• Modifikasi, pelengkap, penguat flavor • Menutupi atau menyembunyikan flavor bahan makanan • Membentuk flavor baru atau menetralisir jika bergabung dengan bahan makanan Golongan Bahan Penyedap
• BP alami sbg komponen flavor dalam makanan
• BP alami yg dihasilkan dari bumbu/herba/sayuran • BP alami yg tidak dihasilkan dari bumbu/herba/sayuran • BP yg bersifat toksik & tidak digunakan sbg BTM • BP buatan/sintetik & digunakan sbg BTM • BP buatan/sintetik & digunakan sbg BTM ttp mash blm ada nilai toksisitas Mono Sodium Glutamat (MSG)
• BP sintetik tidak memberi aroma enak ttp
memberi rasa enak (flavor potensiator/ flavor intensifier) • FP : dpt meningkatkan rasa enak & menekan rasa kurang enak • FI : dpt menyedapkan rasa daging karena hidrolisa protein dalam mulut, meningkatkan cita rasa dengan mengurangi rasa yang tidak diinginkan (oleh rasa bawang yg tajam, rasa sayuran mentah, rasa pahit sayuran), meningkatkan rasa asin, memperbaiki keseimbangan cita rasa lebih sensitif Uji Laboratorium pada tikus
• Konsep ADI didasarkan bahwa semua bahan
kimia yang digunakan sebagai bahan penyedap adalah racun, tetapi toksisitasnya sangat ditentukan oleh jumlah yang diperlukan untuk menghasilkan pengaruh atau gangguan kesehatan atau sakit. ADI dinyatakan dalam mg/kg berat badan yang didefinisikan sebagai jumlah bahan yang dapat masuk ke dalam tubuh setiap harinya atau selama hidupnya tanpa resiko bagi konsumen atau pemakainya. Acceptable Dialy Intake ADI yang diperuntukkan pada bahan tambahan makanan atau bahan penyedap 1. Data toksisitas yang diberikan harus cukup untuk menetapkan dosis “tidak ada efek” pada hewan percobaan. 2. Dosis “tidak ada efek” adalah dosis harian tanpa indikasi efek racun pada hewan percobaan. 3. Selama terjadi perubahan pola penyediaan dan konsumsi bahan makanan yang diikuti dengan pengujian toksisitas bahan makanan baik yang baru maupun yang telah digunakan, maka pihak konsumen maupun produsen dapat menerima setiap perubahan peraturan tentang bahan tambahan makanan yang diijinkan pemakaiannya. Hal ini dimaksudkan demi keamanan kesehatan konsumen. Tes Toksisitas
I. Tes toksisitas jangka pendek terhadap suatu bahan
dan biasanya dilakukan dengan 3 macam percobaan pada hewan. 1. Penentuan LD 50 2. Penentuan dosis maksimum yang dapat ditolerir 3. Tes pemberian pakan selama 90 hari. Ad 1. LD 50 adalah dosis suatu bahan saat 50 % hewan percobaan mati, dan hal ini memberikan indikasi toksisitas relatif senyawa yang diuji. Ad 2. Dosis maksimum yang dapat ditolerir adalah dosis harian maksimum saat hewan percobaan dapat bertahan hidup untuk periode 21 hari. Lanjutan Ad 3. Tujuan tes ini adalah untuk menunjukkan bahwa organ yang diperiksa memperlihatkan adanya efek keracunan. Hal ini memungkinkan adanya perhatian khusus pada organ hewan yang diuji selama 90 hari periode bahan makanan yang mengandung bahan yang diuji. Setelah 90 hari percobaan, maka dapat diketahui gejala tidak normal pada hewan percobaan sehubungan dengan pakan yang diberikannya. Hasil dari ketiga tes tersebut dapat menunjukkan atau menetapkan dosis “tidak ada efek”. Berdasarkan data percobaan pada hewan dapat dihitung atau ditentukan ADI untuk manusia. II. Tes jangka panjang yang tujuan utamanya adalah untuk menentukan potensi karsinogenik suatu bahan atau senyawa. Tes ini harus didukung dgn tes jangka pendek