PENDAHULUAN
1
kandungan proteinnya maka perlu adanya penambahan bahan pakan lain atau suplemen untuk
meningkatkan kandungan nutrisi. Suplementasi jerami padi sangat penting untuk mencukupi
kebutuhan ternak karena kandungan proteinnya yang rendah (Martawidjaja, 2003). Salah satu
bahan pakan yang dapat dimanfaatkan adalah leguminosa. Leguminosa merupakan salah satu
jenis hijauan yang memiliki kandungan protein yang cukup tinggi sehingga dapat digunakan
sebagai makanan tambahan pada ternak dengan tujuan agar memenuhi kebutuhan nutrisinya.
Jenis – jenis tanaman leguminosa yang mudah ditanam dan memiliki kandungan nutrisi yang
tinggi antara lain gamal (Glirisidia sepium), lamtoro (Leucena leucocephala) dan kaliandra
(Calliandra callothyrsus) (Kushartono, 2002).
Fermentasi adalah proses yang dapat meningkatkan nilai kecernaan pada pakan.
Proses fermentasi dapat meningkatkan kandungan energi dan protein, menurunkan kandungan
sianida dan serat kasar serta meningkatkan daya cerna pakan yang berkualitas rendah
(Prasojo, Suhartati dan Rahayu., 2013). Salah satu cara untuk meningkatkan nilai kecernaan
bahan pakan adalah dengan melakukan penambahan bioaktivator pada complete feed.
Complete feed adalah campuran semua bahan pakan yang terdiri dari hijauan dan konsentrat
yang diberikan pada ternak (Hadiyanto, Surono dan Christiyanto., 2012). Dunia peternakan
mengenal beberapa jenis bioaktivator, salah satunya adalah Biofarm.
Biofarm merupakan produk dari teknologi sustainable organic farming yang
mengandung mikroba dengan kemampuan tinggi dalam mendegradasi senyawa kompleks
organik dan sintetis, contohnya adalah pakan. Kecepatan fermentasi dengan penambahan
Biofarm yang berdampak pada lama inkubasi (Hadiyanto dkk., 2012). Hasil penelitian
Syamsu (2006) menggambarkan bahwa komposisi nutrisi jerami padi yang telah difermentasi
dengan menggunakan starter mikroba (starbio) sebanyak 0,06% dari berat jerami padi, secara
umum memperlihatkan peningkatan kualitas dibanding jerami padi yang tidak difermentasi.
Kadar protein kasar jerami padi yang difermentasi mengalami peningkatan dari 4,23%
menjadi 8,14% dan diikuti dengan penurunan kadar serat kasar. Teknik In Vitro produksi gas
merupakan salah satu metode untuk melakukan evaluasi kualitas pakan terutama untuk
ruminansia. Produksi gas selama inkubasi merupakan produk buangan dari fermentasi substrat
di dalam tabung seperti gas CH4, CO2, O2, H2S dan gas lainnya. Produksi gas menggambarkan
tingkat proses fermentasi yang terjadi sehingga diperoleh informasi mengenai laju produksi
gas sesuai dengan sifat kimia bahan pakan yang diujikan. Perbedaan sifat kimia pakan akan
memberikan nilai produksi gas yang berbeda (Firsoni dan Lisanti., 2017). Berdasarkan
penelitian terdahulu maka perlu dikaji lebih lanjut pengaruh penambahan leguminosa dan
lama inkubasi yang berbeda dalam pembuatan fermentasi pakan lengkap berbasis jerami padi
menggunakan Biofarm terhadap produksi gas secara In Vitro dan estimasi energi.
2
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh penambahan leguminosa yang
berbeda dalam pembuatan fermentasi pakan lengkap berbasis jerami padi menggunakan
Biofarm terhadap produksi gas secara In Vitro dan estimasi energi.
Fermentasi
Pakan Lengkap
Estimasi Energi :
Produksi gas secara In
Analisis Proksimat 1. ME (Metabolizable Energy)
Vitro
2. NE (Net Energy)
1.6 Hipotesis
Hipotesis dari penelitian ini adalah penambahan leguminosa yang berbeda dalam
pembuatan fermentasi pakan lengkap berbasis jerami padi menggunakan biofarm
berpengaruh terhadap produksi gas secara In Vitro dan estimasi energi (NE dan ME).