Anda di halaman 1dari 18

MAKALAH

MASA KONSTITUSI RIS


Diajukan Untuk Memenuhi Tugas Hukum Tata Negara yang diampuh Oleh
IbuNurvazria Achir, SH., MH
DISUSUN OLEH :
KELOMPOK 7
KELAS F

KETUA : ADAM MUKO (1011419181)


ANGGOTA 1 : SAKILA RAHMANIA YUSUF (1011419159)
ANGGOTA 2 : INDRI LATIF (1011419137)
ANGGOTA 3 : MOHAMMAD RENALDI SHAPUTRA (1011419221)

S1 ILMU HUKUM
FAKULTAS HUKUM
UNIVERSITAS NEGERI GORONTALO
2020
KATA PENGANTAR

Alhamdulillah, segala puji syukur kami panjatkan kepada Allah SWT yang telah
memudahkan kami melakukan penyusunan makalah yang berjudul “MASA KONSTITUSI
RIS” Pembahasan dalam makalah ini disampaikan secara sistematis, ringkas dan jelas.

Makalah ini dibuat untuk memenuhi tugas bahasa hukum yang ampuh oleh ibu Nurvazria
Achir, SH., MH

Penulis menyadari bahwa banyak terdapat kekurangan-kekurangan dalam penulisan makalah


ini, maka dari itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang konstruktif dari para pembaca
demi kesempurnaan makalah ini.

Akhir kata semoga makalah ini dapat memberikan manfaat bagi kita sekalian.

Gorontalo, Februari 2019

Penulis

i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR..........................................................................................................................i
BAB I....................................................................................................................................................1
PENDAHULUAN................................................................................................................................1
A. Latar Belakang........................................................................................................................1
B. RUMUSAN MASALAH..........................................................................................................1
C. Tujuan Penulisan.....................................................................................................................1
D. Manfaat Penulisan...................................................................................................................1
BAB II..................................................................................................................................................3
PEMBAHASAN...................................................................................................................................3
A. Latar Belakang Terbentuknya Konstitusi RIS......................................................................3
B. Keadaan RIS dari Tahun 1949 – 1950...................................................................................5
C. Akhir Pemberlakuan Pemerintahan RIS...............................................................................8
BAB III...............................................................................................................................................10
PENUTUP..........................................................................................................................................10
A. Kesimpulan............................................................................................................................10
B. Saran.......................................................................................................................................10
DAFTAR PUSTAKA........................................................................................................................11

ii
iii
BAB I

PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pada tanggal 15 Juli 1946, Dr. H.J. van Mook memprakarsai penyelenggaraan
konferensi di Malino, Sulawesi Selatan. Konferensi ini dihadiri oleh beberapa utusan daerah
yang telah dikuasai Belanda. Konferensi Malino membahas pembentukan Negara-negara
bagian dari suatu Negara federal. Berawal dari konferensi tersebut, Van Mook atas nama
Negara Belanda mulai membentuk negara-negara boneka yang tujuannya adalah untuk
mengepung dan memperlemah keberadaan Republik Indonesia. Dengan terbentuknya
Negara-negara boneka, RI dan Negara-negara bagian akan dengan mudah diadu domba oleh
Belanda. Hal ini merupakan perwujudan dari politik kolonial Belanda, yaitu devide et impera.
Sejak kembalinya para pemimpin RI  ke Yogyakarta 6 Juli 1949, perundingan dengan BFO
yang telah dirintis di Bangka dimulai lagi. Yang dibahas dalam perundingan itu adalah
pembentukan pemerintah peralihan sebelum terbentuknya Negara Indonesia Serikat.
Kemudian pada tanggal 19-22 Juli 1949, diadakan perundingan diantara kedua belah pihak,
yang disebut konferensi antar Indonesia. Konferensi itu memperlihatkan bahwa politik divide
et impera Belanda untuk memisahkan daerah-daerah di luar Republik dari Republik
Indonesia, mengalami kegagalan.
B. RUMUSAN MASALAH
Berdasarkan latar belakang diatas, maka yang menjadi rumusan masalah dari pembahasan ini
adalah;
1.Menjelaskan tentang latar belakang terbentuknya konstitusi RIS
2. Menjelaskan tentang  sistem pemerintahan yang berlaku pada masa konstitusi RIS
3. Menjelaskan tentang penghapusan negara-negara bagian dan penggabungan diri ke dalam
negara Republik Indonesia
C. Tujuan Penulisan
Adapun tujuan dari pembahasan latar belakang di atas antara lain, yaitu ;
1. Untuk mengetahui dan memahami tentang latar belakang terbentuknya konstitusi RIS.
2. Untuk mengetahui dan memahami tentang sistem pemerintahan yang berlaku pada masa
konstitusi RIS
3. Untuk mengetahui dan memahami tentang penghapusan negara-negara bagian dan
penggabungan diri kedalam negara RI
D. Manfaat Penulisan
Makalah di atas memIliki manfaat sebagai berikut:
1. Bagi penyusun, makalah ini dapat dijadikan pembelajaran dalam menulis makalah yang
baik dan menambah pengetahuan tentang materi yang ditulis.

1
2

2. Bagi pembaca, makalah ini dapat dijadikan bahan pembelajaran terhadap mata kuliah
Teori dan Hukum Konstitusi.
BAB II

PEMBAHASAN

A. Latar Belakang Terbentuknya Konstitusi RIS


Kemenangan sekutu pada perang dunia ke dua, mendorong Belanda untuk kembali
berkuasa di Indonesia. Dengan bantuan militer dari Inggris dan Australia, Belanda
berkesempatan mengkonsolidasikan kekuatan militer di Indonesia. Belanda mencoba
mendirikan Negara-negara  di bagian wilayah RI. Sejalan dengan usaha Belanda tersebut
terjadilah konflik militer antara tentara Belanda dan pejuang RI yang di kenal dengan Agresi
I dan Agresi II tahun 1947 dan 1948. Peristiwa agresi itu mendorong PBB untuk campur
tangan dengan mengusulkan perundingan yang di sebut konferensi meja bundar ( KMB )
tanggal 23 Agustus 1949- 2 November 1949. Dalam konferensi itu di hasilkan sejumlah
indikator antara lain, mendirikan Negara Republik Indonesia Serikat ( Negara RIS).
Racangan untuk UUD Negara RIS di terima kedua belah pihak Indonesia dan
Belanda, dan mulai berlaku pada tanggal 27 Desember 1949. UUD 1945 yang semula berlaku
untuk seluruh Indonesia mulai berlaku tanggal  27 Desember hanya berlaku dalam wilayah
Negara bagian Republik Indonesia.
Menurut pasal 2 konstitusi RIS, RIS meliputi seluruh wilayah Indonesia yaitu daerah
bersama dari Negara RI dan satuan-satuan kenegaraan yang tegak sendiri. Dengan berdirinya
Negara RIS, maka RI hanyalah merupakan salah satu Negara bagian dalam Negara RIS.
Konstitusi RIS menganut sistem parlementer, sebagai konstitusi yang berlaku di
negara Federal RIS, konstitusi RIS menganut sistem kabinet parlementer dimana kekuasaan
pemerintahan ditangan para menteri yang dipimpin oleh Perdana Menteri. Dalam sistem
pemerintahan ini Presiden bukan sebagai kepala pemerintahan, tetapi hanya sebagai kepala
negara. 
Pada konferensi antar Indonesia yang diselenggarakan di Yogyakarta itu dihasilkan
persetujuan mengenai bentuk Negara dan hal-hal yang bertalian dengan ketatanegaraan
Negara Indonesia Serikat.
1. Negara Indonesia Serikat disetujui dengan nama RIS berdasarkan demokrasi dan
federalisme.
2. RIS akan dikepalai seorang Presiden konstitusional dibantu oleh menteri-menteri
yang bertanggung jawab kepada Dewan Perwakilan Rakyat.
3. Akan dibentuk dua badan perwakilan, yaitu sebuah dewan perwakilan rakyat dan
sebuah dewan perwakilan Negara bagian (senat). Pertama kali akan dibentuk dewan
perwakilan rakyat sementara.
4. Pemerintah federal sementara akan menerima kedaulatan bukan saja dari pihak 
Belanda, melainkan pada saat yang sama juga dari Republik Indonesia.

3
4

Di bidang Militer juga telah disepakati persetujuan sebagai berikut :
1. Angkatan perang RIS adalah angkatan perang nasional. Presiden RIS adalah Panglima
Tertinggi Angkatan Perang RIS.
2. Pertahanan Negara adalah semata-mata hak pemerintah RIS; Negara-negara bagian tidak
akan memiliki angkatan perang sendiri.
3. Pembentukan Angkatan Perang RIS adalah semata-mata soal bangsa Indonesia. Angkatan
perang RIS akan dibentuk oleh pemerintah RIS dengan inti angkatan perang RI (TNI),
bersama-sama dengan orang-orang Indonesia yang ada dalam KNIL, ML, KM, VB, dan
territoriale bataljons.
4. Pada masa permulaan RIS Menteri Pertahanan dapat merangkap sebagai Panglima Besar
APRIS.

Konferensi antar Indonesia dilanjutkan kembali di Jakarta pada tanggal 30 Juli sampai
2 Agustus 1949, dan dipimpin oleh Perdana Menteri Hatta yang membahas masalah
pelaksanaan dari pokok-pokok persetujuan yang telah disepakati di Yogyakarta. Kedua belah
pihak setuju untuk membentuk Panitia Persiapan Nasional yang bertugas menyelenggarakan
suasana tertib sebelum dan sesudah KMB. Sesudah berhasil menyelesaikan masalahnya
sendiri dengan musyawarah di dalam konferensi antar Indonesia, kini Indonesia siap
menghadapi KMB.
Pada tanggal 4 Agustus 1949, diangkat delegasi RI yang terdiri dari : Drs. Moh Hatta,
Mr. Moh Roem, Prof. Dr.Mr. Supomo, dr. J.Leimena, Mr. Alisastroamidjojo, Ir. Juanda, Dr.
Sukiman, Mr. Suyono Hadinoto, Dr. Soemitro Djojohadikusumo, Mr. Abdul Karim, Kolonel
T.B. Simatupang, dan Mr. Sumardi. Delegasi BFO di wakili oleh Sultan Hamid II dari
Pontianak.
Pada tanggal 23 Agustus 1949 KMB dimulai di Den Haag negara Belanda.
Konferensi selesai pada tanggal 2 November 1949. Hasil Konferensi adalah sebagai berikut :
1. Serah-terima kedaulatan dari pemerintah kolonial Belanda kepada RIS kecuali Papua
Bagian Barat. Indonesia ingin agar semua daerah bekas jajahan Hindia Belanda
menjadi daerah Indonesia, sedangkan Belanda sendiri ingin menjadikan Papua bagian
barat Negara terpisah karena perbedaan etnis. Konferensi ditutup tanpa keputusan
mengenai hal ini, karena itu pasal kedua menyebutkan bahwa Papua bagian barat
bukan bagian dari serah terima, dan bahwa masalah ini akan diselesaikan dalam
waktu satu tahun.
2. Dibentuknya sebuah persekutuan Belanda-Indonesia , dengan monarch Belanda
sebagai Kepala Negara.
3. Pengambilalihan hutang Hindia Belanda oleh RIS.
a. Kerajaan Nederland menjerahkan kedaulatan atas Indonesia yang sepenuhnya kepada
Republik Indonesia Serikat dengan tidak bersarat lagi dan tidak dapat dicabut, dan
5

karena itu mengakui Republik Indonesia Serikat sebagai Negara yang merdeka dan
berdaulat.
b. Republik Indonesia Serikat menerima kedaulatan itu atas dasar ketentuan-ketentuan
pada Konstitusinya; rantjangan konstitusi telah dipermaklumkan kepada Keradjaan
Nederland.
c. Kedaulatan akan diserahkan selambat-lambatnya pada tanggal 30 Desember 1949.
4. Pasukan Belanda, KL, dan KM akan dipulangkan, sedangkan KNIL akan dibubarkan
dan bekas anggota KNIL diperbolehkan menjadi APRIS.

Hasil-hasil KMB kemudian diajukan kepada KNIP untuk diratifikasi. Selanjutnya pada
tanggal 15 Desember 1949 diadakan pemilihan Presiden RIS dengan calon tunggal Presiden
Soekarno. Keesokan harinya Ir. Soekarno terpilih menjadi presiden RIS. Pada tanggal 20
Desember 1949 Moh. Hatta diangkat sebagai Perdana Menteri RIS. 
Adapun pemangku jabatan Presiden RI adalah Mr. Asaat ( mantan Ketua KNIP ) yang
dilantik pada tanggal 27 Desember 1949. Pada tanggal 23 Desember 1949 delegasi RIS
dipimpin Moh. Hatta berangkat ke negeri Belanda untuk menandatangani naskah pengakuan
kedaulatan dari pemerintah Belanda. Upacara penandatanganan naskah pengakuan
kedaulatan itu dilakuka2 bersamaan, yaitu di Indonesia dan Belanda pada 27 Desember 1949.
Dengan demikian, sejak saat itu RIS menjadi Negara merdeka dan berdaulat, serta mendapat
pengakuan internasional. Berakhirlah periode perjuangan mempertahankan kemerdekaan
Indonesia

B. Keadaan RIS dari Tahun 1949 – 1950


            Republik Indonesia Serikat (RIS) yang merdeka dan berdaulat adalah Negara hukum
demokratis yang berbentuk federal. RIS dlakukan oleh pemerintah federal bersama parlemen
dan senat. Wilayahnya meliputi seluruh daerah Indonesia yang terdiri atas:
1. Negara Republik Indonesia, Negara Indonesia Timur, Negara Pasundan, Negara Jawa
Timur, Negara Madura, Negara Sumatera Timur dan Negara Sumatera Selatan.
2. Kesatuan poltik yang berkebangsaan yaitu Jawa Tengah, Bangka, Belitung, Riau,
Kalimantan Barat, Dayak Besar, Daerah Banjar, Kalimantan Tenggara dan Kalimantan
Timur.
3. Daerah-daerah lain yang bukan daerah bagian.
Alat perlegkapan RIS terdiri atas presiden, Dewan Menteri, Senat, Dewan perwakilam
Rakyat, mahkamah agung, dan dewan pemeriksa keuangan. Parlemen terdiri atas 150 orang,
Senat sebagai perwakilan Negara-negara bagian adalah Badan Penasehat. Tiap Negara bagian
mengangkat 2 orang wakil di Senat. Sementara itu rakyat tidak setuju apabila Konstitusi RIS
diberlakukan secara dominan. Dalam keadaan rakyat yang kecewa, ada beberapa pihak yang
6

mengambil kesempatan tersebut dengan mengadakan suatu aksi pengacaan atau


pemberontakan di beberapa daerah.
Gerakan pertama adalah aksi pengacauan oleh Westerling di daerah Sumatera Utara,
Sulawesi Selatan dan Bandung. Dalam melancarkan aksinya, Westerlint menyatakan dirinya
sebagai “Ratu Adil” dengan dalih untuk menyelamatkan RIS.
Pada 23 Januari 1950 Westerling menguasai Bandung dan merencanakan akan
mengambil alih pemerintahan di Jakarta. Pemberontakan berhasil ditumpas, namun
Westerling berhasil meloloskan diri. Melalui penyelidikan intelijen, Sultan Hamid II terlibat
dalam pemberontakan ini. Ia menentang masuknya TNI ke Negara Bagian Kalimantan Barat
dan tidak mau mengakui menteri pertahanan RIS, Sultan Hamengkubuwono IX.
            Di Makassar terjadi pemberontakan yang dipimpin oleh Andi Azis yang semula
menolak peleburan anggota-anggota KNIL ke dalam APRIS. Pemberontakan ini berhasil
dipadamkan oleh pasukan APRIS. Andi Azis menyerahkan diri dan ia dijatuhi hukuman 14
tahun penjara oleh Panglima Tentara di Yogyakarta.
Di Maluku Selatan, timbul pemberontakan pimpinan Dr. Soumokil, bekas jaksa agung
NIT. Pada tanggal 25 April 1950 ia memproklamasikan berdirinya Republik Maluku Selatan
(RMS). Pemerintah mengirimkan dr. Leimena untuk menyelesaikan masalah tersebut secara
diplomatik. RMS menolak untuk berunding. Akhirnya pemerintah membentuk ekspedisi di
bawah pimpinan Kol. Kawilarang untuk menumpas RMS. Pada tanggal 28 September 1950
pasukan ekspedisi mendarat di Ambon dan menguasai pulau Ambon. Pemberontakan berhasil
dipatahkan namun beberapa tokohnya melarikan diri ke Belanda, kemudian membentuk
“Pemerintah buangan”.
Ketiga pemberontakan yang terjadi selama masa pemerintahan RIS merupakan suatu
keadaan yang memang dipersiapkan oleh Belanda untuk mengacau RIS melalui kekuatan
militernya. Kondisi ini akan menimbulkan suatu anggapan pada dunia internasional bahwa
RIS tidak dapat memelihara keamanan di wilayahnya.
Persoalan lain yang dihadapi Pemerintah RIS adalah adanya desakan dari rakyat di
beberapa Negara bagian untuk segera dapat bergabung dengan RIS dan mengubah bentuk
Negara. Kebijaksanaan pemerintah dalam hal ini didasarkan pada konstitusi sementara yang
terbentuk sebagai hasil persetujuan bersama, di mana pemerintah telah berjanji untuk
menjalankan dan memelihara peraturan yang tercantum dalam konstitusi RIS. Oleh karena
itu, dalam melaksanakan kebijakan politik dalam negerinya terutama menyangkut perubahan
bentuk kenegaraan RIS, pemerintah harus berpegang pada ketentuan-ketentuan Konstitusi
Sementara itu.
Negara bagian yang menghendaki adanya perubahan bentuk Negara itu antara itu
antara lain NIT. Dalam rapat istimewa yang terjadi pada bulan Maret 1950, di mana partai-
partai politik dan organisasi yang mewakili rakyat Indonesia Timur telah mengeluarkan suatu
pernyataan:
7

1. Rakyat Indonesia Timur tidak setuju dengan adanya NIT, karena NIT adalah ciptaan Van
Mook;
2. Rakyat Indonesia Timur adalah rakyat Indonesia yang setia pada kemerdekaan 17 Agustus
1945;
3. Republik Indonesia adalah ciptaan Rakyat Indonesia sendiri bedasarkan pada Proklamasi
17 Agustus 1945;
4. Dalam mempertahankan isi Proklamasi 17 Agustus 1945, rakyat Indonesia Timur tetap
menganggap Irian adalah suatu daerah Republik Indonesia yang harus direbut kembali.
Selain NIT, dewan Bangka menyatakan setuju dengan segala resolusi dan mosi-mosi yang
menuntut pemasukan daerah otonom Bangka ke dalam Republik Indonesia. Di Madura
muncul suatu tuntutan dari fraksi Indonesia dan Fraksi Islam dalam DPRS Madura yang
menuntut agar Madura hendaknya digabungkan dalam Republik. Hal yang serupa dilakukan
oleh Negara Sumatera Selatan.
RIS dihadapkan pada persoalan keuangan Negara. Sesuai dengan hasil keputusan
KMB bahwa Repulik harus menanggung semua hutang, baik hutang dalam negeri maupun
hutang luar negeri yang merupakan warisan dari pemerintah Hindia-Belanda. Untuk
mengatasi kesulitan di bidang keuangan, RIS mengambil jalan:
1. Mengadakan rasionalisasi dalam susunan Negara dan dalam badan-badan serta alat-alat
pemerintahan;
2. Menyelidiki secara lebih baik dan teliti mengenai anggaran Negara-negara bagian;
3. Mengintensiveer pemungutan berbagai iuran dan cukai;
4. Mengadakan pajak baru;
5. Mengadakan pinjaman nasional.
Periode ini ditandai dengan berlakunya negara Republik Indonesia Serikat sebagai akibat
perjanjian konferensi Meja Bundar, yang isinya                                                                          
1. Didirikannya negara Republik Indonesia Serikat                                                                
2. Pengakuan kedaulatan oleh pemerintah kerajaan Belanda kepada Negara Republik
Indonesia Serikat.
3. Didirikannya Uni antara RIS dan kerajaan Belanda.

Masalah berikutnya yang dihadapi oleh Pemerintah RIS adalah mengenai persoalan
“Negara Hukum”. Langkah pertama dalam lapangan kehakiman ialah mempelajari keadaan
tata hokum Indonesia pada waktu penyerahan kedaulatan, terutama menyelidiki bagian
hokum mana yang masih berlaku menurut Konstitusi RIS, dan bagian hokum mana yang
telah hilang kekuatannya terkait dengan penyerahan kedaulatan. Ini akan diselidiki pula,
hokum mana yang harus segera dicabut, diubah atau diganti terkait dengan RIS.
            Masalah terakhir adalah angkatan perang. TNI merupakan inti dari Angkatan Perang
RIS. Maka dalam persetujuan KMB mengenai persoalan tentara yang disebut hanya
8

persoalan reorganisasi KNIL. Masalah ini pula yang turut menyebabkan pemberontakan yang
dipimpin oleh Andi Azis.

C. Akhir Pemberlakuan Pemerintahan RIS
Negara RIS buatan Belanda tidak dapat bertahan lama karena muncul tuntutan-tuntutan
untuk kembali ke dalam bentuk NKRI sebagai perwujudan dari cita-cita Proklamasi 17
Agustus 1945. Gerakan menuju pembentukan NKRI mendapat dukungan yang kuat dari
seluruh rakyat. Banyak Negara-negara bagian satu per satu menggabungkan diri dengan
Negara bagian Republik Indonesia.
Pada tanggal 10 Februari 1950 DPR Negara Sumatera Selatan memutuskan untuk
menyerahkan kekuasaannya pada RI. Tindakan semacam ini dengan cepat dilakukan oleh
Negara-negaa bagian lainnya yang cenderung untuk menghapuskan Negara-negara bagian
dan menggabungkan diri ke dalam RI. Pada akhir Maret 1950, hanya tersisa empat Negara
bagian dalam RIS, yaitu Kalimantan Barat, Sumatera Barat, Negara Indonesia Timur, dan
Republik Indonesia. Pada akhir April 1950, maka hanya Republik Indonesia yang tersisa
dalam RIS.
Penggabungan Negara-negara bagian ke dalam RI menimbulkan persoalan baru
khususnya dalam hubungan luar negeri. Hal ini karena RI hanya Negara bagian RIS,
hubungan luar negeri yang berlangsung selama ini dilakukan oleh RIS. Sehingga peleburan
Negara RIS ke dalam RI harus dihindari untuk menjamin kedaulatan negara. Solusinya
adalah RIS harus menjelma menjadi RI.
Setelah diadakan konferensi antara Pemerintah RIS dan RI untuk membahas penyatuan
negara, pada tanggal 19 Mei 1950, pemerintah RIS dan RI menandatangani Piagam
Persetujuan pembentukan Negara kesatuan. Pokok dari isi piagam tersebut adalah kedua
belah pihak dalam waktu yang sesingkat-singkatnya melaksanakan pembentukan Negara
kesatuan berdasar Proklamasi 17 Agustus 1945.
Rapat-rapat antara pemerintah RIS dan RI mengenai Negara kesatuan semakin sering
dilakukan. Setelah rapat mengenai Pembagian daerah yang akan merupakan wilayah NKRI,
maka pada tanggal 15 Agustus 1950 diadakan rapat gabungan yang terakhir dari DPR dan
Senat RIS di mana dalam rapat ini akan dibicarakan “piagam pernyataan” terbentuknya
NKRI oleh Presiden Soekarno. Setelah pembacaan piagam pernyataan terbentuknya NKRI,
maka dengan demikian secara resmi Negara Kesatuan RI terbentuk kembali pada tanggal 17
Agustus 1950.
D. Masalah atau Penyimpangan-penyimpangan yang Terjadi  Pada Masa Konstitusi
RIS
9

Berdirinya negara RIS dengan Konstitusi RIS (yang terdiri dari Mukadimah 4 alinea, 6 bab,
197 pasal dan lampiran) sebagai undang-undang dasarnya, menimbulkan penyimpangan,
antara lain:
1. Negara RI hanya berstatus sebagai salah satu negara bagian, dengan wilayah
kekuasaan daerah sebagaimana dalam persetujuan Renville dan sesuai dengan bunyi
pasal 2 Konstitusi RIS.
2. UUD 1945 sejak tanggal 27 Desember 1949 hanya berstatus sebagai UUD negara
bagian RI.
3. Demokrasi yang berkembang adalah demokrasi liberal.
4. Berlakunya sistem parlementer yaitu pemerintahan bertanggung jawab kepada
parlemen (DPR). Pemerintahan dikepalai seorang Perdana Menteri, sedangkan
Presiden sebagai Kepala Negara.
5. Sebagai akibat sistem parlementer, kabinet tidak mampu melaksanakan programnya
dengan baik dan dinilai negatif oleh DPR.
6. Terjadinya pertentangan politik di antara partai-partai politik saat itu (yang bercorak
agama, nasionalis, kedaerahan dan sosialis, dengan system multipartai)
10
BAB III

PENUTUP
A. Kesimpulan
Adanya keinginan dari pemerintah Belanda untuk kembali menduduki Indonesia
maka menyebabkan konflik antara Indonesia dengan Belanda. Penyelesaian konflik ini
dilakukan oleh pihak PBB dengan adanya pengadaan Konferensi Meja Bundar (KMB) dan
salah satu hasil dari Konferensi tersebut adalah pembentukan Negara Republik Indonesia
Serikat.
Setelah itu, pada tanggal 27 Desember 1949 sudah dibentuk dan diberlakukannya 
Konstitusi Republik Indonesia Serikat (KRIS). Konstitusi RIS ini memiliki sifat hanya
sementara saja, dengan ketentuan bentuk negara Federal, sistem pemerintahan yang
digunakan adalah parlementer, dengan daerah yang sudah ditentukan dalam konstitusi
tersebut dan juga terdapat pengaturan hubungan negara dengan rakyat.
Pemberlakuan Konstitusi RIS hanya 8 bulan, yaitu mulai tanggal 27 Desember 1949
hingga 17 Agustus 1950. Ketika tanggal 17 agustus 1950, Indonesia sudah kembali dalam
bentuk Kesatuan. Hal tersebut disebabkan oleh tuntutan-tuntutan masyarakat untuk kembali
ke dalam bentuk kesatuan.
B. Saran
Kami menyadari bahwa dalam makalah kami ini masih banyak terdapat kekurangan
atau kesalahan dan masih jauh dari kesempurnaan. Untuk itu, kiranya kami sangat
mengharapkan kritik dan saran dari berbagai pihak demi sempurnanya makalah ini yang
akhirnya dapat berguna bagi kita semua.

11
12
13

DAFTAR PUSTAKA

http://jasmencomputer.blogspot.com/2016/02/makalah-konstitusi-ris.html diakses pada 09


Februari 2020.

Anda mungkin juga menyukai