Niken Agus Tianingrum1, Bobby Suryanto2, Elena Intan Permata Sari2, Faddlun Nisa2, Lestiana Aulia
Hasmy2, Mariatul Awaliyah2, Nefi Andriani2, Thorik Fasha Alfirizi2
Korespondensi: nikenagust@umkt.ac.id
ABSTRACT
Activity of Health and Clean Student of Islamic Boarding School Program (PBSS) is one of kind of
people empowerment aims to uphold the quality of health of the people. The mothod of this program
is through giving health education about self-clean and environemntal clean followed by 25 students.
The activity conducted at Tahfidz Al-Qhran Jabal Husna Boading School Samarinda City started from
November 17th to December 7th, 2019. Hence, that can be implemented by the students at that school.
The cadres who has been established, they conduct health supervisory at that school for about once a
week. With this program (PBSS), there is a quality progress about self-health and environmental
health among the students that increase 2,73 % that students are aware about self-clean and
environmental health.
Keyword(s): Personal Hygiene, Environmental Sanitation, Islamic Boarding School, Student, Health
ABSTRAK
Kegiatan pemberdayaan Ponpes Bersih Santri Sehat (PBSS) merupakan salah satu bentuk
pemberdayaan masyarakat yang bertujuan untuk meningkatkan derajat kesehatan santriwan/i. Metode
pemberdayaan kepada santriawan/i ini ialah dengan memberikan pendidikan kesehatan kebersihan
diri dan kesehatan lingkungan yang diikuti oleh 25 santriwan/i. kegiatan dilakukan di Pondok
Pesantren Tahfidz Al-Qur,an Jabal Husna Kota Samarinda, pada bulan November tanggal 17 sampai
dengan tanggal 7 Desember 2019. Sehingga dapat di terapkan oleh santriwan/I Pondok Pesantren
Tahfidz Al-Qur,an Jabal Husna sebanyak 25 orang. Kader yang telah terbentuk melakukan
pemantauan kesehatan di lingkungan Pondok Pesantren Tahfidz Al-Qur’an Jabal Husna selama
seminggu sekali. Dengan adanya program Ponpes Bersih Santri Sehat (PBSS) terdapat peningkatan
pengetahuan santriwan/I tentang kebersihan diri dan kesehatan lingkungan sebesar 2,73% setelah
dilakukan Pendidikan kesehatan.
Kata Kunci : Personal Hygiene, Sanitasi Lingkungan, Pondok Pesantren, Santri, Sehat
Variabel Pre Post Negativ Positiv Ti Z P- pendidikan diniyah atau secara terpadu
test test e Rank e Rank es
Penetahuan 15,83 18,56 2 16 0 -3,283 0,0001 dengan jenis pendidikan lainnya. Salah
satu komponen dari pondok pesantren
Berdasarkan Tabel 1.2 menurut Departemen Agama (2003) yaitu
Kemudian dilakukan evaluasi adanya santri. Santri merupakan murid
jangka pendek (output) dengan uji yang bermukim diasrama dan belajar
statistik terhadap hasil kuesioner pre kepada kyai. Sehingga dalam penelitian ini
test dan post test tersebut dengan responden di fokuskan kepada santriwan
menggunakan Uji Wilcoxon Signed dan santriwati, untuk melihat faktor yang
Ranks Test dengan taraf signifikan mempengaruhi kebersihan diri santri.
0,05 menunjukan adanya perbedaan Berdasarkan hasil penelitian yang
yang yang bermakna secara statistik dilakukan di peroleh hasil bahwa
antara tingkat penegetahuan santriwan dan santriwati yang menjadi
santriwan dan santriwati pada reponden rata-rata berada pada rentang
sebelum dan sesudah dilakukan usia 12-21 tahun, menurut Depkes (2009)
intervensi dengan P= 0,001 dimana rentang usia tersebut berada pada rentang
hasil uji tersebut P<0,05, yang usia remaja awal hingga remaja akhir.
berarti bahwa H0 ditolak sehingga Penyuluhan kesehatan adalah
adanya perbedaan pengetahuan kegiatan pendidikan yang dilakukan
sebelum dan sesudah pendidikan dengan cara menyebarkan pesan,
kesehatan “Kebersihan diri (Personal menanamkan keyakinan, sehingga orang
Hygiene). tidak saja sadar, tahu dan mengerti, tetapi
Menurut Undang-Undang juga mau dan bisa melakukan suatu
Nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem anjuran yang ada hubungannya dengan
Pendidikan Nasional, pesantren atau kesehatan [CITATION Ali00 \l 14345 ] . Proses
pondok pesantren merupakan lembaga belajar dalam pendidikan kesehatan
pendidikan keagamaan Islam berbasis merupakan proses terjadinya perubahan
masyarakat yang menyelenggarakan kemampuan pada subjek belajar dengan
keluaran yang diharapkan adalah diperoleh hasil bahwa tindakan kebersihan
kemampuan sebagai hasil dari perubahan diri (Personal Hygiene) santriwan dan
perilaku dari sasaran didik (Notoatmodjo, santriwati di Pondok Pesantren Tahfidz
2010). Al-Qur’an Jabal Husna sebagian besar
Peningkatan pengetahuan yang baik. Penyakit bisa terjadi ketika perilaku
terjadi setelah di berikan pendidikan santriwan dan santriwati dalam menjaga
kesehatan merupakan salah satu aspek kebersihan diri (Personal Hygiene) baik
kemampuan yang dicapai oleh sasaran tetapi tidak didukung dengan adanya
didik sebagai akibat adanya proses belajar. kebersihan lingkungan yang baik. Apalagi
Pengetahuan merupakan hasil dari tahu di lingkungan pondok pesantren
dan ini terjadi setelah orang melakukan merupakan lingkungan yang padat
penginderaan terhadap sesuatu objek penghuni. Santitasi lingkungan adalah
tertentu. Penginderaan melalui panca status kesehatan suatu lingkungan yang
indera manusia. Pengetahuan atau kognitif mencakup perumahan, pembuangan
merupakan domain yang sangat penting kotoran, penyedian air bersih dan
dalam membentuk tindakan seseorang sebagainya (Notoatmodjo S, 2003).
(Notoatmodjo S, 2013). Hasil penelitian Sanitasi lingkungan ditujukan
menunjukan bahwa sebagian besar untuk memenuhi persyaratan lingkungan
responden memiliki pengetahuan yang yang sehat dan nyaman. Lingkungan yang
baik tentang kebersihan diri (Personal sanitasinya buruk dapat menjadi sumber
Hygiene) yaitu sebesar 18,15, sedangkan berbagai penyakit yang dapat mengganggu
yang memiliki pengetahuan cukup hanya kesehatan manusia. Sehingga upaya
15,83 dan terjadi peningkatan pengetahuan sanitasi lingkungan menjadi bagian
sebesar 2,73. Kebersihan diri (Personal penting dalam meningkatkan
Hygiene) adalah salah satu kemampuan kesejahteraan. Hasil penelitian berdasarkan
dasar manusia dalam memenuhi observasi menunjukan bahwa di Pondok
kebutuhannya guna mempertahankan Pesantren Tahfidz Al-Qur’an Jabal Husan
kehidupannya, kesehatan dan masih terdapat sampah yang berserakan
kesejahteraan sesuai dengan kondisi dan tidak di buang pada tempatnya.
kesehatannya [ CITATION Dep08 \l 14345 ]. Diharapkan pengurus Pondok Pesantren
Seperti pada orang sehat mampu bisa melakukan pemantauan kepada
memenuhi kebutuhan kesehatannya santriwan dan santriwati untuk selalu
sendiri, sedangkan pada orang sakit atau menjaga kebersihan sanitasi lingkungan di
tantangan fisik memperlukan bantuan ahli sekitar Pondok Pesantren.
kesehatan untuk melakukan peraktik Menurut Undang-Undang Nomor 36
kesehatan yang rutin. Menurut [ CITATION Tahun 2009, kesehatan adalah keadaan
Pot12 \l 14345 ], bahwa macam-macam sehat baik secara fisik, mental, spiritual
Personal Hygiene adalah sebagai berikut; maupun sosial, yang memungkinkan setiap
perawatan kulit, perawatan kaki dan kuku, orang hidup produktif secara sosial dan
perawatan mulut, perawatan rambut, ekonomis. Sehat merupakan hak asasi
perawatan mata, perawatan telinga, setiap manusia agar hidup menjadi lebih
perawatan hidung dan perawatan genitalia. produktif. Dimana kondisi badan yang
Hasil penelitian menunjukkan bahwa sehat membuat hidup menjadi lebih
dalam melakukan perawatan kulit, sejahtera, oleh karena itu setiap orang
perawatan kaki dan kuku, perawatan wajib menjaga dan memelihara
mulut, perawatan rambut, perawatan mata, kesehatannya. Tidak terkecuali para
perawatan telinga, perawatan hidung dan santriwan dan santriwati yang hidup di
perawatan genitalia diketahui santriwan lingkungan Pondok Pesantren Tahfidz Al-
dan santriwati mayoritas baik. Sehingga Qur’an Jabal Husan.
pada saat dikelompokan keseluruhannya
Terdapat beberapa rangkaian kegiatan
antara lain :
Emilia Chandra, Supriadi. 2018. Penerapan Hygiene Dan Sanitasi Di Pondok Pesantren
AS'AD Seberang Kota Jambi Tahun 2016. Jambi : Jurnal Ilmiah Universitas
Batanghari. Vol 18 No 1 Tahun 2018.
Hadi Suprapto Arifin, Uud Wahyudin, 2015 Sosialisasi Sanitasi Diri dan Lingkungan
Dipesantren Salafi Melalui Pos Kesehatan Pesantren (POSKESTREN) dalam
Membentuk Sikap Santri Terhadap Sanitasi : Jurnal Kajian Komunikasi. Vol.3, No. 2,
Desember 2015.
Komara Nur Ikhsan, Yoni Hermawan. 2013. Pengaruh Penyuluhan Kesehatan Lingkungan
Terhadap Tingkat Pengetahuan dan Pelaksanaan Kesehatan Lingkungan SMP Negeri
Tambaksari Kecamatan Tambaksari Kabupaten Ciamis : Jurnal Bumi Lestari. Vol. 13
No1 Febuari 2013.
Potter, P.A. (2012). Buku Ajaran Fundamental Keperawatan : Konsep Proses dan Praktek
Volume 1 Edisi 4. Jakarta: EGC.
Randy. (2011). Kesehatan Lingkungan Dilihat dari Berbagai Aspek. Surabya: Diunduh dari
www.aspek_kesling.com. Diakses tanggal 11 Maret 2011.
Santosa. (2002). Ramuan Tradisional untuk Penyakit Kulit. Jakarta: Penebar Swadaya.
Saryono . (2011). Kebutuhan Dasar Manusia (KDM). Yogyakarta : Nuha Medika.
Soejoeti S. . (2005). Konsep Sehat, Sakit dan Penyakit dalam Konteks Sosial Budaya .
Surabaya: http://yuniawan.blog.unair.ac.id/files/200.
Notoatmodjo. (1993). Buku Pengantar Pendidikan dan Ilmu Perilaku Kesehatan .
Yogyakarta: Andi Offset.
Umar. (2003). Dasar-Dasar Kesehatan Lingkungan, Ujung Pndang,FKM Unhas,Widiya.
Jakarta.
Kabupaten Brebes Akan
Terwujudnya Jika Didukung
Zahroh Shaluhiyah, Ahmad Zakiudin. Dengan Ketersediaan Sarana Dan
(2016). Perilaku Kebersihan Diri Prasarana. Brebes : Jurnal Promosi
(Personal Hygiene) Santri Di Kesehatan Indonesia. Vol 11 No 2
Pondok Pesantren Di Wilayah Agustus 2016.