Anda di halaman 1dari 52

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Aparatur Sipil Negara mempunyai peran yang amat penting dalam rangka

menciptakan masyarakat madani yang taat hukum, berperadaban modern,

demokratis, makmur dan adil, dan bermoral tinggi dalam menyelenggarakan

pelayanan kepada masyarakat secara adil dan merata, menjaga persatuan dan

kesatuan bangsa dengan penuh kesetiaan kepada Pancasila dan Undang-Undang

Dasar Tahun 1945. Dalam UU Nomor 5 Tahun 2014 tentang Aparatur Sipil

Negara telah bertekad untuk mengelola aparatur sipil negara menjadi semakin

profesional. Undang Undang ini merupakan dasar dalam manajemen aparatur sipil

negara yang bertujuan untuk membangun aparatur sipil negara yang memiliki

integritas, profesional dan netra serta bebas dari intervensi politik, juga bebas dari

praktek KKN, serta mampu menyelenggarakan pelayanan publik berkualitas bagi

masyarakat. Dengan terbitnya Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2014 tentang

Aparatur Sipil Negara, secara signifikan telah mendorong kesadaran PNS untuk

menjalankan profesinya sebagai ASN dengan berlandaskan pada: a) Nilai dasar;

b) kode etik dan kode perilaku; c) komitmen, integritas moral, dan tanggung

jawab pada pelayanan publik; d) kompetensi yang diperlukan sesuai dengan

bidang tugas; dan e) profesional jabatan. Implementasi terhadap prinsip-prinsip

tersebut diwujudkan dengan meningkatan kepedulian dan partisipasi untuk

meningkatkan kapasitas organisasi dengan memberikan penguatan untuk

menemu-kenali perubahan lingkungan strategis secara komprehensif pada diri

setiap PNS Dengan adanya Penyelenggaraan Pelatihan Dasar (LATSAR)

1
diharapkan dapat membentuk kader ASN berkualitas yang berlandaskan pada

nilai-nilai dasar ASN yang meliputi Akuntabilitas, Nasionalisme, Etika Publik,

Komitmen Mutu, dan Anti Korupsi yang disingkat ANEKA. Dengan demikian

peserta latsar dapat menjadi ASN yang profesional dalam menjalankan peran dan

fungsinya.

Untuk dapat menjalankan tugas pelayanan publik, tugas pemerintahan, dan

tugas pembangunan tertentu, Pegawai ASN harus memiliki profesi dan

Manajemen ASN yang berdasarkan pada Sistem Merit atau perbandingan antara

kualifikasi, kompetensi, dan kinerja yang dibutuhkan oleh jabatan dengan

kualifikasi, kompetensi, dan kinerja yang dimiliki oleh calon dalam rekrutmen,

pengangkatan, penempatan, dan promosi pada jabatan yang dilaksanakan secara

terbuka dan kompetitif, sejalan dengan tata kelola pemerintahan yang baik .Pusat

Kesehatan Masyarakat yang selanjutnya disebut Puskesmas adalah fasilitas

pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan upaya kesehatan masyarakat dan

upaya kesehatan perseorangan tingkat pertama, dengan lebih mengutamakan

upaya promotif dan preventif, untuk mencapai derajat kesehatan masyarakat yang

setinggi-tingginya di wilayah kerjanya. Puskesmas sebagai penanggung jawab

upaya kesehatan terdepan, kehadirannya di masyarakat berfungsi sebagai

penyelenggara upaya kesehatan masyarakat (UKM) tingkat pertama dan

penyelenggara upaya kesehatan perorangan (UKP) tingkat pertama, untuk

mencapai derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya di wilayah

kerjanya. Upaya kesehatan ini dilaksanakan secara terintegrasi dan

berkesinambungan (Permenkes No.75 Tahun 2014).

2
Pelayanan fisioterapi di Puskesmas memberikan pelayanan kesehatan

gerak dan fungsi tubuh kepada individu dan/atau kelompok, yang bersifat umum

dengan pengutamaan pelayanan pengembangan dan pemeliharaan melalui

pendekatan promotif dan preventif tanpa mengesampingkan pemulihan dengan

pendekatan kuratif dan rehabilitatif. Kegiatan promotif dan preventif termasuk

skrining, memberikan pengurangan nyeri, dan program untuk meningkatkan

fleksibilitas, daya tahan, dan keselarasan postur dalam aktifitas sehari-hari. Selain

upaya promotif dan preventif, fisioterapis juga memberikan layanan pemeriksaan,

pengobatan, dan membantu individu dalam memulihkan kesehatan, mengurangi

rasa sakit (kuratif dan rehabilitatif). Fisioterapis memainkan peran dalam masa

akut, kronis, pencegahan, intervensi dini untuk muskuloskeletal yang

berhubungan dengan pekerjaan cedera, mendesain ulang pekerjaan individu, serta

rehabilitasi, dan diperlukan untuk memastikan layanan/intervensi diberikan secara

komprehensif dan tepat berfokus pada individu, masyarakat dan lingkungan

(PMK No.65, Tahun 2015).

Selama kurang lebih 5 bulan bertugas di UPT. Puskesmas Paruga penulis

mengidentifikasi isu yang ada di Puskesmas. Isu yang muncul dapat bersumber

dari individu,unit kerja maupun organisasi. Berdasarkan identifikasi dari isu,aksi

dan inovasi dapat dirancang dan diimplementasikan untuk menyelesaikan

permasalahan dan meningkatkan mutu pelayanan fisioterapi. Hal ini disebabkan

karena baru adanya penambahan pelayanan dan petugas Fisioterapi di Puskesmas

UPT. Puskesmas Paruga yang sebelumnya tidak ada. Beberapa masalah yang

ditemui diantaranya :

1.) Pelayanan fisioterapi belum berjalan.

3
2.) Belum adanya ruangan unit fisioterapi,

3.) Belum adanya fasilitas pendukung.

Sehingga dalam waktu yang singkat hendaknya harus disusun beberapa

kegiatan untuk mempersiapkan segala sesuatu yang berhubungan dengan

pelayanan Fisioterapi. Apabila hal tersebut tidak segera dilakukan, maka kinerja

sebagai seorang profesi Fisioterapi akan menurun dan dapat mempengaruhi

keterlambatan pengadaan pelayanan Fisoterapi di UPT. Puskesmas Paruga.

B. Tujuan

1. Tujuan Aktualisasi

a. Sebagai salah satu prasayarat kelulusan Pelatihan Dasar CPNS

Golongan II Angkatan 2 Lingkup Pemerintah Kota Bima Tahun

Anggaran 2019

b. Mampu menerapkan nilai-nilai dasar profesi Pegawai Negeri Sipil

(PNS) yang mencakup Akuntabilitas, Nasionalisme, Etika Publik,

Komitmen Mutu, dan Anti Korupsi sesuai dengan tugas dan fungsi

jabatan peserta pelatihan dasar

c. Meningkatkan Pelayanan Fisiotrapi Wilayah Puskesmas Paruga

2. Ruang Lingkup

Ruang lingkup aktualisasi nilai-nilai tentang belum adanya pelayanan

fisioterapi di wilayah cakupan Puskesmas Paruga Khususnya Kelurahan

Tanjung dibuat sesuai dengan batasan-batasan sebagai berikut:

4
1. Aktualisasi nilai-nilai dasar ASN ini akan dilakukan di UPT. Pukesmas

Paruga

2. Waktu pelaksanaan mulai tanggal 13 November – 16 Desember 2019.

BAB II

PENETAPAN ISU

A. Identifikasi Isu

Berdasarkan uraian latar belakang diatas ,maka rumusan masalah

dalam rancangan aktualisasi nilai-nilai dasar PNS terdiri atas identifikasi

isu dan penetapan isuse sebagai berikut.

1. Identifikasi Isu

Isu atau masalah ditemukan dari adanya gap atau kesenjangan

antara kondisi yang terjadi di Puskesmas UPT.Puskesmas Paruga

dengan kondisi yang diharapkan. Beberapa isu yang ditemukan oleh

5
penulis terkait dengan manajemen ASN, Whole of Government, dan

pelayanan publik adalah :

Tabel 1.1. Identifikasi Isu

N Identifikasi Sumber Isu Kondisi Saat Ini Kondisi yang

o. Isu Diharapkan
1. Belum Pelayanan Program Progran fisioterapi

berjalannya Publik, fisioterapi belum segera berjalan di

Pelayanan WOG, diterapkan di UPT.Puskesmas

fisioterapi di Managemen UPT.Puskesmas Paruga .

UPT.Puskesm ASN Paruga Kota

as Paruga Bima

.
2. Belum adanya Pelayanan Belum adanya Adanya ruangan unit

ruangan unit Publik ruangan yang fisoterapi di

fisioterapi di digunakan untuk UPT.Puskesmas

UPT.Puskesm pelayanan Paruga

as Paruga fisoterapi di

UPT.Puskesmas

Paruga
3. Belum adanya Pelayanan Belum adanya Adanya dukungan alat

fasilitas Publik,WOG alat untuk dan fasilitas untuk

pendukung. di . pelayanan pelayanan fisioterapi

UPT.Puskesm fisioterapi di di UPT.Puskesmas

as Paruga UPT.Puskesmas Paruga

6
Paruga
4. Minimnya Pelayanan Masih awamnya Mengertinya

pengetahuan Publik. fisioterapi masyarakat tentang

masyarakat dikalangan pelayanan fisioterapi

tentang masyarakat untuk kesehatan gerak

fisioterapi setempat tubuh.

5. Masih Pelayanan Kurangnya Meningkatkan

banyaknya Publik pengetahuan dan kesadaran masyarakat

masyarakat ke kesadaran untuk lebih percaya

sangkal masyarakat akan kepada pengobatan

putung untuk fisioterapi fisioterapis daripada

mengatasi sehingga lebih ke sangkal putung.

patah tulang. memilih

pengobatan

sangkal putung

Penetapan Isu dilakukan melalui analisis isu dengan menggunakan alat bantu

penetapan kriteria kualitas isu. Analisis isu ini bertujuan untuk menetapkan

kualitas isu dan menentukan prioritas isu yang perlu diangkat untuk diselesaikan

melalui gagasan kegiatan-kegiatan yang akan dilakukan. Analisis isu dilakukan

dengan menggunakan alat bantu APLK (Aktual, Problematik, Kelayakan,

Kekhalayakan) dan USG (Urgency, Seriousness, dan Growth).

7
2. Analisis Kriteria Isu Menggunakan APKL (Aktual, Problematik,

Kekhalayakan, Kelayakan)

Analisis APKL merupakan alat bantu untuk menganalisis

ketepatandan kualitas isu dengan memperhatikan tingkat aktual,

problematik, kekhalayan, dan kelayakan dari isu-isu yang ditemukan di

Puskesmas UPT.Puskesmas Paruga . Aktual artinya benar benar terjadi

dan sedang hangat dibicarakan masyarakat. Problematik artinya isu yang

memiliki masalah yang kompleks sehingga perlu segera dicarikan

solusinya. Kekhalayakan artinya isu menyangkut hajat hidup orang

banyak. Kelayakan artinya isu yang masuk akal dan realistis serta relevan

untuk dimunculkan inisiatif pemecahan masalahnya.

Analisis APKL dilakukan dengan memberikan nilai positif atau

negatif pada masing-masing kriteria aktual, problematik, kelayakan, dan

kekhalayan. Jika isu yang ditemukan memenuhi kriteria maka diberi nilai

positif, sebaliknya jika tidak memenuhi kriteria diberi nilai negatif. Jika

semua kriteria memiliki nilai positif, maka isu dinyatakan memenuhi

persyaratan dan berkualitas. Jika tidak, maka isu dinyatakan tidak

memenuhi persyaratan dan kurang berkualitas. Hasil analisis APKL terkait

isu-isu di Puskesmas UPT.Puskesmas Paruga disajikan dalam tabel 2.1. di

bawah ini :

Tabel 2.1. Analisis APKL Isu

8
No Identifikasi Isu Kriteria Keterangan

. A P K L

1. Belum berjalannya Pelayanan + + + + Memenuhi

fisioterapi di UPT.Puskesmas persyaratan

Paruga
2. Belum adanya ruangan unit + + + + Memenuhi

fisioterapi di UPT.Puskesmas persyaratan

Paruga
3. Belum adanya fasilitas + + + + Memenuhi

pendukung di UPT.Puskesmas persyaratan

Paruga

4. Minimnya pengetahuan - - + +

masyarakat tentang fisioterapi


Tidak memenuhi

persyaratan
5. Masih banyaknya masyarakat - + - -

ke sangkal putung untuk


Tidak memenuhi
mengatasi patah tulang.
persyaratan
Keterangan : + (memenuhi kriteria), – (tidak memenuhi kriteria)

3. Analisis Prioritas Isu Menggunakan USG (Urgency, Seriousness, dan

Growth)

Dari hasil analisis APKL didapatkan isu yang dinyatakan memenuhi

kriteria, yang kemudian isu-isu tersebut dianalisis lebih lanjut dengan

menggunakan analisis USG. Analisis USG merupakan alat analisis yang

9
dilakukan untuk menentukan prioritas isu melalui tingkat kegawatan,

keseriusan, dan tingkat pertumbuhan suatu isu atau masalah. Urgency artinya

seberapa mendesak suatu isu harus dibahas, dianalisis dan ditindaklanjuti.

Seriousness artinya seberapa serius suatu isu harus dibahas dikaitkan dengan

akibat yang ditimbulkan. Growth artinya seberapa besar kemungkinan

memburuknya isu tersebut jika tidak ditangani segera.

Analisis USG dilakukan dengan memberikan nilai dengan rentang antara 1

sampai 5 dengan ketentuan nilai 1 berarti sangat kecil, nilai 2 berarti kecil, nilai

3 berarti sedang, nilai 4 berarti besar, dan nilai 5 berarti sangat besar . Isu

dengan total skor tertinggi merupakan isu prioritas yang akan ditetapkan untuk

diselesaikan dengan kegiatan-kegiatan yang diusulkan. Hasil analisis USG

terkait isu-isu di UPT.Puskesmas Paruga Kota Bima disajikan dalam tabel 2.2

berikut ini:

Tabel 2.3. Analisis USG Isu

No Identifikasi Isu U S G Total Peringkat

.
1 Belum Adanya 5 5 5 15 1

pelayanan fisioterapi

UPT.Puskesmas

Paruga
2 Belum adanya 5 4 4 13 2

ruangan unit

fisioterapi

UPT.Puskesmas

10
Paruga
3 Belum adanya fasilitas 3 3 4 10 3

pendukung di

UPT.Puskesmas

Paruga

Keterangan :

Bobot Keterangan
5 Sangatkuatpengaruhnya
4 Kuatpengaruhnya
3 Sedangpengaruhnya
2 Kurangpengaruhnya
1 Sangatkurangpengaruhnya

Dari hasil analisis APLK dan USG, ditetapkan isu yang dipilih dan

ditindaklanjuti dengan gagasan rencana kegiatan yang akan dilakukan untuk

mengatasi isu tersebut. Langkah yang dilakukan dalam tahap ini merumuskan isu

yang memuat focus dan locus, menentukan gagasan kegiatan yang akan

dilakukan, mengidentifikasi sumber isu, aktor yang terlibat dan peran dari setiap

aktor, dan mendeskripsikan keterkaitannya dengan mata pelatihan yang relevan

(secara langsung maupun tidak langsung) dengan konteks isu. Hasil perumusan

isu yang terpilih adalah Belum berjalannnya pelayanan Fisioterapi di Puskesmas

UPT.

3. Dampak Jika Isu Tidak Dipecahkan

11
Dampak yang mungin terjadi jika isu tidak dengan segera dipecahkan

yaitu akan berdampak pada :

a) Bagi Masyarakat.

 Masyarakat tidak akan mendapatkan pelayanan Fisioterapi

 Masyarakat akan semakin kurang pemahaman tentang

pentingnya Fisioterapi bagi kesehatan.

b) Bagi UPT. Puskesmas Paruga

 Kurangnya peningkatan pendapatan kapitasi Puskesmas

UPT. Puskesmas Paruga.

 Kurangnya fasilitas pelayanan kesehatan di Puskesmas

UPT. Puskesmas Paruga.

4. Gagasan Pemcahan Isu

Sebagai bentuk pemecahan isu yaitu “ Optimalisasi Pelaynan

Fisioterapi Di UPT. Puskesmas Paruga’ diperlukan beberapa rangkaian

kegiatanyang dapat menyelesaikan isu tersebut. Untuk melaksanakan

rangkaian kegiatan penyelesaian isu, perlu dilakukan implementasi ilai-

nilai dasr ASN yaitu : Akuntabiltas, Nasionalisma, Etika Publik,

Komitmen Mutu, dan Anti Korupsi. Adapu kegiatan yang akan dilakukan

untuk menyelesaikan isu diatas adalah :

a. Konsultasi dengan kepala puskesmas mengenai rancangan

kegiatan

b. Menyusun SOP alat, SOP pelaksanaan fisioterapi dan SOP alur

pelayanan fisioterapi.

c. Mengoptimalkan ruangan puskesmas menjadi ruang fisioterapi.

12
d. Mengajukan usulan peralatan Fisioterapi.

e. Membuat banner tentang pelayanan fisioterapi di puskesmas

UPT. Puskesmas Paruga

f. Mengajukan rancangan kepada pimpinan tentang Formulir

assesment.

g. Mengajukan rancangan formulir intervensi dan monitoring

fisioterapi

h. Membuat lampiran registrasi harian kunjungan pasien fisioterapi

13
BAB III

RANCANGAN AKTUALISASI

A. Deskripsi Organisasi

1. Nama Organisasi dan Visi Misi Organisasi

Nama Organisasi yaitu UPT Puskesmas Paruga yang terletak di Kelurahan Dara

Kecamatan Rasanae Barat Kota Bima dengan luas wilayah kerja 10,14 km2. Puskesmas

Paruga mulai dibangun pada bulan Januari 2004 dan diresmikan oleh Bapak Walikota

Bima pada tanggal 17 Juli 2004. Puskesmas Paruga adalah Puskesmas dengan

pelayanan plus yang dibangun dengan konsep untuk memberikan pelayanan kesehatan

khususnya masyarakat wilayah Kota Bima dan masyarakat Indonesia pada umumnya.

Puskesmas Paruga memiliki wilayah kerja enam (6) Kelurahan yang secara

administrasi terdiri dari :

● Kelurahan Dara

● Kelurahan Paruga

● Kelurahan Tanjung

● Kelurahan Sarae

● Kelurahan Pane

● Kelurahan Na’e

Puskesmas Paruga dan jaringannya terdiri dari 1 lokasi gedung puskesmas, 3 lokasi

Puskesmas pembantu dan terdapat 5 Poskesdes serta 32 posyandu yang tersebar di

beberapa wilayah.

14
Visi Puskesmas Paruga

UPT Puskesmas Paruga mempunyai visi yaitu “Menjadikan Puskesmas Paruga

Sebagai Pusat Pelayanan Kesehatan yang Berkualitas Prima Menuju Kecamatan

Rasanae Barat yang Sehat dan Mandiri Tahun 2025”.

Misi Puskesmas Paruga

Dalam rangka mewujudkan visi diatas, ditetapkan misi UPT Puskesmas Paruga,

yaitu:

1. Memberikan pelayanan kesehatan yang bermutu, adil, terjangkau dan merata

2. Mewujudkan mutu pelayanan kesehatan melalui upaya promotif, preventif, kuratif

dan rehabilitatif

3. Mendorong peran serta masyarakat untuk hidup sehat dan mandiri

4. Meningkatkan kualitas sumber daya kesehatan yang professional merata dan

sejahtera

5. Meningkatkan sarana dan prasarana kesehatan yang memadai dan merata

Tata Nilai Puskesmas Paruga

Puskesmas Paruga memiliki tata nilai organisasi sebagai berikut:

1. Profesional

2. Aktif melibatkan masyarakat

3. Ramah dalam pelayanan

4. Unggul dalam penampilan

5. Giat Bekerja

6. Amanah, Insha Allah

15
2. Tugas Pokok dan Fungsi Organisasi

Pusat Kesehatan Masyarakat yang selanjutnya disebut Puskesmas adalah fasilitas

pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan upaya kesehatan masyarakat dan upaya

kesehatan perseorangan tingkat pertama, dengan lebih mengutamakan upaya promotif

dan preventif, untuk mencapai derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya di

wilayah kerjanya.

a. Tugas Pokok Organisasi

Puskesmas mempunyai tugas melaksanakan kebijakan kesehatan untuk

mencapai tujuan pembangunan kesehatan di wilayah kerjanya dalam rangka

mendukung terwujudnya kecamatan sehat.

b. Fungsi Organisasi

1. Penyelenggaraan UKM tingkat pertama di wilayah kerjanya

Dalam menyelenggarakan fungsi sebagaimana dimaksud, Puskesmas

berwenang untuk:

● Melaksanakan perencanaan berdasarkan analisis masalah kesehatan

masyarakat dan analisis kebutuhan pelayanan yang diperlukan;

● Melaksanakan advokasi dan sosialisasi kebijakan kesehatan;

● Melaksanakan komunikasi, informasi, edukasi, dan pemberdayaan

masyarakat dalam bidang kesehatan;

● Menggerakkan masyarakat untuk mengidentifikasi dan menyelesaikan

masalah kesehatan pada setiap tingkat perkembangan masyarakat yang

bekerjasama dengan sektor lain terkait;

16
● Melaksanakan pembinaan teknis terhadap jaringan pelayanan dan upaya

kesehatan berbasis masyarakat;

● Melaksanakan peningkatan kompetensi sumber daya manusia Puskesmas;

● Memantau pelaksanaan pembangunan agar berwawasan kesehatan;

● Melaksanakan pencatatan, pelaporan, dan evaluasi terhadap akses, mutu,

dan cakupan Pelayanan Kesehatan; dan memberikan rekomendasi terkait

masalah kesehatan masyarakat, termasuk dukungan terhadap sistem

kewaspadaan dini dan respon penanggulangan penyakit.

2. Penyelenggaraan UKP tingkat pertama di wilayah kerjanya.

Dalam menyelenggarakan fungsi sebagaimana dimaksud, Puskesmas

berwenang untuk:

● Menyelenggarakan Pelayanan Kesehatan dasar secara komprehensif,

berkesinambungan dan bermutu;

● Menyelenggarakan Pelayanan Kesehatan yang mengutamakan upaya

promotif dan preventif;

● Menyelenggarakan Pelayanan Kesehatan yang berorientasi pada individu,

keluarga, kelompok dan masyarakat;

● Menyelenggarakan Pelayanan Kesehatan yang mengutamakan keamanan

dan keselamatan pasien, petugas dan pengunjung;

● Menyelenggarakan Pelayanan Kesehatan dengan prinsip koordinatif dan

kerja sama inter dan antar profesi;

● Melaksanakan rekam medis;

17
● Melaksanakan pencatatan, pelaporan, dan evaluasi terhadap mutu dan

akses Pelayanan Kesehatan;

● Melaksanakan peningkatan kompetensi Tenaga Kesehatan;

● Mengoordinasikan dan melaksanakan pembinaan fasilitas pelayanan

kesehatan tingkat pertama di wilayah kerjanya;

● Melaksanakan penapisan rujukan sesuai dengan indikasi medis dan

Sistem Rujukan

3. Kedudukan Penulis Dalam Struktur Organisasi

STRUKTUR ORGANISASI UPT. PUSKESMAS PARUGA

KEPALA UPT PUSKESMAS

Rita AstutiS.Kep, Ns

KEPALA SUB BAGIAN TATA USAHA

Abdullah SKM

KELOMPOK JABATAN FUNGSIONAL


SISTEM INFORMASI PUSKESMAS KEPEGAWAIAN RUMAH TANGGA KEUANGAN

ArwanDarmawan, SKM Rosdianah, SH Akbar Jailani, S.FIs,Phisi


o Nurhayati, A.Md.Kep.

PENANGGUNG JAWAB UKM ESENSIAL PENANGGUNG JAWAB UKM PENANGGUNG JAWAB UKP, KEFARMASIAN, DAN PENANGGUNG JAWAB JARINGAN PELAYANAN PUSKESMAS
DAN KEPERAWATAN KESEHATAN MASYARAKAT PENGEMBANGAN LABORATORIUM DAN JEJARING FASILITAS PELAYANAN
KESEHATAN
DOKTER UMUM Anhar, S.Kep WahyuYulianti L. S.kep, Ns dr. H. WaldiSafrin Asmawati, SST

DOKTER GIGI
PELAYANAN PROMOSI KESEHATAN PELAYANAN KESEHATAN JIWA PELAYANAN DEWASA PUSTU TANJUNG

Kurniati, S.Kep SaniaEkawati, A.Md.Kep


APOTEKER Hj. SitiAisyah, SKM Anas, A.Md.Kep
PELAYANAN ANAK PUSTU NI’U
PELAYANAN KESEHATAN GIGI Hj.SitiHafsah, S.Kep Tajuddin, A.Md.Kep
ASISTEN APOTEKER PELAYANAN KESEHATAN LINGKUNGAN MASYARAKAT

PELAYANAN KESEHATAN GIGI DAN MULUT PUSKESMAS KELILING


Sri Ramadhan DewiNingsihAnggriani, AMKG
BIDAN
drg. H
j. Nenehofra Zulfadly Ibrahim, S.Kep

PELAYANAN KESEHATAN TRADISIONAL


PELAYANAN KIA-KB YANG BERSIFAT UKM PELAYANAN KIA -KB YANG BERSIFAT UKP POSKESDES PARUGA
PERAWAT
NurlailatulQadri, S.Farm, Apt HerniYusrina, A.Md. Keb Nurwahdaniah,
A.Md.Keb
EkaMulyati, SST
PERAWAT GIGI POSKESDES TANJUNG
PELAYANAN KESEHATAN PELAYANAN GAWAT DARURAT
PELAYANAN GIZIYANGBERSIFAT UKM OLAH RAGA Suciyati, A.Md.Keb
MaratusShalihah, SST
SANITARIAN
TryRubianti, SKM IisFariyati, A.Md.Kep
PELAYANAN GIZI YANG BERSIFAT UKP POSKES
DES SARAE

Citra Annisa, A.Md.Keb


PROMOSI KESEHATAN PELAYANAN KESEHATAN INDERA NurulIslah, AMG
PELAYANAN PENCEGAHAN
DAN PENGENDALIAN PENYAKIT POSKESDES DARA
ErlinYuliartiningsih, S.Kep.Ns PELAYANAN PERSALINAN
NUTRISIONIS
LiliSuryati, A.Md.Keb
Ratna Sari Dewi, A.Md.Kep Nuraqidah, A.Md.Keb
PELAYANAN KESEHATAN LANSIA
POSKESDES NA’E
ANALIS PELAYANAN RAWAT
PELAYANAN KEPERAWATAN SitiRahmah, A.Md.Keb
Kurnianingtias, S.Kep,Ners INAP
KESEHATAN MASYARAKAT Sri Khaerunnisyah, AMK
EPIDEMIOLOGI POSKESDES PANE
ArlianaDwiAstuti, S.Kep,Ners PELAYANAN KESEHATAN KERJA
PELAYANAN KEFARMASIAN
RennyElfina, A.Md.Keb
IisFariyati, A.Md.Kep Nurkomariah, S.Farm,Apt
DokterPraktek
PELAYANAN LABORATORIUM
PELAYANAN KESEHATAN PEDULI REMAJA
BidanPraktek
TitikWidayati, SKM
WahyuYulianti L.S., S.Kep.Ners
Apotek

18
4. Tugas Pokok dan Fungsi Penulis

Tugas Jabatan Peserta Diklat ( Fisioterapi Pelaksana) menurut PMK No.04 Tahun 2004 :

1. Memberikan asistensi kepada klien senam hamil.

2. Melakukan tindakan terapi pada problem gerak dan fungsi di tingkat sistem

muskuloskeletal ringan.

3. Melakukan tindakan terapi pada problem gerak dan fungsi di tingkat sistem

neuromuskular ringan.

4. Melakukan tindakan terapi pada problem gerak dan fungsi pada tumbuh kembang

kasus ringan.

5. Melakukan tindakan terapi pada problem gerak dan fungsi di tingkat sistem

reproduksi kasus ringan.

6. Melakukan tindakan terapi pada problem gerak dan fungsi alat indra dan

integumen kasus ringan.

7. Melakukan pemeriksaan tes kekuatan otot.

8. Melakukan pemeriksaan / pengukuran jarak gerak sendi.

9. Memberikan asistensi kepada pasien dalam terapi kelompok muskuloskeletal.

Dan pada pasal 4 disebutkan bahwa tugas pokok Fisioterapis, adalah

melaksanakan pelayanan fisioterapi, mengembangkan, memelihara dan memulihkan

gerak dan fungsi tubuh sepanjang rentang kehidupan dengan menggunakan penanganan

secara manual, peningkatan gerak, peralatan( fisik, elektroterapeutis dan

mekanis ),pelatihan fungsi dan komunikasi.

19
B. Nilai-Nilai Dasar Profesi ASN
1. Akuntabilitas
Akuntabilitas adalah kewajiban setiap individu, kelompok atau institusi
untuk memenuhi tanggung jawab yang menjadi amanahnya. Amanah seorang PNS adalah
menjamin terwujudnya nilai-nilai publik berikut:
a. Mampu mengambil pilihan yang tepat dan benar ketika terjadi konflik kepentingan,
antara kepentingan publik dengan kepentingan sektor, kelompok, dan pribadi;
b. Memiliki pemahaman dan kesadaran untuk menghindari dan mencegah
keterlibatan PNS dalam politik praktis;
c. Memperlakukan warga negara secara sama dan adil dalam penyelenggaraan
pemerintahan dan pelayanan publik;
d. Menunjukan sikap dan perilaku yang konsisten dan dapat diandalkan sebagai
penyelenggara pemerintahan.
Akuntabilitas publik memiliki tiga fungsi utama, yaitu untuk menyediakan kontrol
demokratis (peran demokratis); untuk mencegah korupsi dan penyalahgunaan
kekuasaan (peran konstitusional); dan untuk meningkatkan efisiensi dan efektivitas
(peran belajar).

Nilai-nilai dasar yang terkandung pada aspek akuntabilitas yang tertuang dalam
proyek perubahan yang digagas antara lain:
a. Tanggung Jawab
b. Jujur
c. Kejelasan Target
d. Netral
e. Mendahulukan kepentingan publik
f. Adil
g. Transparan
h. Konsisten
i. Partisipatif

20
Berdasarkan nilai akuntabilitas disini penulis memiliki tanggung jawab sebagai
dokter ahli pertama di Puskesmas Paruga untuk memberikan pelayanan medik yang
berkualitas dan adil terhadap semua pasien.

2. Nasionalisme
Nasionalisme merupakan pandangan tentang rasa cinta yang wajar terhadap bangsa
dan negara, dan sekaligus menghormati bangsa lain. Nasionalisme dalam tataran
sebagai warga negara Indonesia, diharapkan seluruh pegawai ASN mampu
mengamalkan nilai-nilai Pancasila pada setiap kebijakan yang diambil serta dijiwai
semangat Bhineka Tunggal Ika sebagai ruhnya.
Nilai-nilai dasar yang terkandung pada aspek Nasionalisme yang tertuang dalam
proyek perubahan yang digagas antara lain:
a. Religius o. Cinta tanah air
b. Hormat menghormati p. Memelihara ketertiban
c. Kerjasama q. Disiplin
d. Tidak memaksakan kehendak r. Musyawarah
e. Jujur s. Kekeluargaan
f. Amanah t. Tanggung jawab
g. Adil u. Kepentingan bersama
h. Persamaan derajat v. Gotong royong
i. Tidak diskriminatif w. Sosial
j. Mencintai sesama manusia x. Tidak menggunakan hak yang
k. Tenggang rasa bukan miliknya
l. Membela kebenaran y. Hidup sederhana
m. Persatuan z. Kerja keras
n. Rela berkorban aa. Menghargai karya orang lain
Berdasarkan nilai Nasionalisme disini penulis memiliki tanggung jawab sebagai
dokter ahli pertama di Puskesmas Paruga untuk memberikan pelayanan medik yang
tidak membeda-bedakan pasien, saling menghormati dan memikirkan kepentingan
sesama.

21
3. Etika Pubik
Etika adalah tujuan hidup yang baik bersama dan untuk orang lain di dalam
institusi yang adil. Etika lebih dipahami sebagai refleksi atas baik atau buruk, benar
atau salah yang harus dilakukan atau bagaimana melakukan kewajiban yang baik atau
benar.Dalam kaitannya dengan pelayanan publik, etika publik adalah refleksi tentang
standar/norma yang menentukan baik/buruk, benar/salah perilaku, tindakan dan
keputusan untuk mengarahkan kebijakan publik dalam rangka menjalankan tanggung
jawab pelayanan publik.Integritas publik menuntut para pemimpin dan pejabat publik
untuk memiliki komitmen moral dengan mempertimbangkan keseimbangan antara
penilaian kelembagaan, dimensi-dimensi peribadi, dan kebijaksanaan di dalam
pelayanan publik.
Nilai-nilai dasar yang terkandung pada aspek Etika Publik yang tertuang dalam
proyek perubahan yang digagas antara lain
a. Jujur g. Sopan
b. Bertanggung jawab h. Taat pada peraturan
c. Integritas tinggi perundangan-undangan
d. Cermat i. Taat perintah
e. Disiplin j. Menjaga rahasia
f. Hormat
Berdasarkan nilai Etika Publik disini penulis memiliki tanggung jawab sebagai
dokter ahli pertama di Puskesmas Paruga untuk memberikan pelayanan medik yang
akurat, jujur, tepat, tanggap dan ramah.

4. Komitmen Mutu
Komitmen mutu merupakan pelaksanaan pelayanan publik dengan berorientasi
pada kualitas hasil. Adapun nilai-nilai komitmen mutu antara lain : mengedepankan
komitmen terhadap kepuasan dan memberikan layanan yang menyentuh hati, untuk
menjaga dan memelihara.
Sebagaimana terkait dengan karakteriktik utama tersebut, setidaknya empat
indikator dari nilai-nilai dasar komitmen mutu yang harus diperhatikan, yaitu:

22
1) Efektif
Efektif adalah berhasil guna, dapat mencapai hasil sesuai dengan target.
Sedangkan efektivitas menunjukkan tingkat ketercapaian target yang telah
direncanakan, baik menyangkut jumlah maupun mutu hasil kerja. Efektifitas
organisasi tidak hanya diukur dari performans untuk mencapai target (rencana)
mutu, kuantitas, ketepatan waktu dan alokasi sumber daya, melainkan juga diukur
dari kepuasan dan terpenuhinya kebutuhan pelanggan.
2) Efisien
Efisien adalah berdaya guna, dapat menjalankan tugas dan mencapai hasil
tanpa menimbulkan keborosan.Sedangkan efisiensi merupakan tingkat ketepatan
realisasi penggunaan sumberdaya dan bagaimana pekerjaan dilaksanakan sehingga
dapat diketahui ada tidaknya pemborosan sumber daya, penyalahgunaan alokasi,
penyimpangan prosedur dan mekanisme yang ke luar alur.
3) Inovasi
Inovasi Pelayanan Publik adalah hasil pemikiran baru yang konstruktif,
sehingga akan memotivasi setiap individu untuk membangun karakter sebagai
aparatur yang diwujudkan dalam bentuk profesionalisme layanan publik yang
berbeda dari sebelumnya, bukan sekedar menjalankan atau menggugurkan tugas
rutin.
4) Berorientasi pada Mutu
Mutu merupakan suatu kondisi dinamis berkaitan dengan produk, jasa,
manusia, proses dan lingkungan yang sesuai atau bahkan melebihi harapan
konsumen. Mutu mencerminkan nilai keunggulan produk/jasa yang diberikan
kepada pelanggan sesuai dengan kebutuhan dan keinginannya, bahkan melampaui
harapannya.Mutu merupakan salah satu standar yang menjadi dasar untuk
mengukur capaian hasil kerja.Mutu menjadi salah satu alat vital untuk
mempertahankan keberlanjutan organisasi dan menjaga kredibilitas institusi.
Berdasarkan nilai Komitmen Mutu disini penulis memiliki tanggung jawab
sebagai dokter ahli pertama di Puskesmas Paruga untuk memberikan pelayanan
medik disertai komitmen mutu yang efektif dan efisien, cepat tanggap dalam
menghadapi komplain dan harus tetap berinovasi.

23
5. Anti korupsi
Anti Korupsi adalah tindakan atau gerakan yang dilakukan untuk memberantas
segala tingkah laku atau tindakan yang melawan norma–norma dengan tujuan
memperoleh keuntungan pribadi, merugikan Negara atau masyarakat baik secara
langsung maupun tidak langsung.
Nilai-nilai dasar yang terkandung pada aspek Anti Korupsi adalah:
a. Jujur
b. Disiplin
c. Tanggung jawab
d. Kerja sama
e. Sederhana
f. Mandiri
g. Adil
h. Berani

24
C. Rancangan Aktualisasi

NAMA : HURIYAH NAFIANI Amd.Ft


NIP : 199411142019032005
INSTANSI : UPT PUSKESMAS PARUGA
JABATAN : FISOTERAPI TERAMPIL

Tabel 3. 2. Rancangan Aktualisasi Nilai-Nilai Dasar ASN

No Kegiatan Tahapan Kegiatan Output Nilai Dasar Kontribusi terhadap Penguatan Nilai Organisasi
. Visi & Misi
Organisasi
1 2 3 4 5 7 8
1. Melakukan  Menghubungi  Disetujuinya Akuntabilitas: Kegiatan ini Kegiatan ini sejalan dengan
konsultasi dengan Kepala rencana Tanggung dilaksanakan sebagai nilai Puskesmas Paruga
kepala Puskesmas Puskesmas kegiatan yang jawab, kejelasan bentuk pelaksanaan yaitu Profesional, dengan
Paruga terkait  Meminta akan dilakukan target misi “Mewujudkan adanya koordinasi yang
rencana kegiatan bimbingan dan  Rancangan Nasionalisme: mutu pelayanan baik antara pimpinan dan
arahan terkait kegiatan Hormat- kesehatan melalui staf, maka akan makin
rencana kegiatan  Time table menghormati upaya promotif, menguatkan nilai
yang akan kegiatan preventif, kuratif dan Profesional di Puskesmas
dilakukan Etika Publik rehabilitatif
 Membuat Sopan, Hormat ”
25
rancangan
kegiatan
 Membuat time
table kegiatan

2 Menyusun SOP  Menemui dan  Menghasilkan Akuntabilitas: Kegiatan ini Kegiatan ini sejalan dengan
alat,SOP berkorrdinasi SOP sesuai integritas, dilaksanakan sebagai nilai Puskesmas Paruga
Pelaksanaan dengan kepala dengan apa tanggung jawab, bentuk pelaksanaan yaitu Profesional, dengan
Fisioterapi dan puskesmas agar yang Kejelasan target misi “ Mewujudkan adanya koordinasi yang
SOP Alur efisien dan diharapkan mutu pelayanan baik antara pimpinan dan
Pelayanan efektif.  Mendapatkan Etika Publik: kesehatan melalui staf, maka akan makin
Fisioterapi  Menjelaskan feedback yang Sopan santun, upaya promotif, menguatkan nilai
rancangan SOP berkaitan akurat preventif, kuratif dan Profesional
dengan salam dengan rehabilitatif”
dan senyum yang pembuatan
ramah dan rancangan SOP
sopan
 Menjelaskan
kepada kepala
puskesmas
dengan jelas dan
konsisten
26
3 Mengoptimalkan  Menemui kepala  Mendapatkan Etika public Mengotimalkan Memperkuat nilai-nilai
ruang puskesmas puskesmas dan ruangan untuk sopan, ramah ruangan puskesmas integritas dan inovatif dan
menjadi ruang meminta izin unit fisioterapi jelas. menjadi ruang menciptakan sesuatu unit
fisioterapi untuk  Mendapatkan Nasionalisme : fisioterapi fisioterapi dan berguna
menggunakan perhatian akan diskusi berkontribusi sejalan bagi masyarakat.
ruangan yang pengajuan Akuntabilitas: dengan misi “
masih tersedia ruangan guna integritas, menata layanan
dengan sopan, berjalannya tanggung jawab, yang prima”
ramah, jelas pelayanan. Kejelasan target
 Duduk bersama  Mempunyai
dan berdiskusi ruangan yang
mengenai sedianya akan
penempatan bed, dijadikan
meja dan alat sebagai ruanga
dengan sopan pelayanan
dan santun,

4 Mengajukan  Berkoordinasi  Menyetujui Akuntabilitas: Mengajukan Memperkuat nilai


rancangan kepada dan mengajukan formulir Kejelasan target rancanagn kepada organisasi yang
pimpinan tentanf kepada kepala seseement kepala puskesmas professional,
formulit puskesmas fisioterapi Nasionalisme tentang formulir
27
asessment mengenai  Mendapatkan Tidak assessment
fisioterapi rancangan hasil rancangan diskriminatif fisioterapi demi
formulir assessment terwujudnya misi “
asessment fisioterapi Etika Publik
fisioterapi Disiplin, sopan
 Membuat
formulir Komitmen
asessment Mutu
pelayanan Efektif, efisien,
fisioterapi inovasi

5. Mengajukan  Menemui kepala  Mendapatkan Akuntabilitas Melakukan evaluasi Kegiatan ini sejalan dengan
usulan peralatan puskesmas dan persetujuan Jujur, kegiatan dan nilai Puskesmas Paruga
fisioterapi mengajukan usulan alat transparan, menyusun laporan yaitu:
usulan peralatan fisioterapi yang tanggung jawab aktualisasi “Profesional”
fisioterapi dengan dibutuhkan merupakan salah “Amanah, Insha Allah”
jujur, sopan, dan  Menghasilakn Komitmen satu wujud misi
ramah. keputusan Mutu “Meningkatkan
 Duduk bersama tentang alat Efektif kualitas sumber daya
dan berdiskusi fisioterapi yang kesehatan yang
mengenai alat diusulkan. Anti Korupsi professional, merata
28
yang diusulakan Jujur, Disiplin, dan sejahtera”
dengan sopan Tanggung
santun. Jawab
 Mendapatjan
feedback dari
kepala puskesmas
tentang usulan
peralatan
fisioterapi dengan
senang dan
semangat

29
Keterangan : Kegiatan yang dilakukan Hari Libur / Hari Minggu

22 gt34tyghuoipo[;]

30
BAB IV
HASIL KEGIATAN AKTUALISASI

A. Hasil Aktualisasi
Hasil kegiatan dan tahapan-tahapan kegiatan yang telah dilakukan, manfaat kegiatan,
penguatan nilai organisasi, dan dukungan
bukti-bukti kegiatan dijabarkan sebagai berikut:

Tabel 4.1. Melakukan konsultasi kepada atasan langsung terkait rancangan


aktualisasi

Uraian Kegiatan Keterangan


Target rancangan a. Waktu : 13 November 2019
b. Output : Mendapatkan Persetujuan dari kepala Puskesmas Paruga
Realisasi a. Waktu : 18 November 2019
pelaksanaa b. Output : Mendapatkan Persetujuan dari kepala Puskesmas Paruga
c. Penjelasan :
- Penulisan melakukan konsultasi dengan Kepala Puskesmas
tertang kegiatan aktualisasi yang akan dilakukan dengan
menunjukkan kembali rancangan aktualisasi dan jadwal yang
sudah dibuat. Kemudian penulis meminta izin untuk melakukan
aktualisasi diri sesuai dengan jadwal yang sudah direncanakan
pada rancangan. Serta tetap melakukan konsultasi dengan Kepala
Puskesmas dan mendapatkan persetujuan.
- Terjadinya perubahan jadwal pelaksanaan dari tanggal 13
menjadi tanggal 18 karena adanya kegiatan Hari Kesehatan
Nasional secara serentak se Kota Bima.
Kendala Dalam kegiatan konsultasi dengan Kepala Puskesmas , penulis
mengalami beberapa kendala diantaranya :
1. Penulis tidak berkonsultasi sesuai dengan jadwal yang sudah
direncanakan karena masih ada beberapa kegiatan yang harus
dilakukan di puskesmas.

Antisipasi Berkonsultasi melalui media social (WhattsApp)

Tabel 4.2 Menyusun SOP Alat. SOP Pelaksanaan Fisioterapi dan SOP Alur
Pelayanan Fisioterapi

31
Uraian Kegiatan Keterangan
Target rancangan a.Waktu : 15 November 2019
b.Output :
 Memghasilkan susunan SOP sesuai yang diharapkan
 Mendapatkan feedback yang berkaitan dengan pembuatan
rancangan SOP
Realisasi a.Waktu : 23 November 2019
pelaksanaa b.Output :
 Memghasilkan susunan SOP sesuai yang diharapkan
 Mendapatkan feedback yang berkaitan dengan pembuatan
rancangan SOP
c.Penjelasan :
1. Penulisan melakukan konsultasi dengan Kepala Puskesmas
tentang kegiatan aktualisasi terkait dengan penyusunan
SOP alat, SOP pelaksaan fisioterapi, serta SOP alur
pelayanan fisioterapi.
2. Dari penyusunan kegiatan tersebut berisi tentang :
a. SOP Alat tentang Infra Merah :
yang mempunyai pacaran gelombang elektromagnetik
dengan panjang gelombang Gelombang 7.700-4 Juta
A. Infra Merah Dapat Diklasifikasikan Menjadi :
- Gelombang Panjang (Non Penetrasi) Panjang
Gelombang Diatas 12.000 A Sampai Dengan
150.000 A. Daya Penetrasi Sinar Ini Hanya Sampai
Kepada Lapisan Superficial.
- Gelombang Pendek : Panjang Gelombang Antara
7.700 – 12.000 A. Daya Oenetrasi Lebih Dalam Dari
Yang Gelombng Panjang Yaitu Sampai Subcutan.
Sehingga Meningkatkan Suplai Darah, Relaksasi
Otot, Mengurangi / Menghilangkan Rasa Sakit,
Menghilangkan Sisa = Sisa Hasil Metabolisme.

b. SOP Alat tentang TENS : TENS yaitu untuk


merangsang syaraf sensoris berupa rasa tusuk-tusuk,
kontraksi otot bila frekuensi diturunkan dan
mengurangi rasa nyeri pada jaringan tubuh.

c. SOP Pelaksanaan Fisioterapi :

- Memberikan pelayanan fisioterapi pada individi,


kelompok, keluarga dan masyarakat.
- Memecahkan masalah dan kebutuhan kesehatan
gerak fungsional tubuh manusia dengan
menerapkan ilmu pengetahuan dan teknologi
fisioterapi secara aman, bermutu, efektif, dam
efisien dengan pendekatan holistic paripurna,
32
dituntun oleh kode etik, berbasis bukti, dan
mengacu pada standard/[edoman serta dapat
dipertanggungjawabkan

d. SOP Pelayanan Fisioterapi :


- Undang – Undang Nomor 36 Tahun 2009 Tentang
Kesehatan
- Undang – Undang Nomor 36 Tahun 2014 Tentang
Tenaga Kesehatan
- Peraturan menteri kesehatan Republic Indonesia
Nomor 65 Tahun 2015 Tentang Standar Pelayanan
Fisioterapi.
- Keputusan Menteri Kesehatan Republic Indonesia
Nomor 376/MENKES/III/2007 Tentang Standar
Profesi Fisioterapi

Kendala Dalam kegiatan konsultasi dengan Kepala Puskesmas , penulis


mengalami beberapa kendala diantaranya :
a. Pemohon masih kurang informasi dan data

Antisipasi a. Mencari referensi dan menyusun olah data


b. Berkonsultasi dengan atasan dan ketua IFI cabangan Kota Bima
dalam menyiapkan bahan pelaksanaan pembuatan SOP alat,
SOP pelaksanaan Fisioterapi, SOP Alur Pelayanan Fisioterapi

Tabel 4.3 Mengoptimalkan Ruangan Puskesmas Menjadi Ruangan Fisioterapi

Uraian Keterangan
Kegiatan
Target a.Waktu : 18 November 2019
rancangan b.Output :
 Mendapatkan ruangan untuk unit fisioterapi

33
 Mendapatkan perhatian akan pengajuan ruangan guna
berjalannya pelayanan.
 Mempunyai ruangan yang sedianya akan dijadikan sebagai
ruanga pelayanan

Realisasi a.Waktu : 27 November 2019


pelaksanaa b.Output :
 Mendapatkan ruangan untuk unit fisioterapi
 Mendapatkan perhatian akan pengajuan ruangan guna
berjalannya pelayanan.
 Mempunyai ruangan yang sedianya akan dijadikan sebagai
ruanga pelayanan

c. Penjelasan :
1. Penulisan menemui dan meminta izin kepada kepala puskesmas
untuk bisa diberikan ruangan yang masih tersedia untuk dijadikan
sebagai pelayanan fisioterapi.
2. Fisioterapi membutuhkan ruangan tersendiri dikarenakan ada
beberapa perawatan umum yang digunakan dalam hal menjaga
privasi pasien diantaranya :
 Terapi Manual : teknik yang digunakan oleh ahli terapi fisik
untuk memperkuat bagian-bagian tertentu tubuh. Pada latihan
gerakan ini, fisioterapi menggunakan tangan untuk membantu
meringankan nyeri serta kaku.
 Fisioterapi neurologis : dilakukan untuk orang-orang yang
memiliki gangguan neurologis atau saraf. Salah satu contoh
adalah penyakit stroke, akibatnya akan mengalami kelemahan
atau kelumpuhan di salah satu sisi tubuh dan kesulitan
menggerakkan tubuh sehingga menghambat aktivitas harian.
Dalam hal ini fisioterapi akan membantu pasien menjadi lebih
mandii dan melakukan berbagi hal lainnya lebih dari sekedar
menggerakkan tubuh.
Kendala Dalam kegiatan konsultasi dengan Kepala Puskesmas , penulis
mengalami beberapa kendala diantaranya :
a.Pemohon belum mengetahui ruangan yang masih belum digunakan

Antisipasi a. Berkonsultasi dengan tim managemen untuk mengetahui ruangan yang


masih tersisa
b. Berkonsultasi dengan kepala puskesmas

34
Tabel 4.4 Mengajukan Rancangan Kepada Pimpinan Tentang Formulir Assessment
Fisioterapi
Uraian Kegiatan Keterangan
Target a.Waktu : 25 November 2019
rancangan b.Output :
 Menyetujui formulir seseement fisioterapi
 Mendapatkan hasil rancangan assessment fisioterapi
Realisasi a.Waktu : 05 Desember 2019
pelaksanaa b.Output :
 Menyetujui formulir seseement fisioterapi
 Mendapatkan hasil rancangan assessment fisioterapi
c.Penjelasan :
1. Penulisan berkoordinasi dan berdiskusi dengan kepala puskesmas
terkait tentang rancangan formulir assessment yang sesuai dengan
standar profesi fisioterapi,
a. Penulis mencoba untuk mencari data yang valid.
b. Mencari referensi di Internet tentang formulir assesment
Fisioterapi.
c. Membuat formulir assesment fisioterapi
d. Melaporkan hasil formulir assesment kepada kepala puskesmas

2. Rancangan hasil assessment yang didapatkan sesuai dengan


Peraturan Menteri Kesehatan Republic Indonesia Nomor 65 Tahun
2015 Tentang Standar Pelayanan Fisioterapi.
Kendala Dalam kegiatan konsultasi dengan Kepala Puskesmas , penulis mengalami
beberapa kendala diantaranya :
a. Belum adanya referensi data

Antisipasi a. Mencari referensi dan menyusun olah data


b. Berkonsultasi dengan atasan dan ketua IFI cabangan Kota Bima dalam
menyiapkan bahan pelaksanaan pembuatan assessment fisioterapi.

Tabel 4.5 Mengajukan Usulan Peralatan Fisoterapi


Uraian Keterangan
Kegiatan
Target a.Waktu : 05 Desember 2019
rancangan b.Output :
 Mendapatkan persetujuan usulan alat fisioterapi yang dibutuhkan
 Menghasilakn keputusan tentang alat fisioterapi yang diusulkan.

35
Realisasi a.Waktu : 13 Desember 2019
pelaksanaa b.Output :
 Mendapatkan persetujuan usulan alat fisioterapi yang dibutuhkan
 Menghasilakn keputusan tentang alat fisioterapi yang diusulkan.
c.Penjelasan :
Penulisan melakukan konsultasi dengan Kepala Puskesmas tentang
kegiatan aktualisasi terkait dengan pengajuan usulan peralatan
fisioterapi yang akan digunakan di puskesmas. Peralatan yang
dibutuhkan dalam penyelenggaraan pelayanan fisioterapi di Puskesmas
paling sedikt terdiri atas :
 Stetoskop
 Tensimeter
 Meteran gulung
 Goniometer
 Plum line
 Stopwatch
 Cermin
 Projektor
 Laptop
 Infrared dan TENS
Kendala Dalam pengajuan usulan alat fisioterapi kepada kepala puskesma, penulis
mengalami kendala yaitu : Permintaan alat ke dinas kesehatan baru bisa d
lakukan tahun depan.

Antisipasi Mengkoordinasi kepada pihak managemen dan kepala puskesmas untuk


bisa mendapatkan alat yang bisa dibeli demi terwujudnya pelayanan
fisioterapi di puskesmas.

2. PEMBAHASAN KEGIATAN AKTUALISASI

Aktualisasi nilai-nilai dasar ASN dilakukan di UPT Puskesmas Paruga Kota Bima

telah dilakukan penulis selama off campus yakni dari tanggal 13 November s.d 17 Desember

2019. Uraian kegiatan yang memuat tahapan kegiatan, output, nilai-nilai dasar dengan teknik

aktualisasi yang digunakan, kontribusi terhadap visi dan misi organisasi, serta penguatan

nilai-nilai organisasi dapat dilihat pada tabel berikut:

A. Konsultasi dengan kepala puskesmas

36
Kegiatan Konsultasi dengan kepala puskesmas
Tanggal 13 November 2019
Daftar Foto kegiatan konsultasi dan koordinasi dengan dengan Kepala
Lampiran Puskesmas
a. Tahapan Kegiatan
- Konsultasi dengan Kepala Puskesmas

b. Output
- Disetujuinya rencana kegiatan yang akan dilakukan
c. Nilai-Nilai Dasar
 Akuntabilitas
 Nasionalisme
 Etika Publik
d. Teknik Aktualisasi Nilai Dasar
 Akuntabilitas:
Diwujudkan dengan tanggung jawab dan kejelasan target
 Nasionalisme:
Diwujudkan dengan hormat-menghormati antara penulis dan kepala
puskesmas
 Etika Publik
Diwujudkan dengan Sopan santun dan hormat
e. Kontribusi terhadap Visi/Misi Organisasi
Kegiatan ini dilaksanakan sebagai bentuk pelaksanaan misi “Mewujudkan mutu
pelayanan kesehatan melalui upaya promotif, preventif, kuratif dan rehabilitatif”
f.Penguatan Nilai-Nilai Organisasi
Kegiatan ini sejalan dengan nilai Puskesmas Paruga yaitu Profesional, dengan
adanya koordinasi yang baik antara pimpinan dan staf, maka akan makin
menguatkan nilai Profesional di Puskesmas

2. Menyusun SOP Alat. SOP Pelaksanaan Fisioterapi dan SOP Alur Pelayanan Fisioterapi
Kegiatan Menyusun SOP Alat. SOP Pelaksanaan Fisioterapi dan SOP Alur
Pelayanan Fisioterapi
Tanggal 15 November 2019
Daftar Lampiran Foto saat Menyusun SOP Alat. SOP Pelaksanaan Fisioterapi dan SOP
Alur Pelayanan Fisioterapi

37
a. Tahapan Kegiatan
- Konsultasi dan koordinasi dengan kepala puskesmas dan ketua IFI Kota Bima

b. Output
- Diperoleh kesepakatan terkait Menyusun SOP Alat. SOP Pelaksanaan Fisioterapi dan
SOP Alur Pelayanan Fisioterapi.
c. Nilai-Nilai Dasar
 Akuntabilitas
 Etika publik
d. Teknik Aktualisasi Nilai Dasar
 Akuntabilitas:
Diwujudkan dengan integritas, tanggung jawab, dan kejelasan target

 Etika Publik:
Diwujudkan dengan Sopan santun dan akurat

e. Kontribusi terhadap Visi/Misi Organisasi


Kegiatan ini dilaksanakan sebagai bentuk pelaksanaan misi “ Mewujudkan mutu
pelayanan kesehatan melalui upaya promotif, preventif, kuratif dan rehabilitatif”
f.Penguatan Nilai-Nilai Organisasi
Kegiatan ini sejalan dengan nilai Puskesmas Paruga yaitu Profesional, dengan adanya
koordinasi yang baik antara pimpinan dan staf, maka akan makin menguatkan nilai
Profesional

3. Mengoptimalkan Ruangan Puskesmas Menjadi Ruangan Fisioterapi

Kegiatan
Tanggal 18 November 2019
Daftar Foto saat mengobservasi ruangan fisioterapi di
Lampiran UPT.Puskesmas Paruga
a. Tahapan Kegiatan
- Mengobservasi ruangan fisioterapi di UPT.Puskesmas Paruga
- Mendapatkan ruangan untuk pelayanan fisioterapi
b. Output
- Mendapatkan ruangan untuk unit fisioterapi
- Mendapatkan perhatian akan pengajuan ruangan guna berjalannya

38
pelayanan.
- Mempunyai ruangan yang sedianya akan dijadikan sebagai ruanga
pelayanan
c. Nilai-Nilai Dasar
 Akuntabilitas
d. Teknik Aktualisasi Nilai Dasar

Akuntabilitas:
Diwujudkan dengan integritas, tanggung jawab, dan kejelasan target
e. Kontribusi terhadap Visi/Misi Organisasi
Kegiatan ini dilaksanakan sebagai bentuk pelaksanaan misi “ Mewujudkan
mutu pelayanan kesehatan melalui upaya promotif, preventif, kuratif dan
rehabilitatif”
f. Penguatan Nilai-Nilai Organisasi
Kegiatan ini sejalan dengan nilai Puskesmas Paruga yaitu “Profesional”,
“Giat Bekerja”

4. Mengajukan Rancangan Kepada Pimpinan Tentang Formulir Assessment Fisioterapi

Kegiatan Mengajukan Rancangan Kepada Pimpinan Tentang


Formulir Assessment Fisioterapi
Tanggal Dilaksanakan tanggal 05 Desember 2019
Daftar Foto-foto kegiatan saat mengajukan rancangan assessment
Lampiran fisioterapi
a. Tahapan Kegiatan
- Berkoordinasi dan mengajukan kepada kepala puskesmas
mengenai rancangan formulir asessment fisioterapi
- Membuat formulir asessment pelayanan fisioterapi
b. Output
- Menyetujui formulir seseement fisioterapi
- Mendapatkan hasil rancangan assessment fisioterapi
c. Nilai-Nilai Dasar
- Akuntabilitas
- Nasionalisme
- Etika public

39
- Komitmen mutu
d. Teknik Aktualisasi Nilai Dasar

Akuntabilitas:
Diwujudkan dengan kejelasan target
 Nasionalisme:
Diwujudkan dengan tidak diskriminatif
 Etika Publik:
Diwujudkan dengan disiplin dan sopan santun
 Komitmen Mutu:
Diwujudkan dengan efektif, efisien, dan inovasi
e. Kontribusi terhadap Visi/Misi Organisasi
Melakukan penyuluhan merupakan salah satu perwujudan dai misi
“Mewujudkan mutu pelayanan kesehatan melalui upaya promotif,
preventif, kuratif, dan rehabilitatif.”
f. Penguatan Nilai-Nilai Organisasi
Kegiatan ini sejalan dengan nilai Puskesmas Paruga yaitu “Profesional”,
“Aktif melibatkan masyarakat”, “Ramah dalam pelayanan”

5. Mengajukan Usulan Peralatan Fisoterapi


Kegiatan Mengajukan Usulan Peralatan Fisoterapi
Tanggal 13 Desember 2019
Daftar Foto Kegiatan Mengajukan Usulan Peralatan Fisoterapi
Lampiran
a. Tahapan Kegiatan
- Menemui kepala puskesmas dan mengajukan usulan peralatan
fisioterapi dengan jujur, sopan, dan ramah.
- Duduk bersama dan berdiskusi mengenai alat yang diusulakan dengan
sopan santun.
- Mendapatjan feedback dari kepala puskesmas tentang usulan peralatan
fisioterapi dengan senang dan semangat

b. Output
- Mendapatkan persetujuan usulan alat fisioterapi yang dibutuhkan
- Menghasilakn keputusan tentang alat fisioterapi yang diusulkan
c. Nilai-Nilai Dasar

40
 Akuntabilitas
 Antikorupsi
d. Teknik Aktualisasi Nilai Dasar
 Akuntabilitas:
Diwujudkan dengan adanya sikap tanggung jawab, terhadap
pelaksanaan kegiatan
 Anti Korupsi:
Diwujudkan dengan kerja keras dalam melaksanakan kegiatan
e. Kontribusi terhadap Visi/Misi Organisasi
Melakukan evaluasi kegiatan dan menyusun laporan aktualisasi
merupakan salah satu wujud misi “Meningkatkan kualitas sumber daya
kesehatan yang professional, merata dan sejahtera”
f.Penguatan Nilai-Nilai Organisasi
Kegiatan ini sejalan dengan nilai Puskesmas Paruga yaitu: Profesional,
Amanah, Insha Allah

3. JADWAL PELAKSANAAN AKTUALISASI

No Nama Kegiatan Jadwal Pelaksanaan

1 13 november 2019
Melakukan konsultasi kepada atasan langsung
terkait rancangan aktualisasi

41
Menyusun SOP ala, SOP pelaksanaan 15 november 2019
2 fisioterapi, SOP alur pelayanan Fisioterapi

3 Mengoptimalkan ruangan puskesmas menjadi 18 november 2019


ruang fisioterapi

4 Mengajukan rancangan kepada pimpinan tentang 22 november 2019


formulir asessment

5 Mengajukan usulan peralatan fisioterapi 05 desember 2019

4. JADWAL KONSULTASI
a. Jadwal konsultasi dengan mentor

Nama Peserta Huriyah Nafiani, Amd.Ft


Nama Mentor Rita Astuti, S.kep, Ners
Instansi Dinas Kesehatan / Upt Pkm Paruga Kota Bima
Tempat Aktualisasi Upt. Puskesmas Paruga

42
No. Tanggal Kegiatan Output Paraf
Mentor
 Disetujuinya
Melakukan konsultasi rencana kegiatan
18 november
kepada atasan langsung
1. 2019 yang akan
terkait rancangan aktualisasi
dilakukan

 Menghasilkan
SOP sesuai dengan
apa yang
diharapkan
23 november Menyusun SOP ala, SOP
2. 2019 pelaksanaan fisioterapi, SOP  Mendapatkan
alur pelayanan Fisioterapi
feedback yang
berkaitan dengan
pembuatan
rancangan SOP
 Mendapatkan
ruangan untuk unit
fisioterapi
Mengoptimalkan ruangan
puskesmas menjadi ruang  Mendapatkan
fisioterapi perhatian akan
pengajuan ruangan
27 november
3. guna berjalannya
2019
pelayanan.
 Mempunyai
ruangan yang
sedianya akan
dijadikan sebagai
ruanga pelayanan
4 05  Menyetujui
desember2019
formulir seseement
Mengajukan rancangan fisioterapi
43
kepada pimpinan tentang  Mendapatkan hasil
formulir asessment
rancangan
assessment
fisioterapi
 Mendapatkan
persetujuan
usulan alat
fisioterapi yang
Mengajukan usulan
13 desember
5 peralatan fisioterapi dibutuhkan
2019
 Menghasilakn
keputusan tentang
alat fisioterapi
yang diusulkan.

Huriyah Nafiani, Amd.Ft


NIP. 199411142019032005

b. Jadwal konsultasi dengan coach


c. Nama Huriyah Nafiani, Amd.Ft
Peserta
Nama Mentor Drs.H. SUPRAN, MM
Instansi DINAS KESEHATAN / UPT PKM PARUGA KOTA BIMA
Tempat Aktualisasi UPT. PUSKESMAS PARUGA

No. Tanggal Kegiatan Output Paraf


44
Coach
Melakukan konsultasi Tema diterima dan
Minggu, 10 kepada pembimbing disetujui
1. November 2019 terkait tema
aktualisasi yang akan
diangkat

Senin, 11 Melakukan konsultasi Mendapatkan


November 2019 kepada pembimbing persetujuan dari
2.
terkait rancangan kepala puskesmas
aktualisasi
Melakukan konsultasi Mendapatkan
Rabu, 18 kepada pembimbing masukan dan saran
3.
Desember 2019 terkait hasil dari kepala puskesmas
aktualisasi

Huriyah Nafiani, Amd.Ft


NIP. 199411142019032005

BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dari hasil aktualisasi pada tanggal 13 November sampai dengan 17 Desember 2019 di
UPT Puskesmas Paruga Kota Bima dapat disimpulkan:
Seluruh kegiatan pada rancangan aktualisasi “Optimalisasi Pelayanan Fisioterapi di UPT
Puskesmas Paruga” yang telah dibuat dapat dilaksanakan dan cukup berhasil terbukti
dengan adanya persetujuan dari kepala puskesmas.

B. Saran
45
Kegiatan penyuluhan tentang “Optimalisasi Pelayanan Fisioterapi di UPT. Puskesmas
Paruga” dilakukan pelayanan fisoterapi demi terwujudnya pelayanan yang optimal.

C. Rekomendasi
Demi terwujudnya pelayanan yang optimal, diharapkan adanya sarana dan prasarana
yang memadai

46
LAMPIRAN

Kegiatan 1
Melakukan Konsultasi Kepada Pimpinan Kepala Puskesmas Terkait
Rancangan Kegiatan
Bukti Kegiatan :

47
Kegiatan 2
Menyusun SOP alat, SOP pelaksanaan fisioterapi dan SOP Alur pelayanan
fisioterapi
Bukti Kegiatan:
1. Foto Kegiatan
2. Foto SOP yang di validasi

48
49
50
51
DAFTAR PUSTAKA

Lembaga Administrasi Negara Republik Indonesia. 2016. Aktualisasi: Modul Pelatihan


Dasar Calon Pegawai Negeri Sipil Golongan III. Jakarta: Lembaga Administrasi Negara
Republik Indonesia.
Lembaga Administrasi Negara Republik Indonesia. 2016. Akuntabilitas: Modul Pelatihan
Dasar Calon Pegawai Negeri Sipil Golongan III. Jakarta: Lembaga Administrasi Negara
Republik Indonesia.
Lembaga Administrasi Negara Republik Indonesia. 2016. Nasionalisme: Modul Pelatihan
Dasar Calon Pegawai Negeri Sipil Golongan III. Jakarat: Lembaga Administrasi Negara
Republik Indonesia.
Lembaga Administrasi Negara Republik Indonesia. 2016. Etika Publik: Modul Pelatihan
Dasar Calon Pegawai Negeri Sipil Golongan III. Jakarta: Lembaga Administrasi Negara
Republik Indonesia.
Lembaga Administrasi Negara Republik Indonesia. 2016. Komitmen Mutu: Modul Pelatihan
Dasar Calon Pegawai Negeri Sipil Golongan III. Jakarta: Lembag Administrasi Negara
Republik Indonesia.
Lembaga Administrasi Negara Republik Indonesia. 2016. Anti Korupsi: Modul Pelatihan
Dasar Calon Pegawai Negeri Sipil Golongan III. Jakarta: Lembag Administrasi Negara
Republik Indonesia.
Lembaga Administrasi Negara Republik Indonesia. 2016. Manajemen Aparatur Sipil Negara:
Modul Pelatihan Dasar Calon Pegawai Negeri Sipil Golongan III. Jakarta: Lembaga
Administrasi Negara Republik Indonesia.
Lembaga Administrasi Negara Republik Indonesia. 2016. Whole Of Government: Modul
Pelatihan Dasar Calon Pegawai Negeri Sipil Golongan III.
Jakarta: Lembaga Administrasi Negara Republik Indonesia.

52

Anda mungkin juga menyukai