Anda di halaman 1dari 12

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN MAKE AND

MATCH UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR


SISWA KELAS III SDN 26 TEGINENENG PADA MATA
PELAJARAN PKN MATERI TENTANG BANGGA SEBAGAI
BANGSA INDONESIA

YULIANA DEWI
Yulianadewi9604@Gmail.Com
PRODI S1 PGSD, FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UPBJJ UNIVERSITAS TERBUKA BANDAR LAMPUNG

Abstrak

YULIANA DEWI
NIM.857026502

Model pembelajaran Make and Match adalah model pembelajaran Kooperatif


Learning yang mana anak dituntut untuk mencari lawan atau pasangan dari
kelompok gambar yang mereka pegang dengan kelompok gambar yang dipegang
oleh kelompok lain yang kelak akan bertukar gambar. Sejauh ini model
pembelajaran Make and Match ini telah memberikan pengaruh positif pada
hasil belajar siswa, ini terlihat dari hasil pencapaian nilai yang mereka dapatkan
pada siklus 1, siklus 2 .
Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan hasil belajar dan aktivitas
belajar siswa kelas 3 pada mata pelajaran PKn di SD. Jumlah siswa kelas 3 ada
20 siswa terdiri dari 9 laki – laki dan 11 perempuan. Persentase ketuntasan
belajar siswa mengalami peningkatan yang signifikan setelah dilakukan perbaikan
pembelajaran pada evaluasi sebelum perbaikan pembelajaran siklus 1 ada 12
siswa atau 52% dari 20 siswa. Pada perbaikan pembelajaran siklus 2 meningkat,
siswa yang nilainya 75 keatas menjadi 14 atau 69% dari jumlah 20 siswa. Inilah
yang menjadi dasar penerapan model pembelajaran Make and Match
ini diharapkan dapat dijadikan pemicu semangat siswa dalam belajar
lewat permainan. Jenis penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas yang
dilaksanakan dalam 2 Siklus.Data tes hasil belajar dinilai dengan nilai rata - rata
dan Ketuntasan belajar klasikal siswa, sementara data Observasi dianalisis dengan
persentase keaktifan belajar siswa.Berdasarkan hasil penelitian yang telah
dilaksanakan dalam 2 Siklus terjadi peningkatan pada hasil dan aktivitas belajar
siswa.

Kata Kunci : Belajar Pkn, Make and Match


PENDAHULUAN

Pendidikan Kewarganegaraan diberikan sejak SD sampai SLTA. Dengan PKn


seseorang akan memiliki kemampuan untuk mengenal dan memahami
karakter dan budaya bangsa serta menjadikan warga negara yang siap bersaing di
dunia internasional tanpa meninggalkan jati diri bangsa. Melalui PKn setiap
warga negara dapat mawas diri dengan perkembangan teknologi informasi dan
komunikasi dewasa ini yang memberi dampak positif dan negatif. PKn juga
bermanfaat untuk membekali peserta didik agar memiliki kemampuan untuk
mengelola dan memanfaatkan informasi untuk bertahan hidup pada keadaan yang
selalu berubah, tidak pasti dan kompetitif.
Pada kenyataannya, PKn dianggap ilmu yang sukar dan sulit dipahami. PKn
adalah pelajaran formal yang berupa sejarah masa lampau,
perkembangan sosial budaya, perkembangan teknologi, tata cara hidup bersosial,
serta peraturan kenegaraan. Begitu luasnya materi PKn menyebab anak sulit
untuk diajak berfikir kritis dan kreatif dalam menyikapi masalah yang berbeda.
Sementara anak usia sekolah dasar tahap berfikir mereka masih belum formal,
karena mereka baru berada pada tahap Operasi Onal Konkret ( Peaget : 1920 ).
Apa yang dianggap logis, jelas dan dapat dipelajari bagi orang dewasa,
kadang–kadang merupakan hal yang tidak masuk akal dan membingungkan bagi
siswa. Akibatnya banyak siswa yang tidak memahami konsep PKn.
Berdasarkan temuan penulis, sebagian besar siswa kurang aktif dan berfikir
kritis dalam materi Bangga Sebagai Bangsa Indonesia. Apabila anak menghadapi
masalah kontekstual baru yang berbeda dengan yang dicontohkan, anak belum
mampu berfikir kritis dan menemukan solusi dengan benar sehingga banyak anak
yang menjawab salah, dan dengan alasan soalnya sulit. Karena itu wajar setiap
kali diadakan tes, nilai pelajaran PKn selalu rendah dengan rata-rata kurang dari
KKM. Menghadapi kenyataan tersebut di atas, penulis tertarik untuk mendalami
dan melakukan tindakan-tindakan perbaikan pembelajaran PKn, khususnya materi
Bangga Sebagai Bangsa Indonesia melalui penelitian tindakan kelas. Perbaikan
yang penulis lakukan mengenai penerapan metode bermain peran pada
materi
pengambilan keputusan bersama. Harapan penulis adalah terjadinya pembelajaran
aktif, kreatif dan menyenangkan serta lebih bermakna dan adanya keberanian
peserta didik yang tuntas untuk menyelesaikan masalah kontektual dengan benar
serta untuk lebih menguasai pelajaran.

METODE PEMBELAJARAN

Dari pengertian belajar tersebut dapat disimpulkan bahwa belajar merupakan


suatu proses yang dapat menimbulkan perubahan tingkah laku, baik jasmani
maupun rohani dan dalam prosesnya sendiri. Belajar bukan hanya mengingat,
melainkan mengalami. Oleh karena itu dalam proses pembelajaran perlu
digunakan model pembelajaran yang tepat. Make and Match
(mencari pasangan) merupakan salah satu jenis dalam pembelajaran
kooperatif. Teknik ini dikembangkan oleh Lorna Curran (1994). Salah satu
keunggulan teknik ini adalah peserta didik mencari pasangan sambil belajar.
Peserta didik dalam memahami suatu konsep atau topik dibawa kepada suasana
yang menyenangkan (Rusman,2011: 223).

Model Make and Match atau mencari pasangan merupakan salah satu alternatif
yang dapat diterapkan kepada siswa. Penerapan metode ini dimulai dari teknik
yaitu siswa disuruh mencari pasangan kartu yang merupakan jawaban/soal
sebelum batas waktunya, siswa yang dapat mencocokkan kartunya diberi poin.
Model Make and Match melatih siswa untuk memiliki sikap sosial yang baik dan
melatih kemampuan siswa dalam bekerja sama disamping melatih
kecepatan berfikir siswa. Berdasarkan pendapat di atas, dapat disimpulkan bahwa
model pembelajaran Make and Match adalah suatu teknik pembelajaran mencari
pasangan sambil belajar mengenai suatu konsep atau topik dalam suasana yang
menyenangkan sehingga pembelajaran tersebut dapat lebih bermakna.

Dalam kegiatan pengumpulan data secara kualitatif, pengamat menggunakan


lembar observasi guru. Pengamat memberikan tanda cek (√) pada kolom
kemunculan sesuai indikator tersebut. Pengamatan yang dilakukan oleh
pengamat (observer) adalah tentang keefektifan model pembelajaran make
and
match dalam meningkatkan motivasi siswa dalam pembelajaran PKn
khususnya tentang materi bangga sebagai bangsa Indonesia.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Penelitian yang dilakukan untuk mengetahui aktifitas pembelajaran siswa kelas 3


SDN 26 Tegineneng Kabupaten Pesawaran, Dengan menggunakan metode
pembelajaran Make and Match untuk meningkatkan hasil belajar siswa. Hasil
penelitian yang dilakukan pada siswa kelas 3 SDN 26 Tegineneng terkait hasil
belajar PKn tentang Bangga Sebagai Bangsa Indonesia melalui metode Make
And Match, yang dilaksanakan dalam perbaikan pembelajaran pada siklus
II secara lengkap dijabarkan sebagai berikut :

1. Pembelajaran Siklus I
Adapun langkah – langkah pelaksanaan siklus I yaitu :
a. Perencanaan
Membuat rencana pembelajaran, membuat lembar pengamatan,
menyediakan alat peraga, membuat evaluasi, membuat lembar kerja dan
menentukan teman sejawat yang akan mengobservasi aktivitas siswa dan
guru selama kegiatan pembelajaran.
b. Pelaksanaan
Pelaksanaan pembelajaran siklus I dilaksanakan pada hari Senin,
tanggal
26 Oktober 2023 di SDN 26 tegineneng. Pelaksanaan pembelajaran
dilaksanakan sesuai dengan rencana pembelajaran.
c. Pengamatan
Dari hasil pengamatan yang diperoleh oleh peneliti yang dibantu oleh
teman sejawat sebagai observer. Berikut hasil pengamatan pada waktu
proses pembelajaran pada siklus I. Pada siklus I ini pembelajaran
berlangsung, siswa belum aktif dalam pembelajaran, siswa pada waktu
diskusi kelompok belum bisa bekerja sama, waktu diberi penjelasan oleh
guru ada siswa yang bermain sendiri. Sedangkan hasil pengamatan
terhadap guru yaitu guru kurang menguasai materi, guru belum bisa
mengontrol keaktifan siswa, guru belum menggunakan alat peraga,
sehingga siswa kurang memahami materi yang telah disampaikan oleh
guru.Pembelajaran siklus I mata pelajaran PKn kelas 3 semester II di
SDN
26 Tegineneng, tahun pelajaran 2023/2024 dengan materi pokok Bangga
Sebagai Bangsa Indonesia dilaksanakan pada hari Senin, tanggal 26
Oktober 2023 hasilnya belum memuaskan, ini terlihat pada kolom tabel
perolehan nilai. Hasil pembelajaran pada siklus 1 disajikan dalam
tabel 2.1 sebagai berikut :
Tabel 2.1: Hasil Evaluasi Siklus I Mata Pelajaran PKn

No Nama Siswa Nilai Tuntas Belum


1 Aji Tian Marzuki 58 √
2 Arif Firmansyah 70 √
3 Amanda Nisrina 88 √
4 Audia Putri 70 √
5 Anggita Kharisma 82 √
6 Ditya Sepriadi 76 √
7 Herlin Kartika Sari 46 √
8 Julian Saputra 76 √
9 Juni Ardiansyah 52 √
10 M. Yusuf Firdaus 82 √
11 M. Alifhio Zavva Ardike 76 √
12 M. Ayub Gusran 64 √
13 Rizki Mahardika 76 √
14 Ratu Saskia Velisha 58 √
15 Syakila Jihan Fahira 64 √
16 Siti Nur Indah Sari 76 √
17 Syaifullah Hidayat 76 √
18 Syafron Effendi 76 √
19 Tarisa Putri Nabila 58 √
20 Zhafira Khalisa 46 √
Jumlah 1364 12 8
Presentasi 68 52 43

Dari tabel dapat kita lihat bahwa siswa yang mendapat nilai diatas 75 sebanyak
12 siswa, atau 52 % sedangkan nilai kurang dari 75 sebanyak 8 siswa atau 43 %
dari
20 siswa. Untuk mengetahui presentasi rentang nilai maka diadakan analisis
yang disajikan pada tabel 2.2 dibawah ini :

Tabel 2.2: Analisis Hasil Tes Formatif Siklus I Mata Pelajaran PKn

No Rentang Frekuensi
1 41 -50 2
2 51 – 60 4
3 61 – 70 4
4 71 – 80 7
5 81 -90 3
6 91 -100 0
Jumlah 20

Berdasarkan tabel 2.2 diatas, penguasaan materi pembelajaran siklus I dari


jumlah 20 siswa yang mendapat nilai dibawah angka 60 sebanyak 2 siswa, yang
mendapat nilai 51 sampai 60 sebanyak 4 siswa, nilai 61 sampai 70 sebanyak 4
siswa, nilai 71 sampai 80 sebanyak 7 siswa, nilai 81 sampai 90 sebanyak 3 siswa
dan tidak ada yang mendapat nilai diatas 91. Apabila hasil evaluasi sebelum
perbaikan pembelajaran PKn dengan indikator Bangga Sebagai Bangsa
Indonesia kelas 3 semester II di SDN 26 Tegineneng Tahun Pelajaran
2023/2023 jika disajikan dalam bentuk grafik dapat dilihat pada gambar 1.1
berikut.
Gambar 1.1
Grafik Hasil Evaluasi Sebelum Perbaikan Pembelajaran
14
12
10

Tuntas TidakTuntas

Nilai hasil tes formatif diperoleh setelah proses pembelajaran selesai. Guru
memberi evaluasi untuk mengetahui tingkat penguasaan materi yang telah
diajarkan pada pembelajaran siklus I.

d. Refleksi
Dari hasil refleksi yang dilakukan oleh guru melalui diskusi dengan teman
sejawat sebagai observer diperoleh beberapa kekurangan selama proses
pembelajaran. Sebelum pelajaran dimulai guru tidak mengkondisikan
siswa untuk menerima pelajaran, sehingga siswa belum siap menerima
pelajaran. Pada waktu pemberian materi guru hanya ceramah, sehingga
siswa hanya melihat, mendengar tapi tidak fokus pada materi. Dari hasil
refleksi guru menyadari kekurangannya dalam proses pembelajaran
siklus I oleh karena itu guru akan memperbaikinya pada perbaikan
pembelajaran siklus berikutnya.
2. Pembelajaran Siklus II
Adapun langkah-langkah pelaksanaan siklus II yaitu :
a. Perencanaan
Menyusun rencana pembelajaran dengan tujuan perbaikan siklus II.
Memilih metode siklus II. Mempersiapkan LKS yang akan digunakan
dalam perbaikan pembelajaran. Membuat dan merancang lembar observasi
aktivitas guru.
b. Pelaksanaan
Pelaksanaan pembelajaran siklus II dilaksanakan pada hari Senin, tanggal
29 Oktober 2023 dengan objek siswa dikelas III SDN 26 Tegineneng.
Kegiatan belajar mengajar sesuai dengan apa yang tertulis dalam rencana
pelaksanaan pembelajaran.
c. Pengamatan
Pada tahap ini pengamat mencatat apa yang telah terjadi pada
pembelajaran perbaikan siklus II dengan menggunakan lembar observasi.
Dalam proses ini diperoleh data bahwa:
Penjelasan materi sangat cepat sehingga kurang dipahami siswa
Kurang memberikan kesempatan pada anak untuk bertanya
Perhatian guru pada siswa masih kurang.

Dengan dibantu oleh teman sejawat yang bertindak sebagai observer, peneliti
melaksanakan sesuai rencana. Skenario pembelajaran berlangsung dengan baik.
Peneliti melaksanakan sesuai rencana. Pada akhir pembelajaran peneliti
mengadakan evaluasi hasil belajar untuk mengetahui tingkat keberhasilan. Hasil
perbaikan pembelajaran siklus II disajikan dalam tabel 3.1 sebagai berikut :
Tabel 3.1
Hasil Evaluasi Perbaikan Pembelajaran Siklus II

No Nama Siswa Nilai Tuntas Belum


1 Aji Tian Marzuki 58 √
2 Arif Firmansyah 82 √
3 Amanda Nisrina 76 √
4 Audia Putri 76 √
5 Anggita Kharisma 76 √
6 Ditya Sepriadi 76 √
7 Herlin Kartika Sari 46 √
8 Julian Saputra 76 √
9 Juni Ardiansyah 46 √
10 M. Yusuf Firdaus 82 √
11 M. Alifhio Zavva Ardike 76 √
12 M. Ayub Gusran 76 √
13 Rizki Mahardika 58 √
14 Ratu Saskia Velisha 76 √
15 Syakila Jihan Fahira 88 √
16 Siti Nur Indah Sari 58 √
17 Syaifullah Hidayat 76 √
18 Syafron Effendi 52 √
19 Tarisa Putri Nabila 76 √
20 Zhafira Khalisa 76 √
Jumlah 1394 14 6
Presentasi 69 69 39
Dari tabel dapat kita lihat siswa yang mendapat nilai diatas 75 sebanyak 14
siswa, sedangkan nilai kurang dari 75 sebanyak 6 siswa dari jumlah 20 siswa.
Untuk mengetahui presentasi rentang nilai maka diadakan analisis yang disajikan
pada tabel 3.2 dibawah ini :
Tabel 3.
Analisis Hasil Tes Formatif Siklus II

No Rentang Frekuensi
1 41 -50 -
2 51 – 60 3
3 61 – 70 5
4 71 – 80 5
5 81 -90 4
6 91 -100 3
Jumlah 20
Berdasarkan tabel 3.2 diatas, penguasaan materi sebelum perbaikan pembelajarn
bahwa dari jumlah 20 yang mendapat nilai 41 sampai 50 sebanyak tidak ada,
nilai
51 sampai 60 sebanyak 3 siswa, nilai 61 sampai 70 sebanyak 5 siswa, nilai 71
sampai 80 sebanyak 5 siswa, nilai 81 sampai 90 sebanyak 4 siswa dan ada 3 siswa
yang mendapat nilai diatas 91.Apabila hasil evaluasi perbaikan pembelajaran
siklus II mata pelajaran PKn dengan materi tentang bangga Sebagai Bangsa
Indonesia. Hasil evaluasi siklus II diperoleh setelah pelaksanaan pembelajaran
siklus II selesai. Dan dari grafik terlihat berapa banyak siswa yang telah tuntas
dan yang belum tuntas dalam perolehan nilai evaluasi yang diberikan oleh guru.

d. Refleksi
Hasil dari observasi dan pengamatan dikumpulkan dan dianalisisa.
Dari hasil observasi guru mengadakan refleksi untuk mengetahui
kekurangan, hambatan dan kendala yang terjadi pada proses pembelajaran.
Dengan dasar hasil tes formatif yang menunjukkan peningkatan dari
pembelajaran sebelumnya, sudah mencapai ketuntasan 75%. Berdasarkan
hasil refleksi tindakan perbaikan pembelajaran pada siklus II dihasilkan
antara lain :
a. Sudah tidak ada siswa yang ragu dan semua terlibat aktif dalam
melakukan demonstrasi.
b. Dalam diskusi kelompok, ada beberapa siswa yang sangat aktif dan baik
dalam kerja sama dalam menyelesaikan tugas.

KESIMPULAN DAN SARAN

Berdasarkan hasil analisis data yang telah diuraikan diatas, maka kesimpulan dari
hasil penelitian ini yaitu: Penerapan Model Pembelajaran Make And Match
dapat meningkatkan Hasil Belajar siswa pada mata pelajaran PKN di Kelas III
SDN 26 Tegineneng. Penerapan Model Pembelajaran Make And Match dapat
meningkatkan aktivitas Belajar siswa pada mata pelajaran PKN di Kelas III SDN
26 Tegineneng.

Saran Tindak Lanjut

Berdasarkan penemuan peneliti saat melakukan observasi untuk meningkat kan


hasil belajar siswa kelas 3 SDN 26 Tegineneng Kabupaten Pesawaran ada
beberapa saran untuk meningkatkan pembelajaran kedepannya.

Untuk para pendidik :


1. Bagi Para pendidik, buatlah suasana pembelajaran menjadi
menyenangkan, terutama bagi siswa usia Sekolah Dasar, khususnya
kelas3, Karena suasana pembelajaran yang menyenangkan akan dapat
menumbuhkan semangat belajar pada siswa.

Untuk Sekolah:
1. Bagi sekolah, senantiasa menciptakan iklim yang kondusif untuk
berlangsungnya proses pembelajaran, memberikan motivasi kepada guru
agar dapat menggunakan media yang sesuai demi tercapainya tujuan
pembelajaran dan senantiasa mendukung peningkatan kualitas sekolah
melalui perbaikan pembelajaran oleh guru
DAFTAR PUSTAKA

Mulyani Sumantri, Nana Syaodih. 2007. Perkembangan Peserta Didik. Jakarta,


Universitas Terbuka
Andayani, dkk.2010, Pemantapan Kemampuan Profesional. Jakarta, Universitas
Terbuka.
Suciati, Drs. Dkk. 2004. Belajar dan Pembelajaran 2. Jakarta, Universitas
Terbuka.
Hamzah B. 2014. Model Pembelajaran. Jakarta: Bumi Aksara. Mulyasa, E. 2017..
Pranaja S dkk, Buku Fokus PKn untuk SD Kelas III. Jakarta, Sindutama.
Dewa Nyoman Suprapta, 2020. Penggunan Model Pembelajaran Make
And Match Sebagai Upaya Meningkatkan Bahasa Ingris Siswa, Vol. 4
Norman Syam, 2011. Perspektif Ilmu Pendidikan, Vol. 24
Sulastri, Imran, Arif Firmansyah, Jurnal Kreatif Tadulako Online. Vol.3
No.1
Lina Ernawati, Sri Utami, Tahmid Sabri. Penerapan Make And Match
Pada Pembelajaran Pkn Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa
Sekolah Dasar. Vol. 3

Anda mungkin juga menyukai