Anda di halaman 1dari 12

Peningkatan Hasil Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran IPS Materi Alat

Transportasi Menggunakan Media Gambar di SDN 1 Kalitengah


Dwi Guntur Sakti1, M. Saufi2, Gigin Ginanjar 3
1
Mahasiswa PGSD, FKIP, Universitas Terbuka
2
PGSD, FKIP, Universitas Terbuka
3
Pendidikan Biologi, FKIP, Universitas Bina Bangsa

E-mail : dwiguntur6@gmail.com

ABSTRAK

Studi ini bermaksud untuk peningkatan pengetahuan murid kelas empat SD tentang transportasi
melalui penggunaan media visual adalah tujuan utama dari proyek penelitian ini. Penelitian ini
didasarkan pada informasi yang dikumpulkan dari lima belas anak di kelas empat SD Negeri 1
Kalitengah di Kecamatan Mranggen. Selama semester tujuh tahun ajaran 2023- 2024, para
peneliti mengumpulkan data. Dua putaran penelitian dilakukan. Informasi kuantitatif dan
kualitatif dikumpulkan. Informasi yang diraih pada hasil tes formatif per siklus dikenal sebagai
data kuantitatif. Pada saat yang sama, selama setiap siklus pembelajaran, data kualitatif
dikumpulkan melalui observasi. Untuk mengetahui hasil pembelajaran murid, data yang diraih
kemudian ditinjau melalui kriteria keberhasilan. Dari pembelajaran pra siklus, terlihat 6 dari 40
anak mencapai nilai lebih KKM. Terjadi peningkatan 67% menjadi 10 siswa pada siklus
pertama. Kami mengalami peningkatan 100% menjadi 15 siswa pada siklus kedua. Murid kelas
empat SD bisa mengambil manfaat dari temuan penelitian yang berfokus pada peningkatan
pembelajaran melalui penggunaan media visual..
Kata Kunci : Hasil Belajar, Media Gambar, Alat Transportasi.
PENDAHULUAN

UUD 45 mencakup salah satu tujuan yang dinyatakannya ialah "mencerdaskan kehidupan
bangsa," yang mencakup pengembangan keterampilan dan pembentukan karakter dan budaya
bangsa yang bermartabat. Warga negara yang ideal adalah warga negara yang demokratis, sehat,
berpengetahuan luas, kompeten, kreatif, bermandiri, serrta taqwa kepada sang pencipta; inilah
harapan pada sistem pendidikan bangsa kita.
Mengacu pada UU No. 20/2003 mengenai SisDikNas, pemerintah membawahi sistem
sekolah negeri di seluruh Indonesia. Siswa di sekolah dasar di seluruh Indonesia diwajibkan
untuk memenuhi SK serta KD dalam pelajaran IPS, yang dituangkan dalam Permendiknas No.
22/2006. Dikembangkannya kurikulum di setiap sekolah juga didasarkan pada kriteriatersebut.
Temuan evaluasi dari unit Alat Transportasi pada pengajaran IPS kelas empat di SDN
Kalitengah. Hanya 6 siswa dari 15 murid yang mendapati nilai melebihi KKM, namun 9 siswa
lainnya mendapatkan nilai yang tidak mencapai dengan KKM. Ini berarti 60% dari jumlah siswa
masih belum sepenuhnya memahami materi, di SD N Kalitengah 01, KKM untuk mata pelajaran
IPS adalah 60.
Hasil yang diharapkan dari kegiatan tersebut belum tercapai sejauh ini. Karenanya,
pembelajaran berbasis media menghadirkan alternatif untuk keberhasilan pengajaran serta
pembelajaran yang dapat meningkatkan hasil belajar melalui pembelajaran aktif. Untuk
mencapai tujuan pembelajaran melalui penggunaan media yang sesuai, kerja sama siswa sangat
diutamakan. Pengajar mungkin menemukan bahwa mereka perlu melakukan pendekatan yang
lebih langsung untuk mengawasi murid-murid mereka ketika mereka menggunakan media
pembelajaran. Salah satu metode tersebut adalah penggunaan media visual sebagai stimulus
respon untuk menarik perhatian siswa dalam belajar. Gambar dapat memberikan ekspresi pada
ide-ide yang mungkin masih abstrak.
Peningkatan hasil belajar siswa yang diproyeksikan bergantung pada kemampuan untuk
memperbaiki kesalahan. Maka, penelitian tindakan yang berjudul "Peningkatan Hasil Belajar
Siswa Mata Pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial pada Materi Transportasi Menggunakan Media
Gambar di SD N 1 KALITENGAH" dilakukan oleh peneliti dengan menggunakan latar
belakang tersebut.
METODE

Guru dapat meningkatkan proses pembelajaran dengan menggunakan alternatif


pemecahan masalah yang berasal dari analisis masalah yang telah disebutkan sebelumnya.
Peneliti telah mengusulkan beberapa solusi untuk masalah tersebut:
a. Memanfaatkan media visual dengan lebih baik untuk meningkatkan hasil
pembelajaran siswa;
b. Pemberian penghargaan kepada siswa; dan
c. Mengelola ruang kelas dengan cara yang mendorong pembelajaran aktif.
Dalam rangka meningkatkan hasil belajar siswa kelas IV SD N Kalitengah 01 pada
mata pelajaran IPS "Materi Transportasi", penulis memberikan penekanan pada pemecahan
masalah.
Gambar desain Prosedur penelitian tindakan kelas ini terdiri dari empat komponen
pokok penelitian kelas, dimulai dari tahap Perencanaan ( Planning ), merupakan tahap
merencanakan penelitian, lalu dilanjutkan pada tahap Tindakan ( Action ), yang merupakan
tahap pelaksanaan perbaikan berdasarkan dari rancangan pada tahap sebelumnya, kemudian
dilanjutkan dengan Pengamatan ( Observing ), merupakan pengamatan perbaikan yang
dilakukan dan yang tahap terakhir adalah tahap Refleksi ( Reflecting ) merupakan tahap
merefleksi semua tindakan yang telah selesai dilaksanakan.

Gambar 1. Siklus PTK Arikunto (2006)


Untuk mengetahui tingkat ketuntasan belajar siswa penulis menggunakan rumus
persentase.

Keterangan: P = Angka presentase yang dicari

f = Frekuensi siswa yang menjawab benar

n = Jumlah siswa

HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Belajar
Nilai-nilai, pengertian-pengertian, sikap-sikap, apresiasi, pola-pola perbuatan, dan
abilitas merupakan hasil belajar yang terintegrasi dalam pembelajaran, seperti dijelaskan
oleh Suprijono (2011). Gagne (2003) menegaskan beberapa tujuan pembelajaran yang
relevan dengan berbagai aspek hasil belajar tersebut. Pertama, tujuan pembelajaran
mencakup kapasitas untuk menyampaikan informasi secara lisan dan tertulis, yang dikenal
sebagai informasi verbal. Kedua, komunikasi konsep dan simbol dianggap sebagai
komponen kunci dari kapasitas intelektual.
Selanjutnya, tujuan pembelajaran juga mencakup kapasitas untuk berkomunikasi
dan memandu proses mental, yang dikenal sebagai strategi kognitif. Keempat, kemampuan
untuk mengotomatisasi gerakan fisik diidentifikasi sebagai konsekuensi dari keterampilan
motorik, yang merupakan kapasitas untuk melakukan berbagai gerakan fisik secara
terkoordinasi untuk menyelesaikan tugas tertentu.
Terakhir, sikap seseorang diartikan sebagai kapasitas mereka untuk menerima
atau beradaptasi dengan situasi baru. Keseluruhan, tujuan pembelajaran ini mencerminkan
upaya untuk mengembangkan beragam aspek dalam proses belajar agar siswa dapat
mencapai pemahaman yang holistik dan berkelanjutan.

Hal tersebut sejalan dengan apa yang di katakan oleh Shodiq (2019), yang
menyatakan bahwa tujuan pembelajaran adalah suatu rumusan terencana yang harus
dikuasai siswa agar proses belajarnya berhasil. Tujuan pembelajaran merupakan suatu
gambaran yang wajib dimiliki siswa kemudian disampaikan dalam bentuk pernyataan
sebagai akibat dari hasil pembelajaran yang bisa diamati dan diukur.
Data yang berkaitan dengan strategi, teknik, dan media yang digunakan dalam
pelaksanaan pembelajaran dikumpulkan dalam rangka melaksanakan kegiatan pra-siklus
dalam penelitian ini. Metode ceramah dan penugasan digunakan dalam kegiatan
pembelajaran pra-siklus. Namun, ada beberapa masalah dengan pendekatan ini: siswa
tidak termotivasi untuk berpartisipasi, kegiatan terlalu terfokus pada guru, dan banyak
siswa yang masih belum mengetahui cara menyelesaikan tugas dengan benar, sehingga
hasil belajar rendah. Informasi tentang pengaruh kegiatan pra siklus terhadap pembelajaran
siswa, khususnya:
Tabel 1. Hasil Belajar Prasiklus
Keterangan
No Nama Siswa KKM Nilai
Tuntas Tidak Tuntas
1 Abaidah Shinta 60 50 √
2 Affandi Saputra 60 62 √
3 Afiqah syahzanani 60 55 √
4 Ahmad Farid H 60 70 √
5 Ahmad Hijrah M 60 50 √
6 Aisyah Afiefa M 60 55 √
7 Alona Trisma F 60 58 √
8 Aqila Septi Azka 60 65 √
9 Aqila Zelda Aurelia 60 59 √
10 Dian Yulianto 60 40 √
11 Gus Bima Wildan F 60 80 √
12 Kayla Lolita W 60 30 √
13 Muhammad Abizar 60 20 √
14 Ni’matul Azizah L 60 78 √
15 Putri Qu Cikal C 60 85 √
Jumlah 857
Rata-rata 57
Tuntas 6
Tidak Tuntas 9
Persentase Ketuntasan Belajar 40% 60%

Persentase yang lebih kecil dari murid yang dianggap tuntas dibandingkan
dengan mereka yang tidak tuntas, seperti yang terlihat dari statistik yang ditunjukkan di
atas. Dari lima belas siswa, hanya enam (atau 40%) yang mencapai nilai di atas KKM,
sementara sembilan (atau 60%) masih di bawah KKM. Pelajaran IPS kelas IV tentang
moda transportasi perlu direvisi berdasarkan hasil kegiatan pra-siklus ini jika ingin
mencapai tujuan pendidikan.
Pelaksanaan pembelajaran yang sesuai dengan kurikulum, yaitu KTSP 2006,
melibatkan pemilihan standar kompetensi dan kemampuan dasar dalam mata pelajaran
IPS dengan topik transportasi. Informasi tentang hasil pelaksanaan pembelajaran siklus
pertama terhadap hasil belajar siswa:
Tabel 2. Hasil Belajar Siklus I
Keterangan
No Nama Siswa KKM Nilai
Tuntas Tidak Tuntas
1 Abaidah Shinta 60 55 √
2 Affandi Saputra 60 67 √
3 Afiqah syahzanani 60 60 √
4 Ahmad Farid H 60 75 √
5 Ahmad Hijrah M 60 55 √
6 Aisyah Afiefa M 60 60 √
7 Alona Trisma F 60 63 √
8 Aqila Septi Azka 60 70 √
9 Aqila Zelda Aurelia 60 64 √
10 Dian Yulianto 60 45 √
11 Gus Bima Wildan F 60 85 √
12 Kayla Lolita W 60 35 √
13 Muhammad Abizar 60 25 √
14 Ni’matul Azizah L 60 83 √
15 Putri Qu Cikal C 60 90 √
Jumlah 932
Rata-rata 67
Tuntas 10
Tidak Tuntas 5
Persentase Ketuntasan Belajar 67% 33%

Jelas terlihat dari statistik bahwa lebih banyak siswa yang menyelesaikan
kegiatan sekarang dibandingkan dengan sebelum siklus. Dari lima belas siswa, sepuluh
(atau 67% dari total siswa) telah mencapai nilai KKM, sementara lima (atau 33% dari
total siswa) belum mencapai nilai KKM. Hal ini disebabkan karena anak-anak secara
aktif berpartisipasi dalam pembelajaran melalui media gambar, karena mereka mengikuti
kegiatan. Penelitian ini akan dilakukan pada siklus berikutnya karena masih ada siswa
yang belum mencapai KKM.
Berikut ini ialah tindakan perencanaan siklus II, setelah dilakukan refleksi dan
analisis terhadap kegiatan pembelajaran siklus I:

Tabel 3. Hasil Belajar Siklus II


Keterangan
No Nama Siswa KKM Nilai
Tuntas Tidak Tuntas
1 Abaidah Shinta 60 65 √
2 Affandi Saputra 60 77 √
3 Afiqah syahzanani 60 70 √
4 Ahmad Farid H 60 95 √
5 Ahmad Hijrah M 60 75 √
6 Aisyah Afiefa M 60 80 √
7 Alona Trisma F 60 80 √
8 Aqila Septi Azka 60 90 √
9 Aqila Zelda Aurelia 60 80 √
10 Dian Yulianto 60 61 √
11 Gus Bima Wildan F 60 100 √
12 Kayla Lolita W 60 65 √
13 Muhammad Abizar 60 60 √
14 Ni’matul Azizah L 60 100 √
15 Putri Qu Cikal C 60 100 √
Jumlah 1198
Rata-rata 81
Tuntas 15
Tidak Tuntas 0
Persentase Ketuntasan Belajar 100% 0%

Dengan nilai rerata kelas 81, semua murid telah mencapai nilai di atas KKM,
sesuai dengan statistik di atas. Hal ini menunjukkan bahwa kegiatan perbaikan terkait
transportasi pada siklus II yang menggunakan media visual dapat meningkatkan hasil
belajar siswa kelas empat. Temuan ini membawa peneliti pada kesimpulan bahwa siklus
penelitian ini dihentikan. Grafik berikut ini menunjukkan perkembangan peningkatan
hasil belajar siswa dari kegiatan yang dilakukan sebelum siklus ke kegiatan yang
dilakukan selama siklus II:

Data Presentase Ketuntasan Belajar Siswa

100%

100%
67%
80% 60%

60% 40%
33%
40%
0
20%

0%
Prasiklus Siklus I Siklus II

Tuntas Tidak Tuntas

Gambar 2. Grafik Presentase Ketuntasan Belajar Siswa

Pada Gambar 2 di atas, terlihat bahwa terdapat perbedaan presentase ketuntasan


belajar siswa di setiap siklus. Tingkat presentase ketuntasan belajar siswa pada prasiklus
yaitu 60% menjadi 40%, kemudian di siklus I dari 33% menjadi 67%, lalu peningkatan
ini terlihat dari siklus II dari 0% menjadi 100% , peningkatan siswa memperoleh nilai di
atas KKM dalam pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial di kelas IV tentang alat transportasi
dapat mengambil manfaat dari penggunaan media visual untuk meningkatkan
pemahaman siswa.

B. Media Gambar

1. Pengertian Media Gambar


Dalam hal media pendidikan, konten visual adalah segalanya. Alasannya, anak-
anak belajar lebih baik dengan visual daripada hanya dengan kata-kata. Minat siswa dalam
belajar tidak diragukan lagi akan tergugah jika gambar dibuat dan disajikan dengan baik.
Menurut Permana (2018), media gambar terdiri dari representasi dua dimensi dari
aslinya, seperti gambar dan lukisan. Windiyani (2018) juga menyatakan hal yang sama,
yaitu representasi visual dari penampakan objek, seperti sketsa, lukisan, atau foto,
merupakan bagian dari media gambar.
Penggunaan media gambar sebagai metafora untuk hasil seharusnya lebih jelas
bagi Anda setelah membaca ini.

2. Fungsi Media Gambar


Media pengajaran diharap bisa meningkatkan proses belajar mengajar, yang akan
meningkatkan hasil pembelajaran murid. Media gambar memiliki berbagai tujuan
umum. Pertama dan terutama, media gambar dapat digunakan untuk mendidik dan
membentuk pendidikan. Kedua, fungsi sosial memberikan pengetahuan dan
pengalaman nyata dari berbagai sektor, memberikan setiap orang ide dan gagasan
standar. Ketiga, media gambar dapat meningkatkan produktivitas dengan
memaksimalkan kinerja.
Media Gambar menurut Lisdayanti (2014) “adalah peniruan dari benda-benda
dan pemandangan dalam hal bentuk, rupa serta ukurannya yang relatif terhadap
lingkungannya sehingga dapat dimengerti dan dinikmati dimana-mana”.

3. Kelebihan Media Gambar

Media gambar dapat meningkatkan pembelajaran. Pertama, aspeknya yang


padat dan realistis membuat materi pelajaran lebih jelas daripada kata-kata. Kedua,
media gambar memungkinkan ekspresi ide melampaui batasan ruang dan waktu.
Ketiga, foto membantu memvisualisasikan fitur-fitur yang sulit dilihat. Keempat, visual
menjelaskan isu-isu yang terlepas dari konteks, sehingga mengurangi kesalahpahaman.
Biaya yang murah dan kemudahan dalam penggunaannya merupakan keuntungan
lainnya.
4. Kekurangan Media Gambar

Penggunaan media gambar dalam pembelajaran memiliki sejumlah pro dan


kontra yang perlu dipertimbangkan. Sebagai langkah awal, gambar memiliki
keunggulan sebagai representasi visual yang dapat membantu siswa memahami konsep-
konsep kompleks. Namun, sejumlah kendala perlu diperhatikan agar pemanfaatan
media gambar dapat optimal.

Salah satu pro dari penggunaan media gambar adalah kemampuannya untuk
memberikan visualisasi konkret dari suatu konsep atau informasi. Gambar dapat
memberikan gambaran yang jelas dan mudah dicerna oleh siswa, membantu mereka
memahami materi dengan lebih baik. Namun, kendala muncul ketika gambar terbatas
pada kelompok siswa tertentu, yang dapat mempengaruhi representasi variasi
pandangan dan pengalaman siswa lainnya.

Sebagai tambahan, interpretasi individu terhadap gambar juga menjadi aspek


yang perlu dipertimbangkan. Berbedanya persepsi dan pengalaman antar siswa dapat
mengakibatkan pemahaman yang bervariasi terhadap gambar yang disajikan. Oleh
karena itu, peran guru dalam membimbing siswa untuk memahami gambar dengan
konteks yang benar menjadi penting.

Selain itu, ukuran gambar juga menjadi faktor kritis. Gambar yang kecil atau
kurang jelas dapat menyulitkan siswa untuk melihat detail-detail atau bagian-bagian
yang penting dari gambar tersebut. Keterbatasan ini dapat menghambat pemahaman
siswa terhadap informasi yang disampaikan melalui media gambar.

Sebagaimana dikemukakan oleh Rahadi (2003), kendala-kendala tersebut perlu


diperhatikan agar penggunaan media gambar dalam pembelajaran dapat memberikan
manfaat maksimal. Dengan menyadari pro dan kontra tersebut, guru dapat
mengembangkan strategi yang lebih efektif dalam mengintegrasikan media gambar
dalam proses pembelajaran, memastikan bahwa siswa dapat meraih pemahaman yang
mendalam dan seimbang terhadap materi yang disajikan.

C. Materi IPS Tentang Alat Transportasi

Kehidupan sehari-hari bergantung pada transportasi, yang membawa orang dan


barang dari satu lokasi ke lokasi lain. Proses transportasi sebagian besar bergantung pada
kendaraan, baik yang dioperasikan oleh manusia maupun mesin. Kegiatan mengangkut
orang atau barang dari satu lokasi ke lokasi lain didefinisikan oleh Kadir (2009) sebagai
transportasi. Sebuah kendaraan atau beberapa kendaraan yang berfungsi sebagai
pengangkut dan jaringan jalan menuju tempat tujuan merupakan komponen pembentuk
transportasi.

Pandensolang dan Yonatan Christian (2015) menyatakan bahwa transportasi adalah


proses pemindahan orang atau barang dari suatu lokasi ke lokasi lain dengan
menggunakan kendaraan baik yang dioperasikan oleh manusia maupun mesin. Dalam
perspektif ini, transportasi dimaksudkan untuk mempermudah kehidupan sehari-hari
masyarakat.

Adapun pembagian transportasi menjadi tiga jenis utama, yaitu transportasi darat,
laut, dan udara, mencerminkan ragam sarana yang dapat digunakan untuk keperluan
berpindah tempat. Keterlibatan kendaraan darat, laut, dan udara memberikan variasi dalam
pemilihan metode transportasi sesuai dengan kebutuhan dan jarak yang akan ditempuh.

Pentingnya memahami jenis alat transportasi sejak dini menjadi landasan bagi
perkembangan pengetahuan anak-anak. Oleh karena itu, penggunaan media pembelajaran,
seperti gambar 2 dimensi dari berbagai jenis alat transportasi, menjadi relevan. Materi ini
bertujuan agar anak-anak dapat lebih mudah memahami dan tidak merasa bosan ketika
belajar mengenai jenis alat transportasi. Dengan pengetahuan yang diperoleh, anak-anak
dapat membedakan peran masing-masing jenis alat transportasi dan mengembangkan
pemahaman mereka tentang fungsi transportasi dalam kehidupan sehari-hari.
SIMPULAN DAN SARAN

Kesimpulan

Pelajaran IPS kelas IV tentang alat transportasi dapat mengambil manfaat dari
penggunaan media visual untuk meningkatkan pemahaman siswa. Dengan nilai rata-rata
kelas 57, 6 dari 15 siswa berhasil mencapai KKM pada kegiatan pra-siklus. Pada siklus
pertama, 10 siswa mendapatkan nilai rata-rata kelas 67 dan berhasil mencapai KKM,
sedangkan pada siklus kedua, 15 siswa mendapatkan nilai rata-rata kelas 81. Dalam bentuk
Tingkat presentase ketuntasan belajar siswa pada prasiklus yaitu 60% menjadi 40%,
kemudian di siklus I dari 33% menjadi 67%, lalu peningkatan ini terlihat dari siklus II dari
0% menjadi 100% , peningkatan siswa berhasil memperoleh nilai di atas KKM.

Saran
Rekomendasi ini didasarkan pada studi penulis tentang bagaimana meningkatkan
pembelajaran dari siklus pertama ke siklus kedua, serta hasil yang disebutkan di atas. Agar
siswa dapat mengingat lebih banyak informasi, media gambar harus relevan dengan materi
dan mengacu pada pengetahuan yang telah mereka miliki. Sebagai tambahan, cobalah
beberapa pengaturan ruang kelas yang berbeda untuk memeriahkan kelas, dan mintalah
murid berpartisipasi dalam sesi tanya jawab untuk membantu memperkuat apa yang telah
mereka pelajari.
DAFTAR PUSTAKA
Arief S. Sadiman, dkk. (2009). Media Pendidikan, Pengertian, Pengembangan, dan
Pemanfaatannya. Jakarta: Rajawali Press.

Arief S. Sadiman. dkk. (1996). Media Pendidikan: Pengertian, Pengembangan, dan.


Pemanfaatannya. Jakarta: PT.Raya Grafindo Persada

Arikunto, S. (2013). Prosedur Penelitian. Jakarta : Rineka Cipta.

Daru Wijayanti. (2016). Ensiklopedia Alat-alat Transportasi. Yogyakarta : Indoeduka.

Endang Titik Lestari. (2020). Cara Praktis Meningkatkan Motivasi Siswa Sekolah Dasar.
Yogyakarta : Budi Utama.

Lisdayanti,Ni Putu, I. Ketut Ardana, & Ida Bagus Gede Surya Abadi. “Pengaruh Model
Pembelajaran Kooperatif Talking Stick Berbantuan Media Gambar Terhadap Hasil
Belajar IPA Siswa Kelas V SD Gugus 4 Baturiti Di Kabupaten Tabanan”. Mimbar
PGSD Undiksha, Volume.2, Nomor. 1 . 2014.

Muhammad, Abdul Kadir. (2009). Hukum Pengangkutan Darat, Laut, Udara. Bandung: PT.
Citra Aditya Bakti.

Pandensolang, Yonatan Christian. (2015). Landasan Konseptual Perencanaan dan Perancangan


Pengembangan Stasiun Kereta Api Tanjung Karang di Lampung. Yogyakarta:
Universitas Atma Jaya Yogyakarta

Permana, D., & Indihadi, D. (2018). Penggunaan Media Gambar terhadap Pembelajaran
Menulis Puisi Peserta Didik . PEDADIDAKTIKA: JURNAL ILMIAH PENDIDIKAN
GURU SEKOLAH DASAR, 5(1), 193-205.
http://ejournal.upi.edu/index.php/pedadidaktika/index.

Rospala Hanisah. (2023). Konsep Dasar Belajar dan Pembelajaran PGSD/PGMI. Jakarta :
Adanu Abimata.

Shodiq, S. F. (2019). Revival Tujuan Pembelajaran Pendidikan Agama Islam (Pai) Di Era
Revolusi Industri 4.0. At-Tajdid: Jurnal Pendidikan Dan Pemikiran Islam, 2(02).

Soekardomo, R. (1981). Hukum Dagang Indonesia. Jakarta: CV Rajawali.

Suparno, & Agus Wibowo. (2018). Strategi Belajar Mengajar Teori dan Praktik. Jakarta :
Samudra Biru.

Tirtoni, F., & Kurniawan, M.I. (2022). Buku Ajar Strategi Belajar Mengajar di Sekolah Dasar.
Sidoarjo : Umsida.

Windiyani, T., Novita, L., & Permatasari, A. (2018). Penggunaan Media Pembelajaran Gambar
Fogorafi Pada Mata Pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial Siswa Sekolah Dasar. JPs:
Jurnal Pendidikan Sekolah Dasar, 4(1), 91-101.
http://www.jurnal.untirta.ac.id/index.php/jpsd/ article/view/2776.

Anda mungkin juga menyukai