Anda di halaman 1dari 8

PONPES BERSIH SANTRI SEHAT (PBSS)

Niken Agus Tianingrum1, Bobby Suryanto2, Elena Intan Permata Sari2, Faddlun Nisa2, Lestiana Aulia
Hasmy2, Mariatul Awaliyah2, Nefi Andriani2, Thorik Fasha Alfirizi2

Universitas Muhammadiyah Kalimantan Timur

Korespondensi: nikenagust@umkt.ac.id

ABSTRACT
Activity of Health and Clean Student of Islamic Boarding School Program (PBSS) is one of kind of
people empowerment aims to uphold the quality of health of the people. The mothod of this program
is through giving health education about self-clean and environemntal clean followed by 25 students.
The activity conducted at Tahfidz Al-Qhran Jabal Husna Boading School Samarinda City started from
November 17th to December 7th, 2019. Hence, that can be implemented by the students at that school.
The cadres who has been established, they conduct health supervisory at that school for about once a
week. With this program (PBSS), there is a quality progress about self-health and environmental
health among the students that increase 2,73 % that students are aware about self-clean and
environmental health.
Keyword(s): Personal Hygiene, Environmental Sanitation, Islamic Boarding School, Student, Health

ABSTRAK
Kegiatan pemberdayaan Ponpes Bersih Santri Sehat (PBSS) merupakan salah satu bentuk
pemberdayaan masyarakat yang bertujuan untuk meningkatkan derajat kesehatan santriwan/i. Metode
pemberdayaan kepada santriawan/i ini ialah dengan memberikan pendidikan kesehatan kebersihan
diri dan kesehatan lingkungan yang diikuti oleh 25 santriwan/i. kegiatan dilakukan di Pondok
Pesantren Tahfidz Al-Qur,an Jabal Husna Kota Samarinda, pada bulan November tanggal 17 sampai
dengan tanggal 7 Desember 2019. Sehingga dapat di terapkan oleh santriwan/I Pondok Pesantren
Tahfidz Al-Qur,an Jabal Husna sebanyak 25 orang. Kader yang telah terbentuk melakukan
pemantauan kesehatan di lingkungan Pondok Pesantren Tahfidz Al-Qur’an Jabal Husna selama
seminggu sekali. Dengan adanya program Ponpes Bersih Santri Sehat (PBSS) terdapat peningkatan
pengetahuan santriwan/I tentang kebersihan diri dan kesehatan lingkungan sebesar 2,73% setelah
dilakukan Pendidikan kesehatan.
Kata Kunci : Personal Hygiene, Sanitasi Lingkungan, Pondok Pesantren, Santri, Sehat

PENDAHULUAN dalam menjaga dan memelihara kebersihan


pribadi serta lingkungan dalam kehidupan
Menurut WHO, sanitasi lingkungan sehari-hari. Pondok Pesantren sebagai
(environmental sanitation) adalah upaya salah satu tempat pendidikan di Indonesia
pengendalian semua faktor lingkungan saat ini berjumlah kurang lebih 40.000.
fisik manusia yang mungkin menimbulkan Dalam kehidupan sehari-hari kebersihan
atau dapat menimbulkan hal-hal yang merupakan hal yang sangat penting harus
merugikan bagi perkembangan fisik, diperhatikan karena kebersihan akan
kesehatan dan daya tahan hidup mempengaruhi kesehatan dan psikis
manusia[ CITATION Uma \l 1057 ]. Keadaan seseorang. Kebersihan itu sendiri sangat
lingkungan berdasarkan tren cakupan berpengaruh diantaranya kebudayaan,
rumah sehat pada tahun 2013 sebesar 0,5% sosial, keluarga, dan pendidikan, persepsi
meningkat pada tahun 2014 menjadi 49%, seseorang terhadap kesehatan, serta
meningkat pada tahun 2015 menjadi 61% perkembangan. Jika seseorang sakit
pada tahun 2016 sebesar 60,7% dan pada biasanya masalah kebersihan kurang
tahun 2017 sebesar 60,3% [ CITATION diperhatikan. Hal ini terjadi karena kita
Din18 \l 14345 ]. Budaya bersih merupakan menganggap masalah kebersihan adalah
cerminan sikap dan perilaku masyarakat masalah sepele, pada hal jika hal tersebut
dibiarkan terus dapat mempengaruhi sehat baik secara fisik, mental, spiritual
kesehatan secara umum. Pondok pesantren maupun sosial, yang memungkinkan setiap
memerlukan perhatian dari berbagai pihak orang hidup produktif secara sosial dan
terkait, baik dalam akses pelayanan ekonomis. Dalam setiap hal di dunia,
kesehatan, perilaku sehat maupun aspek termasuk kesehatan, pasti memiliki
kesehatan lingkungannya. Pondok masalah-masalah tertentu. Tidak
pesantren dinilai masih kurang selamanya masalah kesehatan merupakan
memperhatikan kesehatan santri dan masalah kompleks yang merupakan
lingkungannya. Pondok pesantren berisiko resultant dari berbagai masalah lingkungan
menimbulkan gangguan kesehatan sebesar yang bersifat alamiah maupun masalah
40%-95% [ CITATION Kem19 \l 14345 ]. buatan manusia, sosial budaya, perilaku,
Lingkungan merupakan faktor yang populasi penduduk, genetika, dan
dominan mempengaruhi kesehatan sebagainya. Derajat kesehatan masyarakat
masyarakat, karena lingkunganlah manusia yang disebut sebagai psychosocio somatic
mengadakan interaksi dan interelasi dalam health well being, merupakan resultant dari
proses kehidupannya, baik lingkungan empat faktor yaitu Environment atau
fisik, psikologis, sosial budaya, ekonomi. lingkungan, Behaviour atau perilaku,
Kondisi tersebut dipengaruhi oleh prilakau antara yang pertama dan kedua
individu, keluarga, kelompok, maupun dihubungkan dengan ecological balance.
masyarakat yang erat kaitannya dengan Heredity atau keturunan yang dipengaruhi
kebiasaan, norma, adat istiadat yang oleh populasi, distribusi penduduk, dan
berlaku di masyarakat. Kemudian, fasilitas sebagainya, Health care service berupa
kesehatan yang terjangkau oleh program kesehatan yang bersifat preventif,
masayarakat, dan yang terakhir faktor promotif, kuratif, dan rehabilitatif. Dari
keturunan yang dibawa dari sejak lahir empat faktor tersebut di atas, lingkungan
yang erat kaitannya dengan gen yang dan perilaku merupakan faktor yang paling
diturunkan orang tua [ CITATION Ran11 \l besar pengaruhnya (dominan)[ CITATION
14345 ]. Soe05 \l 1057 ].
Kesehatan lingkungan pada hakikatnya Menurut [ CITATION Sar112 \l 14345 ].
adalah suatu kondisi atau keadaan Personal hygiene merupakan kebutuhan
lingkungan yang optimum sehingga dasar manusia yang senantiasa terpenuhi.
berpengaruh positif terhadap terwujudnya personal hygiene termasuk kedalam
status kesehatan yang optimal pula tindakan pencegahan primer yang spesifik.
[ CITATION Soe93 \l 14345 ]. Permasalahan personal hygiene menjadi penting kearah
mengenai kebersihan diri merupakan hal personal hygiene yang baik akan
yang sehari-hari harus dilakukan, namun meminimalkan pintu masuk (port de entry)
kadang masih dianggap kurang penting. mikroorganisme yang ada dimana-mana
Pengetahuan masyarakat yang kurang dan pada ahirnya mencegah seseorang
tentang kebersihan diri, membuat perilaku terkena penyakit. Personal hygiene
hidup sehat ini sulit diterapkan di merupakan perawatan diri, dimana
masyarakat.Faktor lain yang membuat seseorang merawat fungsi-fungsi tertentu
kebersihan diri tidak diterapkan adalah seperti perawatan kulit, mandi, perawatan
praktek sosial, status sosial ekonomi, mulut, perawatan mata, hidung, telinga,
budaya, kebiasaan seseorang dan kondisi perawatan rambut, perawatan kaki dan
fisik. Penerapan kebersihan diri yang kuku serta perawatan genitalia. Personal
kurang akan memudahkan timbulnya hygiene atau kebersihan diri ini diperlukan
penyakit-penyakit menular [ CITATION untuk kenyamanan, keamanan, dan
San021 \l 14345 ]. kesehatan seseorang. Kebersihan diri
Menurut Undang-Undang Nomor 36 merupakan langkah awal mewujudkan
Tahun 2009, kesehatan adalah keadaan kesehatan diri, dengan tubuh yang bersih
meminimalkan resiko seseorang terhadap bertema menjaga kebesihan diri (Personal
kemungkinan terjangkitnya sesuatu Hygiene) dan kader kesehatan yang telah
penyakit, terutama penyakit yang terbentuk akan melakukan pemantauan
berhubungan dengan kebersihan diri yang pada santriwan/i untuk selalu menjaga
buruk. Personal hygiene yang tidak baik personal hygeine dan lingkungan di
akan mempermudah tubuh terserang Pondok Pesantren Tahfidz Al-Qur’an Jabal
berbagai penyakit seperti penyakit kulit, Husna.
penyakit infeksi, penyakit menular, dan Dari fakta-fakta diatas maka perlu
penyakit saluran cerna atau bahkan adanya edukasi kesehatan dan
menghilangkan fungsi bagian tubuh pembentukan kader kesehatan tentang
tertentu. pencegahan dan upaya meningkatkan
Pondok Pesantren Tahfidz Al-Qur,an derajat kesehatan dalam meminimalkan
Jabal Husna Samarinda merupakan satu resiko seseorang terhadap kemungkinan
pondok pesantren yang ada dijalan Teuku terjangkitnya sesuatu penyakit, terutama
Umar Perum Bukit Indah Permai Karang penyakit yang berhubungan dengan
Asam Sungai Kunjang Samarinda. kebersihan diri yang buruk dan
Berdasarkan wawancara dengan pengurus lingkungan. Kegiatan ini merupakan salah
pondok pesantren dan observasi diketahui satu bentuk pengabdian masyarakat
bahwa sebelumnya belum pernah khususnya pada santriwan/i. Dengan
mendapatkan pendidikan kesehatan dan demikan menjaga kebersihan diri
belum ada kader yang terlatih. Oleh karena (Personal Hygiene) dan lingkungan salah
itu, terbentuknya sebuah kerjasama dengan satu upaya efektif agar tidak terjadi
pihak pengurus pondok pesantren untuk penyebaran penyakit.
melaksanakan edukasi kesehatan yang

METODE KEGIATAN menggunakan lembar ceklis kader. Tempat


kegiatan dilakukan di Pondok Pesantren
Metode yang dilakukan ada dua Tahfidz Al-Qur,an Jabal Husna Kota
tahapan yaitu persiapan dan pelaksanaan. Samarinda, dan dilakukan pada bulan
Pertama, tahap persiapan meliputi November tanggal 17 sampai dengan
mengurus izin ke instasi yang tanggal 7 Desember 2019. Sasaran 25
bersangkutan untuk melakukan Pendidikan Santriwan/I.
kesehatan dengan mengumpulkan data, Pengabdian masyarakat dalam
observasi awal, mempersiapkan alat untuk mengatasi permasalahan kebersihan diri
mengambil data, menentukan dan lingkungan pada santriwan dan
permasalahan dan tindakan. Kedua, tahap santriwati berupa pemberian materi dalam
pelaksanaan dengan menggunakan metode meningkatkan pengetahuan santriwan/I di
Action Research berupa pelatihan dengan Pondok Pesantren Tahfidz Al-Qur,an Jabal
tujuan untuk memperbaiki dan Husna Kota Samarinda, selanjutnya
memberikan materi kebersihan diri melakukan penerapan yang dapat
sehingga dapat mencapai hasil yang dilanjutkan oleh kader yang telah terpilih
optimal, serta selanjutnya dilakukannya pada santriwan dan santriwati sebanyak 2
pengamatan kesehatan lingkungan orang yang dilaksanakan setiap seminggu
meliputi cara menjaga kesehatan sekali dalam kegiatan meningkat derajat
lingkungan dan kebersihan dengan kesehatan di Pondok Pesantren
HASIL DAN PEMBAHASAN diketahui dari hasil Rata-Rata Pre Test dan
Post Test yang mengalami peningkatan
Tabel. 1 Distribusi Frekuensi Pre test dari Rata-Rata hasil Pre test yang hanya
dan Post test sebesar 15,83 dan setelah melakukan
Variabel N Mean SD S.E Selisih pendidikan kesehatan Rata-Rata Hasil Post
Mea
n
Test sebesar 18,56. Dan dari hasil tersebut
Pre Test 18 15,83 2,065 0,487 dapat diketahui bahwa penyuluhan ini
Pengetahuan 2,73 mengalami peningkatan sebesar 2,73.
Post Test 18 18,56 2,406 0,567
Walaupun hasilnya menunjukan
Berdasarkan tabel 1 Hasil laporan perubahan antar santriwan dan santriwati,
Pre test dan Post test diatas dapat diketahui namun dapat disimpulkan bahwa
bahwa pendidikan kesehatan di Pondok pendidikan kesehatan tersebut dapat
Pesantren Tahfidz Al-Qur’an Jabal Husna meningkatkan informasi yang diberikan
mengalami peningkatan selama pendidikan dan pengetahuan mereka akan “Kebersihan
kesehatan berlangsung. Hal tersebut dapat diri (Personal Hygiene)”.

Tabel. 2 Uji Perbedaan Pre test


dan Post test

Variabel Pre Post Negativ Positiv Ti Z P- pendidikan diniyah atau secara terpadu
test test e Rank e Rank es
Penetahuan 15,83 18,56 2 16 0 -3,283 0,0001 dengan jenis pendidikan lainnya. Salah
satu komponen dari pondok pesantren
Berdasarkan Tabel 1.2 menurut Departemen Agama (2003) yaitu
Kemudian dilakukan evaluasi adanya santri. Santri merupakan murid
jangka pendek (output) dengan uji yang bermukim diasrama dan belajar
statistik terhadap hasil kuesioner pre kepada kyai. Sehingga dalam penelitian ini
test dan post test tersebut dengan responden di fokuskan kepada santriwan
menggunakan Uji Wilcoxon Signed dan santriwati, untuk melihat faktor yang
Ranks Test dengan taraf signifikan mempengaruhi kebersihan diri santri.
0,05 menunjukan adanya perbedaan Berdasarkan hasil penelitian yang
yang yang bermakna secara statistik dilakukan di peroleh hasil bahwa
antara tingkat penegetahuan santriwan dan santriwati yang menjadi
santriwan dan santriwati pada reponden rata-rata berada pada rentang
sebelum dan sesudah dilakukan usia 12-21 tahun, menurut Depkes (2009)
intervensi dengan P= 0,001 dimana rentang usia tersebut berada pada rentang
hasil uji tersebut P<0,05, yang usia remaja awal hingga remaja akhir.
berarti bahwa H0 ditolak sehingga Penyuluhan kesehatan adalah
adanya perbedaan pengetahuan kegiatan pendidikan yang dilakukan
sebelum dan sesudah pendidikan dengan cara menyebarkan pesan,
kesehatan “Kebersihan diri (Personal menanamkan keyakinan, sehingga orang
Hygiene). tidak saja sadar, tahu dan mengerti, tetapi
Menurut Undang-Undang juga mau dan bisa melakukan suatu
Nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem anjuran yang ada hubungannya dengan
Pendidikan Nasional, pesantren atau kesehatan [CITATION Ali00 \l 14345 ] . Proses
pondok pesantren merupakan lembaga belajar dalam pendidikan kesehatan
pendidikan keagamaan Islam berbasis merupakan proses terjadinya perubahan
masyarakat yang menyelenggarakan kemampuan pada subjek belajar dengan
keluaran yang diharapkan adalah diperoleh hasil bahwa tindakan kebersihan
kemampuan sebagai hasil dari perubahan diri (Personal Hygiene) santriwan dan
perilaku dari sasaran didik (Notoatmodjo, santriwati di Pondok Pesantren Tahfidz
2010). Al-Qur’an Jabal Husna sebagian besar
Peningkatan pengetahuan yang baik. Penyakit bisa terjadi ketika perilaku
terjadi setelah di berikan pendidikan santriwan dan santriwati dalam menjaga
kesehatan merupakan salah satu aspek kebersihan diri (Personal Hygiene) baik
kemampuan yang dicapai oleh sasaran tetapi tidak didukung dengan adanya
didik sebagai akibat adanya proses belajar. kebersihan lingkungan yang baik. Apalagi
Pengetahuan merupakan hasil dari tahu di lingkungan pondok pesantren
dan ini terjadi setelah orang melakukan merupakan lingkungan yang padat
penginderaan terhadap sesuatu objek penghuni. Santitasi lingkungan adalah
tertentu. Penginderaan melalui panca status kesehatan suatu lingkungan yang
indera manusia. Pengetahuan atau kognitif mencakup perumahan, pembuangan
merupakan domain yang sangat penting kotoran, penyedian air bersih dan
dalam membentuk tindakan seseorang sebagainya (Notoatmodjo S, 2003).
(Notoatmodjo S, 2013). Hasil penelitian Sanitasi lingkungan ditujukan
menunjukan bahwa sebagian besar untuk memenuhi persyaratan lingkungan
responden memiliki pengetahuan yang yang sehat dan nyaman. Lingkungan yang
baik tentang kebersihan diri (Personal sanitasinya buruk dapat menjadi sumber
Hygiene) yaitu sebesar 18,15, sedangkan berbagai penyakit yang dapat mengganggu
yang memiliki pengetahuan cukup hanya kesehatan manusia. Sehingga upaya
15,83 dan terjadi peningkatan pengetahuan sanitasi lingkungan menjadi bagian
sebesar 2,73. Kebersihan diri (Personal penting dalam meningkatkan
Hygiene) adalah salah satu kemampuan kesejahteraan. Hasil penelitian berdasarkan
dasar manusia dalam memenuhi observasi menunjukan bahwa di Pondok
kebutuhannya guna mempertahankan Pesantren Tahfidz Al-Qur’an Jabal Husan
kehidupannya, kesehatan dan masih terdapat sampah yang berserakan
kesejahteraan sesuai dengan kondisi dan tidak di buang pada tempatnya.
kesehatannya [ CITATION Dep08 \l 14345 ]. Diharapkan pengurus Pondok Pesantren
Seperti pada orang sehat mampu bisa melakukan pemantauan kepada
memenuhi kebutuhan kesehatannya santriwan dan santriwati untuk selalu
sendiri, sedangkan pada orang sakit atau menjaga kebersihan sanitasi lingkungan di
tantangan fisik memperlukan bantuan ahli sekitar Pondok Pesantren.
kesehatan untuk melakukan peraktik Menurut Undang-Undang Nomor 36
kesehatan yang rutin. Menurut [ CITATION Tahun 2009, kesehatan adalah keadaan
Pot12 \l 14345 ], bahwa macam-macam sehat baik secara fisik, mental, spiritual
Personal Hygiene adalah sebagai berikut; maupun sosial, yang memungkinkan setiap
perawatan kulit, perawatan kaki dan kuku, orang hidup produktif secara sosial dan
perawatan mulut, perawatan rambut, ekonomis. Sehat merupakan hak asasi
perawatan mata, perawatan telinga, setiap manusia agar hidup menjadi lebih
perawatan hidung dan perawatan genitalia. produktif. Dimana kondisi badan yang
Hasil penelitian menunjukkan bahwa sehat membuat hidup menjadi lebih
dalam melakukan perawatan kulit, sejahtera, oleh karena itu setiap orang
perawatan kaki dan kuku, perawatan wajib menjaga dan memelihara
mulut, perawatan rambut, perawatan mata, kesehatannya. Tidak terkecuali para
perawatan telinga, perawatan hidung dan santriwan dan santriwati yang hidup di
perawatan genitalia diketahui santriwan lingkungan Pondok Pesantren Tahfidz Al-
dan santriwati mayoritas baik. Sehingga Qur’an Jabal Husan.
pada saat dikelompokan keseluruhannya
Terdapat beberapa rangkaian kegiatan
antara lain :

Gambar. 3 Pelatiahan kader


kesehatan kepada santriwan
Gambar. 1 Pendidikan Kesehatan

Gambar. 4 Pelatihan kader kesehatan


Gambar. 2 Kegiatan gotong royong
kepada santriwati

SIMPULAN dilakukan di Pondok Pesantren Tahfidz


Al-Qur’an Jabal Husan berhasil
Pemberdayaan masyarakat meningkatkan pengetahuan santriwan/i
dilakukan di Pondok Pesantren Tahfidz akan kebersihan diri (Personal Hygiene),
Al-Qur’an Jabal Husan Kota Samarinda hal ini ditunjukan dengan hasil test statistik
pada bulan November tanggal 17 sampai dengan signifikan 0,05 yang menunjukan
dengan Desember tanggal 7 2019. adanya perbedaan yang yang bermakna
Kegaiatn meliputi pemberian pendidikan antara tingkat penegetahuan santriwan dan
kesehatan mengenai Perilaku Hidup Bersih santriwati pada sebelum dan sesudah
dan Sehat (PHBS) dan pembentukan kader diberikan pendidikan kesehatan.
kesehatan. Pendidikan kesehatan yang

SARAN kesehatan lingkunkan. Evaluasi terhadap


program kader kesehatan hendaknya
Santriwan dan santriwati dilakukan secara optimal agar program
diharapkan dapat menjaga kesehatan diri dari kader kesehatan dapat berjalan dengan
agar tetap bersih dan sehat dan dapat baik.
secara aktif berpartisipasi dalam menjaga
DAFTAR PUSTAKA Depkes. (2000). Profil Kesehatan
Indonesia Tahun 1999. Jakarta : Depkes Ri
Ali Z. (2000). Dasar-Dasar Keperawatan
Profesional. Jakarta: Widya
Medika.
Depkes. (2008). Profil Kesehatan Indonesia Tahun 1999. Jakarta: Depkes RI.
Dinkes. (2018). Keadaan Lingkungan Berdasarkan Tren . Jakarta.

Emilia Chandra, Supriadi. 2018. Penerapan Hygiene Dan Sanitasi Di Pondok Pesantren
AS'AD Seberang Kota Jambi Tahun 2016. Jambi : Jurnal Ilmiah Universitas
Batanghari. Vol 18 No 1 Tahun 2018.

Hadi Suprapto Arifin, Uud Wahyudin, 2015 Sosialisasi Sanitasi Diri dan Lingkungan
Dipesantren Salafi Melalui Pos Kesehatan Pesantren (POSKESTREN) dalam
Membentuk Sikap Santri Terhadap Sanitasi : Jurnal Kajian Komunikasi. Vol.3, No. 2,
Desember 2015.

Kemenkes Ri.(2014). Profil Kesehatan Indonesia. Jakarta : Kementrian Kesehatan Republik


Indonesia.
Kemenkes. (2019). Ingatkan Pentingnya Kebersihan Diri dan Lingkungan Pondok Pesantren
.

Komara Nur Ikhsan, Yoni Hermawan. 2013. Pengaruh Penyuluhan Kesehatan Lingkungan
Terhadap Tingkat Pengetahuan dan Pelaksanaan Kesehatan Lingkungan SMP Negeri
Tambaksari Kecamatan Tambaksari Kabupaten Ciamis : Jurnal Bumi Lestari. Vol. 13
No1 Febuari 2013.
Potter, P.A. (2012). Buku Ajaran Fundamental Keperawatan : Konsep Proses dan Praktek
Volume 1 Edisi 4. Jakarta: EGC.
Randy. (2011). Kesehatan Lingkungan Dilihat dari Berbagai Aspek. Surabya: Diunduh dari
www.aspek_kesling.com. Diakses tanggal 11 Maret 2011.
Santosa. (2002). Ramuan Tradisional untuk Penyakit Kulit. Jakarta: Penebar Swadaya.
Saryono . (2011). Kebutuhan Dasar Manusia (KDM). Yogyakarta : Nuha Medika.
Soejoeti S. . (2005). Konsep Sehat, Sakit dan Penyakit dalam Konteks Sosial Budaya .
Surabaya: http://yuniawan.blog.unair.ac.id/files/200.
Notoatmodjo. (1993). Buku Pengantar Pendidikan dan Ilmu Perilaku Kesehatan .
Yogyakarta: Andi Offset.
Umar. (2003). Dasar-Dasar Kesehatan Lingkungan, Ujung Pndang,FKM Unhas,Widiya.
Jakarta.
Kabupaten Brebes Akan
Terwujudnya Jika Didukung
Zahroh Shaluhiyah, Ahmad Zakiudin. Dengan Ketersediaan Sarana Dan
(2016). Perilaku Kebersihan Diri Prasarana. Brebes : Jurnal Promosi
(Personal Hygiene) Santri Di Kesehatan Indonesia. Vol 11 No 2
Pondok Pesantren Di Wilayah Agustus 2016.

Anda mungkin juga menyukai