Anda di halaman 1dari 64

PENELITIAN PEMULA

DPPM UII
LAPORAN PENELITIAN

UPAYA DIPLOMASI TIONGKOK UNTUK MEMBANGUN CITRA


POSITIF TERHADAP KOMUNITAS MUSLIM DI INDONESIA

Diusulkan Oleh:

Hasbi Aswar, S.IP.,MA


Dr. Muhammad Zulfikar Rahmat, MA.
Muhammad Habib Pashya

JURUSAN HUBUNGAN INTERNASIONAL


FAKULTAS PSIKOLOGI DAN ILMU SOSIAL BUDAYA
UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA
YOGYAKARTA
TAHUN 2021
HALAMAN PENGESAHAN
1. Identitas Penelitian
a. Judul Penelitian : Upaya Diplomasi Tiongkok Untuk Membangun Citra
Positif Terhadap Komunitas Muslim Di Indonesia

b. Skema Penelitian : Penelitian Pemula


2. Ketua Peneliti
a. Nama Lengkap & Gelar : Hasbi Aswar, S.IP, MA
b. NIDN : 0407880002
c. ID Sinta : 6669142
d. Jabatan Fungsional :
e. Fakultas/Prodi Asisten Ahli/IIIB
Psikologi dan Ilmu Sosial Budaya, Hubungan
f. Telp/HP : Internasional
g. Email : 085246338241
hasbiaswar@uii.ac.id
3. Anggota Peneliti
a. Nama Lengkap & Gelar : Dr. Muhammad Zulfikar Rahmat
b. NIDN : 0510049201
c. ID Sinta : 6713739
d. Jabatan Fungsional : NJA
e. Fakultas/Prodi : Psikolog dan Ilmu Sosial Budaya/Hubungan
4. Anggota Mahasiswa Internasional
a. Nama : Muhammad Habib Pashya
b. NIM : 18323132
5.Lokasi Penelitian : Yogyakarta
6.Lama Penelitian : 5 Bulan
7.Biaya yang diperlukan : Rp. 11.560.000
Yogyakarta, 26 Juli 2021
Mengetahui, Ketua Peneliti
Kepala Pusat Penelitian

Dr. Noor Fitri, S.Si.,M.Si.


NIK. 986120103 Hasbi Aswar, S.IP., M.A.
NIK. 143230103

Menyetujui,
Direktur DPPM UII

Dr. Eng. Hendra Setiawan, ST., MT.


NIK.025200526

1
KATA PENGANTAR

Segala puja dan puji syukur selalu tercurah kepada Allah Swt sebagai pemilih alam
semesta dan kehidupan. Kepada-Nya lah segala harap dan takut selalu
dikembalikan. Shalawat dan Salam juga selalu dihaturkan kepada nabi besar
Muhammad SAW. Sebagai penghulu para nabi dan contoh teladan terbaik bagi
manusia.
Penelitian ini merupakan bagian dari upaya mengkaji berbagai manuver
politik Tiongkok dalam politik Internasional. Salah satu strategi yang digunakan
saat ini adalah melalui pendekatan terhadap kelompok Muslim. Dalam penelitian
ini, Indonesia menjadi target politik luar negeri Tiongkok melalui pendekatan islam
sebagai alat diplomasi publik negara ini. Penelitian ini diharapkan dapat
berkontribusi terhadap upaya memahami berbagai aspek dari politik Tiongkok baik
domestik maupun internasional. Juga dapat memberikan sumbangsih terhadap para
pemangku kebijakan terkait bagaimana merespon berbagai upaya Tiongkok di
Indonesia tersebut.
Penelitian ini tidak dapat terlaksana dengan baik dan lancar tanpa support
institusi dari universitas Islam Indonesia terkhusus dari Departemen Penelitian
dan Pengabdian Masyarakat, DPPM UII. Atas bantuan dan dukungan selama ini
kami mengucapkan terimakasih sebanyak - banyaknya. jazakallah khairan
katsiran.

Yogyakarta, 26 Juli 2021


Ketua Tim Peneliti

Hasbi Aswar, S.IP., MA

2
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL
HALAMAN PENGESAHAN
KATA PENGANTAR
RINGKASAN
BAB I: PENDAHULUAN ..................................................................................... 1
1.1 Latar Belakang ........................................................................................ 1
1.2 Rumusan Masalah ................................................................................... 3
1.3 Tujuan Penelitian ......................................................................................... 3
1.4 Urgensi Penelitian ......................................................................................... 3
1.5 Luaran dan Target Penelitian ........................................................................ 4
1.6 Keterkaitan dengan Ayat Al-Qur’an atau Sunnah Rasulullah SAW ............ 4
BAB II:TINJAUAN PUSTAKA ............................................................................ 6
BAB III: METODE PENELITIAN .................................................................... 11
3.1 Metode Penelitian........................................................................................ 11
3.2 Roadmap Penelitian dan Kesesuaian dengan Tema Unggulan RIPPM ...... 11
3.3 Bagan Alur Aktivitas Penelitian.................................................................. 14
3.4 Jadwal Penelitian ......................................................................................... 15
3.5 Rencana Anggaran Biaya ............................................................................ 16
BAB IV: HASIL DAN PEMBAHASAN ............................................................. 18
4.1 Diplomasi Publik Tiongkok ........................................................................ 18
4.2 Diplomasi Publik Tiongkok Terhadap Muslim di Indonesia ...................... 21
4.2.1 Antar Pemerintah ................................................................................. 23
4.2.2 Dunia Pendidikan ................................................................................. 25
4.2.3 Organisasi Kemasyarakatan (Ormas) Islam ......................................... 29
4.3 Respon Komunitas Muslim terhadap kehadiran Tiongkok di Indonesia .... 31
BAB V: KESIMPULAN ....................................................................................... 40
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN I
LAMPIRAN II
LAMPIRAN III
LAMPIRAN IV

3
RINGKASAN

Saat ini Tiongkok telah menjadi negara yang sedang bangkit menjadi kekuatan
global. Pertumbuhan ekonomi yang tinggi membuat bisnis dan investasi di negara
ini berkembang lintas benua. Tiongkok sangat menyadari bahwa untuk
memperlancar kerjasamanya dengan negara lain, diplomasi ekonomi saja tidak
cukup, perlu juga melibatkan aspek diplomasi lainnya, seperti diplomasi publik
dengan tujuan menciptakan citra positif di masyarakat negara lain. Indonesia
sebagai target investasi dan pasar Tiongkok yang besar tidak lepas dari upaya
diplomasi publik Tiongkok tersebut. Berbagai upaya dan kerjasama telah dilakukan
oleh Tiongkok baik di tingkat pemerintah maupun di tingkat masyarakat termasuk
dengan komunitas muslim di Indonesia. Dalam penelitian ini, diplomasi publik
Tiongkok akan fokus pada strategi untuk menciptakan citra positif di kalangan umat
Islam di Indonesia, termasuk menyikapi isu Muslim Uighur di Xinjiang. Penelitian
ini menggunakan metode kualitatif dengan kerangka teori Diplomasi Publik sebagai
bagian dari strategi politik luar negeri suatu negara. Data dikumpulkan dari
pemerintah Indonesia dan Pemerintah Tiongkok, serta kelompok Muslim di
Indonesia. Selanjutnya akan dijelaskan secara deskriptif terkait upaya diplomasi
publik Tiongkok terhadap umat Islam di Indonesia.

Kata Kunci: Diplomasi Publik, Komunitas Muslim Indonesia, Tiongkok

4
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Tiongkok merupakan salah satu negara yang dapat terus meningkatkan kekuatan

posisinya dalam politik global saat ini. Dengan kekuatan ekonomi yang dimilikinya,

negara ini mampu menjadi yang terkuat di dunia setelah Amerika Serikat. Kekuatan

ini didapatkan oleh Tiongkok setelah reformasi ekonomi pada tahun 1978 di era

pemerintah Deng Xiaoping. Pasca 1978, pertumbuhan ekonomi negara ini hampir

mencapai 10 persen tiap tahunnya dan 850 juga orang berhasil keluar dari garis

kemiskinan. Pertumbuhan ekonomi yang pesat di Tiongkok ditopang oleh industri

manufaktur, ekspor, dan tenaga kerja murah (The World Bank, n.d)

Untuk menjadi negara yang tumbuh pesat secara ekonomi, mengharuskan

setiap negara untuk menjalin kerjasama yang baik lintas negara baik dari sisi bilateral

maupun multilateral. Bukan hanya itu, setiap negara juga perlu menciptakan citra

yang positif negaranya di publik negara lain melalui strategi yang dikenal sebagai

diplomasi publik. Strategi diplomasi publik ini juga digunakan oleh Tiongkok untuk

mendukung aktivitas politik luar negerinya dengan tujuan menciptakan pemahaman

publik yang positif terhadap Tiongkok dan menghindari hambatan dari publik

terhadap berbagai Kerjasama Tiongkok secara internasional. Aktivitas diplomasi

negara ini tidak hanya melalui saluran resmi negara, seperti kementerian luar negeri

atau kedutaan besar Tiongkok tetapi juga melalui Lembaga – lembaga non –

1
pemerintah yang lain, seperti lembaga pendidikan dan lembaga – lembaga

kebudayaan (Zhao, 2019).

Sebagai salah satu mitra kerjasama strategis Tiongkok, Indonesia merupakan

bagian dari objek diplomasi publik Tiongkok. Dalam menggaet dukungan publik di

Indonesia, Tiongkok mengadakan berbagai program seperti pendirian pusat studi

Bahasa dan budaya melalui institute Konghucu yang menyebar di berbagai kampus

di Indonesia (Diokno, Hsiao, Yang, 2019). Lembaga ini juga memfasilitasi bukan

hanya pendidikan Bahasa namun menjembatani pertukaran pelajar ke negeri

Tiongkok (Rakhmat dan Pashya, 2020).

Sebagai negeri Muslim mayoritas, Tiongkok menjadikan komunitas Muslim

sebagai bagian dari prioritas strategi diplomasi publiknya melalui berbagai upaya

kerjasama dilakukan baik terhadap ormas – ormas besar seperti Nahdlatul Ulama

dan Muhammadiyah serta institusi – institusi pendidikan Islam baik negeri maupun

swasta (Rakhmat, Pashya, 2020). Upaya diplomasi publik terhadap Muslim semakin

meningkat intensitasnya pada tahun 2018 setelah isu pelanggaran hak kebebasan

beragama komunitas Muslim Uighur di Xinjiang menjadi isu dan kontroversi global

yang membuat Tiongkok harus berupaya keras membendung isu tersebut melalui

berbagai pernyataan dan agenda untuk mengklarifikasi dan membela kebijakannya

di wilayah Xinjiang (CNN Indonesia, 2019).

Melihat dari sisi historis, Muslim sebagai masyarakat mayoritas di Indonesia

dengan jumlah 87 persen dari 276 juta penduduk Indonesia, memiliki peran penting

dalam perjalanan sejarah politik di Indonesia. Hal ini membuat negara – negara yang

memiliki kepentingan strategis di Indonesia wajib untuk menjalin hubungan baik

2
dengan masyarakat Muslim. Maka daripada itu, penelitian ini akan memfokuskan

pada kajian mendalam dan komprehensif terhadap upaya diplomasi Tiongkok di

Indonesia khususnya terhadap komunitas Muslim di Indonesia melalui lembaga

pemerintah atau lembaga – lembaga non – pemerintah (Britannica, n.d).

Kajian ini menggunakan pendekatan penelitian kualitatif dengan

menggunakan konsep diplomasi publik untuk menganalisis upaya Tiongkok dalam

memperbaiki citra terhadap publik muslim di Indonesia. Dalam melakukan

penelitian, data yang akan digunakan adalah melalui literatur seperti buku, jurnal,

dan liputan media terkait diplomasi publik Tiongkok di Indonesia juga digunakan

untuk melengkapi data dalam penelitian ini.

1.2 Rumusan Masalah

Untuk menjawab penelitian ini berdasarkan latar belakang di atas, maka pertanyaan
dari penelitian ini adalah: Bagaimana upaya diplomasi publik Republik Rakyat
Tiongkok terhadap Muslim di Indonesia?

1.3 Tujuan Penelitian


1. Penelitian ini bertujuan menjelaskan strategi dan upaya tiongkok untuk
menciptakan citra positif terhadap Muslim di Indonesia.
2. Menjelaskan persepsi atau respon komunitas Muslim terhadap upaya
diplomasi publik Tiongkok di Indonesia.

1.4 Urgensi Penelitian


Perkembangan diplomasi publik Tiongkok di Indonesia semakin masif. Hal ini

mempertimbangkan intensnya komunikasi yang dijalankan oleh pemerintah

Tiongkok melalui kalangan Muslim di Indonesia. Maka dari itu, penelitian ini

dilakukan sebagai bentuk dalam mengembangkan diplomasi publik Tiongkok di

3
prodi Hubungan Internasional. Sehingga, penelitian ini diharapkan untuk menjadi

salah satu kajian, referensi, maupun rujukan dalam studi Hubungan Internasional.

1.5 Luaran dan Target Penelitian


Sebagai penelitian pemula, target minimal hasil penelitian ini adalah jurnal akreditasi

Sinta 4 namun tidak menutup kemungkinan hasil penelitian ini di submisi di jurnal

nasional Sinta 2. Selain itu, hasil penelitian ini juga hasil akhirnya akan dibuat dalam

bentuk poster A1 sebagai bentuk pertanggungjawaban terhadap institusi yang

mendanai penelitian ini.

1.6 Keterkaitan dengan Ayat Al-Qur’an atau Sunnah Rasulullah SAW


Dalam konteks politik dan Hubungan Internasional, diplomasi merupakan aktivitas

yang umum digunakan oleh sebuah negara dalam berinteraksi dengan negara lain

secara damai. Dalam perkembangan modern dengan meningkatnya teknologi

komunikasi dan transportasi jenis - jenis diplomasi pun berkembang pesat yang tidak

hanya melibatkan aktor negara namun juga aktor - aktor non-negara. Dalam sirah

nabi Muhammad SAW, terdapat sangat banyak sekali cerita yang menjelaskan

praktik - praktik diplomasi yang dilakukan oleh nabi seperti saat menerima utusan

dari kaum - kaum di luar kota madinah, termasuk yang fenomenal adalah negosiasi

dengan kaum Quraisy Mekkah yang menghasilkan perjanjian gencatan senjata yang

dikenal dengan Perjanjian Hudaybiyah. Selain itu, sirah juga menceritakan

pengiriman utusan kepada pemimpin - pemimpin suku di Jazirah Arab dan pemimpin

Romawi dan Persia untuk menjelaskan Islam dan Kenabian Muhammad SAW.

Diplomasi Islam kepada para pemimpin tersebut sebenarnya dalam konteks modern

hari ini dikenal sebagai aktivitas Diplomasi Publik.

4
Dalam konteks pembahasan Al-Quran terkait dengan publik diplomasi,

seruan - seruan amar makruf nahi mungkar dan seruan - seruan kepada umat Manusia

untuk mengikuti jalan Islam sebenarnya secara isi merupakan upaya persuasif

terhadap masyarakat secara umum untuk memahami Islam dan menerima Islam.

Terdapat banyak sekali firman Allah dalam Al-Quran yang menyeru kepada amar

makruf dan nahi mungkar seperti dalam surah Ali- Imran, 110:

“Kamu adalah umat yang terbaik yang dilahirkan untuk manusia, menyuruh

kepada yang makruf, dan mencegah dari yang mungkar, dan beriman kepada

Allah. Sekiranya Ahli Kitab beriman, tentulah itu lebih baik bagi mereka; di

antara mereka ada yang beriman dan kebanyakan mereka adalah orang-orang

yang fasik“ [Ali Imron :110].

5
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

Dewasa ini aktivitas politik luar negeri tidak lagi terbatas oleh peran negara semata

dan dengan isu – isu tradisional seperti politik, ekonomi dan keamanan. Sebelum

perang dingin berakhir, hubungan antar negara didominasi oleh isu-isu tradisional

tadi aktivitas diplomasi yang terjadi pun cenderung tertutup sehingga publik tidak

mengetahui proses dan hasil diplomasi yang terjadi antar negara. Pasca perang

dingin, dunia diwarnai oleh proses integrasi dunia melalui proses globalisasi. Ini juga

berdampak pada munculnya berbagai aktor yang mempengaruhi dinamika politik

internasional. Dengan pesatnya pertumbuhan teknologi transportasi dan

telekomunikasi dan politik yang semakin terbuka, membuat peran masyarakat dalam

setiap politik atau kebijakan pemerintah semakin besar, termasuk dalam aktivitas

diplomasi antar negara.

Dalam melaksanakan aktivitas politik luar negeri di era saat ini, suatu negara

tidak lagi hanya menargetkan aktor politik negara tertentu untuk memperjuangkan

kepentingannya tapi juga perlu mempertimbangkan respon dan sikap publik di

negara tersebut. Semakin positif dan terbuka respon publik suatu negara terhadap

negara tertentu, maka akan semakin mudah negara itu melaksanakan Kerjasama

dengan negara tersebut begitupun juga sebaliknya. Upaya untuk menciptakan citra

positif ini disebut sebagai public diplomacy atau diplomasi publik. Sementara

elemen – elemen (ingredient) yang digunakan untuk menggaet publik negara lain

tersebut sebagai soft power yakni kemampuan mempengaruhi negara lain melalui

6
daya tarik yang dimiliki baik dari sisi budaya, nilai dan daya tarik yang lain (Nye,

2014).

Secara konseptual, diplomasi publik merupakan proses diplomasi yang

dilakukan oleh sebuah negara dengan menargetkan publik negara lain baik itu

individu, kelompok-kelompok sipil atau organisasi-organisasi kemasyarakatan

(Melissen, 2005). Menurut Paul Sharp, diplomasi merupakan sebuah proses

melakukan hubungan langsung dengan publik negara lain untuk mengembangkan

kepentingan dan menyebarkan nilai-nilai yang dianut oleh sebuah negara (Sharp,

2005). Han Tuch mendefinisikan sebagai sebuah upaya pemerintah menjalin

komunikasi dengan publik di negara lain (foreign publics) dengan tujuan

menciptakan kesepahaman terkait ide, nilai, institusi, budaya dan tujuan-tujuan serta

kebijakan-kebijakan nasional negara tersebut (Melissen, 2005). Menurut Peter Van

Ham, public diplomacy merupakan upaya sebuah negara untuk menaklukkan hati

dan pikiran dari (winning heart and mind) publik negara lain (Ham, 2005). Menurut

Melissen, sebagai sebuah metode dalam berdiplomasi, diplomasi publik sangatlah

beragam caranya tergantung dari aktor – aktor yang melakukannya bisa melalui

kegiatan-kegiatan yang dilakukan oleh pemerintah atau perwakilannya, media,

internet, kerjasama dengan selebriti dan berbagai publikasi (Melissen, 2005).

Penelitian mengenai diplomasi publik Tiongkok telah banyak dilakukan

seperti dalam tulisan Ingrid d'Hooghe yang berjudul The Rise of China’s Public

Diplomacy. Hooghe (2007) berargumen bahwa kebijakan luar negeri dan diplomasi

Tiongkok telah berkembang pesat (Hooghe, 2007). Hal itu dilakukan oleh Tiongkok

untuk membentuk citranya dalam konteks internasional. Sejak Hu Jintao menjadi

7
Presiden Tiongkok, slogan Harmonious World menjadi landasan diplomasi budaya

Tiongkok (Ibid). Setara dengan kebijakan politik-ekonomi, aspek budaya Tiongkok

mulai menyebar melalui film, puisi, novel, bahasa (mandarin), identitas bahkan aktor

ke seluruh dunia. Hooghe sudah membangun argumennya dengan baik (Ibid).

Namun, dalam penelitian yang dilakukan olehnya, Hooghe tidak menjelaskan secara

spesifik terkait dengan diplomasi budaya yang dilakukan oleh Tiongkok ke

Indonesia terutama kepada kalangan Muslim. Maka dari itu, penelitian ini akan

menyempurnakan penelitian sebelumnya dengan membangun argumen terkait

dengan diplomasi publik yang dilakukan oleh Tiongkok ke Indonesia.

Kajian yang ditulis oleh Yifan Yang yang berjudul Looking inward: How

does Chinese public diplomacy work at home? juga menjelaskan terkait dengan

diplomasi publik Tiongkok. Yang (2020) berargumen bahwa Tiongkok

menggunakan diplomasi publik sebagai alat untuk menyebarkan pengaruhnya dalam

tatanan global (Yang, 2020). Dalam hal ini, Tiongkok menggunakan banyak cara

seperti memberikan bantuan berupa beasiswa. Tidak hanya itu, Yang (2020)

menambahkan bahwa peran Institusi Konghucu serta National Image Film menjadi

dua pokok program diplomasi Tiongkok yang sangat penting (Ibid). Penelitian Yang

menekankan efektivitas program diplomasi budaya yang dilakukan oleh Tiongkok

ke tatanan global (Ibid). Dengan kebijakan tersebut, Tiongkok dapat membentuk

komunikasi dengan dunia internasional. Yang sudah menjelaskan serta menguraikan

diplomasi Tiongkok dengan baik dan sistematis. Yang juga sudah berusaha

mengidentifikasi efektivitas program budaya yang dijalankan oleh Tiongkok.

Namun, Yang tidak menjelaskan mengenai diplomasi budaya Tiongkok terhadap

8
kalangan Muslim di Indonesia. Maka dari itu, penelitian ini akan menyempurnakan

penelitian dari Yang untuk menganalisis pergerakan Tiongkok terhadap kalangan

Muslim di Indonesia.

Terkait dengan diplomasi publik Tiongkok juga pernah ditulis oleh Riski M.

Baskoro, Amalia Agustina Theresia, dan Anggara Raharyo dalam jurnalnya yang

berjudul China’s Public Diplomacy Through the Utilization of Investment and

Censorship in Hollywood (2012-2016). Dalam penelitiannya Baskoro (2019),

Theresia (2019), dan Raharyo (2019) berargumen bahwa kekuatan Tiongkok dalam

berdiplomasi dibuktikan dengan jaringan komunikasi yang dilakukan oleh Tiongkok

menggunakan industri film (Baskoro, Theresia, Raharyo, 2019). Dalam

penelitiannya, industri perfilman Tiongkok juga ikut memperkuat kerjasama dengan

industri film Amerika Serikat (Ibid). Sikap itu diambil oleh Tiongkok untuk

memperbaiki citra buruknya di budaya barat. Tiongkok berusaha untuk

meningkatkan konsep tata kelola film serta dapat menguntungkan satu dengan

lainnya atau win-win solution. Baskoro, Theresia, dan Raharyo sudah membangun

argumen dengan baik. Namun, dalam penelitiannya, Baskoro, Theresia, dan Raharyo

belum menguraikan serta menjelaskan diplomasi publik yang dijalankan oleh

Tiongkok di Indonesia. Maka dari itu, penelitian ini akan membahas terkait dengan

upaya komunikasi Tiongkok melalui diplomasi budaya di Indonesia terutama dengan

kalangan Muslim.

Penelitian ini akan menggunakan tipe atau model studi kasus sebagai salah satu

bagian dalam penelitian kualitatif dengan menggunakan konsep diplomasi publik

9
untuk menganalisis upaya Tiongkok dalam memperbaiki citra terhadap publik

muslim di Indonesia. Dalam melakukan penelitian, data yang akan digunakan adalah

melalui literatur dan wawancara dengan aktor – aktor Muslim di Indonesia yang

pernah menjalin kontak baik dari individu maupun organisasi (organisasi Islam atau

Lembaga Pendidikan) dengan pihak tiongkok. Selain itu, data – data literatur seperti

buku, jurnal, dan liputan media terkait diplomasi publik Tiongkok di Indonesia juga

digunakan untuk melengkapi data dalam penelitian ini.

Dalam menuliskan hasil penelitian ini, langkah-langkah yang akan dilakukan

adalah menjabarkan secara deskriptif upaya diplomasi publik yang dilakukan oleh

Tiongkok dalam sejarah politik luar negerinya; serta strategi dan teknik diplomasi

publik yang dilakukan sampai saat ini. Penjelasan dilanjutkan dengan memfokuskan

pada hubungan kerjasama antara Indonesia dan Tiongkok secara umum dari berbagai

aspek kerjasama. Kemudian penjelasan difokuskan pada upaya diplomasi publik

tiongkok terhadap publik Muslim di Indonesia secara historis dan upaya saat ini.

10
BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Metode Penelitian


Penelitian ini akan menggunakan tipe atau model studi kasus sebagai salah satu

bagian dalam penelitian kualitatif dengan menggunakan konsep diplomasi publik

untuk menganalisis upaya Tiongkok dalam memperbaiki citra terhadap publik

muslim di Indonesia. Dalam melakukan penelitian, data yang akan digunakan adalah

melalui literatur dan wawancara dengan aktor – aktor Muslim di Indonesia yang

pernah menjalin kontak baik dari individu maupun organisasi (organisasi Islam atau

Lembaga Pendidikan) dengan pihak tiongkok. Selain itu, data – data literatur seperti

buku, jurnal, dan liputan media terkait diplomasi publik Tiongkok di Indonesia juga

digunakan untuk melengkapi data dalam penelitian ini.

Dalam menuliskan hasil penelitian ini, langkah-langkah yang akan dilakukan

adalah menjabarkan secara deskriptif upaya diplomasi publik yang dilakukan oleh

Tiongkok dalam sejarah politik luar negerinya; serta strategi dan teknik diplomasi

publik yang dilakukan sampai saat ini. Penjelasan dilanjutkan dengan memfokuskan

pada hubungan kerjasama antara Indonesia dan Tiongkok secara umum dari berbagai

aspek kerjasama. Kemudian penjelasan difokuskan pada upaya diplomasi publik

tiongkok terhadap publik Muslim di Indonesia secara historis dan upaya saat ini.

3.2 Roadmap Penelitian dan Kesesuaian dengan Tema Unggulan RIPPM


Berdasarkan Renstra Penelitian UII 2016-2020 terdapat beberapa tema unggulan

yang disusun untuk berkontribusi dalam menyelesaikan berbagai persoalan dalam

11
berbangsa dan bernegara. Bidang yang menjadi inspirasi dari penelitian tentang

upaya diplomasi tiongkok terhadap Muslim di Indonesia adalah dalam poin “Sistem

Penyelenggaraan Negara Anti Kejahatan Kemanusiaan Berbasis Keadilan”

(Universitas Islam Indonesia, 2016).

Hubungan antar negara merupakan hubungan yang selain dilandasi dan

dimotivasi oleh kepentingan materiil juga dilandasi oleh nilai non-materiil seperti

keadilan serta trust atau saling percaya merupakan bagian dari unsur yang tidak

terpisahkan didalamnya. Tiongkok yang telah lama menjalin kerjasama ekonomi

dengan Indonesia dan terus meningkat sampai saat ini mengalami salah satu problem

yang harus segera dituntaskan yakni isu pelanggaran HAM dan tindakan

diskriminatif terhadap Masyarakat Muslim Xinjiang yang merupakan bagian dari

warga negara Tiongkok.

Bagi umat Muslim di Indonesia, tindakan Tiongkok terus merupakan sebuah

isu yang penting dan mencederai serta menyakiti perasaan Umat Muslim di seluruh

dunia termasuk di Indonesia. Melalui upaya diplomasi publik yang dilakukan oleh

pemerintah Tiongkok beserta jajarannya publik Muslim di Indonesia bisa melakukan

penilaian dan kritik terhadap sikap Tiongkok terhadap para Muslim di Xinjiang.

12
Bagan roadmap penelitian ini bisa dilihat pada gambar 3.1 berikut:

Gambar 3.1 Roadmap Penelitian

13
3.3 Bagan Alur Aktivitas Penelitian

Penanggung Jawab: Penentuan masalah dan Indikator Capaian:


1. Hasbi Aswar topik penelitian Adanya masalah dan topik
2. M. Zulfikar Rahmat yang relevan dan baru.

Penanggung Jawab: Penulisan proposal


1. Hasbi Aswar
Indikator Capaian:
penelitian Selesainya proposal
2. M. Zulfikar Rahmat
3. M. Habib Pasya penelitian.

Penanggung Jawab: Proses pengumpulan data Indikator Capaian:


1. Hasbi Aswar Tersedianya data-data
2. M. Zulfikar Rahmat
3. M. Habib Pasya
penelitian (literatur dan
wawacana

Penanggung Jawab: Indikator Capaian:


1. Hasbi Aswar Proses analisis data dan
tim melakukan analisis data
2. M. Zulfikar Rahmat penulisan laporan penelitian
3. M. Habib Pasya dan menulis laporan
penelitian

Penanggung Jawab: Finalisasi hasil penelitian


1. Hasbi Aswar
Indikator Capaian:
dan pembuatan Poster A1 Tersedianya laporan hasil
2. M. Zulfikar Rahmat
3. M. Habib Pasya penelitian dan poster A1

Penanggung Jawab: Submit ke jurnal nasional


1. Hasbi Aswar terakreditasi
2. M. Zulfikar Rahmat Indikator Capaian:
3. M. Habib Pasya
Jurnal hasil penelitian telah
disubmit ke jurnal nasional
terakreditasi disertai bukti
submisi.

14
3.4 Jadwal Penelitian

Mei Juli
Maret April Juni
No. Aktifitas
2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
Memasukkan
1
Proposal
Proses
pengumpulan
2
data primer dan
sekunder
Memproses dan
3 menganalisis
data
Penyusunan
Laporan
5 Penelitian dan
pembuatan
poster A1
Memasukkan
7 laporan
penelitian
Memasukkan
hasil penelitian
9
ke jurnal
nasional

15
3.5 Rencana Anggaran Biaya

1. Honor
Honor Honor/Jam Waktu Minggu Honor Per Tahun
(Jam/Minggu) (RP)
Peneliti Rp. 10.000 10 20 2.000.000
Utama
Peneliti Rp. 10.000 10 20 2.000.000
Anggota
Rp. 10.000 5 20 1.000.000
Asisten
SUBTOTAL (RP) Rp. 5.000.000

2. Bahan Penunjang

Material Justifikasi Kuantitas Harga Harga Peralatan


Pemakaian Satuan Penunjang

Paket internet Menunjang proses 4 Rp. 165.000 Rp. 660.000


peneliti 1 pengumpulan data
penelitian

Paket internet Menunjang proses 4 Rp. 200.000 Rp. 800.000


Peneliti 2 pengumpulan data
penelitian

Paket internet Menunjang proses 4 Rp. 100.000 Rp. 400.000


asisten peneliti pengumpulan data
penelitian

Buku referensi Menunjang proses 47 Rp. 100.000 Rp. 4.700.000


pengumpulan data

SUBTOTAL (RP) Rp. 6.560.000

16
No Justifikasi Pemakaian Usulan Biaya

1 Honorarium tim peneliti Rp. 5.000.000

2 Peralatan Penunjang Rp. 6.560.000

SUBTOTAL (RP) Rp. 11.560.000

17
BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Diplomasi Publik Tiongkok


Dalam melaksanakan aktivitas politik luar negeri di era saat ini, suatu negara tidak

lagi hanya menargetkan aktor politik negara tertentu untuk memperjuangkan

kepentingannya tapi juga perlu mempertimbangkan respon dan sikap publik di

negara tersebut. Semakin positif dan terbuka respon publik suatu negara terhadap

negara tertentu, maka akan semakin mudah negara itu melaksanakan Kerjasama

dengan negara tersebut begitupun juga sebaliknya. Upaya untuk menciptakan citra

positif ini disebut sebagai public diplomacy atau diplomasi publik. Sementara

elemen – elemen (ingredient) yang digunakan untuk menggaet publik negara lain

tersebut sebagai soft power yakni kemampuan mempengaruhi negara lain melalui

daya tarik yang dimiliki baik dari sisi budaya, nilai dan daya tarik yang lain (Nye,

2014). Menurut Melissen, sebagai sebuah metode dalam berdiplomasi, diplomasi

publik sangatlah beragam caranya tergantung dari aktor – aktor yang melakukannya

bisa melalui kegiatan-kegiatan yang dilakukan oleh pemerintah atau perwakilannya,

media, internet, kerjasama dengan selebriti dan berbagai publikasi (Melissen, 2005).

Dalam konteks diplomasi budaya Tiongkok dan hubungannya dengan umat

Islam, sejak era Mao Zedong, Konferensi Bandung 1955 menjadi salah satu titik

awal Tiongkok berjalan dalam jalur diplomasi. Kerjasama tersebut dilakukan salah

satunya dengan Mesir (MA, 2010, 33) Diawali dengan kedatangan delegasi Mesir,

Bakuri ke Tiongkok pada 1955 menjadi simbol penandatangan kesepakatan

18
“Minutes of Cultural Talks” (Ibid). Kesepakatan tersebut memasukkan pertukaran

terhadap guru dan pelajar, perizinan kepada akademisi Mesir untuk mengajar di

Tiongkok serta pertukaran budaya. Pada awalnya, pendekatan Tiongkok kepada

negara Muslim terdapat dalam pengakuan legitimasi kedaulatan .

Namun seiring perkembangan, Tiongkok ingin membuka relasi terutama

dengan negara Muslim lainnya seperti Arab Saudi dan pada tahun 1990. Hal itu

dilakukan Tiongkok setelah mendapatkan kursi di Perserikatan Bangsa-Bangsa

(PBB) tahun 1971 (Ibid). Melalui hubungannya dengan Arab Saudi pada tahun 2002,

Tiongkok dan Arab Saudi sudah melakukan kerjasama “The World Heritages in

China” yang diselenggarakan di King Fahd Cultural Center of Arab Saudi

(Consulate General People's Republic of China in Jeddah, 2004). Kerjasama tersebut

berkembang diakhir tahun 2002 dengan adanya kesepakatan terhadap kerjasama

budaya dan pendidikan.

Pergerakan Tiongkok semakin masif ketika proyek ada ambisius Tiongkok,

Belt and Road Initiative (BRI) di tahun 2013. Proyek ini tidak hanya mendorong

peningkatan kerjasama bilateral yang signifikan di bidang investasi dan

perdagangan, namun juga semakin menumbuhkan ikatan budaya dan pertukaran

pendidikan. Tiongkok memandang banyak negara penting dalam realisasi proyek

BRI yang ingin mengembalikan kejayaan “Silk Road” atau Jalur Sutra dengan

memprioritaskan pembangunan infrastruktur di sepanjang jalur maritim. Namun

demikian, pemerintah Tiongkok menyadari bahwa implementasi BRI juga harus

dibarengi dengan upaya soft-diplomacy. Salah satu cara yang bisa dilakukan adalah

menggalakkan aktivitas berbasis budaya. Salah satu diantaranya adalah pendirian

19
Institusi Konghucu di Qatar pada tahun 2019 (China Today, 2018). Tidak hanya itu,

pada tahun 2019, Arab Saudi mencoba memperkenalkan materi Tiongkok dalam

aspek pendidikan di seluruh kalangan (Arab News, 2019).

Hal ini perlu dilakukan karena Tiongkok memiliki citra yang tidak begitu

baik di beberapa negara. Sentimen xenofobia yang justru kian menguat seiring

dengan meningkatnya aktivitas ekonomi Tiongkok. Sebagai contoh, gelombang

kedatangan pekerja migran asal Tiongkok, yang merupakan salah satu prasyarat dari

investasi Tiongkok pada proyek pembangunan infrastruktur mendapat penolakan

keras karena dianggap akan mengurangi lapangan pekerjaan untuk masyarakat lokal.

Selain faktor-faktor di atas, sentimen negatif terhadap Tiongkok juga kian

berkembang seiring dengan tersebarnya teori konspirasi yang menyatakan bahwa

produk impor dari Tiongkok telah terinfeksi oleh virus Covid-19 dan menyalahkan

Tiongkok sebagai sumber masalah (BBC Indonesia, 2020).

Penerimaan masyarakat dunia atas kedatangan Tiongkok sangat diperlukan

untuk memuluskan kepentingan-kepentingan ekonominya. Oleh karena itu,

kebijakan soft diplomacy sangat berperan penting. Presiden Tiongkok, Xi Jinping

menyadari pentingnya kegiatan kebudayaan untuk memudahkan implementasi

proyek dan memperbaiki citra Tiongkok di hadapan masyarakat Indonesia. “Visi

BRI atau OBOR di abad 21”, dokumen strategi utama BRI, menekankan “pertukaran

budaya” sebagai bagian penting dari realisasi inisiasi tersebut (Rakhmat,.et,al, 2020).

Tak berselang lama sejak proyek BRI digagas pada tahun 2013, Tiongkok telah

menandatangani berbagai perjanjian kerja sama yang dimaksudkan untuk

20
mempromosikan peningkatan pertukaran budaya dengan negara-negara target BRI

(Ibid).

4.2 Diplomasi Publik Tiogkok Terhadap Muslim di Indonesia


Secara resmi, hubungan Indonesia dan Tiongkok terjalin pada 13 April 1950.

Hubungan kedua negara dapat menjadi simbol dalam mempertegas posisi politik

dalam menghadapi rivalitas Amerika Serikat dan Uni Soviet di era perang dingin.

Salah satu fokus hubungan kerjasama kedua negara saat itu terdapat di bidang

pendidikan dan kebudayaan.

Namun, hubungan Indonesia dan Tiongkok memburuk saat terjadi peristiwa

gerakan 30 september 1965 yang melibatkan isu komunisme di Indonesia. Di bawah

kepemimpinan Soeharto, Indonesia memutuskan hubungan diplomatik dengan

Tiongkok. Pada tahun 1980-an hubungan Indonesia dan Tiongkok membaik setelah

adanya pertemuan petinggi kedua negara di Jepang. Hal itu membuat hubungan

kerjasama kedua negara berlanjut dalam bidang teknologi, ekonomi, perdagangan,

pendidikan, wisata, dan budaya (Embassy of The People Republic of China in

Republic of indonesia, 2004).

Pasca reformasi, hubungan kedua negara semakin intensif dimulai dari era

Presiden Abdurrahman Wahid dan semakin meningkat di era presiden Susilo

Bambang Yudhoyono, SBY, tahun 2004-2014. Tercatat, pemerintah Indonesia telah

menandatangani dua perjanjian kerjasama yakni pada tahun 2005 (Sinaga, 2010).

Deklarasi kemitraan strategis (strategic partnership) kemudian pada tahun 2013

kerjasama tersebut ditingkatkan menjadi kemitraan strategis komprehensif yang

meliput bidang politik dan keamanan, ekonomi dan pembangunan, sosial budaya,

21
perindustrian, infrastruktur, transportasi, energi, keuangan, pariwisata, pendidikan,

industri kreatif, antariksa, dan penanggulangan bencana alam (Kompas.com, 2013).

Saat ini khususnya di era rezim presiden Joko Widodo sejak tahun 2014

hingga periode kedua kepemimpinannya di tahun 2019, hubungan antar kedua

negara sudah jauh semakin meningkat. Tiongkok saat ini telah menjadi salah negara

yang memiliki kekuatan terbesar di dunia dalam aspek ekonominya. Dari jumlah

investasi dan hubungan dagang dari kedua negara yang meningkat dari tahun ke

tahun bahkan saat ini Tiongkok menempati posisi ketiga terbesar dalam jumlah

investasi ke indonesia pada tahun 2020 walaupun di tengah pandemi Covid-19. Salah

satu penyebab dari peningkatan hubungan Indonesia dan Tiongkok adalah arah

kebijakan luar negeri Tiongkok yang semakin ekspansif pasca proyek BRI (Belt and

Road Initiative) diperkenalkan oleh Xi Jinping tahun 2013. Di era presiden Joko

Widodo kedua negara telah menandatangani MoU on Jointly Promoting

Cooperation within the Framework of the Global Maritime Fulcrum Vision and the

Belt and Road Initiative pada tahun 2018 (Kedutaan Besar Republik Indonesia di

Beijing, Republik Rakyat Tiongkok Merangkap Mongolia, 2019). Di masa COVID-

19, kedua negara menandatangani kesepakatan kerjasama (MoU) dengan kerjasama

penyediaan vaksin sebagai salah satu poin yang disepakati (Kompas.com, 2021).

Dalam aspek diplomasi publik Tiongkok di Indonesia, kedua negara telah

menjalin kerjasama secara resmi sejak tahun 1992 setelah ditandatangani MOU on

Information cooperation. Saat itu kantor berita milik pemerintah China, Xinhua

News Agency dan Antara Press dari Indonesia menempatkan perwakilan masing -

masing di Indonesia dan China. Selain itu, pada tahun 1994, kedua negara juga mulai

22
melakukan pertukaran pelajar. Pada tahun 2018, jumlah pelajar Indonesia yang

menuntut ilmu di Tiongkok sebanyak 14.233 orang. Data tersebut meningkat

dibanding tahun 2007 yang hanya berjumlah 7000 orang (Kedutaan Besar Tiongkok

di Indonesia, 2019). Selain itu, Indonesia dan Tiongkok rutin mengadakan kerjasama

kebudayaan baik dilakukan di level pemerintah maupun di level organisasi atau

komunitas non- pemerintah. Melalui Institut Konghucu, Tiongkok menjalin

kerjasama dengan berbagai kampus di Indonesia yang memfasilitasi dan

menjembatani diplomasi publik dan budaya Tiongkok melalui pelatihan bahasa

mandarin, pertukaran pelajar, dan berbagai acara kebudayaan lainnya.

4.2.1 Antar Pemerintah


Upaya diplomasi publik oleh pemerintah Tiongkok terhadap masyarakat

Indonesia khusus terkait mengenai isu Islam baru beberapa tahun terakhir

meningkat, khususnya saat isu HAM di Xinjiang menjadi sorotan internasional.

Secara umum, berbagai pernyataan pemerintah Tiongkok yang disampaikan ke

publik Indonesia terkait dengan kerjasama yang dilakukan oleh kedua negara selama

ini dalam berbagai bidang seperti ekonomi, pendidikan, teknologi, dan budaya.

Saat peristiwa Uighur memanas secara global, respon publik di Indonesia

juga meningkat; ormas – ormas Islam mengecam sikap Tiongkok tersebut, termasuk

Majelis Ulama Indonesia dan tokoh - tokoh Islam. Desakan yang kuat dari

masyarakat direspon oleh pemerintah dengan memanggil perwakilan Tiongkok

untuk melakukan klarifikasi terhadap isu tersebut. Seperti yang dilakukan oleh

kementerian luar negeri saat Kementerian Luar Negeri (Kemlu) RI saat memanggil

Duta Besar Tiongkok untuk Indonesia pada 17 Desember 2018. Pemanggilan itu

23
untuk menyampaikan sikap pemerintah mengenai keberadaan kamp penahanan

terhadap kaum minoritas di Tiongkok, khususnya kaum Muslim Uighur. Setelah

pertemuan tersebut, Kedubes Tiongkok memberikan keterangan pers pada 20

Desember 2018. Dalam keterangan tersebut dijelaskan bahwa pemerintah Tiongkok

sudah memberikan hak – hak dasar masyarakat Uighur di Xinjiang termasuk hak

beragama di dalamnya; memfasilitasi kebutuhan muslim seperti Masjid, al-Quran,

dan haji.

Yang menjadi masalah di Xinjiang adalah persoalan radikalisme dan

terorisme yang melakukan kekerasan dan mengakibatkan kerugian masyarakat

Tiongkok termasuk warga Xinjiang Sendiri. Salah satu sebab mudahnya warga

Uighur terpapar terorisme dan ekstremisme adalah kurang nya keterampilan dan

ilmu. Berdasarkan pertimbangan inilah, pemerintah Tiongkok menyediakan

program pelatihan dan pendidikan vokasi gratis kepada sebagian orang yang

terdampak oleh pemikiran ekstremisme (Sofyan, 2018).

Juru bicara Kedubes Tiongkok juga mengatakan hal yang serupa dalam

pernyataan persnya pada September 2020, ia mengatakan bahwa info

terkait pemerintah tiongkok menghancurkan banyak masjid di Xinjiang dan

membangun kamp-kamp penahanan hanyalah rumor dan fitnah belaka. Bahkan

negara – negara seperti, Australia dan Amerika Serikat dikatakan sengaja

mengangkat isu Uighur hanya untuk menciptakan sentimen anti-Tiongkok untuk

kepentingan politik negara- negara tersebut. Realitasnya, hak – hak Muslim Xinjiang

termasuk kebebasan beragama telah dijamin oleh undang – undang negara Tiongkok

24
bahkan terdapat lebih dari 24 ribu masjid yang berarti rata-rata setiap 530 Muslim di

Xinjiang memiliki satu masjid (Tempo.co, 2020).

Dalam pertemuan – pertemuan kenegaraan yang dilakukan di waktu – waktu

berikutnya, isu Uighur masuk dalam topik pembahasan, seperti pada kunjungan

anggota DPR ke Beijing dan bertemu dengan delegasi parlemen tiongkok pada pada

20-25 Januari 2019 (Antara News, 2019); Pertemuan pada desember 2019, antara

Dubes Tiongkok Xiao Qian dengan staf kepresidenan, Moeldoko (Oktarianisa,

2019). Pertemuan Menkopolhukam, Mahfud MD, dengan Dubes

Tiongkok. Mahfud MD menulis di beranda twitter nya terkait sikapnya terhadap

Uighur. “Saya sering ke Cina dan melihat banyak masjid, restoran halal, dan

pemukiman-pemukiman Muslim rasanya aman saja (CNN Indonesia, 2019).

Jawaban dari pertanyaan pemerintah Indonesia terhadap pemerintah

Tiongkok akan selalu dijawab dengan jawaban yang sama yakni, pemerintah

Tiongkok melindungi hak – hak Muslim di Tiongkok termasuk warga Uighur,

Xinjiang. Persoalan camp – camp yang dibuat tahun 2017 itu ditujukan sebagai

wadah pelatihan dan Pendidikan terhadap masyarakat agar terhindar dari radikalisme

dan terorisme serta separatisme. Jawaban yang sebenarnya mengulang - ulang respon

pemerintahan Xi Jinping terhadap kecaman global terhadap Tiongkok dalam isu

pelanggaran HAM di Xinjiang.

4.2.2 Dunia Pendidikan


Menjadikan pendidikan sebagai sarana diplomasi publik untuk memperkenalkan

budaya tiongkok ke Indonesia sudah terjadi bahkan di awal - awal kerjasama antara

Indonesia dan Tiongkok di era presiden Soekarno, kemudian berlanjut di era

25
setelahnya sampai saat ini. Usaha tiongkok untuk memikat publik Indonesia antara

lain dengan memberikan beasiswa untuk melanjutkan studi di Tiongkok, dan

membangun kerjasama dengan kampus - kampus di Indonesia dalam pelatihan

bahasa Mandarin.

Institute Konghucu (Confucius Institute) merupakan institusi yang menjadi

sarana penting untuk menyebarkan budaya dan bahasa Tiongkok ke seluruh dunia

serta memfasilitasi pertukaran budaya antara Tiongkok dengan negara yang lain. Di

Indonesia, Confucius Institute didirikan pertama kali pada tahun 2007 atas kerjasama

Lembaga Kursus Bahasa Mandarin Bina Terampil Insan Persada dengan Hainan

Normal University. Lembaga konfusius berikutnya merambah ke lembaga - lembaga

pendidikan tinggi seperti, di Universitas al- Azhar Indonesia, 2010; Universitas

Maranatha, 2011; Universitas Hasanuddin, 2011; Universitas Malang, 2011;

Universitas Negeri Surabaya, 2011, Universitas Tanjungpura, 2011 dan Universitas

Muhammadiah Malang (Ansori, 2017). Melalui kerjasama lembaga konfusius

dengan lembaga pendidikan tinggi di Indonesia, upaya penyebaran budaya dan

bahasa Tiongkok semakin mudah dilakukan melalui pagelaran budaya, kursus

bahasa Cina dan pertukaran pelajar, dan dosen ke negeri Tiongkok (UMM, 2015).

Bahkan melalui institut ini, ekspansi budaya Tiongkok bisa masuk ke sekolah -

sekolah menengah di Indonesia dan lembaga - lembaga pelatihan yang ada di

Indonesia, seperti yang dilakukan oleh Universitas Hasanuddin (Unhas) dengan

mendirikan kelas konfusius di sekolah Islam Athira Makassar, dan membentuk pusat

kursus bahasa mandarin pariwisata di Bali. Upaya keras Unhas ini bahkan sampai

mendapatkan Individual Performance Excellence Award dari Pemerintah Tiongkok

26
tahun 2016 (Ibid). Disamping itu, pada awal tahun 2021, Sekolah Tinggi Konghucu

Indonesia (STIKIN) diresmikan pertama kali di Purwokerto, Jawa Tengah.

Sekretaris Jenderal Kementerian Agama, Nizar Ali menekankan adanya No.55 tahun

2007 tentang pendirian perguruan keagamaan (CNN Indonesia, 2021)

Terhadap pendidikan tinggi Islam di Indonesia, beberapa kampus Islam

negeri telah menjajaki kerjasama strategis dengan lembaga - lembaga pendidikan

tinggi di Tiongkok, seperti kerjasama UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta dengan

Beijing Education Institute for International Exchange (BEIIE), sebuah lembaga

non-profit di bawah pemerintah daerah Beijing. Penjajakan kerjasama tersebut

melibatkan 10 universitas di Tiongkok, seperti Jiangsu Food and Pharmaceutical

Science College, Wuhan Institute of Shipbuilding Technology, Hebei College of

Industry and Technology, Jiangsu Vocational College of Medicine, Suzhou Art &

Design Technology Institute, Jiangsu Agri-Animal Husbandry Vocational College,

Nanjing Vocational Institute of Industry Technology, Nanjing Polytechnic Institute,

Changzhou Vocational Institute of Mechatronic Technology dan Jiangsu Vocational

College of Agriculture and Forestry. Kerjasama meliputi riset gabungan antar

perguruan tinggi, mengirimkan dosen untuk studi lanjut program doktor, pertukaran

mahasiswa dan guru besar, serta penguatan profesorisasi di Perguruan Tinggi

Keagamaan Islam Negeri (Universitas Sunan Kalijaga, 2019).

Selain UIN Sunan Kalijaga, UIN Walisongo Semarang juga mengadakan

kerjasama pendidikan dengan 23 perguruan Tinggi Jiangsu China tahun 2019

(Universitas Islam Negeri Walisongo Semarang, n.d). Kerjasama UIN Surabaya

(UINSA) dengan konsulat jenderal RRT, yang menghasilkan pusat kajian -

27
Indonesia Tiongkok Fisip, UINSA, 2018 (UIN Sunan Ampel Surabaya, 2019).

Penjajakan kerjasama juga pernah dilakukan oleh UIN Malang melalui pemerintah

provinsi Jawa Timur, tahun 2014 (UIN Maulana Malik Ibrahim Malang,

2014); Kerjasama oleh UIN Ar-Raniry Aceh dengan kampus di Wuhan sejak tahun

2014 (Sumber Post, 2016) dan Kerjasama Universitas Islam Indonesia Yogyakarta

dengan Nanjing Xiaozhuang University (Universitas Islam Indonesia, 2018).

Upaya Tiongkok dalam menyebarkan identitasnya kepada masyarakat

Indonesia juga masuk ke dalam lapisan lainnya berupa Santri. Bedanya, pendekatan

yang dijalankan tidak berupa Institusi Konghucu namun langsung dari Pemerintah

Beijing. Pada akhir November 2019, Kementerian Luar Negeri dan Kementerian

Agama RI menggagas program “Santri untuk Perdamaian Dunia” dengan mengirim

10 orang santri untuk mengunjungi Tiongkok sebagai bentuk pertukaran budaya;

agar santri bisa memperkenalkan lembaga pendidikan Indonesia yang toleran,

moderat dan inklusif di sisi lain, belajar dari kemajuan Tiongkok di berbagai bidang

(Liputan 6, 2019).

Pihak kemenlu Tiongkok menyatakan pada pertemuan dengan para santri

tersebut bahwa santri dapat berkontribusi positif untuk masa depan Indonesia dan

berperan aktif dalam perdamaian dunia serta menjadi pemimpin di masa depan.

Bahkan, Pemerintah Tiongkok menawarkan beasiswa bagi para santri yang

berprestasi untuk melanjutkan studi di Tiongkok. Merespon isu Xinjiang, pemerintah

Tiongkok juga menawarkan bagi para santri untuk mengunjungi wilayah ini dan

melihat kehidupan umat Islam di sana secara langsung. Dengan itu, diharapkan para

santri ini bisa menyampaikan kepada dunia secara objektif mengenai Muslim di

28
Xinjiang (Jpnn.com, 2019). Bukan hanya itu, Tiongkok juga banyak menerima dan

mendukung proses studi lanjut dari para santri yang datang dari berbagai pondok

pesantren di Indonesia seperti pondok Nurul Jadid, Jawa Timur yang sejak 2010 -

2017 telah mengirim 111 orang santri untuk kuliah di Tiongkok (Republika.co.id,

2017).

4.2.3 Organisasi Kemasyarakatan (Ormas) Islam


Pendekatan strategis terhadap Muslim di Indonesia juga dilakukan oleh Tiongkok

melalui inisiasi kerjasama dengan ormas - ormas besar di Indonesia seperti antara

Nahdlatul Ulama dan Muhammadiyah. Kedua ormas ini merupakan ormas terbesar

di Indonesia dengan jutaan anggota. Kedua ormas ini bahkan disebut sebagai ormas

Islam terbesar di dunia. Kedua ormas ini memiliki berbagai badan usaha, ribuan

lembaga pendidikan, dan lembaga - lembaga sosial di tengah - tengah masyarakat

Indonesia. Menjalin hubungan antara kedua ormas ini akan menjadi sarana efektif

bagi tiongkok untuk menciptakan wajah positif terhadap publik Muslim di

Indonesia.

Tiongkok menjalin kerjasama secara formal dengan PBNU, Pengurus Besar

Nahdlatul Ulama, pada tahun 2017 (NU Online, 2017) . Kerjasama terjadi dalam hal

pendidikan dan sosial seperti pertukaran pelajar, mahasiswa NU dan mahasiswa

tiongkok, beasiswa untuk santri, penyediaan sarana air bersih (MCK) di pesantren -

pesantren, dan pengadaan bantuan ambulance dari Tiongkok (Law Justice, 2020).

Setelah perjanjian kerjasama tahun 2017 itu juga NU juga mendirikan cabang NU

internasional di Tiongkok, PCINU (Pengurus Cabang Istimewa Nahdlatul Ulama).

29
Di era pandemi Covid 19, Tiongkok memberikan bantuan kesehatan kepada PBNU

seperti APD, rapid test, masker dan sembako (Astuti, 2020).

Muhammadiyah sebagai ormas terbesar setelah Nahdlatul Ulama, juga

menjadi sasaran Tiongkok dalam upaya diplomasi publiknya. Dalam level pengurus

pusat Muhammadiyah belum menjalin kerjasama strategis dengan Tiongkok

meskipun sudah ada upaya menuju ke sana. Seperti pada kunjungan pimpinan pusat

Muhammadiyah ke Tiongkok pada tahun 2018, dalam rangka studi banding ke

berbagai perguruan tinggi dan bertemu dengan pejabat Tiongkok (Menara62,

2018). Namun, kerjasama strategis telah berlangsung di level - level institusi yang

lain, seperti perguruan tinggi, sekolah dan pengurus wilayah. Seperti kerjasama

Universitas Muhammadiyah Palangkaraya, dengan 10 kampus di Tiongkok (Betang

Voice, 2020); Kerjasama Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (UMY) dengan

Cheng Kung University (Universitas Muhammadiyah Malang, 2017); kerjasama

universitas muhammadiyah Prof. Dr. Hamka (UHAMKA) dengan 23 perguruan di

Jiangsu Tiongkok ; Kerjasama Universitas Ahmad Dahlan dengan universitas di

Tiongkok (Universitas Ahmad Dahlan, 2011); Kerjasama Universitas

Muhammadiah Malang dengan Institut Konfusius; kerjasama SMK 1, Playen,

Gunung Kidul, Yogyakarta. Kerjasama - kerjasama yang dilakukan institusi

pendidikan Muhammadiyah tersebut juga atas dasar dukungan dari Majelis

Pendidikan Dasar dan Menengah Pimpinan Pusat Muhammadiyah (Muspla, 2019).

Saat maraknya isu Xinjiang tahun 2018, Duta besar Tiongkok sempat

berkunjung ke kantor pusat Muhammadiyah tahun 2018 dan membicarakan serta

mengklarifikasi soal isu Uighur dan Xinjiang (Merdeka.com, 2018). Februari tahun

30
2019, 15 orang perwakilan ormas Islam, MUI, NU dan Muhammadiyah diundang

oleh pemerintah Tiongkok untuk berkunjung dalam mengamati langsung kondisi

Masyarakat Uighur serta mendapatkan gambaran tentang Xinjiang oleh pemerintah

Xinjiang (Embassy of The People's Republic of China in The Republic of Indonesia,

2018).

4.3 Respon Komunitas Muslim terhadap kehadiran Tiongkok di Indonesia


Hubungan Indonesia dan Tiongkok pasca reformasi terus menerus meningkat

dengan berbagai kerjasama strategis yang ditandatangani kedua negara. Ini menjadi

indikasi saling membutuhkan bagi kedua negara, Indonesia merupakan pasar besar

dan wadah investasi yang besar bagi negara - negara maju secara ekonomi yang

secara otomatis membutuhkan kucuran dana terus menerus untuk meningkatkan

performa ekonominya. Sebaliknya, performa ekonomi Tiongkok yang terus

meningkat membutuhkan ekspansi pasar dan investasi di mana - mana.

Bagi publik di Indonesia survei - survei yang pernah dilakukan menunjukkan

tingkat persepsi masyarakat Indonesia terhadap Tiongkok cenderung positif seperti

dalam riset the Pew Research Institute yang menemukan bahwa antara tahun 2005 -

2014 pandangan positif terhadap Tiongkok rata - rata sekitar 55 - 73 persen. Riset

yang dilakukan oleh Pusat Studi Tiongkok (Center for China Studies) tahun 2014

juga menunjukkan hal yang sama dengan persepsi positif publik 71 % (Herlijanto,

2017, p. 3).

Persepsi publik berubah saat presiden Joko Widodo menjadi presiden tahun

2014, dalam survei yang dilakukan oleh the Indonesian National Survey Project,

menunjukkan bahwa meskipun persentase publik terhadap Tiongkok masih tinggi,

31
dengan 76,7 persen yang mengagumi, dan 77,3 persen yang menganggap bahwa

Tiongkok adalah negara yang penting bagi Indonesia, disisi lain sebanyak 62,4

persen menganggap bahwa Indonesia hanya mendapat sedikit keuntungan dari

hubungan dengan Tiongkok (Ibid).

Temuan Lembaga Survei Indonesia yang dirilis Januari 2020 juga

menunjukkan bahwa terjadi peningkatan persepsi negatif masyarakat Indonesia

terhadap Tiongkok dari tahun 2011, 2016 dan 2019. Berturut - turut tahun 2011,

2016 dan 2019 persepsi bahwa Tiongkok menguntungkan Indonesia menurun dari

47% (2011), 36% (2016) dan 34% (2019). Sementara persepsi merugikan

meningkat, dari 26% (2011), 19% (2016) dan 34% (2019) (Lembaga Survei

Indonesia, 2019).

Diantara isu yang menjadi penyebab meningkatnya persepsi negatif publik

terhadap Tiongkok adalah proyek kerjasama kereta cepat Jakarta - Bandung tahun

2015, yang menciptakan perdebatan di ruang publik Indonesia; isu yang lain adalah

membanjirnya tenaga kerja atau buruh kasar dari Tiongkok yang didukung oleh

beredarnya berbagai foto dan video di media sosial; selanjutnya adalah isu infiltrasi

ideologi komunisme di Indonesia oleh Tiongkok (Umar, 2019); isu reklamasi teluk

Jakarta yang dianggap untuk kepentingan pengusaha besar Tiongkok; Propaganda

negatif terhadap Tiongkok semakin tinggi menjelang pemilihan gubernur Jakarta

tahun 2017 dan Pemilihan presiden tahun 2018 (Putsanra, 2019).

Isu pelanggaran HAM atas camp re-edukasi Xinjiang menjadi salah satu isu

yang menyumbang perubahan persepsi publik Indonesia terhadap Tiongkok. isu ini

membesar pada tahun 2018, setelah kritik komite HAM PBB atas penahanan 1 juta

32
warga Xinjiang dengan tidak melalui proses hukum yang benar (Levy, 2018). Isu ini

kemudian memicu reaksi global termasuk di Indonesia. Demonstrasi dan protes

terjadi di berbagai wilayah di Indonesia untuk menolak kebijakan Tiongkok di

Xinjiang. Majelis Ulama Indonesia, Nahdlatul Ulama dan Muhammadiyah juga ikut

bersuara keras mengkritik pelanggaran HAM yang dilakukan oleh Tiongkok tersebut

serta meminta Tiongkok transparan (Tempo.co.id, 2018).

Dampak dari aksi publik merespon isu Xinjiang membuat pemerintah

melakukan pemanggilan dan meminta klarifikasi dari duta besar Tiongkok. Upaya

Tiongkok bukan hanya melalui level pemerintah tapi juga berupaya meyakinkan

publik Muslim dengan mengundang perwakilan kelompok Islam khususnya dari

Nahdlatul Ulama, Muhammadiyah dan Majelis Ulama Indonesia serta perwakilan

jurnalis untuk berkunjung ke Xinjiang pada Februari 2019. Kunjungan ini di danai

oleh China International Publishing Group (CIPG) (Merdeka, 2019).

Namun, upaya Tiongkok ini nampaknya tidak terlalu berbuah positif. Setelah

sempat diberitakan oleh Wall Street Journal dalam artikel yang terbit pada 11

Desember 2019 “How China Persuaded One Muslim National to Keep Silent on

Xinjiang Camps” (Emont, 2019). Baik Muhammadiyah, NU dan MUI memberikan

klarifikasi terkait hal tersebut. Muhammadiyah menyampaikan bahwa, saat

kunjungan ormas Islam pada awal 2019 tersebut, ada banyak kejanggalan yang

mengindikasikan bahwa ada upaya merekayasa agar kondisi di Xinjiang terlihat

baik, kejanggalan tersebut antara lain: permintaan shalat di masjid yang dibatasi;

tanda arah kiblat di hotel yang terlihat masih baru; dibatasi saat ingin ke luar hotel

33
sendiri; dan kondisi keagamaan di camp re-edukasi yang terlihat seolah - olah dibuat-

buat (Rahayu, 2019).

Pimpinan Pusat Muhammadiah bahkan menyatakan pernyataan resmi

membantah tuduhan dari media WSJ tersebut dan meneguhkan sikap politiknya

terhadap isu Xinjiang melalui 7 poin pernyataan sebagai berikut:

1. Menyesalkan pemberitaan Wall Street Journal yang menyebutkan adanya


fasilitas dan lobi-lobi Pemerintah Tiongkok terhadap PP. Muhammadiyah,
Pengurus Besar Nahdlatul Ulama, dan Majelis Ulama Indonesia sebagai upaya
mempengaruhi sikap politik Muhammadiyah, NU, dan MUI atas permasalahan
HAM di Xinjiang. Pemberitaan tersebut sangat tidak berdasar dan fitnah yang
merusak nama baik Muhammadiyah, NU, dan MUI. Pimpinan Pusat
Muhammadiyah mendesak agar Wall Street Journal meralat berita tersebut dan
meminta maaf kepada warga Muhammadiyah. Apabila hal tersebut tidak
dipenuhi, Muhammadiyah akan mengambil langkah hukum sebagaimana
mestinya.
2. Mendesak kepada Pemerintah Tiongkok untuk lebih terbuka dalam memberikan
informasi dan akses masyarakat internasional mengenai kebijakan di Xinjiang
dan Masyarakat Uighur. Pemerintah Tiongkok agar menghentikan segala
bentuk pelanggaran HAM, khususnya kepada masyarakat Uighur atas dalih
apapun. Pemerintah Tiongkok hendaknya menyelesaikan masalah Uighur
dengan damai melalui dialog dengan tokoh-tokoh Uighur dan memberikan
kebebasan kepada Muslim untuk melaksanakan ibadah dan memelihara
identitas.
3. Mendesak kepada Perserikatan Bangsa-bangsa untuk mengeluarkan resolusi
terkait pelanggaran HAM atas Masyarakat Uighur, Rohingnya, Palestina,
Suriah, Yaman, India, dan sebagainya.
4. Mendesak Organisasi Kerjasama Islam (OKI) untuk mengadakan Sidang khusus
dan mengambil langkah-langkah konkrit untuk menghentikan segala bentuk
pelanggaran HAM yang dialami umat Islam, khususnya di Xinjiang.

34
5. Mendesak Pemerintah Indonesia agar menindaklanjuti arus aspirasi umat Islam
dan bersikap lebih tegas untuk menghentikan segala bentuk pelanggaran HAM
di Xinjiang sesuai dengan amanat UUD 1945 dan politik luar negeri yang bebas
aktif. Pemerintah Indonesia hendaknya lebih aktif menggunakan peran sebagai
anggota OKI dan anggota tidak tetap Dewan Keamanan PBB untuk menggalang
diplomasi bagi dihentikannya pelanggaran HAM di Xinjiang dan beberapa
negara lainnya.
6. Menghimbau umat Islam agar menyikapi masalah pelanggaran HAM di
Xinjiang dengan penuh kearifan, rasional, damai, dan tetap memelihara
ukhuwah islamiyah dan persatuan bangsa. Hendaknya tidak ada pihak-pihak
yang sengaja menjadikan masalah Uighur sebagai komoditas politik kelompok
dan partai tertentu serta mengadu domba masyarakat dengan menyebarkan
berita yang menyesatkan dan memecah belah umat dan bangsa melalui media
sosial, media massa, dan berbagai bentuk provokasi lainnya.
7. Menghimbau kepada warga Persyarikatan Muhammadiyah untuk konsisten
menyikapi persoalan dengan cerdas, berpegang teguh pada khittah dan
kepribadian Muhammadiyah, tidak terpengaruh berita media sosial yang
menghasut dan tidak dapat dipertanggungjawabkan (Suara Muhammadiyah,
2020).

PBNU juga telah menyampaikan sikapnya pada 20 Desember 2018 mengenai isu

Uighur melalui pernyataan resminya dan mencermati berbagai kabar dan

pemberitaan media terkait kekerasan yang menimpa kaum muslim Uighur di

Xinjiang, Cina, Pengurus Besar Nahdlatul Ulama menegaskan:

1. Mendesak PBB untuk segera menyelidiki akar persoalan dan fakta yang terjadi
di Xinjiang. Jika fakta yang terjadi adalah pelanggaran HAM yang disebabkan
oleh motif diskriminasi terhadap sebuah ras tertentu, maka PBNU sangat
menyesalkan kejadian tersebut. Tindakan diskriminatif harus dilawan dan
dihapuskan, apalagi menyangkut persoalan ras.

35
2. Mengecam segala bentuk dan tindak kekerasan, termasuk di dalamnya adalah
perilaku menyerang pihak-pihak yang dianggap berbeda.
3. Mendorong pemerintah Indonesia untuk segera mengambil langkah diplomasi
dan ikut andil dalam upaya menciptakan perdamaian di Xinjiang. Upaya ini
penting dilakukan sebagai bagian dari tanggungjawab Internasional yakni turut
berperan dalam usaha menciptakan perdamaian dan keamanan dunia.
4. Keempat, Mengajak Kepada Masyarakat Internasional untuk bersama-sama
menggalang bantuan kemanusiaan bagi masyarakat Xinjiang.

Namun, 4 hari berselang setelah pernyataan tersebut, Dubes Tiongkok

berkunjung ke kantor PBNU dan berdialog dengan pimpinan PBNU pada hari itu.

Sejak itu, sikap PBNU terlihat lebih netral dan melunak dalam memandang isu

Uighur sebagaimana pernyataan Said Aqil Siradj setelah pertemuan tersebut, ia

menyampaikan 2 hal terkait problem di Xinjiang: Pertama, masalah agama.

pemerintah China menjamin kebebasan rakyatnya dalam beragama. Setiap orang

bebas menjalankan agamanya masing-masing. Kebebasan beragama ini ada sejak era

reformasi China di bawah Presiden Xi Jinping. “Saya pun pernah ke sana (China).

Banyak yang sudah kesana, para kiai, tokoh agama menyaksikan bagaimana masjid-

masjid dibangun, imam-imam digaji dengan wajar, dan kumpulan orang Islam

dipelihara. Shalat, pengajian boleh asal tidak di luar masjid,”.

Siradj juga bercerita, bahwa dirinya pernah mampir ke rumah Haji

Muhammad, seorang Muslim di China yang bercerita bahwa kondisi umat Islam di

China saat ini lebih baik jika dibandingkan dengan era komunis, bahkan Muslim

China disebut mendapat dukungan dalam menyebarkan agama Islam, asal tidak

mengganggu ketertiban umum.

36
Kedua, masalah politik, sejak dahulu kala Muslim Uighur memberontak

Kaisar Tiongkok. Mereka ingin memisahkan diri dari Beijing. Hal itu disebabkan

karena Muslim Uighur memiliki gen yang hampir sama dengan Asia Tengah, dari

pada dengan mayoritas masyarakat China,“Kalau itu sikap politik separatisme, kita

paling memberikan masukan. Tidak bisa mengecam karena urusan dalam negeri.

Seperti kita kalau ada pemberontakan di Aceh atau Papua, luar negeri jangan ikut

campur,”

Siradj memberi beberapa usul tentang bagaimana seharusnya pemerintah

China menangani persoalan Muslim Uighur. Pertama, Muslim Uighur diberi

kebebasan. Kedua, mereka diakui eksistensinya. Ketiga, diberi kebebasan bekerja

atau mengembangkan ekonomi, pendidikan. Akan tetapi, jika persoalan terhadap

Muslim Uighur adalah persoalan agama maka semua umat Islam harus bersuara

termasuk NU. NU juga menyatakan siap digandeng sebagai mediator persoalan

pemerintah China dan Muslim Uighur (NU Online, 2018).

Pandangan yang sama disampaikan dalam forum - forum yang lain bahkan ada

kecenderungan NU apresiatif terhadap sikap Tiongkok kepada Muslim dan warga

Uighur secara khusus. terhadap perkembangan Muslim di Uighur sebagaimana yang

disampaikan oleh Said Aqil Siradj, Ketua Umum PBNU, dalam acara yang diadakan

oleh PCINU (Pengurus Cabang Istimewa NU Tiongkok) juli 2019, “Saya pernah ke

Xinjiang. Masjidnya bagus-bagus. Saya juga menemui teman saya di Chengdu. Di

sana kalau shalat di masjid, jamaahnya membludak sampai ke luar halaman”.

Kemudian saat menjawab pertanyaan wartawan mengenai penindasan di Uighur,

Aqil Siradj menyampaikan, “Soal penyiksaan itu sudah masa lalu. Xinjiang bagus

37
sekali, kok. Fakta yang ada sekarang, beberapa kombatan Uighur ditangkap

kepolisian kita karena bergabung dengan kelompok teroris Indonesia” (Basuki,

2019).

Sikap apresiatif terhadap kebijakan Tiongkok di Xinjiang juga disampaikan

oleh ketua PCINU Tiongkok, Imron Rosyadi Hamid. Hamid (2018) menjelaskan,

“persoalan di Xinjiang yang melibatkan Muslim Uighur tidak bisa dikaitkan dengan

kebijakan anti-Islam. apa yang dilakukan pemerintah China adalah untuk mencegah

gerakan separatisme. Sehingga jika pun ada dugaan terjadinya tindakan pelanggaran

HAM di sana tetap harus ditempatkan pada persoalan cara penanganan separatisme

yang kurang tepat, bukan pada kesimpulan bahwa pemerintah China anti-Islam,

Indonesia juga memiliki sejarah kelam dalam hal penanganan gerakan separatisme

seperti di Aceh dengan kebijakan Daerah Operasi Militer (DOM). Namun demikian,

dunia internasional tetap memandang persoalan tersebut sebagai masalah dalam

negeri Indonesia. Konstitusi China menjamin kebebasan beragama, termasuk Islam.

kehidupan Muslim di China, di luar Xinjiang, berjalan baik. Bahkan pemerintah

China membangun fasilitas bagi kepentingan Muslim seperti Hui Culture Park

senilai 3,7 miliar dolar Amerika Serikat (51 triliun rupiah) (NU Online, 2018).

Dalam kesempatan lain pada tahun 2019, Imron Rosyadi Hamid

mengungkapkan bahwa, Persoalan di Xinjiang adalah persoalan separatisme bukan

persoalan kebebasan agama. Sehingga menurutnya, masuk akal jika pemerintah

Tiongkok mengeluarkan kebijakan khusus terhadap Xinjiang dan Uighur. Itu

dilakukan untuk menjaga stabilitas politik dan keamanan yang harus dihargai,

termasuk oleh Indonesia. Dari aspek kebebasan beragama, Imron menyampaikan

38
bahwa ia memiliki beberapa teman Uighur yang mengaku tidak masalah dengan

kebijakan Tiongkok bahkan banyak diantaranya yang mendapat beasiswa dari

pemerintah Tiongkok (Republika.co.id, 2019).

Sikap Pengurus Besar Nahdlatul Ulama yang terkesan netral dan melunak

bahkan cenderung sefrekuensi dengan pemerintah Tiongkok bisa dimaklumi sebab

hubungan Tiongkok dan NU yang sangat erat bahkan telah terjadi kerjasama

strategis yang tertuang secara resmi antara kedua belah pihak. Berbagai bantuan dan

fasilitas telah diberikan oleh Tiongkok terhadap NU baik dari aspek sosial,

kesehatan, termasuk pendidikan. Kedua pihak juga selalu mengadakan acara

bersama. Di Berbagai kesempatan pihak NU selalu mengapresiasi kehadiran

Tiongkok di Indonesia. Kesepahaman antara Tiongkok dan NU terhadap isu

Xinjiang juga mendapat titik temu dalam isu radikalisme dan separatisme. NU

selama ini di Indonesia paling aktif dan terdepan dalam memperjuangkan isu anti

radikalisme di Indonesia. Beberapa poin ini menjadi kemungkinan sebab sikap

PBNU yang lunak terhadap isu Tiongkok. Sementara bagi Tiongkok, sikap apresiatif

NU terhadap kebijakan Tiongkok di Xinjiang menjadi keuntungan sendiri bagi

negara Tiongkok, sebab Tiongkok punya mitra yang bisa melakukan kontra opini

terhadap isu HAM di Uighur yang didominasi oleh kecaman-kecaman terhadap

pemerintah Tiongkok yang marak terjadi di Indonesia.

39
BAB V

KESIMPULAN

Indonesia, sebagai negara dengan jumlah penduduk yang mayoritas beragama

Islam, faktor Islam juga mempengaruhi dinamika politik di negara ini. Faktor -

faktor Islam atau identitas keagamaan menjadi salah satu aspek yang berpengaruh

dan akan selalu menjadi pertimbangan pemerintah terkait kebijakan - kebijakan

yang akan dibuat oleh negara utamanya yang berkaitan dengan isu - isu Islam dan

dunia Islam. Begitupun juga dari sisi negara - negara yang ingin menjalin

kerjasama strategis dan komprehensif dengan pemerintah Indonesia, identitas

Islam dan masyarakat Muslim juga menjadi salah satu faktor penting seperti yang

pernah dilakukan oleh Amerika Serikat, dan Jepang melalui jalur diplomasi

publik di Indonesia.

Langkah yang sama juga diikuti oleh Tiongkok, demi memperjuangkan

kepentingan ekonomi politiknya di Indonesia. Upaya diplomasi publik melalui

lembaga pemerintah, lembaga pendidikan dan kebudayaan sudah dilakukan

Tiongkok secara umum, dan kepada komunitas Muslim secara khusus di

Indonesia. Diplomasi publik yang sedang berjalan hingga saat ini adalah seperti

pendirian institute Konghucu di beberapa kampus Islam di Indonesia; kerjasama

kampus - kampus Islam negeri dan swasta dengan kampus - kampus dari

Tiongkok; kerjasama pemerintah Tiongkok dengan Pengurus Besar Nahdlatul

Ulama melalui pemberian beasiswa santri, bantuan sosial dan kesehatan; dan

kerjasama dengan Muhammadiyah melalui institusi pendidikan Muhammadiyah.

40
Saat isu HAM Uighur di Xinjiang bergulir, Tiongkok aktif memberikan

pernyataan sikap melalui jumpa pers dengan membantah tuduhan - tuduhan

terhadap kebijakan Tiongkok di Xinjiang serta mengundang jurnalis, dan tokoh -

tokoh agama ke Xinjiang untuk melihat langsung kehidupan masyarakat Uighur.

Upaya kerjasama Indonesia dan Tiongkok selama ini direspon positif oleh

masyarakat Indonesia melalui survei - survei yang pernah dilakukan. Namun,

pandangan positif masyarakat berubah dari tahun ke tahun, persentase persepsi

negatif juga ikut meningkat. Beberapa isu ikut berkontribusi termasuk isu Uighur

di Xinjiang yang menyebabkan banyaknya aksi kecaman dari masyarakat Muslim

di Indonesia serta dari ormas - ormas besar seperti NU dan Muhammadiyah

termasuk juga Majelis Ulama Indonesia.

Tiongkok cukup diuntungkan dengan hubungan kerjasama intensif dengan

komunitas Muslim di Indonesia yang telah dibangun lama. Isu Xinjiang di

Indonesia menjadi tidak selamanya dikecam, namun juga beberapa pihak dari

komunitas Muslim memberikan pandangan yang lebih netral dan apresiatif

seperti yang dilakukan oleh Nahdlatul Ulama dan Pimpinan Cabang Istimewa NU

di Tiongkok. NU memandang bahwa isu Uighur adalah isu politik bukan agama

dengan alasan bahwa Muslim di Uighur mendapatkan kebebasan dan dukungan

dalam beragama selama ini. Sementara isu Uighur lebih kepada isu separatisme,

radikalisme dan ekstremisme. Narasi dukungan pada Tiongkok ini disampaikan

oleh para pengurus NU dan PCINU di berbagai kesempatan.

41
DAFTAR PUSTAKA

Ansori, F. (2017). Pusat Bahasa Mandarin Universitas Al Azhar Indonesia:


Refleksi dan Proyeksi Hubungan Sosial Budaya China-Indonesia. Jurnal Al-
Azhar Indonesia.
Antara News. (2019). Pertemuan pimpinan parlemen China-Indonesia singgung
isu Uighur. https://www.antaranews.com/berita/790962/pertemuan-
pimpinan-parlemen-china-indonesia-singgung-isu-uighur
Arab News. (2019). Saudi Arabia plans to introduce Chinese into the curriculum
at all education levels.
https://www.arabnews.com/node/1456466/saudi-arabia
Astuti. (2020). PBNU Berharap, Indonesia Bisa Belajar dari China untuk
Tangani Corona.
https://www.viva.co.id/berita/nasional/1214524-pbnu-berharap-indonesia-
bisa-belajar-dari-china-untuk-tangani-corona?page=all&utm_medium=all-
page
Baskoro, Theresia, Raharyo, R. A. A. (2019). China’s Public Diplomacy Through
the Utilization of Investment and Censorship in Hollywood (2012-2016).
Jurnal Sospol.
Basuki, N. (2019). Muslim Uighur dalam Pandangan NU.
https://historia.id/agama/articles/muslim-uighur-dalam-pandangan-nu-Dwj
jg/page/3
Betang Voice. (2020). UMP Jalin Kerjasama dengan 10 Perguruan Tinggi
Tiongkok.
https://www.betangvoice.id/2020/01/18/ump-jalin-kerjasama-dengan-10-p
erguruan-tinggi-tiongkok/
Britannica. (n.d). Religion of Indonesia.
https://www.britannica.com/place/Indonesia/Religions
China Today. (2018). Qatar and China: Developing a Comprehensive Strategic
Partnership.
http://www.chinatoday.com.cn/ctenglish/2018/ii/201808/t20180811_8001
38032.html
CNN Indonesia. (2019). Istana: RI Tak Ikut Campur Urusan China soal Muslim
Uyghur. CNN Indonesia.
https://www.cnnindonesia.com/nasional/20191223135306-20-459374/istan
a-ri-tak-ikut-campur-urusan-china-soal-muslim-uighhur
CNN Indonesia. (2019). Mahfud MD Ungkap Isi Pertemuan dengan Dubes China
soal Uighur CNN Indonesia.
https://www.cnnindonesia.com/nasional/20191224221808-32-

42
459745/mahfud-md-ungkap-isi-pertemuan-dengan-dubes-china-soal-
uighur
CNN Indonesia. (2021). Sekolah Tinggi Konghucu Pertama Diresmikan di
Purwokerto. https://www.cnnindonesia.com/nasional/20210219201803-
20-608615/sekolah-tinggi-konghucu-pertama-diresmikan-di-purwokerto
Consulate General People's Republic of China in Jeddah. (2004). China and Saudi
Arab Saudi. https://www.fmprc.gov.cn/ce/cgjed/eng/zsgx/t172060.htm
d’Hooghe, I. (2007). The Rise of China’s Public Diplomacy. NETHERLANDS
INSTITUTE OF INTERNATIONAL RELATIONS CLINGENDAEL.
Diokno, Hsiao, Yang, M. S. H.-H. M. I.-H. (2019). China's Footprints in
Southeast Asia. NUS Press.
Dou, Wen, E. P. (2020). ‘Admit Your Mistakes, Repent’: China Shifts Campaign to
Control Xinjiang’s Muslims.
https://www.wsj.com/articles/china-shifts-to-new-phase-in-campaign-to-
control-xinjiangs-muslims-11580985000
Embassy of The People Republic of China in Republic of indonesia. (2004). China
and Indonesia. http://id.china-embassy.org/indo/zgyyn/sbgxgk/
Embassy of The People's Republic of China in The Republic of Indonesia. (2018).
Ambassador Xiao Qian meets General Chairman of Muhammadiyah Dr. H.
Haedar Nashir.
Emont, J. (2019). How China Persuaded One Muslim Nation to Keep Silent on
Xinjiang Camps.
https://www.wsj.com/articles/how-china-persuaded-one-muslim-nation-to-
keep-silent-on-xinjiang-camps-11576090976
Ham, P. v. (2005). Power, Public Diplomacy, and the Pax Americana. Palgrave
Macmillan.
Herlijanto, J. (2017). Public Perceptions of China in Indonesia: The Indonesia
National Survey. ISEAS Yusof Ishak Institute, (2017).
Hooghe, I. d. (2007). The Rise of China's Public Diplomacy. Netherlands Institute
of International Relations.
Human Right Watch. (2018). Eradicating Ideological Viruses.
https://www.hrw.org/report/2018/09/09/eradicating-ideological-
viruses/chinas-campaign-repression-against-xinjiangs
Jpnn.com. (2019). Sambangi Tiongkok, Rombongan Santri Indonesia Ditawari
Beasiswa Kuliah. https://www.jpnn.com/news/sambangi-tiongkok-
rombongan-santri-indonesia-ditawari-beasiswa-kuliah
Kedutaan Besar Republik Indonesia di Beijing, Republik Rakyat Tiongkok
Merangkap Mongolia. (2019). Eratnya Kemitraan Strategis RI – RRT dalam
Pesona Wonderful Indonesia.

43
https://kemlu.go.id/beijing/id/news/2128/eratnya-kemitraan-strategis-ri-rrt-
dalam-pesona-wonderful-indonesia
Kedutaan Besar Tiongkok di Indonesia. (2019). Berapa Jumlah Pelajar Indonesia
di Tiongkok?
https://databoks.katadata.co.id/datapublish/2019/11/21/berapa-jumlah-
pelajar-indonesia-di-tiongkok
Kompas.com. (2013). Indonesia-China Jalin Kemitraan Strategis.
https://nasional.kompas.com/read/2013/10/02/1946394/Indonesia-
China.Jalin.Kemitraan.Strategis
Kompas.com. (2020). Survei: Opini Negatif Global terhadap China Capai Titik
Tertinggi Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Survei:
Opini Negatif Global terhadap China Capai Titik Tertinggi.
https://www.kompas.com/global/read/2020/10/07/160032070/survei-
opini-negatif-global-terhadap-china-capai-titik-tertinggi?page=all
Kompas.com. (2021). Indonesia-China Tandatangani Kerja Sama soal Vaksin
hingga OBOR.
https://money.kompas.com/read/2021/01/13/170700026/indonesia-china-
tandatangani-kerja-sama-soal-vaksin-hingga-obor?page=all
Law Justice. (2020). PBNU dan Cina Rapat Online Bahas Beasiswa Santri saat
Pandemi. https://www.law-justice.co/artikel/86013/pbnu-dan-cina-rapat-
online-bahas-beasiswa-santri-saat-pandemi/
Lembaga Survei Indonesia. (2019). PERSEPSI PUBLIK TERHADAP NEGARA-
NEGARA PALING BERPENGARUH DI ASIA.
Levy, G. (2018). U.N.: Reports Say China Imprisons Uighurs. U.S News.
https://www.usnews.com/news/world/articles/2018-08-10/un-committee-
accuses-china-of-imprisoning-1m-uighurs-in-internment-camps
Liputan 6. (2019). Kokohkan Islam Moderat, Indonesia Kirim Santri ke Tiongkok.
https://www.liputan6.com/global/read/4119141/kokohkan-islam-moderat-
indonesia-kirim-santri-ke-tiongkok
MA, L. (2010). China’s Cultural and Public Diplomacy to Countries in the Middle
East. Journal of Middle Eastern and Islamic Studies (in Asia), 4, 33.
Melissen, J. (2005). The New Public Diplomacy: Between Theory and Practice
dalam The New Public Diplomacy Soft Power in International Relations.
Palgrave Macmillan.
Menara62. (2018). China Tertarik Jalin Kerjasama Pendidikan dan Keagamaan
dengan Muhammadiyah. https://menara62.com/china-tertarik-jalin-
kerjasama-pendidikan-dan-keagamaan-dengan-muhammadiyah/
Merdeka. (2019). MUI, Muhammadiyah, dan NU akan Kunjungi Muslim Uighur di
Xinjiang. https://www.merdeka.com/dunia/mui-muhammadiyah-dan-nu-
akan-kunjungi-muslim-uighur-di-xinjiang.html

44
Merdeka.com. (2018). Bertemu Dubes China, Muhammadiyah Bahas Diskriminasi
Muslim Uighur. https://www.merdeka.com/peristiwa/bertemu-dubes-
china-muhammadiyah-bahas-diskriminasi-muslim-uighur.html
Muspla. (2019). Siswa Lulusan SMK Muhammadiyah 1 Playen Bisa Melanjutkan
Studi di Jiangsu Vocational Institute of Architectural and Technology
Tiongkok. https://muspla.sch.id/2019/06/20/siswa-lulusan-smk-
muhammadiyah-1-playen-bisa-melanjutkan-studi-di-jiangsu-vocational-
institute-of-architectural-and-technology-tiongkok/
NU Online. (2017). PBNU dan Tiongkok Sepakati Kerja Sama di Bidang
Pendidikan. https://www.nu.or.id/post/read/78497/pbnu-dan-tiongkok-
sepakati-kerja-sama-di-bidang-pendidikan
NU Online. (2018). Kilas 2018: Geger Muslim Uighur.
https://www.nu.or.id/post/read/100870/kilas-2018-geger-muslim-uighur
Nye, J. S. (2014). Soft Power The Means to Success in World Politics. Public
Affairs.
Oktarianisa, S. (2019). Kontroversi Muslim Uighur di Xinjiang, Ini Kata Dubes
China. CNBC Indonesia.
https://www.cnbcindonesia.com/news/20191218165301-4-
124185/kontroversi-muslim-uighur-di-xinjiang-ini-kata-dubes-china
Putsanra, D. V. (2019). Jokowi & Prabowo Diserang Isu Kafir, PKI, & Antek Asing
di Twitter.Tirto.id. https://tirto.id/jokowi-prabowo-diserang-isu-kafir-pki-
antek-asing-di-twitter-dniH
Rahayu, L. S. (2019). Muhammadiyah Ungkap Kejanggalan Saat Diajak Tur ke
Xinjiang China. https://news.detik.com/berita/d-4825065/muhammadiyah-
ungkap-kejanggalan-saat-diajak-tur-ke-xinjiang-china/3
Rakhmat, Pashya, Z. H. (2020). For Indonesia’s Santri Muslims, a chance to bridge
gap with China on Uygurs. https://www.scmp.com/week-
asia/opinion/article/3113047/indonesias-santri-muslims-chance-bridge-
gap-china-uygurs
Republika.co.id. (2017). Santri Nurul Jadid Banyak Kuliah ke Cina.
https://republika.co.id/berita/pendidikan/eduaction/17/09/03/ovoqm2-
santri-nurul-jadid-banyak-kuliah-ke-cina
Republika.co.id. (2019). PCINU Tiongkok Jelaskan Situasi Uighur di Xianjiang.
https://republika.co.id/berita/dunia-islam/dunia/19/07/17/pusksl313-pcinu-
tiongkok-jelaskan-situasi-uighur-di-xianjiang
Sharp, P. (2005). Revolutionary States, Outlaw Regimes and the Techniques of
Public Diplomacy dalam The New Public Diplomacy Soft Power in
International Relations. Palgrave Macmillan.

45
Sinaga, L. C. (2010). Memaknai “Tahun Persahabatan” Indonesia-Cina.
http://www.politik.lipi.go.id/kolom/kolom-1/politik-internasional/324-
memaknai-tahun-persahabatan-indonesia-cina-
Sofyan, A. (2018). Isu Muslim Uighur Disorot Indonesia, Pemerintah Tiongkok
Berikan Jawaban Diplomatis. https://m.suarakarya.id/detail/83895/Isu-
Muslim-Uighur-Disorot-Indonesia-Pemerintah-Tiongkok-Berikan-
Jawaban-Diplomatis
Suara Muhammadiyah. (2020). Pernyataan Resmi PP Muhammadiyah tentang
Permasalahan HAM di Xinjiang.
http://suaramuhammadiyah.id/2019/12/16/pernyataan-resmi-pp-
muhammadiyah-tentang-permasalahan-ham-di-xinjiang/
Sumber Post. (2016). UIN Ar-Raniry Perkuat Kerja Sama Dengan Kampus di Cina.
https://sumberpost.com/2016/03/30/uin-ar-raniry-perkuat-kerja-sama-
dengan-kampus-di-cina/
Tempo.co. (2020). Kedutaan Cina di Indonesia Sebut 24 Ribu Masjid Berdiri di
Xinjiang. https://dunia.tempo.co/read/1390936/kedutaan-cina-di-
indonesia-sebut-24-ribu-masjid-berdiri-di-xinjiang/full&view=ok
Tempo.co.id. (2018). Kata MUI soal Dugaan Pelanggaran HAM Muslim Uighur.
https://nasional.tempo.co/read/1157698/kata-mui-soal-dugaan-
pelanggaran-ham-muslim-uighur
Theo, R. (2018). China’s Confucius Institutes in Indonesia: walking a fine line.
https://indonesiaatmelbourne.unimelb.edu.au/chinas-confucius-institutes-
in-indonesia-walking-a-fine-line/
The World Bank. (n.d). The World Bank in China.
https://www.worldbank.org/en/country/china/overview
UIN Maulana Malik Ibrahim Malang. (2014). Pemprov Jatim Ajukan UIN Malang
Ke IIA. https://uin-malang.ac.id/r/140901/pemprov-jatim-ajukan-uin-
malang-ke-iia.html
UIN Sunan Ampel Surabaya. (2019). DOSEN UINSA MELAKUKAN MUHIBAH
KE TIONGKOK. https://w3.uinsby.ac.id/dosen-uinsa-melakukan-muhibah-
ke-tiongkok/
Umar, M. (2019). China Ancaman Nyata Indonesia.
https://arahjaya.com/2019/02/27/china-ancaman-nyata-indonesia/
UMM. (2015). UMM-Confucius Institute Cina Perkuat Kemitraan Strategis.
http://www.umm.ac.id/id/berita/umm-confucius-institute-cina-perkuat-
kemitraan-strategis.html
Universitas Ahmad Dahlan. (2011). UAD Kembali Jalin Kerjasama Bidang
Pendidikan dengan Negara Asing. https://uad.ac.id/id/uad-kembali-jalin-
kerjasama-bidang-pendidikan-dengan-negara-asing/

46
Universitas Islam Indonesia. (2018). UII dan Nanjing Xiaozhuang University
Pererat Kerjasama. https://www.uii.ac.id/uii-dan-nanjing-xiaozhuang-
university-pererat-kerjasama/
Universitas Islam Negeri Walisongo Semarang. (n.d). UIN Walisongo Jalin
Kerjasama dengan 23 Perguruan Tinggi Jiangsu China.
https://walisongo.ac.id/?p=10000000004191
Universitas Muhammadiyah Malang. (2017). Dorong Internasionalisasi, Fisipol
UMY Jalin Kerjasama dengan Cheng Kung University.
https://www.umy.ac.id/dorong-internasionalisasi-fisipol-umy-jalin-
kerjasama-dengan-cheng-kung-university.html
Universitas Sunan Kalijaga. (2019). UIN Sunan Kalijaga Rintis Kerjasama Dengan
10 Perguruan Tinggi Di Cina. https://uin-
suka.ac.id/id/berita/detail/346/blog-post.html
Yang, Y. (2020). Looking inward: How does Chinese public diplomacy work at
home? SAGE.
Zhao, K. (2019). The China Model of Public Diplomacy and its Future. The
Hague Journal of Diplomacy, 14(1-2).

47
LAMPIRAN I
LUARAN HASIL PENELITIAN

48
LAMPIRAN II
BIODATA TIM PENELITI

A. PENELITI UTAMA
1. Identitas Diri
Nama : Hasbi Aswar. S.IP., MA
Alamat : Jl. kaliurang km 12,5, Sleman, Yogyakarta, Indonesia
No kontak : +6285246338241
Email : hasbiaswar@uii.ac.id
Jurusan/Fakultas : Jurusan Hubungan Internasional, Fakultas Psikologi dan
Ilmu Sosial Budaya

2. Latar Pendidikan:

1. Sarjana 1, Hubungan Internasional. Univ Hasanuddin Makassar, 2007-


2011.
2. Master hubungan Internasional, Univ Gadjah Mada Yogyakarta, 2012-
2013.
3. Ph.D Political Science, IRKHS, Universiti Islam Antarbangsa, Kuala
Lumpur, Malaysia, ongoing.

3. Publikasi:

Aswar, H. 2015. Pengaruh Ulama dalam Politik di Negara Muslim: Studi


Kasus Arab Saudi. Jurnal Ilmu Sosial Indonesia 2 (1), 85-102
Aswar, H. 2016. Politik Luar Negeri Arab Saudi Dan Ajaran Salafi-Wahabi Di
Indonesia, The Journal of Islamic Studies and International Relations 1
(1), 15-30
Aswar, H. 2017. What is Wrong with Democracy? A View from Hizbut Tahrir,
Transformasi Global 4 (1)
Aswar, H. 2017. An Islamic Solution to The Problem of Oligarchy In
Democratic States
International Conference on Islamic Jurisprudence (ICIJ 2017), IIUM,
Kuala Lumpur.
Aswar, H. 2017. Beyond The Logic of Political Islamic Threat In The World
Politics
JISIERA: The Journal of Islamic Studies and International Relations 2
(1)
Aswar, H. 2018. destructing The Islamist In Indonesia: Joko Widodo Policy
and Its Controversy. International Journal of Malay-Nusantara Studies
(IJoM-NS) 1 (1), 62-79
Aswar, H. 2018. The U.S. Foreign Policy under Trump Administration to
Recognize Jerusalem as the State Capital of Israel, Nation State:
Journal of International Studies 1 (1), 129-137

49
Aswar, H. 2019. Mobilisasi Muslim dalam Membendung Aksi dan Narasi
Islamophobia di Amerika Serikat, ISU-ISU HUBUNGAN
INTERNASIONAL KONTEMPORER: PERSPEKTIF
MULTIDISIPLIN, 18-33
Aswar, H. 2019. Studi Gerakan Salafi dan Gerakan Tandingannya (Counter-
Salafy Movement ) di Indonesia, Diskursus Islam dan Hubungan
Internasional, 56-79
Aswar, H, DBM Yusof, RBA Hamid. 2020. The State Response toward the
Existence of HTI: An Analysis from Social Movement Study
Approach, JURNAL SOSIAL POLITIK 6 (2), 183-200
Aswar, H, D Mohd Yusof, R Abdul Hamid. 2020. Hizb Ut-Tahrir`s Fight
Back: the Responses of Hizb Ut-Tahrir Indonesia to the State
Repression, Jisiera: The Journal of Islamic Studies and International
Relations 5 (1), 1-23

Semua data yang saya isikan dan tercantum adalah benar dan dapat
dipertanggungjawabkan secara hukum. Apabila dikemudian hari dijumpai
ketidaksesuaian dengan kenyataan, saya sanggup menerima sanksi.
Demikian biodata ini saya buat dengan sebenarnya untuk memenuhi salah satu
persyaratan dalam pengajuan Hibah Penelitian Internal DPPM UII dengan judul:
“Upaya Diplomasi Tiongkok Untuk Membangun Citra Positif Terhadap Komunitas
Muslim Di Indonesia
Yogyakarta, 15 Februari 2021

Hasbi Aswar, S.IP., MA

50
B. PENELITI ANGGOTA

1. Identitas Diri

Nama : Muhammad Zulfikar Rakhmat, Ph.D


Alamat : Perumahan Banjarsari Asri No.3, Ngaglik, Sleman, Yogyakarta.
No. Kontak : 081329999321
Email : muhzulfikar@uii.ac.id
Jurusan/Fakultas : Hubungan Internasional, Fakultas Psikologi dan Ilmu Sosial
Budaya

2. Latar Belakang Pendidikan

1. Bachelor of Arts, Hubungan Internasional, Universitas Qatar, Qatar


2. Master of Arts, Hubungan Internasional, Universitas Manchester, Inggris.
3. Doctor of Philosophy, Hubungan Internasional, Universitas Manchester,
Inggris

3. Publikasi

Rakhmat, M., et. al., The Political Economy of Indonesia-China Relations,


Jakarta: INDEF, 2020
Rakhmat, M., “China’s Efforts to Legitimize the Implementation of the Belt
and Road Initiative in the Arabian Gulf.” Dirasat, 50, 2019
Permadi, D., and Rakhmat, M., China’s Roles in the Syrian Conflict.
Yogyakarta: Pustaka Pelajar, upcoming (in Bahasa Indonesia).
Rakhmat, M., Neo-Gramscian as a Theoretical Framework to Understand
Indonesia-China Relations, Bogor: IPB Press, upcoming (in Bahasa
Indonesia).

Semua data yang saya isikan dan tercantum adalah benar dan dapat
dipertanggungjawabkan secara hukum. Apabila dikemudian hari dijumpai
ketidaksesuaian dengan kenyataan, saya sanggup menerima sanksi.
Demikian biodata ini saya buat dengan sebenarnya untuk memenuhi salah satu
persyaratan dalam pengajuan Hibah Penelitian Internal DPPM UII dengan judul:
“Upaya Diplomasi Tiongkok Untuk Membangun Citra Positif Terhadap Komunitas
Muslim Di Indonesia ”

Yogyakarta, 15 Februari 2021

Dr. Muhammad Zulfikar Rahmat, MA

51
C. ASISTEN PENELITI

1. Identitas Diri

Nama : M Habib Pashya


Alamat : Jalan Kaliurang Km.13,5, Ngaglik, Sleman, Yogyakarta
No. Kontak : 08129294507
Email : 18323132@students.uii.ac.id
Jurusan/Fakultas : Hubungan Internasional, Fakultas Psikologi dan Ilmu Sosial
Budaya

2. Latar Belakang Pendidikan


1. SMA Muhammadiyah 1 Palembang, Ilmu Pengetahuan Alam (2015-
2018).
Sarjana 1, Hubungan Internasional, Universitas Islam Indonesia, Indonesia
(2018-sekarang).

1. Publikasi
Pashya, H., et. al., The Political Economy of Indonesia-China Relations,
Jakarta: INDEF, 2020
Pashya H dan Zulfikar M (2020). For Indonesia’s Santri Muslims, a chance
to bridge gap with China on Uygurs.
Pashya H dan Zulfikar M (2020). In Indonesia, Confucius Institutes
Struggle to Dislodge Anti-Chinese Sentiment.
Pashya H (2020). Normalisasi Timur Tengah dan Dinamika China.

Semua data yang saya isikan dan tercantum adalah benar dan dapat
dipertanggungjawabkan secara hukum. Apabila dikemudian hari dijumpai
ketidaksesuaian dengan kenyataan, saya sanggup menerima sanksi.
Demikian biodata ini saya buat dengan sebenarnya untuk memenuhi salah satu
persyaratan dalam pengajuan Hibah Penelitian Internal DPPM UII dengan judul:
“Upaya Diplomasi Tiongkok Untuk Membangun Citra Positif Terhadap Komunitas
Muslim Di Indonesia”.

Yogyakarta, 15 Februari 2021

Muhammad Habib Pashya

52
LAMPIRAN III
KONTRAK PENELITIAN

53
54
LAMPIRAN IV

LAPORAN PENGGUNAAN DANA

4.1 Kwitansi Buku

Kwitansi Buku Hasbi

Kwitansi Buku Hasbi

Kwitansi Buku Hasbi

55
Invoice https://www.tokopedia.com/invoice.pl?id=779955144&pdf=Invoice-108...

Invoice https://www.tokopedia.com/invoice.pl?id=779935742&pdf=Invoice-108...

Tanggal 01 Mei 2021

Pembayaran Saldo Tokopedia


Tanggal 01 Mei 2021

Pembayaran BNI Virtual Account

Ringkasan Pembayaran (1 Invoice)


Ringkasan Pembayaran (4 Invoice)
Total Belanja
Total Belanja
- Social Agency Baru (INV/20210501/MPL/1213017674) Rp 617.700
- KLI Books (INV/20210501/MPL/1212967971) Rp 167.700
- Buku Beta (INV/20210501/MPL/1212967975) Rp 164.300
Subtotal Belanja Rp 617.700 - Moukamad Bookstore (INV/20210501/MPL/1212967973) Rp 156.700
- Social Agency Baru (INV/20210501/MPL/1212967961) Rp 617.700

Total Bayar Rp 617.700 Subtotal Belanja Rp 1.106.400

Diskon Ongkos Kirim Tokopedia - Rp 6.000


Potongan Diskon Produk Tokopedia - Rp 30.000

Total Nilai Promo - Rp 36.000

Total Bayar Rp 1.070.400


Tujuan Pengiriman:
Hasbi Aswar
Perum Griya Penen Asri (Nempel Pos Ronda), Blok
Nomor Invoice : INV/20210501/MPL/1213017674
C1/2, Dusun Penen, Harjobinangun. Pakem Kab.
Diterbitkan atas nama: Sleman 55582
D.I. Yogyakarta
Penjual Social Agency Baru
6285246338241
Tanggal 01 Mei 2021 Tujuan Pengiriman:
Hasbi Aswar
Perum Griya Penen Asri (Nempel Pos Ronda), Blok
Nomor Invoice : INV/20210501/MPL/1212967973
C1/2, Dusun Penen, Harjobinangun. Pakem Kab.
Nama Produk Jumlah Berat Harga Barang Subtotal Diterbitkan atas nama: Sleman 55582
D.I. Yogyakarta
Penjual Moukamad Bookstore
6285246338241
Tanggal 01 Mei 2021
Islam Dan Politik - Fatih Syuhud 1 500 gr Rp 68.000 Rp 68.000

Rakyat Kecil Islam Dan Politik - Martin 1 525 gr Rp 70.400 Rp 70.400 Nama Produk Jumlah Berat Harga Barang Subtotal
Van Bruinessen
A HISTORY OF EUROPE (Sejarah Eropa) 1 850 gr Rp 150.000 Rp 150.000

Fikih Daulah Dalam Perspektif Al Quran 1 400 gr Rp 56.000 Rp 56.000


Dan Sunnah - Yusuf Al Qaradhawi

1 of 2 21/05/21 17.05

1 of 2 21/05/21 17.05

Nota Pesanan

Nama Pembeli: hasbi4788 Nama Penjual: Moukamad Bookstore


Alamat Pembeli:
Perum Griya Penen Asri, Blok C 2, Pelem, Harjobinangun, KAB. SLEMAN, PAKEM, DI
YOGYAKARTA, ID, 55582
No. Handphone Pembeli: 6285299463959

No. Pesanan Waktu Pembayaran Metode Pembayaran Jasa Kirim


210314B1RUKF9V 14/03/21 Bank BNI (Dicek Kargo
Otomatis)

Rincian Pesanan

No. Produk Variasi Harga Produk Kuantitas Subtotal

BUKU BANGKIT DAN RUNTUHNYA DAULAH


1 Rp148.000 1 Rp148.000
ABBASIYAH - Syaikh Muhammad Al-Khudhari
BUKU BANGKIT DAN RUNTUHNYA KHILAFAH BANI
2 UMAYYAH - Prof. Dr. Abdussyafii Muhammad Abd Rp124.000 1 Rp124.000
ul Lathif
BUKU BELAJAR DARI RUNTUHNYA DAULAH-DAUL
3 Rp52.000 1 Rp52.000
AH ISLAM - DR. ABDUL HALIM UWAIS
BUKU PARA PANGLIMA ISLAM PENAKLUK DUNIA -
4 Rp105.000 1 Rp105.000
MUHAMMAD ALI - HARD COVER
BUKU SEJARAH LENGKAP PENYEBARAN ISLAM - Pr
5 Rp135.000 1 Rp135.000
of. Dr. Thomas W. Arnold

Subtotal Rp564.000
Total Kuantitas 5 produk

Subtotal untuk Produk Rp564.000

Subtotal Pengiriman Rp21.000

Biaya Penanganan Rp1.000

Total Pembayaran Rp586.000

56
4.2 Kwitansi Internet

Pascabayar Telkom
   

Status: BERHASIL
Nomor Transaksi: FT21139LF0LX
Nomor Struk: 191447138797
Terminal: XXXXXXXX8241
Tanggal/Jam: 19/05/21 14:47:37
Nomor Telepon: 146144113802
Nama: HASBI ASWAR (UII)
Jumlah: Rp 165.000
Bulan tertagih: 1 bulan
Ref. Telkom:
Nomor Kartu 6034942160915243
Nomor Rekening 5073008720
   
Terima kasih telah menggunakan layanan BSI Mobile Banking dari Bank
Syariah Indonesia. Semoga layanan kami mendatangkan manfaat bagi anda.

s
Pascabayar Telkom

Status: BERHASIL
Nomor Transaksi: FT21158M1XTT
Nomor Struk: 071050095624
Terminal: XXXXXXXX8241
Tanggal/Jam: 07/06/21 10:50:24
Nomor Telepon: 146144113802
Nama: HASBI ASWAR (UII)
Jumlah: Rp 165.000
Bulan tertagih: 1 bulan
Ref. Telkom:
Nomor Kartu 6034942160915243
Nomor Rekening 5073008720

Terima kasih telah menggunakan layanan BSI Mobile Banking dari Bank
Syariah Indonesia. Semoga layanan kami mendatangkan manfaat bagi anda.

Internet Hasbi Aswar Maret - Juni

57
Kwitansi Internet Habib

58
Internet Zulfikar

Kwitansi Internet Zulfikar

59

Anda mungkin juga menyukai