Kecelakaan di semua moda transportasi Indonesia bagi media kita seperti suatu
sumber informasi yang layak dijual bagi masyarakat. Berkembang pesatnya dunia
media menyebabkan informasi tentang kecelakaan moda-moda transportasi semakin
mudah diikuti masyarakat di daerah-daerah, baik melalui media cetak maupun media
elektronik.
Masyarakat Indonesia dan dunia internasional bahkan seperti menelan begitu saja
kesimpulan bahwa tingkat keselamatan transportasi kita masih belum mampu bersaing
di tingkat Internasional. Sebaliknya sangat kurang informasi terhadap usaha
pemerintah bersama seluruh pemangku kepentingan transportasi kita, di dalam
meningkatkan kemampuan investigasi safety pada kecelakaan transportasi sebagai
upaya korektif.
Sebagai tindak lanjut Surat Keputusan Nomor KP. 3/LT.403/Phb-94 tanggal 15 Juli
1994 untuk pengisian personil komisi Menteri Perhubungan mengeluarkan Surat
Keputusan Nomor KP. 66/HK.601/Phb-94 yang kemudian diubah dengan Keputusan
menteri Perhubungan Nomor SK.2/HK.601/PHB-97 tanggal 16 Januari 1997 tentang
Pembentukan Komisi Penelitian Penyebab kecelakaan Pesawat Udara Tahun 1997 -
1999, dengan susunan keanggotaan sebagai berikut:
Pada Tahun 1999 oleh Menteri Perhubungan Giri S Hadihardjono mengeluarkan Surat
Keputusan Nomor SK.66/HK.601/Phb-99 tanggal 8 Juni 1999 tentang Pembentukan
Komisi Penelitian Penyebab Kecelakaan Pesawat Udara Tahun 1999-2001, dengan
keanggotaan sebagai berikut :
a. Ketua : Prof Oetarjo Diran;
b. Anggota Komisi :
1) Bidang Managemen Operasional Penerbangan : Ir. Karno Barkah dan Prayitno;
2) Bidang Keselamatan dan Keamanan Penerbangan:Capt.Ertata Lananggalih;
3) Bidang Perawatan: Ir. Karno Barkah
4) Bidang Penerbang: Capt. Santoso Sayogo ;
5) Bidang Hukum Udara: Suwardi, SH, dan DR. Mieke komar ;
6) Bidang Meteorologi dan Geofisika : Drs. Tuwamin Mulyono ;
7) Bidang Kesehatan Penerbangan: Dr. Budi Sampurno, DSF/FS;
8) Bidang Konstruksi Pesawat Udara: Prof. DR. Ir. Mardjono S ;
9) Bidang Navigasi Penerbangan : A.T.E. Liando dan Permin Manurung;
10) Bidang Bahan Berbahaya: Kol (Pol) Frans Wenas
Pada Tahun 1999 menunjang berkembang pesatnya industri aviasi dan maritim kita,
yaitu IPTN dan PT. PAL, fungsi Komisi Penelitian Penyebab Kecelakaan Pesawat Udara
dibawah Direktorat Jenderal Perhubungan Udara, ditarik keatas oleh seorang teknokrat
kita yang sangat visioner dan saat itu sebagai Presiden RI, yaitu Bpk. Prof. DR. Ir.
B.J.Habibie, masing moda di lingkungan disatukan kedalam suatu organisasi non
struktural di lingkungan Kementerian Perhubungan, yaitu KNKT melalui Keppres
No.105 Th. 1999. KNKT berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Menteri
Perhubungan dengan fungsi melaksanakan investigasi safety, dengan konsep No Blame,
No Judicial, No Liability investigation.
Investigasi kecelakaan transportasi diselenggarakan dengan maksud untuk
menemukan penyebab kecelakaan transportasi dan memiliki tujuan sebagai berikut:
Sebagai tindak lanjut Keputusan Presiden RI Nomor 105 Tahun 1999 Kementerian
Perhubungan mengeluarkan Keputusan Menteri Perhubungan Nomor KM. 78 Tahun
1999 tanggal 13 Oktober 1999 tentang tentang Organisasi dan Tata Kerja Komite
Nasional Keselamatan Transportasi dan sesuai dengan Keputusan menteri
Perhubungan Nomor SK.172/HK.601/Phb-99 tanggal 14 Oktober 1999 ditetapkan
Prof. Oetarjo Diran sebagai Ketua KNKT dan Edward A. Silooy, SH sebagai Sekretaris.
Ketua bertugas memimpin penyelenggaraan investigasi kecelakaan transportasi,
penelitian sebab-sebab kecelakaan serta memberikan rekomendasi terhadap
perumusan kebijaksanaan keselamatan transportasi dan upaya pencegahan kecelakaan
transportasi dan sekretaris bertugas melakukan urusan tata usaha, rumah tangga,
keuangan dan perlengkapan.