Anda di halaman 1dari 15

SATUAN ACARA PENYULUHAN HOME VISIT

MANAJEMEN LAKTASI
Ny.U Usia 31 tahun P2002Ab000
Disusun untuk Memenuhi Tugas Profesi Ners Departemen Maternitas

Disusun oleh:

MARYA NURHANA

NIM. 190070300111018

PROGRAM STUDI PROFESI NERS


JURUSAN ILMU KEPERAWATAN FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS BRAWIJAYA
MALANG
2019
SATUAN ACARA PENYULUHAN
Topik : Manajemen Laktasi
Pokok bahasan : Manajemen laktasi
Sasaran : Pasien dan keluarga Ny.U
Hari/ Tanggal : Selasa, 24 September 2019
Waktu : 30 menit (pukul 14.00-14.30 WIB)
Penyaji : Marya Nurhana
Tempat : Rumah Ny.U
Metode : Ceramah, Demo dan Diskusi/Tanya Jawab
Media : Leaflet

A. LATAR BELAKANG

Manajemen laktasi merupakan segala upaya yang dilakukan untuk


membantu ibu mencapai keberhasilan dalam menyusui bayinya. Usaha ini
dilakukan oleh ibu dalam 3 tahap yaitu pada masa kehamilan (antenatal),
sewaktu ibu dalam persalinan sampai keluar rumah sakit (perinatal), dan pada
masa menyusui selanjutnya sampai anak berumur 2 tahun (postnatal) (Perinasia,
2007, p.1).
Pemberian ASI Eksklusif dapat meningkatkan status gizi masyarakat
menuju tercapainya kualitas sumber daya manusia yang memadai. Menurut
World Health Organization (WHO, 2011) ASI eksklusif adalah memberikan
hanya ASI saja tanpa memberikan makanan dan minuman lain kepada bayi
sejak lahir sampai berumur 6 bulan, kecuali obat dan vitamin. Namun bukan
berarti setelah pemberian ASI eksklusif pemberian ASI dihentikan, akan tetapi
tetap diberikan kepada bayi sampai bayi berusia 2 tahun.

Menurut Millenium Development Goals (MDG’s), Indonesia


menargetkan pada tahun 2015 angka kematian bayi dan angka kematian balita
menurun sebesar dua pertiga dalam kurun waktu 1990-2015. Berdasarkan hal
tersebut Indonesia mempunyai komitmen untuk menurunkan angka kematian
bayi dari 68 menjadi 23/1.000 kelahiran hidup (KH) dan angka kematian balita
dari 97 menjadi 32/1.000 KH pada tahun 2015. Menghadapi tantangan dari
MDGs tersebut maka perlu adanya program kesehatan anak yang mampu
menurunkan angka kesakitan dan kematian pada bayi dan anak. Salah satu
program dalam proses penurunan angka kematian bayi dan angka kematian
balita adalah program ASI eksklusif. Oleh karena itu kami akan memberikan
penyuluhan tentang “Manajemen Laktasi” terhadap keluarga Ny.R.

B. TUJUAN INSTRUKSIONAL

1. Tujuan Instruksional Umum


Setelah mengikuti penyuluhan selama 30 menit, pasien dan keluarga pasien
dapat mengetahui dan memahami tentang manajemen laktasi
2. Tujuan Instruksional Khusus
Setelah mengikuti penyuluhan, pasien dan keluarga pasien mampu:
a. Menyebutkan pengertian menyusui
b. Menyebutkan klasifikasi menyusui
c. Menjelaskan manfaat menyusui
d. Menjelaskan teknik menyusui (posisi dan perlekatan).
e. Menjelaskan nutrisi untuk ibu menyusui
f. Menjelaskan manajemen ASI Perah
g. Menjelaskan masalah dalam menyusui

C. STRUKTUR ORGANISASI
 Penyuluh : Marya Nurhana
 Deskripsi Tugas :

Penyaji Menyampaikan materi kepada peserta

D. MATERI (Terlampir)
E. KEGIATAN PENYULUHAN
Sasaran
No Waktu Kegiatan Klien dan keluarga
Penyaji
Klien
1. 5 Pembukaan  Menyampaikan salam  Menjawab salam
menit a. Salam pembuka pembuka  Memperhatikan
b. Perkenalan  Memperkenalkan diri dan dan terlihat
c. Menyampaikan menjelaskan kontrak antusias mengikuti
tujuan waktu pelaksanaan penyuluhan
d. Kontrak waktu kegiatan kepada peserta  Menjawab
Sasaran
No Waktu Kegiatan Klien dan keluarga
Penyaji
Klien
penyuluhan dengan pertanyaan
bahasa yang sopan dan
jelas serta penggunaan
kata yang efisien.
 Menjelaskan tujuan
penyuluhan dan pokok
materi yang akan
disampaikan
 Menanyakan beberapa
pertanyaan seputar opini
peserta mengenai topik
penyuluhan.
2. 15 Kegiatan Inti  Menyampaikan materi  Menyimak dan
menit Penyampaian materi dengan jelas dan tepat memperhatikan
a. Pengertian sesuai dengan metode penyuluhan
menyusui yang dipilih. Materi dengan baik dan
b. Klasifikasi meliputi: antusias.
menyusui a. Pengertian menyusui
c. Manfaat b. Klasifikasi menyusui
menyusui c. Manfaat menyusui
d. Teknik menyusui d. Teknik menyusui
(posisi dan (posisi dan
perlekatan). perlekatan).
e. Nutrisi untuk ibu e. Nutrisi untuk ibu
menyusui menyusui
f. Manajemen ASI f. Manajemen ASI
Perah Perah
g. Masalah dalam g. Masalah dalam
menyusui menyusui
 Menyampaikan materi
tidak berbelit-belit serta
Sasaran
No Waktu Kegiatan Klien dan keluarga
Penyaji
Klien
efisien sehingga
mencegah kekurangan
waktu
 Memanfaatkan semua
media yang tersedia untuk
menyampaikan materi
dengan baik.
3. 10 Penutup  Melalukan dialog interaktif  Peserta
menit  Sesi tanya jawab dengan peserta penyuluhan
 Melakukan evaluasi penyuluhan. dengan antusias
 Menyimpulkan materi  Menanyakan beberapa bertanya dan
yang didiskusikan pertanyaan singkat berdialog tentang
 Mengakhiri kegiatan kepada pasien tentang materi penyuluhan.
dengan salam materi penyuluhan untuk  Bersama penyaji
mengetahui feed back. menyimpulkan
Contoh pertanyaan: materi.
1. Apakah yang  Mengerti dan
dimaksud ASI mempunyai
eksklusif? pengetahuan baru
2. Sebutkan manfaat dari tentang materi
menyusui untuk bayi penyuluhan
dan ibu? ditandai dengan
3. Bagaimana perlekatan hampir
yang benar dalam keseluruhan
menyusui? peserta dapat
4. Sebutkan nutrisi yang menjawab
tepat diberikan untuk pertanyaan.
ibu menyusui?  Menjawab salam.
5. Sebutkan cara
manajemen ASI
Perah?
Sasaran
No Waktu Kegiatan Klien dan keluarga
Penyaji
Klien
 Menyampaikan
kesimpulan dengan
singkat dan jelas.
 Menyampaikan salam
penutup dan ucapan
terimakasih dengan
sopan dan jelas.

F. Evaluasi
Input Proses Output
 Mahasiswa  Mahasiswa mampu Peserta mampu mema-
menyiapkan media menguasai materi pe- hami manajemen
sebelum pelaksanaan nyuluhan laktasi
penyuluhan  Peserta aktif dan
 Pengorganisasian dan antusias selama pe-
persiapan kegiatan nyuluhan
dilakukan pada hari
sebelumnya

G. Indikator Keberhasilan
 Peserta mengkuti dari awal hingga akhir penyuluhan
 Peserta mampu menjawab 3 dari 5 pertanyaan yang diberikan oleh penyaji
TINJAUAN PUSTAKA
MANAJEMEN LAKTASI
A. Pengertian Menyusui
Menyusui adalah memberikan ASI baik secara langsung dari payudara
maupun diperah dari payudara (WHO, 2008)
Menyusui adalah proses alami yang mana keberhasilannya tergantung
dari keinginan ibu, posisi dan perlekatan yang benar (Mulder, 2006 dalam
Chapman dan Durham, 2010).
B. Klasifikasi Menyusui
Menurut (WHO, 2008) klasifikasi menyusui terdiri dari:
1. Menyusui ekslusif
ASI eksklusif adalah pemberian ASI selama 6 bulan tanpa tambahan
cairan lain, seperti susu formula, jeruk, madu, air teh, dan air putih, serta
tanpa tambahan makanan padat, seperti pisang, bubur susu, biskuit, bubur
nasi, dan nasi tim, kecuali vitamin dan mineral dan obat.
2. Menyusui predominan
Bayi yang mendapatkan ASI sebagai sumber nutrisi utama serta diberikan
cairan lain seperti berbasis air. Namun, tidak diberikan susu selain ASI
(formula, susu hewan) dan cairan berbasis makanan.
3. Menyusui parsial
Bayi mendapat ASI dan makanan padat atau semi padat, serta diberikan
susu hewan dan susu formula.
C. Manfaat Menyusui
Manfaat ASI tidak hanya untuk bayi, tetapi juga untuk ibu dan keluerga
(Roesli, 2000)
A. Untuk bayi :
 Mengandung zat gizi yang dibutuhkan bayi dengan tepat
 Mudah dicerna oleh tubuh bayi
 Mengandung kekebalan tubuh
 Mengurangi resiko alergi dan obesitas
 Pertumbuhan dan perkembagan bayi
 Mengembangkan kecerdasan bayi
B. Untuk ibu :
 Menunda kehamilan
 Mempercepat involusi uterus sehingga mengurangi perdarahan-
mencegah anemia
 Menurunkan resiko kanker payudara
 Meningkatkan bonding attachment
C. Untuk keluarga
 Praktis dan ekonomis
 Tidak meninggalkan lembah untuk keluarga
D. Teknik Menyusui
Kunci utama teknik menyusui terdiri dari dua yaitu posisi dan perlekatan
1. Posisi
Dagu bayi melekat pada payudara ibu, dada ibu melekat pada dada ibu (chin
to breast, chest to chest).

Macam-macam posisi menyusui:

Keterangan:
1. Posisi cradle (madona)
2. Posisi football (bawah lengan)
3. Posisi double football (bawah lengan kanan kiri)
4. Posisi cross cradle (transisi)
5. Posisi tidur miring
6. Posisi crisscross
2. Perlekatan

Tanda-tanda perlekatan yang benar:


a. Areola bagian atas terlihat lebih banyak dari bagian bawah
b. Mulut bayi terbuka lebar
c. Bibir bawah terputar keluar
d. Dagu bayi melekat pada payudara
e. Hidung bayi menjauhi payudara
f. Pipi bayi menggelembung
3. Jika teknik salah hentikan menyusui

4. Tanda Bayi lapar

5. Tanda bayi cukup ASI


Bayi yang menyusui dengan cukup akan terlihat bayi puas hingga tertidur
pulas dan juga bayi BAB maupun BAK.

6. Menyendawakan bayi
Cara menyendawakan bayi yaitu dengan cara meletakkan bayi pada bahu
ibu atau bayi didudukkan atau ditengkurapkan kemudian elus-elus punggung
bayi.

E. Nutrisi ibu menyusui


1. Membutuhkan banyak protein, mineral, dan vitamin.
2. Kebutuhan kalori untuk ibu menyusui 700 kalori/hari
3. Tidak ada batasan makanan dan minuman bagi ibu kecuali ada alergi
4. Perbanyak makan sayur, buah dan minum air.
F. Manajemen ASI Perah
A. Memerah ASI
Walaupun ibu bekerja dan tempat bekerja jauh dari rumah, ibu tetap
dapat memberikan ASI kepada bayinya. Berikan ASI secara eksklusif dan
sesering mungkin selama ibu cuti melahirkan. Jangan memberikan makanan
lain sebelum bayi benar benar sudah membutuhkannya. Jangan memberi
ASI melalui botol, berikan melalui cangkir atau sendok yang mulai dilatih 1
minggu sebelum ibu mulai bekerja. Ibu sudah harus belajar cara memerah
ASI segera setelah bayi lahir. Sebelum pergi bekerja ASI dikeluarkan dan
dititipkan pada pengasuh bayi untuk diberikan kepada bayi. Sediakan waktu
yang cukup dan suasana yang tenang agar ibu dapat dengan santai
mengeluarkan ASI. ASI dikeluarkan sebanyak mungkin dan ditampung di
cangkir atau gelas yang bersih dan disimpan pada tempat yang sejuk.
B. Penyimpanan ASI

 ASI yang sudah diperah dimasukkan dalam plastik disposable atau


botol kaca.

 Kemudian disimpan pada tempat yang sejuk seperti lemari es.

Prinsip pengambilan ASI yang disimpan yaitu : LIFO (Last in first out)

C. Pemberian ASI Perah


 Diturunkan suhunya
 Boleh diberikan dalam keadaan dingin atau dihangatkan/ direndam
dengan air hangat
 Tidak direbus, tidak dikocok
 Tidak menggunakan dot (pipet, cupfeeder)
D. Masalah dalam Menyusui
1. Kelainan Puting ( terlalu besar, terbenam, datar, lecet, pecah)
a. Puting terbenam dan datar
Untuk mengatasi hal ini dapat dilakukan nipple refractor yaitu menarik
puting menggunakan spuit.
b. Puting pecah dan lecet
Masalah ini disebabkan karena perlekatan menyusui kurang tepat.
Apabila hal ini terjadi maka yang harus dilakukan adalah :
 Ibu dapat terus memberikan ASInya pada keadaan luka tidak begitu
sakit.
 Olesi putting susu dengan ASI akhir (hind milk), jangan sekali-sekali
memberikan obat lain, seperti krim, salep, dan lain-lain.
 Putting susu yang sakit dapat diistirahatkan untuk sementara waktu
kurang lebih 1x24 jam, dan biasanya akan sembuh sendiri dalam
waktu sekitar 2x24 jam.
 Selama putting susu diistirahatkan, sebaiknya ASI tetap dikeluarkan
dengan tangan, dan tidak dianjurkan dengan alat pompa karena
nyeri.
 Cuci payudara sekali saja sehari dan tidak dibenarkan untuk
menggunakan sabun.
2. Gangguan payudara ( bendungan ASI, mastitis, abses)
a. Bendungan ASI dan mastitis
Bedakan antara payudara penuh, karena berisi ASI, dengan payudara
bengkak. Pada payudara penuh; rasa berat pada payudara, panas,
keras. bila diperiksa ASI keluar, dan tidak ada demam. Pada payudara
bengkak; payudara udem, sakit, puting kencang, kulit mengkilat walau
tidak merah, dan bila diperiksa/isap ASI tidak keluar, badan bisa
demam setelah 24 jam. Hal ini terjadi karena antara lain produksi ASI
meningkat, terlambat menyusukan dini, perlekatan kurang baik,
mungkin kurang sering ASI dikeluarkan dan mungkin juga ada
pembatasan waktu menyusui.
Untuk mencegah bengkak payudara dapat dilakukan
 Menyusui dini
 Perlekatan yang baik
 Bayi harus lebih sering disusui. Apabila terlalu tegang, atau bayi
tidak dapat menyusu sebaiknya ASI dikeluarkan dahulu, agar
ketegangan menurun.
 Dan untuk merangsang reflex Oxytocin maka dilakukan kompres
panas untuk mengurangi rasa sakit, Ibu harus rileks , lakukan pijat
oksitosin, pijat ringan pada payudara yang bengkak (pijat pelan-
pelan kearah tengah), kompres dingin pasca menyusui, untuk
mengurangi udem, pakailah BH yang sesuai. Bila terlalu sakit dapat
diberikan obat analgesik.
b. Abses
Perlu antibiotik dosis tinggi dan analgesik. Sementara, susui bayi
dengan payudara yang sehat hingga sembuh. Ibu perlu melakukan
konsultasi dan merujuk ke rumah sakit.
3. Bayi sakit
Tidak ada alasan untuk menghentikan pemberian ASI. Untuk bayi tertentu
seperti diare, justru membutuhkan lebih banyak ASI untuk rehidrasi.
4. Bayi menolak menyusu
Nipple Confusion adalah keadaan yang terjadi karena bayi mendapat
susu formula dalam botol berganti-ganti dengan menyusu pada ibu.
Terjadi karena mekanisme menyusu pada puting berbeda dengan botol.
Tanda-tanda : mengisap puting seperti menghisap dot, menghisap
terbutus-putus dan sebentar, bayi menolak menyusu.
Tindakan: jangan mudah memberi PASI,jika terpaksa berikan dengan
sendok atau pipet.
5. ASI tidak keluar
Jika ASI belum atau tidak lancar, bayi masih memiliki daya tahan tubuh
(tidak akan kelaparan) hingga 2x24 jam sejak lahir, yang dibawa sejak
dalam kandungan. Meskipun ASI dirasa belum lancar atau ASI tidak
keluar, Ibu harus tetap terus menyusui si bayi, karena rangsangan dari
hisapan bayi akan mempercepat lancarnya produksi ASI.
DAFTAR PUSTAKA

Chapman, L. and Durham, R.F., 2010, Maternal-Newborn Nursing: The Critical


Components of Nursing Care, F.A Davis Company,
Philadelphia.
Cunningham F.G, Leveno, K.J, Bloom, S.L, Spong, C.Y, Dashe, J.S, Hoffman,
B.L, Casey, B.M., Sheffield, J.S. 2014. Williams obstetrics
24 edition. McGraw-Hill, USA.
Klossner, N.J., Hatfield, N.T., 2010, Introductory Maternity & Pediatric Nursing,
Second. Ed. Lippincot Williams & Wilkins, Philadelphia.
Sentra Laktasi Indonesia (SELASI), 2011, Modul Pelatihan 40 Jam Konseling
Menyusui WHO 2011, Jakarta.
Soetjiningsih, 2013, ASI: Petunjuk Untuk Tenaga Kesehatan, Penerbit Buku
Kedokteran EGC, Jakarta.
Pillitteri, A., 2010, Maternal and Child Health Nursing : Care of the Childbearing
and Childbearing Family, 6th ed., Lippincot Williams
& Wilkins, Philadelphia.
Roesli, O., 2012, Panduan Konseling Menyusui, Puspa Swara, Jakarta. Ward,
S.L., Hisley, S.M., 2009, Maternal-Child Nursing Care:
Optimizing Outcome for Mothers, Children, and Families, F.A Davis
Company, Philadelphia.
WHO, UNICEF, 2002. Breastfeeding and Mother’s Medication,
http://www.who.int/maternal_child_adolescent/documents/55732/en/
WHO, 2008, Indicators for Assessing Infant and Young Child Feeding Practices:
Conclusions of a Consensus Meeting Held 6–8
November 2007 in Washington D.C,
<http://whqlibdoc.who.int/publications/2008/9789241596664_eng.pdf>.

Anda mungkin juga menyukai