Anda di halaman 1dari 11

MAKALAH PATOFISIOLOGI

TERMINOLOGI DAN PATOFISIOLOGI PENYAKIT

DI SUSUN OLEH :
1.ISTIANA AYU S.R ( P1337430218006 )
2.AMALINA NUR YULISA ( P13374302180 )
3.WAHYUNING AJENG ( P13374302180 )

JURUSAN TEKNIK RADIODIAGNOSTIK DAN


RADIOTERAPI
POLITEKNIK KESEHATAN KEMENTERIAN
KESEHATAN SEMARANG
KATA PENGANTAR

Dengan menyebut nama allah swt yang maha pengasih lagi maha penyayang . kami
panjatkan puja dan puji syukur atas kehadiratnya, yang telah melimpahkan rahmat, hidayah, dan
inayah-Nya kepada kami, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah patofisiologi tentang
“Terminologi dan Patofisiologi penyakit”.
Makalah  ini telah kami susun dengan maksimal dan mendapatkan bantuan dari berbagai
pihak sehingga dapat memperlancar pembuatan makalah ini. Untuk itu kami menyampaikan banyak
terima kasih kepada semua pihak yang telah  berkonstribusi dalam pembuatan makalah ini.
Terlepas dari semua itu, kami menyadari sepenuhnya bahwa masih ada kekurangan baik dari
segi susunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh karena itu dengan tangan terbuka kami
menerima segala saran dan kritik dari pembaca agar kami dapat memperbaiki makalah ini.
Akhir kata kami berharap semoga makalah patofisiologi tentang “Terminologi dan
Patofisiologi penyakit” ini dapat memberikan manfaat maupun inspirasi terhadap pembaca.

Semarang, Januari 2019

Penyusun
BAB 1
PENDAHULUAN

1.1    Latar Belakang
Perkembangan konsep tentang sebab dan kondisi alamiah penyakit pada manusia, telah
melahirkan ide ide mutakhir yang menerangkan tentang keseluruhan kejadian dan teknologi baru
yang tersedia untuk penemuannya. Jadi pada permulaan dominasi paham animisme dala filosofi
plato dan pithagoras, telah dihasilkan antribut penyakit yang berakaitan erat dengan kekuatan gaib
atau supranatural. Kondisi demikian telah melahirkan asumsi bahwa tidak ada gunannya
mempelajari sesuatu dari mayat atau hasil penyeriksaan penderita yang mau mati. Walaupun ketika
itu beberapa keadaan klinik pemderita yang berkaitan erat dengan berbagai tanda tanda fisik yang
abnornal telah di ketahui sejak zaman permulaan kelahiran kedokteran, tepai pemahaman tentang
penyebab terjadinya penyakit tetap di anggap karena kurang atu lebihnya berbagai cairan atau
humors, konsep pemahaman tersebut nyata tetap ada samapi saat ini, yang merupakan bagian tak
terpisahkan dari keantikan ilmu kedokteran
Kesempatan pertama para ilmuan mempelajari penyakit secara ilmiah ketika di mungkinkan
dilakukan pemariksaan dalam setelah seseorang meninggal dunia. Autopsi yang dilaksanakan
secara sistematis dan ilmiah dimulai sekitar tahun 300 BC, telah memberikan informasi berharga
yang membantu untuk menjelaskan berbagai penyakit. Karena pemeriksaan ini berdasarkan
terutama pada pemeriksaan makroskopik organ, periode ini dinyatakan sebagai era morbid
anatomy. Pada abad 19 Jerman, Rokitansy, dan Aschoff memberikan sumbangan banyak dengan
melakukan dokumentasi beratus ratus hasil autopsi, dan menghubungkan hasil autopsinya dengan
tanda dan gejala klinik penderita, serta riwayat dari berbagai jenis penyakit.
1.2    Rumusan masalah
Adapun rumusan masalah yang diambil adalah sebagai berikut :
1.      Bagaimana terjadinya patofisiologi penyakit ?

1.3    Tujuan Penulisan
Tujuan penulisan makalah ini terdiri dari tujuan umum dan tujuan khusus.
1.3.1        Tujuan Umum
Tujuan Umum mahasiswa dapat mengetahui terjadinya patofisiologi penyakit.
1.3.2      Tujuan Khusus
Tujuan khusus yang ingin dicapai dalam penulisan makalah ini adalah mahasiswa mampu :
1.      Mengetahui pengertian terminologi,patofisiologi penyakit.
2.      Mengetahui jenis-jenis patofisiologi penyakit.
3.      Mengetahui penyebab terjadinya patofisiologi penyakit
4.      Mengetahui pengertian patofisiologi penyakit dan macam-macamnya.
BAB 2
TINJAUAN TEORI

2.1       Pengertian Terminologi
a) Terminologi adalah upaya untuk menjelaskan pengertian dari suatu istilah kemudian
meperjelasnya sehingga tidak melenceng dari pengertian yang sebenarnya
b) Terminologi medis adalah ilmu tentang bahasa medis yang di gunakan orang-orang
yang berperan secara langsung ataupun tidak langsung dibidang pelayanan kesehatan
atau pelayanan medis yang bertujuansebagai sarana komunikasi bagi para
penggunanya. Terminologi medis tersebut haruslah sesuai dengan istilah yang sedang
digunakan dalam sistem klasifikasi penyakit.
A. Definisi penyakit

Penyakit ialah suatu kondisi dimana terdapat keadaan tubuh yang abnormal, yang
menyebabkan hilangnya kondisi normal yang sehat. Setiap nama penyakit yang terpisah
ditandai secara spesifik oleh seperangkat gambaran yang jelas (sebab, tanda dan gejala,
perubahan morfologi dan fungsi, dan sebagainya). Penyakit merupakan manifestasi klinis,
melalui tanda-tanda dan gejala-gejala, yang berhubungan dengan abnormalitas yang
mendasarinya. Abnormalitas dapat bentuknya dan fungsinya atau keduanya. Pada beberapa
keadaan, ketidaknormalannya sangat jelas dan sangat khas (misalnya tumor). Pada keadaa lain
kadang-kadang penderutaa terlihat sangat tidak sehat tetapi abnormalitasnya relatif sulit
ditentukan (misalnya penyakit depresif).
B. Karakteristik penyakit

Masing-masing penyakit mempunyai seperangkat gambaran yang khas, yang memungkinkan


untuk lebih dimengerti, dikelompokkan dan didiagnosis. Walaupun begitu untuk beberapa jenis
penyakit, pengetahuan kita masih belum lengkap atau merupakan subjek yang dipertenangkan.
Karakteristik dari penyakit meliputi:

a. Etiologi
Etiologi adalah sebab dari suatu penyakit. Penyakit disebabkan oleh berbagai interaksi
antara host (misalnya genetik ) dengan faktor lingkungan. Lingkungan yang menyebabkan
terjadinya penyakit disebut patogen, walaupun terminologi ini biasa digunakan terhadap
kelainan yang disebabkan bakteri. Bakteri yang mempunyai kemampuan menyebabkan sakit
adalah bakteri yang patogen. Sedang yang tidak adalah non-patogen. Secara umum agen
penyebab sakit adalah:
 Kelainan genetik
 Agen infeksi, misalnya bakteri, virus, parasit, jamur
 Bahan kimia
 Radiasi
 Trauma mekanik

Beberapa penyakit dapat disebabkan oleh campuran beberapa faktor, misalnya faktor genetik
dan agen infeksi. Penyakit ini dikenal sebagai penyakit yang mempunyai sebab multifaktor.
Beberapa agen dapat menyebabkan lebih dari satu jenis penyakit, tergantung keadaanya.
Misalnya radiasi dapat merusak denganhebat dan cepat dan berakhir dengan kematian, atau
terjadinya jaringan parut atau terjadinya tumor.
Identifikasi sebab-sebab penyakit
Dalam terminologi penyebab, penyakit dapat disebabkan oleh:

 Faktor genetik
 Multifaktor (kerjasama genetik dan lingkungan)
 Faktor lingkungan

Sebagian besar penyakit disebabkan karena lingkungan, tetapi keikutsertaan genetik pada
kerentanan penyakit banyak ditemukan, dan banyak penyakit yang sebelumnya tidak diketahui
akibat abnormalitas genetik. Ini sebagai hasil dari penggunaan prinsip-prinsip genetik klinikal
dan teknik baru dari biologi molekuler yang mempelajari penyakit pada manusia. Keadaan
dimana penyakit disebabkan genetik atau lingkungan sering dapat disimpulkan dari beberapa
gambaran utama atau hubungannya dengan faktor host.

b. Patogenesis
Patogenesis penyakit ialah suatu mekanisme dimana melalui proses ini penyebab sakit
bekerja, yang kemudian menghasilkan tanda dan gejala klinis maupun patologis. Bermacam-
macam kelompok agen penyebab seringkali menghasilkan sakit melalui jalan yang sama
yang biasa digunakan. Termasuk dalam patogenesis penyakit, misalnya:
 Proses radang: suatu respon terhadap berbagai mikroorganisme dan berbagai jenis bahan
yang merugikan menyebabakan kerusakan jaringan.
 Degenerasi: kemunduran sel atau jaringan yang merupakan respons atau kegagalan dari
penyesuaian terhadap berbagai gen.
 Karsinogenesis: mekanisme dimana bahan karsinogen menyebabkan terjadinya kanker.
 Reaksi imun: suatu efek/ reaksi sistem imun tubuh yang tidak diinginkan.

Periode laten dan inkubasi


Beberapa agen penyebab dapat segera memberikan tanda dan gejala begitu mengenai tubuh
penderita. Biasanya, kadang-kadang menghilang. Dalam lingkup karsinogenesis, waktu
terjadinya pernyakit dikenal sebagai periode laten, yang biasanya dua atau tiga dekade.
Dalam lingkup penyakit infeksi (karena kuman, virus, dan sebagainya), waktu antara
masuknya kuman yang terjadinya sakit disebut periode/waktu inkubasi, yang biasanya
dinyatakan dalam hari atau minggu. Setiap kuman,virus atau agen penyebab infeksi lainnya,
masing-masing mempunyai periode inkubasi yang khusus untuk setiap agen penyebab.

c. Manifestasi bentuk dan fungsi


Manifestasi penyakit adalah sebagai tanda dan gejala klinis serta gambaran yang abnormal
atau lesi yang dapat dipaparkan dari suatu penyakit. Untuk mendeteksi manifestasi patologis
mungkin diperlukan metode biokimia dan, karenanya, perlu diingat bahwa pemeriksaan
dengan mata telanjang atau dengan mkikroskop saja untuk menilai struktur abnormal bukan
merupakan datu-satunya alat diagnostik. Prubahan biokimia dalam jaringan atau dalam
darah, pada keadaan tertentu kadang-kadang lebih penatingdai perubahan jaringan; bayak di
antara perubahan bentuk jaringan timbulnya relatif terlambat dalam perjalanan penyakit.

Kelainan bentuk
Kelainan bentuk umum yang sering menyebabkan sakit adalah:
 Lesi-lesi yang mengisi ruang (misalnya tumor) menghancurkan, memindah atau menekan
jaringan sehat didekatnya.
 Penimbunan yang berlebihan atau materi abnormal dalam organ (misalnya amiloid).
 Letak jaringan yang abnormal (misalnya tumor heteropi) akibat invasi, metastasis atau
pertumbuhan yang abnormal.
 Hilangnya jaringan sehat dari permukaan ( misalnya ulserasi) atau dari dalam organ solid
(misalnya infark).
 Obsturksi aliran normal dalam saluran (misalnya asma, oklusi vaskuler)
 Ruptur dari ruang viskus (misalnya aneurisma , perforasi usu).

Abnormalitas bentuk yang lain, dapat dilihat hanya dengan mikroskop cahaya atau elektron,
sangat sering dan, walaupun demikian mereka tidak secara langsung menyebabkan tanda dan
gejala klinis, paling tidak mereka bermanfaat untuk diagnostik dan sering merupakan
manifestasi spesifik dari penyakit. Untuk alasan ini, studi morfologi jaringan yang sakit sangat
berguna untuk manajemen keperawatan penderita serta peneitian klinis. Dengan mikroskop
cahaya, abnormalitas dalam bentuk seluler atau arsitektur jarugan dapat dibedakan. Dengan
mata telanjang, perubahan ukuran, bentuk atau lekuk keseluruhan organ dapat dibedakan, baik
dengan pemeriksaan langsung maupun tidak langsung dengan alat-alat seperti radiologi.
Kelainan fungsi.
Contoh kelainan fungsi yang mengakibatkan sakit-sehat adalah:

 Sekresi berlebihan dari produksi sel (misalnya mukus hidung pada influenza, hormon
dengan efek yang jauh).
 Sekresi yang tidak mencukupi dari produk sel ( misalnya tidak adanya insulin pada diabetes
melitus)
 Gangguan konduksi saraf
 Gangguan kontraktilitas struktu otot.

Catatan:
Lesi merupakan kelainan struktur ataupun fungsi yang bertanggung jawab terhadap kondisi
sakit-sehat.
Kelainan bentuk yang patognomonik mempunyai arti hanya dipunyai untuk satu jenis penyakit
atau katagori suatu penyakit. Tanpa bentuk patognomonik ini, diagnosis tidak mungkin
ditegakkan atau menjadi ragu.

d. Komplikasi dan cacat


Penyakit mungkin sekali mempunyai efek yang diperpanjang, sekunder atau jauh. Sebagai
contoh, penyebaaran organisme penyebab infeksi dari tempat asal masuknya kuman; pada
tempat itu terjadi rangsangan reaksi radang, yang menyebar ke tempaat lain dari tubuh
manusia, dimana reaksi yang serupa yang terjadi. Keadaan serupa juga ditemukan pada
tumor ganas,yang permulaannya timbul pada suatu organ sebagai tumor primer. Kemudian
sel kanker melalui pembuluh darah atau pembuluh limfe menyebar ke organ lain dan
menimbulkan tumor sekunder dan metastasis. Jalannya penyakit mungkin diperpanjang dan
menimbulkan komplikasi apabila kemampuan pertahanan tubuh, perbaikan dan
regenerasinya berkurang.
Kadang-kadang, keberhasilan dan komplikasi dari komplikasi suatu penyakit, akan
memberikan konsekuensi perubahan anatomik yang luas/jauh. Penyakit tidak mempunyai
perhatian pada batasan anatomik maupun sistematik.

e. Prognosis
Prognosis merupakan perkiraan terhadap apa yang telah diketahui atau terhadap perjalanan
suatu penyakit, yang dapat disebut sebagai kemungkinan yang akan dihadapi oleh penderita.
Prognosis setiap penyakit merupakan perjalanan penyakit yang dipengaruhi oleh tindakan
medis atau bedah. Jadi harus diketahui dan dibedakan antara prognosis suatu penyakit yang
sesui dengan perjalanan alamiah penyakit dengan prognosis penyakit yang sama pada
sekelompok penderita, yang telah mendapat pengobatan yang tepat.
Dalam menilai prognosis yang mencakup kurun waktu lama dari suatu penyakit
kronis/menahun, sangat penting mem bandingkan keberhasilan hidup sekelompok penderita
dengan data aktua terhadap populasi yang bebas dari penyakit sebaiknya dikoreksi teradap
kematian yang disebabkan oleh penyakit yang lain.
Kemungkinan prognosis:
 Remisi dan kambuh
Remisi merupakan proses perkembangan dari kondisi aktif menuju kondisi yang tenang.
Apabila tanda dan gejala timbul kembali, proses ini dikenal sebagai kambuh (relapse).
 Morbiditas dan mortalitas
Kesakitan (morbiditas) dri suatu penyakit ialah jumlah semua pengaruh penyakit pada
penderita. Kesakitan pada suatu penyakit tidak selalu berakhir dengan berkurangnya
kemampuan (disability) penderita.
Mortalitas suatu penyakit merupakan suatu kemungkinan diaman kematian merupakan hasil
akhir dari suatu penyakit. Mortalitas biasanya diformulasikan sebagai presentase seluruh
penderita pada suatu penyakit.
 Disabilitas dan penyakit
Disabilitas merupakan berkurangnya kemampuan yang berjalan sebentar.beberapa
pemeriksaan dan pengobatan memberikan sedikit risiko sakit, sering menetap dan risiko
disabilitas harus mempertimbangkan untuk kepentingan penderita.

C. Sistem pemberian nama penyakit

Primer dan sekunder


Pada pemberian nama penyakit, kata primer dan sender digunakan untuk dua maksud:
1. Digunakan untuk menjelaskan penyebab suatu penyakit. Primer pada lingkup ini
mempunyai arti bahwa penyakit tanpa diketahui secara jelas penyebabnya. Kata laian
yang mempunyai makna sama ialah esensial, idiopatik dan kriptogenik. Jadi hipertensi
primer mempunyai arti tekanan darah abnormal yang tinggi tanpa sebab yang jelas.
Sekunder yang mempunyai arti bahwa penyakitb merupakan komplikasi atau
manifestasi beberapa lesi. Jadi hipertensi sekunder mempunyai arti tekanan darah
abnormal yang tinggi sebagai akibat/komplikasi penyakit lain (misalnya arteriostenosis
ginjal)
2. Digunakan untuk mengetahui/membedakan anta permulaan dengan stadium lanjut
penyakit, terutama pada penyakit kanker. Tumor primer ialah tumor permulaan,
darimana sel-sel kanker yang disebarluaskan akan menybarkan terjadinya tumor
sekunder didalam tubuh manusia.
Akut dan kronis
Merupakan terminologi yang digunakan untuk menerangkan perkembanagn penyakit.
Kondisi akut mempunyai perjalanan yang cepat, sering tapi tidak selalu diikuti dengan
resolusi yang cepat. Kodisi kronis dapat diikuti proses akut, tetapi yang sering ialah proses
yang tersembunyi, dan berlangsung lama sampai berbulan-bulan bahkan sampai bertahun-
tahun. Pada waktu ini, kondisi subakkut sering digunkan untuk menilai kualitas alamiah
proses radang. Walaupun begitu, subakut dapat digunakan untuk menerngkan dinamika
suatu penyakit.
Secara klinis terminologi diatas sering digunakan penderita untuk menggambarkangejla
penyakitnya, misalnya sakit yang akut mempunyai maksud berat atau jelas.

Jinak dan ganas


Jinak dan ganas merupakan terminologi yang digunakan untuk klasifikasi penyakit tertentu,
sesuai dengan hasil keluarannya. Jadi, tumor jinak menggambarkan proses pada jaringan
asal dan sangat jarang mematikan, kecuali bila mendesak organ vital( misalnya otak).
Sedangkan tumor ganas mengadakan infiltrasi dan menyebar dari tempat asalnya dan sering
mematikan.

Tambahan awalan
Tambahan awalan yang biasa dogunakan dan artinya ialah:

 ana- , tidak ada/absen (misalnya anafilaksis)


 dis- , kelainan/penyimpangan (misalnya displasia)
 hiper- , kelebihan diatas normal ( misalnya hipertiroid)
 hipo- , kekurangan dibawah normal (misalnya hipotiroid)
 meta- , perubahan dari satu bentuk kebentuk yang lain (misalnya metaplasia)

Tambahan akhiran
Tambahan akhiran yang sering digunkangan dan artinya ialah:
 -itis, proses radang (misalnya apendiksitis)
 -oma, tumor (misalnya karsinoma)
 -osis, keadaan atau kondisi, yang tidak selalu patologis (misalnya osteoartosis)
 -oid, kemiripan pada sesuatu ( misalnya penyakit rreumatoid)
 -penia, tidak adanya (misalnya trombositopenia)
 -sitosis, naiknya jumlah sel, biasanya dalam darah (misalnya leukositosis)
 -ektasis, dilatasi (misalnya bronkhiektasi)
 -plasia, kelainan pertumbuhan (misalnya hiperplasia)
 -opati, bentuk abnormal yanng kehilangan karakteristiknya (misalnya limfadenopati)
Nama eponimosa
Penyakit atau lesi epinimous adlah pemberian nama yang berkaitan dengan seseorang atau
tempat. Sebagai contoh ialah:

 Penyakit graves: tirotoksikosis primer


 Penyakit paget puting susu: onfiltrasi kulit puting susu oleh sel kanker jarinagn payudara
 Penyakit crohn: radang kronis usus yang mengenai ileum terminalis dan meyebabkan
penyempitan lumen

Sindroma
Sindroma ialah kumpulan tanda dan gejala atau kombinasi suatu lesi. Sebagai contoh:

 Sindroma cushing: hiperaktivitas kortek adrenal yang menyebabkan kegemukan, hirsutisme,


hipertensi, dan sebagainya. (sindroma ini berasal terutama dari tumor kelenjar pituitari yang
mensekresi ACTH)

Sistem koding angka


Kode angka baku, lebih dari nama, sering digunakan pada studi epidemiologik. Setiap penyakit
atau kelompok penyakit diberi nomor yang spesifik.sistem yang digunakan secara luas ialah
ICD (international clasification of disease, sistem WHO), SNOP dan SNOMED (systematized
nomenclature of pathology, systematized nomenclature of medicine, sistem dibuat oleh
american college of pathologist).
PRINSIP-PRINSIP KLASIFIKASI PENYAKIT
A. KLASIFIKASI UMUM PENYAKIT
Penggunaan klasifikasi penyakit secara umum dan uas, yang paling utama di
dasarkan pada patogenesis
a. Kongential
1. Genetik
2. Non genetik
b. Di dapat
1. Radang
2. Vaskuler
3. Gangguan pertumbuhan
4. Kerusakan dan perbaikan
5. Gangguan metabolik dan degeneratif
Dari sudut pandang penderita klasifikasi penyakit adalah
a. Kemungkinan sembuh
1. Dengan kemungkinan yang berkurang
2. Tanpa kemampuan yang berkurang
b. Kemungkinan tidak sembuh
1. Dengan nyeri
2. Tanpa nyeri
1. Penyakit kongential
Penyakit kongential dimulai sebelum lahir tetapi sebagian baru memberikan tanda
dan gejala klinis setelah dewasa. Penyakit ini kemungkinan di sebabkan oleh defek
genetik .contoh defek genetik adalah sistik fibrosis , contoh defek non genetik adalah
hilangnya pendengaran dan kelainan jantung sebagai akibat dari infeksi fetus pada ibu.
2. Penyakit yang di dapat
Penyakit yang di dapat di sebabkan oleh faktor lingkungan. Sebagian besar penyakit
didapat di derita oleh orang dewasa. Penyakit ini di kelompokkkan sesuai
patogenesisnya.
1. Penyakit radang
Radang merupakan respon fisiologik jaringan yang hidup terhadap rangsang
merugikan. Pemberian nama biasanya berdasarkan jenis organ yang terkena yang di
tambah akhiran ‘itis’ sebagai contoh
1. Tonsilitis (tonsi)
2. Apendisitis (apendiks)
3. Dermatitis (kulit)
Tetapi adapula pemberian nam di luar konsep tersebut, yang dapatmembungungkan
misalnya tuberkolosis,leprosi, siflis. Setiap penyakit radang mempunyai bentuk
sendiri tergantung pada
1. Penyebab
2. Respon tubuh penderita yang tepat
3. Organ yang terkena
2. Gangguan vaskuler
Merupakan keadaan sebagai hasil dari gangguan aliran darahbaik dari ke maupun
didalam organ.pada negara-negara yang telah berkembang gangguan vaskuler
merupakan masalah kesehatan yang besar. Sebagai contoh ialah
1. Infark miokard ( serangan jantung mendadak)
2. Infark otak dan pendarahan otak
3. Gengren tungkai
4. Syok dan kegagalan sirkulasi
3. Gangguan pertumbuhan
Merupakan penyakit yang di tandai dengan pertumbuhan abnormal termasuk
penyesuaian terhadap perubahan lingkungan. Seperti perbesaran jantung pada
penderita tekanan darah tinggi.
Akhiran ‘oma’ biasanya menunjukkan bahwa abnormalitas berupa tumor
solid. Perkecualian termasuk “granuloma” dan “ateroma” yang keduanya bukan
merupakan tumor.
4. Redupaksa dan perbaikan
Redupaksa mekanik atau trauma dapat langsung menyebabkan penyakit,
kelainan yang tergantung dari sifat dan besarnya redupaksa,perkembangan
selanjutnya di pengaruhi oleh respon tubuh terhadap hasil redupaksa, secara khusus
mekanisme perbaikan kurang efektif pada orang lanjut usia,malnutrisi, mobbilitas
yang tinggi
5. Gangguan metabolik dan degeneratif
Beberapa gangguan metabolik kolpromazin. Reaksi idiosinkratik disebabkan
metabolisme yang tak diinginkan atau respon imunologik terhadap obat. Reaksi obat
yang terjadiini memerlukan pengeluaran obat dan menggantinya dengan jenis obat
yanglain. Tingkat kematian lebih tinggi di banding dengan jenis reaksi yang dapatdi
duga.
Pada kelompok reaksi yang tidak dapat di duga yang efeknya permisif
obatnya sendiri tidak menyebabkan kerugian tetapi menyebabkan penderita rentan
terhadap penyakit lain.
BAB III
PENUTUP

a. Kesimpulan

b. Daftar pustaka.

Anda mungkin juga menyukai