Risk N Return
Risk N Return
PENDAHULUAN
1
Dewi Indah, dkk, RISK AND RETURN, (Jakarta:Universitas Mercubuana, 2015), h. 1.
2
Kasmir, PENGANTAR MANAJEMEN KEUANGAN, (Jakarta:Kencana,2009), h.16.
1
1.2 Rumusan Masalah
1.2.1 Apa pengertian Risk and Return ?
1.2.2 Jelaskan mengenai risiko investasi !
1.2.3 Jelaskan mengenai expected return !
1.2.4 Bagaimana hubungan karakteristik dengan risk and return ?
1.2.5 Jelaskan sumber-sumber risiko yang mempengaruhi besarnya risiko
suatu investasi !
1.2.6 Apa saja tipe-tipe dalam pengambilan keputusan ?
1.2.7 Bagaimana alternatif-alternatif menghindari risiko ?
1.2.8 Bagaimana mengelola risiko ?
1.2.9 Bagaimana perhitungan risiko ?
2
1.4 Manfaat Penulisan
Manfaat atau kegunaan penulisan makalah ini adalah :
1.4.1 Secara teoritis dapat menambah wawasan pengetahuan dalam bidang
Manajemen Risiko, khususnya mengenai Risiko Risk and Return, tipe
risiko dan sumbernya juga dapat memahami perbedaan antara risiko
dan tingkat pengembalian serta hubungan keduannya.
1.4.2 Secara praktis diharapkan dapat bermanfaat bagi kita semua para
pembaca, khususnya buat teman-teman satu lokal dalam memahami
materi yang disampaikan.
3
BAB 2
PEMBAHASAN
3
Hinsa Siahaan, MANAJEMEN RISIKO, (Jakarta:PT Elex Media Komputindo,2007), h.4.
4
Fery N. Indroes dan Sugiarto, Manajemen Resiko Perbankan, (Jakarta:RajaGrafindo
Persada,2006), h.7.
5
Irham Fahmi, MANAJEMEN RISIKO, (Bandung:Alfabeta, 2014), h.274.
4
Bahwa pembahasan resiko memiliki keterkaitan kuat dengan investasi. Ini
sebagaimana di kemukakan oleh Raharjo, bahwa risiko adalah tingkat potensi
kerugian yang timbul karena perolehan hasil investasi yang di harapkan tidak
sesuai harapan.
Setiap keputusan investasi memiliki keterkaitan kuat dengan terjadinya
risiko, karena perangkat keputusan investasi tidak selamanya lengkap dan bisa
dianggap sempurna, namun disana terdapat berbagai kelemahan yang tidak dapat
teranalisis secara baik dan sempurna. Karena itu resiko selalu di jadikan
barometer utama untuk dianalisis jika keputusan investasi dilakukan, ini seperti
yang dikemukakan oleh Joel G.Siegel dan Jae K. Shim menjelaskan pengertian
dari analisis risiko adalah proses pengukuran dan penganalisisan risiko disatukan
dengan keputusan keuangan dan investasi.
Sementara itu David K. Eiteman, Arthur I. Stonehill dan Michael H.
Moffett mengatakan bahwa risiko dasar adalah the mismatching of interest rate
bases for assosiated assets and liabilities. Sehingga secara umum risiko dapat
ditangkap sebagai bentuk keadaan ketidakpastian tentang suatu keadaan yang
akan terjadi nantinya dengan keputusan yang diambil berdasarkan suatu
pertimbangan.
Beberapa pengertian risiko yang berkembang berdasarkan definisi-definisi
di atas dan dari literatur lainnya, bahwa risiko dapat pula diartikan:
a. Bahaya (menurut kamus Webster).
b. Kemungkinan terjadinya peristiwa yang tidak menguntungkan.
c. Probabilitas tidak tercapainya tingkat keuntungan yang diharapkan
(expected return).
d. Kemungkinan return yang diterima (realized return) menyimpang dari
return yang diharapkan (expected return) atau dengan kata lain
kemungkinan perbedaan antara return aktual yang diterima dengan return
yang diharapkan.
5
2. Return
Harapan keuntungan di masa datang merupakan kompensasi atas waktu
dan risiko yang terkait dengan investasi yang dilakukan.
Dalam konteks investasi, harapan keuntungan tersebut sering disebut sebagai
return. Eduardus Tandelilin mengemukakan bahwa: “Return merupakan salah
satu faktor yang memotivasi investor berinteraksi dan juga merupakan imbalan
atas keberanian investor dalam menanggung risiko atas investasi yang
dilakukannya.” Singkatnya, return adalah keuntungan yang diperoleh investor
dari dana yang ditanamkan pada suatu investasi.6
Return adalah keuntungan yang di peroleh oleh perusahaan, individu dan
dan institusi dari hasil kebijakan investasi yang dilakukannya. Adapun menurut
R.J Shook return merupakan laba investasi, baik melalui bunga ataupun dividen.7
Ada beberapa pengertian return yang umum dipakai dalam dunia investasi
yaitu:
a. Return on equity atau imbal hasil atas ekuitas merupakan pendapatan
bersih dibagi ekuitas pemegang saham.
b. Return of capital atau imbal hasil atas modal merupakan pembayaran kas
yang tidak kena pajak kepada pemegang saham yang mewakili imbal hasil
modal yang di investasikan dan bukannya distribusi dividen.
c. Return on investment atau imbal hasil atas investasi merupakan membagi
pedapatan sebelum pajak terhadap investasi untuk memperoleh angka
yang mencerminkan hubungan antara investasi dan laba.
d. Return on invested capital atau imbal hasil atas modal investasi
merupakan pendapatan bersih dan pengeluaran bunga perusahaan dibagi
total kapitalisasi perusahaan.
e. Return realisasi (realized return) merupakan return yang telah terjadi.
f. Return on net work atau imbal hasil atas kekayaan bersih merupakan
pemegang saham dapat menentukan imbal hasilnya dengan
membandingkan laba bersih setelah pajak dengan kekayaan bersihnya.
6
Sitti Ma’arifah, dkk, Analisis Investasi dan Manajemen Portofolio Expected Return,
(Palu:Universitas Tadulako, 2012), h.20.
7
Irham Fahmi, op.cit, h.275.
6
g. Return on sales atau imbal hasil atas penjualannya merupakan untuk
menentukan efisiensi operasi perusahaan, seseorang dapat
membandingkan persentse penjualan bersihnya yang mencerminkan laba
sebelum pajak terhadap variabel yang sama dari periode sebelumnya.
h. Return ekspektasi (expected return) merupakan return yang diharapkan
akan di peroleh oleh investor dimasa datang.
i. Return total (total return) merupakan return keseluruhan dari suatu
investasi dalam suatu periode yang tertentu.
j. Return realisasi portofolio (portfolio realized return) merupakan rata rata
tertimbang dari return-return realisasi masing-masing sekuritas tunggal di
dalam portofolio tersebut.
k. Return ekspektasi portofolio (portfolio expected return) merupakan rata-
rata tertimbang dari return-return ekspektasi masing masing sekuritas
tunggal dalam portofolio.
Secara garis besar ada dua jenis asset yang dapat digunakan sebagai sarana
investasi yaitu:
1. Real asset yaitu investasi yang dilakukan dalam asset-asset yang berwujud
nyata seperti: emas, real estate dan karya seni.
2. Financial asset yaitu investasi yang dilakukan pada sektor-sektor financial,
seperti: deposito, saham, obligasi, reksadana.
7
Risk and Return adalah kondisi yang dialami oleh perusahaan, institusi,
dan individu dalam keputusan investasi yaitu, baik kerugian maupun keuntungan
dalam suatu periode akuntansi.8
Hubungan antara risiko dengan tingkat pengembalian adalah:
1. Bersifat linear atau searah.
2. Semakin tinggi tingkat pengembalian maka semakin tinggi pula risiko.
3. Semakin besar asset yang kita tempatkan dalam keputusan investasi
maka semakin besar pula risiko yang timbul dari investasi tersebut.
4. Kondisi linear hanya mungkin terjadi pada pasar yang bersifat normal.
8
Ibid., h.276.
9
Fery N. Indroes dan Sugiarto, loc.cit.
8
Risiko terhadap perusahaan tidak dapat dihindari, kita hanya dapat
mengelola bagaimana agar risiko tersebut sekecil mungkin mempengaruhi
keputusan perusahaan. Risiko yang terjadi diperusahaan ada yang dapat
dikelola/diatasi perusahaan terdapat pula risiko yang tidak dapat diatasi
perusahaan.
Risiko yang tidak dapat diatasi perusahaan ini biasanya karena tidak dapat
dikontrol oleh perusahaan. Risiko yang ada diperusahaan dapat dibedakan tiga
jenis risiko:
1. Risiko Individual
Risiko yang berasal dari proyek investasi secara individu tanpa
dipengaruhi oleh proyek lain.
2. Risiko Perusahaan
Risiko yang dapat diukur tanpa mempertimbangkan keanekaragaman yang
dihadapi/portofolio yang dilakukan oleh investor.
3. Risiko Pasar (market risk)
Risiko investasi ditinjau dari investor yang menanamkan modalnya pada
investasi yang juga dilakukan oleh perusahaan dan perusahaan-perusahaan
lain.
9
o Kondisi internal perusahaan.
Kondisi internal adalah faktor-faktor yang berada di bawah kontrol
perusahaan, misalnya tingkat efisiensi, kualitas SDM, dan teknologi yang
digunakan. Ketiga aspek tersebut berhubungan positif dengan tingkat
pengembalian yang diharapkan. Artinya, semakin tinggi tingkat efisiensi, kualitas
SDM dan teknologi, maka semakin tinggi pula tingkat pengembalian yang
diharapkan.
10
tetap memperoleh return namun sudah berkurang dari yang di harapkan
(expected).
11
5) Bagaimana investasi selalu dilihat sebagai bentuk usaha mencari
keuntungan dalam bentuk finansial dikemudian hari, terhadap sejumlah
dana yang telah ditanamkan pada saat ini.
6) Ciri utama bagi penghindar risiko, utilitasnya akan menurun dengan cepat
begitu kerugian yang diderita semakin mendasar/meningkat, sedangkan
utilitas untuk jumlah yang positif tidak tumbuh dengan cepat, secepat
perolehan uang.
7) Oleh karena sifat penghindar risiko dinyatakan dengan premi risiko yang
positif, maka kurvanya akan selalu berada disebelah kiri atas dari garis
netral (garis putus-putus), dengan perkataan lain kurva utilitasnya
berbentuk cekung (concave) apabila dilihat dari bawah.
Return
on
Investment
Risk Avoider
0
Gambar: Posisi Risk Avoider secara Teknikal
12
b. Hati-hati pada Risiko atau Risk Iindifference
Karakteristik seperti ini adalah dimana sang decision maker sangat hati-
hati atau begitu menghitung terhadap segala dampak yang akan terjadi jika
keputusan tersebut dilakukan. Sikap netral terhadap risiko sebenarnya sebetulnya
merupakan sikap antara dua sikap yang ekstrim yaitu sikap penghindar dan pecari
risiko.
Adapun ciri-ciri mereka yang memiliki karakteristik risk indifference
(hati-hati pada risiko) adalah:
1) Seorang pengambil keputusan dengan sikap netral terhadap risiko ialah
mereka yang menilai uang seperti apa yang tercantum (as its face value),
tak akan membeli asuransi kerusakan sebab nilai premi akan lebih tinggi
dari nilai harapan yang hilang.
2) Namun bagi mereka yang menganut karakter seperti ini dengan
kecenderungan kehati-hatian yang begitu tinggi maka biasanya setelah
keputusan tersebut diambil ia tidak akan mengubahnya begitu saja.
3) Bagi kalangan bisnis mereka menyebut orang dengan karakter seperti ini
secara esktrem sebagai tipe peragu.
4) Setiap tindakan yang mereka lakukan cenderung selalu berusaha menjaga
image dimata publik, kadangkala sikap ini telah menyebabkan publik
melihat yang bersangkutan berusaha menempatkan konsep pencitraan yang
stabil.
5) Setiap keputusan yang dibuat dilakukan dengan analisa yang mendalam
serta memikirkan dampaknya kedepan. Termasuk dari dampak segi internal
dan eksternal. Sehingga keputusan yang dibuat dianggap dan bisa dikatakan
bijaksana namun lambat atau terlalu lama diputuskan.
6) Pada umumnya, sikap netral terhadap resiko hanya benar pada suatu jumlah
uang dalam batas tertentu, ini terbukti dengan adanya perusahaan-
perusahaan besar tanpa memiliki asuransi kerusakan.
13
Return
on Risk Indifference
Investment
0 Risk
Gambar: Posisi Risk Indifference secara Teknikal
14
selalu saja ingin menjadi pemimpin dan cenderung tidak ingin menjadi
pekerja dan kalaupun berada pada posisi sebagai pekerja maka itupun
tidak akan berlangsung lama.
3) Mental risk seeker atau juga disebut dengan risk lover adalah mental yang
dimiliki oleh pebisnis besar dan juga pemimpin besar, karakter ini juga
umumnya dimiliki oleh para pemberontak dimana mereka mau bersusah-
payah dengan keyakinan akan memperoleh kenikmatan setelah itu yaitu
berupa kemenangan.
4) Cenderung menyukai tantangan dan tidak suka berpikir statis.
5) Dalam melaksanakan pekerjaan sangat menghargai proses. Karena proses
baginya adalah sebuah pengayaan dalam pembentukan keyakinan secara
lebih baik. Beberapa manajer yang menyukai tantangan telah menjadikan
proses dari pengalaman-pengalaman yang lalu sebagai referensi atau
rujukan dari setiap pengambilan keputusan yang akan diambil. Dan
mereka yang tidak mau menghargai proses atau berfikir instan cenderung
sulit untuk sukses, karena kesuksesan adalah sebuah proses.
6) Selalu bersikap menyelesaikan masalah, dan tidak pernah
mengesampingkan masalah, menimbun masalah baginya ibarat
menciptakan bom waktu yang siap suatu saat untuk meledak.
7) Sikap pencari risiko ditemui dalam kejadian dimana terdapat suatu tingkat
aspirasi yang amat penting.
8) Semakin besar hadiah yang akan diterima, makin besar beda sikap antara
pencari risiko dengan penghindar resiko.
9) Pencari risiko sering disebut “Self-insured” artinya mengasuransikan
dirinya sendiri, percaya bahwa risiko lebih superior dibandingkan dengan
sejumlah uang yang hilang untuk membeli polis/lotere.10
10
Ibid., h.308-309.
15
Return Risk Seeker
on
atau Risk Lover
Investment
0 Risk
Gambar: Posisi dan Pergerakan Risk Seeker atau Risk Lover
16
2. Risiko pasar. kondisi ini tergambarkan pada fluktuasi pasar krismon, dan
resesi ekonomi.
3. Risiko inflasi (yaitu daya beli masyarakat pada saat inflasi terjadi
penurunann namun bila inflasi stabil atau menurun maka daya beli
masyarakat akan meningkat).
4. Risiko Bisnis. Perkembangan dalam bidang trend, mode, dan dinamika
lainnya telah mampu memepengaruhi berbagai keputusan.
5. Risiko Finansial (memakai utang dalam pembiayan perusahaan, maka
akan menyebabkan utang terjadi peningkatan hingga berefek pada risiko
yang ikut meningkat juga sehingga otomatis risiko financial akan ikut
meningkat).
6. Risiko Likuiditas (menyangkut kemampuan likuiditas perusahaan dalam
memenuhi kebutuhan jangka pendeknya, seperti membayar gaji karyawan,
teknisi, membayar listrik, telepon dan biaya operasional lainnya).
7. Risiko nilai tukar mata uang (risiko pasar mata uang).
8. Risiko Negara. Berkaitan dengan keadaan politik.
9. Risiko Sistematis, Tidak Sistematis dan Total.
11
Ibid., h.288-290.
17
b. Unsystematic Risk (Risiko Tidak Sistematis)
Unsystematic Risk disebut juga dengan risiko spesifik atau risiko yang
dapat dideversifikasikan. Risiko yang tidak sistematis yaitu hanya membawa
dampak pada perusahaan yang terkait saja. Jika suatu perusahaan mengalami
Unsystematic Risk maka kemampuan untuk mengatasinya masih akan bisa
dilakukan, karena perusahaan bisa menerapkan berbagai strategi untuk
mengatasinya. Contohnya jika harga sekuritas perusahaan jatuh, maka perusahaan
menerapkan berbagai strategi investasi.
c. Total Risk
Total Risk adalah gabungan atau penjumlahan antara Systematic Risk
dan Unsystematic Risk. Jadi hasil penjumlahan tersebut kita akan memperoleh
total risiko. Adapun rumus untuk menghitung total risiko adalah:
18
Adapun penafsiran dari kelima bentuk tipe tersebut dapat kita jelaskan
sebagai berikut.
a. Tipe Ketergantungan.
Pada tipe ini seseorang pengambil keputusan memiliki sifat yang
kurang percaya diri, dan sering setiap ada masalah melibatkan orang lain dalam
usaha mencari solusi. Sehingga dengan begitu jika suatu saat keputusan yang
dibuat adalah kurang tepat atau bahkan salah maka kesalahan itu tidak harus
ditanggung oleh dirinya sendiri.
b. Tipe Eksploitatif.
Kebalikan tipe yang pertama, pengambilan keputusan akan
mengeksploitasikan orang lain atau bawahan untuk kepentingan diri sendiri. Pada
tipe ini kejadian yang sering terjadi pada diri pengambil keputusan adalah ia
cenderung kurang memahami masalah secara detail, namun meminta pendapat
dan masukan dari banyak pihak khususnya mereka yang berada dibawah lini
kekuasaannya.
c. Tipe Tabungan.
Pada tipe ini seorang pengambil keputusan sering cenderung berfikir
dan bersikap picik dan memiliki egois yang tinggi. Ini terlihat pada saat ia selalu
berusaha meningkatkan kompetensi dan kemampuan yang dimiliki serta tidak
berkeinginan membagi kemampuan itu untuk orang lain. Bahkan konsep serta ide
dari berbagai pihak dia kumpulkan dan selanjutnya dipakai untuk memperkuat
posisinya.
d. Tipe Pemasaran.
Pada tipe ini seorang pengambil keputusan sering menerapkan konsep
marketing,seperti salah satunya ide advertising. Yaitu ia sering mengiklankan
dirinya pada banyak pihak khususnya kepada para bawahannya tentang ide dan
konsep yang ia miliki.
19
e. Tipe Produktif.
Pada tipe ini seorang pengambil keputusan memiliki semangat
produktif yang tinggi, dan setiap ide pemikirannya cenderung memiliki visi dan
misi yang jauh kedepan. Dan ia sangat mengutamakan konsep cooperative dengan
berbagai pihak, khususnya kalangan internal organisasi.12
12
Ibid., h.312-313.
20
Metode laplace → proses pengambilan keputusan dengan asumsi
bahwa probabilitas terjadinya berbagai kondisi adalah sama besarnya.
Metode maximax → proses pengambilan keputusan dengan hanya
mengutamakan hasil yang paling optimistik dan mengabaikan sisi lain
yang mungkin terjadi.
Metode maximin → proses pengambilan keputusan dengan memilih
alternatif yang minimalnya paling besar.
Metode regret → proses pengambilan keputusana dengan didasari
pada hasil keputusan yang maksimal berdasarkan data pada masa lalu
sebagai bahan perbandingannya.
Metode realisme → proses pengambilan keputusan dengan
menggabungkan metode maximax dan maximin.
c. Kondisi Konflik
Pada kondisi konflik maka pengambilan keputusan yang dilakukan
akan menimbulkan dampak yang mungkin saja dapat merugikan salah satu pihak.
Dalam keadaan seperti ini lahirnya keputusan sebelumnya telah diawali oleh
keadaan yang saling bertentangan antara satu pihak dengan pihak lainnya. Untuk
menyelesaikan masalah di sini biasanya dilakukan pendekatan secara teori
permainan, yang dalam dunia bisnis teraplikasi dalam bentuk tawar-menawar
harga dan hingga terealisasinya suatu kontrak atau kesepakatan.
21
berasal dari organisasi atau perusahaan lain. Ini sebagaimana
ditegaskan oleh Wahyudi, yaitu “Pada saat permulaan muncul suatu
krisis ditandai adanya pertentangan untuk memperebutkan
sumberdaya organisasi yang terbatas, maupun disebabkan lingkungan
kerja yang tidak kondusif.”
c) Keinginan pihak top management yang terlalu ambisius dan juga
mengandung maksud tertentu. Dimana ini telah terbaca oleh pihak
komisaris sehingga menimbulkan reaksi konflik antara manajemen
dan komisaris. Ini dari segi teori sering disebut dengan agency theory.
d) Konflik juga memungkinkan terjadi karena kondisi dan situasi
eksternal perusahaan yang dianggap tidak sisi representatif dalam
rangka memberikan kenyamanan pada perusahaan. Ini terjadi seperti
adanya teror dan gangguan dari pihak luar, sehingga kegelisahan kerja
selalu terjadi dan manajemen perusahaan tidak bisa fokus dalam
membangun dan melaksanakan rencana yang dibuatnya.
22
2.8 Mengelola Risiko
Dalam aktivitas yang namanya risiko adalah pasti terjadi dan sulit untuk
dihindari sehingga bagi sebagian lembaga bisnis misalnya perbankan sangat
penting untuk mengelola atau me-manage risiko tersebut, pada dasarnya risiko
tersebut dapat dikelola dengan empat (4) cara, yaitu:13
a. Memperkecil risiko
Dengan cara tidak memperbesar risiko setiap keputuasan yang
mengandung risiko tinggi tetapi membatasinya bahkan meminimalisirkan guna
agar risiko tersebut tidak bertambah menjadi besar.
b. Mengalihkan risiko
Dengan cara risiko yang kita terima tersebut, kita alihkan ke tempat
lain sebagian, seperti dengan keputusan mengasuransikan bisnis guna
menghindari terjadinya resiko yang sifatnya tidak diketahui kapan waktunya.
c. Mengontrol risiko
Dengan cara melakukan kebijakan mengantisipasi terhadap timbulnya
risiko sebelum risiko itu terjadi, kebijakan ini biasanya dilakukan dengan
memasang alat pengaman atau penjaga keamanan ditempat tempat yang dianggap
vital.
d. Pendanaan risiko
Adalah menyangkut dengan menyediakan sejumlah dana sebagai
reserve (cadangan) guna mengantisipasi timbulnya risiko dikemudian hari seperti
perubahan terhadap nilai tukar dolar dipasaran maka kebijakan sebuah perbankan
adalah harus memiliki cadangan dalam bentuk mata uang dolar sehingga sejumlah
perkiraan akan terjadi kenaikan atau perubahan tersebut.
13
Ibid., h.293-294.
23
2.9 Perhitungan Risiko
Sekedar informasi bahwa risiko yang terkecil itu adalah obligasi (bond)
yang dijual oleh pemerintah. Sedangkan risiko yang tertinggi adalah saham yang
dijual oleh perusahaan. Ada model perhitungan risiko yang paling sering
dipergunakan khususnya dalam investasi, yaitu secara standar deviasi dan varian.
Risiko bisa didefiniskan sebagai kemungkinan penyimpangan dari hasil
yang diharapkan. Untuk mengoperasionalkan definisi tersebut, kita bisa
menggunakan standar deviasi yang menghitung dispersi (penyimpangan) dari
hasil yang diharapkan. Dengan demikian standar deviasi kita gunakan untuk
mengukur risiko, semakin besar standar deviasi tingkat keuntungan suatu aset,
semakin tinggi risiko aset tersebut.14
Standar deviasi atau simpangan baku adalah suatu estimasi probabilitas
perbedaan return nyata dari return yang diharapkan.
14
Muhamad, Manajemen Keuangan Syariah, (Yogyakarta:UPP STIM YKPN, 2014), h.202.
15
Siti Ma’arifah, loc.cit, h.20.
24
kecil standar deviasi, makin rapat distribusi probabilitasnya, dan makin rendah
tingkat risiko sahamnya.
Perhitungan risiko dalam suatu investasi menyangkut perhitungan
terhadap return yang diharapkan dari suatu investasi atau apa yang biasa disebut
dengan return on investment (ROI).
Return on Investment menurut Joel G. Siegel adalah rasio untuk mengukur
kekuatan penghasilan atas aktiva. Rasio tersebut menyatakan kemampuan
perusahaan dalam memperoleh penghasilan terhadap operasi bisnis dan menjadi
ukuran keefektifan manajemen. Dan memang bagi seorang pebisnis atau investor
memperhitungkan risiko dan pengembalian (risk and return) adalah penting.
Dalam pendekatan matematis untuk menghitung varians dan standar
deviasi dapat dipergunakan rumus sebagai berikut:
Varians return ¿ σ 2 =¿
Standar Deviasi¿ σ =¿
Keterangan:
σ 2= varians return
σ = standar deviasi
E(R) = return yang diharapkan dari suatu surat berharga.
Ri = return ke-i yang mungkin terjadi.
Pri = probabilitas kejadian return ke-i.
25
BAB 3
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Risiko (risk) diartikan sebagai ketidakpastian dari imbalan yang
diharapkan/uncertainty. dan tingkat pengembalian keuntungan (return) adalah
keuntungan yang diperoleh investor dari dana yang ditanamkan pada suatu
investasi, atau dapat diartikan sebagai hasil pengembalian investasi (pada
umumnya dinyatakan dalam persentase dari investasi).
Risk and Return adalah kondisi yang dialami oleh perusahaan, institusi,
dan individu dalam keputusan investasi yaitu, baik kerugian maupun keuntungan
dalam suatu periode akuntansi.
Dalam mengelola risiko pada dasarnya ada 4 cara yaitu : Memperkecil risi
ko, Mengalihkan resiko, Mengontrol resiko, dan Pendanaan risiko. Model
perhitungan risiko yang paling sering dipergunakan khususnya dalam investasi,
yaitu secara standar deviasi dan varian.
Ada karakteristik manusia yang mencari risk, tanpa adanya risk ia kurang
senang. Karakteristik demikian disebut dengan Risk Seeker atau Risk Lover.
Karakteristik manusia yang mencari keseimbangan antara risk and return.
Karakteristik manusia ini disebut dengan Risk Indifference. Kemudian, manusia
yang menginginkan tambahan return yang lebih besar dengan adanya kenaikan
tambahan risk yang ia hadap. Karakter ini disebut dengan Risk Avoider.
Suatu keputusan keuangan yang lebih berisiko tentu diharapkan
memberikan imbalan yang lebih besar, yang dalam keuangan dikenal dengan
istilah “High Risk High Return”
26
DAFTAR PUSTAKA
27