PIE Pendapatan Nasional
PIE Pendapatan Nasional
“PENDAPATAN NASIONAL”
DISUSUN OLEH :
KELOMPOK 4
MARHAENI
MUSDALIFAH
NOVIANTY NOER
RAFIKA AMALIA
UNIVERSITAS HASANUDDIN
2015
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami ucapkan atas kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah
melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya sehingga penyusun mampu menyelesaikan
tugas makalah Pengantar Ilmu Ekonomi tentang Pendapatan Nasional. Makalah
ini membahas tentang segala hal yang berkaitan dengan pendapatan nasional.
Penulis sangat berharap makalah ini dapat membantu kita untuk memahami
pelajaran Pengantar Ilmu Ekonomi terutama tentang pendapatan nasional dan
manafaat/kegunaannya bagi suatu negara. Dalam penyusunan makalah ini, tidak
sedikit hambatan yang penulis hadapi. Namun penulis menyadari bahwa
kelancaran dalam peyusunan materi ini tidak lain berkat bantuan teman-teman,
sehingga kendala-kendala yang dihadapi dapat teratasi. Semoga makalah ini dapat
memberikan wawasan yang lebih luas dan dapat menjadi sumbangan pemikiran
kepada pembaca. Penulis sadar bahwa makalah ini masih memiliki banyak
kekurangan dan jauh dari sempurna. Untuk itu, kami mengharapkan kritik dan
saran demi perbaikan pembuatan makalah penulis di masa yang akan datang.
Penyusun
DAFTAR ISI
Sampul.......................................................................................................... i
Kata Pengantar............................................................................................. ii
Daftar Isi....................................................................................................... iii
Bab I Pendahuluan........................................................................................ 1
1.1. Latar Belakang.................................................................................. 1
1.2. Rumusan Masalah.............................................................................. 2
1.3. Tujuan................................................................................................ 2
Bab II Pembahasan........................................................................................ 3
2.1. Pengertian Pendapatan Nasional........................................................ 3
2.2. Konsep penting Pendapatan Nasional................................................ 4
2.3. Penghitungan Pendapatan Nasional................................................... 7
2.4. Menentukan Tingkat Pertumbuhan Ekonomi.................................... 18
2.5. Manfaat / Kegunaan Data Pendapatan Nasional............................... 21
2.6. Pertumbuhan Ekonomi Indonesia..................................................... 25
Bab III Penutup............................................................................................. 27
3.1 Kesimpulan…................................................................................27
Daftar Pustaka ...............................................................................................28
BAB I
PENDAHULUAN
gambaran yang menyeluruh. Anlisis makro ekonomi antara lain perlu menjawab
tingkat pertumbuhan tersebut lebih baik atau lebih buruk dari masa lalu?
dari konsep produksi nasional atau pendapatan nasional tersebut. Setiap negara
kegiatan ekonomi yang berlaku. Salah satu informasi penting yang akan
dan jasa yang diwujudkan pada suatu tahun tertentu. Keberhasilan perekonomian
dari suatu bangsa pun dapat dilihat dari hasil perhitungan pendapatan nasional dan
pendapatan!
1.3. Tujuan
PEMBAHASAN
yang digunakan untuk memproduksikan barang dan jasa oleh suatu negara dalam
Bruto (PNB). Pendapatan domestik bruto adalah nilai barang-barang dan jasa-jasa
Sedangkan Pendapatan Nasional bruto adalah nilai dari semua barang jadi dan
jasa yang diproduksi oleh faktor-faktor produksi domestik dalam negeri dalam
yang ikut berpartisipasi dalam proses produksi daerah tersebut. Dengan kata lain
Arsad. 2014).
penduduknya besar akan mempunyai pendapatan per kapita yang lebih rendah
juga, pada tingkat jumlah penduduk yang sama, negara-negara yang pendapatan
nasionalnya tinggi akan mempunyai tingkat pendapatan per kapita yang tinggi
pula. Negara-negara yang pendapatan nasionalnya rendah sebaliknya, akan
mempunyai tingkat pendapatan per kapita yang rendah. Artinya, besarnya tingkat
pendapatan per kapita suatu negara berbanding lurus dengan besarnya pendapatan
nasional dan berbanding terbalik dengan jumlah penduduk (Armoni, Ni Luh Eka.
2011).
nilai produk barang dan jasa yang dihasilkan di wilayah suatu negara, baik
yang dilakukan oleh warga negara yang bersangkutan maupun warga negara
asing yang bekerja di wilayah negara tersebut dalam satu tahun tertentu.
Contohnya, output barang maupun jasa yang dihasilkan oleh para pekerja
para TKI dan TKW yang bekerja di Malaysia akan menyumbang GDP
produk barang dan jasa yang dihasilkan oleh warga negara / penduduk, baik
yang dihasilkan di dalam negeri maupun di negara asing. Contoh : bila
dimasukkan dalam penghitungan GDP Malaysia. Pada saat yang sama output
tersebut akan masuk dalam perhitungan GNP Indonesia. Untuk lebih mudah
dalam membedakan GDP dan GNP, kita mengambil satu huruf yang di
apa pun yang dihasilkan di wilayah suatu negara, akan dihitung dalam GDP
suatu negara akan dihitung dalam GNP, dimana pun warga negara tersebut
berada baik di dalam ataupun di luar negeri (Pracoyo, Tri Kunawangsih, dan
Produk Nasional Bruto, yaitu seperti dinyatakan oleh persamaan di bawah ini
Dimana PFN dari LN adalah pendapatan faktor neto dari luar negeri. PFN
pun, yang diterima oleh penduduk semua negara. Dari arti istilah pendapatan
jasa atau usaha apa pun sebagai imbalannya. Contohnya, pembayaran dana
para penerimanya, yaitu semua rumah tangga yang ada dalam perekonomian
Sadono. 2013).
DI = PI – Pajak Pribadi
Sadono. 2013) :
2. Cara produksi atau cara produk neto. Dengan cara ini pendapatan
perekonomian.
dapat memberi gambaran tentang: (a) sampai dimana buruknya masalah ekonomi
yang dihadapi atau sampai dimana baiknya tingkat pertumbuhan yang dicapai dan
tingkat kemakmuran yang sedang dinikmati, dan (b) memberikan informasi dan
data yang dibutuhkan dalam analisis makro ekonomi (Sukirno, Sadono. 2013).
dikelompokkan menjadi tiga kategori, yakni barang tahan lama, barang habis
pakai (tidak tahan lama), dan jasa. Contoh barang tahan lama adalah perabot
rumah tangga, rumah, kendaraan. Barang yang habis pakai adalah barang yang
pemerintah.
berbagai macam subsidi (subsidi daerah dan subsidi harga barang); angsuran
negara dalam hal ini belanja pegawai yang mencakup gaji dan pensiun,
tunjangan serta belanja barang-barang dalam negeri, dana rutin daerah dan
modal yang dapat menaikkan produksi barang dan jasa di masa akan datang.
Investasi modal total oleh sektor swasta disebut dengan investasi swasta bruto,
d) Ekspor Neto
Nilai ekspor yang dilakukan suatu negara dalam suatu tahun tertentu
dikurangi dengan nilai impor dalam periode yang sama dinamakan ekspor
neto. Ekspor sesuatu negara, seluruh atau sebagian dari nilainya merupakan
barang dan jasa yang dihasilkan di dalam negeri. Angka ekspor neto dapat
positif maupun negatif. Angka positif menunjukkan bahwa nilai ekspor suatu
konsumen
e. M atau Import Kotor. Impor adalah jumlah dari nilai barang dan jasa luar
dengan sering dinamakan sebagai Produk Nasional Bruto = PNB (Gross National
diantaranya adalah adanya faktor pengeluaran ganda yang tidak dinilai, misalnya
kegunaan nilai akan tetapi banyak juga yang bertujuan untuk investasi., misalnya
Produk neto (net output) berarti nilai tambah yang diciptakan dalam suatu
nasional ini dengan adalah menjumlahkan nilai barang dan jasa yang akhir yang
dihasilkan oleh berbagai unit-unit ekonomi atau menjumlahkan nilai tambah atas
barang dan jasa yang dihasilkan oleh berbagai unit produksi di suatu negara dalam
Iskandar. 2010) :
1. Pertanian / Agriculture
2. Pertambangan dan penggalian / Minning and quarrying
4. Listrik, Gas, dan Air bersih / Electric, Gas, and Water Supply
5. Bangunan / Construction
9. Jasa-jasa / Service
dilakukan melalui 2 cara, yakni (Pracoyo, Tri Kunawangsih, dan Pracoyo, Antyo.
2005) :
Y = ƩPqn.Qin
Contoh menghitung nilai tambah bruto adalah sebagai berikut (harga besih) :
= Rp 6.000
Perhatikan bahwa nilai ini sama dengan nilai gulali. Inilah yang dimaksud
produksi dibedakan menjadi 4 golongan : tanah, tenaga kerja, modal, dan keahlian
barang dan jasa akan diperoleh berbagai jenis pendapatan, yaitu tanah dan harga
tetap lainnya memperoleh sewa, tenaga kerja memperoleh gaji dan upah, modal
segi pendapatan yang merupkan balas jasa faktor-faktor produksi yang ikut dalam
adalah dari sisi yang menerima GDP tersebut sebagai pendapatan, bukan yang
pembayaran faktor bersih (neto) kepada luar negeri (Sukirno, Sadono. 2013).
laba dan sewa. Depresiasi adalah penyusutan/penurunan nilai atas suatu barang.
Pada saat menghitung penjualan akhir pada sisi pengeluaran, pajak tidak langsung
seperti pajak penjualan, bea cukai harus diperhitungkan pada sisi pendapatan.
tanpa imbalan barang dan jasa. GDP dapat diperoleh dengan cara mengurangi
Antyo. 2005).
dalam perekonomian manusia (TK), modal, tanah, dan skill. Bila tenaga kerja
menghasilkan profit (Profite = P), maka secara matematis dapat ditulis (Putong,
Iskandar. 2010) :
GDP = S/W + R + I + P
Metode ini juga bila tidak hati-hati dan teliti sangat mudah terjadinya
perhitungan ganda, maksudnya bisa saja pendapatan sewa tanah adalah juga
merupakan pendapatan pribadi dari pemilik tanah, dan pendapatan bunga berasal
dari pendapatan atas sewa dan upah/gaji pemilik tanah dan seterusnya (Putong,
Iskandar. 2010).
Iskandar. 2010).
menjumlahkan seluruh gaji dan upah, sewa, bunga, dan keuntungan yang diterima
oleh seluruh faktor-faktor produksi dalam suatu tahun tertentu. Sebabnya adalah
merupakan gabungan dari gaji atau upah, sewa, bunga, dan keuntungan (Sukirno,
Sadono. 2013).
sewa, dan keuntungan sebenarnya dari usaha yang dilakukan oleh keluarga
pemerintah
5) Keuntungan perusahaan.
Yang dinyatakan dalam (2) menceriminkan jumlah gaji dan upah, bunga,
diterangkan secara lebih mendalam adalah bunga neto. Bunga neto adalah jumlah
bunga yang dibayar dalam perekonomian dalam suatu tahun tertentu dikurangi
dengan : (i) bunga atas pinjaman pemerintah, (ii) bunga atas pinjaman konsumen.
Kedua jenis bunga tersebut adalah bunga atas pinjaman yang digunakan buka
untuk membiayai kegiatan yang produktif, dan oleh sebab itu tidak termasuk
menentukan tingkat pertumbuhan ekonomi yang dicapai suatu negara dari tahun
2013).
negara perlu dihitung pendapatan nasional riil, yaitu Produk Nasional Bruto riil
pertumbuhan ekonomi secara langsung dihitung dari data pendapatan nasional riil
Dimana :
persen.
ekonomi penghitungan harus dilakukan secara dua tahap (Sukirno, Sadono. 2013):
nasional pada harga masa ini dilakukan dengan menggunakan formula (Sukirno,
Sadono. 2013) :
100
PNriiln = × PN masaini
HI n
Dimana :
Contoh penghitungan :
Dalam contoh pertama dimisalkan kita dapat memperoleh data Produksi Domestik
Bruto riil dari tahun ke tahun. Misalkan pada data berikut : Pada tahun 2001
pendapatan nasional riil adalah RP 120,2 triliun sedangkan pada tahun 2002
128,8−120,2
g2002 = × 100=7,0 persen
120,2
Dalam contoh yang kedua digunakan permisalan berikut. Pada tahun 2001 Produk
Domestik Bruto menurut harga yang berlaku bernilai Rp 198,5 triliun dan pada
tahun 2002 nilainya telah menjadi Rp 225,7 triliun. Indeks harga tahun 2001
adalah 152 dan dalam tahun 2002 indeks harganya adalah 160. Dengan data
seperti ini terlebih dahulu harus dihitung pendapatan nasional riil tahun 2002,
152
PN-riil2002 = × Rp 225,7 triliun=Rp 214,4 triliun
160
Nilai Rp 214,4 triliun tersebut adalah nilai Produk Domestik Bruto tahun 2002
yang dihitung berdasarkan harga-harga yang berlaku pada tahun 2001. Dengan
demikian sekarang kita telah dapat menghitung tingkat pertumbuhan eknomi pada
214,4−198,5
Tingkat pertumbuhan ekonomi = ×100=8,0 persen
198,5
berbagai aspek dari kegiatan ekonomi. Data pendapatan nasional pada suatu tahun
(i) Tingkat kegiatan ekonomi negara yang dicapai dan nilai output yang
diproduksikan,
nasional
tahun.
produk barang dan jasa digunakan untuk tujuan konsumsi, investasi, dan
dalam menggunakan barang dan jasa yang dihasilkan oleh berbagai sektor
ekonomi.
negeri.
8. PDB dan PNB perkapita atas dasar harga berlaku menunjukkan nilai PDB
9. PDB dan PNB perkapita atas dasar harga konstan berguna untuk
yaitu :
Semakin tinggi pendapatan nasional, semakin besar jumlah output yang yang
Sadono. 2013).
tertentu dengan pendapatan nasional riil pada masa lalu akan dapat ditentukan
pemerintah, investasi, ekspor dan impor. Maka dari data ini dapat diketahui
Sadono. 2013).
negara dengan jumlah penduduk negara tersebut pada periode tertentu. Pada
penduduknya besar akan mempunyai pendapatan per kapita yang lebih rendah
Sadono. 2013).
Dalam jangka panjang, apabila data pendapatan per kapita menurut harga
pendapatan per kapita di berbagai negara dalam satu periode tertentu dapat
2013).
Data pendapatan nasional pada masa ini dan masa lalu dapat memberi
(industri) dan sektor ekspor, dan berbagai informasi lain. Data seperti itu dapat
negara dalam suatu periode tertentu, dan (ii) tingkat pertumbuhan ekonomi yang
merosot sebesar 13,1 persen pada tahun 1998 dan dalam tahun1999 tingkat
negara haruslah dibandingkan dengan : (i) pertumbuhan di masa lalu, dan (ii)
data dalam tabel diatas menunjukkan bahwa pertumbuhan yang dicapai dalam
tahun 1989 dan 1996 lebih baik dari tahun 1986 hingga 1988. Tetapi, semenjak
negara lain, kesimpulan yang dapat dibuat adalah : dalam periode 1986-1996 yang
dicapai Indonesia adalah lebih cepat dari negara-negara lain, tetapi semenjak tahn
1997 tingkatnya tak banyak berbeda dengan banyak negara berkembang (Sukirno,
Sadono. 2013).
BAB III
PENUTUP
3.1. Kesimpulan
yang digunakan untuk memproduksikan barang dan jasa oleh suatu negara dalam
Bruto (PNB). Pendapatan domestik bruto adalah nilai barang-barang dan jasa-jasa
Sedangkan Pendapatan Nasional bruto adalah nilai dari semua barang jadi dan
jasa yang diproduksi oleh faktor-faktor produksi domestik dalam negeri dalam
suatu periode tertentu. Konsep penting dari pendapatan nasional yaitu Produk
Domestik Bruto (PDB), Produk Nasional Bruto (PNB), Pendapatan Nasional Neto
digunakan, yaitu : Cara pengeluaran, Cara produksi atau cara produk neto, Cara
pendapatan.
perencanaan.
DAFTAR PUSTAKA
Armoni, Ni Luh Eka. 2011. Pengaruh Pendapatan Per Kapita, Nilai Tukar, dan
Keamanan Terhadap Jumlah Kunjungan Wisatawan Korea
Selatan ke Bali. (Online). Vol.1 No.1,
(http://www.triatmajaya.triatma-
mapindo.ac.id/files/journals/2/articles/15/public/15-58-1-
PB.pdf. Diakses 26 April 2015 pukul 19.00 WITA)
Khoiruroh, Ainul Fatwa, dan Setiawan. 2014. Jurnal Sains dan Seni Pomits :
Analisis Ekonometrika Model Pendapatan Nasional
Indonesia dengan Pendekatan Persamaan Sistem Simultan.
(Online). Vol. 3, No. 2.
(http://ejurnal.its.ac.id/index.php/sains_seni/article/viewFile
/8135/2027Diakses 26 April 2015 pukul 22.00 WITA)
Pracoyo, Tri Kunawangsih, dan Pracoyo, Antyo. 2005. Aspek Ekonomi Makro di
Indonesia. Jakarta : PT.Grasindo