Anda di halaman 1dari 15

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Survei dengan menggunakan theodolite dilakukan bila situs yang akan dipetakan

luas dan atau cukup sulit untuk diukur, dan terutama bila situs tersebut memiliki relief

atau perbedaan ketinggian yang besar. Dengan menggunakan alat ini, keseluruhan

kenampakan atau gejala akan dapat dipetakan dengan cepat dan efisien. Dengan

adanya teropong pada theodolit, maka theodolit dapat dibidikkan kesegala arah. Di

dalam pekerjaan bangunan gedung, theodolit sering digunakan untuk menentukan

sudut siku-siku pada perencanaan / pekerjaan pondasi, theodolit juga dapat digunakan

untuk mengukur ketinggian suatu bangunan bertingkat.

Pada saat ini peran pengukuran dan pemantauan lingkungan kita menjadi semakin

penting, hal itu disebabkan semakin bertambahnya populasi manusia, semakin

tingginya harga sebidang tanah, sumber daya alam kita semakin berkurang, dan

aktivitas manusia yang menyebabkan menurunnya kualitas tanah, air, dan udara kita.

Begitu banyak informasi yang telah tersedia untuk seperti; membuat keputusan

perencanaan, dan perumusan kebijakan dalam berbagai penggunaan lahan

pengembangan sumber daya, dan aplikasi pelestarian lingkungan.


1.2 Maksud dan Tujuan

Adapun maksud dari praktikum acara theodolit adalah agar peserta dapat

membuat peta topografi berupa peta kontur pada polygon tertutup dengan

menggunakan alat theodolit.

Sedangkan tujuan dari praktikum ini adalah :

1. Peserta dapat mengetahui setting alat yang baik dan benar

2. Peserta dapat mengukur sudut horizontal , sudut vertikal setiap patok

3. Peserta dapat mengetahui pembacaan sumbu

4. Peserta dapat melakukan pengolahan data hasil pengukuran lapangan

5. Peserta dapat mengetahui koordinat dari setiap patok

6. Peserta dapat membuat peta topografi

7. Peserta dapat mengetahui kelebihan dan kekurangan theodolit

dibandingkan dengan metode tapping kompas

1.3 Waktu dan Lokasi Praktikum

Praktikum pemetaan topografi acara II theodolit dilaksanakan pada hari Minggu,

24 September 2017 pada pukul 07.00-16.00 WITA di Bukit Samata , Kabupaten

Gowa , Provinsi Sulawesi Selatan.

1.4 Alat dan Bahan

Adapun alat dan bahan yang digunakan dalam praktikum ini adalah :

1. Theodolit
2. Tripod

3. Bak Ukur

4. GPS

5. Kompas Geologi

6. Patok

7. Payung

8. Tabel data

9. ATK

1.5 Prosedur Praktikum

Adapun prosedur praktikum yang akan dilakukan pada praktikum ini adalah

sebagai berikut.

a. Menyetel Alat Theodolit


1. Dirikan tripod diatas titik/patok sehingga kaki tripod membentuk

segitiga sama sisi (kalau medannya datar). Ketinggian tempat alat

usahakan sesuai dengan ketinggian si pembidik.

2. Pasang alat ukur theodolit, usahakan piringan sedatar mungkin dan

kunci secukupnya sehingga masih bisa/mudah untuk digeser – geser.

3. Pasang unting-unting sekitar 0.50 cm di atas titik/patok di bawah alat.

4. Atur unting-unting dengan menggeser alat ukur theodolit di atas pelat

level tripod sampai sentring.


5. Atur nivo bawah (kotak/mendatar) stabil ditengah - tengah, dengan

cara seimbangkan nivo tersebut antara kanan dan kiri dengan memutar

skrup kaki kanan-kiri bersama, memutar kedalam atau keluar. Putar

teropong arah tegak lurus dua kaki awal, atur skrup ketiga untuk

seimbangkan nivo arah depan - belakang. Cek lobang sentring apakah

tepat di tengah. Kalau belum, kendorkan skrup alat dengan piringan,

geser alat sambil melihat dari lobang pengamatan sentring dan

diarahkan tepat titik sentring.

6. Atur juga nivo atas (piringan atas) agar seimbang di tengah-tengah

7. Setelah sentring, kencangkan pengunci piringan bawah

8. Alat siap untuk diarahkan pada titik sasaran , kalau sudah dekat

sasaran, kunci piringan atas, tepatkan arah sasaran dengan skrup

penggerak lembut, baca sudut vertikal, baca sudut horizontal, baca

rambu/bak ukur. Catat semua pembacaan sudut-sudut dan

(BA;BT;BB)

9. Kendorkan/buka skrup piringan atas , putararahkan pada titik sasaran

lain (searah jarum jam), lakukan pengamatan seperti no.8 catat semua

pengamatan dan bacaan-bacaan

10. Arahkan ke sasaran lain (titik./patok lain), lakukan pengamatan dan

pembacaan seperti kegiatan diatas. Catat semua bacaan sudut dan

bacaan rambu/bak ukur.


11. Pindahkan alat ke tempat lain (titik polygon lain), lakukan penyetelan

alat, pembacaan sudut dan bacaan rambu seperti kegiatan diatas.

Usahakan diamat sudut dalam antar titik-titik polygon.

12. Lakukan berulang-ulang pada lokasi titik-titik polygon lain, sehingga

kerangka titik-titik polygon tertutup

b. Langkah Kerja Pengukuran Poligon

1. Bidik dan arahkan teropong secara sembarang, pasang kompas, atur

kompas sesuai sasaran teropong, atur sudut horizontal pada besar = 000

00’ 00”, kemudian kunci piringan bawah.

2. Buka kunci piringan atas, bidik dan putar searah jarum jam arahkan

teropong pada titik sasaran bawah = B (titik polygon yang berada sisi

kiri alat) dengan menggunakan garis bidik yang ada di atas teropong

pesawat.

3. Bila bayangan kabur, perjelas dengan memutar sekrup pengatur lensa

dan jika benang silang kabur perjelas dengan memutar sekrup pengatur

diafragma.

4. Arahkan benang silang diafragma dengan sumbu patok/paku, dengan

cara mengatur sekrup diafragma penggerak halus.

5. Keraskan skrup piringan atas, baca besaran sudut horizontal = B0 dan

catat besarannya.

6. Buka kunci skrup piringan atas putar dan arahkan teropong pada titik

sasaran bawah = C ( titik batas polygon lain yang berada ada sisi kanan
alat ), kalau sudah tepat perjelas dan kunci piringan atas , baca dan

catat sudut horizontal = C0

7. Pindahkan alat theodolit di atas titik polygon C, atur sepeti kegiatan

sampai alat siap digunakan, arahkan ke titik A ( titikn awal ), kunci

skrup piringan bawah, catat besar sudut horizontal = A0, buka skrup

piringan atas, putar arahkan ke titik-titik berikutnya = D, lakukan

kegiatan seperti No.2 diatas sampai No.5. Catat besaran sudut

horizontal = D0.

8. Lakukan kegiatan seperti No.6 dan No.7 dan seterusnya sehingga pada

titik-titik akhir dan menutup ke titik B.

9. Hitung besaran sudut dalam titik A = C 0- B0 , besaran sudut dalam titik

C = D0 – A0 , dan catat.

10. Ukur jarak antara patok/titik batas poligon dan catat.

11. Azimuth dari A ke titik B = α ab=B0.

12. Mencatat hasil pengukuran pada tabel.


BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

3.1 Pengertian Theodolit

Theodolit adalah salah satu alat ukur tanah yang digunakan untuk menentukan

tinggi tanah dengan sudut mendatar dan sudut tegak. Berbeda dengan waterpass yang

hanya memiliki sudut mendatar saja. Di dalam theodolit sudut yang dapat di baca bisa

sampai pada satuan sekon (detik). Theodolite merupakan alat yang paling canggih di

antara peralatan yang digunakan dalam survei. Pada dasarnya alat ini berupa sebuah

teleskop yang ditempatkan pada suatu dasar berbentuk membulat (piringan) yang

dapat diputar-putar mengelilingi sumbu vertikal, sehingga memungkinkan sudut

horisontal untuk dibaca. Teleskop tersebut juga dipasang pada piringan kedua dan

dapat diputarputar mengelilingi sumbu horisontal, sehingga memungkinkan sudut

vertikal untuk dibaca. Kedua sudut tersebut dapat dibaca dengan tingkat ketelitian

sangat tinggi

3.2 Survei Pemetaan Menggunakan Theodolit

Pemetaan merupakan proses pembuatan dan penggambaran dari sebagian maupun

seluruh permukaan bumi pada bidang dua dimensi dengan menggunakan skala dan

sistem proyeksi tertentu Peta dengan informasi ketinggian disebut sebagai peta

topografi. Sejalan dengan perkembangan teknologi hasil akhir dari kegiatan pemetaan

tidak hanya berupa peta cetak dua dimensi saja, namun dapat berupa peta digital yang

dengan mudah dapat mengatur skala, dapat di gabungkan dengan data lain untuk
analisis lebih lanjut, dan lebih mudah untuk diperbarui. Peta topografi merupakan

peta yang merepresentasikan posisi horisontal dan vertikal dari objek-objek alam

maupun buatan manusia yang berada pada permukaan bumi yang dipetakan sesuai

dengan maksud dan tujuan pembuatan peta.

Peta topografi dapat disebut juga sebagai peta dasar karena peta topografi

menyajikan semua unsur yang ada pada permukaan bumi, dan peta topografi dapat

digunakan sebagai dasar (base map) dalam pembuatan peta tematik untuk berbagai

tujuan. Peta topografi yang akan dihasilkan dalam format digital sehingga dapat

dengan mudah diintegrasikan dengan data lain, seperti data jaringan drainase yang

sudah ada, jaringan jalan, dan pembangunan di area pekerjaan. Pemetaan topografi

dapat dilakukan dengan berbagai metode, baik secara terestris maupun ekstraterestris.

Kegiatan pengukuran lahan yang biasanya dilakukan oleh seorang geologist

membantu menggambarkan peta situasi suatu lahan untuk mempermudah

menentukan titik bangunan di lapangan.Theodolite merupakan alat yang paling

canggih diantara peralatan yang digunakan dalam survei. Padadasarnya alat ini

berupa sebuah teleskop yangditempatkan pada suatu dasar berbentuk

membulat(piringan) yang dapat diputar-putar mengelilingisumbu vertikal, sehingga

memungkinkan suduthorizontal untuk dibaca. Teleskop tersebut jugadipasang pada

piringan kedua dan dapat diputar - putarmengelilingi sumbu horizontal,

sehinggamemungkinkan sudut vertikal untuk dibaca.Kedua sudut tersebut dapat

dibaca dengantingkat ketelitian sangat tinggi.


Dari konstruksi dan cara pengukuran, dikenal 3 macam theodolite :

1. Theodolite Reiterasi Pada theodolite reiterasi, plat lingkaran skala

(horizontal) menjadi satu dengan plat lingkaran nonius dan tabung sumbu

pada kiap. Sehingga lingkaran mendatar bersifat tetap. Pada jenis ini

terdapat sekrup pengunci plat nonius.

2. Theodolite Repetisi Pada theodolite repetisi, plat lingkarn skala mendatar

ditempatkan sedemikian rupa, sehingga plat ini dapat berputar sendiri

dengan tabung poros sebagai sumbu putar. Pada jenis ini terdapat sekrup

pengunci lingkaran mendatar dan sekrup nonius.

3. Theodolite Elektro Optis. Dari konstruksi mekanis sistem susunan

lingkaran sudutnya antara theodolite optis dengan theodolite elektro optis

sama. Akan tetapi mikroskop pada pembacaan skala lingkaran tidak

menggunakan system lensa dan prisma lagi, melainkan menggunkan

system sensor. Sensor ini bekerja sebagai elektro optis model (alat

penerima gelombang elektromagnetis). Hasil pertama sistem analogdan

kemudian harus ditransfer ke sistem angka digital. Proses penghitungan

secara otomatis akan ditampilkan pada layar (LCD) dalam angka desimal.

3.3 Sejarah Theodolit

Awal azimut instrumen yang terdiri dari dasar lulus dengan penuh lingkaran di

sayapvertikal dan sudut pengukuran perangkat yang paling sering setengah lingkaran.

Alidade padasebuah dasar yang digunakan untuk melihat objek untuk pengukuran

sudut horizontal, dan yangkedua alidade telah terpasang pada vertikal setengah
lingkaran. Nanti satu instrumen telah alidadepada vertikal setengah lingkaran dan

setengah lingkaran keseluruhan telah terpasang sehinggadapat digunakan untuk

menunjukkan sudut horizontal secara langsung. Pada akhirnya, sederhana,buka-mata

alidade diganti dengan pengamatan teleskop. Ini pertama kali dilakukan oleh

JonathanSisson pada 1725.Alat survei theodolite yang menjadi modern, akurat dalam

instrumen 1787 dengandiperkenalkannya Jesse Ramsden alat survey theodolite besar

yang terkenal, yang dia buatmenggunakan mesin pemisah sangat akurat dari desain

sendiri.

Instrumen pertama lebih seperti alat survei theodolit benar adalah

kemungkinan yang dibangun oleh Joshua Habermel diJerman pada 1576, lengkap

dengan kompas dan tripod.Survei dengan menggunakan theodolitedilakukan bila situs

yang akan dipetakan luas dan ataucukup sulit untuk diukur, dan terutama bila situs

tersebutmemiliki relief atau perbedaan ketinggian yang besar.Dengan menggunakan

alat ini, keseluruhan kenampakan ataugejala akan dapat dipetakan dengan cepat dan

efisien

Di dalam pekerjaan – pekerjaan yang berhubungan dengan ukur tanah,

theodolit seringdigunakan dalam bentuk pengukuran polygon, pemetaan situasi,

maupun pengamatan matahari.Theodolit juga bisa berubah fungsinya menjadi seperti

Pesawat Penyipat Datar bila sudutvertikalnya dibuat 90º.

Dengan adanya teropong pada theodolit, maka theodolit dapat dibidikkan

kesegala arah. Didalam pekerjaan bangunan gedung, theodolit sering digunakan


untuk menentukan sudut siku-sikupada perencanaan/pekerjaan pondasi, theodolit juga

dapat digunakan untuk mengukurketinggian suatu bangunan bertingkat.

3.4 Syarat Theodolit Sebelum Digunakan

Syarat – syarat utama yang harus dipenuhi alat theodolite sehingga siap

dipergunakan untuk pengukuran yang benar adalah sebagai berikut.

1. Sumbu ke I harus tegak lurus dengan sumbu II / vertikal ( dengan

menyetel nivo tabung dan nivo kotaknya )

2. Sumbu II harus tegak lurus Sumbu I

3. Garis bidik harus tegak lurus dengan sumbu II (Sumbu II harus

mendatar).

4. Tidak adanya salah indeks pada lingkaran kesatu (kesalahan indek

vertikal sama dengan nol)

5. Apabila ada nivo teropong, garis bidik harus sejajar dengan nivo teropong

6. Garis jurusan nivo skala tegak, harus sejajar dengan garis indeks skala

tegak.

7. Garis jurusan nivo skala mendatar, harus tegak lurus dengan sumbu II

(Garis bidik tegak lurus sumbu kedua / mendatar).


BAB IV
PENUTUP

4.1 Kesimpulan

Dari paktikum ini dapat disimpulkan beberapa hal yaitu sebagai berikut.

1. Salah satu hal yang paling utama sebelum memulai pengukuran

menggunakan theodolite, kita harus melakukan setting alat dengan baik

dan benar agar tidak terjadi kesalahan saat pengukuran. Setting alat yang

dimaksud berupa penyentringan dari theodolit tersebut.

2. Dengan menggunakan theodolit pada pengukuran suatu medan, kita dapat

mengetahui sudut horizontal dan vertikal dengan pembacaan di layar

digital/display pada theodolit tersebut.

3. Pembacaan bak ukur dilakukan dengan melihat pada teropong pesawat

kemudian melihat pada sumbu benang atas, benang tengah dan benang

bawah. Benang tengah sama dengan tinggi alat saat pengukuran di setiap

patok. Pembacaan bak ukur dilakukan untuk mengetahui jarak proyeksi

dan jarak datar horizontal

4. Data hasil pengukuran yang telah diambil di lapangan harus diolah untuk

mencari koordinat patok dalam dan patok detail dengan menggunakan

rumus yang telah ditentukan. Mulai dari menghitung konversi sudut, sudut

dalam, jarak horizontal, jarak vertikal, azimuth, hingga koordinat.


5. Titik – titik koordinat yang didapatkan dalam pengolahan data digunakan

untuk menggambar peta topografi pada kertas grafik dan kalkir

6. Dengan menghubungkan titik – titik ketinggian tersebut maka jadilah

sketsa peta topografi. Setelah itu, hubungkan titik – titik dengan tinggi

yang sama sehingga menjadi peta kontur.

7. Kelebihan theodolit dari tapping kompas yaitu pengukuran jarak datar

horizontal yang tidak memerlukan roll meter dan dapat dipergunakan

untuk daerah yang lebih luas. Sedangkan untuk kekurangannya, theodolit

membutuhkan waktu setting alat yang lebih lama daripada metode tapping

kompas karena mempunyai bagian yang lebih kompleks. Kemudian

theodolit juga sangat sensitif terhadap lingkungan luar jadi memiliki

persentase kesalahan pengukuran yang cukup besar apabila tidak bisa

beradaptasi dengan theodolit tersebut.

4.2 Saran

Adapun saran yang saya berikan yaitu :

1. Sebaiknya alat theodolitnya disediakan lebih banyak lagi supaya semua

praktikan tidak perlu saling antri untuk mencoba menggunakan alat.

2. Sebaiknya asisten pembimbing lapangan selalu memberitahu sesuatu

kemungkinan kesalahan yang dapat terjadi saat pengukuran sehingga

sewaktu pengolahan data, data yang didapat di lapangan tidak keliru.


DAFTAR PUSTAKA

Noor, D..2009.Geologi Dasar.Bogor:Ebook. Diakses Pada Tanggal 18 September

2016, Pukul 08.20

Tim Penyusun.2017.Modul Pemetaan Topografi.Bandung:PT. Suropati Hidro Energi.

Diakses Pada 06 September 2017 Pukul 20.13

Rostianingsih,S..2004.Pemodelan Peta Topografi Ke Tiga Dimensi.Surabaya:Ebook.

Diakses Pada Tanggal 16 September 2017 Pukul 20.14


KEMENTRIAN RISET TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN TINGGI
UNIVERSITAS HASANUDDIN
FAKULTAS TEKNIK
DEPARTEMEN TEKNIK GEOLOGI

PRAKTIKUM PEMETAAN TOPOGRAFI


ACARA II : THEODOLIT

LAPORAN PRAKTIKUM

OLEH :
MUH. NUR AWALLUL SYABAN
D061171009

GOWA
2017

Anda mungkin juga menyukai