Anda di halaman 1dari 50

72

BAB IV

PAPARAN DATA DAN TEMUAN PENELITIAN

Uraian berikut ini adalah salah satu upaya untuk mendeskripsikan keberadaan

obyek penelitian dan mendeskripsikan hasil penelitian berupa paparan data yang

telah dilaksanakan. Dari beberapa hal tersebut di atas, nantinya kita akan

mengetahui apakah metode jigsaw dalam meningkatkan motivasi belajar siswa

pada mata pelajaran Al-Qur’an Hadits siswa kelas VIII A MTS Al-Huda Gondang

Kabupaten Nganjuk dapat berhasil? Supaya situasi pembelajaran dapat diikuti

secara utuh, maka peneliti memaparkan semua proses yang terjadi selama

berlangsungnya pembelajaran, mulai dari kegiatan awal hingga peneliti menutup

pembelajaran dari masing-masing pertemuan. Penelitian ini mulai dilaksanakan

pada pertengahan Maret 2013 sampai selesai.

A. Paparan Data

1. Observasi Awal

Penelitian ini dilaksanakan di MTs Al-Huda Gondang Nganjuk,

khususnya pada siswa kelas VIII A, dengan fokus penelitian pada

peningkatan motivasi belajar siswa kelas VIII A setelah penerapan metode

jigsaw, aplikasi metode jigsaw dalam meningkatkan motivasi belajar siswa

kelas VIII A dan cara mengatasi kendala-kendala yang muncul selama

pelaksanaan metode jigsaw di kelas VIII A pada mata pelajaran Al-Qur’an

Hadits.

72
73

Peneliti memilih lokasi MTs Al-Huda, tepatnya di Desa Pandean

Kecamatan Gondang Kabupaten Nganjuk, karena MTs Al-Huda adalah

merupakan sekolah yang notabennya sangat kental nuansa keagamaannya

dalam proses pengembangan pola pembelajaran pada siswa-siswinya. Dengan

tenaga pengajar yang sudah akrab dengan metode-metode tradisional yang

sering digunakan menjadikan sebagian besar peserta didik menjadi kurang

termotivasi dalam proses pembelajaran sehingga mereka membuat kegaduhan

ditengah-tengah berlangsungnya proses belajar mengajar, rame sendiri begitu

juga wajah mereka menunjukkan kelesuan dan yang lebih memprihatinkan

lagi, motivasi peserta didik terhadap pembelajaran Al-Qur’an Hadits sangat

kurang, sehingga peserta didik tidak menguasai dengan baik materi yang telah

guru sampaikan.

Setelah memperoleh beberapa data yang menunjukkan bahwa siswa di

MTs Al-Huda Gondang, khususnya kelas VIII A yang proses

pembelajarannya kurang optimal maka perlu diberikan tindakan yang postitif

dengan tujuan untuk meningkatkan motivasi siswa dalam mempelajari Al-

Qur’an Hadits. Maka mulai tanggal 08 April 2013, peneliti mendapat izin

resmi dan tertulis dari pihak Kampus Stain Kediri dan kepala sekolah MTs

Al-Huda Gondang untuk mengadakan penelitian.

Peneliti melakukan wawancara kepada Bapak Musthofa selaku guru mata

pelajaran Al-Qur’an Hadits kelas VIII A. Dari hasil wawancara tersebut dapat

diperoleh informasi bahwa guru masih menggunakan pembelajaran

tradisional. Adapun metode yang dipakai sampai saat itu adalah ceramah.

73
74

Setelah diberi izin untuk melakukan penelitian di sekolah tersebut, peneliti

mulai meminta materi yang akan peneliti lakukan yaitu Al-Qur’an Hadits

dengan menemui guru yang bersangkutan dan mendapatkan materi yang

peneliti inginkan. Peneliti juga meminta data-data yang diperlukan sebagai

tolak ukur keberhasilan ketika menerapkan pembelajaran dengan strategi

yang akan dilaksanakan.

Kriteria ketuntasan minimal yang ditetapkan oleh MTs Al-Huda

Gondang untuk mata pelajara Al-Qur’an Hadits adalah 75. Dalam penelitian

ini ada 3 siklus. Pada setiap siklus peneliti ikut pada panduan siklus dalam

PTK yaitu ada empat tahapan, antara lain perencanaan, implementasi,

observasi/interpretasi, analisis dan refleksi. Sebelum peneliti memulai

penelitian dengan metode yang akan peneliti pakai, terlebih dahulu peneliti

akan melakukan pra siklus dengan menggunakan metode yang biasanya

dipakai oleh guru bidang studi Al-Qur’an Hadits.

2. Pra siklus

a. Perencanaan Pra siklus

Pra siklus dirancang dengan tujuan untuk mengetahui tingkat

pemahaman peserta didik terhadap situasi pembelajaran sebelumnya serta

motivasi mereka sebelum diterapkannya metode jigsaw, yaitu

pembelajaran dengan menggunakan metode tradisional/ ceramah.

Adapun persiapan dalam pelaksanaan pra siklus yaitu membuat rencana

pembelajaran sebagai berikut:

74
75

1) Kegiatan awal, guru memberikan salam, dan peneliti melakukan

perkenalan dengan kelas VIII A serta memberikan motivasi

kepada peserta didik untuk menggugah semangat baru dalam

diri peserta didik.

2) Kegiatan inti, guru mulai bertanya sedikit tentang pelajaran

sebelumnya. Kemudian dilanjutkan dengan pemberian soal pra

siklus kepada peserta didik untuk mengetahui sejauh mana

tingkat pengetahuan atau daya ingat peserta didik terhadap

pembelajaran yang diperoleh selama menggunakan metode

ceramah.

3) Kegiatan akhir, guru memberikan pesan-pesan yang bermanfaat

sebelum meninggalkan kelas, agar peserta didik selalu giat

belajar, dan mengucapkan salam penutup.

b. Pelaksanaan Pra siklus

Pra siklus dilaksanakan pada tanggal 09 April 2013 pada jam kedua

dan ketiga, pra siklus dilaksanakan selama 2 x 35 menit atau 2 jam

pelajaran, kali ini dicoba dengan materi yang sudah pernah dijelaskan

jauh pada pertemuan sebelumnya yaitu tentang materi menerapkan

hukum bacaan lam dan ro’ dalam Q.S. Al-Humazah dan At-Takatsur.

Suasana dikelas mulai agak gaduh setelah peneliti membagikan soal yang

akan dijawab oleh peserta didik, banyak peserta didik yang bertanya

kepada teman sebelahnya untuk memperoleh jawaban yang sesuai. Ada

75
76

yang sembunyi-sembunyi untuk melihat pada buku catatan. Bahkan ada

yang jalan-jalan untuk mencari jawaban dari teman-temannya yang lain.

Itu semua karena ketidaksiapan siswa dalam menjawab soal yang

diberikan oleh peneliti. Pada saat mengerjakan pra siklus, peserta didik

kurang begitu semangat, dan isi jawabannya masih ada yang kosong atau

hanya separuh yang dijawab, tidak secara keseluruhan. Hasil pengamatan

peneliti terhadap ketuntasan belajar siswa pada saat pra siklus dapat

dilihat dalam tabel berikut :1

Tabel 4.1
Hasil Test Pra Siklus Mata Pelajaran Al-Qur’an Hadits Kelas VIII A
NO NAMA NILAI KET
1 Andika Fauzi Rohman 65 Tidak Tuntas
2 Andrian Dwi Cahyono Putra 75 Tuntas
3 Anik Winarsih 60 Tidak Tuntas
4 Anjang Astriorini 60 Tidak Tuntas
5 Aprilia Wahyu Mukarromah 75 Tuntas
6 Arta Rizky Mahardika 78 Tuntas
7 Binti Anik Sulastri 80 Tuntas
8 Binti Nur Khasanah 70 Tidak Tuntas
9 Dani Santoso 83 Tuntas
10 Dian Natalia 60 Tidak Tuntas
11 Evi Ratna Sari 60 Tidak Tuntas
12 Hania Purwitasari Agustina 77 Tuntas
13 Ikke Nur Wahyuni 80 Tuntas
14 Indah Mawardani 67 Tidak Tuntas
15 Khozin Nasuha 70 Tidak Tuntas
16 Kinanti Tri Wardani 70 Tidak Tuntas
17 M. Junaedi 65 Tidak Tuntas
18 Mondy Yoni Prastyo 72 Tidak Tuntas
19 Rendik Prasetyo 70 Tidak Tuntas
20 Ribut Krismoniwati 65 Tidak Tuntas
21 Riza Indahini 80 Tuntas
22 Suheni Agus Setyoningsih 60 Tidak Tuntas
23 Sutikno 75 Tuntas
24 Very Eko Prasetyo 65 Tidak Tuntas
25 Welly Kurniawan 60 Tidak Tuntas
1
Dokumentasi, di kelas VIII A MTs Al-Huda Gondang, 09 April 2013.

76
77

26 Winda Triyana 67 Tidak Tuntas


27 Yuliana 65 Tidak Tuntas
28 Zainal Abidin 60 Tidak Tuntas
29 Zulia Fijannatinna’im 80 Tuntas

Nilai Tertinggi 83
Nilai Terendah 60
Rata-rata 69

Berdasarkan distribusi nilai pra siklus pada tabel di atas,

menunjukkan bahwa peserta didik selama ini bisa dikatakan kurang

termotivasi dalam mengikuti proses pembelajaran Al-Qur’an Hadits,

sehingga berpengaruh pada prestasi belajar peserta didik sehingga

mendapat hasil yang kurang memuaskan. Hal ini bisa diketahui bahwa

dari 29 siswa yang tuntas belajar untuk sementara masih mencapai 10

siswa dan yang belum tuntas mencapai 19 siswa dengan nilai ketuntasan

minimal 75. Sehingga bila kita analisis lebih lanjut yaitu 10/29 x 100% =

34%, ini artinya siswa belum bisa dikatakan tuntas belajar, karena jumlah

siswa yang mencapai ketuntasan belajar masih dibawah 75% yaitu baru

34%.

c. Pengamatan Hasil Pra siklus

Dilihat dari hasil pra siklus, banyak sekali siswa yang asal-asalan

menjawab pertanyaan yang diberikan, dan mereka kurang semangat serta

kurang antusias untuk mengerjakannya, banyak peserta didik yang putus

asa dengan kemampuan yang dimilikinya. Hal ini dapat dilihat dari

ketidaksiapan mereka dalam mengikuti kegiatan belajar mengajar.

Dilihat dari nilai yang diperoleh, dapat disimpulkan bahwa siswa kurang

77
78

begitu termotivasi atas pelajaran yang sudah dipelajari kemarin. Jadi

mereka merasa enggan untuk belajar di rumah sehingga berdampak pada

nilai sehingga mereka banyak yang memperoleh nilai yang cenderung

rendah. Hasil ini menunjukkan bahwa metode ceramah saja kurang cocok

jika diterapkan dalam pembelajaran Al-Qur’an Hadits. Indikator

rendahnya motivasi dan kurangnya keaktifan adalah banyak siswa yang

cenderung tidak peduli dengan jawabannya, apakah salah atau betul,

tidak adanya keinginan untuk bertanya jika mengalami kesulitan, mereka

cenderung diam, tidak peduli dengan perolehan hasil yang mereka

dapatkan. Itulah dampak karena siswa tidak diikut sertakan untuk

berperan aktif pada saat proses pembelajaran berlangsung. Dan berikut

adalah hasil pengamatan peneliti terhadap sikap dan minat siswa terhadap

pembelajaran pada saat pra siklus :2

Tabel 4.2
Hasil Pengamatan Sikap Siswa Pada Pra Siklus
NO SIKAP YANG DI NILAI KB C B SB
1 Rasa keingin tahuan siswa dalam
1
pembelajaran
2 Minat siswa terhadap mata
pelajaran Al-Qur’an Hadits yang 1
diajarkan dengan metode ceramah
3 Keaktifan siswa dalam
2
pembelajaran
4 Kesadaran siswa untuk tidak
mencontek ketika mengerjakan 1
soal
5 Keberanian siswa dalam
2
mengutarakan pendapat/ bertanya
JUMLAH 3 4 - -
Jumlah Perolehan Skor 7
Jumlah Skor Rata-Rata 1,4

2
Observasi, di kelas VIII A MTs Al-Huda Gondang, 09 April 2013.

78
79

Nilai Prosentase 35%


Kriteria Pengujian Kurang Baik

Keterangan :

KB : Kurang Baik

C : Cukup

B : Baik

SB : Sangat Baik

Berdasarkan tabel di atas, diketahui jumlah akhir skor sikap siswa

dalam mengikuti pembelajaran dengan metode ceramah yaitu 7. Jika

dinyatakan dalam skor rata-rata adalah 7/5 = 1,4 kemudian bila

dinyatakan dalam skala prosentase adalah 1,4/4 x 100 = 35%. Sesuai

dengan kategori yang telah ditetapkan dalam metodologi penelitian di

bab III, maka masuk dalam kriteria penilaian “Kurang Baik”. Ini

menunjukkan siswa belum antusias dan termotivasi dalam mengikuti

pembelajaran dengan metode ceramah.

d. Refleksi Pra siklus

Dari hasil pra siklus dapat disimpulkan bahwa penggunaan metode

ceramah saja, kurang mengena dan kurang cocok diterapkan dalam

pembelajaran Al-Qur’an Hadits. Karena metode ini menyebabkan siswa

kurang semangat dan antusias dalam belajar. Hal ini tampak pada raut

wajah siswa yang malas-malasan dalam menjawab soal pra siklus yang

diberikan oleh peneliti. Sehingga rasa keingintahuan yang dimiliki siswa

79
80

kurang, dan mengakibatkan suasana kelas menjadi pasif dan akhirnya

berdampak pada rendahnya motivasi belajar siswa. Dengan metode

ceramah ini, peserta didik hanya mengandalkan informasi dari guru saja,

padahal materi yang disajikan, dapat diakses dari berbagai sumber.

Untuk menyikapi hasil dari pra siklus yang telah dilaksanakan, maka

perlu adanya perbaikan/ pembenahan sebagai berikut:

1) Mengaktifkan peserta didik dengan menggunakan strategi dan

metode yang tepat sesuai dengan karakteristik peserta didiknya.

Peneliti dalam hal ini akan melakukan tindakan kepada peserta

didik untuk meningkatkan motivasi belajar siswa dengan

menggunakan metode jigsaw.

2) Mengadakan refleksi pada setiap pertemuan atau siklus untuk

mengetahui tingkat keberhasilan pembelajaran yang telah

dilaksanakan.

Setelah peneliti mengadakan pra siklus, rencana selanjutnya adalah

menerapkan pembelajaran dengan metode jigsaw sesuai dengan tujuan

kedatangan peneliti di MTs Al-Huda Gondang yaitu menerapkan metode

jigsaw untuk meningkatkan motivasi belajar siswa pada mata pelajaran

Al-Qur’an Hadits siswa kelas VIII A MTs Al-Huda Gondang Kabupaten

Nganjuk.

Sebelum pertemuan pada pra siklus diakhiri, peneliti melakukan

wawancara kepada siswa dan guru untuk mengungkapkan tanggapan

mereka terhadap pembelajaran yang berlangsung selama ini. Hasil

80
81

analisis terhadap respon siswa kelas VIII A MTs Al-Huda Gondang

tahun pelajaran 2012/2013 sebelum diterapkannya pembelajaran dengan

metode jigsaw dalam pembelajaran Al-Qur’an Hadits kurang begitu baik.

Hal seperti itu tercermin dari tanggapan mereka melalui hasil wawancara

siswa, guru dan kepala sekolah berikut ini, Menurut Yuliana “Saya

merasa bosan pak dengan metode ceramah, menurut saya kurang

menarik, dan membuat saya menjadi ngantuk, terus kalau mengantuk

dihukum pak.”3 Menurut Rendik “Pas pelajaran diterangkan dengan

ceramah, pikiran saya gampang melamun, tahu-tahu pelajaran dah lewat

gitu aja pak, dan tiba-tiba udah bel waktu habis”.4 Menurut Ribut “Saya

bingung pak mau ngomong gimana, pokoknya yang sering terjadi ketika

pembelajaran, teman-teman sering ngobrol sendiri pak, termasuk saya,

karena kami kurang diperhatikan ketika belajar”.5

Menurut bapak Moh. Musthofa selaku guru bidang studi:


Memang saya akui, metode yang saya gunakan membuat siswa tidak
semangat dan kurang termotivasi, sehingga itu berpengaruh juga
pada hasil belajar mereka dan untuk selanjutnya akan kita coba
dengan menggunakan metode lain, dalam hal ini akan kita gunakan
metode jigsaw seperti yang anda sarankan dalam PTK ini dengan
harapan proses belajar mengajar menjadi lebih baik dan motivasi
belajar siswa meningkat.6

Menurut bapak Ali selaku kepala sekolah, beliau berpendapat :


Memang sebelum masuk kelas itu sebagai persiapan, guru dituntut
untuk menguasai materi yang akan diberikan, disamping itu guru
juga harus lihai dan ahli dalam mengelola kelasnya dan tentunya

3
Yuliana, Siswi kelas VIII A, Ruang kelas VIII A MTs Al-Huda Gondang, 09 April 2013
4
Rendik Prasetyo, Siswa kelas VIII A, Ruang kelas VIII A MTs Al-Huda Gondang, 09 April 2013
5
Ribut Krismoniwati, Siswi kelas VIII A, Ruang kelas VIII A MTs Al-Huda Gondang, 09 April
2013
6
Moh. Musthofa, Guru Al-Qur’an Hadits, Ruang kelas VIII A MTs Al-Huda Gondang, 09 April
2013.

81
82

semua itu tidak akan berhasil tanpa adanya metode atau strategi yang
sesuai dengan kondisi dan kebutuhan siswanya.7

Supaya paparan data dari hasil observasi awal dapat diambil

kesimpulan dan menemukan titik temunya, maka peneliti akan mencoba

untuk memverifikasi data yang diperoleh. Ketika peneliti dan guru

melaksanakan pra siklus banyak diantara siswa yang berkeliaran ketika

sedang mengerjakan soal, hal itu mereka lakukan karena mereka

kebingungan untuk menjawab soal yang diberikan padahal itu terkait

dengan materi yang telah disampaikan sebelumnya, para siswa banyak

yang lupa akhirnya mereka menyontek atau menanyakan jawaban pada

teman mereka. Setelah selesai mengerjakan soal peneliti dan guru

mengoreksi jawaban mereka dan hasilnya sangat jauh dibawah kriteria

ketuntasan minimal, dari 29 siswa yang lulus pra siklus hanya 10 siswa

atau 34% saja dan hal itu tentunya diluar harapan. Kemudian diperkuat

dengan hasil wawancara dengan siswa guru dan kepala sekolah terhadap

pembelajaran yang selama ini berlangsung, siswa berpendapat kalau

pembelajaran Al-Qur’an Hadits selama ini kurang menyenangkan,

kurang membuat mereka termotivasi, mengantuk ketika guru sedang

menerangkan dan metode yang kurang tepat yang mana hal tersebut

dibenarkan oleh guru yang sering menyaksikan keadaan tersebut dan

anjuran dari kepala sekolah yang sebenarnya telah sangat menganjurkan

guru untuk lebih menguasai materi dan menguasai metode pembelajaran

yang tepat.
7
Ali Musafak, M.Pd.I, Kepala Sekolah MTs Al-Huda Gondang, Ruang Kepala Sekolah, 09 April
2013.

82
83

Dari uraian di atas peneliti menyimpulkan bahwa metode baru dalam

pembelajaran Al-Qur’an Hadits di kelas VIII A MTs Al-Huda Gondang

sangatlah diperlukan agar hal-hal negatif yang telah disebutkan di atas

dapat dihindari dan tentunya dapat meningkatkan motivasi belajar siswa,

sehingga tujuan pembelajaran dapat dicapai dengan maksimal.

3. Siklus I

a. Perencanaan Tindakan

Sebelum penelitian dilakukan, peneliti membuat perencanaan atas

dasar sebagai berikut:

1) Pengamatan peneliti dengan melihat nilai pra siklus yang

dilaksanakan pada tanggal 09 April 2013, menunjukkan bahwa

rendahnya motivasi siswa dalam belajar sehingga berdampak

pada nilai mata pelajaran Al-Qur’an Hadits sangat rendah dan

nilai siswa banyak yang kurang dari kriteria ketuntasan minimal.

Karena pada memori mereka materi tentang menerapkan hukum

bacaan lam dan ro’ dalam Q.S. Al-Humazah dan At-Takatsur

yang telah dijelaskan dan diajarkan oleh guru pada pertemuan

sebelumnya, kebanyakan siswa sudah tidak begitu

mengingatnya karena pada waktu menerangkan strategi

pembelajaran yang digunakan guru masih dengan metode

ceramah yang dirasa kurang mengena dan mengakibatkan siswa

kurang termotivasi dalam belajar sehingga mengakibatkan

83
84

mereka mudah lupa dan materi itu hanya tersimpan dalam

memori jangka pendek saja akhirnya siswa menjadi mudah lupa

dan yang lebih parah lagi menjadikan hasil belajar menurun.

Akhirnya peneliti membuat perencanaan pembelajaran yang

lebih efektif lagi.

2) Dalam pembelajaran pada siklus pertama ini, peneliti akan

menggunakan metode jigsaw. Dengan menerapkan metode

jigsaw yang di dalamnya mengikut sertakan peserta didik secara

aktif dalam proses pembelajaran, dengan harapan kualitas

pembelajaran dapat ditingkatkan dan dapat menumbuhkan

motivasi belajar dalam setiap individu peserta didik.

Dalam tahap perencanaan ini, peneliti dan guru menyusun rencana

pelaksanaan pembelajaran (RPP) untuk standar kompetensi peserta didik

mampu memahami isi kandungan Q.S. Al-Humazah dan At-Takatsur

tentang menimbun harta. Sedangkan kompetensi dasarnya adalah

Membaca Q.S. Al-Humazah dan At-Takatsur , Menerjemahkan Q.S. Al-

Humazah dan At-Takatsur, Memilih ayat-ayat dalam Q.S. Al-Humazah

dan At-Takatsur tentang menimbun harta (serakah), Menjelaskan isi

kandungan Q.S. Al-Humazah dan At-Takatsur tentang menimbun harta

(serakah).

Kriteria untuk menentukan bahwa metode yang dikembangkan telah

berhasil memecahkan masalah yang sedang diupayakan pemecahannya,

dilakukan secara kualitas maupun kuantitas. Secara kualitas dapat dilihat

84
85

dari aktivitas peserta didik selama proses pembelajaran, seperti tingkat

motivasi, keceriaan, keantusiasan dan kreativitas dalam mengikuti proses

pembelajaran. Hal ini dapat dilihat dari pengamatan peneliti selama

pembelajaran Al-Qur’an Hadits berlangsung.

Sedangkan secara kuantitatif dilakukan dengan cara tes.

Keberhasilan adanya motivasi individual bisa juga dilihat jika siswa

memperoleh ketuntasan belajar minimal 75. Ini adalah skor minimal

batas ketuntasan minimal sebagaimana ketentuan sistem evaluasi yang

tercantum dalam pedoman pendidikan MTs Al-Huda Gondang Tahun

Pelajaran 2012/2013.

Pada rencana tindakan siklus pertama, peneliti menerapkan

pembelajaran Al-Qur’an Hadits dengan menggunakan metode jigsaw.

Metode ini diupayakan agar siswa mempunyai motivasi yang tinggi dan

mampu berperan aktif dalam belajar di kelas serta terlibat aktif dalam

kerja sama antar siswa dalam kelompok sehingga motivasi dan prestasi

belajar mereka meningkat. Hal ini dilakukan agar masing-masing siswa

tidak melakukan tindakan semaunya sendiri, seperti mempelajari materi,

mengerjakan tugas mata pelajaran selain Al-Qur’an Hadits, dan mau

berfikir mandiri serta tanggap dengan berbagai macam perintah guru

yang sifatnya membangun. Sehingga pengetahuan tentang pelajaran Al-

Qur’an Hadits menjadi maksimal dan dapat diterapkan dalam kehidupan

sehari-hari.

85
86

Siklus pertama dilaksanakan sebanyak 1 kali pertemuan atau selama

70 menit, yang dilaksanakan pada tanggal 16 April 2013. Kegiatan

pembelajaran dirancang untuk memberikan pemahaman secara garis

besar kepada peserta didik tentang bagaimana cara yang efektif dan

efisien untuk dapat menguasai lafadz dan cara menghafal dengan ejaan

yang baik dan benar dalam pembelajaran Al-Qur’an Hadits. RPP

dikembangkan berdasarkan silabus yang dipakai guru Al-Qur’an Hadits

di MTs Al-Huda Gondang selama ini.

Sumber belajar yang digunakan dalam pembelajaran adalah buku

panduan Al-Qur’an Hadits sesuai dengan kurikulum KTSP dan LKS.

Adapun untuk mengungkap hasil peningkatan motivasi dan prestasi

belajar siswa digunakan instrumen penilaian berupa pedoman

pengamatan terhadap aktivitas peserta didik selama mengikuti proses

pembelajaran, dan tes hasil belajar.

b. Pelaksanaan Tindakan

Pada awal pertemuan pertama, sebelum siklus penelitian tindakan

kelas dilaksanakan, peserta didik diberi penjelasan tentang pentingnya

mempelajari Al-Qur’an dan Hadits dengan mengetahui lafad, arti

maupun kandungannya. Belajar dengan mengatakan dan melakukan akan

diperoleh daya serap yang tinggi atas perolehan hasil belajar, untuk itu

yang memiliki kemampuan diatas rata-rata hendaknya dengan ringan

tangan dapat membantu mereka yang memiliki kemampuan dibawahnya.

Penjelasan semacam ini diperlukan untuk menumbuhkan semangat rela

86
87

menolong yang lemah dan meminimalkan perasaan enggan untuk

membantu temannya.

Rangsangan selanjutnya adalah dengan mengemukakan kompetensi

dasar yang harus dikuasai peserta didik dalam pembelajaran yang akan

dilaksanakan, informasi tentang konsep-konsep yang akan dipelajari dan

masalah-masalah yang akan dibahas, serta langkah-langkah pembelajaran

yang akan dilalui sebagaimana disajikan dalam rencana pembelajaran

sekaligus membagi kelompok jigsaw sesuai dengan materi pembelajaran.

Setelah dipersiapkan rencana pembelajaran dan metode yang akan

dipakai maka proses selanjutnya yaitu peneliti dan guru membagi materi

Al-Qur’an Hadits tentang Memahami isi kandungan Q.S. Al-Humazah

dan At-Takatsur tentang menimbun harta menjadi empat sub bab yaitu

(1) Membaca Q.S. Al-Humazah dan At-Takatsur dengan baik dan benar,

(2) Menerjemahkan Q.S. Al-Humazah dan At-Takatsur serta menjelaskan

makna-makna yang sulit difahami, (3) Menganalisa ayat-ayat dalam Q.S.

Al-Humazah dan At-Takatsur tentang menimbun harta (serakah) serta

ancaman Allah kepada orang yang serakah, (4) Menjelaskan isi

kandungan Q.S. Al-Humazah dan At-Takatsur tentang menimbun harta

(serakah), yang berlangsung selama 2 x 35 menit sebagai berikut :

1) Kegiatan Awal (10 Menit)

1. Peneliti dan Guru mengucap salam dan membuka pelajaran

dengan membaca do’a bersama

87
88

2. Menanyakan kabar dan mengabsen siswa

3. Mengkondisikan siswa untuk siap berdiskusi dan

membentuk 4 kelompok asal

4. Guru menyampaikan pokok materi bahasan yang akan

dibahas

5. Guru dan peneliti membagikan lembar bahan diskusi pada

setiap kelompok dengan materi berbeda

2) Kegiatan Inti (45 Menit)

1. Setiap anggota kelompok asal mempelajari materi dengan

sub bab berbeda tentang materi yang telah diberikan pada

lembar materi diskusi

2. Kemudian membentuk kelompok ahli yang terdiri dari 1

orang dari setiap kelompok asal yang mendapat materi sama

kemudian berdiskusi membahas materi yang sama tersebut

bersama teman dari kelompok asal

3. Setelah diskusi dalam kelompok ahli selesai, anggota

kelompok ahli kembali ke kelompok asal kemudian

menyampaikan hasil diskusi dari kelompok ahli sedang

anggota kelompok lainnya mendengarkan.

88
89

4. Setelah penyampaian materi dari kelompok ahli selesai,

semua anggota kelompok mengerjakan soal post tes yang

telah disediakan oleh guru dan peneliti

5. Guru dan peneliti memberi kesempatan kepada siswa untuk

menayakan materi yang belum jelas atau belum difahami.

6. Membahas pertanyaan-pertanyaan tersebut secara umum

dengan jawaban secara menyeluruh.

3) Tahap Akhir (15 Menit)

1. Semua siswa mengumpulkan hasil tes kepada guru dan

peneliti.

2. Guru menyimpulkan materi kandungan Q.S. Al-Humazah

dan At-Takatsur tentang menimbun harta.

3. Guru dan peneliti memotivasi siswa untuk belajar lebih giat

lagi dan menutup dengan salam.

Kegiatan ini dilakukan secara berkelompok, sehingga seluruh siswa

ikut berperan aktif dalam kegiatan pembelajaran. Selama siswa

melaksanakan tugas yang diberikan oleh guru atau ketika diskusi dalam

kelompok berlangsung, guru dan peneliti mengamati dan menilai siswa

dalam bekerja kelompok, guru juga memberikan pengarahan apabila

89
90

dalam proses diskusi masih ada bagian-bagian yang belum dimengerti

oleh siswa. Berikut hasil test pada siklus I :8

Tabel 4.3
Hasil Test Siklus I Mata Pelajaran Al-Qur’an Hadits Kelas VIII A
NO NAMA NILAI KET
1 Andika Fauzi Rohman 80 Tuntas
2 Andrian Dwi Cahyono Putra 80 Tuntas
3 Anik Winarsih 70 Tidak Tuntas
4 Anjang Astriorini 72 Tidak Tuntas
5 Aprilia Wahyu Mukarromah 85 Tuntas
6 Arta Rizky Mahardika 88 Tuntas
7 Binti Anik Sulastri 80 Tuntas
8 Binti Nur Khasanah 75 Tuntas
9 Dani Santoso 80 Tuntas
10 Dian Natalia 70 Tidak Tuntas
11 Evi Ratna Sari 72 Tidak Tuntas
12 Hania Purwitasari Agustina 80 Tuntas
13 Ikke Nur Wahyuni 80 Tuntas
14 Indah Mawardani 67 Tidak Tuntas
15 Khozin Nasuha 76 Tuntas
16 Kinanti Tri Wardani 75 Tuntas
17 M. Junaedi 70 Tidak Tuntas
18 Mondy Yoni Prastyo 79 Tuntas
19 Rendik Prasetyo 80 Tuntas
20 Ribut Krismoniwati 70 Tidak Tuntas
21 Riza Indahini 80 Tuntas
22 Suheni Agus Setyoningsih 72 Tidak Tuntas
23 Sutikno 78 Tuntas
24 Very Eko Prasetyo 72 Tidak Tuntas
25 Welly Kurniawan 72 Tidak Tuntas
26 Winda Triyana 80 Tuntas
27 Yuliana 70 Tidak Tuntas
28 Zainal Abidin 82 Tuntas
29 Zulia Fijannatinna’im 80 Tuntas

Nilai Tertinggi 88
Nilai Terendah 67
Rata-rata 76

8
Dokumentasi, di kelas VIII A MTs Al-Huda Gondang, 16 April 2013.

90
91

Dari hasil test pada siklus I, dapat diketahui bahwa dari 29 siswa,

jumlah yang tuntas dalam belajar mencapai 18 siswa dan yang belum

tuntas adalah 11 siswa dengan prosentase keberhasilan mencapai 62%.

Dibandingkan dengan prosentase ketika pra siklus yang hanya sebesar

34% maka pada siklus I ini telah mengalami peningkatan sebesar 28%.

Namun dari hasil di atas baru sedikit dan peningkatan itu belum

sepenuhnya maksimal karena masih ada 11 siswa yang belum tuntas

belajarnya.

Setelah pembelajaran pada siklus I ini selesai, peneliti melakukan

wawancara kembali dengan para siswa mengenai pembelajaran yang

telah dilakukan dengan menggunakan metode jigsaw.

Menurut pendapat Khozin dalam penerapan metode jigsaw pada siklus


pertama:
Saya menyukai metode yang bapak terapkan karena dengan metode
ini saya bisa lebih semangat mengikuti pembelajaran dan otomatis
saya tidak mengantuk lagi, tapi waktu awal tadi saya masih agak
bingung karena baru ini pake metode seperti ini, dan tentunya
membuat suasana kelas lebih hidup pak.9

Menurut pendapat Ribut dalam penerapan metode jigsaw pada siklus


pertama:
Pada waktu diskusi kelompok temen-temen tetep rame pak, tapi
ramenya bukan karena ngobrol sendiri tapi ngebahas materi yang
jenengan berikan, dan ramenya juga karena kita belum terlalu faham
dengan metode ini, namun dengan metode yang jenengan terapkan
tadi membuat saya lebih termotivasi untuk aktif di kelas pak.10

9
Khozin Nasuha, Siswi kelas VIII A, Ruang kelas VIII A MTs Al-Huda Gondang, 16 April 2013
10
Ribut Krismoniwati, Siswi kelas VIII A, Ruang kelas VIII A MTs Al-Huda Gondang, 16 April
2013

91
92

Menurut pendapat Anik dalam penerapan metode jigsaw pada siklus


pertama:
Tadi saya dan temen-temen kelompok saya masih pada bingung pak
dengan metode jigsaw ini, meskipun sudah jenengan jelaskan
sebelumnya, dan yang jelas kelihatan temen-temen banyak yang
malu dan dredeg karena harus mengajari anggota kelompoknya dan
harus ngomong dihadapan temen-temen kelompok, karena kami
jarang seperti ini, yang sering ya cuma mendengarkan guru ceramah
saja.11
c. Pengamatan

Kegiatan pengamatan pada siklus I ini dilakukan untuk mengetahui

tingkat motivasi siswa dalam mengikuti pembelajaran dengan metode

jigsaw yang meliputi lima komponen sikap, untuk meningkatkan

motivasi belajar Al-Qur’an Hadits. Berdasarkan pengamatan dan

penemuan peneliti pada pembelajaran siklus I, penilaian terhadap

aktivitas siswa dalam mengikuti pembelajaran dengan metode jigsaw

pada mata pelajaran Al-Qur’an Hadits, selengkapnya disusun dalam tabel

sebagai berikut :12

Tabel 4.4
Hasil Pengamatan Sikap Siswa Siklus I
NO SIKAP YANG DI NILAI KB C B SB
1 Rasa keingin tahuan siswa dalam
2
pembelajaran
2 Minat siswa terhadap mata
3
pelajaran Al-Qur’an Hadits
3 Keaktifan siswa dalam
2
pembelajaran
4 Kesadaran siswa untuk tidak
mencontek ketika mengerjakan 2
soal
5 Keberanian siswa dalam 3
berpartisipasi dengan temannya

11
Anik Winarsih Krismoniwati, Siswi kelas VIII A, Ruang kelas VIII A MTs Al-Huda Gondang,
16 April 2013
12
Observasi, di kelas VIII A MTs Al-Huda Gondang, 16 April 2013.

92
93

dalam kelompok
JUMLAH - 6 6 -
Jumlah Perolehan Skor 12
Jumlah Skor Rata-Rata 2,4
Nilai Prosentase 60%
Kriteria Pengujian Kurang Baik

Keterangan :

KB : Kurang Baik

C : Cukup

B : Baik

SB : Sangat Baik

Berdasarkan tabel di atas, diketahui jumlah akhir skor sikap siswa

dalam mengikuti pembelajaran dengan metode jigsaw yaitu 12. Jika

dinyatakan dalam skor rata-rata adalah 12/5 = 2,4 kemudian bila

dinyatakan dalam skala prosentase adalah 2,4/4 x 100 = 60%. Sesuai

dengan kategori yang telah ditetapkan dalam metodologi penelitian di

bab III, maka masuk dalam kriteria penilaian “Kurang Baik”. Pada siklus

I ini, terdapat nomor yang mendapat poin tertinggi yaitu nomor 2 dan 5.

Ini menunjukkan siswa sudah cukup antusias dalam mengikuti

pembelajaran dengan metode jigsaw terutama pada sikap minat siswa

terhadap mata pelajaran Al-Qur’an Hadits dan keberanian siswa dalam

berpartisipasi dengan temannya dalam kelompok, namun pada aspek

lainnya masih kurang dan perlu perbaikan lagi untuk pertemuan

selanjutnya.

93
94

Beberapa kendala ditemukan dalam siklus I, kendala-kendala

tersebut antara lain :

1) Masih ada beberapa siswa yang bingung dengan penerapan

metode jigsaw

2) Pengkoordinasian siswa agak sulit, karena sebelumnya mereka

belum pernah menggunakan metode jigsaw

3) Penyampaian hasil diskusi dari kelompok ahli kedalam

kelompok asal sudah cukup baik, namun masih ada anggota

dalam kelompok tersebut yang kurang fokus

4) Waktu untuk menyelesaikan post test dirasakan siswa masih

kurang, hal ini dikarenakan waktu banyak dihabiskan untuk

mengkoordinasikan siswa diawal pembelajaran

d. Refleksi Tindakan

Berdasarkan pengamatan yang dilakukan oleh peneliti, pada siklus

pertama ini terdapat beberapa perbedaan jika dibandingkan pada waktu

pra siklus yang masih menggunakan metode ceramah. Yaitu siswa lebih

bersemangat dan aktif dalam pembelajaran. Sikap kurang antusias yang

dulu terlihat kini sudah berkurang dan peneliti deskripsikan dengan

uraian berikut :

1) Pada awalnya, siswa agak susah diatur. Hal ini karena metode

jigsaw adalah metode yang baru bagi mereka, sehingga pada

awal penggunaan metode ini masih terlihat beberapa siswa yang

94
95

bingung. Namun setelah mendapatkan penjelasan dari guru dan

peneliti, mereka mulai dapat memahami maksud dari

pembelajaran dengan metode jigsaw ini

2) Pelaksanaan diskusi dapat berjalan lumayan lancar karena

sebelumnya para siswa kalau sekedar berdiskusi dengan

temannya sudah pernah dilakukan

3) Ketika penyampaian hasil diskusi pun berjalan lancar, kecuali

terdapat beberapa anak saja yang kurang tanggap ketika materi

dijelaskan oleh tim ahli mereka

4) Sikap siswa terhadap pembelajaran dalam siklus ini

menunjukkan perubahan yang positif dibandingkan ketika pra

siklus

5) Dari hasil test pada siklus I, dapat diketahui bahwa dari 29

siswa, jumlah yang tuntas dalam belajar mencapai 18 siswa dan

yang belum tuntas adalah 11 siswa dengan prosentase

keberhasilan mencapai 62%. Dibandingkan dengan prosentase

ketika pra siklus yang hanya sebesar 34% maka pada siklus I ini

telah mengalami peningkatan sebesar 28%

Supaya paparan data dari hasil siklus I dapat diambil kesimpulan

dan menemukan titik temunya, maka peneliti akan mencoba untuk

menganalisis data yang diperoleh untuk mengetahui peningkatan

motivasi belajar siswa melalui penerapan metode jigsaw. Pada hasil post

95
96

test menunjukkan siswa yang tuntas mencapai 18 siswa dari 29 siswa dan

ini jelas adanya peningkata sebesar 28% dibandingkan dengan hasil pra

siklus yang mana siswa yang tuntas hanya 10 siswa dari 29 siswa.

Kemudian juga dilihat dari hasil wawancara dengan siswa menunjukkan

mereka menjadi lebih termotivasi dan lebih nyaman jika menggunakan

metode jigsaw sehingga hal-hal seperti mudah mengantuk, rame sendiri

dan lain sebagainya bisa dihindarkan dan siswa menjadi lebih aktif ketika

pembelajaran meskipun sebagian dari mereka ada yang masih bingung

dengan tata cara pelaksanaan metode jigsaw dan banyak yang masih

grogi dalam bekerja sama dalam kelompok. Kemudian dilihat dari hasil

pengamatan sikap motivasi siswa terhadap pembelajaran menunjukkan

masih pada kriteria kurang baik, jadi pada siklus pertama ini motivasi

belajar siswa belum mengalami peningkatan secara siknifikan.

Dari ketiga hasil paparan data di atas dapat kita simpulkan bahwa

hasil belajar siswa sudah mengalami peningkatan dan tanggapan siswa

terhadap metode jigsaw juga postitif dengan ditunjukkan dengan

hilangnya sikap negatif siswa seperti mengatuk, ngobrol sendiri dalam

pembelajaran, sedangkan motivasi siswa sudah mengalami peningkatan

namun belum begitu signifikan.

4. Siklus II

a. Perencanaan Tindakan

96
97

Sebelum penelitian dilakukan, peneliti membuat perencanaan atas

dasar sebagai berikut:

1) Pengamatan peneliti dengan melihat hasil siklus I yang

dilaksanakan pada tanggal 16 April 2013, menunjukkan bahwa

motivasi belajar siswa masih belum mengalami peningkatan

drastis dan perlu tindakan ulang. Akhirnya peneliti membuat

perencanaan pembelajaran yang lebih efektif lagi.

2) Dalam pembelajaran pada siklus kedua ini, peneliti tetap

menggunakan metode jigsaw. Dengan menerapkan metode

jigsaw yang didalamnya mengikut sertakan peserta didik secara

aktif dalam proses pembelajaran, dengan harapan kualitas

pembelajaran dapat ditingkatkan dan dapat menumbuhkan

motivasi belajar dalam setiap individu peserta didik.

Dalam tahap perencanaan ini, peneliti dan guru menyusun rencana

pelaksanaan pembelajaran (RPP) untuk standar kompetensi materi

selanjutnya yaitu menerapkan Al-Qu r’an surat-surat pendek pilihan

tentang menimbun harta (Serakah). Sedangkan kompetensi dasarnya

adalah memahami keterkaitan isi kandungan Q.S. Al-Humazah dan At-

Takatsur tentang sifat cinta dunia dan melupakan kebahagiaan hakiki

dalam fenomena kehidupan.

Pada rencana tindakan siklus kedua, peneliti menerapkan

pembelajaran Al-Qur’an Hadits tetap menggunakan metode jigsaw.

Metode ini diupayakan agar siswa lebih termotivasi dari siklus I dan tetap

97
98

mampu berperan aktif dalam belajar di kelas serta terlibat aktif dalam

kerja sama antar siswa dalam kelompok sehingga motivasi dan prestasi

belajar mereka terus mengalami peningkatan.

Siklus kedua dilaksanakan sebanyak 1 kali pertemuan atau selama 70

menit, yang dilaksanakan pada tanggal 30 April 2013. Sumber belajar

yang digunakan dalam pembelajaran adalah buku panduan Al-Qur’an

Hadits sesuai dengan kurikulum KTSP dan LKS. Adapun untuk

mengungkap hasil peningkatan motivasi dan prestasi belajar siswa

digunakan instrumen penilaian berupa pedoman pengamatan terhadap

aktivitas peserta didik selama mengikuti proses pembelajaran seperti

pada siklus pertama, dan tes hasil belajar.

b. Pelaksanaan Tindakan

Pada awal pertemuan pertama, sebelum siklus penelitian tindakan

kelas dilaksanakan, peserta didik diberi penjelasan tentang pentingnya

mempelajari Al-Qur’an dan Hadits dengan mengetahui lafad, arti

maupun kandungannya. Belajar dengan mengatakan dan melakukan akan

diperoleh daya serap yang tinggi atas perolehan hasil belajar, untuk itu

yang memiliki kemampuan diatas rata-rata hendaknya dengan ringan

tangan dapat membantu mereka yang memiliki kemampuan dibawahnya.

Penjelasan semacam ini diperlukan untuk menumbuhkan semangat rela

menolong yang lemah dan meminimalkan perasaan enggan untuk

membantu temannya.

98
99

Rangsangan selanjutnya adalah dengan mengemukakan kompetensi

dasar yang harus dikuasai peserta didik dalam pembelajaran yang akan

dilaksanakan, informasi tentang konsep-konsep yang akan dipelajari dan

masalah-masalah yang akan dibahas, serta langkah-langkah pembelajaran

yang akan dilalui sebagaimana disajikan dalam rencana pembelajaran

sekaligus membagi kelompok jigsaw sesuai dengan materi pembelajaran.

Setelah dipersiapkan rencana pembelajaran dan metode yang akan

dipakai maka proses selanjutnya yaitu peneliti dan guru membagi materi

Al-Qur’an Hadits tentang Memahami keterkaitan isi kandungan Surah

Al-Humazah dan At-Takatsur tentang Sifat Cinta Dunia dan melupakan

Kebahagian hakiki dalam fenomena kehidupan menjadi empat sub bab

yaitu (1) Menjelaskan fakta macam-macam gaya hidup masyarakat

dalam mengumpulkan kekayaan dalam fenomena kehidupan, (2)

Menyebutkan contoh perilaku orang yang serakah dalam menimbun

harta, (3) Menjelaskan penyebab seseorang serakah dalam menimbun

harta dan melupakan kebahagian hakiki, (4) Menyebutkan keterkaitan isi

kandungan Surah Humazah dan At-Takatsur tentang cinta dunia dan

melupakan kehidupan hakiki dalam fenomena kehidupan., yang

berlangsung selama 2 x 35 menit sebagai berikut :

1) Kegiatan Awal (10 Menit)

1. Peneliti dan Guru mengucap salam dan membuka pelajaran

dengan membaca do’a bersama

99
100

2. Menanyakan kabar dan mengabsen siswa

3. Mengkondisikan siswa untuk siap berdiskusi dan

membentuk 4 kelompok asal

4. Guru menyampaikan pokok materi bahasan yang akan

dibahas

5. Guru dan peneliti membagikan lembar bahan diskusi pada

setiap kelompok dengan materi berbeda

2) Kegiatan Inti (45 Menit)

1. Setiap anggota kelompok asal mempelajari materi dengan

sub bab berbeda tentang materi yang telah diberikan pada

lembar materi diskusi

2. Kemudian membentuk kelompok ahli yang terdiri dari 1

orang dari setiap kelompok asal yang mendapat materi sama

kemudian berdiskusi membahas materi yang sama tersebut

bersama teman dari kelompok asal

3. Setelah diskusi dalam kelompok ahli selesai, anggota

kelompok ahli kembali ke kelompok asal kemudian

menyampaikan hasil diskusi dari kelompok ahli sedang

anggota kelompok lainnya mendengarkan

100
101

4. Setelah penyampaian materi dari kelompok ahli selesai,

semua anggota kelompok mengerjakan soal post tes yang

telah disediakan oleh guru dan peneliti

5. Guru dan peneliti memberi kesempatan kepada siswa untuk

menayakan materi yang belum jelas atau belum difahami

6. Membahas pertanyaan-pertanyaan tersebut secara umum

dengan jawaban secara menyeluruh

1) Tahap Akhir (15 Menit)

1. Semua siswa mengumpulkan hasil tes kepada guru dan

peneliti

2. Guru menyimpulkan materi keterkaitan isi kandungan

Surah Al-Humazah dan At-Takatsur tentang Sifat Cinta

Dunia dan melupakan Kebahagian hakiki dalam fenomena

kehidupan

3. Guru dan peneliti memotivasi siswa untuk belajar lebih giat

lagi dan menutup dengan salam

Sebagaimana pada pertemuan sebelumnya, selama siswa

mengerjakan tugas yang diberikan oleh guru atau selama proses

pembelajaran berlangsung, guru dan peneliti mengamati dan menilai

siswa dalam bekerja kelompok, guru juga memberikan pengarahan

101
102

apabila dalam proses diskusi masih ada bagian-bagian yang belum

dimengerti oleh siswa. Berikut hasil test spada siklus II :13

Tabel 4.5
Hasil Test Siklus II Mata Pelajaran Al-Qur’an Hadits Kelas VIII A
NO NAMA NILAI KET
1 Andika Fauzi Rohman 85 Tuntas
2 Andrian Dwi Cahyono Putra 82 Tuntas
3 Anik Winarsih 80 Tuntas
4 Anjang Astriorini 82 Tuntas
5 Aprilia Wahyu Mukarromah 86 Tuntas
6 Arta Rizky Mahardika 89 Tuntas
7 Binti Anik Sulastri 85 Tuntas
8 Binti Nur Khasanah 80 Tuntas
9 Dani Santoso 85 Tuntas
10 Dian Natalia 80 Tuntas
11 Evi Ratna Sari 75 Tuntas
12 Hania Purwitasari Agustina 82 Tuntas
13 Ikke Nur Wahyuni 82 Tuntas
14 Indah Mawardani 85 Tuntas
15 Khozin Nasuha 79 Tuntas
16 Kinanti Tri Wardani 79 Tuntas
17 M. Junaedi 72 Tidak Tuntas
18 Mondy Yoni Prastyo 74 Tidak Tuntas
19 Rendik Prasetyo 82 Tuntas
20 Ribut Krismoniwati 79 Tuntas
21 Riza Indahini 85 Tuntas
22 Suheni Agus Setyoningsih 82 Tuntas
23 Sutikno 80 Tuntas
24 Very Eko Prasetyo 74 Tidak Tuntas
25 Welly Kurniawan 72 Tidak Tuntas
26 Winda Triyana 80 Tuntas
27 Yuliana 72 Tidak Tuntas
28 Zainal Abidin 85 Tuntas
29 Zulia Fijannatinna’im 82 Tuntas

Nilai Tertinggi 89
Nilai Terendah 72
Rata-rata 80
13
Dokumentasi, di kelas VIII A MTs Al-Huda Gondang, 30 April 2013.

102
103

Dari hasil post test pada siklus II, dapat diketahui bahwa dari 29

siswa, jumlah yang tuntas dalam belajar telah mencapai 24 siswa dan

yang belum tuntas adalah 5 siswa dengan prosentase keberhasilan

mencapai 82%. Dibandingkan dengan prosentase ketika siklus I yang

hanya sebesar 62% maka pada siklus II ini telah mengalami peningkatan

sebesar 20%. Namun dari hasil di atas masih ada 5 siswa yang belum

tuntas belajarnya.

Setelah pembelajaran pada siklus II ini selesai, peneliti kembali

melakukan wawancara lanjutan dengan para siswa mengenai

pembelajaran yang telah dilakukan dengan menggunakan metode jigsaw

pada siklus II ini. Berikut hasil wawancara pada siklus II yang peneliti

lakukan :

Menurut pendapat Binti dalam penerapan metode Jigsaw pada siklus


kedua:
Metode ini semakin menyenangkan pak, saya tidak hanya
mendengarkan guru menerangkan saja, jadi saya tidak mersa bosan
dan menjadi lebih bersemangat lagi ketika mengikuti pembelajaran
ini, dan ini juga sekaligus sebagai pelatihan mental buat saya pak
karena saya bertanggung jawab untuk mengajarkan teman-teman
saya dalam kelompok.14
Menurut pendapat Sutikno dalam penerapan metode Jigsaw pada siklus
kedua:
Waktu diskusi dengan teman-teman sangat menyenangkan pak, tapi
ketika saya menyampaikan hasil diskusi dari kelompok ahli masih
agak grogi pak karena sebagian temen kelompok berusaha
mengganggu konsentrasi saya waktu presentasi kepada mereka,
14
Binti Nur Khasanah, Siswi kelas VIII A, Ruang kelas VIII A MTs Al-Huda Gondang, 30 April
2013.

103
104

meskipun begitu saya tidak mudah bosan karena metode baru


semangatpun baru pak.15
Menurut pendapat Suheni dalam penerapan metode Jigsaw pada siklus
kedua:
Saya heran pak dengan kemampuan saya waktu mengerjakan soal
test, yang saya herankan baru kali ini saya bisa menjawab soal-soal
yang diberikan guru dengan semudah ini, saya sempat agak bingung,
kok saya bisa seperti ini gitu, kayaknya ini karena waktu berdiskusi
kelompok tadi saya mendengarkan penjelasan yang disampaikan
teman saya yang sambil malu-malu tadi mungkin pak.16
Sedangkan menurut hasil wawancara dengan bapak Musthofa, beliau

mengatakan “Pada siklus kedua para siswa sudah mulai bisa menerima

dengan baik motede ini, itu bisa kita lihat melalui hasil tes yang ada dan

hasil pengamatan yang kita lakukan”.17

c. Pengamatan Tindakan

Kegiatan pengamatan pada siklus II ini dilakukan untuk mengetahui

penigkatan motivasi siswa dalam mengikuti pembelajaran dengan metode

jigsaw yang meliputi lima komponen sikap, untuk meningkatkan

motivasi belajar Al-Qur’an Hadits. Berdasarkan pengamatan dan

penemuan peneliti pada pembelajaran siklus II, penilaian terhadap

aktivitas siswa dalam mengikuti pembelajaran dengan metode jigsaw

pada mata pelajaran Al-Qur’an Hadits, selengkapnya disusun dalam tabel

sebagai berikut :18

15
Sutikno, Siswa kelas VIII A, Ruang kelas VIII A MTs Al-Huda Gondang, 30 April 2013.
16
Suheni Agus Setyoningsih, Siswi kelas VIII A, Ruang kelas VIII A MTs Al-Huda Gondang, 30
April 2013.
17
Moh. Musthofa, Guru Al-Qur’an Hadits, Ruang kelas VIII A MTs Al-Huda Gondang, 30 April
2013.
18
Observasi, di kelas VIII A MTs Al-Huda Gondang, 30 April 2013.

104
105

Tabel 4.6
Hasil Pengamatan Sikap Siswa Pada Siklus II
NO SIKAP YANG DI NILAI KB C B SB
1 Rasa keingin tahuan siswa dalam
4
pembelajaran
2 Minat siswa terhadap mata
4
pelajaran Al-Qur’an Hadits
3 Keaktifan siswa dalam
3
pembelajaran
4 Kesadaran siswa untuk tidak
mencontek ketika mengerjakan 3
soal
5 Keberanian siswa dalam
berpartisipasi dengan temannya 3
dalam kelompok
JUMLAH - - 9 8
Jumlah Perolehan Skor 17
Jumlah Skor Rata-Rata 3,4
Nilai Prosentase 85%
Kriteria Pengujian Baik
Keterangan :

KB : Kurang Baik

C : Cukup

B : Baik

SB : Sangat Baik

Berdasarkan tabel di atas, diketahui jumlah akhir skor sikap siswa

dalam mengikuti pembelajaran dengan metode jigsaw yaitu 17. Jika

dinyatakan dalam skor rata-rata adalah 17/5 = 3,4 kemudian bila

dinyatakan dalam skala prosentase adalah 3,4/4 x 100 = 85%. Sesuai

dengan kategori yang telah ditetapkan dalam metodologi penelitian di

bab III, maka masuk dalam kriteria penilaian “Baik”. Pada siklus II ini,

terdapat nomor yang mendapat poin tertinggi yaitu nomor 1 dan 2. Ini

menunjukkan siswa semakin termotivasi dalam mengikuti pembelajaran

105
106

dengan metode jigsaw terutama pada sikap minat siswa terhadap mata

pelajaran Al-Qur’an Hadits dan rasa keingin tahuan siswa dalam

pembelajaran, namun pada aspek lainnya masih ada kekurangan dan

perlu perbaikan lagi untuk pertemuan selanjutnya.

Beberapa kendala masih ditemukan dalam siklus II, kendala-kendala

tersebut antara lain :

1) Masih ada beberapa siswa yang kurang berkonsentrasi

2) Beberapa siswa ada yang masih lambat dalam mengikuti proses

diskusi kelompok

3) Beberapa siswa masih terlihat kurang teliti dan kurang faham

dengan tugas mereka

d. Refleksi Tindakan

Berdasarkan pengamatan yang dilakukan oleh peneliti, pada siklus

kedua ini terdapat beberapa perbedaan jika dibandingkan pada siklus

pertama. Yaitu siswa semakin bersemangat dan lebih aktif dalam

pembelajaran. Sikap kurang antusias yang dulu terlihat kini sudah tidak

ada dan peneliti deskripsikan dengan uraian berikut :

1) Pada umumnya siswa telah memahami hal-hal yang harus

dilakukan, baik ketika diskusi di kelompok asal maupun dalam

kelompok ahli. Dan dalam siklus kedua ini waktu bisa

dimanfaatkan dengan sebaik-baiknya dan tidak ada lagi waktu

habis yang hanya digunakan untuk mengkondisikan siswa.

106
107

2) Prosentase keaktifan dan motivasi belajar siswa sudah

meningkat mencapai 85% dan mengalami peningkata sebesar

25% dari siklus pertama yaitu 60%.

3) Dari hasil test pada siklus II, dapat diketahui bahwa dari 29

siswa, jumlah yang tuntas dalam belajar mencapai 24 siswa dan

yang belum tuntas adalah 5 siswa dengan prosentase

keberhasilan mencapai 82%. Dibandingkan dengan prosentase

ketika siklus I yang hanya sebesar 62% maka pada siklus II ini

telah mengalami peningkatan sebesar 20%.

Supaya paparan data dari hasil siklus II dapat diambil kesimpulan

yang valid, maka peneliti akan mencoba untuk menganalisis data yang

diperoleh untuk mengetahui peningkatan motivasi belajar siswa melalui

penerapan metode jigsaw. Pada hasil tes akhir menunjukkan siswa yang

tuntas mencapai 24 siswa dari 29 siswa dan ini jelas adanya peningkatan

sebesar 20% dibandingkan dengan hasil siklus I yang mana siswa yang

tuntas mencapai 18 siswa dari 29 siswa. Kemudian juga dilihat dari hasil

wawancara dengan siswa menunjukkan minat mereka terhadap mata

pelajaran Al-Qur’an Hadits menjadi lebih tinggi dan mereka merasakan

perubahan yang signifikan dengan memiliki metode dan semangat

sekaligus motivasi yang baru. Dan mereka tentunya sudah bisa menerima

dan menyesuaikan diri dengan metode jigsaw ini. Kemudian dilihat dari

hasil pengamatan sikap motivasi siswa terhadap pembelajaran

menunjukkan peningkatan, yaitu pada kriteria “Baik”, jadi pada siklus

107
108

kedua ini motivasi belajar siswa sudah mengalami peningkatan yang

lebih tinggi lagi.

Dari ketiga hasil paparan data di atas dapat kita simpulkan bahwa

hasil belajar siswa sudah mengalami peningkatan dan siswa sudah bisa

menyesuaikan diri terhadap metode jigsaw dalam pembelajaran Al-

Qur’an Hadits, sedangkan motivasi siswa sudah mencapai kriteria

“Baik”.

5. Siklus III

a. Perencanaan Tindakan

Siklus ketiga dilaksanakan sebanyak 1 kali pertemuan atau selama

70 menit, yang dilaksanakan pada tanggal 07 Mei 2013. Sumber belajar

yang digunakan dalam pembelajaran adalah buku panduan Al-Qur’an

Hadits sesuai dengan kurikulum KTSP dan LKS. Adapun untuk

mengungkap hasil peningkatan motivasi dan prestasi belajar siswa

digunakan instrumen penilaian berupa pedoman pengamatan terhadap

aktivitas peserta didik selama mengikuti proses pembelajaran seperti

pada siklus pertama dan kedua, dan tes hasil belajar.

b. Pelaksanaan Tindakan

Pada awal pertemuan pertama, sebelum siklus penelitian tindakan

kelas dilaksanakan, peserta didik diberi penjelasan tentang pentingnya

mempelajari Al-Qur’an dan Hadits dengan mengetahui lafad, arti

108
109

maupun kandungannya. Belajar dengan mengatakan dan melakukan akan

diperoleh daya serap yang tinggi atas perolehan hasil belajar, untuk itu

yang memiliki kemampuan diatas rata-rata hendaknya dengan ringan

tangan dapat membantu mereka yang memiliki kemampuan dibawahnya.

Penjelasan semacam ini diperlukan untuk menumbuhkan semangat rela

menolong yang lemah dan meminimalkan perasaan enggan untuk

membantu temannya.

Rangsangan selanjutnya adalah dengan mengemukakan kompetensi

dasar yang harus dikuasai peserta didik dalam pembelajaran yang akan

dilaksanakan, informasi tentang konsep-konsep yang akan dipelajari dan

masalah-masalah yang akan dibahas, serta langkah-langkah pembelajaran

yang akan dilalui sebagaimana disajikan dalam rencana pembelajaran

sekaligus membagi kelompok jigsaw sesuai dengan materi pembelajaran.

Setelah dipersiapkan rencana pembelajaran dan metode yang akan

dipakai maka proses selanjutnya yaitu peneliti dan guru membagi materi

Memahami hadits tentang keseimbangan hidup di dunia dan akhirat

menjadi empat sub bab yaitu (1) Menjelaskan pengertian keseimbangan

hidup di dunia dan akherat, (2) Menunjukkan contoh perilaku orang yang

menyeimbangkan kehidupan dunia dan akhirat, (3) Menyebutkan akibat

orang yang tidak menyeimbangkan kehidupan dunia dan akhirat, (4)

Menjelaskan cara hidup yang seimbang menurut ajaran agama. Yang

akan berlangsung selama 2 x 35 menit sebagai berikut :

109
110

1) Kegiatan Awal (10 Menit)

1. Peneliti dan Guru mengucap salam dan membuka pelajaran

dengan membaca do’a bersama.

2. Menanyakan kabar dan mengabsen siswa.

3. Mengkondisikan siswa untuk siap berdiskusi dan

membentuk 4 kelompok asal.

4. Guru menyampaikan pokok materi bahasan yang akan

dibahas.

5. Guru dan peneliti membagikan lembar bahan diskusi pada

setiap kelompok dengan materi berbeda.

2) Kegiatan Inti (45 Menit)

1. Setiap anggota kelompok asal mempelajari materi dengan

sub bab berbeda tentang materi yang telah diberikan pada

lembar materi diskusi

2. Kemudian membentuk kelompok ahli yang terdiri dari 1

orang dari setiap kelompok asal yang mendapat materi sama

kemudian berdiskusi membahas materi yang sama tersebut

bersama teman dari kelompok asal

3. Setelah diskusi dalam kelompok ahli selesai, anggota

kelompok ahli kembali ke kelompok asal kemudian

110
111

menyampaikan hasil diskusi dari kelompok ahli sedang

anggota kelompok lainnya mendengarkan

4. Setelah penyampaian materi dari kelompok ahli selesai,

semua anggota kelompok mengerjakan soal post tes yang

telah disediakan oleh guru dan peneliti

5. Guru dan peneliti memberi kesempatan kepada siswa untuk

menayakan materi yang belum jelas atau belum difahami

6. Membahas pertanyaan-pertanyaan tersebut secara umum

dengan jawaban secara menyeluruh

3) Tahap Akhir (15 Menit)

1. Semua siswa mengumpulkan hasil tes kepada guru dan

peneliti

2. Guru menyimpulkan materi hadits tentang keseimbangan

hidup di dunia dan akhirat

3. Guru dan peneliti memotivasi siswa untuk belajar lebih giat

lagi dan menutup dengan salam

Sebagaimana pada pertemuan sebelumnya, selama siswa

mengerjakan tugas yang diberikan oleh guru atau selama proses

pembelajaran berlangsung, guru dan peneliti mengamati dan menilai

siswa dalam bekerja kelompok, guru juga memberikan pengarahan

111
112

apabila dalam proses diskusi masih ada bagian-bagian yang belum

dimengerti oleh siswa. Berikut hasil test pada siklus III :19

Tabel 4.7
Hasil Test Siklus III Mata Pelajaran Al-Qur’an Hadits Kelas VIII A
NO NAMA NILAI KET
1 Andika Fauzi Rohman 87 Tuntas
2 Andrian Dwi Cahyono Putra 85 Tuntas
3 Anik Winarsih 82 Tuntas
4 Anjang Astriorini 85 Tuntas
5 Aprilia Wahyu Mukarromah 87 Tuntas
6 Arta Rizky Mahardika 90 Tuntas
7 Binti Anik Sulastri 87 Tuntas
8 Binti Nur Khasanah 85 Tuntas
9 Dani Santoso 80 Tuntas
10 Dian Natalia 82 Tuntas
11 Evi Ratna Sari 79 Tuntas
12 Hania Purwitasari Agustina 82 Tuntas
13 Ikke Nur Wahyuni 82 Tuntas
14 Indah Mawardani 85 Tuntas
15 Khozin Nasuha 80 Tuntas
16 Kinanti Tri Wardani 80 Tuntas
17 M. Junaedi 75 Tuntas
18 Mondy Yoni Prastyo 85 Tuntas
19 Rendik Prasetyo 85 Tuntas
20 Ribut Krismoniwati 90 Tuntas
21 Riza Indahini 90 Tuntas
22 Suheni Agus Setyoningsih 75 Tuntas
23 Sutikno 80 Tuntas
24 Very Eko Prasetyo 87 Tuntas
25 Welly Kurniawan 79 Tuntas
26 Winda Triyana 85 Tuntas
27 Yuliana 79 Tuntas
28 Zainal Abidin 85 Tuntas
29 Zulia Fijannatinna’im 92 Tuntas

Nilai Tertinggi 92
Nilai Terendah 75
Rata-rata 83

19
Dokumentasi, di kelas VIII A MTs Al-Huda Gondang, 07 Mei 2013.

112
113

Dari hasil test pada siklus III, dapat diketahui bahwa dari 29 siswa,

jumlah yang tuntas dalam belajar telah mencapai 29 siswa dengan

prosentase keberhasilan yaitu 29/29 x 100% = 100%. Dibandingkan

dengan prosentase ketika siklus II yang sudah mencapai 82% maka pada

siklus III ini telah mengalami peningkatan sebesar 18%. Sudah dapat

dikatakan bahwa siswa tuntas secara maksimal dan peningkatan hasil

pembelajaran sangat memuaskan, karena jumlah siswa yang telah

menguasai materi mencapai 100%, sehingga seluruh siswa telah

mencapai kriteria ketuntasan minimal (KKM) yaitu 75.

Setelah pembelajaran pada siklus III ini selesai, peneliti kembali

melakukan wawancara lanjutan dengan para siswa mengenai

pembelajaran yang telah dilakukan dengan menggunakan metode jigsaw

pada siklus III ini. Berikut hasil wawancara pada siklus III yang peneliti

lakukan :

Menurut pendapat Zulia dalam penerapan metode jigsaw pada siklus


ketiga ini dia berpendapat:
Saya berpendapat, bahwa pembelajaran yang diberikan bapak sangat
menyenangkan, saya merasa sangat termotivasi dengan metode yang
bapak terapkan dalam proses pembelajaran selama 3 x pertemuan
ini. Dan yang lebih penting saya memperoleh banyak pengalaman
menarik dengan teman-teman sekelas dalam penerapan pembelajaran
ini, belum pernah saya merasakan perasaan senang dalam menerima
pembelajaran seperti apa yang saya rasakan hari ini dan minggu-
minggu kemarin, soalnya kalau pembelajaran Al-Qur’an Hadits
dahulu yang diajar pak Musthofa hanya mendengar saja, jadi banyak
teman-teman yang kurang begitu faham. Apalagi selama
pembelajaran berlangsung saya selalu merasa tegang, karena pak
Musthofa sering marah-marah jika tidak ada yang bisa menjawab
dan kadang nyubit juga pak. Berbeda sekali dengan cara mengajar
bapak. Saya seolah-olah tidak melaksanakan proses pembelajaran

113
114

seperti sebelum bapak menerapkan metode jigsaw, jadi saya merasa


rileks dan suasana kelas tidak tegang. Dan dalam pembelajaran ini
saya memperoleh banyak ilmu yang belum pernah saya peroleh
selama ini.20

Menurut pendapat Khozin dalam penerapan metode jigsaw pada siklus


ketiga ini dia berpendapat:
Saya suka dengan metode belajar yang dipakai oleh bapak, karena
saya tidak merasa takut untuk berpendapat ketika sedang proses
pembelajaran, dan metode ini sangat menyenangkan. Saya bisa
sangat puas dengan perolehan hasil ulangan yang saya kerjakan,
karena itu murni hasil kerja keras saya sendiri. Dan tentunya suasana
kelas sangat aktif dan menyenangkan.21

Menurut pendapat Junaedi dalam penerapan metode jigsaw pada siklus


ketiga ini dia berpendapat:
Saya sangat senang dengan metode yang bapak berikan, karena
menurut saya mata pelajaran Al-Qur’an Hadits adalah sulit dan
membosankan. Waktu diajar oleh Pak Musthofa, saya sering tidur
kalau pelajaran Al-Qur’an Hadits berlangsung, Hehehe.... Tetapi
sejak bapak menggunakan metode itu, saya lebih termotivasi untuk
selalu mengikuti proses pembelajaran Al-Qur’an Hadits. Saya suka
metode ini karena saya jadi tidak selalu diam dan dapat berbincang-
bincang dengan teman kelompok untuk berdiskusi dan tentunya hal
itu yang membuat saya tidak mengantuk lagi pak.22

Menurut pendapat Bapak Musthofa dalam penerapan metode Jigsaw


pada siklus ketiga ini beliau berpendapat:
Siswa terlihat lebih aktif dalam mengikuti pelajaran dari sebelumnya
dan dari minggu lalu, siswa juga sudah terbiasa dengan metode
jigsaw yang sekarang dipakai sehingga siswa sudah tidak merasa
kesulitan lagi dan itu merupakan beberapa indikator kalau siswa bisa
lebih termotivasi dengan metode jigsaw ini.23

c. Pengamatan Tindakan

20
Zulia Fijannatinna’im, Siswi kelas VIII A, Ruang kelas VIII A MTs Al-Huda Gondang, 07 Mei
2013.
21
Khozin Nasuha, Siswa kelas VIII A, Ruang kelas VIII A MTs Al-Huda Gondang, 07 Mei 2013.
22
M. Junaedi, Siswa kelas VIII A, Ruang kelas VIII A MTs Al-Huda Gondang, 07 Mei 2013.
23
Moh. Musthofa, Guru Al-Qur’an Hadits, Ruang kelas VIII A MTs Al-Huda Gondang, 07 Mei
2013.

114
115

Kegiatan pengamatan pada siklus III ini dilakukan untuk mengetahui

penigkatan motivasi siswa dalam mengikuti pembelajaran dengan metode

jigsaw yang meliputi lima komponen sikap, untuk meningkatkan

motivasi belajar Al-Al-Qur’an Hadits. Berdasarkan pengamatan dan

penemuan peneliti pada pembelajaran siklus III, penilaian terhadap

aktivitas siswa dalam mengikuti pembelajaran dengan metode jigsaw

pada mata pelajaran Al-Al-Qur’an Hadits, selengkapnya disusun dalam

tabel sebagai berikut :24

Tabel 4.8
Tabel Hasil Pengamatan Sikap Siswa Pada Siklus III
NO SIKAP YANG DI NILAI KB C B SB
1 Rasa keingin tahuan siswa dalam
4
pembelajaran
2 Minat siswa terhadap mata
4
pelajaran Al-Qur’an Hadits
3 Keaktifan siswa dalam
4
pembelajaran
4 Kesadaran siswa untuk tidak
mencontek ketika mengerjakan 3
soal
5 Keberanian siswa dalam
berpartisipasi dengan temannya 4
dalam kelompok
JUMLAH - - 3 16
Jumlah Perolehan Skor 19
Jumlah Skor Rata-Rata 3,8
Nilai Prosentase 95%
Kriteria Pengujian Sangat Baik
Keterangan :

KB : Kurang Baik

C : Cukup

B : Baik

SB : Sangat Baik
24
Observasi, di kelas VIII A MTs Al-Huda Gondang, 07 Mei 2013.

115
116

Berdasarkan tabel di atas, diketahui jumlah akhir skor sikap siswa

dalam mengikuti pembelajaran dengan metode jigsaw yaitu 19. Jika

dinyatakan dalam skor rata-rata adalah 19/5 = 3,8 kemudian bila

dinyatakan dalam skala prosentase adalah 3,8/4 x 100 = 95%. Sesuai

dengan kategori yang telah ditetapkan dalam metodologi penelitian di

bab III, maka masuk dalam kriteria penilaian “Sangat Baik”. Pada siklus

III ini, terdapat nomor yang mendapat poin tertinggi yaitu nomor 1, 2, 3

dan 5. Ini menunjukkan siswa semakin termotivasi dalam mengikuti

pembelajaran dengan metode jigsaw terutama pada sikap minat siswa

terhadap mata pelajaran Al-Qur’an Hadits dan rasa keingin tahuan siswa

dalam pembelajaran, keaktifan siswa dalam pembelajaran, dan

keberanian siswa dalam berpartisipasi dengan teman dalam

kelompoknya. Kendala pada siklus III ini sudah sangat sedikit sekali,

yaitu pada waktu diskusi terkadang masih ada siswa yang kurang

berkonsentrasi saat diskusi berlangsung.

d. Refleksi Tindakan

Berdasarkan pengamatan yang dilakukan oleh peneliti, pada siklus

ketiga ini terdapat beberapa perbedaan jika dibandingkan pada siklus

kedua. Yaitu siswa sudah memiliki motivasi dan antusias yang sangat

tinggi dalam pembelajaran Al-Qur’an Hadits dengan menggunakan

metode jigsaw ini. Dan juga siswa lebih aktif dalam pembelajaran. Sikap

kurangnya motivasi yang dari beberapa siklus sebelumnya masih terlihat

kini sudah tidak ada dan peneliti deskripsikan dengan uraian berikut :

116
117

1) Siswa telah terbiasa dan memahami hal-hal yang harus

dilakukan, baik ketika diskusi maupun penyampaian materi.

Dalam siklus ketiga ini juga tidak ada lagi waktu habis yang

hanya digunakan untuk mengkondisikan siswa

2) Prosentase keaktifan dan motivasi belajar siswa telah mencapai

95%, sikap siswa terhadap pembelajaran dalam siklus ketiga ini

menunjukkan perubahan. Berdasarkan penilaian aktifitas siswa

yang telah dilakukan dari 29 siswa, terdapat item pada aspek

aktifitas siswa yang mendapatkan poin 3 yaitu item nomor 4.

Dan terdapat aspek dominasi pada siklus ketiga, yaitu aspek

pada item nomor 1, 2, 3, 5. Hal ini berarti seluruh siswa di kelas

dapat menerima metode jigsaw dalam pembelajaran Al-Qur’an

Hadits dan dapat meningkatkan motivasi mereka dengan

maksimal.

3) Dari hasil test pada siklus III, dapat diketahui bahwa dari 29

siswa, semuanya tuntas dalam pembelajaran, dengan prosentase

keberhasilan mencapai 100%. Dibandingkan dengan prosentase

ketika siklus II yang baru mencapai 82% maka pada siklus III

ini telah mengalami peningkatan sebesar 18%

Supaya paparan data dari hasil siklus III dapat diambil kesimpulan

yang valid, maka peneliti akan mencoba untuk menganalisis data yang

diperoleh untuk mengetahui peningkatan motivasi belajar siswa melalui

117
118

penerapan metode jigsaw. Pada hasil tes akhir menunjukkan siswa yang

tuntas mencapai 29 siswa atau seluruhnya tuntas dan ini jelas adanya

peningkata sebesar 18% dibandingkan dengan hasil siklus II yang mana

siswa yang tuntas mencapai 24 siswa dari 29 siswa. Kemudian juga

dilihat dari hasil wawancara dengan siswa menunjukkan bahwa mereka

sudah sepenuhnya menguasai teknik pembelajaran ini dan mereka bisa

menerimanya dengan ditandai oleh motivasi dan hasil belajar siswa yang

semakin meningkat. Kemudian dilihat dari hasil pengamatan sikap

motivasi siswa terhadap pembelajaran menunjukkan peningkatan, yaitu

pada kriteria “ Sangat Baik”, jadi pada siklus ketiga ini motivasi belajar

siswa sudah mengalami peningkatan yang lebih sempurna.

B. Temuan Penelitian

Dari penerapan metode jigsaw dalam pembelajaran Al-Qur’an Hadits

sebagaimana yang diterangkan secara terperinci pada setiap tahapan siklus

mulai dari pelaksanaan pra siklus, siklus I, II dan III, telah memberi dampak

yang postitif terhadap motivasi belajar siswa dan kemampuan siswa dalam

menguasai konsep pada mata pelajaran Al-Qur’an Hadits. Hal ini dilihat dari

perolehan nilai awal siswa sebelum diterapkannya metode jigsaw dan setelah

penerapan metode jigsaw. Berdasarkan hasil observasi peneliti terhadap nilai

yang diperoleh siswa, sikap dalam pembelajaran dan tanggapan siswa baik

sebelum diterapkannya metode jigsaw dan sesudah dilaksanakannya metode

118
119

jigsaw dalam pembelajaran Al-Qur’an Hadits sebagaimana yang diuraikan

dalam bab I yaitu :

1. Implementasi Metode Jigsaw Untuk Meningkatkan Motivasi Belajar

Siswa Pada Mata Pelajaran Al-Qur’an Hadits Kelas VIII A MTs Al-Huda

Gondang Nganjuk Tahun Pelajaran 2012/2013

Hasil test belajar siswa pada pembelajaran pra siklus dapat diketahui

dari 29 siswa yang sudah mencapai kriteria ketuntasan minimal sebanyak

10 siswa dengan nilai rata-rata 69 dan tingkat ketuntasan belajar siswa

mencapai 34%. Dan hasil observasi pengamatan sikap siswa terhadap

pembelajaran Al-Qur’an Hadits dengan metode ceramah hanya mencapai

35% atau masuk kriteria Kurang Baik.

Hasil test belajar siswa pada pembelajaran Siklus I dapat diketahui

dari 29 siswa yang sudah mencapai kriteria ketuntasan minimal sebanyak

18 siswa dengan nilai rata-rata 76 dan tingkat ketuntasan belajar siswa

mencapai 62%. Dan hasil observasi pengamatan sikap siswa terhadap

pembelajaran Al-Qur’an Hadits dengan metode jigsaw masih mencapai

60% atau masih dalam kriteria Kurang Baik.

Kemudian, hasil test belajar siswa pada pembelajaran Siklus II dapat

diketahui dari 29 siswa yang sudah mencapai kriteria ketuntasan minimal

sebanyak 24 siswa dengan nilai rata-rata 80 dan tingkat ketuntasan

belajar siswa mencapai 82%. Dan hasil observasi pengamatan sikap

119
120

siswa terhadap pembelajaran Al-Qur’an Hadits dengan metode jigsaw

sudah mencapai 85% dan sudah mencapai kriteria Baik.

Selanjutnya, hasil test belajar siswa pada pembelajaran Siklus III

dapat diketahui dari 29 siswa yang sudah mencapai kriteria ketuntasan

minimal sebanyak 29 siswa dengan nilai rata-rata 83 dan tingkat

ketuntasan belajar siswa mencapai 100%. Dan hasil observasi

pengamatan sikap siswa terhadap pembelajaran Al-Qur’an Hadits dengan

metode jigsaw sudah mencapai 95% dan telah mencapai kriteria Sangat

Baik.

Dari perbandingan hasil test dan pengamatan sikap siswa pada

pembelajaran Al-Qur’an Hadits kelas VIII A yang dimulai dengan

metode tradisional pada saat pra siklus dan dilanjutkan dengan metode

jigsaw pada siklus I sampai dengan siklus III dan hasil dari wawancara

dengan siswa dan guru sebagaimana diuraikan di atas maka dapat

diambil kesimpulan bahwa implementasi metode jigsaw dapat

meningkatkan motivasi belajar siswa kelas VIII A pada mata pelajara Al-

Al-Qur’an Hadits.

2. Faktor Pendukung dan Penghambat Implementasi Metode Jigsaw

a. Faktor Pendukung

1) Penyediaan sarana pembelajaran yang mendukung, sehingga

proses pembelajaran dapat berjalan lancar dan lebih maksimal

120
121

2) Setelah siswa sudah cukup faham dengan pelaksanaan metode

jigsaw, mereka sangat antusias ketika pembelajaran sedang

berlangsung sehingga materi lebih mudah diterima oleh siswa

sehingga siswa lebih termotivasi untuk belajar

3) Rasa antusias guru bidang studi Al-Qur’an Hadits terhadap

pembelajaran jigsaw, sehingga hal ini sangat mendukung proses

pembelajaran yang berlangsung karena ada kerjasama yang baik

antara guru dan peneliti ketika pembelajaran berlangsung

b. Faktor Penghambat

1) Proses adaptasi siswa terhadap pembelajaran jigsaw

membutuhkan waktu lama karena harus mengkoordinasi siswa

pada proses pembelajaran, sehingga pada siklus pertama

pembelajaran jigsaw masih belum maksimal

2) Ketika proses diskusi berlangsung, masih ada beberapa siswa

yang ramai, sehingga mengganggu teman lainnya yang sedang

berdiskusi

3) Pada saat mengajarkan materi pada kelompok asal, ada beberapa

siswa dari tim ahli yang gugup ketika menyampaikan hasil

diskusinya

121

Anda mungkin juga menyukai