Anda di halaman 1dari 24

1.

Rumus descrates umum pada cermin


Cara 1.

b=a+i dan c=b+ i


Maka diperoleh
a+ c=2 i
Dengan menganggap sudut b, c, dan i sangat kecil (yaitu sinar-sinarnya paraksial dan karen
jarak OB sangat kecil dibandingkan jarak OQ, QC, dan OP maka dapat dituliskan pendekatan
yang baik...
AB h
a ≈ tan a= ≈
BP p
AB h
c ≈ tan c= ≈
BQ q
AB h
i≈ tan i= ≈
BC r
Maka
a+ c=2 i
h h h
+ =2
p q r
Diperoleh Rumus descrates umum
1 1 2
+ =
p q r

Cara 2. Pada cermin cekung


h' q
M= =
h p
Diketahui juga
h h'
tan α= dan tan α =¿ ¿
p−R R−q
Maka
h h'
=
p−R R−q
R−q h '
=
p−R h
R−q q
=
p−R p
pR−qp=qp−Rq
pR+ Rq=qp+qp
R ( p +q )=2 qp
( p+ q ) 2
=
qp R
Maka diperoleh rumus descrates umum
1 1 2
+ =
q p R

Cara 3. Pada cermin cembung


h' q
M= =
h p
Diketahui juga
h h'
tan α= dan tan α =¿ ¿
p+ R R−q
Maka
h h'
=
p+ R R−q
R−q h'
=
p+ R h
R−q q
=
p+ R p
pR−qp=qp+ Rq
pR−Rq=qp+ qp
R ( p−q )=2 qp
( p−q ) 2
=
qp R
Maka diperoleh rumus descrates umum untuk cermin cembung
1 1 2
− =
q p R
1 1 −2
− =
p q R
Hal ini menun jukka bahwa cermin cembung adalah cermin yang jari-jarinya (R) negatif =
-R. Dan jika benda berada di daerah nyata (didepan cermin) maka bayanganya merupakan
banyangan maya di belakang cermin.
Perjanjian tanda untuk rumus descrates umum
1 1 2
+ =
q p R
Cermin cekung Cermin cembung
Jari jari + -
Fokus + -
Benda/bayangan yang berada di depan cermin = nyata = +
Benda/bayangan yang berada di belakang cermin = maya = -

Prinsip jumlah 5
Cermin cekung Cermin cembung

1. Jika benda diletakan pada ruang 3, maka bayangan akan terbentuk pada ruang 2
2. Jika benda diletakan pada ruang 2, maka bayangan akan terbentuk pada ruang 3
3. Jika benda diletakan pada ruang 1, maka bayangan akan terbentuk pada ruang 4
Dari data tersebut, nampak bahwa jumlah ruang benda dan ruang bayangan sama dengan 5.
Hal ini sesuai dengan Dalil Esbach:
(1) Jumlah nomor ruang benda dengan nomor ruang bayangan sama dengan 5
(2) Untuk setiap benda nyata dan tegak, maka:
     - semua bayangan yang terletak di depan cermin adalah nyata dan terbalik
     - semua bayangan yang terletak di belakang cermin adalah maya dan tegak
(3)  Bila nomor ruang bayangan lebih besar daripada nomor ruang benda, maka bayangan
diperbesar
      Bila nomor ruang bayangan lebih kecil daripada nomor ruang benda, maka bayangan
diperkceil

2. Rumus descrates umum pada cermin datar


Pada cermin datar berlaku R=∞ maka nilai p akan sama dengan -q . Jarak benda sama
dengan jarak bayangan.
1 1 2
+ =
q p R
1 1 2
+ =
q p ∞
1 −1
=
p q
p=−q

Ini berarti bahwa jarak benda sama dengan jarak bayangan tapi bersifat maya (dibelakang
cermin).

Agar seseorang dapat melihat seluruh tubuhnya maka cermin yang digunakan haruslah
separuh dari tingginya. Hal ini dapat dilihat pada gambar berikut :
Pada gambar agar wanita dapat melihat ujung kakinya maka dia membutuhkan separuh jarak
antara mata ke ujungkakinya. Sama dengan itu pada saat dia ingin melihat ujung kepalanya
maka dia membutuhkan separuh jarak antara mata ke kepalanya. Jiak semuanya dijumlahkan
maka akan diperoleh bahwa panjang cermin yang dibutuhkan adalah separuh tinggi tubuhnya.

Perhatikan gambar diatas. Sudut datang = i sama dengan sudut pantul = r.


Maka akan berlaku :
tani=tan r
AC CD
=
BC BC
AC=CD
Hal ini menunjukkan bahwa jarak antara AC ke CD adalah sama sehingga jarak CD adalah
Separuh jarak AD. Hal ini berlaku juga dari mata ke kepala.
4. Jumlah bayangan pada dua cermin yang digabung menjadi 1 dengan sudut tertentu.

Dua buah cermin yang digabung menjadi satu padasudut tertentu akan menghasilkan
bayangan tidak hanya 1. Pada gamabr dibawah ini ditunjukkan pencerminan pada dua buah
cermin yang digabung dengan sudut 90o. bayangan yang terbentuk ada 3.
Bila kita tuliskan akan mengikuti persamaan
360
n= −1
θ
Dimana
N = jumlah bayangan
θ = sudut antara dua cermin
Pembentukan bayangan pada cermin gabungan dengan sudut 90 dan 60 derajat dapat dilihat
pada gamabar dibawah ini.

dengan

5. Melukis bayangan pada cermin cekung dan cembung


Cermin Cekung
Sinar istimewa pada cermin cekung:
1. Sinar datang sejajar sumbu utama dipantulkan melalui titik fokus.
2. Sinar datang melalui titik fokus dipantulkan sejajar sumbu utama.
3. Sinar datang melalui titik pusat kelengkungan dipantulkan kembali melalui titik pusat
kelengkungan
Cermin cembung
Sinar istimewa pada cermin cembung:
1. Sinar datang sejajar sumbu utama akan dipantulkan seolah-olah berasal dari titik
fokus.
2. Sinar datang menuju titik fokus dipantulkan sejajar sumbu utama.
3. Sinar datang menuji titik pusat kelengkungan dipantulkan kembali seolah-olah berasal
dari titik pusat kelengkungan.

Perbesaran pada cermin cekung atau cembung

M= | qp|= hh'
6. Pembiasan pada permukaan spheris cembung

VB kecil sekali sehingga titik B dianggap berimpit dengan V. Maka


∆ PCA ; i=c +a
∆ P' CA ; c=b+r , maka r=c −b
Untuk sudut-sudut yang kecil berlaku :
i=tani=sin i
c=tan c=sin c
r =tan r=sin r
Jadi
tani=tan c +tan a
tanr =tanc −tan b
Dari Hukum Snellius diperoleh n sin i=n' sin r maka dapat diperoleh pendekatan
n sin i=n' sin r
n ( tan i )=n' ( tanr )
n ( tan c+ tan a )=n' ( tan c−tan b )

n ( Rh + hp )=n ( Rh − hq )
'

n n n' n'
+ = −
R p R q
n' n n' n
+ = −
q p R R
n n ' n '−n
+ =
p q R
7. Pembiasan pada permukaan Spheris Cekung

VB kecil sekali sehingga titik B dianggap berimpit dengan V. Maka


∆ PCA ; c=a+ i, makai=c−a
∆ P' CA ; c=b+r , maka r=c −b
Untuk sudut-sudut yang kecil berlaku :
i=tani=sin i
c=tan c=sin c
r =tan r=sin r
Jadi
tani=tan c−tan a
tanr =tanc −tan b
Dari Hukum Snellius diperoleh n sin i=n' sin r maka dapat diperoleh pendekatan
n sin i=n' sin r
n ( tan i )=n' ( tanr )
n ( tan c−tan a )=n' ( tan c−tan b )

n ( Rh − hp )=n ( Rh − qh )
'

n n n' n'
− = −
R p R q
n' n n' n
− = −
q p R R
n n ' n '−n
− =
p q −R
Bayangan maya (-q) dan jari-jari bernilai negatif (–R). Maka
n n ' n '−n
+ =
p q R
8. Titik fokus
Setiap permukaan bias mempunyai dua macam titik api (titik fokus).
1. Titik api benda
Titik api benda diperoleh jika bayangan berada di tak hingga (q = ∞) maka benda akan
berada pada titik api benda ( p = f1 )
n n ' n '−n
+ =
p ∞ R
n n '−n
=
f1 R
nR
f 1= '
n −n
2. Titik api bayangan
Titik api bayangan diperoleh jika benda berada di tak hingga (p = ∞) maka benda akan
berada pada titik api bayangan ( q = f2 )
n n ' n ' −n
+ =
∞ q R
n ' n '−n
=
f2 R

n' R
f 2=
n' −n
Perjanjian tanda
1. semua digambar dengan cahaya yang berjalan dari kiri ke kanan.
2. jarak benda positif jika berada di kiri verteks dan jarak benda negatif jika di sebelah kanan
verteks.
3. jarak bayangan positif jika berada di kanan verteks dan jarak bayangan negatif bila berada
di kiri verteks.
4. bila jarak fokus semua positif maka disebut sebagai sistem konvergen dan jika jarak fokus
semua negatif disebut sebagai sistem divergen
5. semua permukaan konveks/cembung dilihat dari kiri mempunyai jari-jari positif, dan
semua permukaan konkaf/cekung dari kiri mempunyai jari-jari negatif.
Contoh 1
Sebuah permukaan cekung dengan jari-jari 4 cm memisahkan dua medium yang mempunyai
indeks bias n = 1 dan n’ = 1,5. Sebuah benda diletakkan pada jarak 10 cm dari verteks.
Hitunglah a. jarak fokus benda, b. jarak fokus bayangan, c. jarak bayangan
Jawab :
Diketahui :
R= - 4 cm, p = 10 cm, n = 1 dan n’ = 1,5
a. jarak fokus benda
1.−4
f 1= =−8 cm
1,5 ' −1
b. jarak fokus bayangan
1,5.−4
f 2= =−12 cm
1,5−1
c. jarak bayangan
1 1,5 1,5−1
+ = =−6,666 cm
10 q −8
Contoh 2
Sebuah permukaan cembung dengan jari-jari 6 cm memisahkan dua medium yang
mempunyai indeks bias n = 1 dan n’ = 1,5. Sebuah benda diletakkan pada jarak 8 cm dari
verteks. Hitunglah a. jarak fokus benda, b. jarak fokus bayangan, c. jarak bayangan
Jawab :
Diketahui :
R= 6 cm, p = 8 cm, n = 1 dan n’ = 1,5
a. jarak fokus benda
1. 6
f 1= =12cm
1,5 ' −1
b. jarak fokus bayangan
1,5 . 6
f 2= =18 cm
1,5−1
c. jarak bayangan
1 1,5 1,5−1
+ =
8 q 6
9. pembentukan bayangan pada pembiasan permukaan spheris
Pembentukan bayangan mengikuti ketentuan berikut ini :
a. sinar sejajar sumbu utama akan dibiaskan melalui titik fokus bayangan
b. sinar melalui fokus benda akan dibiaskan sejajar sumbu utama
c. sinar yang melalui pusat kelengkungan akan dibiaskan lurus....
10. Lensa tipis
Lensa adalah medium transparan yang dibatasi oleh dua permukaan bias paling sedikit satu
diantaranya lengkung sehingga terjadi dua kali pembiasan sebelum akhirnya keluar dari
lensa.
Penyederhanaan
1. medium di kedua sisi lensa sama yaitu udara n = 1.
2. indeks bias lensa = n’
3. tebal lensa <<<<< r (lensa tipis)
Bayangan yang dibuat oleh permukaan 1 menjadi benda untuk permukaan kedua. Permukaan
akhir akan membuat bayangan akhir.
Diasumsikan kita tidak mengetahui apa jenis lensa pada permukaan 1 dan permukaan 2
sehingga jari-jari lensa dianggap positif. Tetapi pada akhirnya nanti kita harus melihat
permukaan 1 dan 2 untuk bisa memecahkan soal yang berkaitan dengan lensa tipis ini.

Penurunan rumus pembuat lensa (lens maker equation)


Pada permukaan 1
1 n ' n '−1 1 n '−1 n'
+ = atau = −
p1 q1 r1 p1 r1 q1
Pada permukaan 2
n ' 1 1−n ' 1 1−n ' n'
+ = atau = −
p 2 q2 r2 q2 r2 p2
Bayangan pada permukaan 1 adalah benda untuk permukaan 2. Bayangan permukaan 1 ini
berada di daerah sebelah kanan permukaan 1 tetapi berada di sebelah kanan juga dari
permukaan 2 (benda permukaan 2 bernilai negatif) atau dapat ditulis :
q 1=− p2
−q 1= p2
Jika kita jumlahkan maka diperoleh :
1 1 n'−1 1 n'−1 1
(
+ =
p 1 q2 r1
− +
q1 )(
r2

p2 )
1 1 n' −1 1 1−n' 1
+ =(
−p ) ( r
− + − )
p q
1 2r 1 p 2 2 2

1 1 n '−1 1−n '


+ = +
p 1 q2 r1 r2
1 1 n '−1 −( n '−1 )
+ = +
p 1 q2 r1 r2
1 1 1 1
+ =( n ' −1 ) −
p 1 q2 r1 r2 ( )
Persamaan terakhir inilah yang kita sebut sebagai persamaan pembuat lensa.

1 1 1 1
+ =( n ' −1 ) −
p 1 q2 r1 r2 ( )
Atau
1 1 1
f (
= ( n' −1 ) −
r1 r2 )
11. Fokus lensa tipis
Titik fokus benda (fokus 1) diperoleh jika q 2=∞ maka diperoleh p1=f
Titik fokus benda (fokus 2) diperoleh jika p1=∞ maka diperoleh q 2=f '

Dari persamaan pembuat lensa untuk fokus 1 :


1 1 1 1
+ =( n ' −1 ) −
p 1 q2 r1 r2 ( )
1 1 1 1
+ =( n ' −1 ) −
f ∞ r 1 r2 ( )
1 1 1
f (
= ( n' −1 ) −
r1 r2 )
Dari persamaan pembuat lensa untuk fokus 2 :
1 1 1 1
p 1 q2 ( )
+ =( n ' −1 ) −
r1 r2

1 1 1 1
+ =( n'−1 ) ( − )
∞ f' r r 1 2

1 1 1
=( n' −1 ) ( − )
f' r r 1 2
Dari dua persamaan diatas maka diperoleh bahwa :
f =f '
Jarak fokus benda dan jarak fokus bayangan untuk lensa tipis sama jika lensa berada di udara.
Bila
f > 0 disebut lensa positif atau lensa konvergen (lensa konveks) : mengumpulkan sinar
f < 0 disebut lensa negatif atau lensa divergen (lensa konkaf) : menyebarkan sinar
lensa positif adalah lensa yang lebih tebal bagian tengahnya daripada sampingnya
lensa negatif adalah lensa yang lebih tipis bagian tengahnya daripada sampingnya

12. Rumus Newton


Cara laian untuk menentukan jarka benda dan jarak bayangan dalam lensa tipis adalah
dengan menggunakan rumus Newton. Pengukuran pada rumus Newton ini dilakukan dengan
patokan titik fokusnya. Besaran dihitung dari titik fokus bukan dari titik verteks.
Lihat gambar diatas.
Jarak benda p = x + f
Jarak bayangan s’ = x’ + f’
Untuk lensa tispis di udara f = f’ maka
1 1 1 1 1 1
+ = ≈≫ + =
p q f x + f x ’ +f ’ f
( x ’+ f ) + ( x +f ) 1
=
( x+ f ) ( x ’+ f ’ ) f
x ' + x +2 f 1
' ' 2
=
xx + xf + x f +f f
x ' f + xf +2 f 2=xx ' + xf + x ' f + f 2
Diperoleh Rumus Newton untuk lensa tipis :
x x ' =f 2
13. Perbesaran
Pada gambar point 12 perhatikan bahwa
∆ ACF ≈ ∆ OBF
Diketahui juga
OB= A' C' =h'
Jadi perbesaran
q f x' h ' f q−f
M= || = = = =
p x f h p−f
=
f
14. Daya Lensa atau kuat lensa (P)
A. Daya pada pembiasan permukaan spheris
Daya pada pembiasan permukaan spheris didefinisikan sebagai
n n' n '−n
P= = =
f1 f2 r
B. Daya lensa tipis diudara
Daya lensa tipis di udara didefinisikan sebagai
1
P=
f
Dimana karena
1 1 1 1 1
f (
= ( n' −1 ) − = +
r1 r2 p q )
Maka

P= ( n' −1 ) ( r1 − r1 )= 1p + 1q
1 2

15. Lensa Tebal


Suatu lensa tebal terdiri dari 2 permukaan bias spheris berjari jari r 1 dan r 2, tebal lensa = d =
jarak kedua verteks, n = indeks bias medium di depan permukaan 1, n’ = indeks bias lensa,
n’’ = indeks bias medium di belakang permukaan 2.
Untuk permukaan 1 berlaku :
n n ' n '−n n n' −n n '
+ = atau = −
p1 q1 r1 p1 r1 q1
Pada permukaan 2
n ' n ' ' n ' '−n' n ' ' n ' '−n ' n'
+ = atau = −
p2 q2 r2 q2 r2 p2
Dimana benda untuk permukaan 2 ( p2 ¿dipengaruhi oleh adanya ketebalan d melalui
persamaan :
p2=d−q1
p1= jarak benda diukur dari verteks 1
q 2= jarak bayangan diukur dari verteks 2
Permukaan 1 mempunyai f 1 dan f 1 ' diukur terhadap V 1
Permukaan 2 mempunyai f 2 dan f 2 ' diukur terhadap V 2

Lensa tebal adalah lensa yang tebalnya tidak diabaikan. Jarak fokus lensa tebal tidak diukur
dari verteks tetapi diukur dari titik utama 1 dan 2, yaitu H dan H’. Letak F dan F’ dihitung
dengan
jika p1=∞, q 2 menunjukkan letak F '
jika q 2=∞ , p 1 menunjukkan letak F
Hal tersebut dihitung melalui tiap permukaan . Jarak dari F ke verteks 1 ( V 1 ) disebut jarak

fokus depan (jfd = ffl =front focal lenght). Jarak dari F’ ke verteks 2 ( V 2 ) disebut jarak
fokus belakang (jfb = bfl =back focal lenght).

Berkas cahaya yang masuk dan keluar jika diperpanjang setiap pasang akan berpotongan
pada satu pemukaan. Bidang ini berbentuk bidang datar dan disebut sebagai titik utama 1
dan titik utama 2 ( H dan H’ ). Bidang ini tidak harus berada dalam lensa tebal akan tetapi
bisa berada di luar lensa tebal.
Pembentukan bayangan pada lensa tebal juga hampir sama dengan lensa tipis biasa.
Perbedaanya pada penggambarannya melibatkan jarak fokus depan (jfd) berpasangan dengan
H serta jarak fokus belakang (jfb) berpasangan dengan H’

16. Jarak fokus lensa tebal


a. jarak fokus benda lensa tebal (f = FH)
Perhatikan gambar diatas. ∆ ABF ∆ CJF
q 2=∞

BF AB p1 h
= maka = '
JF CJ f h
Kemudian perhatikan juga ∆ ABG ∆ DEG
AB BG q h
= maka− 1 = '
DE EG p2 h
Maka diperoleh
p 1 −q 1
=
f p2
− p1
f = p2 ( )
q1
b. jarak fokus bayangan lensa tebal (f’= F’H’)
Perhatikan gambar diatas. ∆ ABG ∆ DEG
p1=∞

BG AB q1 h
= maka = '
EG DE − p2 h
Kemudian perhatikan juga ∆ CKF ' ∆≝'
CK KF ' h f'
= maka ' =
DE EF ' h q2
Maka diperoleh
q1 f'
=
−p 2 q2
−q2
f '=q 1 ( )
p2
17. Lensa tipis gabungan
Lensa tipis gabungan adalah dua buah lensa tipis yang disusun pada jarak d . Lensa
gabungan ini akan mempunyai fokus lensa gabungan f gab yang merupakan fokus bersama dua
buah lensa tersebut. Masing-masing lensa akan mempunyai fokus. Fokus lensa 1 kisa sebut f 1
dan fokus lensa kedua kita sebut f 2. Fokus lensa gabungan dapat ditentukan dengan
mengembalikan perumusan pada lensa tebal karena penurunan rumus semuanya sama dengan
lensa tebal (mempunyai dua buah fokus).
Penurunan rumus fokus gabungan f gab
Apabila jarak benda p1=∞ maka q 2 akan menentukan letak F’ .
1 1 1
= + ,maka f 1 =q1
f 1 p 1 q1
p2=d−q1 =d−f 1

1 1 1 1 1 1 d−f 1−f 2
= + maka = − =
f 2 p 2 q2 q2 f 2 d−f 1 f 2 ( d−f 1)
Jadi
f 2 ( d−f 1 )
q 2=
d−f 1−f 2
Lensa tebal menentukan
−q2
f '=q 1 ( )
p2
Maka
−f 2 ( d −f 1 )
f gab =f 1
( ( d−f 1−f 2 )( d−f 1 ) )
−f 1 f 2
f gab =
( ( d−f 1−f 2) )
Diperoleh
1 d−f 1−f 2
=
f gab −f 1 f 2
1 1 1 d
= + −
f gab f 1 f2 f1f2
Persamaan inilah yang merupakan persamaan fokus lensa gabungan dari dua buah lensa tipis.

Anda mungkin juga menyukai