Anda di halaman 1dari 28

LAPORAN PENDAHULUAN

ASUHAN KEPERAWATAN ANAK

“GASTROENTERITIS”

DISUSUN OLEH:

NAMA : ROSALITA SUKMA WARDANI, S.Kep

NIM : 082STYJ19

YAYASAN RUMAH SAKIT ISLAM NUSA TENGGARA BARAT

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN YARSI MATARAM

PROGRAM STUDI NERS

MATARAM

2019/2020

082STYJ19
LAPORAN PENDAHULUAN
GASTROENTERITIS

A. Definisi
Diare adalah Buang Air Besar encer lebih dari 3 kali sehari. (WHO, 1980).
Gastroenteritis adalah keadaan ketika seorang individu mengalami atau berisiko
mengalami defekasi sering dengan feces cair atau feses tidak berbentuk. (Carpenito,
2007)
Gastroenteritis atau diare adalah Buang Air Besar (defekasi) dengan jumlah feces
yang lebih banyak, dengan feces berbentuk cair/setengah padat dapat disertai frekuensi
yang meningkat.
B. Etiologi
1. Faktor infeksi
a. Infeksi interal
Infeksi saluran pencernaan makanan yang merupakan penyebab utama
diare pada anak.
1) Infeksi bakteri
Vibrio, E. Coli, Salmonella, Shigella, Campylobacter, Yersinia, Aeromonas.
2) Infeksi virus
Enterovirus: Virus Echo, Coxsackie, Poliomyelitis
Adenovirus, Rotavirus, Astrovirus.
3) Infeksi parasit
Cacing: Ascaris, Trichuris, Oxyuris, Strongyloide
Protozoa: Entamoeba hystolica, Giardia lambilia, Trichomonas hominis
Jamur: Candida albicanas
b. Infeksi parenteral
Infeksi di luar alat pencernaan makanan, seperti: Otitis Media Akut (OMA),
tonsillitis/tonsilofaringitis, bronchopneumonia, ensefalitis. Terutama terdapat pada
bayi dan anak berumur di bawah 2 tahun.

STIKES YARSI MATARAM Rosalita Sukma Wardani, S.Kep


082STYJ19
2. Faktor malabsorbsi
a. Malabsorbsi karbohidrat
Disakarida (intoleransi laktosa, maltose, dan sukrosa), monosakarida
(intoleransi glukosa, fruktosa, dan galaktosa). Pada bayi dan anak yang terpenting
dan tersering adalah intoleransi laktosa.
b. Malabsorbsi lemak
c. Malabsorbsi protein
3. Faktor makanan
Makanan basi, makanan beracun, dan alergi terhadap makanan.
4. Faktor psikologis
Rasa takut dan cemas (jarang tetapi dapat terjadi pada anak yang lebih besar).
C. Manifestasi Klinis
Gejala awal anak menjadi cengeng, gelisah, suhu badan mungkin meningkat,
nafsu makan berkurang atau tidak ada, kemudian timbul diare feces makin cair, mungkin
mengandung darah atau lendir, warna feces berubah menjadi kehijau – hijauan karena
tercampur empedu, anus dan sekitarnya menjadi lecet karena feces menjadi asam
akibatnya banyaknya asam laktat yang terjadi dari pemecahan laktosa yang tidak dapat
diabsorbsi oleh usus. Gejala muntah dapat terjadi sebelum atau sesudah dehidrasi diare.
Bila penderita telah banyak kehilangan air dan elektrolit terjadilah gejala dehidrasi, berat
badan menurun pada bayi, ubun – ubun besar dan cekung, tonus dan turgor kulit
berkurang, selaput lendir mulut dan bibir menjadi kering.
Gejala klinis sesuai tingkat dehidrasi adalah sebagai berikut:
1. Ringan (kehilangan 2,5% BB)
Kesadaran composmentis, nadi kurang dari 120 kali permenit, pernapasan
biasa, ubun – ubun besar dan agak cekung, mata agak cekung, turgor dan tonus
biasa, mulut kering.
2. Sedang (kehilangan 6,9% BB)
Kesadaran gelisah, nadi 120 – 140 kali permenit, pernapasan agak cepat, ubun
– ubun besar dan agak cekung, mata tampak cekung, turgor dan tonus agak berkurang,
mulut kering.

STIKES YARSI MATARAM Rosalita Sukma Wardani, S.Kep


082STYJ19
3. Berat (kehilangan >10% BB)
Kesadaran apatis sampai koma, nadi lebih dari 140 kali permenit, pernapasan
kuamaul, ubun – ubun besar dan cekung sekali, turgor dan tonus kurang sekali,
mulut kering, sianosis.
D. Patofisiologi
Menurut Ngastiyah, 2006 dan Mansjoer, 2000, yaitu:
1. Gangguan osmotic yaitu akibat adanya makanan atau zat yang tidak dapat diserap
akan menyebabkan tekanan osmotic dalam rongga usus meningkat sehingga
terjadi pergeseran air dan elektrolit ke dalam rongga usus yang berlebihan akan
merangsang usus untuk mengeluarkan sehingga akan timbul diare.
2. Gangguan sekresi akibat rangsangan tertentu (misal toksik) pada dinding usus
akan terjadi peningkatan sekresi air dan elektrolit ke dalam rongga usus
selanjutnya terjadi diare.
3. Gangguan motilitas usus yaitu hiperperistaltik akan menyebabkan berkurangnya
usus untuk menyerap makanan sehingga timbul diare. Sebaliknya peristaltik usus
menurun akan menyebabkan bakteri tumbuh berlebihan dan selanjutnya timbul
diare.
4. Faktor infeksi virus, bakteri, dan parasit masuk ke dalam tubuh manusia melalui
makanan dan minuman yang tercemar, tertelan lalu masuk ke dalam lambung
yang akan dinetralisir oleh asam lambung. Mikroorganisme akan mati atau bila
jumlahnya banyak maka aka nada yang lolos sampai usus duabelas jari
(duodenum) dan akan berkembangbiak di usus halus. Bakteri memproduksi enzim
mucinosa yang mana mencairkan cairan lendir sel epitel. Di dalam membrane
bakteri mengeluarkan sehingga penyerapan makanan/air terganggu, terjadilah
hipersekresi sehingga timbul diare.
5. Faktor non infeksi (malabsorbsi) merupakan makanan yang tidak dapat diserap
oleh lambung yang terdapat keseimbangan mikrofa melalui proses fermentasi,
mikrofa usus metabolism berbagai macam substrat terutama komponen dari diet
dengan hasil aakhir asam lemak dan gas sehingga tekanan osmotic dari rongga
usus meningkat dan terjadi perpindahan cairan dari rongga usus yang berakibat
mobilitas usus meningkat sehingga menimbulkan diare.

STIKES YARSI MATARAM Rosalita Sukma Wardani, S.Kep


082STYJ19
E. Pathways

F. Pemeriksaan Penunjang

STIKES YARSI MATARAM Rosalita Sukma Wardani, S.Kep


082STYJ19
Menurut Manjoer, 2000, yaitu:
1. Pemeriksaan tinja
a. Makroskopis dan mikroskopis
b. pH dan kadar gula jika diduga ada intoleransi gula (sudar intolerance)
c. Biakan kuman dan uji resistensi
2. Pemeriksaan darah
a. Darah perifer lengkap
b. Analisis gas darah dan elektrolit (terutama Na, K, Ca, dan P serum pada diare
yang disertai kejang)
c. Pemeriksaan kadar ureum dan kreatinin darah untuk mengetahui faaf ginjal
d. Duodenal intubation, untuk mengetahui kuman penyebab secara kuantitatif dan
kualitatif terutama pada diare kronik
G. Komplikasi
Menurut Ngastiyan, 2006, yaitu:
1. Dehidrasi (ringan, sedang, berat, hipotonik, atau hipertonik)
2. Renjatan hipovolemik
3. Hipokalemia (dengan gejala meteorismus, hipotoni otot, lemah, bradikardia,
perubahan elektrodiogram)
4. Hipoglikemia
5. Intoleransi sekunder akibat kerusakan vili mukosa usus dan defisiensi enzim
lactase
6. Kejang, terjadi pada dehidrasi hipertonik
7. Malnutrisi energi protein (akibat muntah dan diare, jika lama atau kronik)
H. Penatalaksanaan
Menurut Ngastiyah, 2006, yaitu:
1. Pemberian cairan pada diare dengan memperhatikan derajad dehidrasinya dan
keadaan umum:
a. Belum ada dehidrasi
1) Oral sebanyak anak mau minum atau 1 gelas setiap diare
2) Parenteral dibagi rata dalam 24 jam
b. Dehidrasi ringan

STIKES YARSI MATARAM Rosalita Sukma Wardani, S.Kep


082STYJ19
1) 1 jam pertama: 25 – 50 CC/Kg BB/oral atau intragastrik
2) Selanjutnya: 50 – 100 CC/Kg BB/hari
c. Dehidrasi sedang
1) 1 jam pertama: 25 – 50 CC/Kg BB/oral intragastrik
2) Selanjutnya: 125 ml/Kg BB/Hari
d. Dehidrasi berat
Untuk anak 1 bulan sampai 2 tahun dengan BB 3 – 10 Kg
1) 1 jam pertama: 40 ml/Kg BB/jam atau 10 tetes/Kg BB/menit (dengan
infuse 15 tetes) atau 13 tetes/Kg BB/menit (dengan infuse 1 ml = 20
tetes)
2) 7 jam kemudian: 12 ml/Kg BB/jam atau 3 tetes/Kg BB/menit (dengan
infuse 1 ml = 15 tetes)
3) 16 jam berikutnya: 125 ml/Kg BB/menit (1 ml = 15 tetes) atau 3
tetes/Kg BB/menit (1 ml = 20 tetes)
2. Pengobatan dietetics
a. Untuk anak di bawah 1 tahun dan anak di atas 1 tahun dengan BB < 7 Kg,
jenis makanan yang diberikan yaitu:
1) Susu (ASI atau susu formula yang mengandung laktosa rendah dan asam
lemak tidak jenuh, misalnya LLM, almiron)
2) Makanan setengah padat (bubur) atau makanan padat (nasi tim) bila
tidak mau minum susu karena di rumah tidak biasa.
3) Susu khusus yang disesuaikan dengan kelainan yang ditemukan.
Misalnya: susu yang mengandung laktosa atau asam lemak yang berantai
sedang atau tidak jenuh.
b. Untuk anak di atas 1 tahun dengan BB > 7 Kg, jenis makanannya: makanan
padat, cair, atau susu sesuai dengan kebiasaan di rumah
3. Obat – obatan
Prinsip pengobatan diare adalah mengganti cairan yang hilang melalui
tinja dengan atau tanpa muntah, dengan cairan yang mengandung elektrolit dan
glukosa karbohidrat lain (gula, air tajin, tepung beras)
a. Obat anti sekresi

STIKES YARSI MATARAM Rosalita Sukma Wardani, S.Kep


082STYJ19
Asetoral: dosis 25 ml/tahun (minimum 30mg)
Klorpromazin: dosis 0,5 – 1 mg/Kg BB/hari
b. Obat anti diare (kaolin, pectin, charcoal, tabonal)
c. Antibiotic
I. Asuhan Keperawatan
1. Pengkajian
a. Identitas pasien dan penanggung jawab
b. Keluhan utama
c. Riwayat penyakit sekarang
d. Riwayat penyakit dahulu
e. Riwayat kesehatan keluarga
f. Riwayat kesehatan lingkungan
g. Pengkajian dan focus (Doengoes, 2000)
1) Aktivitas / istirahat
Gejala:    kelemahan, kelelahan, malaise, cepat lelah, insomnia, tidak tidur
semalaman, merasa gelisah dan ansietas, pembatasan aktivitas / kerja
2) Sirkulasi
Tanda:    takikardi, (respon terhadap demam, dehidrasi, proses inflamasi, dan
nyeri), kemerahan, area ekimosis (kekurangan vitamin K), TD: hipotensi,
termasuk postural, kulit/membrane mukosa (turgor buruk, kering, lidah pecah –
pecah), dehidrasi/malnutrisi
3) Integritas ego
Gejala:    ansietas, ketakutan, emosi, perasaan tak berdaya/tak ada harapan, stress.
Tanda:    menolak, perhatian menyempit, depresi.
4) Eliminasi
Gejala:    tekstur feces bervariasi dari bentuk lunak sampai bau atau berair,
episode diare berdarah tak dapat diperkirakan, perdarahan per rectal, riwayat batu
ginjal (dehidrasi)
Tanda:    menurunnya bising usus, tak ada peristaltic atau adanya peristaltic yang
dapat dilihat, oliguria
5) Makanan / cairan

STIKES YARSI MATARAM Rosalita Sukma Wardani, S.Kep


082STYJ19
Gejala:    anoreksia, mual / muntah, penurunan BB, tidak toleran terhadap diet
Tanda:    penurunan lemak subkutan/massa otot, kelemahan, tonus otot dan turgor
kulit buruk, membrane mukosa pucat, luka, inflamasi rongga mulut
6) Hygiene
Tanda:    ketidakmampuan mempertahankan perawatan diri, stomatitis
kekurangan vitamin, bau badan
7) Nyeri/kenyamanan
Gejala:    nyeri tekan pada kuadran kiri bawah (mungkin hilang dengan defekasi)
Tanda:    nyeri tekan abdomen/defekasi
8) Keamanan
Tanda:    riwayat lupus eritematosus, anemia metabolic, vaskulitis, peningkatan
suhu 39,6 – 400C, alergi terhadap makanan/produk susu (mengeluarkan histamine
ke dalam usus dan mempunyai efek inflamasi)
Gejala:    lesi kulit (nyeri tekan, kemerahan, dan membengkak)
9) Seksualitas
Gejala:    frekuensi menurun/menghindari aktivitas seksual
10) Interaksi social
Gejala:    masalah hubungan/peran, ketidakmampuan aktif dalam sosial
11) Penyuluhan/pembelajaran
Gejala:    riwayat keluarga berpenyakit inflamasi usus
Pertimbangan: DRG menunjukkan rata-rata lama dirawat = 7,1 hari
Rencana pemulangan: bantuan dengan program diet, obat dan dukungan
psikologis.
2. Diagnosa keperawatan
Menurut Nanda, 2005 – 2006, yaitu:
a. Diare b.d proses infeksi, makanan, psikologis
Batasan karakteristik:
1) BAB > 3 kali sehari
2) Suara usus hiperperistaltik
3) Nyeri tekan
4) Kram abdomen

STIKES YARSI MATARAM Rosalita Sukma Wardani, S.Kep


082STYJ19
5) Urgensi
b. Deficit volume cairan b.d kehilangan cairan sekunder akibat diare
Batasan karakteristik:
1) Perubahan status mental
2) Kelemahan
3) Haus
4) Penurunan turgor kulit
5) Membrane kulit kering
6) Peningkatan denyut nadi, suhu tubuh
7) Kehilangan BB secara tiba – tiba
8) Peningkatan konsentrasi urine
c. Penurunan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh b.d malabsorbsi nutrient
Batasan karakteristik:
1) BB 20% atau lebih di bawah ideal
2) Suara usus hiperperistaltik
3) Enggan untuk makan
4) Kenyang secara mendadak setelah kemasukan makanan
5) Tonus otot jelek
6) Perasaan ketidakmampuan untuk mengunyah makanan
7) Kehilangan rambut yang cukup banyak (rontok)
d. Kerusakan integritas kulit b.d iritasi kulit
Batasan karakteristik:
1) Gangguan pada bagian tubuh
2) Kerusakan lapisan kulit (dermis)
3) Rusaknya permukaan kulit (epidermis)
e. Hipertermi b.d penurunan sirkulasi
Batasan karakteristik:
1) Peningkatan suhu tubuh di atas batas normal
2) Convulsi (kejang)
3) Kulit merah
4) Takikardi

STIKES YARSI MATARAM Rosalita Sukma Wardani, S.Kep


082STYJ19
5) Hangat ketika disentuh
6) Takipnea
f. Kurang pengetahuan b.d keterbatasan kognitif, kurang informasi yang adekuat
Batasan karakteristik:
1) Permintaan informasi
2) Tidak tepat dalam mengikuti pikiran atau intruksi
3) Tingkah laku yang tidak tepat
4) Verbalisasi masalah
3. Intervensi
a. Diagnosa 1
Tujuan : penurunan frekuensi BAB < 3 kali/hari
Kriteria hasil:
1) Feses mempunyai bentuk
2) Rectal tidak terjadi iritasi
3) Tidak mengalami diare
Intervensi:
1) Kaji penyebab factor diare
Rasional: untuk mengetahui penyebab dari diare
2) Turunkan aktivitas fisik
Rasional: dapat menurunkan peristaltic
3) Tingkatkan pemenuhan kebutuhan cairan per oral
Rasional: untuk menggantikan cairan per oral
4) Anjurkan meningkatkan kebersihan
Rasional: untuk mencegah penyebaran infeksi
5) Kolaborasi pemberian terapi antibiotic
Rasional: untuk membunuh kuman dan mencegah infeksi
b. Diagnosa 2
Tujuan: dapat terpenuhinya kebutuhan cairan
Kriteria hasil:
1) Tidak ada tanda – tanda dehidrasi
2) Turgor kulit baik

STIKES YARSI MATARAM Rosalita Sukma Wardani, S.Kep


082STYJ19
3) Membrane mukosa lembab
4) Tidak ada rasa haus yang berlebihan
5) Tekanan darah, nadi, suhu dalam batas normal
Intervensi:
1) Kaji TTV
Rasional: untuk mengetahui respon terhadap efek kehilangan cairan
2) Monitor dan catat intake dan output
Rasional: untuk mengetahui jumlah cairan yang masuk dan keluar
3) Berikan wadah yang tidak biasa (cangkir berwarna, sedotan)
Rasional: untuk menarik dan meningkatkan masukan cairan
4) Kolaborasi pemberian cairan parenteral
Rasional: untuk mengganti cairan yang hilang
c. Diagnosa 3
Tujuan: masalah nutrisi dapat terpenuhi
Kriteria hasil:
1) Adanya peningkatan BB
2) Mempu mengidentifikasi kebutuhan nutrisi
3) Tidak terjadi penurunan BB
4) Menunjukkan fungsi pengecapan bertambah
Intervensi:
1) Kaji kebiasaan diit, masukan makanan saat ini, dan derajat kesulitan
makanan
Rasional: untuk mengetahui kebutuhan nutrisi yang diperlukan
2) Kaji TTV
Rasional: indikasi respond an status nutrisi
3) Anjurkan makanan porsi sedang tapi sering
Rasional: meningkatkan masukan nutrisi
4) Kolaborasi dengan ahli gizi dalam pemberian diit yang tepat
Rasional: untuk perencanaan diit yang sesuai untuk memenuhi kebutuhan
nutrisi
d. Diagnosa 4

STIKES YARSI MATARAM Rosalita Sukma Wardani, S.Kep


082STYJ19
Tujuan: kulit tidak lecet, kulit tidak kemerahan
Kriteria hasil:
1) Menunjukkan penyembuhan luka tanpa komplikasi
2) Mampu mengidentifikasi factor penyebab
3) Tidak ada lesi pada kulit
Intervensi:
1) Kaji keadaan kulit
Rasional: menunjukkan risiko kerusakan
2) Identifikasi tahap luka
Rasional: menentukan pengobatan yang tepat
3) Cuci area yang kemerahan dengan lembut menggunakan sabun ringan
Rasional: untuk mencegah terjadinya kompilkasi
4) Tingkatkan masukan karbohidrat dan protein
Rasional: untuk mempercepat penyembuhan luka
e. Diagnosa 5
Tujuan: dapat mempertahankan suhu tubuh dalam batas normal
Kriteria hasil:
1) Suhu tubuh dalam batas normal
2) Badan tidak panas
3) Tidak ada perubahan warna kulit dan tidak pusing
Intervensi:
1) Kaji TTV
Rasional: untuk mengetahui keaadaan umum paisen
2) 2)      Berikan kompres hangat
Rasional: panas cepat turun
3) 3)      Anjurkan memakai pakaian tipis dan menyerap keringat
Rasional: untuk mengurangi panas
4) Kolaborasi pemberian obat antipiretik
Rasional: menurunkan suhu tubuh

f. Diagnosa 6

STIKES YARSI MATARAM Rosalita Sukma Wardani, S.Kep


082STYJ19
Tujuan: menunjukkan peningkatan pemahaman kondisi selama tindakan
perawatan.
Kriteria hasil:
1) Mendeskripsikan proses penyakit
2) Mendeskripsikan factor penyebab
3) Menyebutkan tanda dan gejala penyakit
4) Mendeskripsikan tindakan menurunkan progresifitas
Intervensi:
1) Kaji ulang pengetahuan pasien dan keluarga terhadap penyakit
Rasional: mengidentifikasi pengetahuan keluarga terhadap penyakit yang
dialami pasien
2) Berikan informasi adekuat tentang proses penyakit. Prognosis, dan
perawatan
Rasional:   pemberian pendidikan kesehatan diharapkan pengetahuan
keluarga bertambah
3) Diskusi perubahan gaya hidup yang bisa untuk mencegah komplikasi
Rasional: dapat mencegah terjadinya komplikasi lebih lanjut
4) Diskusikan tentang pilihan terapi atau perawatan
Rasional: meningkatkan keaktifan keluarga dalam perawatan pasien
4. Implementasi
Dalam implementasi seorang perawat harus melakukan tindakan sesuai
intervensi yang telah dibuat.
5. Evaluasi
Evaluasi terhadap masalah nyeri dilakukan dengan menilai sejauh mana
kriteria hasil dalam tujuan perawatan berhasil dipenuhi

STIKES YARSI MATARAM Rosalita Sukma Wardani, S.Kep


082STYJ19
STIKES YARSI MATARAM Rosalita Sukma Wardani, S.Kep
082STYJ19
DAFTAR PUSTAKA

Carpenito. 2007. Diagnosa Keperawatan Aplikasi pada Praktik Klinis. Jakarta: EGC.

Doengoes. 2000. Asuhan Keperawatan Maternal/Bayi. Jakarta: EGC.

Ngastiyah. 2006. Perawatan Anak Sakit. Jakarta: EGC.

http://google.com/

082STYJ19
ASUHAN KEPERAWATAN ANAK
PADA An. F DENGAN DIARE DEHIDRASI SEDANG
DI RUANG MAWAR PUSKESMAS BENDAN

A.      PENGKAJIAN
1.         Identitas Klien
Tanggal pengkajian  : 5 Juni 2013
Jam                           : 08.00 WIB
Initial klien               : An.F
Tanggal lahir            : 15 Desember 2012
Agama                      : Islam
Alamat                     : Jl.Sulawesi Gg.I 20 Rt.001/II Bendan
Nama ibu                  : Ny.B                                Nama Ayah            : Tn.N
Usia                          : 32 th                                Usia Ayah              : 36 th
Pendidikan ibu         : SD                                   Pendidikan Ayah   : SMP
Pekerjaan ibu            : IRT                                  Pekerjaan Ayah      : Wiraswasta
Agama ibu                : Islam                                Agama Ayah          : Islam
Suku/Bangsa            : Jawa/Indonesia                Suku/Bangsa          : Jawa/Indonesia
Status Perkawinan   : Kawin                              Status Perkawinan : Kawin
Alamat                     : Jl.Sulawesi Gg.I 20 Rt.001/II Bendan

2.         Riwayat Kesehatan


a.         Keluhan utama
Ibu klien mengatakan klien BAB cair tanpa ampas sudah 5 kali dalam satu hari.
b.        Riwayat kesehatan sekarang
Klien datang bersama orangtuanya ke IGD Puskesmas Bendan tanggal 5 Juni 2013

pukul 07:30 WIB dengan keluhan BAB cair tanpa ampas 5 kali, muntah > 5 kali sehari  

sudah 2 hari, S:38C, keadaan umum lemah, klien tidak nafsu makan, badan lemas  2
hari, kemudian  klien dibawa ke Puskesmas Bendan dan dirawat inap ruang Mawar I
Puskesmas Bendan.
c.         Riwayat kesehatan dulu
Ibu klien mengatakan klien baru pertama kali menderita penyakit seperti
sekararang, sebelumnya klien hanya batuk dan pilek.
d.        Riwayat kesehatan keluarga
Ibu klien mengatakan tidak ada yang menderita penyakit seperti yang diderita
klien. Keluarga klien juga tidak ada yang menderita penyakit menurun ataupun menular.
e.         Genogram
f.         Riwayat prenatal, intranatal, dan postnatal

Anak ke Usia sekarang Jenis persalinan Penolong Keterangan


1 11 tahun Normal Bidan Hidup
2 6 bulan Normal Bidan Hidup
g.        Riwayat  tumbuh kembang
Menurut keterangan ibu klien, klien pada usia 3 bulan sudah bisa tengkurap dan
selalu aktif bergerak.
h.        Riwayat sosial/pola asuh
Klien dari lahir sudah diasuh oleh ibunya dalam keluarga yang terdiri dari ayah dan
saudara perempuan klien.
i.     Riwayat imunisasi
Menurut keterangan ibu klien, klien sudah diberi imunisasi Hepatitis pada baru
lahir, BCG umur 1 bulan, Polio 1 pada umur 1 bulan.
3.         Data Umum Kesehatan Saat ini
a.    Keadaan umum   : Sedang
Kesadaran           : Compos Mentis
Suhu                    : 37,60C
Nadi                    : 104 x/menit
RR                       : 30 x/menit
BB sebelum sakit   :       6,1 kg
BB selama sakit   : 5,7 kg
Lingkar kepala     :  37 cm
b.    Kepala
1. Leher              : Tidak ada pembesaran kelenjar tyroid
2. Kepala            : Mesosefal, sutura agak cekung
Mata               :  Simetris, konjungtiva anemis, sclera tidak ikterik, mata cekung
4. Hidung           : Tidak ada secret
5. Mulut              : Mukosa bibir lembab, lidah terlihat kotor
6. Telinga            : Simetris, tidak ada serumen
c.    Dada                    : Simetris
d.    Abdomen
Inspeksi               : abdomen bersih, tidak ada lesi
Palpasi                 : Tidak ada massa, turgor sedang
Auskultasi           : Hiperperistaltik dengan frekuensi 36 kali/menit
Perkusi                 : Hipertympani
e.    Genetalia             : Anus kemerahan
f.     Ekstremitas
Atas                     : Terpasang infuse RL 20 tpm di tangan sebelah kiri
Bawah                 : Tidak ada oedema, turgor kulit sedang

4.         Pola Fungsional


a.         Manajemen Kesehatan
Ibu klien mengatakanklien BAB cair sudah 5 kali dalam 1 hari dan konsistensi
encer tanpa ampas.
b.        Eliminasi
Sebelum sakit      : BAB 1 kali/hari, konsistensi padat
                              BAK 5 – 6 kali/hari
Selama sakit        : BAB 5 kali/hari , konsistensi cair tanpa ampas
                            BAK 3 kali/hari
c.         Nutrisi dan cairan
elum sakit      :  Klien sudah tidak minum ASI sejak umur 4 bulan dan diganti dengan susu formula SGM I,
makan nasi pisang dihaluskan dan bubur tepung 3 kali/hari.
ama sakit        :  Pasien minum susu formula SGM LLM, makan bubur serelac, nafsu makan menurun.
d.        Istirahat dan tidur
Sebelum sakit      : Malam hari 9 jam, Siang hari 3 jam
ama sakit        :  Malam hari 5 jam, Siang hari 2 jam, sering terbangun dan rewel
e.         Mobilisasi dan latihan
elum sakit      : Klien selalu aktif bergerak dan ceria
ama sakit        :  Klien sering menangis, keadaan lemah, geraknya terbatas karena terpasang infus
f.         Persepsi sensori dan kognitif
Ibu klien mengatakan kurang mengerti dengan penyakit yang dialami anaknya.
g.        Hubungan dan peran
Pasien lebih dekat dengan ibunya, pasen kurang kooperatif dengan tindakan
perawat.
h.        Mekanisme koping dan stress
Keluarga klien menerima penyakit yang dialami klien.
i.          Spiritual/keyakinan
Keluarga klien selalu beribadah rutin dan berdoa untuk kesehatan anaknya.

5.         Therapy Dokter


a.         Infus RL (infus mikro)    20 tpm
b.        Injeksi Gentamicin          3 x 12,5 mg
c.         Cotrimoxazole syrup       2 x 1 cth
d.        Termagon Syrup              ½ sendok teh per 4 jam
e.         Antacid                           3 x 1/5
f.         B6                                    3 x 1/5
g.        Dexamethason                 3 x 1/5
h.        Kanina syrup                   3 x 1/3 cth

6.         Pemeriksaan Penunjang


Tanggal 5 Juni 2013
No.CM : 005533
Pemeriksaan Hasil Satuan Nilai normal
Hemoglobin 7,9 gr/Dl L : 14-18    P : 12-16
Leukosit 8100 /mm3 5000-10000
Hematokrit 22 /vol% L : 40-48    P : 37-43
Trombosit 228000 /mm3 150000-450000
Salmonella typhi -
Salmonella typhi -
Salmonella typhi -

7.         Analisa Data

No Data fokus Etiolog Problem


1 : DS : Ibu klien mengatakan klien BAB cair 5 kali/hari, muntah Output
DS Defisit volume
berlebih cairan dan
> 5 kali, elektrolit
DO DO: KU klien lemah, Bising usus hiperperistaltik (36
kali/menit), turgor kulit sedang.
Bal Balance cairan :
Inp Input
Mi Minum:200ml
Ma Makan:300ml
A AM: 168ml
Infuse: 500ml
      1168cc
Output
Mu Muntah: 300ml
Uri Urine: 200ml
BA BAB: 500ml
IW IWL:85ml+200(38-36,8C)=325ml
         1325ml
Balance cairan=input-output
                    = 1168ml - 1325ml
                    = -157ml
2 :
DS DS : Ibu klien mengatakan daerah sekitar anus klien Iritasi Risiko infeksi
kulit
kemerahan
DO : DO : Anus terlihat kemerahan dan lecet

3 DS : Ibu klien mengatakan anaknya demam Penuruna Hipertermi


DO : Suhu 380C, hangat ketika disentuh. n
IWL:85ml+200(38-36,8C)=325ml sirkulasi

B.       DIAGNOSA KEPERAWATAN


1.         Defisit volume cairan dan elektrolit berhubungan dengan output berlebih
2.         Risiko Infeksi berhubungan dengan iritasi kulit
3.         Hipertermi berhubungan dengan penurunan sirkulasi

C.      INTERVENSI KEPERAWATAN


NO Hari/tgl DX Tujuan Intervensi Paraf
1 Rabu, 1 Setelah dilakukan tindakan 1. Observasi dan
5/6/2013 keperawatan selama 3 x 24 jam catat frekuensi
defekasi,
diharapkan klien mengalami karakteristik,
penurunan frekuensi BAB jumlah, dan
factor pencetus
dengan kriteria hasil : 2. Tingkatkan
tirah baring
1. 1.   Tidak mengalami diare, 3. Tingkatkan
pemenuhan
frekuaensi BAB < 3 kali/hari kebutuhan
2. 2.   Feses padat dan lunak cairan
oral/oralit 100
3. 3.   Muntah berkurang/berhenti CC/BAB
4. Anjurkan
meningkatkan
kebersihan
botol susu
5. Monitor bising
usus
6. Diberikan
terapi dokter.
2 Rabu, 2 Setelah dilakukan tindakan 1. Kaji keadaan
5/6/2013 keperawatan selama 3 x 24 jam kulit
diharapkan kulit anus tidak lecet dan 2. Identifikasi
tidak kemerahan dengan kriteria tahap
hasil : perkembangan
1. Anus tidak terjadi iritasi luka
2. Tidak ada lesi pada kulit 3. Cuci area yang
3. Menunjukkan penyembuhan kemerahan
luka tanpa komplikasi dengan lembut
menggunakan
sabun ringan
4. Tingkatkan
masukan
karbohidrat dan
protein
5. Perawatan pada
area luka
3 Rabu, 3 Setelah dilakukan tindakan 1. Kaji tanda –
5/6/2013 keperawatan selama 3 x 24 jam, tanda vital
diharapkan klien dapat 2. Berikan
mempertahankan suhu tubuh dalam kompres hangat
batas normal dengan criteria hasil: 3.   Anjurkan
1. Suhu tubuh normal, 360C – pakai pakaian
370C tipis dan
2. Badan tidak panas menyerap
keringat
4. Anjurkan untuk
banyak minum
 500 CC
5. Diberikan
terapi dokter
D.      IMPLEMENTASI

No Hari/ Dx Tindakan Respon klien Paraf


Tanggal
1 Rabu, 1 1. Mencatat frekuensi BAB, S:-
Karakteristik, jumlah, dan O:BAB > 5 kali/hari,
5/6/2013 factor pencetus konsistensi cair tanpa
11:00 2. Meningkatkan tirah baring ampas, terjadi karena
malabsorbsi usus

3. Meningkatkan pemenuhan S:Ibu klien mau


kebutuhan cairan oral/oralit menjaga kebersihan
100 CC/BAB O:

4. Menganjurkan meningkatkan S:-


kebersihan O:Infus RL (infus
5. Memberikan obat sesuai mikro) 20 tpm; Injeksi
indikasi IV gentamicin 12,5
mg; Cotrimosazole
syrup 2 x 1 cth;
Antacid 3 x 1/5 cth;
B6 3 x 1/5 cth; Kanina
syrup 3 x 1/3 cth 
2 2 1. Mengkaji keadaan kulit S:-
2. Mengidentifikasi tahap
perkembangan luka O:Anus kemerahan,
lecet
3. Mencuci area yang S:-
kemerahan dengan lembut
menggunakan sabun ringan O:Luka local sekitar
anus
4. Meningkatkan masukan S:Ibu klien mau 
karbohidrat dan protein
5. Melakukan perawatan pada
membersihkan area
area luka dengan luka
mengoleskan salep/baby oil
O:-

3 3 1. Mengkaji tanda – tanda vital S:-


2. Memberikan kompres hangat
O: S: 380C, N: 104
kali/menit, RR: 30
kali/menit
3. Menganjurkan kepada klien
untuk memakai pakaian tipis S:-
dan menyerap keringat O:Klien kooperatif
4. Menganjurkan untuk banyak
minum S:Klien minum 600
5. Memberikan obat sesuai CC/hari
indikasi
O:Pemberian
Termagon syrup ½
cth/4jam

4 1 1. Mencatat frekuensi BAB, S:-


Karakteristik, jumlah
2. Meningkatkan tirah baring O:BAB > 5 kali/hari,
konsistensi cair
tanpa ampas, terjadi
karena malabsorbsi
3. Meningkatkan pemenuhan usus
kebutuhan cairan oral/oralit
100 CC/BAB
4. Menganjurkan meningkatkan
kebersihan
S:Ibu klien mau
menjaga kebersihan
O:-
5. Memberikan obat sesuai
indikasi S:-
O:Infus RL (infus
mikro) 20 tpm;
Injeksi IV
gentamicin 12,5 mg;
Cotrimosazole syrup
2 x 1 cth; Antacid 3
x 1/5 cth; B6 3 x 1/5
cth; Kanina syrup 3
x 1/3 cth 

5 2 1. Mengkaji keadaan kulit S:-


2. Mengidentifikasi tahap
perkembangan luka O:Anus kemerahan,
lecet
3. Mencuci area yang
kemerahan dengan lembut S:-
menggunakan sabun ringan
4. Meningkatkan masukan O:Luka local sekitar
karbohidrat dan protein anus
5. Melakukan perawatan pada
area luka dengan S:Ibu klien mau 
mengoleskan salep/baby oil
pada area luka membersihkan area
luka
O:-
6 3 1. 1.    Mengkaji tanda – tanda vital S:-
O: S: 380C, N: 104
kali/menit, RR: 30
kali/menit
2. 2. Memberikan kompres hangat O:Klien kooperatif
3. 3. Menganjurkan kepada klien untuk
memakai pakaian tipis dan
menyerap keringat
4. 4. Menganjurkan untuk banyak
minum
5. 5. Memberikan obat sesuai indikasi
S:Klien minum 600
CC/hari
O:Pemberian
Termagon syrup ½
cth/4jam

7 1 1. Mencatat frekuensi BAB, S:-


Karakteristik, jumlah
2. Meningkatkan tirah baring O:BAB 4 kali/hari,
3. Meningkatkan pemenuhan konsistensi cair
kebutuhan cairan oral/oralit
100 CC/BAB tanpa ampas, terjadi
karena malabsorbsi
4. Menganjurkan meningkatkan usus
kebersihan
S:Ibu klien mau

5.   Memberikan obat sesuai


menjaga kebersihan
indikasi O:-
S:-
O:Infus RL (infus
mikro) 20 tpm;
Injeksi IV
gentamicin 12,5 mg;
Cotrimosazole syrup
2 x 1 cth; Antacid 3
x 1/5 cth; B6 3 x 1/5
cth; Kanina syrup 3
x 1/3 cth 

8 2 1. Mengkaji keadaan kulit S:-


2. Mengidentifikasi tahap
perkembangan luka O:Anus kemerahan,
3. Mencuci area yang lecet
kemerahan dengan lembut
menggunakan sabun ringan S:-
4. Meningkatkan masukan
karbohidrat dan protein O:Luka local sekitar
anus
5. Melakukan perawatan pada
area luka dengan S:Ibu klien mau 
mengoleskan salep/baby oil
pada area luka
membersihkan area
luka
O:-
9 3 1. Mengkaji tanda – tanda vital S:-
O: S: 37,60C, N: 104
kali/menit, RR: 30
kali/menit
2. Memberikan kompres hangat
3. Menganjurkan kepada klien S:-
untuk memakai pakaian tipis O:Klien kooperatif
dan menyerap keringat
4. Menganjurkan untuk banyak
minum
5. Memberikan obat sesuai
indikasi S:Klien minum 600
CC/hari
O:Pemberian
Termagon syrup ½
cth/4jam

E.     EVALUASI

No Hari/ Dx Catatan Perkembangan Paraf


Tanggal
1 Rabu, 1 S: Ibu klien mengatakan klien masih BAB
5/6/2013 O: BAB > 5 kali/hari, konsistensi cair tanpa ampas
14:00 KU:lemah, Bising usus:36 kali/menit), turgor kulit
sedang.
A: Masalah belum teratasi
P: Lanjutkan intervensi 1,2,3,4, dan 5
2
Kamis,
S: Ibu klien mengatakan klien masih BAB
6/6/2013
O: BAB > 5 kali/hari, konsistensi cair tanpa ampas
14:00
KU:lemah, Bising usus:36 kali/menit), turgor kulit
sedang.
A: Masalah belum teratasi
P: Lanjutkan intervensi 1,2,3,4, dan 5
3 Jumat,
7/6/2013
14:00 S: Ibu klien mengatakan klien masih BAB
O: BAB 4 kali/hari, konsistensi cair tanpa ampas
KU:lemah, Bising usus:36 kali/menit), turgor kulit
sedang.
A: Masalah belum teratasi
P: Lanjutkan intervensi 1,2,3,4, dan 5
Rujukan ke RSUD Bendan
4 Rabu, 2 klien mengatakan daerah sekitar anus masih kemerahan
S: Ibu
5/6/2013 O: Anus terlihat kemerahan dan lecet
14:00 A: Masalah belum teratasi
P: Lanjutkan intervensi 1,2,3,4, dan 5

5
Kamis,
S: Ibu klien mengatakan daerah sekitar anus masih
6/6/2013
kemerahan
14:00
O: Anus terlihat kemerahan dan lecet
A: Masalah belum teratasi
P: Lanjutkan intervensi 1,2,3,4, dan 5

6
S: Ibu klien mengatakan daerah sekitar anus masih
Jumat,
kemerahan
7/6/2013
O: Anus terlihat kemerahan dan lecet
14:00 A: Masalah belum teratasi
P: Lanjutkan intervensi 1,2,3,4, dan 5
Rujukan ke RSUD Bendan
7 Rabu, 3 klien mengatakan anaknya masih demam
S: Ibu
5/6/2013 O: Suhu 380C, hangat ketika disentuh.
14:00 A: Masalah belum teratasi
P: Lanjutkan intervensi 1,2,3,4, dan 5

S: Ibu klien mengatakan anaknya masih demam


8 Kamis,
O: Suhu 380C, hangat ketika disentuh
6/6/2013
A: Masalah belum teratasi
14:00
P: Lanjutkan intervensi 1,2,3,4, dan 5

9
Jumat, S: Ibu klien mengatakan anaknya masih demam
7/6/2013 O: Suhu 37,60C, hangat ketika disentuh
14:00 A: Masalah belum teratasi
P: Lanjutkan intervensi 1,2,3,4, dan 5
Rujukan ke RSUD Benda

Anda mungkin juga menyukai