APLIKASI ETABS PADA DUAL SYSTEM STRUCTURE (By Hamzah) PDF
APLIKASI ETABS PADA DUAL SYSTEM STRUCTURE (By Hamzah) PDF
APLIKASI ETABS PADA DUAL SYSTEM STRUCTURE (By Hamzah) PDF
PERANCANGAN GEDUNG
15 LANTAI DENGAN
STRUKTUR BETON
BERTULANG MENGGUNAKAN
SISTEM GANDA SEBAGAI
PENAHAN BEBAN GEMPA
SESUAI SNI 1726:2012
Mulai berlakunya SNI 1726 – 2012 tentang Perancangan Ketahanan Gempa untuk
Struktur Bangunan Gedung dan Non Gedung sebagai terapan dari ASCE 7 -10,
telah menggantikan peraturan gempa terdahulunya yaitu SNI 1726 – 2002.
Peraturan gempa sekarang ini menghasilkan peta gempa terbaru Indonesia dengan
parameter percepatan batuan dasar pada perioda pendek dan perioda 1,0 detik
dalam peta gerak tanah seismik dengan kemungkinan 2% terlampaui selama umur
bangunan 50 tahun (MCE, 2475 tahun) sebagai pengganti peta zona gempa
wilayah Indonesia pada SNI Gempa 2002.
Pada SNI 1726 – 2012 banyak parameter tertentu mengalami perubahan, seperti
pembatasan waktu getar struktur dan adanya syarat untuk penetapan gaya geser
dasar minimum untuk struktur yang memiliki perioda panjang. Angka faktor
reduksi gempa juga mengalami perubahan sesuai dengan sistem struktur yang
akan digunakan dalam perancangan.
Penulis
ii
RESUME E-BOOK
Pemilihan struktur sistem ganda (dual system) sebagai pemodelan diambil karena
kebanyakan bangunan bertingkat yang dibuat dewasa ini menggunakan sistem
ganda sebagai penahan beban gempa. E-book ini juga memaparkan dengan jelas
fasilitas ETABS dalam mendesain gempa rencana yang disesuaikan dengan
peraturan pembebanan gempa terbaru Indonesia yaitu SNI 1726 – 2012.
Tahapan analisis juga disesuaikan dengan perencanaan di konsultan struktur
sebagai acuan namun tetap terkorelasi dengan code yang berlaku.
Desain pondasi juga diberikan dalam e-book ini dengan memperhatikan aspek
daya dukung tanah. Pembebanan yang diperoleh langsung dari ETABS dapat
mempercepat desain pondasi. Kondisi gempa yang ditekankan dalam desain
pondasi ini adalah hasil Running gempa nominal dan gempa ultimit.
iii
DAFTAR ISI
(#1) MODEL
iv
4.4.3 Input Dimensi Pelat ............................................. 16
4.7 Input Beban Statik (Beban Mati dan Beban Hidup) ........ 35
v
4. PEMBEBANAN GEMPA STATIK MANUAL.................... 56
vi
5. PENULANGAN GESER BALOK ....................................... 136
vii
(#1) – MODEL
APLIKASI ETABS PADA PERANCANGAN GEDUNG 15 LANTAI
DENGAN STRUKTUR BETON BERTULANG MENGGUNAKAN SISTEM
GANDA (DUAL SYSTEM) SEBAGAI PENAHAN BEBAN GEMPA
SESUAI STANDARD CODE SNI 1726 : 2012
Oleh : M. Hamzah Fadli ST., MT.
Contact : hamzah.fadlii@gmail.com
1. TINJAUAN PUSTAKA
Pada perencanaan struktur gedung, sistem gabungan antara portal rangka
pemikul momen (frame) dan dinding geser dalam menahan beban lateral disebut
sebagai sistem ganda (dual system). Sistem ganda dapat memberikan kemampuan
yang lebih baik dalam menahan beban lateral khususnya beban gempa untuk
bangunan-bangunan yang sudah menjulang tinggi. Penggunaan sistem ganda
dapat diaplikasikan pada bangunan hingga mencapai 40 tingkat.
Interaksi antara portal dan dinding geser pada sistem ganda memiliki
perilaku yang cukup unik, dimana gaya geser pada bagian bawah akan dominan
dipikul oleh dinding geser sedangkan frame memikul gaya geser pada bagian atas.
Hal ini dikarenakan kedua sistem tersebut memiliki perilaku defleksi yang
berbeda. Akibat dari beban lateral, dinding geser akan berperilaku bending mode
sedangkan frame akan berdeformasi secara shear mode.
Berdasarkan SNI 1726-2012 dalam sistem ganda, rangka pemikul momen
harus memikul sekurang-kurangnya 25% gaya gempa desain dimana hal ini
merupakan antisipasi kondisi setelah gempa terjadi setidaknya frame masih harus
kuat menahan beban gravitasi. Pengecekan terhadap rangka pemikul momen harus
dilakukan terpisah apabila frame menahan lebih dari 10% beban geser desain.
Syarat-syarat dalam perencanaan struktur menggunakan sistem ganda
adalah : memiliki rangka ruang pemikul beban gravitasi secara lengkap, beban
gempa ditahan oleh dinding geser atau bresing dengan rangka pemikul momen,
dimana rangka pemikul momen harus direncanakan terpisah menahan minimal
25% beban gempa, dan kedua sistem harus direncanakan mampu memikul beban
gempa dengan memperhatikan interaksi sistem ganda.
3. DATA STRUKTUR
3.1 Material Properties
Mutu Beton yang digunakan dalam perencanaan adalah sebagai berikut :
K-400 (untuk struktur kolom dan dinding geser/shear wall) :
f’c = 400 x 0,083 = 33,2 Mpa
E = 4700 x (33,2)1/2 = 27081,137 Mpa
K-300 (untuk struktur balok dan pelat) :
f’c = 300 x 0,083 = 24,9 Mpa
E = 4700 x (24,9)1/2 = 23452,953 Mpa
PELAT : - Lantai, t = 13
- Atap, t = 13
Cat : Ketinggian antar lantai adalah 4 m tipikal dari dasar sampai atap.
Standard Code yang digunakan pada Steel Design Database dan Steel
Design Code merupakan default. Kita juga dapat menggantinya jika ingin
menggunakan acuan tertentu, misal dalam perencanaan gedung/struktur baja.
Sesuai dengan gambar denah rencana pada grid/As arah Y terdapat jarak
yang berbeda, oleh karena itu kita dapat pilih atau klik Custom Grid Spacing –
Edit Grid Data untuk merubah jarak yang sebenarnya.
Setelah muncul kotak dialog Grid System Data, kemudian pilih Display
Grid Data as Spacing untuk mengubah jarak spasi grid arah y sesuai denah
rencana. Jika kita ingin merubahnya dalam hitungan ordinat maka pilih Display
Grid Data as Ordinates.
Pada bagian Y Grid Data, ubah Y spacing Grid ID 2 menjadi 1,5 m dan Grid
ID 3 menjadi 3,5 m. Visible Yes berarti Grid akan ditampilkan pada tampilan
ETABS dan kita juga dapat mengganti posisi nomor/kode Grid/As pada bagian
Bubble Loc.
Pada bagian X Grid Data sudah sesuai dengan jarak antar As denah rencana.
Perubahan jarak Grid pada arah sumbu Y dapat dilihat pada gambar di bawah ini.
Pada keadaan awal, Story 15 (lantai teratas) menjadi Master Story untuk
semua lantai sehingga kita perlu menggantinya menjadi No dengan cara klik
kotak Yes pada Master Story kemudian ganti dengan No.
Pembagian Master Story untuk penggambaran kolom adalah :
a. Zona 1 = Lt 1 – Lt 5, dengan Master Story adalah Story 1
b. Zona 2 = Lt 6 – Lt 10, dengan Master Story adalah Story 6
c. Zona 3 = Lt 11 – Lt 15, dengan Master Story adalah Story 11
Setelah membuat Master Story untuk setiap zona lantai, selanjutnya klik
OK dan kita akan memulai penggambaran elemen kolom. Aktifkan fungsi Similar
Stories pada bagian kanan bawah jendela ETABS seperti gambar di bawah ini.
Story 6
Story 11
jendela ETABS.
Pertama-tama gambar dinding geser tipe FWALL (A) dengan panjang 8
m dan tebal 350 mm. Penggambaran elemen dinding geser/shear wall pada
ETABS V13 ini dapat menggunakan fasilitas Draw Wall Stacks dengan cara klik
menu Draw – Draw Wall Stack – kemudian akan tampil kotak dialog New Wall
Stack – input layout data – OK – arahkan kursor mouse diantara As C-D sesuai
posisi shear wall – klik 1x di tengah-tengah antara As C-D – jika sudah tergambar
tekan Esc pada keyboard.
Contoh cara medefinisikan shear wall sebagai Pier P1 adalah : klik shear
wall sebelah kiri (masih dalam fasilitas All Stories) – Assign – Shell – Pier Label
– pilih P1 – Apply – OK. Lakukan langkah yang sama untuk mendefinisikan
shear wall yang lain sebagai Pier P2 dan P3.
Jika ingin melihat hasil pendefinisian pier, pilih menu View – Set Display
Options – pilih Other Assigments – pada bagian Pier Assigments ceklis Labels –
OK. Hasil input pier untuk masing-masing shear wall dapat dilihat pada gambar
dibawah ini.
- Property : pilih B 35 x 70
- Moment Releases : “Continuous”, pemilihan continuous untuk
meneruskan momen ke frame yang ada disebelahnya, jika memilih
pinned maka asumsi ujung-ujung frame adalah sendi dimana momen
ujung bernilai 0. Untuk balok induk yang dihubungkan oleh kolom-
kolom, asumsi yang tepat untuk momen releases adalah continuous
sesuai perilaku tumpuan jepit dan rigid.
Arahkan kursor mouse ke garis Grid denah hingga muncul garis putus-
putus seperti gambar berikut ini, kemudian klik 1 kali pada garis tersebut.
Gambar semua elemen balok B 35 x 70 yang sejajar dengan sumbu-X
pada denah.
seperti ini pada sebelah kiri jendela ETABS, namun jika area yang akan dibuat
berbentuk segiempat atau rectangular kita dapat memilih icon seperti ini .
Selain itu kita juga dapat menggambar elemen pelat pada menu Draw – Draw
Floor/Wall Objects – pilih cara penggambaran sesuai bentuk area pelat.
- Pada Load : Dead, kita dapat mengganti nama Dead menjadi DL (Dead Load)
kemudian click to Modify Load. Type untuk beban mati adalah Dead dan Self
Weight Multiplier untuk beban mati adalah 1 (untuk beban mati struktur yang
akan otomatis dihitung oleh ETABS dan juga input beban mati tambahan yang
akan kita masukan sendiri).
- Pada Load : Live, kita juga dapat mengganti nama Live menjadi LL (Live
Load) kemudian click to Modify Load. Type untuk beban hidup adalah Live
dengan Self Weight Multiplier = 0 (karena akan kita input sendiri beban hidup
sesuai dengan fungsi bangunan).
- Jika ingin membedakan beban mati tambahan sebagai beban statik tersendiri,
kita dapat input beban SDL dengan Type Super Dead dan Self Weight
Multiplier = 0 kemudian kita tambahkan dengan cara klik Add New Load.
Cat : jika pada bagian Load Patterns sebelumnya kita membedakan untuk
beban mati tambahan (SuperDead) maka untuk pendefinisian Load Case tersebut
juga dapat dilakukan dengan cara yang sama seperti langkah-langkah di atas.
Namun pada contoh ini kita mendefinisikan beban mati hanya dengan Case –
Dead Load (DL) saja dimana case tersebut digunakan untuk perhitungan otomatis
beban struktur dari ETABS dan juga sekaligus sebagai case untuk input beban
mati tambahan.
Cat : Pada bagian Options, Add to Existing Loads digunakan untuk menambahkan
nilai beban yang akan dimasukan pada Load Pattern Name yang sama. Replace
Existing Load digunakan untuk mengubah nilai beban pada Load Pattern Name
yang sama, sedangkan Delete Existing Loads untuk menghapus nilai beban yang
telah dimasukkan. Jika kita ingin meng-input nilai beban dengan Load Pattern
yang masing-masing berbeda pilihan Add atau Replace dapat kita gunakan,
asalkan Load Pattern Name yang digunakan sesuai dengan nilainya.
Jika ingin melihat hasil input masing-masing beban yang telah kita berikan
pada pelat, kita dapat memilih menu Display – Load Assigns – Shell – pilih Load
Pattern yang ingin dilihat – OK.
Cat : Perletakan jepit biasanya dilakukan untuk analisis struktur, untuk bangunan
baja tingkat rendah misalnya, perletakan sendi juga dapat diasumsikan pada taraf
penjepitan lateralnya atau untuk bangunan-bangunan yang menggunakan pondasi
dangkal. Untuk menganalisis pondasi akibat beban gravity terkadang engineer
memberikan perletakan sendi agar tidak timbul momen hanya sebatas gaya
vertikal Fz saja, namun perletakan sendi memberikan hasil waktu getar/perioda
yang lebih panjang dibandingkan dengan perletakan jepit.
- 0,8 M M
BEAM COL 1,2 M BEAM , zcol = 0,5 dan zbeam = 0,5
- M 0,8 M
COL BEAM , zcol = 0 dan zbeam = 1 (Strong Beam Weak Column)
Asumsi diafragma rigid pada joint juga dapat dilakukan dengan cara :
aktifkan fasilitas All Stories – pilih salah satu lantai dan blok denah lantai tersebut
sehingga semua elemen frame terpilih (kita juga dapat menggunakan pilihan
Select – ALL) – pilih menu Assign – Joint – Diaphragms – pilih D1 – Apply –
OK.
Selain persyaratan pemodelan, tujuan dari diafragma lantai dan joint
adalah untuk mendapatkan nilai massa total aktual tiap lantai yang akan
digunakan untuk menentukan berat total struktur dalam perencanaan pembebanan
gempa.
4.8.5 Modal
Modal merupakan analisis dinamik untuk mengetahui perilaku ragam
gerak struktur di setiap mode-modenya. Analisis ini harus menyertakan jumlah
modal yang cukup agar tercapai partisipasi massa ragam minimal 90% pada
analisis dinamik, untuk analisis statik pembebenan gempa mengikuti pola ragam
gerak di mode-mode awal (ragam fundamental pertama) yang memberikan arah
translasi dominan untuk kedua arah sumbu orthogonal.
Penentuan jumlah mode untuk analisis struktur secara dinamik biasanya
merupakan judgement awal dengan melihat jumlah lantai bangunan. Jumlah
modal yang berkontribusi ≥ jumlah tingkat/lantai bangunan. Pada perancangan ini
Setelah itu pilih Analyze kembali – Set Active Degrees of Freedom – pilih
Full 3D – OK. Pilih kembali menu Analyze – Set Load Cases to Run – beri tanda
ceklis pada Calculate Diaphragm Centers of Rigidity – Run Now.
Ty
Tx
Pada mode ke-3 ini gerak struktur sudah menunjukan rotasi karena telah
mengalami puntir terhadap sumbu lokal Z.
Selain dari animasi layar komputer, kita juga dapat melihat pola gerak
ragam dari hasil output analisis ETABS dengan cara pilih menu Display – Show
Tables – klik kotak kecil paling kiri dari pilihan Analysis – klik kotak kecil paling
kiri Results – klik kotak kecil paling kiri Modal Results – beri tanda ceklis pada
bagian Modal Participating Mass Ratios dan Modal Load Participation Ratios –
maka pada jendela ETABS akan tampil pilihan tabel tersebut.
Jika ingin mendapatkan output dalam bentuk Microsoft Excel, klik kanan
pada tabel, kemudian pilih Export to Excel. Sehingga hasilnya dapat dilihat pada
tabel dibawah ini.
Dari hasil tabel 2.1 dapat dilihat bahwa untuk analisis statik partisipasi
massa sudah mencapai 100% di kedua arah orthogonal dan untuk analisis dinamik
partisipasi massa telah mencapai lebih dari 90%, hal ini sudah sesuai dengan
persyaratan. Jika tidak tercapai tambahkan jumlah mode yang berkontribusi.
Dari hasil tabel 2.2 dapat dilihat bahwa pada mode 1 nilai faktor translasi
UY memberikan angka yang paling besar/dominan yaitu 71,31% hal ini
menunjukan bahwa gerak translasi arah Y terjadi pada mode ini sesuai dengan
animasi layar komputer. Pada mode 2 nilai faktor translasi UX memberikan angka
yang paling besar/dominan yaitu 56,41% hal ini menunjukan bahwa gerak
translasi arah X terjadi pada mode ini sesuai dengan animasi layar komputer. Pada
mode 3 nilai RZ dominan yaitu 54,35% hal ini menunjukan bahwa pada mode ini
gerak struktur sudah dominan dalam rotasi. Persyaratan gerak ragam sudah sesuai.
Pada bagian Jenis Input pilih Nama Kota, kemudian ketik Semarang lalu
klik kotak Hitung dan klik Lihat Hasil.
Pada tabel diatas, terdapat 2 jenis sistem ganda, yaitu sistem ganda yang
menggunakan rangka pemikul momen khusus (point D) dan rangka pemikul
momen menengah (point E). Untuk Kategori Desain Seismik D penggunaan
sistem ganda dengan rangka pemikul momen menengah dan dinding geser beton
bertulang khusus dibatasi sampai 48 m (gedung rencana memiliki tinggi 60 m)
S DS 0,719
Cs 0,1027 , nilai Cs yang dihitung tidak perlu melebihi
R 7
Ie 1
Jadi : Csx = Csy = 0,03699 (koefisien gaya geser untuk arah x dan y)
Cat : Perbedaan dari SNI 1726 – 2002 sebelumnya dengan SNI 1726 – 2012
yang digunakan sekarang adalah dengan adanya penetapan gaya geser dasar
minimum, peraturan sebelumnya tidak menetapkan nilai gaya geser minimum
suatu bangunan sehingga gedung-gedung dengan perioda panjang dapat memiliki
gaya geser dasar yang kecil, namun tidak pada SNI 1726 – 2012 yang
menetapkan gaya geser dasar minimum suatu gedung yang memiliki perioda
panjang, sehingga perlu ada “koreksi darurat” tentang desain gaya geser gedung-
gedung tinggi dengan peraturan terdahulu jika dibandingkan dengan peraturan
sekarang.
Batasan perioda untuk penggunaan nilai gaya geser minimum dapat diturunkan
dengan persamaan berikut ini :
S D1
0,044 S DS I e
R
T
Ie
S D1
I e 0,044 S DS I e
TR
S D1
0,044 S DS
TR
S D1 TS S
T , dengan Ts D1
0,044 S DS R 0,044 R S DS
Pada tabel hasil output ETABS di atas, didapat data berat total per-lantai
dari mass source yang sudah dimasukkan sebelumnya. Berat keseluruhan struktur
juga dapat dilihat pada kolom Cumulative. Jadi total berat seismik efektif untuk
desain adalah :
WTOTAL = 10553920,24 Kg
w h
k
i i
i 1
Interpolasi nilai k untuk nilai perioda desain pada rentang 0,5 < T < 2,5
adalah :
k= 0,5 T + 0,75
k = 0,5 (1,4728) + 0,75
k = 1,4864
Story hi Wi K Wihik Cv Fx = Fy
(m) (Kg) (Kgf-m) (Kgf)
Story15 60 510589.230 224447963.087 0.1157 45177.800
Story14 56 691060.160 274171646.226 0.1414 55186.386
Story13 52 691060.160 245574476.180 0.1266 49430.231
Story12 48 691060.160 218028281.459 0.1124 43885.621
Story11 44 691060.160 191577241.100 0.0988 38561.448
Story10 40 705073.110 169643069.930 0.0875 34146.448
Story9 36 720643.060 148254623.330 0.0764 29841.295
Story8 32 720643.060 1.4864 124444336.461 0.0642 25048.663
Story7 28 720643.060 102041282.034 0.0526 20539.285
Story6 24 720643.060 81145828.411 0.0418 16333.363
Story5 20 729985.030 62685188.992 0.0323 12617.530
Story4 16 740364.990 45629931.425 0.0235 9184.578
Story3 12 740364.990 29753693.025 0.0153 5988.945
Story2 8 740364.990 16285415.015 0.0084 3277.995
Story1 4 740364.990 5812297.629 0.0030 1169.923
JUMLAH 10553920.210 1939495274.304 1.000 390389.510
Fx Vx Fy Vy
Story
(Kgf) (Kgf) (Kgf) (Kgf)
Story15 45177.800 45177.800 45177.800 45177.800
Story14 55186.386 100364.186 55186.386 100364.186
Story13 49430.231 149794.417 49430.231 149794.417
Story12 43885.621 193680.038 43885.621 193680.038
Story11 38561.448 232241.485 38561.448 232241.485
Story10 34146.448 266387.934 34146.448 266387.934
Story9 29841.295 296229.228 29841.295 296229.228
Story8 25048.663 321277.891 25048.663 321277.891
Story7 20539.285 341817.176 20539.285 341817.176
Story6 16333.363 358150.539 16333.363 358150.539
Story5 12617.530 370768.069 12617.530 370768.069
Story4 9184.578 379952.648 9184.578 379952.648
Story3 5988.945 385941.592 5988.945 385941.592
Story2 3277.995 389219.587 3277.995 389219.587
Story1 1169.923 390389.510 1169.923 390389.510
Contoh perhitungan :
Gaya Geser Story 15, V15 = F15 = 45177,800 Kgf
Gaya Geser Story 14, V14 = V15 + F14 = 100364,186 Kgf
Gaya Geser Story 13, V13 = V14 + F13 = 149794,417 Kgf
Dst…..
Kemudian pilih menu Define – Load Patterns – Input Gaya Lateral Arah
X (EX) seperti gambar berikut ini – Click To Add New Load.
Sumber : ASCE 7 – 10
Berdasarkan tabel diatas, untuk All other structural systems nilai Ct = 0,02
dengan nilai metric ekuivalen (0,0488) dan x = 0,75. Maka untuk sistem ganda
dalam program, fungsi perioda pendekatannya adalah Ct (ft), x = 0,02; 0,75.
- Story Range :
a. Top Story for Seismic Loads = Story 15 (Lantai paling atas)
b. Bottom Story for Seismic Loads = Base (Lantai dasar penjepitan lateral)
- Factors :
Nilai faktor diisi sesuai dengan parameter jenis sistem struktur, dalam hal ini
adalah sistem ganda dan faktor keutamaan bangunan, yaitu
a. Response Modification, R =7
b. System Overstrength, omega = 2,5
c. Deflection Amplification, Cd = 5,5
d. Occupancy Important, Ie =1
- Seismic Coefficients :
a. 0,2 Sec Spectral Accel, SS = 0,970
b. 1 Sec Spectral Accel, S1 = 0,328
c. Long Period-Transition Period = 8 sec, diambil dari peta Long Period-
Transtition Period untuk wilayah Pulau Jawa*
d. Site Class = D (Situs SD, Tanah Sedang)
Lakukan hal yang sama untuk membuat beban gempa statik arah-Y.
Load FX FY FZ MX MY MZ
Case/Combo kgf kgf kgf kN-m kN-m kN-m
DL 0 -0.0000432 10253097 808743.703 -2010971 -0.000008525
LL 0 -0.00001283 2140516 169645.3301 -419826 -0.000002531
EX -390737 0.000004308 0 -0.00000188 -165725 30693.8075
EY 0 -390737 0.00001082 165725.4787 -0.000001757 -76614.9399
Vx = 390737 Kgf
Vy = 390737 Kgf
Setelah itu lakukan analisis kembali dengan pilih menu Analyze – Set Load
Cases To Run – Run Now. Setelah proses run analysis selesai, pilih Display –
Show Tables – Analysis – Results – Reactions – beri tanda ceklis pada Base
Reactions – OK – klik kanan pada tabel output – Export To Excel.
Load FX FY FZ MX MY MZ
Case/Combo kgf kgf kgf kN-m kN-m kN-m
DL 0 -0.0000432 10253097 808743.703 -2010971 -0.000008525
LL 0 -0.00001283 2140516 169645.3301 -419826 -0.000002531
EX -390392 0.000004305 0 -0.000001879 -165592 30666.6931
EY 0 -390392 0.00001081 165591.9768 -0.000001756 -76547.3114
Vx = 390392 Kgf
Vy = 390392 Kgf
Vx Vy
No METODE
Kgf Kgf
1 Perhitungan Manual 390390 390390
2 ASCE 7-10 Time Period Program Calculated 390737 390737
3 ASCE 7-10 Time Period User Defined 390392 390392
b. Untuk perioda lebih besar dari atau sama dengan T 0 dan lebih kecil dari atau
sama dengan TS (T0 ≤ T ≤ TS) , spektrum respons desain (Sa) :
S a S DS
c. Untuk perioda yang lebih besar daripada TS (T > TS), spektrum respons desain
(Sa) :
S D1
Sa
T
Keterangan :
S D1
T0 0,2
S DS
S D1
TS
S DS
0.8
0.7
0.6
Rasio Kenaikan SDS = 1,89
0.5
SPEKTRA SEMARANG
0.4 2002
Sa,
SPEKTRA SEMARANG
0.3
Rasio Kenaikan SD1 = 1,66 2012
0.2
0.1
0
0 1 2 3 4 5 T, detik
Gambar 2.18. Perbandingan Kurva Spektrum Desain Kota Semarang pada Tanah
Sedang dengan SNI 1726 – 2012 dan SNI 1726 - 2002
Load FX FY FZ MX MY MZ
Case/Combo Kgf kgf kgf kN-m kN-m kN-m
SPEC-X Max 219327.09 223.5824 0 63.3258 71615.328 30090.2807
SPEC-Y Max 223.5815 237528.35 4.959E-06 76573.471 62.2392 46554.6707
Vx Vy
No METODE
Kgf Kgf
1 Respons Spektrum Input Manual 217304.51 233184.02
2 Respons Spektrum Otomatis ASCE 7 - 10 219327.09 237528.35
GAYA VX VY
GEMPA (Kgf) (Kgf)
STATIK 390389.51 390389.51
85% STATIK 331831.08 331831.08
DINAMIK 219327.09 237528.35
Berdasarkan tabel diatas, VDINAMIK < 85% VSTATIK, maka faktor skala gaya
yang harus diberikan adalah :
331831,08
Scale factor arah X = 1,513
219327,09
331831,08
Scale factor arah Y = 1,397
237528,35
Dengan cara yang sama, input nilai skala gaya (scale factor) untuk gempa
dinamik arah Y seperti tampak pada gambar di bawah ini.
Setelah itu lakukan proses Run Analysis dan lihat hasil gaya geser
dinamik terkoreksi dengan menggunakan cara yang sama seperti melihat hasil
gaya geser dinamik awal.
Nilai gaya geser dinamik terkoreksi tiap lantai juga dapat dihitung secara
langsung seperti tabel di atas dengan contoh perhitungan sebagai berikut :
Arah X :
V (dinamik terkoreksi) Story 15 = VDINAMIK x Skala Gaya Arah X
= 36925,02 x 1,51295
= 55865,7
Arah Y :
V (dinamik terkoreksi) Story 15 = VDINAMIK x Skala Gaya Arah Y
= 45641,34 x 1,39702
= 63761,7
Nilai gaya geser desain didapat dari nilai maksimum antara gaya gempa
85% statik dan gaya gempa dinamik correction (dinamik terkoreksi). Sebagai
contoh, penentuan gaya geser desain pada Story 15 adalah sebagai berikut :
Arah X :
Gaya Geser Desain Story 15 = MAX (38401,13 ; 55865,74) = 55865,74
Arah Y :
Gaya Geser Desain Story 15 = MAX (38401,13 ; 63761,72) = 63761,72
13
11
Gempa Statik
9
85% Gempa Statik
7
Gempa Dinamik Correct.
5
Gempa Desain
3
1
0 100000 200000 300000 400000 500000
15
13
11
Gempa Statik
9
85% Gempa Statik
7 Gempa Dinamik Correct.
5 Gempa Desain
1
0 100000 200000 300000 400000 500000
Dari gambar distribusi gaya geser di atas dapat dilihat bahwa gempa
dinamik correction memberikan pengaruh yang cukup signifikan terhadap gaya
geser pada lantai-lantai paling atas karena nilai gaya gesernya lebih besar daripada
gaya gempa statiknya, sedangkan pada lantai bawah nilai gaya geser desain sudah
memenuhi syarat minimal 85% statik. Hal itulah yang menyebabkan perlunya
pertimbangan antara relasi gempa statik dan dinamik, karena semakin tinggi
bangunan dapat mempengaruhi perilaku dinamiknya yang bisa lebih dominan.
Setelah mengganti Auto Lateral Load menjadi User Loads, klik Modify
Lateral Load di sebelah kanan kemudian masukkan nilai gempa F X desain ke
dalam kotak tabulasi atau gunakan copy – paste dari Excel yang dibuat.
Setelah mengganti Auto Lateral Load menjadi User Loads, klik Modify
Lateral Load di sebelah kanan kemudian masukkan nilai gempa FY desain ke
dalam kotak tabulasi atau gunakan copy – paste dari Excel yang dibuat.
hsx δe Δ Δi Δijin
Story Ket
(mm) (mm) (mm) (mm) (mm)
15 4000 73.20 402.60 20.35 80 OK
14 4000 69.50 382.25 22.55 80 OK
13 4000 65.40 359.70 25.30 80 OK
12 4000 60.80 334.40 26.95 80 OK
11 4000 55.90 307.45 29.15 80 OK
10 4000 50.60 278.30 30.80 80 OK
9 4000 45.00 247.50 33.00 80 OK
8 4000 39.00 214.50 34.10 80 OK
7 4000 32.80 180.40 34.10 80 OK
6 4000 26.60 146.30 34.10 80 OK
5 4000 20.40 112.20 31.90 80 OK
4 4000 14.60 80.30 29.70 80 OK
3 4000 9.20 50.60 24.75 80 OK
2 4000 4.70 25.85 17.60 80 OK
1 4000 1.50 8.25 8.25 80 OK
hsx δe Δ Δi Δijin
Story Ket
(mm) (mm) (mm) (mm) (mm)
15 4000 94.4 519.20 29.15 80 OK
14 4000 89.1 490.05 31.35 80 OK
13 4000 83.4 458.70 34.10 80 OK
12 4000 77.2 424.60 36.30 80 OK
11 4000 70.6 388.30 39.05 80 OK
10 4000 63.5 349.25 40.70 80 OK
9 4000 56.1 308.55 42.35 80 OK
8 4000 48.4 266.20 43.45 80 OK
7 4000 40.5 222.75 43.45 80 OK
6 4000 32.6 179.30 42.90 80 OK
5 4000 24.8 136.40 40.15 80 OK
4 4000 17.5 96.25 35.75 80 OK
3 4000 11 60.50 30.25 80 OK
2 4000 5.5 30.25 21.45 80 OK
1 4000 1.6 8.80 8.80 80 OK
C d e15
15
Ie
5,5 94,4
15
1
15 519,20 mm
C d e14
14
Ie
5,5 89,1
14
1
14 490,05 mm
15 15 14
15 519,20 490,05
15 29,55 mm
Berdasarkan tabel 16 Simpangan antar lantai ijin SNI 1726 – 2012 untuk
jenis struktur yang masuk kedalam tipe semua struktur lainnya dan berada pada
kategori risiko II, batas simpangan antar lantai ijin adalah 0,020 h sx, dimana hsx
merupakan tinggi antar tingkat. Maka dari perhitungan diatas didapat :
hsx Δi P VX
Story θ θmax Cek
(mm) (mm) (Kgf) (Kgf)
15 4000 20.35 583513 55865.74 0.009662 0.090909 STABIL
14 4000 22.55 1290409 107611.82 0.012291 0.090909 STABIL
13 4000 25.30 1997304 143372.95 0.01602 0.090909 STABIL
12 4000 26.95 2704200 167352.34 0.019794 0.090909 STABIL
11 4000 29.15 3411096 197405.26 0.022896 0.090909 STABIL
10 4000 30.80 4149132 226429.74 0.025654 0.090909 STABIL
9 4000 33.00 4887167 251794.84 0.029114 0.090909 STABIL
8 4000 34.10 5625203 273086.21 0.031928 0.090909 STABIL
7 4000 34.10 6363239 290544.60 0.033947 0.090909 STABIL
6 4000 34.10 7101274 304427.96 0.036156 0.090909 STABIL
5 4000 31.90 7860070 315152.86 0.036164 0.090909 STABIL
4 4000 29.70 8618865 322959.75 0.036028 0.090909 STABIL
3 4000 24.75 9377661 328050.35 0.032159 0.090909 STABIL
2 4000 17.60 10136457 330836.65 0.024511 0.090909 STABIL
1 4000 8.25 10895252 331831.08 0.012313 0.090909 STABIL
hsx Δi P VY
Story θ θmax Cek
(mm) (mm) (Kgf) (Kgf)
15 4000 29.15 583513 63761.72 0.012126 0.090909 STABIL
14 4000 31.35 1290409 117345.50 0.015670 0.090909 STABIL
13 4000 34.10 1997304 150835.70 0.020524 0.090909 STABIL
12 4000 36.30 2704200 172741.20 0.025830 0.090909 STABIL
11 4000 39.05 3411096 197405.26 0.030671 0.090909 STABIL
10 4000 40.70 4149132 226429.74 0.033900 0.090909 STABIL
9 4000 42.35 4887167 251794.84 0.037363 0.090909 STABIL
8 4000 43.45 5625203 273086.21 0.040682 0.090909 STABIL
7 4000 43.45 6363239 290544.60 0.043255 0.090909 STABIL
6 4000 42.90 7101274 304427.96 0.045487 0.090909 STABIL
5 4000 40.15 7860070 315152.86 0.045516 0.090909 STABIL
4 4000 35.75 8618865 322959.75 0.043367 0.090909 STABIL
3 4000 30.25 9377661 328050.35 0.039306 0.090909 STABIL
2 4000 21.45 10136457 330836.65 0.029873 0.090909 STABIL
1 4000 8.80 10895252 331831.08 0.013133 0.090909 STABIL
0,5
max 0,25
C d
0,5
max 0,25
1 5,5
max 0,091 0,25
Karena nilai θ < 0,1 maka tidak disyaratkan untuk diperhitungkan terhadap
pengaruh P-Delta, dan nilai θ < θmax, sehingga struktur masih dalam kondisi stabil.
a. Icracked Balok
Pilih menu Define – Section Properties – Frame Sections – pilih salah satu
tipe balok – Modify/Show Property – pilih Modify/Show Modifiers – ganti
nilai Moment of Inertia about 3 axis menjadi 0,35 – OK. Lakukan hal yang
sama untuk tipe balok lainnya.
Pada gambar di atas dapat dilihat bahwa label titik untuk shear wall
berturut-turut adalah 19, 20, 21, 22, 23, dan 24. Untuk mengetahui besarnya gaya
geser yang diterima pada titik-titik tersebut pilih menu Display – Show Tables –
Analysis – Results – Reactions – beri tanda ceklis pada pilihan Design Reactions –
OK – klik kanan pada tabel output tersebut – Export to Excel.
ETABS akan memberikan semua informasi nilai gaya dalam dari hasil
Run masing-masing Load Case/Combo, untuk memudahkan mengetahui reaksi
dari pembebanan gempa desain, pilih sort & filter pada Microsoft excel kemudian
select hanya untuk pembebanan gempa X (EX) dan gempa Y (EY). Hasil design
reaction masing-masing joint dapat dilihat pada tabel berikut ini.
Berdasarkan tabel diatas, akibat gempa arah X (EX) shear wall dan
kolom menahan gaya geser pada lantai base/dasar sebesar :
Berdasarkan tabel diatas, akibat gempa arah Y (EY) shear wall dan
kolom menahan gaya geser pada lantai base/dasar sebesar :
Story Vx design Vshear wall Vkolom Vshear wall + Vkolom % Vshear wall % Vkolom
15 55865.74 -76078.35 131944.09 55865.74
14 107611.82 17027.37 90584.45 107611.82 15.82 84.18
13 143372.95 37679.84 105693.11 143372.95 26.28 73.72
12 167352.34 58039.44 109312.90 167352.34 34.68 65.32
11 197405.26 90533.18 106872.08 197405.26 45.86 54.14
10 226429.74 100805.73 125624.00 226429.74 44.52 55.48
9 251794.84 130275.87 121518.97 251794.84 51.74 48.26
8 273086.21 149686.04 123400.16 273086.20 54.81 45.19
7 290544.60 168957.85 121586.74 290544.59 58.15 41.85
6 304427.96 190154.45 114273.50 304427.95 62.46 37.54
5 315152.86 201195.34 113957.51 315152.85 63.84 36.16
4 322959.75 226338.44 96621.30 322959.74 70.08 29.92
3 328050.35 246911.27 81139.07 328050.34 75.27 24.73
2 330836.65 272408.30 58428.34 330836.64 82.34 17.66
1 331831.08 297922.11 33909.72 331831.84 89.78 10.22
Tabel 2.33. Interaksi Sistem Ganda (Dual System) Akibat Gempa Arah Y
Story Vy design Vshear wall Vkolom Vshear wall + Vkolom % Vshear wall % Vkolom
15 63761.72 -67125.02 130886.74 63761.72
14 117345.50 29104.66 88240.84 117345.50 24.80 75.20
13 150835.70 45959.71 104875.99 150835.70 30.47 69.53
12 172741.20 60436.04 112305.16 172741.20 34.99 65.01
11 197405.26 99277.78 98127.50 197405.27 50.29 49.71
10 226429.74 89721.81 136707.94 226429.75 39.62 60.38
9 251794.84 122596.53 129198.33 251794.85 48.69 51.31
8 273086.21 139007.66 134078.56 273086.21 50.90 49.10
7 290544.60 157430.85 133113.75 290544.61 54.18 45.82
6 304427.96 176125.43 128302.54 304427.97 57.85 42.15
5 315152.86 162079.32 153073.55 315152.87 51.43 48.57
4 322959.75 206223.09 116736.66 322959.76 63.85 36.15
3 328050.35 221502.74 106547.61 328050.36 67.52 32.48
2 330836.65 239179.23 91657.43 330836.66 72.30 27.70
1 331831.08 293136.02 38695.06 331831.09 88.34 11.66
Tinggi Bangunan
Gaya Geser
Frame
Gaya Geser
Shear Wall
Gambar 2.45. Proporsi Gaya Geser Interaksi Ganda Akibat Gempa X (EX)
Gambar 2.50. Diagram Momen Shear Wall Akibat Beban Gempa X (EX)
Gambar 2.51. Diagram Momen Shear Wall Akibat Beban Gempa Y (EY)
Cara untuk menghapus elemen shear wall adalah : pilih menu Select –
Select – Object Type – pilih Walls – Select – Close – kemudian pilih menu Edit –
Delete.
Asumsikan dimensi Boundary Element untuk masing-masing shear wall
arah X dengan panjang total 8 m dan shear wall arah Y dengan panjang total 5 m.
Asumsi dimensi boundary element untuk shear wall arah X adalah 35 cm x 150
cm dan boundary element untuk shear wall arah Y adalah 35 cm x 130 cm.
Boundary Element dipasang dari dasar hingga puncak dinding geser.
Penggambaran boundary elements sama halnya dengan elemen kolom seperti
contoh-contoh sebelumnya yang telah dijelaskan. Hubungkan kedua boundary
element pada masing-masing ujung titik shear wall menggunakan balok
induk/utama sesuai dengan arahnya masing-masing.
Nilai F’x dan F’y didapat dari selisih gaya geser antar lantai, dimana gaya
geser tiap lantai disediakan sebesar 25% dari gaya geser desain. Input gaya gempa
tersebut ke dalam Load Patterns untuk EX dan EY dengan cara yang sama seperti
sebelumnya. Lakukan Run Analysis untuk pemodelan terpisah ini dan bandingkan
nilai bending momen pada lantai-lantai yang framenya menahan kurang dari 25%
gempa desain akibat interaksi dari sistem ganda pada anaisis sebelumnya.
Pada analisis pembebanan gempa sistem ganda, telah didapat gaya gempa
desain untuk perencanaan struktur. Setelah dilakukan analisis untuk persyaratan
sistem ganda (dual system) maka diperlukan 2 pemodelan, yaitu untuk Interaksi
Sistem Ganda lengkap dengan elemen struktur penahan gempa yang dibebani
100% gaya geser gempa desain, selanjutnya disebut sebagai Model 1 dan analisis
terpisah untuk frame yang menahan 25% gaya geser gempa desain, selanjutnya
disebut sebagai Model 2. Gaya-gaya dalam untuk penulangan struktur frame
diambil berdasarkan kondisi yang memberikan nilai paling maksimum.
1. KOMBINASI PEMBEBANAN
Kombinasi Permbebanan untuk setiap elemen struktur diatur dalam SNI
1726 – 2012 Pasal 7.4. Berikut ini adalah kombinasi pembebanan yang akan
digunakan untuk analisis struktur :
SDS (g) = 0,719 (Semarang, Tanah Sedang)
ρ = 1,3 (faktor redundansi, lihat pasal 7.3.4.2)
U1 = 1,4 DL
U2 = 1,2 DL + 1,6 LL
U3 = (1,2 + 0,2 SDS) DL + 1,0 LL + ρ Ex + 0,3 ρ Ey
U4 = (1,2 + 0,2 SDS) DL + 1,0 LL + ρ Ex – 0,3 ρ Ey
U5 = (1,2 + 0,2 SDS) DL + 1,0 LL – ρ Ex + 0,3 ρ Ey
U6 = (1,2 + 0,2 SDS) DL + 1,0 LL – ρ Ex – 0,3 ρ Ey
U7 = (1,2 + 0,2 SDS) DL + 1,0 LL + 0,3 ρ Ex + ρ Ey
U8 = (1,2 + 0,2 SDS) DL + 1,0 LL – 0,3 ρ Ex + ρ Ey
U9 = (1,2 + 0,2 SDS) DL + 1,0 LL + 0,3 ρ Ex – ρ Ey
U10 = (1,2 + 0,2 SDS) DL + 1,0 LL – 0,3 ρ Ex – ρ Ey
U11 = (0,9 – 0,2 SDS) DL + ρ Ex + 0,3 ρ Ey
U12 = (0,9 – 0,2 SDS) DL + ρ Ex – 0,3 ρ Ey
U13 = (0,9 – 0,2 SDS) DL – ρ Ex + 0,3 ρ Ey
Pada bagian Combination Type pilih “Envelope” dan isikan load name
sesuai kombinasi – kombinasi yang telah dibuat sebelumnya dengan faktor skala
(scale factor) = 1, dengan kombinasi ini maka ETABS akan mencari otomatis
nilai/output maksimum dan minimum dari 18 kombinasi yang telah dibuat secara
cepat.
3. DESIGN/CHECK STRUCTURE
Pilih menu Design – Concrete Frame Design – Select Design
Combinations – pindahkan kombinasi pada list combinations yang ingin dicek ke
kotak design combinations sebelah kanan – klik icon pada jendela atas –
tunggu proses design/check structure.
Gambar 3.5. Cek Struktur Akibat Kombinasi Beban Gravity (1,2 DL + 1,6 LL)
Hasil data momen envelope balok As 2/B – C di semua lantai pada kedua
pemodelan ini dapat dilihat pada tabel di berikut ini.
Story Momen Max (+) Momen Min (-) Momen Max (+) Momen Min (-)
Lapangan Tumpuan Lapangan Tumpuan
(kgf - m) (kgf - m) (kgf - m) (kgf - m)
1 26007.9749 33730.1437 26037.7596 34304.2189
2 25897.9705 37633.2030 25939.5248 36695.2528
3 25824.5371 40714.7600 25880.4562 37671.4550
4 25845.1823 43078.9375 25818.5108 37947.9227
5 25849.9804 44650.4291 25767.9997 37852.1973
6 25814.0579 45609.6603 25714.6811 37469.3274
7 25737.5548 46285.0042 25653.2068 37016.5187
8 25664.0715 46492.9728 25604.7498 36415.3459
9 25570.7067 46451.6137 25557.1702 35735.4495
10 25516.5556 45886.5365 25533.1125 34940.4865
11 25511.0242 44738.4753 25538.6628 33847.4442
12 25383.7199 44271.7981 25483.7298 32957.4522
13 25363.8668 43518.5489 25461.1052 32003.0931
14 25325.0243 43288.8502 25434.9967 30904.1014
15 17953.5801 32935.0856 17585.7874 21959.5742
Melihat dari nilai momen balok di setiap lantainya, maka pada perhitungan
penulangan balok ini akan dibuat menjadi 2 tipe yaitu penulangan balok untuk
story 1 – story 14 dan penulangan balok atap/story 15. Tipe penulangan balok
merupakan keputusan engineer dalam desain, oleh karena itu untuk desain aktual
penulangan balok dapat dibagi kedalam beberapa zona lantai dengan distribusi
jumlah tulangan yang halus.
Data momen ultimit didapat dari output gaya dalam ETABS sesuai tabel di
atas. Momen ultimit yang digunakan adalah momen yang menghasilkan nilai
paling besar diantara kedua pemodelan.
Momen yang ditahan oleh potongan beton tekan dan tulangan tarik adalah :
a
M uc Cc d mak
2
Momen yang ditahan oleh tulangan tekan adalah :
M us M u M uc
c d'
f s ' 0,003E s
c
Tulangan tarik yang diperlukan untuk mengimbangi tekanan pada beton adalah :
M uc
As1
a
f y d mak
2
dan tulangan tarik untuk mengimbangi tulangan tekan diberikan oleh rumus di
bawah ini :
M us
As 2
f y d d '
129,25
M n 0,9 2279,64 420 640 10
4
2
M n 49580,3 kgf m
Mu < ϕMn
46492,9728 < 49580,3 …… OK
86,166
M n 0,9 1519,76 420 640 10
4
2
M n 34291,05 kgf m
Mu < ϕMn
26037,7596 < 34291,05 …… OK
Gambar 3.13. Kebutuhan Luas Tulangan dari ETABS (Model 1 dan Model 2)
96,403
M n 0,9 1700,31 420 640 10
4
2
M n 38035,91 kgf m
Mu < ϕMn
32935,0856 < 38035,91 …… OK
64,27
M n 0,9 1133,54 420 640 10
4
2
M n 26045,685 kgf m
Mu < ϕMn
17953,5801 < 26045,685…… OK
Cek kebutuhan luas tulangan balok yang ditinjau pada Story 15/Atap
dengan program ETABS adalah sebagai berikut :
1 M prkiri M prkanan
Ve q L
2 ln
Atau maksimum diperhitungkan berdasarkan gaya lintang yang timbul
akibat pembebanan : U = (1,2 + 0,2 SDS) DL + 1,0 LL ± ρ E (dipilih mana yang
lebih kecil). Pada pembebanan tetap harus diperhitungkan juga gaya lintang akibat
pembebanan : U = 1,2 DL + 1,6 LL untuk dipilih yang lebih besar. Step-step
perancangan tulangan geser adalah sebagai berikut :
Di luar daerah sendi plastis atau bilamana kondisi di atas tidak terpenuhi :
f 'c
Vc b d
6 w
a pr
M n atas 1,25 As f y d
2
88,354 4
M n atas 1,25 2279,64 420 640 10
2
M n atas 71308,752 kgf m
a pr
M n bawah 1,25 As f y d
2
58,903 4
M n bawah 1,25 1519,76 420 640 10
2
M n bawah 48714,077 kgf m
Wu = 1,2 DL + 1,0 LL
(Kondisi Gravity)
(Gravity + Gempa)
(48714,07 71308,752)
Veb 1 18867,30
8
Veb 1 3864,45 kgf
(48714,07 71308,752)
Veb 2 18867,30
8
Veb 2 33870,15 kgf
Wu = 1,2 DL + 1,0 LL
(Kondisi Gravity)
(Gempa + Gravity)
(71308,752 48714,07)
Veb 1 18867,30
8
Veb 1 33870,15 kgf
(71308,752 48714,07)
Veb 2 18867,30
8
Veb 2 3864,45 kgf
Berdasarkan tabel 3.2 Gaya Geser ultimit balok terbesar akibat kombinasi
gempa/envelope minimum gempa dihasilkan oleh balok pada Story 14 Model 2
dengan VTump Kiri = 19516,61 Kgf dan VTump Kanan = 19471,40 Kgf.
Maka gaya geser desain adalah :
Veb > Vu
33870,15 > 19471,40
0 Tumpuan
Tumpuan Lapangan
b) Penulangan Geser/Sengkang
0 Balok
0 pada 0Story 15/Atap
a pr
M n bawah 1,25 As f y d
2
43,93 4
M n bawah 1,25 1133,54 420 640 10
2
M n bawah 36779,788 kgf m
Wu = 1,2 DL + 1,0 LL
(Kondisi Gravity)
(Gravity + Gempa)
Wu = 1,2 DL + 1,0 LL
(Kondisi Gravity)
(Gempa + Gravity)
(54189,07 36779,79)
Veb 1 13151,89
8
Veb 1 24523 kgf
(54189,07 36779,79)
Veb 2 13151,89
8
Veb 2 1780,78 kgf
Ambil nilai maksimum sebagai gaya geser desain, Veb = 24523 kgf
Vu = 14004,43 kgf
0,5Vu = 7002,215 kgf
Veb > 0,5 Vu, sehingga nilai Vc pada daerah sendi plastis (2d) = 0.
0 Tumpuan
Tumpuan Lapangan
0 0 0
4+4+6+6 =20
Rasio 1,5%
Gambar 3.28. Input Load Koordinat (Pmaks, Mx , My) Model 1 dan Model 2
Gambar 3.29. Input Load Koordinat (P, Mxmaks, My) Model 1 dan Model 2
Gambar 3.30. Input Load Koordinat (P, Mx, Mymaks) Model 1 dan Model 2
Gambar 3.31. Input Load Koordinat (Pmin, Mx, My) Model 1 dan Model 2
M c 1,2 M g
Berikut ini akan diberikan contoh perhitungan cek strong column weak
beam untuk join balok – kolom di tengah-tengah bangunan pada model interaksi
ganda (model 1) akibat gempa arah ke kanan :
K 60x90
Kolom Atas
Join
B 35x70 B 35x70
Story 8
Balok Kanan
K 60x90
Balok Kiri
Kolom Bawah
Story 7
Mn-
Mn+
Gambar 3.37. Momen Balok Akibat Gempa ke Arah Kanan // sb-x (+Ex)
1800
1684,7
1733,7
1643,9
M c 1,2 M g
1684,7 1643,9 1,21200,23
3328,6 1440,3...................OK!
Cat : pengecekan kapasitas kolom harus dilakukan dalam arah mayor dan minor
kolom sesuai dengan kondisi gempa pada masing-masing arah.
Range Mpr
753,83
n
157
n 4,801
n5
Maka digunakan jarak sengkang = 1000 mm/5 = 200 mm, (D10 – 200).
Range Mpr
887,314
n
157
n 5,65
n6
Maka digunakan jarak sengkang = 1000 mm/6 = 166,67 mm, (D10 – 150).
Dari hasil analisis gempa arah X dan arah Y (arah mayor – minor kolom),
maka jarak sengkang yang digunakan pada daerah tumpuan/join adalah
yang menghasilkan jarak paling rapat, atau dalam hal ini digunakan
sengkang D10 – 150.
Vc 0,3 f ' c bw d 1
0,3N u
Ag
Kolom tarik :
0,3N u f ' c
Vc 1 b d 0
Ag 6 w
6147,3457 10 3 33,2
Vc 1 1100 600
6
14 1100 600
Vc 212,14 kN
Kebutuhan tulangan geser/sengkang :
Vu
Vc s
Av
f ys d
167,7023
212,14 1000 1000
Av
0,75
420 600
Av 48,35 mm 2 / m
Karena hasil sangat minimum maka pada daerah lapangan digunakan
sengkang D10 – 300 (Av pakai > Av hitung).
Join
D10 - 150
Tumpuan
D10 - 150
Analisis Shear Wall dengan program ETABS disebut Wall Pier Design
Sections, yang mencakup 3 metode, yaitu :
1) Simplified C & T
- Planar Piers
- Design Only
2) Uniform Reinforcing
- 3D
- Design or Check
- Uniform Reinforcing
3) General Reinforcing
- 3D
- Design or Check
- Section Designer
Pada analisis ini akan digunakan metode ke-3, yaitu General Reinforcing.
PERHATIKAN !!
Data nilai gaya dalam Envelope untuk shear wall P1 dapat dilihat pada
tabel d ibawah ini.
Setelah itu gaya dalam tersebut di plot ke dalam diagram interaksi dinding
dari hasil analisis etabs dengan masing-masing arahnya yaitu Mu2 dan
Mu3. Output diagram interaksi dapat dilihat dengan cara klik icon
Interaction Surface pada kotak dialog Section Designer Shear Wall.
30000
20000
M2-2
-20000
40000
30000
20000
M3-3
10000 Enve Max
Enve Min
0
0 10000 20000 30000 40000 50000
-10000
-20000
Pada gambar di atas tampak bahwa plot gaya – gaya dalam ultimit yang
terjadi berdasarkan kombo Enve Max dan Enve Min dari semua kombinasi
pembebanan yang diberikan, masih berada di dalam diagram interaksi
kapasitas dinding, sehingga dapat dikatakan bahwa shear wall tersebut
masih mampu menahan beban.
40000
30000
20000
M2-2
10000 Enve Max
Enve Min
0
0 1000 2000 3000
-10000
-20000
Dari gambar diatas dapat dilihat bahwa shear wall masih mampu menahan
beban ultimit yang diberikan pada arah sumbu 2-2, karena titik plot beban
envelope max dan envelope min masih berada di dalam diagram interaksi
dinding.
30000
20000
M3-3
10000 Enve Max
Enve Min
0
0 10000 20000 30000 40000 50000
-10000
-20000
70000
60000
50000
40000
30000
M2-2
20000
Enve Max
10000
Enve Min
0
-10000 0 1000 2000 3000 4000 5000
-20000
-30000
-40000
Dari gambar diatas dapat dilihat bahwa shear wall masih mampu menahan
beban ultimit yang diberikan pada arah sumbu 2-2, karena titik plot beban
envelope max dan envelope min masih berada di dalam diagram interaksi
dinding.
-20000
-30000
-40000
Dari gambar diatas dapat dilihat bahwa nilai momen 3-3 ultimit masih
berada di dalam diagram interaksi dinding, sehingga shear wall masih
dapat menahan beban envelope max – min yang bekerja.
Tinggi Lantai
Tambahan
Tambahkan diatas
lantai base
Struktur Lantai
Baru = Struktur
Story 1
Gambar 4.5. Joint Label Titik Pondasi Kolom dan Shear Wall
Untuk menampilkan joint label pada titik kolom dan shear wall pilih menu
View – Set Display Options – pilih kategori Object Assigments – pada bagian
Joint Assigments beri tanda ceklis pada kotak Labels – OK.
Sesuaikan titik kolom dan shear wall dengan joint label pada tabel Design
Reactions untuk mendapatkan beban yang diterima dan menghitung kebutuhan
jumlah pondasi berdasarkan kapasitas efektif tiang kelompok.
F4 F6 F4 F4 F6 F4
F8 F8 F8 F8
F10
F10
F8 F8 F8 F8
F14
F4 F6 F6 F4
Untuk mendapatkan gaya-gaya reaksi dari kolom dan shear wall akibat
gempa desain, maka model struktur yang diperlukan adalah model dengan taraf
penjepitan lateral pada lantai dasar (model sebelumnya). Input kombinasi beban
gempa ultimit dengan faktor kuat-lebih. Kombinasi beban gempa nominal sudah
dimasukkan pada saat tahap desain penulangan.
P1 P2
P4 P3
X Y X2 Y2
Pile No.
(m) (m) (m2) (m2)
p1 -0.5625 0.5625 0.3164 0.3164
p2 0.5625 0.5625 0.3164 0.3164
p3 0.5625 -0.5625 0.3164 0.3164
p4 -0.5625 -0.5625 0.3164 0.3164
∑ (Jumlah) 1.2656 1.2656
Contoh Kombo 9 :
P = 542,5304 tonf
Mx = -62,8229 tonf-m
My = -8,2421 tonf-m
P = 1,5 x 130 ton = 195 ton (kapasitas gempa nominal = 1,5 x Pijin)
Tabel 4.6. Check Pile Force Gempa Nominal Pondasi Tipe F4 Kombo 9
Tabel 4.8. Check Pile Force Gempa Nominal Pondasi Tipe F4 Kombo 5
Data gaya dalam maksimum kolom dengan tipe pondasi 4 tiang (F4) akibat
pembebanan gempa ultimit :
Contoh Kombo 25 :
P = 691,4595 tonf
Mx = -118,8785 tonf-m
My = -11,3981 tonf-m
P = 2 x 130 ton = 260 ton (kapasitas gempa ultimit = 2,0 x Pijin)
Tabel 4.11. Check Pile Force Gempa Ultimit Pondasi Tipe F4 Kombo 24
Tabel 4.12. Check Pile Force Gempa Ultimit Pondasi Tipe F4 Kombo 21
P1 P2
P6 P3
P2
P5 P4
Pile No. X Y X2 Y2
(m) (m) (m2) (m2)
p1 -0.5625 0.5625 0.3164 0.3164
p2 0.5625 0.5625 0.3164 0.3164
p3 1.5368 0.0000 2.3618 0.0000
p4 0.5625 -0.5625 0.3164 0.3164
p5 -0.5625 -0.5625 0.3164 0.3164
p6 -1.5368 0.0000 2.3618 0.0000
∑ (Jumlah) 5.9891 1.2656
Contoh Kombo 8 :
P = 743,0125 tonf
Mx = 61,2900 tonf-m
My = 6,8328 tonf-m
P = 1,5 x 130 ton = 195 ton (kapasitas gempa nominal = 1,5 x Pijin)
Tabel 4.15. Check Pile Force Gempa Nominal Pondasi Tipe F6 Kombo 8
Tabel 4.17. Check Pile Force Gempa Nominal Pondasi Tipe F6 Kombo 5
Data gaya dalam maksimum kolom dengan tipe pondasi 6 tiang (F6)
akibat pembebanan gempa ultimit :
Contoh Kombo 25 :
P = 851,7288 tonf
Mx = -111,9876 tonf-m
My = -6,7692 tonf-m
P = 2 x 130 ton = 260 ton (kapasitas gempa ultimit = 2,0 x Pijin)
Tabel 4.20. Check Pile Force Gempa Ultimit Pondasi Tipe F6 Kombo 24
Tabel 4.21. Check Pile Force Gempa Ultimit Pondasi Tipe F6 Kombo 21
P1 P2 P3 P4
P8 P7 P6 P5
Pile No. X Y X2 Y2
(m) (m) (m2) (m2)
p1 -1.6875 0.5625 2.8477 0.3164
p2 -0.5625 0.5625 0.3164 0.3164
p3 0.5625 0.5625 0.3164 0.3164
p4 1.6875 0.5625 2.8477 0.3164
p5 1.6875 -0.5625 2.8477 0.3164
p6 0.5625 -0.5625 0.3164 0.3164
p7 -0.5625 -0.5625 0.3164 0.3164
p8 -1.6875 -0.5625 2.8477 0.3164
∑ (Jumlah) 12.6563 2.5313
Contoh Kombo 8 :
P = 987,1863 tonf
Mx = 56,2514 tonf-m
My = 5,6417 tonf-m
P = 1,5 x 130 ton = 195 ton (kapasitas gempa nominal = 1,5 x Pijin)
Tabel 4.24. Check Pile Force Gempa Nominal Pondasi Tipe F8 Kombo 8
Tabel 4.26. Check Pile Force Gempa Nominal Pondasi Tipe F8 Kombo 4
Data gaya dalam maksimum kolom dengan tipe pondasi 8 tiang (F8)
akibat pembebanan gempa ultimit :
Contoh Kombo 24 :
P = 1030,4208 tonf
Mx = 109,1180 tonf-m
My = 11,1773 tonf-m
P = 2 x 130 ton = 260 ton (kapasitas gempa ultimit = 2,0 x Pijin)
Tabel 4.29. Check Pile Force Gempa Ultimit Pondasi Tipe F8 Kombo 24
d) Hasil Desain
Dari hasil perhitungan didapat bahwa kapasitas pondasi masih memenuhi
syarat untuk kombinasi pembebanan gravity, pembebanan kombinasi dengan
gempa nominal, dan pembebanan kombinasi dengan gempa ultimit. Untuk desain,
kapasitas pondasi dapat dicari sesuai kondisi tanah atau parameter lainnya yang
mengacu pada berbagai metode penentuan daya dukung tiang, sehingga didapat
kapasitas tipe pondasi yang lebih efisien dan sesuai dengan kebutuhan berbagai
kombinasi pembebanan yang telah ditentukan.
ASCE/SEI 7-10 (2010). Minimum Design Loads For Building and Other
http://puskim.pu.go.id/Aplikasi/desain_spektra_indonesia_2011/
Nasional, 2013.
viii