Anda di halaman 1dari 5

BAHAN

Semen

a.Semen harus merupakan semen portland jenis I, II atau III sesuai dengan AASHTO M 85. 

b.Kecuali diperkenankan lain, maka hanya produk dari satu pabrik atau satu jenis merk semen
portland tertentu yang harus digunakan di proyek.

Air

Air yang digunakan dalam pencampuran, perawatan atau penggunaan-penggunaan tertentu


lainnya harus bersih dan bebas dari bahan-bahan yang merugikan seperti minyak, garam, asam,
alkali, gula atau bahan-bahan organik. Air harus diuji sesuai dengan dan harus memenuhi
persyaratan AASHTO T 26. 

Air yang diketahui dapat diminum dapat dipakai dengan tanpa pengujian.

Persyaratan Gradasi Agregat

a.Gradasi agregat kasar dan halus harus memenuhi persyaratan yang diberikan dalam Tabel 4.3.
Bahan-bahan yang tidak memenuhi persyaratan gradasi ini dapat tidak ditolak asalkan
Kontraktor dapat menunjukkan bahwa persyaratan yang dirinci dalam Butir 7.5.3.
dapat dipenuhi jika menggunakan bahan-bahan tersebut.

b.Agregat kasar harus dipilih sedemikian rupa sehingga ukuran partikel terbesar tidak lebih besar
dari pada ¾ jarak bersih minimum antara batang tulangan atau antara batang tersebut dengan
acuan atau antara batasan-batasan ruang lainnya dimana pekerjaan beton harus ditempatkan.

Bahan Tambah (Additive)

Penggunaan plastisator, bahan-bahan tambah untuk mengurangi air atau bahan tambah
lainnya, harus mendapat persetujuan terlebih dahulu. Jika digunakan, bahan yang
bersangkutan harus memenuhi AASHTO M 154 atau M 194. 

Bahan tambahan yang bersifat mempercepat dan yang mengandung Calcium Chlorida
tidak boleh digunakan. 

Membran Kedap Air

Lapisan bawah yang kedap air harus terdiri dari lembaran plastik yang kedap setebal 125
mikron. Air tidak boleh tergenang di atas membran, dan membran harus kedap air
sepenuhnya waktu beton dicor. 

Lapisan bawah yang kedap air tidak boleh digunakan di bawah perkerasan jalan beton
bertulang yang menerus.
Tulangan Baja

a.     Tulangan baja untuk jalur kendaraan harus berupa anyaman baja atau batang
baja berulir sebagaimana diperlihatkan dalam Gambar Rencana.

b.    Baja tulangan harus merupakan batang baja polos atau berulir grade U24 atau
batang berulir grade U40 sesuai dengan persyaratan Sll 0136-84, kecuali jika
disetujui lain atau diperlihatkan lain dalam Gambar Rencana.

c.    Tulangan anyaman kawat baja harus memenuhi persyaratan-persyaratan


AASHTO M 55. Tulangan ini harus disediakan dalam bentuk lembaran-lembaran
datar dan merupakan jenis yang disetujui.

d.    Batang baja harus memenuhi persyaratan AASHTO M 54. Bagian-bagiannya


harus berukuran dan berjarak antara sebagaimana diperlihatkan dalam Gambar
Rencana.

e.    Batang baja untuk Ruji (Dowel) harus berupa batang bulat biasa sesuai dengan
AASHTO M 31. Batang dowel berlapis plastik yang memenuhi AASHTO M 254
dapat digunakan.

f.    Batang pengikat (Tie bar)  harus berupa batang baja berulir sesuai dengan
AASHTO M 31.

Bahan-bahan untuk Sambungan

a.     Bahan-bahan pengisi siar muai harus sesuai dengan persyaratan-persyaratan


AASHTO M 153 atau M 213. Bahan-bahan tersebut harus dilubangi untuk dilalui
dowel-dowel sebagaimana diperlihatkan dalam Gambar Rencana. Bahan pengisi
untuk setiap sambungan harus disediakan dalam bentuk satu kesatuan utuh untuk
tebal dan lebar penuh yang diperlukan untuk sambungan yang bersangkutan kecuali
jika diijinkan lain. Di mana ujung-ujung yang berbatasan diperkenankan, maka
ujung-ujung tersebut harus diikat satu sama lainnya dan dipertahankan dengan kokoh
dan tepat ditempatnya dengan jepitan kawat (stapling) atau penyambung / pengikat
yang baik lainnya.

b.     Bahan penutup sambungan (joint sealant) harus berupa Expandite


Plastic, senyawa gabungan bitumen karet Grade 99 yang dituangkan dalam keadaan
panas, atau bahan serupa yang disetujui. Bahan sambungan harus sebagaimana
dianjurkan oleh pabrik pembuat bahan yang bersangkutan.

ALAT

KAKU
Kesiapan alat-alat bantu pekerjaan perkerasan kaku yaitu :
1. Mesin Screeder / concrete paver
2. Concrete vibrator
3. Jidar aluminium
4. Mesin trowel
5. Theodolite dan waterpas
6. Mesin cutter beton
7. Genset dan lampu penerangan
8. Terpal plastik

Alat utama pada pekerjaan pekerasan kaku adalah mesin screeder atau dikenal dengan nama 
lainnya concrete paver.
Ada banyak jenis alat concrete paver sesuai dengan perkembangan teknologi, alat inipun
berkembang semakin modern dan otomatis, tapi juga menuntut ketrampilan yang tinggi bagi
untuk mengoperasikannya.
Alat-alat yang digunakan, berfungsi untuk memudahkan pekerjaan perkerasan kaku dan
menghasilkan pekerjaan yang baik atau kualitas dapat diterima.

METODE

Tahapan-tahapan Metoda Perkerasan Kaku yaitu

1. Pemasangan Bekisting / stop corBekisting perkerasan kaku  / perkerasan dari beton


disarankan menggunakan baja (kondisi baik, tidak kotor, lurus dan kokoh), karena bekisting
inilah nantinya digunakan sebagai alat bantu rel untuk concrete paver.
2.
Produk yang dapat digunakan sebagai bekisting stop cor yaitu  besi CNP, besi UNP, besi siku.
Modul penempatan stop cor biasanya interval 6 m (tergantung dari panjang alat bantu concrete
paver).
Pastikan bahwa dudukan bekisting benar-benar kokoh, lurus dan rata pada permukaannya serta
mempunyai elevasi yang benar sesuai gambar rencana (for Construction).
Mutu hasil akhir permukaan jalan bergantung pada pekerjaan pemasangan alat bantu stop cor.
3. Pekerjaan pemasangan alat screeder / concrete paver.Pekerjaan ini meliputi pemindahan
alat ke atas rel (sekaligus yang berfungsi sebagai stop cor), pengecekan mesin, uji bekerjanya
alat concrete paver.
4. Pemasangan plastik cor dan dowellembaran plastik cor ditempatkan diatas lean concrete
(lantai kerja) atau sirtu atau tanah urug yang berada dibawah permukaan perkerasan jalan.
Dilanjutkan dengan pemasangan dowel setiap jarak 50 cm pada keempat sisi pinggir modul
perkerasan.
Dowel yang digunakan berupa besi beton ulir atau polos dengan ukuran diameter 16 mm atau
diameter 25 mm, dimana permukaan dowel  diolesi gemuk dan sisi lainnya ditutup PVC (fungsi
supaya dapat bergerak)

5. Pekerjaan Hauling & Pouring


BetonSetelah bekisting, lembaran plastik dan alat telah siap, penuangan (pouring) beton dapat
dilaksanakan.
Beton dituang perlahan-lahan sampai diperkirakan cukup untuk suatu area tertentu sampai
ketebalan yang direncanakan.
Beton kemudian dihamparkan dan disebarkan, waktu penuangan / pouring beton diperhatikan
cuaca, suhu lingkungan, disarankan cuaca cerah dan tidak hujan.
Untuk menghindari retak rambut disaranakan, pekerjaan pengecoran dilakukan pada waktu
malam hari.

6. Spreading
Setelah beton diambil dari agitator, beton perlu diratakan ke seluruh jalan. Untuk perataan awal
(waktu beton basah) dilakukan menggunakan jidar aluminium.
7. Pekerjaan Pemadatan / Vibrating
ada 2 tahapan vibrating pada pekerjaan perkerasan kaku, yaitu :
Pertama, penggetaran permukaan dilakukan dengan alat paver
Kedua, untuk menjamin kepadatan perlu juga dilakukan penggetaran dengan concrete Vibrator.
8. Pekerjaan Trowel
Pekerjaan trowel dilakukan waktu kondisi beton 1/2 kering (setting/mengeras), metoda pekerjaan
menggunakan alat bantu mesin trowel, biasanya untuk lokasi di bawah atap, perkerasan beton
dilapisi dengan floor hardener,Proses pekerjaan hardener dilakukan pada waktu proses pekerjaan
trowel.
9. Pekerjaan Grooving & Penyempurnaan
Pekerjaan Grooving atau pemberian texture permukaan ini merupakan pekerjaan yang menuntut
kesabaran dan ketrampilan.
Pekerjaan grooving harus mengenal tingkat kekerasan beton karena beton yang terlalu keras,
tidak dapat dibentuk texturenya yang mensyaratkan kedalaman grooving minimum 3 mm.
Beton yang belum mengeras juga kurang baik bila dilaksanakan grooving, karena akan terlalu
lembek sehingga texture tidak akan terlihat rapih.
10. Pekerjaan Curing Compound
Pekerjaan ini dilakukan untuk melindungi beton dari retak-retak rambut akibat terlalu cepatnya
susut beton.
Hal ini harus lebih diperhatikan bila pelaksanaan dilakukan di siang hari atau udara sangat cerah.
Pekerjaan curing compound dilakukan setelah pekerjaan grooving selesai dilakukan.
Bahan yang digunakan dapat berupa produk-produk perawatan beton yang banyak di pasaran.
11. Pekerjaan Tenda Pelindung
Tenda di perlukan untuk perawatan beton dan berguna untuk :
a. mengurangi terlalu cepatnya penguapan pada permukaan beton
b. melindungi dari pekerja yang lalu lalang
c. melindungi dari benda yang jatuh
d. melindungi dari hujan
12. Pekerjaan Curing
untuk pekerjaan curing dilakukan mulai dari umur beton 1 sampai dengan 7 hari, perawatan
diteruskan dengan menutup permukaan beton dengan karung goni yang dibasahkan atau bisa
juga menggunakan geotekstile non woven yang dibasahkan secara periodik.
Pekerjaan Curing sangat penting untuk mencegah terjadinya retak rambut perkerasan kaku akibat
susut yang terlalu cepat.
13. Pekerjaan Cutting
Pekerjaan pemotongan beton perlu dilakukan pada posisi tulangan dowel.
Pemotongan dilakukan dengan mesin potong khusus (mesin cutting beton) menggunkan mesin,
Waktu pemotongan yang tepat diperkirakan pada waktu beton masih cukup lunak namun belum
keras sekali atau kira-kira jam ke 12 sampai dengan 18.
Kedalaman pemotongan beton lebih kurang 5 cm.
14. Pekerjaan joint sealant
Setelah beton dipotong, celah antara modul perkerasan kaku, diisi dengan joint sealant ayng
merupakan campuran bahan karet atau aspal.

Anda mungkin juga menyukai