Form D3.3A/LK.3.3A
A. IDENTIFIKASI MASALAH
1. Siswa tidak terlalu berminat terhadap mata pelajaran IPS Terpadu karena dirasa
kurang menarik, sehingga suara kelas cukup gaduh.
2. Guru merasa kesulitan dalam menerapkan model pembelajaran yang tepat untuk
meningkatkan minat dan pemahaman siswa terhadap mata pelajaran IPS Terpadu.
3. Siswa kurang aktif dalam pembelajaran mata pelajaran IPS Terpadu yang biasa
dilakukan, siswa cenderung tidak mempergunakan kesempatan untuk bertanya
tentang kesulitan yang mereka hadapi.
4. Hasil belajar yang tercermin dari prestasi siswa belum menunjukkan hasil yang
maksimal, dengan ditandai nilai rata-rata kelas untuk mata pelajaran IPS Terpadu
rendah.
B. RUMUSAN MASALAH
1. Bagaimanakah penerapan metode pembelajaran Discovery learning dapat
meningkatkan keaktifan belajar siswa kelas VIIA SMP Negeri 2 Bontosikuyu?
C. JUDUL
“PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN DISCOVERY LEARNING SEBAGAI
UPAYA MENINGKATKAN KEAKTIFAN DAN PRESTASI BELAJAR SISWA
KELAS VIIA SMP NEGERI 2 BONTOSIKUYU KEPULAUAN SELAYAR PADA
MATA PELAJARAN IPS TERPADU”
D. RENCANA TINDAKAN
1. Pelaksanaan tindakan dalam proses pembelajaran IPS terpadu dengan menerapkan
model pembelajaran Discovery Learning, pelaksanaannya sesuai dengan silabus
dan rencana pelaksanaan perencanaan pembelajaran (RPP).
2. Menerapkan model pembelajaran Discovery Learning dengan optimal dalam proses
pembelajaran IPS terpadu.
3. Melaksanakan evaluasi untuk melihat tanggung jawab siswa dalam proses
pembelajaran dengan menerapkan model pembelajaran Discovery Learning.
4. Menerapkan alat observasi yang digunakan untuk melihat aktivitas siswa pada saat
proses pembelajaran IPS Terpadu dengan menerapkan model pembelajaran Discovery
Learning.
RUSMAYANI,S.Pd
Proposal Penelitian Tindakan kelas
Oleh
RUSMAYANI, S.Pd
NIM 209018495018
A. PENDAHULUAN
1. Latar Belakang Masalah
Manfaat Penelitian Pendidikan merupakan salah satu sektor penting yang harus ditangani oleh
suatu bangsa, karena pada hakekatnya pendidikan merupakan proses untuk membangun manusia
dalam mengembangkan dirinya agar dapat menghadapi segala perubahan dan permasalahan yang
terjadi di lingkungan sekitarnya. Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan
pembelajaran, suasana belajar dan proses belajar membantu peserta didik secara aktif
mengembangkan potensi dirinya sendiri.
Guru merupakan tenaga pendidik yang secara langsung terlibat dalam proses belajar mengajar,
maka guru sebagai pendidik memegang peranan penting dalam meningkatkan kualitas sumberdaya
manusia, guru sebagai ujung tombak peningkatan mutu pendidikan, pengajar maupun pendidik
sehingga guru dituntut untuk memiliki berbagai kompetensi yang diperlukan agar materi yang
disampaikan dapat diterima dengan baik. Guru menggunakan strategi belajar yang tidak
mengharuskan siswa menghafal fakta- fakta tetapi sebuah strategi yang mendorong siswa
membangun pengetahuan di benak mereka sendiri.Model pembelajaran yang digunakan guru
sangat berpengaruh dalam menciptakan situasi belajar yang benar-benar menyenangkan dan
mendukung kelancaran proses belajar mengajar, serta sangat membantu dalam pencapaian prestasi
belajar yang memuaskan.
Kekurangaktifan siswa yang terlibat dalam proses pembelajaran dapat terjadi karena metode
yang digunakan kurang melibatkan aktivitas siswa secara langsung. Pembelajaran di kelas masih
banyak didominasi oleh guru sehingga kurang mampu membangun persepsi, minat, dan sikap
siswa yang lebih baik. Kebanyakan anak didik mengalami kebosanan dikarenakan model
pembelajaran yang berpusat pada guru sehingga kurangnya minat dan sikap siswa tersebut
berdampak terhadap prestasi belajar yang secara umum kurang memuaskan.
Sekolah adalah lembaga formal dalam dunia pendidikan sebagai wahana untuk mencerdaskan
kehidupan bangsa dan menghasilkan sumber daya manusia yang berkualitas. Oleh karena itu,
pemerintah meningkatkan kualitas pendidikan dengan perkembangan zaman, menambah sarana
kualitas guru dan sebagainya.
Negeri 2 Bontosikuyu adalah salah satu Sekolah Menengah Pertama Negeri yang berada di
Kepulauan Selayar. Sekolah ini mempunyai masukan atau input prestasi belajar yang beraneka
ragam. Menurut hasil pengamatan mata pelajaran IPS Terpadu kelas VIIa di SMP negeri 2
Bontosikuyu tahun pelajaran 2020/2021 menunjukkan bahwa pencapaian kompetensi mata
pelajaran IPS Terpadu siswa kurang optimal.
Tabel 1 : Daftar Nilai Ujian Tengah Semester Ganjil Mata Pelajaran IPS Kelas VII SMP
Negeri 2 Bontosikuyu Tahun Pelajaran 2020/2021
Satu metode yang dapat digunakan untuk memecahkan masalah tersebut adalah penerapan
metode discovery. Hal ini disebabkan karena metode ini: (1) merupakan suatu cara untuk
mengembangkan cara belajar siswa aktif; (2) dengan menemukan dan menyelidiki sendiri konsep
yang dipelajari, maka hasil yang diperoleh akan tahan lama dalam ingatan dan tidak mudah
dilupakan siswa; (3) pengertian yang ditemukan sendiri merupakan pengertian yang betul-betul
dikuasai dan mudah digunakan atau ditransfer dalam situasi lain; (4) dengan menggunakan strategi
discovery anak belajar menguasai salah satu metode ilmiah yang akan dapat dikembangkan sendiri;
(5) siswa belajar berpikir analisis dan mencoba memecahkan problema yang dihadapi sendiri,
kebiasaan ini akan ditransfer dalam kehidupan nyata.
Berdasarkan latar belakang di atas maka dirumuskan judul penelitian sebagai berikut:
“PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN DISCOVERY LEARNING SEBAGAI UPAYA
MENINGKATKAN KEAKTIFAN DAN PRESTASI BELAJAR SISWA KELAS VIIA SMP
NEGERI 2 BONTOSIKUYU KEPULAUAN SELAYAR PADA MATA PELAJARAN IPS
TERPADU”
2. Identifikasi Masalah
1. Siswa tidak terlalu berminat terhadap mata pelajaran IPS Terpadu karena dirasa kurang
menarik, sehingga suara kelas cukup gaduh.
2. Guru merasa kesulitan dalam menerapkan model pembelajaran yang tepat untuk
meningkatkan minat dan pemahaman siswa terhadap mata pelajaran IPS Terpadu.
3. Siswa kurang aktif dalam pembelajaran mata pelajaran IPS Terpadu yang biasa dilakukan,
siswa cenderung tidak mempergunakan kesempatan untuk bertanya tentang kesulitan yang
mereka hadapi.
4. Hasil belajar yang tercermin dari prestasi siswa belum menunjukkan hasil yang maksimal,
dengan ditandai nilai rata-rata kelas untuk mata pelajaran IPS Terpadu rendah.
3. Analisis Masalah
a. Subyek Penelitian
Subyek penelitian adalah sesuatu yang menjadi perhatian untuk diambil datanya. Adapun
yang menjadi subyek penelitian adalah siswa kelas VIIA semester I di SMP Negeri 2 Bontosikuyu
kepulauan Selayar
b. Obyek Penelitian
Obyek penelitian merupakan suatu yang menjadi fokus masalah untuk diteliti.
Obyek penelitian yang dimaksud adalah :
1. Penerapan model pembelajaran Discovery Learning.
2. Pengukuran keaktifan dan prestasi belajar siswa pada mata pelajaran IPS Terpadu dengan
menilai proses dan hasil dari pembelajaran. Proses pembelajaran yang dimaksudkan adalah
proses kegiatan belajar-mengajar yang dilaksanakan di dalam kelas. Sedangkan hasil yang
ditingkatkan adalah prestasi belajar siswa setelah mengikuti pembelajaran dalam satu siklus.
4. Rumusan Masalah
Untuk memberikan gambaran secara jelas mengenai arah penelitian, rumusan masalah yang akan
dibahas dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
2. Meningkatkan prestasi VIIA SMP Negeri 2 Bontosikuyu pada mata pelajaran IPS
Terpadu melalui penerapan model pembelajaran Discovery Learning .
6. Manfaat Penelitian
a.Manfaat Teoritis
Manfaat teoritis dari penelitian ini adalah untuk mengembangkan wawasan ilmu-ilmu
pendidikan yang berhubungan dengan peningkatan kompetensi belajar siswa dan peran serta
siswa dalam proses pembelajaran.
b. Manfaat Praktis
1. Bagi sekolah yaitu sebagai masukan untuk meningkatkan mutu pendidikan dengan
metode pembelajaran yang sesuai dengan materi pelajaran.
3. Bagi siswa yaitu untuk lebih meningkatkan kompetensi belajar siswa dengan perbaikan
pembelajaran dan peningkatan mutu proses pembelajaran
B. KAJIAN PUSTAKA
1. Penelitian Tindakan Kelas
a. Pengertian Penelitian Tindakan Kelas
Menurut Kunandar (2008) Penelitian Tindakan merupakan suatu kegiatan yang
dilakukan oleh pendidik atau bersama-sama dengan orang lain (kolaborasi) yang
bertujuan untuk meningkatkan atau memperbaiki mutu proses pembelajaran didalam
kelas.
b. Langkah-langkah Penelitian Tindakan Kelas
Langkah – langkah dalam penelitian tindakan kelas yaitu :
1. Tahap Perencanaan (Planning)
Pada tahap ini, peneliti menjelaskan tentang apa (what), mengapa (why), dimana
(where), kapan (when), dan bagaimana (how) penelitian dilakukan. Penelitian
tindakan kelas sebaiknya dilakukan secara kolaboratif, sehingga menghindarkan
unsur subjektivitas. Di dalam penelitian tindakan kelas, ada kegiatan pengamatan
terhadap diri sendiri, yaitu pada saat peneliti menerapkan pendekatan, model, atau
metode pembelajaran sebagai upaya menyelesaikan masalah pada saat praktik
penelitian. Dibutuhkan rekan sejawat untuk menilai kegiatan tersebut. Di dalam
tahap perencanaan, peneliti juga perlu menjelaskan persiapan-persiapan
pelaksanaan penelitian, seperti rencana pelaksanaan pembelajaran dan instrumen
pengamatan (observasi).
2. Tahap Pelaksanaan (Acting)
Pada tahap pelaksanaan, dilakukan kegiatan implementasi atau penerapan
perencanaan tindakan. Di dalam kegiatan implementasi ini, maka guru (peneliti)
harus mentaati perencanaan yang telah disusun. Hal yang perlu diperhatikan pada
tahap ini adalah pembelajaran harus berjalan seperti biasanya, tidak boleh kaku
dan terkesan dibuat-buat. Kolaborator disarankan untuk melakukan pengamatan
secara objektif sesuai kondisi pembelajaran yang dilakukan peneliti. Kegiatan ini
penting karena tujuan penelitian tindakan kelas adalah untuk memperbaiki proses
pembelajaran.
3. Tahap Pengamatan (Observing)
Pada tahap pengamatan terdapat dua kegiatan yang akan diamati, yaitu kegiatan
belajar peserta didk dan kegiatan pembelajaran. Pengamatan terhadap proses belajar
peserta didik dapat dilakukan sendiri oleh guru pelaksana (peneliti) sambil
melaksanakan pembelajaran, Sedangkan pengamatan terhadap proses
pembelajaran, guru pelaksana (peneliti) dapat meminta bantuan kepada teman
sejawat yang bertindak sebagai kolaborator untuk melakukan pengamatan.
Kolaborator melakukan pengamatan pembelajaran berdasarkan instrumen yang
telah disusun oleh peneliti. Hasil pengamatan dari kolaborator nantinya akan
bermanfaat atau akan digunakan peneliti sebagai bahan refleksi untuk perbaikan
pembelajaran berikutnya.
4. Tahap Refleksi (Reflecting)
Kegiatan refleksi dilaksanakan ketika kolaborator sudah selesai melakukan
pengamatan terhadap peneliti dalam melaksanakan pembelajaran. Kegiatan ini dapat
berupa diskusi hasil pengamatan yang dilakukan oleh kolaborator dengan guru
pelaksana (peneliti). Tahap ini merupakan inti dari penelitian tindakan kelas, yaitu
ketika kolaborator mengungkapkan hal-hal yang dirasakan sudah berjalan baik dan
bagian yang belum berjalan dengan baik pada saat peneliti mengelola proses
pembelajaran. Hasil refleksi dapat digunakan sebagai bahan pertimbangan dalam
merancang siklus berikutnya. Sehingga pada intinya, refleksi merupakan kegiatan
evaluasi, analisis, pemaknaan, penjelasan, penyimpulan, dan identifikasi tindak lanjut
dalam perencanaan siklua berikutnya.
2. Hakikat Keaktifan
a. Keaktifan Belajar
“ Pada hakekatnya keaktifan belajar terjadi dan terdapat pada semua perbuatan belajar,
tetapi kadarnya yang berbeda-beda tergantung pada jenis kegiatannya, materi yang dipelajari dan
tujuan yang hendak dicapai “.(Oemar Hamalik, 2003: 137). Menurut T.Raka Joni dalam A. Tabrani
Rusyan, Atang Kusnidar dan Zaenal Arifin (1989:130) menjelaskan bahwa “ hakekat Cara Belajar
Siswa Aktif menunjuk pada keaktifan mental, meskipun untuk maksud ini dalam banyak hal
dipersyaratkan keterlibatan langsung dalam berbagai keaktifan fisik”. Jadi, yang dimaksud dengan
keaktifan belajar bukan berarti peserta didik dapat melakukan kegiatan yang asal saja. Kegiatan
siswa diorientasikan pada pembekalan bagaimana belajar itu sebenarnya. Bila siswa dilatih
menyelesaikan masalah, maka mereka akan mampu mengambil keputusan karena telah memiliki
keterampilan di dalam mengumpulkan informasi dan menyadari betapa perlunya meneliti kembali
hasil belajar yang diperolehnya.
e. Drawing activities, seperti menggambar, membuat grafik, peta, diagram, pola, dan
sebagainya.
g. Emotional activities, seperti menaruh minat, merasa bosan, gembira, berani, tenang,
gugup dan sebagainya.
3. Hakekat Model pembelajaran Discovery learning
a. Pengertian Model pembelajaran Discovery Learning
Discovery ialah proses mental dimana siswa mampu mengasimilasikan suatu konsep
atau prinsip. Proses mental yang dimaksud antara lain: mengamati, mencerna,
mengerti, menggolong-golongkan, membuat dugaan, menjelaskan, mengukur,
membuat kesimpulan dan sebagainya. Dengan teknik ini siswa dibiarkan menemukan
sendiri atau mengalami proses mental sendiri, guru hanya membimbing dan
memberikan intruksi. Dengan demikian pembelajaran discovery ialah suatu
pembelajaran yang melibatkan siswa dalam proses kegiatan mental melalui tukar
pendapat, dengan berdiskusi, membaca sendiri dan mencoba sendiri, agar anak dapat
belajar sendiri. Metode pembelajaran discovery merupakan suatu metode pengajaran
yang menitikberatkan pada aktifitas siswa dalam belajar. Dalam proses pembelajaran
dengan metode ini, guru hanya bertindak sebagai pembimbing dan fasilitator yang
mengarahkan siswa untuk menemukan konsep, dalil, prosedur, algoritma dan
semacamnya.
b. Ciri – ciri pembelajaran Discovery Learning
Mengeksplorasi dan memecahkan masalah dalam mencipta, mengabungkan dan
menggeneralisasi pengetahuan.
Berpusat pada siswa sepenuhnya.
Kegiatan dalam menggabungkan pengetahuan yang baru dan pengetahuan yang
telah ada.
c. Tujuan Pembelajaran Discovery Learning
C. METODOLOGI PENELITIAN
1. Subjek Penelitian
Subyek penelitian adalah sesuatu yang menjadi perhatian untuk diambil datanya. Adapun
yang menjadi subyek penelitian adalah siswa kelas VIIA semester I di SMP Negeri 2
Bontosikuyu kepulauan Selayar
Perencanaan
Permasalahan
Tindakan I
Pengamatan /
Pengumpulan Data
Siklus I Refleksi I I
Permasalahan Perencanaan
Pelaksanaan
baru hasil Tindakan n
Tindakan n
refleksi
a. Siklus I
a. Merencanakan tindakan yang dilakukan pada siklus I
b. Siklus II
Apabila indikator hasil yang ditetapkan pada siklus I belum dapat tercapai dengan baik,
maka perlu dilakukan penyempurnaan, yaitu dengan melakukan pembelajaran siklus n.
1) Merencanakan tindakan pada siklus n yang mendasarkan pada revisi atau perbaikan
pada siklus I
2 Melaksanakan tindakan sesuai dengan rencana yang telah diperbaiki pada siklus
sebelumnya (siklus I) wujudnya berupa peningkatan keaktifan dan prestasi belajar siswa.
3) Melaksanakan observasi atau pengamatan terhadap tindakan atau pelaksanaan
pembelajaran (KBM) guru-siswa.
4) Melakukan revisi atau perbaikan oleh peneliti
DAFTAR PUSTAKA
Amri dan Ahmadi. 2011. Proses Pembelajaran Kreatif dan Inovatif dalam K elas. Jakarta: Prestasi
Pustaka.
https://sulipan.wordpress.com/2011/05/16/metode-pembelajaran-penemuan-discovery-
https://www.google.com/search?q=pengertian+penelitian+tindakan+kelas+menurut+para+ahli&oq=p
engertian+&aqs=chrome
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
C. Tujuan Pembelajaran
1. Melalui pengamatan Video tentang pengaruh Kebudayaan Hindu-Budha di indonesia siswa
dapat menjelaskan pengaruh kebudayaan Hindu –Budha di Indonesia dengan tepat dan benar.
2. Melalui pengamatan video serta diskusi tentang pengaruh Kebudayaan Hindu-Budha di
indonesia siswa mampu menguraikan pengaruh Kebudayaan Hindu-Budha di indonesia
terhadap kehidupan masyarakat dalam bidang pemerintahan secara tepat dan benar.
3. Melalui pengamatan video serta diskusi tentang pengaruh Kebudayaan Hindu-Budha di
indonesia siswa mampu menguraikan pengaruh Kebudayaan Hindu-Budha di indonesia
terhadap kehidupan masyarakat dalam bidang Sosial secara tepat dan benar.
4. Melalui pengamatan video serta diskusi tentang pengaruh Kebudayaan Hindu-Budha di
indonesia siswa mampu menguraikan pengaruh Kebudayaan Hindu-Budha di indonesia
terhadap kehidupan masyarakat dalam bidang Ekonomi secara tepat dan benar.
5. Melalui pengamatan video serta diskusi tentang pengaruh Kebudayaan Hindu-Budha di
indonesia siswa mampu menguraikan pengaruh Kebudayaan Hindu-Budha di indonesia
terhadap kehidupan masyarakat dalam bidang Agama secara tepat dan benar.
6. Melalui pengamatan video serta diskusi tentang pengaruh Kebudayaan Hindu-Budha di
indonesia siswa mampu menguraikan pengaruh Kebudayaan Hindu-Budha di indonesia
terhadap kehidupan masyarakat dalam bidang kebudayaan secara tepat dan benar
D. Materi Pembelajaran
Pengaruh kebudayaan Hindu – Budha di Indonesia
Pengaruh kebudayaan Hindu – Budha terhadap kehidupan masyarakat Indonesia dalam bidang
Pemerintahan.
kebudayaan Hindu – Budha terhadap kehidupan masyarakat Indonesia dalam bidang
Pengaruh
Sosial
kebudayaan Hindu – Budha terhadap kehidupan masyarakat Indonesia dalam bidang
Pengaruh
Ekonomi.
kebudayaan Hindu – Budha terhadap kehidupan masyarakat Indonesia dalam bidang
Pengaruh
Agama.
Pengaruhkebudayaan Hindu – Budha terhadap kehidupan masyarakat Indonesia dalam bidang
Budaya.
Materi Pembelajaran Pengayaan
Kerajaan – kerajaan Hindu – Budha di Indonesia
Materi Pembelajaran Remedial
Pengaruh Kebudayaan Hindu-Budha di indonesia
VID-20200924-WA0074.mp4
Peserta didik diberi kesempatan untuk mengamati
video serta menyimak uraian singkat dari guru
H. Penilaian
1. Tehnik penilaian
a. Sikap
Bentuk : non tes observasi , instrumen lembar observsi sikap
b. Keterampilan
Bentuk : non tes kegiatan diskusi dan presntasi kelompok berupa laporan tentang Pengaruh
kebudayaan Hindu-Budha di Indonesia.
c. Pengetahuan : tes tertulis dan penugasan
2. Instrumen penilaian
Sikap ( terlampir )
Pengetahuan ( terlampir )
Keterampilan ( terlampir )
Pengayaan
Berdasarkan hasil analisis penilaian, peserta didik yang sudah mencapai ketuntasan belajar diberi
kegiatan pembelajaran pengayaan dengan pengaruh kebudayaan Hindu-budha di Indonesia
Refleksi
Lampiran rubrik penilaian sikap
Indikato Nilai
r
Akhir
Nama rasa ingin Tanggung Skor (NA)
Siswa tahu jawab keaktifan kerjasama
3 2 1 3 2 1 3 2 1 3 2 1
Ket: Hanya ditandai peserta didik yang paling tinggi dan yang paling rendah selain
itu dianggap setara. Ketentuan
1. Rumus : Nilai akhir (NA) = Jumlah skor yang diperolah x
100 Jumlah skor maksimum
2. Nilai sikap dikualifikasikan menjadi predikat sebagai berikut :
A = unggul ( 80-100)
B = kompeten ( 70-79 )
C= perbaikan ( 60-69 )
Bentuk Jumlah
No. KD Materi Indikator soal soal
soal
1 3.4. Memahami kronologi Pengaruh 1. Menguraikan Essay 1
perubahan, dan Kebudayaan bagaimana
kesinambungan dalam Hindu-budha pengaruh
kehidupan bangsa di Indonesia kebudayaan
Indonesia pada aspek
Hindu –Budha di
politik, sosial, budaya,
geografis, dan Indonesia
Pendidikan sejak masa
praaksara sampai masa 2. Menganalisis Essay 1
Hindu-Budha bagaimana
Indonesia dan islam. pengaruh
kebudayaan
Hindu-Budha
terhadap
kehidupan
masyarakat
dalam bidang
pemerintahan
3. Menganalisis Essay 1
bagaimana
pengaruh
kebudayaan
Hindu-Budha
terhadap
kehidupan
masyarakat
dalam bidang
Sosial
Essay 1
4. Menganalisis
bagaimana
pengaruh
kebudayaan
Hindu-Budha
terhadap
kehidupan
masyarakat
dalam bidang
Ekonomi
Essay 1
5. Menganalisis
bagaimana
pengaruh
kebudayaan
Hindu-Budha
terhadap
kehidupan
masyarakat
dalam bidang
Agama
6. Menganalisis Essay 1
bagaimana
pengaruh
kebudayaan
Hindu-Budha
terhadap
kehidupan
masyarakat
dalam bidang
Budaya
Jumlah soal 6
Butir Soal :
1. Menguraikan bagaimana pengaruh kebudayaan Hindu –Budha di Indonesia !
2. Menganalisis bagaimana pengaruh kebudayaan Hindu-Budha terhadap kehidupan
masyarakat dalam bidang pemerintahan !
3. Menganalisis bagaimana pengaruh kebudayaan Hindu-Budha terhadap kehidupan
masyarakat dalam bidang Sosial !
4. Menganalisis bagaimana pengaruh kebudayaan Hindu-Budha terhadap kehidupan
masyarakat dalam bidang Ekonomi !
5. Menganalisis bagaimana pengaruh kebudayaan Hindu-Budha terhadap kehidupan
masyarakat dalam bidang Agama !
6. Menganalisis bagaimana pengaruh kebudayaan Hindu-Budha terhadap kehidupan
masyarakat dalam bidang Budaya !
Kunci Jawaban
1. Pengaruh kebudayaan Hindu – Budha bagi masyarakat Indonesia salah satunya yaitu
tersebarnya bangunan – bangunan candi sisa –sisa kerajaan Hindu Budha terdahulu di seluruh
wilayah Indonesia. Sekarang bangunan tersebut digunakan oleh masyarakat Indonesia
sebagao tempat belajar dan tempat pariwisata.
2. Pengaruh kebudayaan Hindu Budha dalam bidang Pemerintahan yaitu awalnya sistem
pemerintahan di Indonesia bercorak kesukuan dan kerakyatan menjadi monarki dan hirarki
yang jelas. Struktur pemerintahan monarki berlaku umum disemua kerajaan Hindu Budha
yang pernah muncul di Indonesia mulai dari Kutai sampai Majapahit, artinya pemimpin
tertinggi pemerintahan adalah raja. Dimana raja dipilih berdasarkan faktor keturunan dari
dinasti yang berkuasa dan dikukuhkan oleh kasta Brahmana atau kasta yang paling disegani
dalam masyarakat Hindu.
3. Pengaruh kebudayaan Hindu Budha dalam bidang Sosial yaitu sebellum agama Hindu Budha
masuk ke Indonesia, masyarakat Indonesia masih belum mengenal suatu cara pengelompokan
orang berdasarkan derajat maupun tingkatannya dalam masyarakat. Hingga akhirnya
masyarakat Indonesia mengenal pembagian kasta seperti kasta Brahmana ( Pendeta dan
sarjana), Kasta Ksatria ( Bangsawan, Pejabat dan Prajurit ), Kasta Waisya ( Para Pedagang
dan pengusaha), Kasta Sudra ( Buruh dan rakyat jelata ).
4. Pengaruh kebudayaan Hindu Budha dalam bidang Ekonomi yaitu semula bangsa Indonesia
sudah cukup mengenal mengenai perdagangan dan pelayaran namun setelah kedatangan
agama Hindu Budha perkembangan perdagangan Indonesia semakin berkembang pesat
dimana hal ini dilatar belakangi dengan terbentuknya jalur perdagangan laut yang
menghubungkan india dan China.
5. Pengaruh kebudayaan Hindu Budha dalam bidang Agama yaitu sebelum agama Hindu Budha
masuk ke Indonesia, masyarakat Indonesia masih menganut kepercayaan Animisme dan
Dinamisme, yaitu kepercayaan dimana segala sesuatu yang ada di bumi baik hidup ataupun
mati mempunyai rah ( Animisme ) dan kepercayaan yang menyakini bahwa semua benda –
benda yang ada di dunia baik hidup atau mati mempunyai daya dan kekuatan ghaib (
Dinamisme). Hingga akhirnya kepercayaan Animisme dan Dinamisme berangsur – angsur
hilang dengan ajaran agama Hindu Budha.
6. Pengaruh kebudayaan Hindu Budha dalam bidang Budaya yaitu sebelum masuknya
kebudayaan Hindu Budha di Indonesia telah berkembang kebudayaan asli Indonesia namun
kemudian terjadi proses perpaduan atau akulturasi antara kebudayaan asli dengan kebudayaan
Hindu budha.