Anda di halaman 1dari 5

STUNTING PADA ANAK BALITA

DI PEDESAAN DAN PERKOTAAN

Dosen Pengampu : Dwi Lnina Suswardany, S.KM, M.PH

Oleh :

Riana Dewi Fatmawati J 410191125

PROGAM STUDI SARJANA KESEHATAN MASYARAKAT


FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA
2019
Banyak metode dalam penentuan prioritas masalah, salah satunya adalah metode USG
(Urgency, Seriousness, Growth). Metode USG merupakan salah satu metode penentuan
prioritas masalah yang sederhana. Dalam metode USG ada 3 ukuran sebagai indikator
masalah, diantaranya urgency, merupakan masalah yang sifatnya mendesak atau tidak,
melihat dari ukuran dampak yang terjadi jika penyelesaian masalah tertunda. Seriousness,
merupakan tingkat kegawatan dari masalah sebagai pertimbangan utama. Growth, merupakan
ada tidaknya potensi perkembangan yang baik jika suatu masalah dijadikan prioritas.
Pohon masalah adalah suatu sistem yang digunakan untuk menyelesaikan suatu
masalah dengan langkah-langkah sistematis. Pohon masalah menjelaskan hubungan sebab
akibat dari masalah, identifikasi akar masalah, dan identifikasi penyelesaian masalah.
Fish bone adalah suatu pemecahan masalah dimana yang posisi di kepala ikan
merupakan masalah yang ingin dicari sebab akibatnya dengan memiliki tulang sebagai sebab
akibat dari masalah tersebut. Tulang tersebut dapat dikatakan sebab-sebab dari permasalahan
yang terjad, Man (manusia) merupakan subyek yang terlibat dalam proses, Methode (metode)
merupakan sistematika dalam persiapan sebelum proses berjalan seperti policy, prosedur,
aturan, regulasi dan hukum. Machine (mesin/peralatan) yang dibutuhkan untuk melakunan
proses. Material merupakan suatu untuk melakukan program agar masalah dapat diatasi.
Mother nature (lingkungan) merupakan keadaan lingkungan , waktu, temperatur, dan kultur
dimana suatu masalah terjadi.

Contoh Masalah Stunting pada Anak Balita di Pedesaan dan Perkotaan

Pertumbuhan anak balita dari tahun ketahun selalu terjadi peningkatan yang sangat
pesat di Indonesia. Namun anak yang tumbuh mengalami kondisi yang berbeda-beda. Salah
satu faktor yang menjadi pusat perhatian masyarakat adalah kesehatan anak tentang
permasalahan stunting. Stunting adalah adanya gangguan pertumbuhan liner yang disebabkan
malnutrisi asupan zat gizi kronis atau penyakit infeksi kronis maupun berulang dengan
ditunjukkannya nilai z-score tinggi badan menurut umur (TB/Umur) kurang dari -2 SD.
Stunting pada anak balita dapat mempengaruhi pertumbuhan anak dalam jangka
panjang, seperti masalah gangguan kesehatan, pendidikan, sosial masyarakat, serta
produktifitas anak dalam menjalani kehidupan sehari-hari. Anak balita yang mengalami
stunning baik secara fisik maupun psikomotorik mengalami pertumbuhan dan perkembangan
yang kurang optimal.
Permasalahan stunting pada anak balita dapat disebabkan dari berbagai faktor,
diantaranya faktor kecukupan gzi, kecukupan protein, kecukupan zink, kecukupan kalsium,
kecukupan besi anata, infeksi, BBLR, dan faktor genetik.

Metode USG untuk Memilih Prioritas Masalah Stunting pada Anak Balita

Masalah U S G Skor Total Peringkat


Kecukupan Energi 3 4 3 10 V
Kecukupan Protein 3 4 3 10 VI
Kecukupan Zink 5 5 4 14 I
Kecukupan Kalsium 2 3 3 8 VII
Kecukupan Besi Anata 5 4 4 13 II
Infeksi 4 4 4 12 III
BBLR 2 2 2 6 VIII
Faktor Genetik 3 3 2 8 IV

Pohon Masalah

Target penurunan stunting pada balita belum tercapai secara optimal


AKIBAT

MASALAH
Asupan zink pada balita rendah
UTAMA

SEBAB

Konsumsi bahan Konsumsi makanan Konsumsi makanan


makanan sumber zink pendukung absorbsi zink penghambat absorbsi
rendah rendah zink rendah

Pengetahuan ibu Ketersediaan


Keanekaragaman Pendapatan
tentang bahan bahan makanan
pangan rendah rendah
makanan sumber sumber zink
zink rendah terbatas

Fish Bone

Lingkungan Biaya Metode

Dana kegiatan penyuluhan Cara penyuluhan kurang


Balita kurang konsumsi zink kurang menarik
Ibu kurang perhatikan Ahli gizi kurang paham
Alokasi dana kegiatan
kandungan gizi dalam metode penyuluh
penyuluhan terbatas
makanan
Pendidikan ibu rendah
kegiatan terampil penyampaian Stunting pada
balita di pedesaan
Ahli gizi memegang lebih dari Alat (timbangan) untuk dan perkotaan
1 program deteksi dini stunting kurang

Jumlah ahli gizi kurang memadahi Alat tidak pernah dikalibrasi

Pemerintah kurang peduli Kurang pengontrolan alat

Man Material

Kesimpulan

Faktor yang berpengaruh terjadinya stunting pada anak balita di pedesaan maupun di
perkotaan adalah karena tingkat kecukupan zink. Agar dapat mengatasi masalah tersebut,
diharapkan adanya kepedulian Dinas Kesehatan setempat untuk mengumpulkan data terkait
kejadian stunting pada anak balita melalui survey penentuan status gizi (PSG) di kabupaten
Jember agar dapat mengetahui secara pasti berapa jumlah balita yang mengalami stunting.
Selain pengumpulan data, meningkatkan pengetahuan ibu tentang penyebab dan dampak
terjadinya stunting sangat penting dengan pengadaan penyuluhan di puskesmas, deteksi dini
pengukuran tinggi badan balita secara rutin setiap bulan. Dengan diadakannya penyuluhan
diharapkan masyarakat dapat meningkatkan asupan makanan yang banyak mengandung zink,
yaitu sumber makanan hewani dengan diolah secara baik dan benar. Guna pengembangan
lebih lanjut perlu adanya penelitian lebih lanjut tentang keterkaitan hubungan keberadaan dan
pemanfatan pelayanan kesehatan, sanitasi lingkungan dengan kejadian stunting yang terjadi
pada anak balita di desa maupun di kota.

DAFTAR PUSTAKA
Aridiyah, F.O., Ninna, R., & Mury, R. 2015. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kejadian
Stunting pada Anak Balita di Wilayah Pedesaan dan Perkotaan. Diakses tanggal 23
Desember 2019 dari https://jurnal.unej.ac.id/

Kuswandi, N. 2018. People Development Handbook. Demak : CV. Hasfa

Mutalazimah. 2019. Managemen Program Gizi. Surakarta : University Muhammadiyah


Surakarta Press

Pohan, I.S. 2007. Jaminan Mutu Layanan Kesehatan. Jakarta : EGC

Anda mungkin juga menyukai