Meliputi pelayanan promotif, preventif, kuratif, dan rehabilitatif yang harus diberikan secara
komperhensif di semua tempat yang akan melakukan pelayanan remaja dengan pendekatan PKPR.
Intervensi meliputi:
Pelaksanaan Pelayanan PKPR Adapun pelayanan yang ada dalam program PKPR adalah sebagai
berikut (Depkes, 2008):
1. Pemeriksaan Kesehatan
2. Pengobatan
A. Merupakan kegiatan pembinaan kepada remaja yang mempunyai kasus kesehatan reproduksi remaja
atau kasus yang 23 memerlukan dialog. Tempat konseling dapat dilaksanakan di puskesmas, sekolah
atau tempat pelayanan khusus konseling kesehatan remaja;
B. Pelaksana adalah petugas baik medis maupun non medis dan kader kesehatan yang telah dilatih. 4.
Penyuluhan Peyuluhan kesehatan remaja dilaksanakan pada setiap kesemapatan, misalnya: pada saat
penerimaan murid baru di sekolah, atau pada saat seminar remaja.
Jenis Penyelenggaraan Pelayanan/Kegiatan PKPR Pada dasarnya, apabila dilihat dari jenis
pelayanan/kegiatan yang diselenggarakan, puskesmas dibedakan menjadi puskesmas yang memberikan
layanan minimal dan puskesmas yang memberikan layanan paripurna. Berikut penjelasannya (Depkes,
2008):
a. Puskesmas dengan layanan konseling dan sudah dapat memberi pelayanan remaja secara
tersendiri/terpisah;
b. Puskesmas dengan klinik kesehatan reproduksi (termasuk IMS, HIV-AIDS) yang lengkap,
sehingga mendukung pelaksanaan rujukan internal;
c. Puskesmas melaksanakan pelatihan konselor sebaya di tingkat sekolah lanjutan;
d. Puskesmas melaksanakan pelatihan konselor sebaya pada kelompok remaja di luar sekolah
(pramuka, karang taruna, pesantren atau institusi berbasis agama lainnya, anak jalanan, pekerja
remaja, dll);
e. Puskesmas melaksanakan KIE pada kelompok-kelompok remaja di luar sekolah (pramuka,
karang taruna, pesantren atau institusi berbasis agama lainnya, anak jalanan, pekerja remaja, dll);
f. Puskesmas melaksanakan layanan rujukan sosial (misalnya menyalurkan ke lembaga pelatihan
keterampilan kerja, merujuk ke lembaga rehabilitasi mental) dan pranata hukum sesuai dengan
kebutuhan klien; 25
g. Puskesmas mengembangkan inovasi kegiatan dengan memanfaatkan sarana komunikasi atau
teknologi yang ada, misalnya pelayanan konseling melalui hot-line service/SMS atau pemberian
informasi melalui website dan media elektronik seperti radio, televisi; h. Puskesmas
mengembangkan lokasi kegiatan yang melibatkan remaja, misalnya pelatihan Peer
Counselor/Konselor Sebaya atau kegiatan KIE secara outbound/luar ruangan, di mall, cafe, dan
lokasi-lokasi yang disukai remaja.
PROGRAM KERJA TERKAIT LANSIA
a. Upaya promotif, yaitu menggairahkan semangat hidup bagi usia lanjut agar mereka tetap
dihargai dan tetap berguna baik bagi dirinya sendiri, keluarga maupun masyarakat. Upaya
promotif dapat berupa kegiatan penyuluhan, dimana penyuluhan masyarakat usia lanjut
merupakan hal yang penting sebagai penunjang program pembinaan kesehatan usia lanjut
yang antara lain adalah :
Kesehatan dan pemeliharaan kebersihan diri serta deteksi dini penurunan kondisi
kesehatannya, teratur dan berkesinambungan memeriksakan kesehatannya ke
puskesmas atau instansi pelayanan kesehatan lainnya
Latihan fisik yang dilakukan secara teratur dan disesuaikan dengan kemampuan usia
lanjut agar tetap merasa sehat dan segar.
Diet seimbang atau makanan dengan menu yang mengandung gizi seimbang.
Pembinaan mental dalam meningkatkan ketaqwaan kepada Tuhan Yang Maha Esa
Membina ketrampilan agar dapat mengembangkan kegemaran atau hobinya secara
teratur dan sesuai dengan kemampuannya.
Meningkatkan kegiatan sosial di masyarakat atau mengadakan kelompok sosial.
Hidup menghindarkan kebiasaan yang tidak baik seperti merokok, alkhohol, kopi ,
kelelahan fisik dan mental.
Penanggulangan masalah kesehatannya sendiri secara benar
b. Upaya preventif yaitu upaya pencegahan terhadap kemungkinan terjadinya penyakit maupun
kompilikasi penyakit yang disebabkan oleh proses ketuaan.
Pemeriksaan kesehatan secara berkala dan teratur untuk menemukan secara dini penyakit-
penyakit usia lanjut
Kesegaran jasmani yang dilakukan secara teratur dan disesuaikan dengan kemampuan usia
lanjut serta tetap merasa sehat dan bugar.
Penyuluhan tentang penggunaan berbagai alat bantu misalnya kacamata, alat bantu
pendengaran agar usia lanjut tetap dapat memberikan karya dan tetap merasa berguna
Penyuluhan untuk pencegahan terhadap kemungkinan terjadinya kecelakaan pada usia lanjut.
Pembinaan mental dalam meningkatkan ketaqwaan kepada Tuhan Yang Maha Esa
c. Upaya kuratif yaitu upaya pengobatan pada usia lanjut dan dapat berupa kegiatan:
d. Upaya rehabilitatif yaitu upaya mengembalikan fungsi organ yang telah menurun.
- Penyelenggaraan kesehatan
Adapun langkah-langkah dari penyuluhan yang perlu diperhatikan adalah sebagai berikut:
Perencanaan sudah dimulai dengan kegiatan tersebut diatas dimana masalah kesehatan,
masyarakat usia lanjut dan wilayahnya jelas sudah diketahui.
Pelaksanaan penyuluhan kesehatan masyarakat usia lanjut harus berdaya guna serta
berhasil guna.
Merinci tujuan jangka pendek, jangka menengah dan jangka panjang yang harus jelas,
realisis dan bisa diukur.
Jangkauan penyuluhan harus dirinci, pendekatan ditetapkan dan dicapai lebih objektif,
rasional hasil sasarannya.
Penyusunan pesan-pesan penyuluhan.
Pengembangan peran serta masyarakat, kemampuan penyeleggaranan benarbenar tepat
guna untuk dipergunakan.
Memilih media atau saluran untuk mengembangkan peran serta masyarakat dan
kemampuan penyelenggaranan. Dengan langkah-langkah rencana penyuluhan beserta
semua sumber daya dan temuan yang diperoleh, dilaksanakan upaya penyuluhan dengan
menyusun, menyepakati dan menjelankan suatu jadwal pelaksanaan kegiatan yang jelas
dengan menguraikan kapan ( waktu ) dimana ( tempat ),dan siapa ( kelompok sasaran ) ,
bagaimana ( metode dan media ), apa (pesan-pesan ).