampuan
membaca pemahaman siswa melalui strategi peninjauan kesulitan
materi.
d. Subjek Penelitian
Subjek penelitian ini adalah guru dan siswa kelas IV MIN
Persiapan 4 Padangsidimpuan dengan jumlah siswa sebanyak 25
orang. Laki-laki berjumlah 13 orang dan perempuan berjumlah 12
18

orang. Peneliti memilih kelas IV A sebagai subjek penelitian, karena


pembelajaran di kelas tersebut dikatakan masih belum menguasai
materi pembelajaran dan masih banyak siswa yang kurang dalam
membaca pemahaman dengan baik dan benar.
2. Perencanaan Penelitian
Penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Penelitian

tindakan kelas (PTK) (Tim Pustaka Yustisia, 2007: 382) adalah penelitian

yang ditujukan untuk melakukan perubahan pada semua diri pesertanya

dan perubahan situasi tempat penelitian dilakukan guna mencapai

perbaikan pratik secara berlebihan. Sedangkan menurut Suharsimi

Arikunto (2007: 16), yaitu yang menyatakan bahwa dalam satu siklus

terdiri dari empat langkah pokok, yaitu Planning (rencana), Action

(Pelaksanaan), Observation (pengamatan)


24 dan Reflection (refleksi), dan

peneliti berencana untuk melakukan Penelitian Tindakan Kelas dalam 2

siklus.

Siklus I
Perencanaan

Refleksi Pelaksanaan

Pengamatan

Perencanaan

Refleksi Siklus II
Pelaksanaan

Pengamatan
19

Gambar 3.1 Desain Penelitian Tindakan Kelas Suharsimi Arikunto


20

Setiap siklus pada penelitian ini berisi pokok-pokok kegiatan antara lain:
a. Rancangan Skenario Tindakan
Tahap perencanaan atau persiapan tindakan, langkah-langkah yang
dilakukan oleh guru adalah sebagai berikut.
a) Menyusun silabus dan rencana pelaksaan pembelajaran (RPP)
berdasarkan langkah-langkah penerapan stretegi peninjuan kesulitan
materi.
b) Menyiapkan format pengamatan atau lembar observasi terhadap
aktivitas yang dilakukan guru dan aktivitas yang dilakukan oleh siswa
c) Menyiapkan kisi-kisi soal yang berkaitan dengan materi yang
dipelajari.
d) Membuat lembar kerja dan menyusun lembar kerja murid setelah
kegiatan diskusi berakhir
e) Meminta teman sejawat untuk menjadi observer serta menyiapkan
peralatan untuk dokumentasi
b. Kesiapan bahan dan Materi Pelajaran
Langkah–langkah pembelajaran dengan menerapkan strategi peninjauan
kesulitan materi yaitu:
a) Kegiatan awal
1) Guru membuka proses pembelajaran dengan mengucapkan salam
dan membaca do’a.
2) Guru mengingatkan siswa untuk duduk yang rapi ketika akan
memulai pelajaran.
3) Guru memberikan apersepsi, mengajak siswa untuk berfikir
tentang materi yang berkaitan.
4) Guru menjelaskan prosedur penerapan strategi peninjauan
kesulitan materi.
5) Guru menyampaikan tujuan pelajaran
a. Kegiatan inti
1) Guru membuat tiga hingga enam kategori pertanyan tinjauan,
kategori dibuat berdasarkan topiknya.
21

2) Guru membuat setidaknya tiga jawaban (dan pertanyaan yang


berkaitan) per kategori.
3) Guru memperlihatkan papan permainan peninjauan kembali pada
selembar kertas besar dan tebal.
4) Guru membentuk tim yang beranggotakan tiga hingga enam orang
siswa dan setidaknya kartu penjawab untuk tiap tim.
5) Guru memerintahkan tim untuk memilih kapten dan pencatat nilai
tim. Kapten tim yang memegang kartu penjawab pertama
mendapatkan kesempatan untuk menjawab, kapten tim harus
merundingkan dengn tim sebelum memberikan jawban.
6) Guru menjelaskan materi pelajaran dengan menyertakan jawaban
pertanyaan siswa.
7) Guru memastikan bahwa siswa menaruh perhatian yang lebih
dibandingkan biasanya.
8) Siswa diminta berdiskusi dengan teman satu tim untuk
mempersiapkan semua jawaban yang mana setiap jawaban harus
diberikan dalam bentuk pertanayaan.
9) Guru memerintahkan siswa untuk membuat pertanyan permainan.
10) Guru memberikan penilaian sesuai dengan laporan pencatat nilai
tim.
b. Kegiatan akhir
1) Guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk bertanya.
tentang materi pelajaran yang belum dipahami.
2) Guru menyimpulkan materi pelajaran hari ini.
3) Guru mengingatkan siswa untuk mrngerjakan tugasnya dirumah.
4) Guru menutup pelajaran dengan salam.
c. Observasi
Observasi dilakukan untuk mengamati proses pembelajaran
yang berlangsung di kelas. Dalam penelitian ini yang membantu
penulis dalam melakukan observsi adalah guru yang mengajar dikelas
IV MIN Persiapan 4 Padangsidimpuan. Observasi dilakukan
berdasarkan lembar pengamatan yang telah diberikan.
22

d. Refleksi
Refleksi dilakukan untuk mengetahui kekurangan-kekurangan
yang terjadi di dalam proses pembelajaran pada setiap pertemuan. Jika
dalam suatu siklus terdapat kekurangan yang menyebabkan
kemampuan membaca pemahaman siswa belum meningkat maka akan
dilakukan perbaikan. Proses pembelajaran akan dilakukan pada
pertemuan berikutnya.
e. Jenis dan Teknik Pengumpulan Data
1. Jenis Data
Jenis data yang diperoleh dalam penelitian ini yaitu : jenis
data kualitatif dan kuantitatif, yang terdiri atas:
a. Kemampuan Membaca Pemahaman
Yaitu data tentang kemampuan membaca pemahaman
siswa setelah tindakan pada siklus I dan siklus II yang
diperolah melalui tes keterampilan membaca.
b. Aktivitas Pembelajaran
Yaitu data tentang aktivitas guru dan aktivitas siswa
selama pembelajaran melalui strategi peninjauan kesulitan
materi yang diperoleh melalui lembar observasi.
2. Teknik Pengumpulan Data
a. Observasi
Observer melalukan pengamatan secara langsung
terhadap aktivitas guru dan siswa ketika proses belajar
maengajar berlngsung. Yang menjadi observer dalam
penelitian ini adalah guru kelas IV MIN Persiapan 4
Padangsidimpuan Sedangkan yang melaksanakan
perencanaan dan tindakan adalah peneliti sendiri.

b. Tes
Tes membaca pemahaman dilakukan dengan cara siswa
membaca teks bacaan yang sesuai dengan materi pelajaran.
Setelah siswa membaca wacana atau cerita tersebut,
23

kemudian mereka di tes secara tertulis dengan mengajukan


soal–soal yang berhubungan dengan isi wacana tersebut. Hal
ini berguna untuk mengukur tingkat membaca pemahaman
sebelum dan sesudah tindakan.
c. Dokumentasi
Dokumentasi dilaksanakan dengan menyertakan dokumen
yang berkaitan seperti, RPP, LKS, dan lain sebagainya atau
dengan mendokumentasikan dalam bentuk gambar atau foto
pada saat dilaksanakan penelitian.
3. Teknik Analisis Data
Setelah data terkumpul melalui observasi, data tersebut
diolah dengan menggunakan rumus persentase, yaitu sebagai
berikut:
F
P= x 100 %
N

Keterangan:

F = Frekuensi yang sedang dicari persentasenya


N= Number of Cases (jumlah frekuensi / banyaknya individu)
P = Angka Persentase

Kriteria penilaian untuk menentukan kemampuan membaca


pemahaman siswa terdiri dari empat kriteria yaitu sangat mampu,
mampu, kurang mampu, dan tidak mampu. Adapun kriteria
persentase tersebut yaitu sebagai berikut:
a. 80% - 100% tergolong sangat mampu.
b. 70% - 79% tergolong mampu.
c. 55% - 69% tergolong kurang mampu.
d. 54% - kebawah tergolong tidak mampu.
Kriteria penilaian aktivitas guru dalam kegiatan belajar
mengajar terdiri dari empat kriteria yaitu sangat sempurna,
24

sempurna, kurang sempurna, dan tidak sempurna, Adapun


kriteria persentase tersebut yaitu sebagai berikut:
a. 80% - 100% sangat sempurna.
b. 70% - 79% sempurna.
c. 55% - 69% kurang sempurna.
d. 54% - kebawah tidak sempurna.
25

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, Suharsimi. 2007. Penelitian Tindakan Kelas, Jakarta: Rineka Cipta.

Rahim, Farida. 2011. Pengajaran Membaca di Sekolah Dasar. Jakarta: PT Bumi


Aksara.

Razak, Abdul. 2007. Membaca Pemahaman Teori dan Aplikasi Pengajaran.


Pekanbaru : Autografika.

Santosa, Puji. dkk, 2008. Membaca dan Pembelajaran Bahasa Indonesia SD.
Jakarta: Universitas Terbuka.

Tarigan, Henry Guntur. 2008. Membaca Sebagai Suatu Keterampilan Berbahasa,


Bandung: Angksa.

Silberman, Melvin L. 2016. Active Learning 101 Cara Belajar Siswa Aktif,
Bandung: Penerbit Nusantara.

Tampubolon. 2008. Kemampuan Membaca Teknik Membaca Efektif dan


Efisien, Bandung: Angkasa.

Abidin, Yunus. 2012. Pembelajaran Membaca Berbasis Pendidikan Karakter,

Bandung: PT Refika Aditama.

Yustisia, Tim Pustaka. 2007. Panduan Lengkap KTSP, Jakarta: Tim Pustaka Yustisia,

Anda mungkin juga menyukai