Anda di halaman 1dari 2

PASTA GIGI KETINGGALAN ZAMAN

Diterjemahkan dan Disadur dari Tulisan Jo Stralen*)


(1)
Ada orang yang baru betul-betul merasa bangun sesudah dia menyikat gigi.
Tapi, agaknya ada lebih banyak Iagi orang yang merasa bahwa tugas menyikat gigi
pagi hari begitu bangun tidur itu sangat menyengsarakan. Mereka memang
melakukannya, tapi dengan perasaan sangat terpaksa.
Kita semua menyadari bahwa kita perlu menyikat gigi
pagi-pagi guna menghalangi kerusakan gigi. Namun,
rasanya ada yang tidak maju-maju pada alat pencegah
kerusakan gigi yang kita kenaI selama ini. Hal ini
terutama sekali kelihatan pada kemasan apa yang kita
sebut pasta gigi itu, kemudian juga pada cara
promosinya, dan yang tak kalah pentingnya adalah pada rasa dan tekstur pasta itu
sendiri.
(2)
Kemasan pasta gigi yang kita kenaI selama ini, yang sudah juga dikenal oleh
kakek bahkan kakek buyut kita dahulu, adalah tube. Dan tube ini cara-kerjanya
berlawanan dengan tujuannya: tidak pernah ada satu orang pun di dunia ini yang
berhasil menggunakan seluruh pasta yang dikemas di dalam tube itu. Ketika Anda
menganggap pastanya sudah habis, dan tube itu Anda buang, di dalamnya masih
tinggal pasta cukup untuk sekali dua kali sikat gigi lagi. Kalikanlah ini dengan jutaan
tube yang dibuang orang setiap harinya di dunia ini, angka yang Anda peroleh akan
sangat menakjubkan. Tutup tube itu mudah pula hilang sesudah dua tiga kali pakai,
sehingga pasta di dekat lubang tube itu mengeras. Ketika Anda ingin memakainya
besok pagi, Anda harus memijit tube lebih keras dari biasa, dan tidak jarang
akibatnya pasta itu akan meloncat mengotori Iantai dan tempat-tempat lain. Dan
kalau memang Anda memijitnya terlalu keras, tube itu masih akan terus
mengeluarkan pasta, walaupun kebutuhan Anda sudah terpenuhi.
(3)
Iklan-iklan yang menyesatkan turut pula menambah rasa tidak senang kita
menggunakan pasta gigi. Kenyataan menunjukkan, walaupun kita menyikat gigi dua
puluh empat jam sehari semalam, kalau gigi kita pada dasarnya memang tidak putih,
gigi itu tidak akan menjadi putih. Kemudian, perhatikan senyum model yang dipakai
di dalam iklan. Senyum dengan memperlihatkan semua gigi bukanlah senyum yang
terbaik, lagi pula tersenyum seperti itu tidak mungkin dilakukan sambil menyikat
gigi. Perhatikan pula cara model itu menyikat giginya: bagaimana pun tampak indah
dan berseninya, tidak bisa kita menyikat gigi dengan benar jika kita memegang sikat
gigi itu hanya dengan ibu jari dan telunjuk saja.
(4)
Pasta gigi itu, baik rasa maupun teksturnya adalah pasta. Hijau, putih bergaris
merah atau hijau, atau putih saja (yang menyebabkan gigi kita justru kelihatan lebih
kuning karena kontras), tetap saja pasta itu benda asing di mulut kita, dan tidak
untuk ditelan. Wangi-wangian dan rasa yang ditambahkan kepada pasta itu, yang
konon maksudnya untuk menambah enak menyikat gigi, bukanlah jawaban yang
*) Tulisan mahasiswa, dari Marjorie Henshaw & Gene Montague, Colloqium, Reading and Writing Prose. Little,
Brown & Company, Canada, 1962. Hal. 252-53.
1
tepat. Jika tidak dapat ditelan, apa gunanya dibuat wangi dan terasa enak? Membuat
pasta gigi yang wangi dan terasa enak itu berbahaya, kita, terutama anak-anak kita,
akan terbiasa menelannya sedikit-sedikit. Di samping rasanya yang tajam itu, tekstur
pasta gigi sering menimbulkan campuran kental yang hangat di mulut, yang jika
disikat dengan keras akan menghasilkan busa, yang menyebabkan mulut rasa
tersumbat, dan menimbulkan rasa mau muntah.
(5)
Agaknya jelaslah bagi kita semua bahwa pasta gigi itu dalam bentuknya yang
sekarang ini sudah sangat ketinggalan zaman. Ada banyak sekali perubahan yang
sebenarnya sudah sejak dahulu kala harus dilakukan oleh para produser pasta gigi.
Tube itu jelas sudah ketinggalan zaman, dia sudah ada sejak permulaan abad ini!
Mana ada barang lain yang sudah dipakai orang sejak permulaan abad ini, yang
sampai sekarang tidak mengalami perubahan mendasar. Promosinya juga rasanya
lebih banyak tidak benarnya dari benarnya. Dan mengenai tekstur dan rasa pasta
gigi, kalau memang mau dibikin enak, mengapa tidak dipikirkan dan dicari alat
pencegah kerusakan gigi lain yang selain enak dan wangi, juga dapat ditelan seperti
permen cokelat? Dengan sendirinya 'alat' seperti ini dapat pula dibubuhi segala
macam vitamin untuk membuat gigi kita sehat dan kuat. Kalau ini bisa diciptakan,
begitu bangun tidur, setiap orang akan dengan senang hati memasukkan sepotong
'alat' ini ke mulutnya, mengunyahnya sebentar, lalu menelannya. Mulutnya akan
bersih dan wangi, giginya sehat dan kuat, dan orang itu akan benar-benar merasa
bangun: siap untuk melakukan tugas-tugasnya hari itu.

Anda mungkin juga menyukai