Bahan Alat
Bahan Alat
Semen
a.Semen harus merupakan semen portland jenis I, II atau III sesuai dengan AASHTO M 85.
b.Kecuali diperkenankan lain, maka hanya produk dari satu pabrik atau satu jenis merk semen
portland tertentu yang harus digunakan di proyek.
Air
Air yang diketahui dapat diminum dapat dipakai dengan tanpa pengujian.
a.Gradasi agregat kasar dan halus harus memenuhi persyaratan yang diberikan dalam Tabel 4.3.
Bahan-bahan yang tidak memenuhi persyaratan gradasi ini dapat tidak ditolak asalkan
Kontraktor dapat menunjukkan bahwa persyaratan yang dirinci dalam Butir 7.5.3.
dapat dipenuhi jika menggunakan bahan-bahan tersebut.
b.Agregat kasar harus dipilih sedemikian rupa sehingga ukuran partikel terbesar tidak lebih besar
dari pada ¾ jarak bersih minimum antara batang tulangan atau antara batang tersebut dengan
acuan atau antara batasan-batasan ruang lainnya dimana pekerjaan beton harus ditempatkan.
Bahan Tambah (Additive)
Penggunaan plastisator, bahan-bahan tambah untuk mengurangi air atau bahan tambah
lainnya, harus mendapat persetujuan terlebih dahulu. Jika digunakan, bahan yang
bersangkutan harus memenuhi AASHTO M 154 atau M 194.
Bahan tambahan yang bersifat mempercepat dan yang mengandung Calcium Chlorida
tidak boleh digunakan.
Lapisan bawah yang kedap air harus terdiri dari lembaran plastik yang kedap setebal 125
mikron. Air tidak boleh tergenang di atas membran, dan membran harus kedap air
sepenuhnya waktu beton dicor.
Lapisan bawah yang kedap air tidak boleh digunakan di bawah perkerasan jalan beton
bertulang yang menerus.
Tulangan Baja
a. Tulangan baja untuk jalur kendaraan harus berupa anyaman baja atau batang
baja berulir sebagaimana diperlihatkan dalam Gambar Rencana.
b. Baja tulangan harus merupakan batang baja polos atau berulir grade U24 atau
batang berulir grade U40 sesuai dengan persyaratan Sll 0136-84, kecuali jika
disetujui lain atau diperlihatkan lain dalam Gambar Rencana.
e. Batang baja untuk Ruji (Dowel) harus berupa batang bulat biasa sesuai dengan
AASHTO M 31. Batang dowel berlapis plastik yang memenuhi AASHTO M 254
dapat digunakan.
f. Batang pengikat (Tie bar) harus berupa batang baja berulir sesuai dengan
AASHTO M 31.
ALAT
KAKU
Kesiapan alat-alat bantu pekerjaan perkerasan kaku yaitu :
1. Mesin Screeder / concrete paver
2. Concrete vibrator
3. Jidar aluminium
4. Mesin trowel
5. Theodolite dan waterpas
6. Mesin cutter beton
7. Genset dan lampu penerangan
8. Terpal plastik
Alat utama pada pekerjaan pekerasan kaku adalah mesin screeder atau dikenal dengan nama
lainnya concrete paver.
Ada banyak jenis alat concrete paver sesuai dengan perkembangan teknologi, alat inipun
berkembang semakin modern dan otomatis, tapi juga menuntut ketrampilan yang tinggi bagi
untuk mengoperasikannya.
Alat-alat yang digunakan, berfungsi untuk memudahkan pekerjaan perkerasan kaku dan
menghasilkan pekerjaan yang baik atau kualitas dapat diterima.
METODE
6. Spreading
Setelah beton diambil dari agitator, beton perlu diratakan ke seluruh jalan. Untuk perataan awal
(waktu beton basah) dilakukan menggunakan jidar aluminium.
7. Pekerjaan Pemadatan / Vibrating
ada 2 tahapan vibrating pada pekerjaan perkerasan kaku, yaitu :
Pertama, penggetaran permukaan dilakukan dengan alat paver
Kedua, untuk menjamin kepadatan perlu juga dilakukan penggetaran dengan concrete Vibrator.
8. Pekerjaan Trowel
Pekerjaan trowel dilakukan waktu kondisi beton 1/2 kering (setting/mengeras), metoda pekerjaan
menggunakan alat bantu mesin trowel, biasanya untuk lokasi di bawah atap, perkerasan beton
dilapisi dengan floor hardener,Proses pekerjaan hardener dilakukan pada waktu proses pekerjaan
trowel.
9. Pekerjaan Grooving & Penyempurnaan
Pekerjaan Grooving atau pemberian texture permukaan ini merupakan pekerjaan yang menuntut
kesabaran dan ketrampilan.
Pekerjaan grooving harus mengenal tingkat kekerasan beton karena beton yang terlalu keras,
tidak dapat dibentuk texturenya yang mensyaratkan kedalaman grooving minimum 3 mm.
Beton yang belum mengeras juga kurang baik bila dilaksanakan grooving, karena akan terlalu
lembek sehingga texture tidak akan terlihat rapih.
10. Pekerjaan Curing Compound
Pekerjaan ini dilakukan untuk melindungi beton dari retak-retak rambut akibat terlalu cepatnya
susut beton.
Hal ini harus lebih diperhatikan bila pelaksanaan dilakukan di siang hari atau udara sangat cerah.
Pekerjaan curing compound dilakukan setelah pekerjaan grooving selesai dilakukan.
Bahan yang digunakan dapat berupa produk-produk perawatan beton yang banyak di pasaran.
11. Pekerjaan Tenda Pelindung
Tenda di perlukan untuk perawatan beton dan berguna untuk :
a. mengurangi terlalu cepatnya penguapan pada permukaan beton
b. melindungi dari pekerja yang lalu lalang
c. melindungi dari benda yang jatuh
d. melindungi dari hujan
12. Pekerjaan Curing
untuk pekerjaan curing dilakukan mulai dari umur beton 1 sampai dengan 7 hari, perawatan
diteruskan dengan menutup permukaan beton dengan karung goni yang dibasahkan atau bisa
juga menggunakan geotekstile non woven yang dibasahkan secara periodik.
Pekerjaan Curing sangat penting untuk mencegah terjadinya retak rambut perkerasan kaku akibat
susut yang terlalu cepat.
13. Pekerjaan Cutting
Pekerjaan pemotongan beton perlu dilakukan pada posisi tulangan dowel.
Pemotongan dilakukan dengan mesin potong khusus (mesin cutting beton) menggunkan mesin,
Waktu pemotongan yang tepat diperkirakan pada waktu beton masih cukup lunak namun belum
keras sekali atau kira-kira jam ke 12 sampai dengan 18.
Kedalaman pemotongan beton lebih kurang 5 cm.
14. Pekerjaan joint sealant
Setelah beton dipotong, celah antara modul perkerasan kaku, diisi dengan joint sealant ayng
merupakan campuran bahan karet atau aspal.