Anda di halaman 1dari 41

DIPLOMASI BUDAYA POPULER (HALLYU 2.

0) KOREA
SELATAN MELALUI IDOL GROUP BOYBAND (BTS)
DALAM MEMPROMOSIKAN SOFT POWER KOREA
SELATAN DI INDONESIA

POPULAR CULTURE DIPLOMACY OF SOUTH KOREA (HALLYU


2.0) THROUGH IDOL GROUP BOYBAND (BTS) IN PROMOTING
SOUTH KOREA’S SOFT POWER IN INDONESIA

Oleh:
RICKY CAESARIO PRATAMA
170210160075

SKRIPSI
Untuk memenuhi salah satu syarat ujian guna
memperoleh gelar Sarjana pada Program Studi Hubungan Internasional

PROGRAM STUDI HUBUNGAN INTERNASIONAL


FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK
UNIVERSITAS PADJADJARAN
JATINANGOR
2020
LEMBAR PENGESAHAN

DIPLOMASI BUDAYA POPULER (HALLYU 2.0) KOREA SELATAN


MELALUI IDOL GROUP BOYBAND (BTS) DALAM MEMPROMOSIKAN
SOFT POWER KOREA SELATAN DI INDONESIA

POPULAR CULTURE DIPLOMACY OF SOUTH KOREA (HALLYU 2.0)


THROUGH IDOL GROUP BOYBAND (BTS) IN PROMOTING SOUTH KOREA’S
SOFT POWER IN INDONESIA

Oleh:
Ricky Caesario Pratama
170210160075

SKRIPSI
Untuk memenuhi salah satu syarat ujian guna
memperoleh gelar Sarjana pada Program Studi Hubungan Internasional

Telah disetujui oleh Tim Pembimbing pada tanggal seperti tertera di bawah ini

Sumedang, Febuari 2020

Pembimbing Utama,

Dra. Junita Budi Rachman, M.Si, Ph.D


NIP. 195706301986012001

Ketua Program Studi Hubungan Internasional,

Dadan Suryadipura, S.IP., M.I.Pol


NIP. 197303081999031002
LEMBAR PERNYATAAN

Dengan ini saya menyatakan bahwa:

1. Karya tulis saya, skripsi ini, adalah asli dan belum pernah diajukan untuk

mendapatkan gelar akademik (sarjana, magister, dan/atau doktor), baik di

Universitas Padjadjaran maupun di perguruan tinggi lain.

2. Karya tulis ini adalah murni gagasan, rumusan, dan penelitian saya sendiri, tanpa

bantuan pihak lain, kecuali arahan Tim Pembimbing.

3. Dalam karya tulis ini tidak terdapat atau pendapat yang lain ditulis atau

dipublikasikan orang lain, kecuali secara tertulis dengan jelas dicantumkan

sebagai acuan dalam naskah dengan disebutkan nama pengarang dan dicantumkan

dalam daftar pustaka.

4. Pernyataan ini saya buat dengan sesungguhnya dan apabila di kemudian hari

terdapat penyimpangan dan ketidakbenaran dalam pernyataan ini, maka saya

bersedia menerima sanksi akademik berupa pencabutan gelar yang telah diperoleh

karena karya ini, serta sanksi lainnya sesuai dengan norma yang berlaku di

perguruan tinggi.

Jatinangor, Febuari 2020

Yang membuat pernyataan,

Ricky Caesario Pratama

NPM. 170210160075
ABSTRAK

Ricky Caesario Pratama, Diplomasi Budaya Populer (Hallyu 2.0) Korea Selatan
melalui Idol Group Boyband (BTS) dalam Mempromosikan Soft Power Korea
Selatan Di Indonesia, Program Studi Hubungan Internasional, Fakultas Ilmu Sosial
dan Ilmu Politik, Universitas Padjadjaran, Jatinangor 2020.

Penelitian ini membahas tentang bagaimana diplomasi budaya populer (Hallyu


2.0) Korea Selatan yang dilaksanakan melalui idol group boyband (BTS) dalam
mempromosikan soft power Korea Selatan di Indonesia. BTS menjadi aktor diplomasi
budaya populer untuk menyampaikan pesan yang mengandung nilai-nilai positif Korea
Selatan melalui karya budaya populernya sehingga menjadi daya tarik agar penggemar
di dunia termasuk Indonesia khususnya para remaja secara menarik.
Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini ialah metode penelitian
kualitatif dengan analisis deskriptif, serta menggunakan konsep soft power, soft power
currencies, diplomasi budaya populer, dan idol group. Sementara itu, teknik
pengumpulan data yang digunakan adalah penelitian berbasis internet, penelitian
berbasis dokumen, serta wawancara.
Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa kegiatan diplomasi budaya populer
(Hallyu 2.0) Korea Selatan yang dilakukan BTS mengandung nilai-nilai positif Korea
Selatan di dalamnya. BTS menunjukkan nilai-nilai positif tersebut kepada khalayak
Indonesia khususnya ARMY Indonesia melalui berbagai karya budaya populernya
secara menarik baik secara kegiatan langsung yang juga ditunjang melalui tidak
langsung. Penerimaan khalayak Indonesia terhadap soft power Korea Selatan mulai
tertanam ditunjukkan melalui ketertarikan khalayak Indonesia untuk mengonsumsi
berbagai budaya dan memiliki keinginan untuk mengunjungi Korea Selatan.

Kata Kunci: BTS, Diplomasi Budaya Populer Korea Selatan, Idol Group, Soft Power
Currencies.
ABSTRACT

Ricky Caesario Pratama, Popular Culture Diplomacy Of South Korea (Hallyu 2.0)
Through Idol Group Boyband (BTS) In Promoting South Korea’s Soft Power In
Indonesia, Internasional Relations Study Program, Faculty of Social and Political
Sciences, Universitas Padjadjaran, Jatinangor 2020.

This research attempts to explain how idol group boyband (BTS) conducted
popular culture diplomacy of South Korea (Hallyu 2.0) to promote South Korea to
Indonesia. BTS becomes popular culture diplomatic actor to deliver South Korea’s
positive values through their popular culture products which can be source of
attraction in order to influence Indonesian fans, especially youth.
Research method in this research uses qualitative research method with
descriptive analysis and the concept of soft power currencies, popular culture
diplomacy, and idol group. Then, data collection methods will be conducted through
internet-based research, document-based research, and interview.
The result of this research shows that BTS’ popular culture diplomatic of South
Korea activities contains South Korea’s positive values within. BTS promotes these
values to Indonesian fans, specifically Indonesian ARMY through their popular culture
products attractively either from directly or indirectly activities. The reception of
Indonesian about South Korea’s soft power has been planted which can b seen through
Indonesian attracted to consume every kind of South Korea’s culture and increase the
eagerness to visit South Korea.

Keywords: BTS, Idol Group, Popular Culture Diplomacy of South Korea, Soft Power
Currencies.
KATA PENGANTAR

Segala puji serta syukur peneliti panjatkan kepada Tuhan Yesus Kristus atas

segala anugerah-Nya yang kian berlimpah sehingga penulis dapat menyelesaikan

penelitian dan penyusunan skripsi yang berjudul “Diplomasi Budaya Populer (Hallyu

2.0) Korea Selatan melalui Idol Group Boyband (BTS) dalam Mempromosikan Soft

Power Korea Selatan Di Indonesia”. Skripsi ini ditulis untuk memenuhi salah satu

syarat penyelesaian Program Studi Hubungan Internasional, Fakultas Ilmu Sosial dan

Ilmu Politik, Universitas Padjadjaran.

Dalam proses penelitian dan penyusunan skripsi ini, peneliti banyak menemukan

tantangan maupun hambatan yang dijadikan pengalaman berharga bagi peneliti. Skripsi

ini tidak dapat diselesaikan oleh peneliti tanpa mendapat banyak bantuan serta

dukungan dari berbagai pihak. Untuk itu, peneliti ingin sekali mengucapkan terima

kasih kepada:

1. Bapak Dr. Widya Setiabudi Sumadinata, S.IP., S.Si, M.T., M.Si (Han) selaku

Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Padjadjaran, dan

seluruh jajaran dekanat.

2. Bapak Dadan Suryadipura, S.IP., M. Ipol., selaku Kepala Program Studi

Hubungan Internasional Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas

Padjadjaran.

3. Ibu Dra. Junita Budi Rachman, M.Si., Ph.D selaku Dosen Pembimbing yang

senantiasa selalu memberikan dukungan dan bimbingan. Terima kasih atas

segala bimbingan, tenaga, waktu, serta pikiran yang telah dicurahkan kepada
peneliti selama proses penyusunan skripsi sehingga peneliti dapat menyelesaikan

skripsi ini.

4. Bapak Drs. Taufik Hidayat, M.S., Ph.D; Madam Savitri Adityani, S.Sos., M.Pd.;

dan Bapak Affabile Rifawan, S.IP., M.Si. selaku Dosen Penguji atas diskusi,

kritik, saran perbaikan, pemikiran, waktu serta ilmu yang diberikan selama

berlangsungnya seminar usulan penelitian dan ujian siding akhir untuk

membantu peneliti menyempurnakan skripsi ini.

5. Bapak Rizki Ananda Ramadhan, S.IP., M.Han. selaku Dosen Wali penulis

selama menjalani Pendidikan di Program Studi Hubungan Internasional,

Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Universitas Padjadjaran yang senantiasa

memberikan dukungan serta masukan kepada peneliti.

6. Seluruh jajaran staf pengajar di Program Studi Hubungan Internasional, Fakultas

Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Universitas Padjadjaran atas segala pengetahuan,

pengalaman, ilmu, serta bantuan yang telah diberikan kepada peneliti selama

masa perkuliahan.

7. Kang Nahri dan seluruh jajaran SBA Program Studi Hubungan Internasional,

Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Universitas Padjadjaran yang telah sabar

membantu peneliti terkait seluruh keperluan administratif selama masa

perkuliahan, seminar usulan penelitian, hingga sidang ujian akhir skripsi.

8. Mr. Luis Antonio Vidal Perez selaku narasumber yang telah meluangkan waktu

dan pikirannya untuk menjawab pertanyaan peneliti di tengah jadwal yang


sangat padat. Para Admin Akun Fanbase BTS yang sangat kooperatif dan aktif

dalam menuangkan pemikirannya dalam menjawab pertanyaan peneliti.

9. Untuk rekan satu bimbingan ‘End Game’ terutama Ariesta Bunga, Anastasya

Ruby, dan Kevin Alfaizi, terima kasih banyak karena sudah menghadapi

perjuangan untuk menyelesaikan skripsi bersama peneliti. Semoga pengalaman

berharga selama bersama-sama dapat melancarkan segala sesuatunya di masa

depan.

10. Kepada Ibu peneliti, Asmani, terima kasih atas segala doa, dukungan, kebaikan,

serta kasih sayang yang tak terhingga. Semoga Rio dapat membalas Ibu dan

meraih impian Rio yang akan segera diwujudkan dengan telah selesainya skripsi

ini.

11. Kepada teman-teman yang telah hadir, mendengarkan, dan mewarnai masa

perkuliahan peneliti di Program Studi Hubungan Internasional; untuk Flora,

terima kasih sudah hadir, menemani, dan saling memberikan semangat untuk

menghadapi tugas perkuliahan dari hari pertama hingga akhir masa perkuliahan.;

Untuk teman terdekat lainnya seperti Daffa, Salsabila, Oqin, Silla, Deta, dan

Aurel, terima kasih karena selalu menemani peneliti selama masa perkuliahan.;

Untuk Ditri, Vinya, Alya, dan Trizky yang selalu menemani malam-malam

peneliti dan menjadikannya menyenangkan.; Serta rekan-rekan lainnya yang

tidak semua peneliti sebutkan. Terima kasih sudah menghadirkan zona nyaman

serta pertemanan yang sesungguhnya selama peneliti tinggal di Jatinangor.


12. Kepada rekan-rekan ‘Rahasia Negara’, Dewi, Ester, Davina, dan Jane terima

kasih sudah menemani peneliti dari SMA hingga perkuliahan ini. Terima kasih

atas segala dukungan, cerita, serta keluh kesah yang disampaikan oleh kalian

dan dari peneliti.

13. Kepada Departemen Programme AYIC 2018 khususnya Adey, Vinya, Desvi,

terima kasih telah selalu bertukar cerita menarik, selalu kompak, dan menjadi

teman dekat peneliti meskipun masa kepanitiaan sudah berakhir. Semoga ke

depannya kita dapat terus berkumpul kembali.

14. Untuk BTS, selain menjadi objek penelitian dalam skripsi ini, lagu-lagu BTS

telah menemani peneliti di setiap saat, baik sedih maupun senang. Terima kasih

telah menciptakan karya yang dapat menghadirkan rasa semangat sehingga

penulis dapat menyelesaikan skripsi ini.

Jatinangor, Febuari 2020

Ricky Caesario Pratama


DAFTAR ISI

LEMBAR PENGESAHAN..............................................................................................i
LEMBAR PERNYATAAN............................................................................................ii
ABSTRAK......................................................................................................................iii
ABSTRACT....................................................................................................................iv
KATA PENGANTAR.....................................................................................................v
DAFTAR ISI...................................................................................................................ix
DAFTAR TABEL...........................................................................................................xi
DAFTAR GAMBAR.....................................................................................................xii
BAB I................................................................................................................................1
PENDAHULUAN............................................................................................................1
1.1. Latar Belakang.......................................................................................................1
1.2. Rumusan Masalah..................................................................................................8
1.3. Tujuan dan Manfaat Penelitian..............................................................................9
1.3.1. Tujuan Penelitian............................................................................................9
1.3.2. Manfaat Penelitian..........................................................................................9
BAB II.............................................................................................................................11
TINJAUAN PUSTAKA................................................................................................11
2.1. Soft Power...........................................................................................................11
2.1.1. Soft Power Currencies..................................................................................13
2.2. Diplomasi Budaya...............................................................................................14
2.2.1. Diplomasi Budaya Populer...........................................................................16
2.3. Media Budaya Populer........................................................................................17
2.4. Konsep Idol Group..............................................................................................18
2.5. Publik: Penggemar...............................................................................................20
2.5.1. Penerimaan...................................................................................................21
2.6. Kerangka Pemikiran............................................................................................23
BAB III...........................................................................................................................24
METODE PENELITIAN.............................................................................................24
3.1. Metode Penelitian Kualitatif................................................................................24
3.2. Teknik Pengumpulan Data..................................................................................25
3.3. Instrumen Penelitian............................................................................................27
3.4. Teknik Analisis Data...........................................................................................29
3.5. Validitas Data dan Reliabilitas Data....................................................................31
3.5.1. Validitas Data...............................................................................................31
3.5.2. Reliabilitas Data...........................................................................................32
3.6. Lokasi dan Waktu Penelitan................................................................................32
3.6.1. Lokasi Penelitian..........................................................................................32
3.6.2. Waktu Penelitian..........................................................................................33
BAB IV...........................................................................................................................34
SOFT POWER KOREA SELATAN, DIPLOMASI BUDAYA POPULER, DAN
IDOL GROUP................................................................................................................34
4.1. Soft Power Korea Selatan....................................................................................34
4.1.1. Sejarah Soft Power Korea Selatan................................................................34
4.1.2. Soft Power Korea Selatan Di Indonesia.......................................................42
4.2. Diplomasi Budaya Populer Korea Selatan..........................................................44
4.2.1. Hallyu 1.0.....................................................................................................44
4.2.2. Hallyu 2.0.....................................................................................................48
4.3. Idol Group...........................................................................................................55
4.3.1. Sejarah Idol Group Korea Selatan................................................................55
4.3.2. BTS...............................................................................................................61
BAB V.............................................................................................................................69
KEGIATAN DIPLOMASI BUDAYA POPULER (HALLYU 2.0) OLEH BTS
DALAM MEMPROMOSIKAN SOFT POWER KOREA SELATAN.....................69
5.1. BTS sebagai Duta Budaya Korea Selatan...........................................................69
5.2. Ragam Kegiatan Promosi Soft Power Korea Selatan oleh BTS di Indonesia.....74
5.2.1. Kegiatan BTS Mempromosi Soft Power Korea Selatan Secara Langsung Di
Indonesia.................................................................................................................75
5.2.2. Kegiatan BTS Mempromosi Soft Power Korea Selatan Secara Tidak
Langsung Di Indonesia............................................................................................82
5.3. Penerimaan Khalayak Indonesia.......................................................................106
BAB VI.........................................................................................................................116
SIMPULAN DAN SARAN.........................................................................................116
6.1. Simpulan............................................................................................................116
6.2. Saran..................................................................................................................118
6.2.1. Saran Teoritis..............................................................................................118
6.2.2. Saran Praktis...............................................................................................118
DAFTAR PUSTAKA..................................................................................................120
LAMPIRAN 1........................................................................................................cxxvi
LAMPIRAN 2.........................................................................................................cxxx
LAMPIRAN 3......................................................................................................cxxxiv
DAFTAR TABEL

Tabel 2.1. Perbedaan antara Hard Power dan Soft Power...........................................12Y


Tabel 3.1. Data Set Penelitian...........................................................................................2
Tabel 5. 1. Fan Chant ARMY dengan BTS dalam lagu 'DNA'......................................80
Tabel 5. 2. Lirik Lagu 'Spring Day'.................................................................................86
Tabel 5. 3. Lirik Lagu 'Pied Piper'..................................................................................89
Tabel 5. 4. Lirik Lagu 'With Seoul'..................................................................................90
Tabel 5. 5. Lirik Lagu 'Satoori Rap'................................................................................91
Tabel 5. 6. Penghargaan Yang Diterima BTS.................................................................99
Tabel 5. 7. Penghargaan Yang Diterima Oleh ARMY..................................................101

DAFTAR GAMBA
Gambar 3.1. Alur dalam Analisis Data...........................................................................28
Gambar 4. 1. Perayaan Hari Hangeul Di Depan Patung Raja Sejong.............................36
Gambar 4. 2. Berbagai Makanan Tradisional Korea Selatan (Hansik)...........................37
Gambar 4. 3. Penggunaan Hanbok Dalam Drama Dae Jang Geum...............................37
Gambar 4. 4. Rumah Tradisional Korea Selatan (Hanok)..............................................37
Gambar 4. 5. Ragam bentuk Hanji..................................................................................38
Gambar 4. 6. Hanguk-eumak...........................................................................................38
Gambar 4. 7. Drama What is Love..................................................................................44
Gambar 4. 8. Drama Wish Upon A Star..........................................................................45
Gambar 4. 9. Kedatangan "Yon-sama" di Bandar Udara Internasional Tokyo dalam
Rangka Mempromosikan Drama Winter Sonata.....................................46
Gambar 4. 10. Drama Dae Jang Geum...........................................................................47
Gambar 4. 11. Penonton Video Musik K-Pop Melalui YouTube Di Berbagai Negara. .48
Gambar 4. 12. Generasi K-Pop Pertama.........................................................................49
Gambar 4. 13. Generasi K-Pop Kedua............................................................................50
Gambar 4. 14. Generasi K-Pop Ketiga............................................................................50
Gambar 4. 15. "Gangnam Style Flash Mobs" di New Orleans Untuk Menyambut Iklan
Wonderful Pistachios Super Bowl oleh PSY...........................................51
Gambar 4. 16. Dance Cover Boy With Luv yang dilantunkan BTS oleh Para Penggemar
.................................................................................................................52
Gambar 4. 17. Anggota Idol Group Korea Selatan yang Berasal dari Negara Asing (Dari
kiri ke kanan: Lisa (BLACKPINK), Jackson Wang (GOT7), Tzuyu
(TWICE)).................................................................................................53
Gambar 4. 18. Beberapa Reality Survival Shows yang Melahirkan Banyak Idol Groups
.................................................................................................................54
Gambar 4. 19. BTS Memiliki Variety Shows Berjudul Run BTS!..................................57
Gambar 4. 20. Para Idol Groups Bertanding Dalam Berbagai Bidang Olahraga di Idol
Star Athletics Championships..................................................................57
Gambar 4. 21. TVXQ Memenangkan 3 Penghargaan Di Golden Disk Awards Melalui
Album Mirotic.........................................................................................58
Gambar 4. 22. BIGBANG berfoto bersama VIP pada Fan Meeting di Honolulu, Hawaii
pada tahun 2016.......................................................................................59
Gambar 4. 23. Para VIP Sedang Melakukan Fan Chants Dengan Menggunakan Light
Stick Pada Konser 1 Dekade BIGBANG di Hong Kong.........................60
Gambar 4. 24. Para Anggota BTS Ketika Masih Menjalani Masa Training Sebelum
Akhirnya Debut.......................................................................................61
Gambar 4. 25. School of Tears yang dibawakan oleh Rap Monster, Suga, dan Jin........63
Gambar 4. 26. Logo BTS dan ARMY.............................................................................64
Gambar 4. 27. Debut Stage BTS dengan membawakan No More Dream......................64
Gambar 4. 28. Rap Monster dari BTS Menyampaikan Pidato Speak Yourself Di Sidang
Umum PBB Ke-73...................................................................................65
Gambar 4. 29. BTS Memenangkan Penghargaan Top Social Artist di Billboard Music
Awards.....................................................................................................65
Gambar 4. 30. BTS Bersama Halsey Menyanyikan Boy With Luv Di Billboard Music
Awards.....................................................................................................66
Gambar 4. 31. Kedelapan Karakter BT21.......................................................................67
Gambar 4. 32. Para Member BTS Memakai Onesie Sesuai Dengan Karakternya di
BT21.....................................................................................................67Y
Gambar 5. 1. BTS Sebagai Brand Ambassador Tokopedia............................................70
Gambar 5. 2. Salah Satu ARMY Indonesia Sedang Berfoto dengan Banner Iklan BTS x
Tokopedia................................................................................................71
Gambar 5. 3. Keduabelas Desain BT21 x Uniqlo Indonesia...........................................72
Gambar 5. 4. Ramainya Antrian ARMY Indonesia untuk Membeli Koleksi BT21 x
Uniqlo di Mall Kota Kasablanka.............................................................72
Gambar 5. 5. BTS Berjabat Tangan dan Menunduk Kepada ARMY Indonesia Untuk
Menunjukkan Rasa Hormatnya...............................................................75
Gambar 5. 6. RM Berinteraksi dengan ARMY Indonesia Ketika Fan Meeting.............76
Gambar 5. 7. ARMY Indonesia Berfoto Bersama BTS Ketika Fan Meeting 2015 di
Jakarta......................................................................................................77
Gambar 5. 8. Fan Meeting BTS di Jakarta pada tahun 2015..........................................77
Gambar 5. 9. Konser BTS 'Wings Tour' di Jakarta..........................................................79
Gambar 5. 10. ARMY Indonesia Sedang Melakukan Fanchat menggunakan ARMY
Bomb Pada Wings Tour Jakarta 2017......................................................81
Gambar 5. 11. Kekompakkan BTS dalam Membawakan Lagu 'Boy with Luv’..............82
Gambar 5. 12. J-Hope sedang Solo Dance sebagai pembukaan dari lagu 'Fake Love' di
MelOn Music Awards 2019.....................................................................83
Gambar 5. 13. BTS Jungkook Tetap Tersenyum Kepada ARMY Setelah Membawakan
Lagu 'Boy With Luv'.................................................................................85
Gambar 5. 14. Latar Dingin dan Penuh Keputusasaan Pada Pembukaan lagu BTS
berjudul 'Spring Day'...............................................................................87
Gambar 5. 15. Latar Musim Semi Pada Akhir Lagu BTS Berjudul 'Spring Day'...........87
Gambar 5. 16. Keselarasan Gradasi Warna Dalam Kostum BTS...................................88
Gambar 5. 17. J-Hope, Jimin, Jungkook Sedang Berlatih Olah Tari Ketika Mereka
Masih Menjadi Trainee............................................................................92
Gambar 5. 18. Live BTS di Aplikasi VLIVE untuk Menyambut Tahun Baru 2020.......93
Gambar 5. 19. ARMY Indonesia Menerjemahkan Unggahan Terbaru dari...................94
Gambar 5. 20. Kampanye 'Love Myself' BTS Dengan UNICEF.....................................95
Gambar 5. 21. RM BTS Menyampaikan Pidato Di Sidang Umum PBB Ke-73.............95
Gambar 5. 22. ARMY Indonesia Dalam Kegiatan Purple Scenery di Jakarta...............96
Gambar 5. 23. Poster Kegiatan Purple Scenery Di Jakarta.............................................97
Gambar 5. 24. Deskripsi Kegiatan Purple Scenery.........................................................97
Gambar 5. 25. Situs Yes24 yang Menjual Tiket Konser BTS di Jakarta Sempat Tidak
Bisa Diakses.............................................................................................98
Gambar 5. 26. Kicauan ARMY Indonesia di Twitter Untuk Mendukung BTS sebagai
Top Social 50...........................................................................................98
Gambar 5. 27. Suga BTS Berpose Finger Heart..........................................................102
Gambar 5. 28. Jin BTS Melakukan Pose I Love You....................................................102
Gambar 5. 29. BTS Berpose Gaya Peace.....................................................................103
Gambar 5. 30. Koleksi Sheet Masks BTS x Mediheal..................................................104
Gambar 5. 31. Iklan BTS x VT Cosmetics....................................................................105
BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Seiring dengan perkembangan sistem internasional yang dinamis, terjadi pula

pergeseran penggunaan power oleh sebuah negara untuk melancarkan kepentingan

nasionalnya. Pada awalnya, power digunakan untuk memengaruhi negara lain sesuai

dengan kepentingan nasionalnya ialah hard power dengan menggunakan tindakan

koersi terhadap negara lain seperti intervensi militer dan sanksi ekonomi [CITATION

Nye08 \p 94 ]. Kemudian, setelah era pasca Perang Dingin, power berkembang menjadi

soft power berupa kapasitas memengaruhi the others dengan melakukan tindakan

persuasif dan memanfaatkan daya tarik sehingga preferensi mereka berubah sesuai yang

diinginkan. Daya tarik soft power biasanya mengarah pada konsep yang menyenangkan

dan menarik perhatian dari sumber-sumbernya dan juga aktor sebagai agen soft power

[CITATION Nye05 \p 12 ]. Pada masa kini, agen soft power dapat berupa selebritas

budaya populer yang memiliki reputasi internasional seperti idol group yang

menggunakan karya-karyanya yang dikemas secara menarik dan menyenangkan dengan

sasaran utamanya ialah kalangan remaja sebagai penggemar setia [CITATION Ayh16 \p

56 ]. Melalui karya budaya populernya, idol group menyampaikan nilai-nilai positif dari

sebuah negara serta mempromosikan soft power currencies 3B (beauty, brilliance, dan

benignity) kepada para penggemarnya.


Dalam penyaluran soft power Korea Selatan di Internasional, Korea Selatan

melancarkan diplomasi budaya baik budaya tinggi, rendah, maupun populer. Namun,
seiring dengan semakin berkembangnya budaya populer Korea Selatan secara global

telah membuat Korea Selatan serius untuk memanfaatkan budaya populernya sebagai

instrumen diplomasi budaya. Budaya populer tersebut dikenal dengan istilah Hallyu

sebagai salah satu diplomasi budaya populer mempunyai kelebihan berupa (1) Hallyu

berkontribusi dalam memenangkan hati publik asing; (2) aktor non-negara menjadi

pemeran utama dalam mempromosikan dan memperkenalkan budaya Korea Selatan

melalui Hallyu diiringi dengan bantuan dari Pemerintah Korea Selatan [CITATION

OhS161 \p 169 ]. Hallyu juga telah mengalami perkembangan mulai dari Hallyu 1.0

berupa film dan drama Korea (K-Drama) hingga masa kini berkembang menjadi Hallyu

2.0 berupa jenis musik Korea (K-Pop). Dalam perkembangan Hallyu, Aktor diplomasi

budaya populer yang berkontribusi dalam mempromosikan nilai-nilai positif Korea

Selatan pun berbeda. Pada Hallyu 1.0, aktor diplomasi budaya populer yang

berkontribusi ialah para aktor dalam film dan drama Korea (K-Drama). Pada masa kini

dalam Hallyu 2.0, aktor diplomasi budaya populer yang dominan ialah idol group yang

dilatarbelakangi oleh pentingnya target potensial berupa para remaja.

Idol group merupakan sekelompok penyanyi, model, serta personalitas media––

dapat berupa pria (boyband) ataupun wanita (girlband) dengan kecenderungan berusia

muda ataupun berpenampilan seperti kaum muda––yang dipromosikan secara luas dan

merupakan bagian dari masyarakat luas [ CITATION Gal12 \l 0 ]. Pengaruh yang

diberikan oleh idol group dengan memanfaatkan karya budaya populer mereka mulai

dari musik yang catchy, seni dalam video musik, pakaian yang modis, hingga

penggunaan lirik yang mencampurkan dua bahasa [CITATION Yoo17 \p 92 \l 1057 ].


Dengan perkembangan ekspor budaya popular yang kuat melalui idol group, Korea

Selatan mampu menyampaikan kesan menjadi negara yang memiliki daya tarik bagi

negara lain [CITATION Bak17 \p 47 ]. Dalam penelitian ini, difokuskan kepada idol

group boyband khususnya BTS (Bangtan Sonyeondan) sebagai aktor diplomasi budaya

populer Korea Selatan. Terbentuk oleh Big Hit Entertainment pada 2013, BTS

merupakan idol group boyband asal Korea Selatan yang terdiri dari 7 anggota meliputi:

Suga, RM, Jin, Jungkook, V, J-Hope, dan Jimin [CITATION BBC182 \l 1057 ]. BTS

telah mendapatkan penghargaan Order of Cultural Merit’ oleh Presiden Korea Selatan

pada tahun 2018 atas kontribusinya untuk mempromosikan bahasa dan budaya Korea

Selatan melalui budaya populernya kepada penggemar setianya yang disebut sebagai

ARMY (Adorable Representative M.C. for Youth) di seluruh dunia dan juga resmi

diangkat sebagai duta budaya Korea Selatan [CITATION Her18 \t ]. Salah satu

kegiatan untuk mempromosikan nilai-nilai positif Korea Selatan oleh BTS ialah melalui

kampanye ‘Love Myself’ yang berkolaborasi dengan UNICEF (United Nations

International Children’s Emergency Fund) dan melalui karya budaya populer BTS

untuk menyampaikan pesan bagi para ARMY agar dapat menghadapi masalah

personalnya dan mulai mencintai diri mereka sendiri [CITATION UNI181 \l 1057 ].

Oleh karena itu, terciptanya situasi saling peduli satu sama lain dan adanya rasa aman

antar BTS dengan ARMY. Dengan mengangkat tema seperti bullying dan mental

health, kehadiran BTS juga menuai sukses di dunia internasional melalui budaya

populernya. Mereka berhasil menjadi idol group pertama yang menduduki posisi tinggi

pada Tangga Lagu Billboard Amerika Serikat melalui album ‘Love Yourself: Answer’
dengan jumlah penjualan pre-order mencapai 1,5 juta dan juga album ‘Wings’ menjadi

album Korea pertama yang memasuki Tangga Lagu Britania Raya [CITATION

BBC182 \l 1057 ]. Selain itu, keunikan mereka juga berada pada video musik dan

koreografi yang keren sehingga mampu menarik banyak perhatian ARMY.

Besarnya antusias para remaja sebagai ARMY terhadap popularitas BTS

dilatarbelakangi oleh kemunculan media sosial dalam Hallyu 2.0. Hingga 2019, BTS

sudah menduduki peringkat satu dalam Billboard Social 50 selama 141 minggu dan

mencetak rekor dunia sebanyak 14 kali pada tahun 2017-2018 hanya dengan melalui

media populer (Koreaboo, 2018; Real, 2019). Kesuksesan BTS ini membuat PBB

akhirnya mengundang BTS sebagai idol group pertama yang menyampaikan pidato

pada Sidang ke-73 UN General Assembly [ CITATION Wil18 \l 0 ]. Popularitas yang

mengglobal ini membuat BTS tidak hanya berkarya melalui musiknya tetapi juga

mengeluarkan karya selebritasnya seperti film dan reality tv show serta juga menjadikan

BTS sebagai wajah dari berbagai brand di dunia. Dengan melalui kegiatan-kegiatan

yang dilakukan oleh BTS melalui media budaya populernya, nilai-nilai universal 3B

(beauty, brilliance, dan benignity) dalam soft power currencies diperlihatkan kepada

penggemarnya yaitu khalayak muda [CITATION Vuv091 \t ].

Diplomasi budaya populer yang dilakukan melalui idol group juga sebelumnya

telah digunakan oleh berbagai negara seperti Amerika Serikat, Inggris, Jepang dan

Korea Selatan. Pada awalnya idol group di Amerika Serikat digunakan sebagai upaya

untuk menujukan supremasi budaya Ameria Serikat terhadap Uni Soviet melalui musik

bergenre Jazz pada tahun 1953 melalui debut dari The Cookies [ CITATION Bol09 \l
0 ]. Lalu, Inggris menggunakan Spice Girls untuk menarik hati Presiden Nelson

Mandela yang merupakan salah satu penggemar idol group tersebut pada saat

pertemuan Pangeran Charles dan Presiden Nelson [ CITATION The97 \l 0 ].

Selanjutnya, Jepang memiliki konsep unik seperti harus memiliki kemampuan menari

dan menyanyi yang baik serta adanya sistem pergantian anggotanya, sistem produksi

idol group baru yang terafiliasi dengan idol group yang sudah ada sebelumnya dengan

tujuan melakukan panjat sosial dan mendapatkan instant fame dan untuk memperluas

perhatian publik asing dengan melalui produksi sister group yang berbasis di luar

Jepang.

Terdapat beberapa penelitian terdahulu yang menjadi acuan dalam penelitian ini

yang dibagi menjadi tiga kategori meliputi (1) Hallyu sebagai instrumen diplomasi

budaya populer Korea Selatan; (2) budaya populer Hallyu yang secara spesifik

membahas tentang musik Korea; dan (3) penggunaan idol group sebagai aktor

diplomasi budaya populer. Pertama, budaya populer Hallyu sebagai instrumen

diplomasi budaya populer Korea Selatan dijelaskan dalam artikel berjudul “Hallyu

(Korean Wave) as Part of South Korea’s Cultural Diplomacy and Its Impact On

Cultural Hybridity In Indonesia” karya Teguh Puja Pramadya dan Jusmalia Oktaviani;

artikel berjudul “Public Diplomacy and South Korea’s Strategies” karya Yun Young

Cho; serta artikel berjudul “Korean Wave as Tool for Korea’s New Cultural

Diplomacy” karya Gunjoo Jang dan Won K. Paik. Ketiga artikel tersebut menjelaskan

bahwa fenomena Hallyu sebagai bentuk dari diplomasi budaya Korea Selatan yang

memengaruhi Indonesia melalui produk budaya Korea berupa musik, film, kuliner, gaya
berpakaian, hingga pusat Bahasa Korea. Hallyu digunakan sebagai salah satu cara

Korea Selatan untuk menarik perhatian publik asing termasuk ke dalam salah satu

strategi untuk memperkuat diplomasi publik Korea Selatan berupa pendekatan regional

[ CITATION Cho121 \l 0 ]. Hallyu Wave mempunyai dampak positif yang berpotensi

untuk membesarkan nama Korea Selatan melalui diplomasi budaya dan mengacu pada

konsep pendekatan soft power oleh Joseph Nye.. [ CITATION Jan12 \l 0 ] Kesuksesan

diplomasi budaya Korea Selatan datang dari faktor yaitu terbentuknya hibriditas budaya

antar budaya Korea Selatan dan negara lain sehingga publik asing dapat menerima

budaya Korea sehingga menjadi suatu bentuk gaya hidup sehari-hari [ CITATION

Pra16 \l 0 ].

Kedua, terdapat artikel tentang diplomasi budaya populer Hallyu yang secara

spesifik membahas Korea Pop (K-Pop) yang berjudul “Musik K-Pop Sebagai Alat

Diplomasi dalam Soft Power Korea Selatan” karya Syafril Alam dan Ansgrasia Jenifer

Nyarimun. K-Pop dijadikan alat diplomasi berupa pesan verbal melalui media budaya

populer berupa musik. Dengan targetnya berupa kalangan muda, popularitas K-Pop

tidak hanya menyebar di Asia tetapi ke seluruh dunia yang berefek hingga kehidupan

sehari-hari para kalangan muda dan menjadikannya gaya hidup. K-Pop berusaha

menyampaikan unsur-unsur budaya Korea Selatan sebagai bentuk manifestasi dari

tujuannya sebagai alat diplomasi dalam soft power Korea Selatan [ CITATION Ala17 \l

0 ].

Ketiga, fenomena penggunaan idol group dalam diplomasi budaya populer

sebuah negara sudah pernah dibahas dalam artikel yang berjudul “Soft Power Jepang
di Indonesia Melalui Idol Group JKT48 dalam Mempromosikan 3B (Beauty, Benignity,

Briliance)” karya Satrio Wicaksono dan “Soft Power Jepang di Tiongkok melalui

SNH48” karya Fajar Rachmat Ramadhan. Keduanya membahas tentang soft power

milik Jepang yang diarahkan kepada publik asing dengan memanfaatkan instant fame

AKB48 untuk mempromosikan 3B sebagai bentuk manifestasi program Cool Japan

yaitu melalui sister group di luar Jepang. Unsur-unsur 3B tersebut terdiri dari (1) wa

(brilliance) yang diimplementasikan melalui olah tari dan suara; (2) omoiyari

(benignity) yang berupa bentuk keramahtamahan dan loyalitas yang membangun

interaksi terhadap penggemarnya; serta (3) kao (beauty) menggunakan medium berupa

penampilan fisik anggota sister group serta lirik dan teks dari lagu yang dilantunkan

[CITATION Wic15 \l 1057 ]. Ketiga nilai tersebut menyiratkan kepentingan Jepang

sehingga publik asing akan merasa lebih aman untuk membangun kerja sama dengan

Jepang agar dapat mencapai masyarakat yang damai [ CITATION Ram17 \l 0 ].

Melalui hasil penelitian sebelumnya, peneliti sebagai penstudi Hubungan

Internasional ingin mengisi ruas kekosongan penggunaan idol group di negara Korea

Selatan khususnya idol group boyband yang belum diteliti oleh para peneliti terdahulu.

Peneliti berusaha membahas diplomasi budaya pop (Hallyu 2.0) Korea Selatan dalam

idol group boyband (BTS). Untuk itu peneliti, mengajukan kerangka teori soft power

dan soft power currencies sebagai sumber daya tarik nilai-nilai positif yang ingin

dipromosikan berupa 3B (beauy, brilliance, dan benignity). Ketertarikan peneliti dalam

melakukan penelitian terkait fenomena ini, yaitu (1) Korea Selatan sudah menjadi salah

satu aktor negara yang melakukan ekspor budaya ke seluruh dunia dengan cara yang
unik yaitu melalui aktor diplomasi budaya populer melalui idol group boyband seperti

BTS untuk memperkenalkan budaya dan nilai-nilai positif Korea Selatan kepada

penggemarnya yaitu ARMY. (2) Dari tahun 2014-sekarang, perkembangan K-Popers1

di seluruh dunia telah berkembang hingga mencakup berbagai kalangan mulai dari

muda hingga tua, pria dan wanita, masyarakat hingga elite politik yang dipengaruhi oleh

Budaya Korea Selatan dalam gaya kehidupannya sehingga tentunya mereka dianggap

tidak berbahaya. Peneliti beranggapan bahwa K-Popers khususnya yang menggemari

idol group boyband dimanfaatkan oleh Korea Selatan untuk menghadirkan pergeseran

dalam kehidupan penggemar meliputi gaya berpakaian, gaya hidup, serta tata cara

berbahasa dan berbicara. Maka dari itu, peneliti bermaksud untuk mengangkat judul:

Diplomasi Budaya Populer (Hallyu 2.0) Korea Selatan Melalui Idol Group Boyband

(BTS) dalam Mempromosikan Soft Power Korea Selatan Di Indonesia. Penelitian ini

memiliki relevansi dengan mata kuliah dalam Jurusan Hubungan Internasional, Fakultas

Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Universitas Padjadjaran seperti Teori Hubungan

Internasional, Studi-studi Budaya dalam Hubungan Internasional, dan Hubungan

Internasional di Asia Pasifik.

1.2. Rumusan Masalah

Diplomasi budaya populer (Hallyu 2.0) Korea Selatan melalui BTS merupakan

salah satu fenomena masa kini bahwa promosi nilai-nilai positif Korea Selatan dalam

Hallyu 2.0 dapat menggunakan idol group sebagai agen promosi soft power negara.

Pendekatan BTS pada ARMY menggunakan karya budaya populernya untuk


1
K-Popers merupakan sebutan bagi penggemar musik bergenre Korea Pop
menyampaikan pesan yang menjadi daya tarik agar para penggemar mengikuti apa yang

dilakukan oleh idolanya. Ketika BTS diangkat sebagai duta budaya Korea Selatan,

setidaknya setiap karya budaya populernya harus merepresentasikan nilai-nilai positif

Korea Selatan sebagai daya tarik. Bagaimana kemenarikan dari nilai-nilai positif

tersebut disampaikan kepada para penggemar diberdayakan melalui nilai-nilai kebaijkan

universal (soft power currencies 3B (beauty, brilliance, benignity)). Berdasarkan hal

tersebut, muncul rumusan masalah sebagai berikut:

Bagaimana diplomasi budaya populer (Hallyu 2.0) Korea Selatan melalui idol

group boyband (BTS) dalam mempromosikan soft power currencies 3B (beauty,

brilliance, dan benignity) Korea Selatan di Indonesia?

1.3. Tujuan dan Manfaat Penelitian


1.3.1. Tujuan Penelitian
Tujuan yang ingin disampaikan oleh peneliti melalui penelitian ini ialah untuk

mendeskripsikan dan mengidentifikasi diplomasi budaya populer (Hallyu 2.0) Korea

Selatan melalui idol group boyband (BTS) dalam mempromosikan soft power

currencies 3B (beauty, brilliance, dan benignity) di Indonesia.

1.3.2. Manfaat Penelitian

Adapun beberapa manfaat yang peneliti harapkan yang dilihat dari manfaat

teoretis dan praktisnya:


1.3.2.1. Manfaat Teoretis

Memberikan sumbangan pengetahuan bagi penstudi hubungan internasional

terkait konsep soft power khususnya soft power currencies, diplomasi budaya

populer, dan idol group boyband.

1.3.2.2. Manfaat Praktis

Memberikan pengetahuan bahwa idol group boyband dapat menjadi aktor

diplomasi budaya populer yang menyisipkan kepentingan negara melalui karya

budaya populernya serta memberikan pengetahuan akan soft power yang

terkandung dalam media budaya populer.


BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

Bab ini berisi tentang pemaparan teori & konsep yang berguna dalam

menjelaskan penelitian ini. Selain itu, juga dilengkapi dengan kerangkan pemikiran

yang dibangun berdasarkan kerangka konseptual untuk menunjukkan alur dalam

penelitian ini.

2.1. Soft Power

Soft Power diartikan sebagai kemampuan sebuah entitas untuk membentuk

preferensi pihak lain agar sesuai dengan kepentingannya dengan bergantung pada daya

tarik (attraction) dan bujukan (seduction). Kemampuan ini berkaitan dengan

personalitas yang atraktif, budaya, nilai-nilai politik dan institusi tertentu, serta

kebijakan-kebijakan yang dianggap memiliki legitimasi ataupun otoritas moral. Konsep

soft power ini lebih condong kepada mengarahkan pihak lain agar dapat bergerak sesuai

keinginan daripada menggunakan kekerasan atau pemaksaan [CITATION Nye08 \p

95 ].

Nye menyatakan bahwa soft power tentunya berkaitan dengan hard power

karena keduanya merupakan aspek kemampuan sebuah entitas untuk mencapai

tujuannya dengan memengaruhi tindakan pihak lain. Namun, terdapat perbedaan yang

mencolok antara keduanya yaitu soft power tergolong sebagai co-optive power yang

berarti kemampuan untuk membentuk apa yang entitas lain inginkan (what others want)
seperti memanfaatkan budayanya yang atraktif. Sementara itu, hard power tergolong

sebagai
command power yang merupakan kemampuan untuk mengubah perilaku pihak lain

dengan biasanya menggunakan tindakan koersif [CITATION Nye05 \p 12 ]

Tabel 2.. Perbedaan antara Hard Power dan Soft Power

Hard Power Soft Power


Spectrum of Coercion Inducement Agenda setting Attraction
behaviors Command Co-opt

Most likely Force Payments Institutions Values


resources Sanctions Bribes Cultures
Policies

(Sumber: Joseph S. Nye Jr. 2005. Soft Power and Higher Education. Hal. 12)

Berdasarkan tabel di atas, spectrum of behaviors milik Nye mengidentifikasi

cakupan hard power yang pengimplementasiannya melalui tindakan koersif yang

bersumber pada sanksi dan pemaksaan. Kemudian, soft power diimplementasikan

dengan daya tarik yang bersumber pada nilai-nilai, ragam budaya, serta kebijakan-

kebijakan negara. Sementara, bujukan dan penyusunan agenda berada di tengah antara

soft power dan hard power yang terkadang bisa dianggap sebagai tindakan koersif

namun juga bisa dianggap sebagai bentuk kooptasi. Dapat dipahami bahwa hard power

memiliki kecenderungan untuk mengubah perilaku entitas lain dengan mengubah

keadaannya dan soft power cenderung untuk mengubah perilaku entitas lain dengan

memengaruhi preferensi entitas lain tersebut [CITATION Vuv091 \p 6 \t \l 1057 ].


2.1.1. Soft Power Currencies

Dengan adanya soft power yang berusaha untuk mengubah perilaku entitas lain

dengan memengaruhi preferensi entitas tersebut dan memanfaatkan daya tarik sebagai

sumber utama, Alexander Vuving menjabarkan tiga tolak ukur yang menjelaskan daya

tarik dalam soft power meliputi 3B (beauty, brilliance, dan benignity) [CITATION

Vuv091 \p 8 \t \l 1057 ]. Pertama, benignity dikatakan sebagai aspek relasi antar agen

soft power dengan target soft power. Beningnity merujuk kepada perilaku positif yang

dilakukan oleh agen soft power dengan berperilaku baik dan ramah terhadap target soft

power. Sebagai tolak ukur soft power, beningnity menghasilkan soft power melalui

adanya rasa bersyukur serta simpati dengan memastikan bahwa kepentingan agen soft

power tersampaikan melalui rasa aman sehingga dapat menghasilkan kerja sama dengan

target soft power. Dalam hubungan internasional, untuk dapat melancarkan soft power

melalui benignity, terdapatnya bentuk resiprokal berupa diperlukannya tindakan untuk

menurunkan ego dari agen soft power dan berusaha bersikap baik sehingga dapat

melaksanakan kerja sama dengan target soft power tersebut [CITATION Vuv091 \p 9-

10 \t ].

Kedua, brilliance merupakan aspek berupa cara kerja agen soft power. Hal ini

merujuk kepada prestasi yang dicapai dalam performa agen soft power selama

melakukan pekerjaannya. Tolak ukur soft power dalam brilliance dapat dilihat melalui

target soft power akan kagum terhadap capaian prestasi dari agen soft power yang dapat

diimplementasikan menjadi bentuk imitasi dan peniruan. Dalam hubungan


internasional, terdapat kecenderungan negara lain akan mengikuti pengalaman-

pengalaman sukses sebuah negara mulai dari penerapan kebijakan, institusi, ideologi,

nilai-nilai, ataupun visi. Agen soft power seperti aktor non negara yang memiliki kisah

sukses pun dapat ditiru oleh pihak yang terpengaruh oleh aktor tersebut sehingga aktor

non negara dapat disebut sebagai influencer yang cukup sulit untuk tidak terpengaruh

oleh pengaruh aktor non negara. Kemunculan rasa kagum dan tindakan imitasi tersebut

merupakan bentuk untuk menimbulkan rasa tidak curiga pada target soft power agar

terbentuknya kesepahaman dan kerja sama [CITATION Vuv091 \p 10-11 \t ].

Ketiga, beauty merupakan aspek berupa cita-cita, nilai-nilai, serta visi yang

dimiliki oleh agen soft power. Sebagai tolak ukur soft power, beauty bekerja melalui

terciptanya rasa aman dan kehangatan sehingga target soft power bersedia untuk bekerja

sama demi kepentingan yang sama dengan agen soft power. Agen soft power dalam

beauty berusaha untuk menyampaikan keindahan dari nilai-nilai yang ingin dicapai

bersama sebagai cita-cita bersama. Nilai-nilai ini dianggap sebagai the promise of

beauty yang melambangkan kesepahaman bersama, melindungi nilai-nilai bersama, dan

berusaha untuk mencapai visi yang sama. Hal ini akan menghasilkan tindakan inspirasi

oleh target soft power terhadap agen soft power dan melihat agen soft power sebagai

seorang pemimpin karismatik [CITATION Vuv091 \p 11-12 \t ].

2.2. Diplomasi Budaya

Menurut Michael J. Waller, diplomasi budaya merujuk kepada pertukaran

ide-ide, informasi, seni, dan aspek-aspek budaya lainnya antar negara dan warga negara
dengan tujuan untuk memahami satu sama lain. Sebagai soft power, diplomasi budaya

bersumber pada budaya sebuah negara dan menyalurkannya dengan berbagai cara mulai

dari orang-orang yang merepresentasikan budaya tersebut dan membangun dialog antar

budaya dengan masyarakat. Seni dan budaya dapat dikatakan telah berada di garis

terdepan dalam bentuk upaya promosi sebuah negara terhadap khalayak internasional

dengan tujuan untuk menunjukkan negara tersebut, membentuk citra positif, serta

berujung mencapai kepentingan politik negara tersebut [CITATION Pé14 \p 15 ].

Dalam Hubungan Internasional, menurut Emil Constantinescu yang dikutip oleh

Luis Antonio Vidal Pérez, diplomasi budaya memiliki tujuan untuk mempererat

hubungan, meningkatkan kerja sama sosio-kultural, ataupun untuk mempromosikan

kepentingan negara. Sering kali diplomasi budaya dikaitkan dengan diplomasi publik.

Namun, terdapat perbedaan yang cukup jelas di antara keduanya. Diplomasi publik

tidak hanya bertujuan untuk menciptakan posisi yang berefek positif pada negaranya di

mata publik internasional tetapi juga mengendalikan opini publik dengan acuannya pada

kebijakan luar negeri [CITATION Pé14 \p 16 \l 1057 ]. Diplomasi publik juga meliputi

interaksi antar aktor non-negara di masing-masing target negara yang melakukan

diplomasi publik. Dengan memanfaatkan soft power, diplomasi publik berusaha untuk

mempromosikan narasi yang benar dan membangun lingkungan yang kredibel bagi

negara dalam menjalankan hubungan internasionalnya [CITATION Van17 \p 127 ].

Sementara itu, diplomasi budaya bergerak di dalam ruang lingkup yang sama

namun lebih menekankan pada penyebaran budaya dan mempromosikan dialog antar

budaya untuk meningkatkan hubungan antar masyarakat di komunitas internasional


[CITATION Pé14 \p 17 ]. Dengan kata lain, diplomasi budaya berusaha untuk membuat

khalayak internasional mengenal dan menilai lebih baik terhadap negara yang

mempromosikan budayanya. Meski memiliki kepentingan nasional di dalamnya,

manfaat yang datang dari diplomasi budaya kepada khalayak internasional cukup

banyak mulai dari menambah pengetahuan budaya dan membangun koeksistensi yang

harmonis antar masyarakat sehingga memiliki risiko yang kecil karena tidak curigai

sebagai pergerakan politik yang formal.

2.2.1. Diplomasi Budaya Populer

Sebagai lanjutan dari diplomasi budaya, terdapat bentuk baru dari diplomasi ini

dengan fokus berupa budaya populer yang disebut sebagai diplomasi budaya populer.

Ketika diplomasi budaya berfokus pada individu dan diplomasi publik berfokus pada

pembentukan sudut pandang pemasaran, diplomasi budaya populer berfokus kepada

target penonton agar dapat menyalurkan promosi budaya populer negara penyalur

secara intensif baik secara kegiatan langsung dan ditunjugan melalui kegiatan tidak

langsung dalam pasar yang sudah terbentuk sebelumnya sehingga dapat membentuk

pola konsumen [CITATION Pé14 \p 49 ].

Negara melaksanakan diplomasi budaya populer dengan tujuan untuk menarik

perhatian dari target penonton berupa anak muda dan bukan negaranya. Alasannya ialah

pada jangka panjang penonton tidak hanya akan melakukan investasi dan mengunjungi

negara tersebut untuk liburan tetapi juga akan memiliki kecenderungan untuk mengikuti

apa pun yang sedang menjadi tren di negara tersebut. Bagi penggemar budaya populer
sebuah negara, produk budaya populer dianggap sebagai bentuk refleksi dari negara

modern yang memiliki budaya yang terdepan dan gaya hidup idaman [CITATION Pé14

\p 49 ].

Dalam hubungan internasional, diplomasi budaya populer dapat menghasilkan

identitas global yang kolektif melalui kemampuan anak muda untuk membentuk

identitas budayanya melalui pengetahuan dari alat komunikasi yang telah berkembang

pesat. Budaya populer dilihat sebagai katalis untuk hubungan antar sosial-kultural yang

memungkinkan untuk saling memahami walaupun berbeda latar belakang budayanya.

Melalui diplomasi budaya populer, aktor non negara semakin terlihat dapat

berkontribusi dalam mempromosikan budaya negara asalnya ke negara lain dengan

target utamanya ialah penggemar dari negara lain secara langsung dan tidak langsung.

Tujuan dari penyaluran kegiatan diplomasi budaya populer secara langsung ialah untuk

membangun interaksi yang bersifat intim dan tatap muka sehingga dapat menciptakan

loyalitas para penggemar dan biasanya dilakukan melalui konser dan fan meeting di

negara tersebut. Sementara itu, tujuan dari penyaluran kegiatan diplomasi budaya

populer secara tidak langsung ialah agar para penggemar mengikuti setiap kegiatan

idolanya di mana pun dan kapan pun sehingga meningkatkan arus penyebaran budaya

negara tersebut dapat dilakukan secara fleksibel pada setiap saat seperti melalui media

sosialnya [CITATION Pé14 \p 50 ].


2.3. Media Budaya Populer

Seiring berkembangnya teknologi, perkembangan media budaya populer sendiri

cukup berkembang. Pada dasarnya, budaya populer menurut Storey merujuk kepada apa

yang tidak termasuk ke dalam budaya tinggi (mainstream). Dengan adanya

perkembangan teknologi, media budaya populer sekarang meliputi budaya anak muda

di seluruh dunia seperti musik, film, acara televisi, gaya berpakaian, merek, praktik dan

kebiasaan, dan urban tribes. Budaya populer cenderung memiliki aspek komersial di

dalamnya [ CITATION Pé14 \l 0 ]. Produk budaya populer yang dihasilkan memiliki

karakter yang menjual dan merefleksikan kebutuhan pasar.

Selain itu, budaya populer memiliki keterkaitan yang cukup erat dengan media

massa. Semua yang termasuk ke dalam budaya populer pastinya dikonsumsi oleh

penonton secara masif yang dapat diakses melalui media massa. Maka dari itu, dapat

dikatakan bahwa sumber utama dalam konten budaya ialah media massa yang pada

masa kini berupa internet. Dengan kemudahan akses tersebut, komunikasi antar budaya

tidak lagi dibatasi oleh letak geografis ataupun keterbatasan bahasa sehingga dapat

mengenal berbagai budaya di dunia [ CITATION Pé14 \l 0 ].

2.4. Konsep Idol Group

Patrick W. Galbraith dan Jason G. Karlin menjelaskan bahwa Idol Group

merujuk kepada penyanyi, model, serta personalitas media––berupa pria (Boyband)

ataupun wanita (Girlband) dengan kecenderungan berusia muda ataupun berpenampilan

seperti kaum muda––yang dipromosikan secara luas dan merupakan bagian dari
masyarakat luas [ CITATION Gal12 \l 0 ]. Mayoritas Idol Group biasanya dikontrak

oleh agensi hiburan yang memproduksi dan mempromosikannya serta juga

memengaruhi keberhasilan mereka di dunia industri.

Awal dari fenomena Idol Group di Korea sendiri muncul pada tahun 1992

sebagai gelombang K-Pop pertama kalinya hingga berkembang pesat hingga saat ini.

Berdasarkan Korean Culture and Information Service, Idol Group biasanya terdiri dari

sekelompok remaja laki-laki dan perempuan, masing-masing dari mereka mempunyai

kepribadian dan karisma [ CITATION Kor11 \l 0 ]. Mereka biasanya mempunyai

gerakan tari kelompok yang digunakan untuk menarik perhatian kaum muda sebagai

penontonnya bukan hanya publik domestik tetapi juga publik internasional. Secara

berkelompok, mereka biasanya tampil di pertunjukan musik setiap minggunya yang

disiarkan di stasiun televisi terkenal. Namun, secara individual, masing-masing

anggotanya akan menjadi bintang tamu dalam reality shows dan program hiburan

ataupun sebagai aktor/aktris dalam drama televisi dan film [ CITATION Kuw14 \l 0 ].

Sebagai bentuk rencana dan manajemen strategis dalam memproduksi selebritas

yang sukses, K-pop Idol Group mempersiapkan secara keseluruhan mulai dari lirik yang

ditulis dengan sangat baik hingga koreografi yang keren. Pemilihan lirik yang

menggabungkan dua bahasa yaitu Korea dan Inggris dipadukan dengan melodi dan

beats yang menarik sebagai hooks dalam karya budaya populer K-pop Idol Group

memiliki tujuan untuk mendengarkan lagu tersebut secara terus-menerus secara tidak

sadar sehingga dapat menarik perhatian publik internasional [ CITATION Kuw14 \l 0 ].

Selain itu, agensi hiburan yang mengontrak mereka biasanya akan melakukan seleksi
kepada remaja yang masih sangat muda dan bertalenta agar bisa dipersiapkan sejak dini.

Agensi hiburan Korea Selatan tidak hanya melakukan penyeleksian di negaranya tetapi

juga di berbagai negara seperti AS, Kanada, Jepang, Tiongkok, dan Thailand sebagai

cara untuk melebarkan sayapnya untuk menciptakan K-Pop Idol Group yang

‘mengglobal’ dan juga sebagai lokalisasi terhadap pasar yang ingin dimasukinya untuk

menghadapi bentuk anti-hallyu dari negara yang dituju.

Mereka yang diterima oleh agensi hiburan Korea Selatan akan selanjutnya

disebut sebagai trainee. Trainee yang dikumpulkan secara global ini kemudian selama

bertahun-tahun dipersiapkan sebagai artis global yang dengan berbagai talenta mulai

dari menyanyi, menari, menulis lagu, berbahasa asing, berkomunikasi, hingga berakting

[ CITATION Kor11 \l 0 ]. Idol Group juga berkontribusi sebagai agen diplomasi

populer budaya Korea Selatan (Hallyu). K-Pop Idol Group yang global biasanya akan

menceritakan pengalaman kesuksesan Hallyu di negara lain sehingga mereka

melakukan promosi ke negara lain (promoting) dan merepresentasikan nasionalisme

sebagai salah satu budaya Korea Selatan (representing). Melalui agensi hiburannya,

mereka selalu menjadi topik pemberitaan secara terus-menerus yang tersebar hingga ke

luar negeri. Sementara itu, stasiun televisi berusaha untuk menjaga relasinya dengan

agensi hiburan tersebut untuk mendapatkan sumber berita terkait Hallyu yang berefek

baik kepada pemerintah Korea Selatan [ CITATION Yoo17 \l 0 ].


2.5. Publik: Penggemar

Menurut Muh Labib, publik diartikan sebagai sekumpulan orang yang memiliki

pandangan yang sama terkait suatu hal, mempunyai kepentingan bersama dalam hal

tersebut, dan terkadang tidak saling kenal satu sama lain namun memiliki perhatian dan

minat yang sama dalam suatu hal [ CITATION Lab07 \l 0 ]. Sedangkan menurut

Sinambela, publik merupakan sejumlah manusia yang mempunyai kebersamaan dalam

hal berpikir, harapan, perasaan, sikap, maupun tindakan berdasarkan nilai dan norma

yang mereka miliki [ CITATION Sin11 \l 0 ]. Dalam penelitian ini, publik berupa

penggemar merupakan target dari penggunaan Idol Group dalam praktik diplomasi

publik Korea Selatan.

Istilah penggemar menurut KBBI diartikan sebagai seseorang yang menggemari

suatu hal yang berbentuk kesenian, permainan, dan lainnya[ CITATION Kam191 \l 0 ].

Penggemar sendiri biasanya disebut K-Popers dalam budaya populer musik Korea. K-

Popers merujuk kepada penggemar di seluruh dunia yang ketagihan dan loyal terhadap

aliran musik K-Pop sebagai sarana untuk menyenangkan diri sendiri [ CITATION

Kor11 \l 0 ]. Publik di sini merupakan seseorang yang berpartisipasi sebagai konsumen

budaya [ CITATION Yoo17 \l 0 ]. Terlepas dari perbedaan bahasa ibu, publik

internasional menyorakkan nama idola mereka, bernyanyi bersama dengan bahasa

Korea, dan mengikuti gerakan tari dari lagu tersebut [ CITATION Kor11 \l 0 ]. Publik

juga berusaha untuk mencari & mengedarkan informasi serta mengonsumsi produk

yang berkaitan dengan idolanya [ CITATION Yoo17 \l 0 ].


2.5.1. Penerimaan

Menurut Enung Asmaya, penerimaan yang berasal dari kata ‘terima’ memiliki

kata turunan meliputi memahami, mengerti, mempercayai, melaksanakan ataupun

menindaklanjuti, serta bersikap positif. Penerimaan diartikan sebagai kemampuan baik

secara fisik maupun psikis (mental) seseorang untuk memahami, mengerti,

mempercayai, melaksanakan ataupun menindaklanjuti, serta bersikap positif. Dalam

proses penerimaan ini, akan dilibatkan sisi afeksi, konasi, kognisi, serta motorik

seseorang ketika memberikan tanggapan pesan yang disampaikan. Sikap menerima

memiliki indikator meliputi (1) pengakuan langsung; (2) perasaan positif; (3)

penerimaan berupa meminta keterangan; (4) penerimaan setuju; serta (5) penerimaan

positif [ CITATION Asm17 \l 0 ].

Kemudian, istilah penerimaan merujuk kepada KBBI melibatkan (1) proses,

cara, serta perbuatan untuk menerima; dan (2) perlakuan ataupun sikap terhadap

seseorang [ CITATION Kam19 \l 0 ]. Sementara menurut Simamora, reception

(penerimaan) merupakan seberapa banyak suatu stimulus dapat memengaruhi

pengetahuan serta sikap dari seseorang. Dalam melakukan penerimaan sebuah pesan,

terdapat kemungkinan bahwa seseorang dapat menerima seluruh pesan yang ingin

disampaikan tetapi juga terdapat kemungkinan lain bahwa seseorang tersebut tidak

dapat menerima pesan yang disampaikan dikarenakan alasan tertentu [ CITATION

Tul04 \l 0 ].

Dalam tindakan penerimaan pesan dari seorang idola, K-Popers sebagai

konsumen budaya memiliki kecenderungan untuk mengikuti semua informasi terkait


idolanya mulai dari kegiatan promosi idola tersebut meliputi musik terbaru, konser, dan

masih banyak lagi, hingga gosip terbaru tentang si idola. Melalui kegiatan mengikuti

tersebut, penerimaan pesan melalui produk budaya populer dari sang idola kepada para

K-Popers yang mengandung pesan-pesan tertentu yang membuat mereka kagum dan

akhirnya menerima pesan tersebut [ CITATION Yoo17 \l 0 ].


2.6. Kerangka Pemikiran

Anda mungkin juga menyukai