Anda di halaman 1dari 79

PROGRAM STUDI D-IV TEKNIK RADIOLOGI FORM 11

POLITEKNIK KESEHATAN SEMARANG


JURUSAN TEKNIK RADIODIAGNOSTIK DAN RADIOTERAPI

REFLEKTIF JURNAL
TEMPAT PRAKTIK : RS PREMIER BINTARO HARI/ TANGGAL: KAMIS/ 26 OKTOBER 2017
N JENIS KASUS PERSIAPAN & SCANNING ILUSTRASI HASIL PARAF
O PEMERIKSAAN POSITIONING PASIEN PARAMETER CI
1. MRI Brain Stroke • Persiapan : Melepas Sekuen: Brain Rutin Struktur cerebral
semua benda yang 1. Survey /intracranial tidak
mengandung logam pada 2. Ref Scan menunjukkan abnormalitas
tubuh 3. DWI Axial baik supra maupun
• Melakukan screening 4. Gradien Axial infratentorial terutama tak
dengan metal detector 5. FLAIR Axial terlihat adanya atrophia
• Pasien supine, Head first 6. T1 Axial cerebri, SOL, malformasi
dengan coil brain volume 7. T2 Axial vaskuler, hydrocephalus
• Pasien di pakaikan 8. T2 Coronal atau infark/hemorraghe
earplug dan selimut 9. T1 Sagital cerebral/ICH akut,
• Tubuh pasien diposisikan termasuk juga di batang
sehingga longitudinal otak, cerebelum dan CPA
alignment light berada bilateral
pada MSP dan horizontal
alignment light melalui
MCP kepala
• Pasien diimobilisasi
dengan straps dan
bantalan yang tersedia
untuk kenyamanan pasien.
• Mengatur titik bidik
setinggi glabela
• Menekan tombol isocenter
dan masukkan pasien ke
dalam gantry hingga tepat
pada pertengahan gantry.
2. MRI Cervical Spondylitis • Persiapan : Melepas Sekuen: Cervical Tampak straight cervical
semua benda yang 1. Survey vertebrae (muscle spasm)
mengandung logam pada 2. Ref Scan serta tanda-tanda
tubuh 3. T2_COR spondylo-arthrosis dan
• Melakukan screening 4. T2_SAG degenerasi discus diffuse
pada pasien dengan metal 5. T1_SAG disemua segment cervical
detector 6. STIR_SAG selain itu juga
• Pasien supine, Head First, 7. MYELO_RADI menunjukkan spinal canal
serta menggunakan coil AL stenosis pada segment
cervical spine 8. 3D_SAG C3/C4 dan dengan extensi
• Pasien di pakaikan 9. T1_AX lebih ringan juga pada
earplug dan selimut 10. T2_AX level segment C5/C6 dan
• Mengatur cervical ke C7/Th1 serta tanda-tanda
dalam coil cervical spine kondisi post fusi pada
• Pasien diposisikan level segment C4/5 dan
sehingga longitudinal C6/7 selain itu terlihat juga
alignment light berada pada segment C5/6 dan
pada MSP cervical dan C&/Th1 dengan indentasi
horizontal alignment light ringan thecal sac dan
melalui pertengahan medulla spinalis pada
laring. ketiga segment tersebut
• Mengatur titik bidik pada serta kemungkinan juga
pertengahan cervical iritasi struktur radikuler
• Pasien diimobilisasi dibelakangnya terutama
dengan straps dan radices C5 bilateral selain
bantalan yang tersedia itu medulla spinalis
untuk kenyamanan pasien. menunjukkan tanda-tanda
• Menekan tombol isocenter myelopathy dengan
dan masukkan pasien ke intensitas pathologisfokal
dalam gantry hingga tepat intramedullar pada level
pada pertengahan gantry. segment C3/4
3. MRI Ankle Rupture • Persiapan : Melepas Sekuen: Ankle Tampak tanda-tanda
semua benda yang 1. Survey marrow edema ringan
mengandung logam pada 2. Survey RT MST focal medial pada talus
tubuh 3. Ref_Foot
dan pada medial alleous
• Melakukan screening Ankle_8
dengan metal detector 4. SAG_PDW serta tanda-tanda sprained
• Pasien supine, Feet First 5. STIR_SAG ankle dengan joint
dengan coil ankle 6. COR_PDW cspsules yang agak kendur
• Pasien di pakaikan 7. STIR_COR disertai juga dengan tanda-
heaphone dan selimut 8. AX_PDW tanda strained ligament
• Ankle diatur ke dalam coil 9. T2_FFE_AX talofibulare anterior
ankle
(ATFL) dan (PTFL) serta
• Tubuh pasien diposisikan
sehingga longitudinal ligament fibula-calcaneare,
alignment light berada dan juga ligament
pada MSP dan horizontal deltoidea pada sisi medial,
alignment light melalui disertai dengan rupture
MCP tubuh ATFL dan kemungkinan
• Mengatur titik bidik pada juga ruptur parsial
pertengahan ankle
ligament tersebut lainnya
• Menekan tombol isocenter
dan masukkan pasien ke (hanya sebagian kecil
dalam gantry hingga tepat fibers) serta fluid
pada pertengahan gantry. retention/collectionringan
pada tibio- dan fibulotalar
serta talo-calcanear joint
yang menunjukkan extensi
ke periratikuler baik
anterior maupun posterior
selain itu tak terlihat
abnormalitas lebih lanjut
pada struktur tulang
maupun tendon/ligament
dan otot ankle joint dan
pedis lainnya, kecuali
jaringan lunak di sekitar
ankle joint menunjukkan
tanda-tanda soft tissue
edema baik medial
maupun lateral
PROGRAM STUDI D-IV TEKNIK RADIOLOGI FORM 11
POLITEKNIK KESEHATAN SEMARANG
JURUSAN TEKNIK RADIODIAGNOSTIK DAN RADIOTERAPI

REFLEKTIF JURNAL
TEMPAT PRAKTIK : RS PREMIER BINTARO HARI/ TANGGAL: JUMAT/ 27 OKTOBER 2017
NO JENIS KASUS PERSIAPAN & SCANNING ILUSTRASI HASIL PARAF
PEMERIKSAA POSITIONING PARAMETER CI
N PASIEN
4. MRI Lumbosacral Ischialgia • Persiapan : Melepas Sekuen: Lumbosacral Tampak spondyloarthrosis
semua benda yang 1. Lumbal_NK_LO dan degenerasi discus
mengandung logam W_SAR ringan diffuse hampir
pada tubuh 2. Survey disemua segment lumbal
• Melakukan screening 3. T2_COR_CLEAR disertai dengan protrusi
dengan metal detector 4. T2_SAG diskus ke intraspinal
• Pasien supine, Head 5. T1_SAG medial pada segment L4/5
first dengan coil lumbal 6. STIR_SAG dan L5/S1 dan minimal
spine 7. MYELO juga pada segment L3/4
• Pasien di pakaikan dengan kemungkinan
headphone dan selimut iritasi struktur radikuler
• Lumbal diatur diatas dibelakangnya terutama
coil lumbal spine radices L5 bilateral selain
• Tubuh pasien itu tak terlihat adanya
diposisikan sehingga spondylolithesis, SOL,
longitudinal alignment atau spondylitis demikian
light berada pada MSP juga tak terlihat tanda-
dan horizontal tanda myelitis atau
alignment light melalui myelopathy lainnya
MCP tubuh (sejauh tervisualisasi)
• Mengatur titik bidik
setinggi krista illiaka
• Menekan tombol
isocenter dan masukkan
pasien ke dalam gantry
hingga tepat pada
pertengahan gantry.
5. MRI Shoulder Left • Persiapan : Melepas Sekuen: Shoulder Tampak tendinosis dengan
subacromion semua benda yang 1. Survey penebalan dan peningkatan
impingment mengandung logam 2. Ref_Shoulder_8 intensitas pada tendon
syndrom pada tubuh 3. T2W_COR_FS
M.supraspinatus dan
• Melakukan screening 4. PDW_COR
dengan metal detector 5. PDW_AX tendon M.subscapularis
• Pasien supine, Head 6. T2W_AX_FS dan dengan extensi lebih
first dengan flex M coil 7. T2W_COR_FS ringan juga pada tendon
• Pasien di pakaikan 8. PDW_COR infraspinatus yang disertai
headphone dan selimut 9. T2W_SAG_FS juga dengan subcortical
• Shoulder diatur diatas cytis kecil-kecil anterior di
coil flex M
perbatasan caput humeri
• Tubuh pasien
diposisikan sehingga dan tuberculum majus
longitudinal alignment pada insersi tendon
light berada pada MSP supraspinatus
dan horizontal kemungkinan juga ruptur
alignment light melalui parsial supraspinatus
MCP tubuh tendon (hanya sebagian
• Mengatur titik bidik
kecil fibers) serta fluid
setinggi caput humeri
• Menekan tombol retention ringan
isocenter dan masukkan peritendineal pada ketiga
pasien ke dalam tendon tersebut diatas yang
menunjukkan extensi ke
glenohumeral joint dan
juga ke bursa
subcoracoidea serta ke
sekitar biceps tendon (long
head) pada otot rotator
cuff dan tulang sendi bahu
lainnya tak terlihat
abnormalitas lebih lanjut
terutama tak terlihat
adanya rotator cuff
tear/rupture
6. MRI Thoracal Spondilitis • Persiapan : Melepas Sekuen:Thoracal Kontras Tampak straight cervical
semua benda yang 1. Survey vertebrae (muscle spasm)
mengandung logam 2. T2_COR serta tanda-tanda
pada tubuh 3. T2_SAG spondyloarthrosis dan
• Melakukan screening 4. T1_SAG degenerasi diskus ringan
dengan metal detector 5. STIR_SAG diffuse terutama daerah
• Pasien supine, Head 6. T2_AX cervical yang selain itu
first dengan coil brain 7. T1_AX juga menunjukkan protrusi
volume diskus ke intraspinal
• Pasien di pakaikan medial pada segment C4/5,
headphone dan selimut dan minimal juga pada
• Thorax diatur ke atas sgment C3/4 dan C5/6,
coil thoracal spine dengan indentasi ringan
• Tubuh pasien thecal sac dan medulla
diposisikan sehingga spinalis, akan tetapi tanpa
longitudinal alignment terlihat mendesak struktur
light berada pada MSP radikuler dibelakangnya,
dan horizontal sedangkan di daerah
alignment light melalui thoracal tampak tanda-
MCP tubuh tanda spondylitis (TB)
• Mengatur titik bidik dengan intensitas patologis
pada pertengahan yang menyangat kontras
sternum disertai dengan infiltrasi
• Menekan tombol masa ke intra dan
isocenter dan masukkan prevertebral yang
pasien ke dalam gantry mencakup corpus
hingga tepat pada vertebralis Th4 – Th6 dan
pertengahan gantry. menunjukkan extensi
anterior ke corpus Th2 dan
Th3, disertai juga dengan
destruksi corpus Th5 dan
Th6 serta kompresi corpus
Th6 serta menunjukka
protrusi diskus pada
segmrnt Th5/6 dan
posterior margin kedua
corpus tersebut ke
intraspinal dengan spinal
canal stenosis dan
pendesakan medulla
spinalis pada level
segment Th5/6 dan
kemungkinan juga iritasi
struktur radikuler
dibelakangnya, terutama
radices T6 bilateral
PROGRAM STUDI D-IV TEKNIK RADIOLOGI FORM 11
POLITEKNIK KESEHATAN SEMARANG
JURUSAN TEKNIK RADIODIAGNOSTIK DAN RADIOTERAPI

REFLEKTIF JURNAL
TEMPAT PRAKTIK : RS PREMIER BINTARO HARI/ TANGGAL: SENIN/ 30 OKTOBER 2017
N JENIS KASUS PERSIAPAN & POSITIONING SCANNING ILUSTRASI HASIL PARAF
O PEMERIKSAAN PASIEN PARAMETER CI
7. MRI Lumbosacral LBP • Persiapan : Melepas semua Sekuen: Lumbosacral Tampak spondyloathrosis
benda yang mengandung logam 1. Survey dan degenerasi discuss
pada tubuh 2. Ref_Spine_15 minimal ke intraspinal
• Melakukan screening dengan 3. T2 COR medial pada segment
metal detector 4. T2 SAG lumbal L5/S1, akan tetapi
• Pasien supine, Head first 5. T1 SAG tanpa terlihat mendesak
dengan coil lumbal spine 6. STIR SAG struktur radikuler di
• Pasien di pakaikan headphone 7. 3D SAG belakangnya, selain itu tak
dan selimut 8. MYELO terlihat adanya
• Lumbal diatur diatas coil radial spondylolithesis, SOL,
lumbal spine 9. T1 AX_5 atau spondylitis, demikian
• Tubuh pasien diposisikan 10. T2 AX_5 juga tak terlihat tanda-
sehingga longitudinal alignment tanda myelitis atau
light berada pada MSP dan myelopathy lainnya
horizontal alignment light
melalui MCP tubuh
• Mengatur titik bidik setinggi
krista illiaka
• Menekan tombol isocenter dan
masukkan pasien ke dalam
gantry hingga tepat pada
pertengahan gantry.
8. MRI Cervical Brachialgia • Persiapan : Melepas semua Sekuen: Cervical Tampak spondyloathrosis
benda yang mengandung logam 1. Survey dan degenerasi discuss
pada tubuh 2. Ref ringan diffuse hampir
• Melakukan screening pada 3. T2 SAG disemua segment cervical
pasien dengan metal detector 4. T1 SAG yang disertai dengan
• Pasien supine, Head First, serta 5. STIR SAG protrusi discuss ke
menggunakan coil cervical 6. T2 COR intraspinal yang dominan
spine 7. MYELO ke recessus lateralis kanan
• Pasien di pakaikan earplug dan radial pada segment C6/7,
selimut 8. 3D SAG dengan kemungkinan
• Mengatur cervical ke dalam coil 9. T1 AX iritasi struktur radikuler
cervical spine 10. T2 AX dibelakangnya, terutama
• Pasien diposisikan sehingga radices C7 kiri dan C8
longitudinal alignment light kanan, selain itu tak
berada pada MSP cervical dan terlihat adanya fraktur,
horizontal alignment light spondylolithesis, SOL
melalui pertengahan laring. atau spondylitis
• Mengatur titik bidik pada
pertengahan cervical
• Pasien diimobilisasi dengan
straps dan bantalan yang
tersedia untuk kenyamanan
pasien.
• Menekan tombol isocenter dan
masukkan pasien ke dalam
gantry hingga tepat pada
pertengahan gantry.
9. MRI Lumbosacral LBP • Persiapan : Melepas semua Sekuen: Lumbosacral Tampak spondyloathrosis
benda yang mengandung logam NK Low SAR dan degenerasi discuss
pada tubuh 1. Survey ringan diffuse hampir
• Melakukan screening dengan 2. Ref Spine 15 disemua segment lumbal
metal detector 3. T2 SAG disertai dengan protrusi
• Pasien supine, Head first 4. T1 SAG discuss ke intraspinal
dengan coil lumbal spine 5. STIR SAG medial pada segment L4/5
• Pasien di pakaikan headphone 6. T2 COR dan L5/S1, akan tetapi
dan selimut 7. 3D SAG terlihat mendesak struktur
• Lumbal diatur diatas coil 8. MYELO radikuler dibelakangnya,
lumbal spine radial selain itu tak terlihat
• Tubuh pasien diposisikan 9. T1 AX 5 adanya spondylolithesis,
sehingga longitudinal alignment 10. T2 AX 5 SOL atau spondylitis
light berada pada MSP dan demikian juga tak terlihat
horizontal alignment light tanda-tanda myelitis atau
melalui MCP tubuh myelopathy lainnya
• Mengatur titik bidik setinggi
krista illiaka
• Menekan tombol isocenter dan
masukkan pasien ke dalam
gantry hingga tepat pada
pertengahan gantry.
10. MRI Larynx Struma • Persiapan : Melepas semua Sekuen: Tampak tanda-tanda
Nodusa benda yang mengandung logam Nasopharynx struma nodusa dengan
pada tubuh 1. Survey terlihat nodule isointens
• Melakukan screening pada 2. Ref_NV_16 dengan kelenjar thyroid
pasien dengan metal detector 3. STIR COR dan lokasinya anterior
• Pasien supine, Head First, serta 4. T1 COR pada pole atas lobus kiri
menggunakan coil cervical 5. STIR AX thyroid dengan ukuran ±
spine 6. T1 AX FS 14x18x20 mm dan nodule
• Pasien di pakaikan earplug dan 7. T2 SAG lainnya yang lebih besar
selimut 8. DWI Smooth di pole bawah lobus kanan
• Mengatur leher ke dalam coil 9. Vena T1 AX thyroid dengan ukuran ±
neck FS 20x27x26 mm, selain itu
• Pasien diposisikan sehingga 10. Vena T1 tak terlihat abnormalitas
longitudinal alignment light COR FS+C cervical lebih lanjut pada
berada pada MSP cervical dan 11. Vena T1 SAG jaringan lunak leher
horizontal alignment light FS lainnya, terutama tak
melalui pertengahan leher. 12. 3D T1 FS taampak jelas adanya
• Mengatur titik bidik pada SOL, absess atau
pertengahan leher lymphadenopathia,
• Pasien diimobilisasi dengan termasuk juga
straps dan bantalan yang supraclavicular bilateral
tersedia untuk kenyamanan
pasien.
• Menekan tombol isocenter dan
masukkan pasien ke dalam
gantry hingga tepat pada
pertengahan gantry.
11. MRI Ankle OA • Persiapan : Melepas semua Sekuen: Ankle Tampak tanda-tanda
benda yang mengandung logam 1. Survey Full arthrosis yang cukup berat
pada tubuh FOV pada tibio dan fibulotalar
• Melakukan screening dengan 2. Survey LT joint dan dengan extensi
metal detector MST lebih ringan pada
• Pasien supine, Feet First dengan 3. Ref talonavicular joint, dengan
coil ankle FootAnkle 8 spurs pada tibia, fibula
• Pasien di pakaikan heaphone 4. SAG PDW dan talus disertai tibio dan
dan selimut 5. STIR SAG fibulotalar maupun juga
• Ankle diatur ke dalam coil 6. COR PDW pada talocalcanear joint
ankle 7. STIR COR yang menunjukkan extensi
• Tubuh pasien diposisikan 8. AX PDW pri-articuler ke anterior
sehingga longitudinal alignment 9. T2 FFE AX dan ke posterior, selain itu
light berada pada MSP dan (GRE) tak terlihat adanya fraktur
horizontal alignment light 10. 3D WATS atau rupture
melalui MCP tubuh Cartilago tendon/ligament di daerah
• Mengatur titik bidik pada SAG ankle
pertengahan ankle
• Menekan tombol isocenter dan
masukkan pasien ke dalam
gantry hingga tepat pada
pertengahan gantry.
12. MRI Lumbosacral Spondilitis • Persiapan : Melepas semua Sekuen: Lumbosacral Tampak skoliosis
benda yang mengandung logam NK Low SAR toracholumbalis ringan ke
pada tubuh 1. Survey kiri dan straight lumbar
• Melakukan screening dengan 2. Ref_Spine_15 vertebrae (muscle
metal detector 3. T2 COR spasm? ) serta
• Pasien supine, Head first 4. T2 SAG spondyloarthrosis dan
dengan coil lumbal spine 5. T1 SAG degenerasi discus ringan
• Pasien di pakaikan headphone 6. STIR SAG diffus hampir disemua
dan selimut 7. 3D SAG segment lumbal disertai
• Lumbal diatur diatas coil 8. MYELO dengan protrusi diskus
lumbal spine radial ringan ke intraspinal
• Tubuh pasien diposisikan 9. T1 AX_5 medial pada segment
sehingga longitudinal alignment 10. T2 AX_5 lumbal L5/S1, dan dengan
light berada pada MSP dan extensi lebih ringan juga
horizontal alignment light pada segment L4/L5, akan
melalui MCP tubuh tetapi tanpa terlihat
• Mengatur titik bidik setinggi mendesak struktur
krista illiaka radikuler dibelakangnya,
• Menekan tombol isocenter dan selain itu juga terlihat
masukkan pasien ke dalam tanda-tanda spondylitis
gantry hingga tepat pada pada corpus L3 dan
pertengahan gantry. kondisi post op yang
disertai dengan stabilisasi
posterior yang
menunjukkan screws yang
terpasang pada corpus L1
dan L2 serta corpus L4
dan L5, serta infiltrasi
masa ke lamina kanan,
dan juga tanda-tanda
abses retrovertebral kanan
pada level segment
Th12/L1 dan yang lebih
luas lagi pada level
segment L2/3, sedangkan
pada struktur tulang,
discus maupun neural
lainnya tak tampak
abnormalitas lebih lanjut
pada vertebrae lumbal,
terutama tak terlihat
adanya HNP atau SOL.
PROGRAM STUDI D-IV TEKNIK RADIOLOGI FORM 11
POLITEKNIK KESEHATAN SEMARANG
JURUSAN TEKNIK RADIODIAGNOSTIK DAN RADIOTERAPI

REFLEKTIF JURNAL
TEMPAT PRAKTIK : RS PREMIER BINTARO HARI/ TANGGAL: SELASA/ 31 OKTOBER 2017
N JENIS KASUS PERSIAPAN & SCANNING ILUSTRASI HASIL PARAF
O PEMERIKSAAN POSITIONING PASIEN PARAMETER CI
13. MRI Lumbosacral Ischialgia • Persiapan : Melepas Sekuen: Lumbosacral Tampak spondyloathrosis
Bilateral semua benda yang NK Low SAR dan degenerasi discuss
mengandung logam pada 1. Survey ringan diffuse disemua
tubuh 2. Ref_Spine_15 segment lumbal disertai
• Melakukan screening 3. T2 COR dengan protrusi discuss ke
dengan metal detector 4. T2 SAG intraspinal medial pada
• Pasien supine, Head first 5. T1 SAG segment L3/4 dan L5/S1,
dengan coil lumbal spine 6. STIR SAG akan tetapi tanpa terlihat
• Pasien di pakaikan 7. 3D SAG mendesak struktur radikuler
headphone dan selimut 8. MYELO dibelakangnya, selain itu tak
• Lumbal diatur diatas coil radial terlihat adanya
lumbal spine 9. T1 AX_5 spondylolithesis, SOL atau
• Tubuh pasien diposisikan 10. T2 AX_5 spondylitis demikian juga
sehingga longitudinal tak terlihat tanda-tanda
alignment light berada myelitis atau myelopathy
pada MSP dan horizontal lainnya
alignment light melalui
MCP tubuh
• Mengatur titik bidik
setinggi krista illiaka
• Menekan tombol isocenter
dan masukkan pasien ke
dalam gantry hingga tepat
pada pertengahan gantry.
14. MRI Ankle Left Lateral • Persiapan : Melepas Sekuen: Ankle Tampak tanda-tanda
Meniskus Tear semua benda yang 1. Survey Full marrow edema ringan focal
mengandung logam pada FOV medial pada talus dan pada
tubuh 2. Survey LT medial alleous serta tanda-
• Melakukan screening MST tanda sprained ankle dengan
dengan metal detector 3. Ref Foot joint cspsules yang agak
• Pasien supine, Feet First Ankle 8 kendur disertai juga dengan
dengan coil ankle 4. SAG PDW tanda-tanda strained
• Pasien di pakaikan 5. STIR SAG ligament talofibulare
heaphone dan selimut 6. COR PDW anterior (ATFL) dan (PTFL)
• Ankle diatur ke dalam coil 7. STIR COR serta ligament fibula-
ankle 8. AX PDW calcaneare, dan juga
• Tubuh pasien diposisikan 9. T2 FFE AX ligament deltoidea pada sisi
sehingga longitudinal (GRE) medial, disertai dengan
alignment light berada 10. 3D WATS rupture ATFL dan
pada MSP dan horizontal Cartilago kemungkinan juga ruptur
alignment light melalui parsial ligament tersebut
MCP tubuh lainnya (hanya sebagian
• Mengatur titik bidik pada kecil fibers) serta fluid
pertengahan ankle retention/collectionringan
• Menekan tombol isocenter pada tibio- dan fibulotalar
dan masukkan pasien ke serta talo-calcanear joint
dalam gantry hingga tepat yang menunjukkan extensi
pada pertengahan gantry. ke periratikuler baik anterior
maupun posterior, selain itu
tak terlihat abnormalitas
lebih lanjut pada struktur
tulang maupun
tendon/ligament dan otot
ankle joint dan pedis
lainnya, kecuali jaringan
lunak di sekitar ankle joint
menunjukkan tanda-tanda
soft tissue edema baik
medial maupun lateral
15. MRI Cervical Nyeri Menjalar • Persiapan : Melepas Sekuen: Cervical Tampak straight cervical
di Lengan Kiri semua benda yang 1. Survey vertebrae (muscle spasm)
mengandung logam pada 2. Ref serta tand-tanda spondylo-
tubuh 3. T2 COR arthrosis dan degenerasi
• Melakukan screening pada 4. T2 SAG discus diffuse disemua
pasien dengan metal 5. STIR SAG segment cervical yang
detector 6. MYELO selain itu juga menunjukkan
• Pasien supine, Head First, Radial spinal canal stenosis pada
serta menggunakan coil 7. 3D SAG segment C3/C4 dan dengan
cervical spine 8. T1 AX extensi lebih ringan juga
• Pasien di pakaikan earplug 9. T2 AX pada level segment C5/C6
dan selimut dan C7/Th1 serta tanda-
• Mengatur cervical ke tanda kondisi post fusi pada
dalam coil cervical spine level segment C4/5 dan
• Pasien diposisikan C6/7 selain itu terlihat juga
sehingga longitudinal pada segment C5/6 dan
alignment light berada C&/Th1 dengan indentasi
pada MSP cervical dan ringan thecal sac dan
horizontal alignment light medulla spinalis pada ketiga
melalui pertengahan segment tersebut serta
laring. kemungkinan juga iritasi
• Mengatur titik bidik pada struktur radikuler
pertengahan cervical dibelakangnya terutama
• Pasien diimobilisasi radices C5 bilateral, selain
dengan straps dan itu medulla spinalis
bantalan yang tersedia menunjukkan tanda-tanda
untuk kenyamanan pasien. myelopathy dengan
• Menekan tombol isocenter intensitas pathologisfokal
dan masukkan pasien ke intramedullar pada level
dalam gantry hingga tepat segment C3/4
pada pertengahan gantry.
16. MRI Lumbosacral Nyeri Ulu Hati • Persiapan : Melepas Sekuen: Tampak skoliosis
semua benda yang Laumbosacral toracholumbalis ringan ke
mengandung logam pada Kontras kanan dan straight lumbar
tubuh 1. Survey vertebrae (muscle spasm? )
• Melakukan screening 2. Ref Spine 15 serta spondyloarthrosis dan
dengan metal detector 3. T2 COR degenerasi discus ringan
• Pasien supine, Head first 4. T2 SAG diffus disemua segment
dengan coil lumbal spine 5. T1 SAG lumbal disertai dengan
• Pasien di pakaikan 6. STIR SAG spinal canal stenosis pada
headphone dan selimut 7. MYELO segment lumbal L4/5, dan
• Lumbal diatur diatas coil Radial dengan extensi lebih ringan
lumbal spine 8. 3D SAG juga pada segment L2/3 dan
• Tubuh pasien diposisikan 9. T1 AX 5 L3/4, selain itu terlihat juga
sehingga longitudinal 10. T2 AX 5 protrusi discus ke
alignment light berada 11. Vena SAG T1 intraspinal medial pada
pada MSP dan horizontal FS segment L3/4, dan dengan
alignment light melalui 12. Vena COR T1 extensi sedikit lebih ringan
MCP tubuh FS juga pada segment L2/3 dan
• Mengatur titik bidik 13. Vena AX T1 L4/5, dengan indentasi
setinggi krista illiaka FS ringan thecal sac dan
• Menekan tombol isocenter struktur radikuler
dan masukkan pasien ke dibelakangnya terutama
dalam gantry hingga tepat radices L4 dan L5 bilateral,
pada pertengahan gantry. serta kemungkinan juga
iritasi radioces L3 bilateral
sedangkan struktur tulang,
diskus maupun neural
lainnya pada vertebra
lumbal tidak menunjukkan
abnormalitas lebih lanjut
terutama tak terlihat adanya
SOL atau abses/spondylitis
17. MRI Brain Trombosis • Persiapan : Melepas Sekuen: Brain Rutin Tampak bercak-bercak
Cerebri semua benda yang 1. Survey white matter degeneration
mengandung logam pada 2. RefScan (leukoaraiosis)
tubuh 3. DWI AX periventrikuler/subcortical
• Melakukan screening 4. Gradien AX di kedua cerebral
dengan metal detector 5. FLAIR AX hemisphere terutama di
• Pasien supine, Head first 6. T1 AX daerah frontal dan parietal
dengan coil brain volume 7. T2 AX bilateral, serta lesi-lesi
• Pasien di pakaikan earplug 8. T2 COR lakumer lakuner lama
dan selimut 9. T1 SAG didaerah basal ganglia dan
• Tubuh pasien diposisikan frontal serta di cerebellum
sehingga longitudinal bilateral, riwayat chronic
alignment light berada hypertension? Selain itu
pada MSP dan horizontal terlihat juga infark lama di
alignment light melalui daerah posterior frontal
MCP kepala kanan dan lesi ischemia akut
• Pasien diimobilisasi di cerebelum bilateral
dengan straps dan sedangkan struktur
bantalan yang tersedia cerebral/intracranial lainnya
untuk kenyamanan pasien. tidak menunjukkan
• Mengatur titik bidik abnormalitas lebih lanjut,
setinggi glabella terutama tak terlihat SOL,
• Menekan tombol isocenter malformasi vaskuler atau
dan masukkan pasien ke hemorrage cerebral akut
dalam gantry hingga tepat baik supra maupun
pada pertengahan gantry. infratentorial
18. MRI Knee Ruptur • Persiapan : Melepas Sekuen: Knee Dextra Tampak tanda-tanda ruptur
semua benda yang 1. Survey Full ACL serta ruptur pada cornu
mengandung logam pada FOV anterior meniscus lateralis,
tubuh 2. Survey R selain itu terlihat juga tanda-
• Melakukan screening 3. Ref SKC 8 tanda overstetched/strained
dengan metal detector 4. SAG T2 FS ringan lateral dan posterior
• Pasien supine, Feet First 5. SAG PDW lateral menisco-capsular
dengan coil ankle 6. T2 FS COR attachment dan joint
• Pasien di pakaikan 7. PDW COR capsules, dan juga effusion /
heaphone dan selimut 8. T2 FS AX fluid retention ringan intra
• Ankle diatur ke dalam coil 9. T1 AX artikular, terutama
ankle terkonsentrasi pada bursa
• Tubuh pasien diposisikan supra patellaris dan juga di
sehingga longitudinal intercondylar space,
alignment light berada sedangkan pada
pada MSP dan horizontal meniscus/tendon/ligament
alignment light melalui lainnya pada sendi lutut tak
MCP tubuh terlihat rupture lebih lanjut
• Mengatur titik bidik pada
pertengahan ankle
• Menekan tombol isocenter
dan masukkan pasien ke
dalam gantry hingga tepat
pada pertengahan gantry.
19. MRI Knee Knee Sprain • Persiapan : Melepas Sekuen: Knee Dextra Tampak tanda-tanda
Susp. Meniscus semua benda yang 1. Survey Full osteochondrosis ringan
Tears mengandung logam pada FOV dengan penipisan cartilage
tubuh 2. Survey R terutama pada femoropatelar
• Melakukan screening 3. Ref SKC 8 facets yang disertai juga
dengan metal detector 4. SAG T2 FS dengan focal subchondral
• Pasien supine, Feet First 5. SAG PDW marrow edema ringan pada
dengan coil ankle 6. T2 FS COR corresponding joint surface
• Pasien di pakaikan 7. PDW COR terutama pada patella
heaphone dan selimut 8. T2 FS AX posterior, selain itu terlihat
• Ankle diatur ke dalam coil 9. T1 AX juga tanda-tanda paling
ankle tidak rupture parsial ACL
• Tubuh pasien diposisikan dan tanda-tanda soft tissue
sehingga longitudinal edema ringan pada jaringan
alignment light berada lemak intrapatellar serta
pada MSP dan horizontal rupture horizontal tipis pada
alignment light melalui cornu posterior meniscus
MCP tubuh medialis yang disertai juga
• Mengatur titik bidik pada dengan overstretched
pertengahan ankle strained ringan lateral dan
• Menekan tombol isocenter posterior menisco-capsular
dan masukkan pasien ke attachment dan joint capsule
dalam gantry hingga tepat serta fluid collection ringan
pada pertengahan gantry. intraartikuler terutama
terkonsentrasi pada bursa
suprapatellaris dan juga di
intercondylar space, selain
itu tak terlihat supture lebih
lanjut pada
meniscus/tendon/ligament
lainnya pada sendi lutut
20. MRI Knee OA knee • Persiapan : Melepas Sekuen: Knee Sinistra - Tampak tanda-tanda
sinistra dengan semua benda yang 1. Survey Full chondromalacia ringan
kemungkinan mengandung logam pada FOV dengan penipisan
Left Lateral tubuh 2. Survey L cartilage focal inferior
Meniscus Tear • Melakukan screening 3. Ref SKC 8 pada femo-ropatellar
dengan metal detector 4. SAG T2 FS facets dan pada medial
• Pasien supine, Feet First 5. SAG PDW femorotibial
dengan coil ankle 6. T2 FS COR compartement
• Pasien di pakaikan 7. PDW COR - Terlihat juga tanda-tanda
heaphone dan selimut 8. T2 FS AX overstretched/strained
• Ankle diatur ke dalam coil 9. T1 AX ringan lateral dan
ankle posterior menisco-
• Tubuh pasien diposisikan capsular attachment dan
sehingga longitudinal joint capsules, dan juga
alignment light berada fluid collection/effusion,
pada MSP dan horizontal terutama terkonsentrasi
alignment light melalui pada bursa
MCP tubuh suprapatellaris, dan
• Mengatur titik bidik pada dengan extensi lebih
pertengahan ankle ringan juga di inter-
• Menekan tombol isocenter condylar space, dominant
dan masukkan pasien ke posterior yang
dalam gantry hingga tepat menunjukkan extensi
pada pertengahan gantry. kistik ke jaringan lunak
politeal, dominant medial
(Backer), selain itu tak
terlihat rupture lebih
lanjut pada
meniscus/tendon/ligamen
t lainnya pada sendi lutut

PROGRAM STUDI D-IV TEKNIK RADIOLOGI FORM 11


POLITEKNIK KESEHATAN SEMARANG
JURUSAN TEKNIK RADIODIAGNOSTIK DAN RADIOTERAPI

REFLEKTIF JURNAL
TEMPAT PRAKTIK : RS PREMIER BINTARO HARI/ TANGGAL: RABU/ 1 NOVEMBER 2017
N JENIS KASUS PERSIAPAN & SCANNING ILUSTRASI HASIL PARAF
O PEMERIKSAAN POSITIONING PASIEN PARAMETER CI
21. MRI Brain Stroke • Persiapan : Melepas semua Sekuen: Brain Rutin Struktur cerebral
benda yang mengandung 1. Survey /intracranial tidak
logam pada tubuh 2. Ref Scan menunjukkan
• Melakukan screening dengan 3. DWI Axial abnormalitas baik supra
4. Gradien
metal detector maupun infratentorial
Axial
• Pasien supine, Head first 5. FLAIR Axial terutama tak terlihat
dengan coil brain volume 6. T1 Axial adanya atrophia cerebri,
• Pasien di pakaikan earplug 7. T2 Axial SOL, malformasi
dan selimut 8. T2 Coronal vaskuler, hydrocephalus
• Tubuh pasien diposisikan 9. T1 Sagital atau infark/hemorraghe
sehingga longitudinal cerebral/ICH akut,
alignment light berada pada termasuk juga di batang
MSP dan horizontal otak, cerebelum dan CPA
alignment light melalui MCP bilateral
kepala
• Pasien diimobilisasi dengan
straps dan bantalan yang
tersedia untuk kenyamanan
pasien.
• Mengatur titik bidik setinggi
glabella
• Menekan tombol isocenter
dan masukkan pasien ke
dalam gantry hingga tepat
pada pertengahan gantry.
PROGRAM STUDI D-IV TEKNIK RADIOLOGI FORM 11
POLITEKNIK KESEHATAN SEMARANG
JURUSAN TEKNIK RADIODIAGNOSTIK DAN RADIOTERAPI

REFLEKTIF JURNAL
TEMPAT PRAKTIK : RS PREMIER BINTARO HARI/ TANGGAL: KAMIS/ 2 NOVEMBER 2017
N JENIS KASUS PERSIAPAN & SCANNING ILUSTRASI HASIL PARAF
O PEMERIKSAAN POSITIONING PASIEN PARAMETER CI
22. MRI Brain Cephalgia • Persiapan : Melepas Sekuen: Brain Rutin Tak tampak kelinan morfologi
semua benda yang 1. Survey cerebral/intracranial, terutama
mengandung logam pada 2. Ref Scan tak terlihat adanya SOL, coin
tubuh 3. DWI Axial lesions, vaskular malformation
• Melakukan screening 4. Gradien (AVM/aneurysma),
dengan metal detector Axial hydrocephalus, atau intensitas
• Pasien supine, Head first 5. FLAIR Axial pathologis lainnya yang
dengan coil brain volume 6. T1 Axial mencurigakan
• Pasien di pakaikan 7. T2 Axial ischemia/edema/hemorrage
earplug dan selimut 8. T2 Coronal akut atau meningo-ence-
• Tubuh pasien diposisikan 9. T1 Sagital phalitis/abses cerebri baik
sehingga longitudinal 10. MRA COW supra maupun infratentorial,
alignment light berada SENSE akan tetapi tampak tanda-tanda
pada MSP dan horizontal 11. NECK MRA rhinitis chronis yang disertai
alignment light melalui SENSE dengan tanda-tanda sinusitis
MCP kepala ringan dengan penebalan
• Pasien diimobilisasi mukosa basal di sinus
dengan straps dan maxillaris kiri
bantalan yang tersedia
untuk kenyamanan
pasien.
• Mengatur titik bidik
setinggi glabella
• Menekan tombol
isocenter dan masukkan
pasien ke dalam gantry
hingga tepat pada
pertengahan gantry.
23. MRI Knee OA knee • Persiapan : Melepas Sekuen: Knee Tampak tanda-tanda
bilateral semua benda yang 1. Survey Full gonarthrosis ringan dengan
dengan cidera mengandung logam pada FOV spurs dan penipisan cartilage
meniscus tubuh 2. Survey R pada femoropatellar facets dan
• Melakukan screening 3. Ref SKC 8 dengan extensi lebih ringan
dengan metal detector 4. SAG T2 FS juga pada medial dan lateral
• Pasien supine, Feet First 5. SAG PDW femorotibial compartment
dengan coil ankle 6. COR T2 FS yang disertai juga dengan
• Pasien di pakaikan 7. COR PDW subchondral marrow edema
heaphone dan selimut 8. AX T2 FS ringan intercondyloid pada
• Ankle diatur ke dalam CLEAR proximal tibia dan tanda-tanda
coil ankle 9. AX T1 FS overstretched/strained ringan
• Tubuh pasien diposisikan medial, lateral dan posterior
sehingga longitudinal menisco-capsular attachment
alignment light berada dan jint capsules dan juga fluid
pada MSP dan horizontal collection/effusion ringan
alignment light melalui terutama terkonsentrasi pada
MCP tubuh bursa suprapatellaris dan
• Mengatur titik bidik pada denfan extensi lebih ringan
pertengahan ankle juga di intercondylar space,
• Menekan tombol selain itu tak terlihat ruptur
isocenter dan masukkan lebih lanjut pada meniscus /
pasien ke dalam gantry tendon / ligament lainnya pada
hingga tepat pada sendi lutut, kecuali tanda-tanda
pertengahan gantry. soft tissue edema ringan pada
jaringan lunak disekitar genu,
terutama anteromedial
24. MRI Shoulder Pasca • Persiapan : Melepas Sekuen: Shoulder Tampak tanda-tanda depresi
Dislokasi semua benda yang Flex Coil fokal ringan posterior pada
mengandung logam pada 1. Survey Full caput humeri disertai dengan
tubuh FOV tanda-tanda marrow edema
• Melakukan screening 2. Survey Right subcortical yang lebih luas
dengan metal detector 3. Ref Shoulder pada caput humeri terutama
• Pasien supine, Head first 8 posterolateral (Hill-Sachss
dengan flex M coil 4. T2W COR lesion) disertai dengan tanda-
• Pasien di pakaikan FS tanda strained ringan tendon
headphone dan selimut 5. PDW COR supraspinatus dan sub-
• Shoulder diatur diatas 6. T2W SAG scapularis yang disertai dengan
coil flex M FS fluid collection ringan
• Tubuh pasien diposisikan 7. PDW AX peritendineal pada kedua
sehingga longitudinal 8. T2W AX FS tendon tersebut yang
alignment light berada menunjukkan extensi terutama
pada MSP dan horizontal ke glenohumeral joint,
alignment light melalui sedangkan struktur tendon dan
MCP tubuh otot rotator cuff tidak
• Mengatur titik bidik menunjukkan kelainan lebih
setinggi caput humeri lanjut
• Menekan tombol
isocenter dan masukkan
pasien ke dalam
25. MRI Lumbosacral LBP • Persiapan : Melepas Sekuen: Tampak straight lumbar
semua benda yang Lumbosacral NK vertebra serta spondyloathrosis
mengandung logam pada Low SAR dan degenerasi discuss ringan
tubuh 1. Survey diffuse hampir disemua
• Melakukan screening 2. Ref Spine 15 segment lumbal disertai
dengan metal detector 3. T2 SAG dengan protrusi discuss ke
• Pasien supine, Head first 4. T1 SAG intraspinal medial pada
dengan coil lumbal spine 5. STIR SAG segment L4/5 dan L5/S1,
• Pasien di pakaikan 6. T2 COR dengan indentasi ringan thecal
headphone dan selimut 7. 3D SAG sac dan struktur radikuler di
• Lumbal diatur diatas coil 8. MYELO belakangnya terutama radices
lumbal spine radial L5 bilateral serta kemungkinan
• Tubuh pasien diposisikan 9. T1 AX 5 juga iritasi radices S1 bilateral
sehingga longitudinal 10. T2 AX 5 selain itu tak terlihat
alignment light berada abnormalitas lebih lanjut pada
pada MSP dan horizontal struktur tulang, diskus maupun
alignment light melalui lainnya pada vertebra lumbal
MCP tubuh
• Mengatur titik bidik
setinggi krista illiaka
• Menekan tombol
isocenter dan masukkan
pasien ke dalam gantry
hingga tepat pada
pertengahan gantry.
26. MRI Knee Susp. Tear • Persiapan : Melepas Sekuen: Knee Tampak tanda-tanda
Meniscus semua benda yang Dextra gonarthrosis ringan dengan
Medial Dextra mengandung logam pada 1. Survey Full spurs dan penipisan cartilage
tubuh FOV pada femoropatellar facets, dan
• Melakukan screening 2. Survey R dengan extensi lebih ringan
dengan metal detector 3. Ref SKC 8 juga pada mesdial dan lateral
• Pasien supine, Feet First 4. SAG T2 FS femorotibial compartments
dengan coil ankle 5. SAG PDW yang disertai juga dengan
• Pasien di pakaikan 6. T2 FS COR subchondral marrow edema
heaphone dan selimut 7. PDW COR ringan intercondyloid pada
• Ankle diatur ke dalam 8. T2 FS AX proximal tibia dan tanda-tanda
coil ankle 9. T1 AX overstretch/strained ringan
• Tubuh pasien diposisikan medial, lateral dan posterior
sehingga longitudinal menisco capsular attachmnts
alignment light berada dan joint capsules dan juga
pada MSP dan horizontal fluid collection/effusion
alignment light melalui ringan, terutama terkonsentrasi
MCP tubuh pada bursa suprapatellaris dan
• Mengatur titik bidik pada dengan extensi lebih ringan
pertengahan ankle juga di intercindylaris space,
• Menekan tombol selain itu tidak terlihat rupture
isocenter dan masukkan lebih lanjut pada meniscus /
pasien ke dalam gantry tendon / ligament lainnya pada
hingga tepat pada sendi lutut kecuali tanda-tanda
pertengahan gantry. soft tissue edema ringan pada
jaringan lunak diskitar genu
terutama anteromedial

PROGRAM STUDI D-IV TEKNIK RADIOLOGI FORM 11


POLITEKNIK KESEHATAN SEMARANG
JURUSAN TEKNIK RADIODIAGNOSTIK DAN RADIOTERAPI

REFLEKTIF JURNAL
TEMPAT PRAKTIK : RS PREMIER BINTARO HARI/ TANGGAL: JUMAT/ 3 NOVEMBER 2017
N JENIS KASUS PERSIAPAN & SCANNING ILUSTRASI HASIL PARAF
O PEMERIKSAAN POSITIONING PASIEN PARAMETER CI
27. MRI Brain Obs. Kejang • Persiapan : Melepas Sekuen: Brain Rutin Tak tampak kelainan
tanpa Demam semua benda yang 1. Survey morfologi cerebral/intracranial
mengandung logam pada 2. RefScan terutama tak terlihat adanya
tubuh 3. DWI AX SOL, coin lesions, vascular
• Melakukan screening 4. T1 SAG malformation
dengan metal detector 5. FLAIR COR (AVM/Aneurysma),
• Pasien supine, Head first 6. T1 AX hydrochepalus, atau intensitas
dengan coil brain volume 7. T2 AX pathologis lainnya yang
• Pasien di pakaikan 8. GRADIEN mencurigakan dystrophy,
earplug dan selimut AX ischemia/edema/hemorrage
• Tubuh pasien diposisikan 9. T2 COR akut atau meningo
sehingga longitudinal encephalitis/abses cerebri baik
alignment light berada supra maupun infratentorial
pada MSP dan horizontal (kalau perlu evaluasi lebih
alignment light melalui lanjut dengan contrast),
MCP kepala termasuk juga di daerah
• Pasien diimobilisasi centro-temporal dan lobus
dengan straps dan temporalis/hippocampus
bantalan yang tersedia bilateral, akan tetapi tampak
untuk kenyamanan tanda-tanda sinusitis ringan
pasien. dengan penebalan mukosa di
• Mengatur titik bidik sinus frontalis kanan
setinggi glabella
• Menekan tombol
isocenter dan masukkan
pasien ke dalam gantry
hingga tepat pada
pertengahan gantry.
28. MRI Lumbosacral LBP • Persiapan : Melepas Sekuen: Tampak straight lumbal
semua benda yang Lumbosacral vertebra (muscle spasm?) serta
mengandung logam pada 1. Survey spondyloarthrosis dan
tubuh 2. Ref Spine 15 degenerasi discuss diffus
• Melakukan screening 3. T2 COR hampir disemua segment
dengan metal detector 4. T2 SAG lumbal yang disertai dengan
• Pasien supine, Head first 5. T1 SAG protrusi discus ke intraspinal
dengan coil lumbal spine 6. STIR SAG medial pada segment L4/5 dan
• Pasien di pakaikan 7. 3D SAG dengan extensi lebih ringan
headphone dan selimut 8. T1 AX 5 juga pada segment L3/4 serta
• Lumbal diatur diatas coil 9. T2 AX 5 minimal juga pada segment
lumbal spine 10. MYELO L1/2 dan L2/3 dengan
• Tubuh pasien diposisikan radial indentasi ringan thecal sac dan
sehingga longitudinal struktur radikuler
alignment light berada dibelakangnya terutama
pada MSP dan horizontal radices L5 bilateral serta
alignment light melalui kemungkinan juga iritasi
MCP tubuh radices L4 bilateral, selain itu
• Mengatur titik bidik tak terlihat abnormalitas lebih
setinggi krista illiaka lanjut pada struktur tulang,
• Menekan tombol diskus maupun neural lainnya
isocenter dan masukkan pada vertebra lumbal
pasien ke dalam gantry
hingga tepat pada
pertengahan gantry.
29. MRI Brain ADHF • Persiapan : Melepas Sekuen: Brain Ruitin Tampak tanda-tanda atrophia
semua benda yang 1. Survey cerebri ringan, terutama
mengandung logam pada 2. RefScan subcortical dengan dilatasi
tubuh 3. DWI AX ventrikel lateral bilateral
• Melakukan screening 4. GRADIEN DD/NPH dan bercak-bercak
dengan metal detector AX infark lama yang tidak terlalu
• Pasien supine, Head first 5. FLAIR AX luas didaerah posterior frontal
dengan coil brain volume 6. T1 AX dan parietal kanan serta di
• Pasien di pakaikan 7. T2 AX cerebelum kanan, selain itu
earplug dan selimut 8. T2 COR terlihat juga lesi ischemia akut
• Tubuh pasien diposisikan 9. T1 SAG yang juga tidak terlalu luas di
sehingga longitudinal cerebelum kiri, sedangkan
alignment light berada struktur cerebral/intracranial
pada MSP dan horizontal lainnya tidak menunjukkan
alignment light melalui abnormalitas lebih lanjut,
MCP kepala terutama tak terlihat adanya
• Pasien diimobilisasi SOL, malformasi vaskuler atau
dengan straps dan hemorrage cerebral akut baik
bantalan yang tersedia supra maupun infratentorial
untuk kenyamanan
pasien.
• Mengatur titik bidik
setinggi glabella
• Menekan tombol
isocenter dan masukkan
pasien ke dalam gantry
hingga tepat pada
pertengahan gantry.
30. MRI Lumbosacral Ischialgia • Persiapan : Melepas Sekuen: Tampak spondyloarthrosis dan
semua benda yang Lumbosacral degenerasi discuss diffuse
mengandung logam pada 1. Survey disemua segment lumbal yang
tubuh 2. Ref Spine 15 disertai juga dengan spinal
• Melakukan screening 3. T2 COR canal atenosis relatif pada
dengan metal detector 4. T2 SAG segment L3/4 selain itu terlihat
• Pasien supine, Head first 5. T1 SAG juga protrusi discus ke
dengan coil lumbal spine 6. STIR SAG intraspinal medial pada
• Pasien di pakaikan 7. 3D SAG segment L4/5 dan dengan
headphone dan selimut 8. T1 AX 5 extensi lebih ringan pada level
• Lumbal diatur diatas coil 9. T2 AX 5 segment L3/4 dengan indentasi
lumbal spine 10. MYELO ringan thecal sac dan
• Tubuh pasien diposisikan radial kemungkinan juga iritasi
sehingga longitudinal struktur radikuler
alignment light berada dibelakangnya terutama
pada MSP dan horizontal radices L4 dan L5 bilateral
alignment light melalui sedangkan struktur ulang,
MCP tubuh diskus mapun neural lainnya
• Mengatur titik bidik pada vertebra lumbal tidak
setinggi krista illiaka menunjukkan abnormalitas
• Menekan tombol lebih lanjut terutama tak
isocenter dan masukkan terlihat adanya SOL atau
pasien ke dalam gantry abses/spondylitis
hingga tepat pada
pertengahan gantry.
31. MRI Lumbosacral HNP post op • Persiapan : Melepas Sekuen: Tampak tanda-tanda
tulang semua benda yang Lumbosacral osteoporosis thalasemia
belakang mengandung logam pada Kontras dengan konversi ke jaringan
tubuh 1. Survey lemak yang irreguler dan
• Melakukan screening 2. Ref Spine 15 menunjukkan intenstas
dengan metal detector 3. T2 COR meningkat pada vertebra
• Pasien supine, Head first 4. T2 SAG thoracolumbalis disertai
dengan coil lumbal spine 5. T1 SAG dengan kompresi corpus Th12
• Pasien di pakaikan 6. STIR SAG dan L3 dengan protrusi
headphone dan selimut 7. MYELO posterior margin kedua corpus
• Lumbal diatur diatas coil radial tersebut serta kemungkinan
lumbal spine 8. T1 AX 5 iritasi struktur radikuler di
• Tubuh pasien diposisikan 9. T2 AX 5 belakangnya, terutama radices
sehingga longitudinal 10. 3D SAG L4 bilateral, selain itu terlihat
alignment light berada 11. Vena SAG juga spondyloarthrosis dan
pada MSP dan horizontal T1 FS degenerasi diskus ringan
alignment light melalui 12. Vena AX T1 diffuse hampir disemua
MCP tubuh FS segment lumbal yang disertai
• Mengatur titik bidik 13. Vena COR dengan protrusi diskus
setinggi krista illiaka T1 FS minimal ke ntraspinal medial
• Menekan tombol pada segment lumbal yang
isocenter dan masukkan disertai indentasi/pendesakan
pasien ke dalam gantry thecal sac dan struktur
hingga tepat pada radikuler dibelakangnya, selain
pertengahan gantry. itu tak terlihat adanya
spondylolisthesis, SOL, atau
spondylitis, demikian juga tak
terlihat tanda-tanda myelitis
atau myelopathy lainnya
(sejauh tervisualisasi).
Dibandingkan dengan MRI
sebelumnya dari tanggal
16/10/17 impresi tidak banyak
perubahan

PROGRAM STUDI D-IV TEKNIK RADIOLOGI FORM 11


POLITEKNIK KESEHATAN SEMARANG
JURUSAN TEKNIK RADIODIAGNOSTIK DAN RADIOTERAPI

REFLEKTIF JURNAL
TEMPAT PRAKTIK : RS PREMIER BINTARO HARI/ TANGGAL: SENIN/ 6 NOVEMBER 2017
N JENIS KASUS PERSIAPAN & SCANNING ILUSTRASI HASIL PARAF CI
O PEMERIKSAAN POSITIONING PASIEN PARAMETER
32. MRI Brain NK Pasca stroke • Persiapan : Melepas Sekuen: Brain - Tampak kondisi post
bleeding semua benda yang Rutin craniotomy di daerah
kanan mengandung logam pada 1. Survey frontotemporal kanan
tubuh 2. Ref Scan disertai dengan subtance
• Melakukan screening 3. DWI Axial
defect/encephalomalacia
dengan metal detector 4. Gradien
• Pasien supine, Head first Axial yang luas dan tanda-tanda
dengan coil brain volume 5. FLAIR gliosis perifokal ringan
• Pasien di pakaikan Axial serta mencakup terutama
earplug dan selimut 6. T1 Axial daerah frontotempolan
• Tubuh pasien diposisikan 7. T2 Axial kanan dan juga dengan
sehingga longitudinal 8. T2 VP-shunt yang terpasang
alignment light berada Coronal
dari daerah frontotemporal
pada MSP dan horizontal 9. T1 Sagital
alignment light melalui kiri ke ventrikel lateral
MCP kepala kanan
• Pasien diimobilisasi - Tak terlihat kelainan
dengan straps dan cerebral/intracranial lebih
bantalan yang tersedia lanjut, terutama tak terlihat
untuk kenyamanan adanya SOL, coin lession,
pasien.
vaskular malformation
• Mengatur titik bidik
setinggi glabella (AVM/aneurysma),
• Menekan tombol hydrochepalus, atau
isocenter dan masukkan intensitas pothologis
pasien ke dalam gantry lainnya yang
hingga tepat pada mencurigakan ischemia /
pertengahan gantry. edema / hemorrage akut
atau
meningoencephalitis/abses
cerebri baik supra maupun
infratentorial
- Akan tampak tanda-tanda
sinusitis ringan dengan
penebalan mukosa ringan
basal di sinus maxillaris
kiri
33. MRI Cervical Susp. HNP • Persiapan : Melepas Sekuen: Cervical - Tampak straight cerical
Cervical semua benda yang 1. Survey vertebra (muscle spasm?)
mengandung logam pada 2. Ref dan tanda-tanda
tubuh 3. T2 COR
degenerasi diskus ringan
• Melakukan screening 4. T2 SAG
pada pasien dengan metal 5. STIR SAG diffuse disemua segment
detector 6. MYELO cervical yang disertai
• Pasien supine, Head First, Radial dengan protrusi diskus ke
serta menggunakan coil 7. 3D SAG intraspinal medial pada
cervical spine 8. T1 AX segment C5/6, dan
• Pasien di pakaikan 9. T2 AX minimal juga pada
earplug dan selimut
segment cervical C6/7
• Mengatur cervical ke
dalam coil cervical spine dengan indentasi ringan
• Pasien diposisikan thecal sac dan medulla
sehingga longitudinal spinalis serta
alignment light berada kemungkinan juga iritasi
pada MSP cervical dan struktur radikuler
horizontal alignment light dibelakangnya terutama
melalui pertengahan
radices C7 bilateral selain
laring.
• Mengatur titik bidik pada itu tak terlihat
pertengahan cervical abnormalitas lebih lanjut
• Pasien diimobilisasi pada struktur tulang,
dengan straps dan diskus maupun neural di
bantalan yang tersedia spanjang collumna
untuk kenyamanan vertebralis cervicalis,
pasien.
terutama tak tampak
Menekan tombol isocenter
dan masukkan pasien ke adanya spondylolithesis,
dalam gantry hingga tepat SOL, HNP, atau
pada pertengahan gantry. spondylitis
34. MRI Lumbosacral HNP • Persiapan : Melepas Sekuen: - Tampak straight lumbar
semua benda yang Lumbosacral vertebra (muscle spasm?)
mengandung logam pada 1. Survey serta spondyloarthrosis
tubuh 2. Ref Spine
dan degenerasi discus
• Melakukan screening 15
dengan metal detector 3. T2 COR diffus hampir disemua
• Pasien supine, Head first 4. T2 SAG segment lumbal yang
dengan coil lumbal spine 5. T1 SAG disertai dengan extrusi
• Pasien di pakaikan 6. STIR SAG discuss ke intraspinal
headphone dan selimut 7. 3D SAG medial pada segment L3/4
• Lumbal diatur diatas coil 8. T1 AX 5 dan L4/5 dengan indentasi
lumbal spine 9. T2 AX 5
ringan thecal sac dan
• Tubuh pasien diposisikan 10. MYELO
sehingga longitudinal radial struktur radikuler
alignment light berada dibelakangnya terutama
pada MSP dan horizontal radices L4 dan L5 bilateral
alignment light melalui - Tak terlihat abnormalitas
MCP tubuh lebih lanjut pada struktur
• Mengatur titik bidik tulang diskus maupun
setinggi krista illiaka
neural lainnya pada
• Menekan tombol
isocenter dan masukkan vertebra lumbal
pasien ke dalam gantry
hingga tepat pada
pertengahan gantry.
35. MRI Lumbosacral Ischialgia Kiri • Persiapan : Melepas Sekuen: - Tampak skoliosis lumbalis
semua benda yang Lumbosacral ke kiri serta
mengandung logam pada 1. Survey spondyloarthrosis dan
tubuh 2. Ref Spine
degenerasi discus diffuse
• Melakukan screening 15
dengan metal detector 3. T2 COR di semua segment lumbal
• Pasien supine, Head first 4. T2 SAG yang disertai juga dengan
dengan coil lumbal spine 5. T1 SAG spinal canal stenosis pada
• Pasien di pakaikan 6. STIR SAG segment L4/5 dan L5/S1
headphone dan selimut 7. 3D SAG dan dengan extensi lebih
• Lumbal diatur diatas coil 8. T1 AX 5 ringan juga pada segment
lumbal spine 9. T2 AX 5
L3/4
• Tubuh pasien diposisikan 10. MYELO
sehingga longitudinal radial - Terlihat adanya protrusi
alignment light berada discus ke intraspinal
pada MSP dan horizontal medial pada segment
alignment light melalui L1/2-L5/S1 dengan
MCP tubuh indentasi thecal sac dan
• Mengatur titik bidik struktur radikuler
setinggi krista illiaka
dibelakangnya terutama
• Menekan tombol
isocenter dan masukkan pada radices L5 dan S1
pasien ke dalam gantry bilateral
hingga tepat pada - Kemungkinan juga iritasi
pertengahan gantry. radices L2-L4 bilateral,
sedangkan struktur tulang,
diskus maupun neural
lainnya pada vertebra
lumbal tidak menunjukkan
abnormalitas lebih lanjut
terutama tak terlihat
adanya SOL atau abses /
spondylitis

PROGRAM STUDI D-IV TEKNIK RADIOLOGI FORM 11


POLITEKNIK KESEHATAN SEMARANG
JURUSAN TEKNIK RADIODIAGNOSTIK DAN RADIOTERAPI

REFLEKTIF JURNAL
TEMPAT PRAKTIK : RS PREMIER BINTARO HARI/ TANGGAL: SELASA/ 7 NOVEMBER 2017
N JENIS KASUS PERSIAPAN & SCANNING ILUSTRASI HASIL PARAF
O PEMERIKSAAN POSITIONING PASIEN PARAMETE CI
R
36. CT SCAN BRAIN Hipertensi, Persiapan Pasien : kV - Tidak tampak perdarahan
Cidera - Mencocokkan identitas  120 intracerebral maupun
Kepala pasien mA intracranial
 133 - Tidak mencurigakan lesi
- Menginstruksikan pasien
Slice infark maupun SOL
untuk melepas aksesoris dan - Cephal hematoma parietal
Thickness
benda logam (anting, jepit kanan posterior
 1.25
rambut, peniti jilbab, mm - Tidak tampak fraktur
kalung, dll) Interval cranium
Posisi Pasien :  1.25
- Pasien supine diatas Time
pemeriksaan dengan posisi  15.0
head first Gantry tilt
- Meletakkan kedua tangan  0.0
disamping tubuh pasien dan SFOV
kedua kaki lurus  Head
DFOV
- Mengatur MSP kepala
 19.3
pasien sejajar dengan lampu cm
indikator longitudinal dan Matrix
mengatur lampu indikator  512
horizontal sejajar dengan Recon
MAE Option :
- Mengatur batas bawah pada
symphisis mandibula dan Plus E
100/40 SS40
batas atas pada vertex
WW
- Mengatur CP pada glabella
- Mengatur posisi meja  100
pemeriksaan WL
- Pasang head straps untuk  40
imobilisasi pasien agar
kepala tidak bergerak
sehingga dapat mengurangi
pergerakan pasien yang
menimbulkan terjadinya
artefak dan pengulangan
pemeriksaan
- Membuat scanogram AP
dan lateral
- Melakukan scanning mulai
dari vertex hingga palatum
- Melakukan reformating
axial dan filming
37. CT SCAN SPN Sinusitis Persiapan Pasien : kV - Penebalan mukosa sinus
Kronis - Mencocokkan identitas  120 ethmoidalis dan maksilaris,
pasien mA suspek sinusitis
 117 - Osteomeatal kompleks
- Menginstruksikan pasien
Slice kanan kiri sedikit
untuk melepas aksesoris dan berselubung
Thickness
benda logam (anting, jepit - Sinus maksilaris kanan, lesi
 1.25
rambut, peniti jilbab, mm hipodens cair kental padat
kalung, dll) Interval (35-50 HU) berbentuk
Posisi Pasien :  1.25 kubah di anterior basal
- Pasien supine diatas sinus kanan (1,1x1,6x1cm),
Time
suspek mucocele dd/polip
pemeriksaan dengan posisi  10.9
- Kavum nasi, lesi cair
head first Gantry tilt kental-padat (35-50 HU)
- Meletakkan kedua tangan  0.0 berbentuk kubah di dinding
disamping tubuh pasien dan SFOV lateral cavum nasi kanan
 Head (1,8x0,75x1cm) dan kiri
kedua kaki lurus
DFOV (1,3x0,9x0,9 cm) suspek
- Mengatur MSP kepala mucocele dd/polip
 16.3
pasien sejajar dengan lampu - Concha nasalis inferior
cm
indikator longitudinal dan kanan dan kiri tidak
Matrix
mengatur lampu indikator  512 tervisualisasi (riwayat
horizontal sejajar dengan operasi?), concha bullosa
Recon
MAE kanan dan kiri
Option :
- Mengatur batas bawah pada
symphisis mandibula dan Plus E
batas atas pada vertex 350/30 SS30
WW
- Mengatur posisi meja
 1500
pemeriksaan
WL
- Pasang head straps untuk  115
imobilisasi pasien agar
kepala tidak bergerak
sehingga dapat mengurangi
pergerakan pasien yang
menimbulkan terjadinya
artefak dan pengulangan
pemeriksaan
- Membuat scanogram AP
dan lateral
- Melakukan scanning mulai
dari sinus maxilla sampai
sinus frontalis
- Melakukan reformating
coronal dan filming
38. CT SCAN LBP Persiapan pasien kV - Vertebra lumbal intak, spur
LUMBOSACARA - Tidak ada persiapan khusus  120 ringan L4-5 > tanda
L pada pemeriksaan MSCT mA spondylosis tidak menonjol
Lumbal tanpa media kontras  58 - Kedudukan lumbal melurus
yang diperlukan pada Slice rigid > spasme otot
pemeriksaan ini adalah Thickness - Tidak tampak
melepas benda-benda logam  0.625 spondylolithesis
disekitar perut yang dapat mm - Susp. Protrusio disc L5-S1,
mengganggu pemeriksaan Interval memberikan penekanan
- Menginstruksikan pasien  0.625 thecal sac
untuk mengganti baju - Penebalan ligamentum
Time
dengan baju khusus pasien flavum di lower lumbal
 19.9
Posisi pasien
Gantry tilt
- Pasien supine di atas meja
pemeriksaan dengan lumbal  0.0
masuk gantry CT Scan (feet SFOV
first)  Large
- Posisikan hingga lumbal Body
pasien simetris dan sejajar DFOV
dengan MCP dan MSP  17.4
(sejajar dengan red croos cm
line lamp pada gantry) Matrix
- Lakukan pengambilan  512
scanogram dengan batas atas Recon
SIAS dan batas bawah Option :
sacrum
Plus E
2000/350
SS40
WW
 2000
WL
 350
39. CT SCAN BRAIN Trauma Persiapan Pasien : kV - Tidak tampak fraktur tulang
Kapitis - Mencocokkan identitas  120 kepala
pasien mA - Tidak tampak
 109 EDH/SDH/SAH maupun
- Menginstruksikan pasien
Slice perdarahan
untuk melepas aksesoris dan intracerebral/edema serebri
Thickness
benda logam disekitar - Sinusitis kronis ethmoidalis
 1.25
kepala mm & maxilaris bilateral
Posisi Pasien : Interval
- Pasien supine diatas  1.25
pemeriksaan dengan posisi Time
head first  15.2
- Meletakkan kedua tangan Gantry tilt
disamping tubuh pasien dan  0.0
kedua kaki lurus SFOV
- Mengatur MSP kepala  Head
DFOV
pasien sejajar dengan lampu
 22.1
indikator longitudinal dan cm
mengatur lampu indikator Matrix
horizontal sejajar dengan  512
MAE Recon
- Mengatur batas bawah pada Option :
symphisis mandibula dan
batas atas pada vertex Plus E
- Mengatur CP pada glabella 100/40 SS40
- Mengatur posisi meja WW
pemeriksaan  100
- Pasang head straps untuk WL
imobilisasi pasien agar  40
kepala tidak bergerak
sehingga dapat mengurangi
pergerakan pasien yang
menimbulkan terjadinya
artefak dan pengulangan
pemeriksaan
- Membuat scanogram AP
dan lateral
- Melakukan scanning mulai
dari vertex hingga palatum
- Melakukan reformating
axial dan filming

PROGRAM STUDI D-IV TEKNIK RADIOLOGI FORM 11


POLITEKNIK KESEHATAN SEMARANG
JURUSAN TEKNIK RADIODIAGNOSTIK DAN RADIOTERAPI

REFLEKTIF JURNAL
TEMPAT PRAKTIK : RS PREMIER BINTARO HARI/ TANGGAL: RABU/ 8 NOVEMBER 2017
N JENIS KASUS PERSIAPAN & SCANNING ILUSTRASI HASIL PARAF
O PEMERIKSAAN POSITIONING PASIEN PARAMETER CI
40. CT SCAN SPN Susp. Persiapan Pasien : kV - Sinusitis ethmoid bilateral,
Pansinusitis - Mencocokkan identitas  120 maxilaris kiri, osteomeatal
pasien mA kompleks kiri tertutup tipis
 117 hipertropi conchae
- Menginstruksikan pasien
Slice - Mukosa nasopharynx kanan
untuk melepas aksesoris kanan tebal di banding kiri,
Thickness
dan benda logam (anting, post kontras penyangatan
 1.25
jepit rambut, peniti jilbab, mm kanan/kiri relatif sama
kalung, dll) Interval - Normal variant atau penebalan
Posisi Pasien :  1.25 patologis ?
- Pasien supine diatas Time
pemeriksaan dengan posisi  18.7
head first Gantry tilt
- Meletakkan kedua tangan  0.0
disamping tubuh pasien SFOV
dan kedua kaki lurus  Head
DFOV
- Mengatur MSP kepala
 23 cm
pasien sejajar dengan
Matrix
lampu indikator  512
longitudinal dan mengatur Recon
lampu indikator horizontal Option :
sejajar dengan MAE
- Mengatur batas bawah Plus E
pada symphisis mandibula 100/40 SS40
dan batas atas pada vertex WW
 1500
- Mengatur posisi meja
WL
pemeriksaan  -115
- Pasang head straps untuk
imobilisasi pasien agar
kepala tidak bergerak
sehingga dapat mengurangi
pergerakan pasien yang
menimbulkan terjadinya
artefak dan pengulangan
pemeriksaan
- Membuat scanogram AP
dan lateral
- Melakukan scanning mulai
dari sinus maxilla sampai
sinus frontalis
- Melakukan reformating
coronal dan filming
41. CT SCAN Susp. Persiapan Pasien : kV - Canalis auditorius bilateral
MASTOID Meningitis, - Pasien puasa 5-6 jam  120 normal, tidak tampak
KONTRAS DD/ Abses sebelum pemeriksaan mA stenosis/agenesis/massa
Cerebri  120 intraluminer
- Mempersiapan alat dan
Slice - Tulang-tulang pendengaran
bahan yang dibutuhkan posisi baik
Thickness
(Syringe, injector, - Cochlea bilateral simetris,
 5 mm
conector, media kontras 50 tidak tampak kelainan
Interval
ml, Ringer Laktat 20 ml,  0.0 - Mastoid air cell kanan kiri
abocath 20 G, plester, spuit berkembang baik, tampak
Time
dan needle 1 ml untuk skin kesuraman pada kedua
 0.5
mastoid terutama kiri post
test dan turniket) Gantry tilt
kontras menyengat fisiologis
- Mencocokkan identitas  0.0 - Mastoididtis bilateral terutama
pasien SFOV kiri
- Melakukan inform consent  Head
terhadap pasien atau DFOV
keluarga pasien untuk  21.5
cm
mengetahui riwayat pasien
Matrix
dan resiko alergi
 512
- Menginstruksikan pasien Recon
untuk melepas aksesoris Option :
dan benda logam di area
kepala (anting, jepit Full 300/30
rambut, peniti jilbab, none
kalung, dll) WW
- Menyertakan hasil  100
WL
pemeriksaan fungsi ginjal
 40
terbaru (ureum dan
creatinin)

Posisi Pasien :
- Pasien supine diatas
pemeriksaan dengan posisi
head first
- Meletakkan kedua tangan
disamping tubuh pasien
dan kedua kaki lurus
- Mengatur MSP kepala
pasien sejajar dengan
lampu indikator
longitudinal dan mengatur
lampu indikator horizontal
sejajar dengan MAE
- Mengatur batas bawah
pada mandibula dan batas
atas pada vertex
- Mengatur posisi meja
pemeriksaan
- Pasang head straps untuk
imobilisasi pasien agar
kepala tidak bergerak
sehingga dapat mengurangi
pergerakan pasien yang
menimbulkan terjadinya
artefak dan pengulangan
pemeriksaan
- Membuat scanogram AP
dan lateral
- Melakukan scanning pre
kontras mulai dari angulus
mandibular sampai basis
cranii
- Melakukan penyuntikan
media kontras 50 mL
menggunakan injector.
- Melakukan scanning post
kontras mulai dari vertex
hingga palatum dengan
posisi sama dengan pre
kontras
- Melakukan reformating
potongan axial, coronal
pre dan post kontras
kemudian filming
42. CT SCAN Cedera Persiapan Pasien : kV - CT Scan kepala saat ini tak
BRAIN Kepala - Mencocokkan identitas  120 tampak EDH/SDH/contusio
pasien mA cerebri infark lakunar caput
 133 mucleus caudatus kiri dilatasi
- Menginstruksikan pasien
Slice ventrikel dengan tanda atropi
untuk melepas aksesoris cerebri
Thickness
dan benda logam (anting, - Tidak tampak perdarahan
 1.25
jepit rambut, peniti jilbab, mm /infark/SOL intraserebral
kalung, dll) Interval maupun edema serebri
Posisi Pasien :  1.25 - Batang otak, pons dan
- Pasien supine diatas cerebellum baik
Time
- Tidak tampak fraktur tulang
pemeriksaan dengan  15.2
kepala
posisi head first Gantry tilt
- Tidak tampak EDH/SDH/SAH
- Meletakkan kedua tangan  0.0 maupun perdarahan
disamping tubuh pasien SFOV intraserebral/edema serebri
dan kedua kaki lurus  Head
DFOV
- Mengatur MSP kepala
 22.1
pasien sejajar dengan cm
lampu indikator Matrix
longitudinal dan  512
mengatur lampu indikator Recon
horizontal sejajar dengan Option :
MAE
Plus E
- Mengatur batas bawah 100/40 SS40
pada symphisis WW
mandibula dan batas atas  100
pada vertex WL
- Mengatur CP pada  40
glabella
- Mengatur posisi meja
pemeriksaan
- Pasang head straps untuk
imobilisasi pasien agar
kepala tidak bergerak
sehingga dapat
mengurangi pergerakan
pasien yang
menimbulkan terjadinya
artefak dan pengulangan
pemeriksaan
- Membuat scanogram AP
dan lateral
- Melakukan scanning
mulai dari vertex hingga
palatum
- Melakukan reformating
axial dan filming

PROGRAM STUDI D-IV TEKNIK RADIOLOGI FORM 11


POLITEKNIK KESEHATAN SEMARANG
JURUSAN TEKNIK RADIODIAGNOSTIK DAN RADIOTERAPI

REFLEKTIF JURNAL
TEMPAT PRAKTIK : RS PREMIER BINTARO HARI/ TANGGAL: KAMIS/ 9 NOVEMBER 2017
N JENIS KASUS PERSIAPAN & SCANNING ILUSTRASI HASIL PARAF
O PEMERIKSAAN POSITIONING PASIEN PARAMETER CI
43. CT SCAN Abses Hepar Persiapan pasien kV - Lesi hipodens yang
WHOLE - Puasa 4 jam sebelum  120 menyangat inhomogen pada
ABDOMEN pemeriksaan mA lobus kanan hepar segmen 7
KONTRAS  80 dengan mempertimbangkan
- Diet rendah serat 1 hari
Slice USG abdomen tanggal
sebelum pemeriksaan dan 13/10/2017 ukuran
Thickness
menggunakan pencahar mengecil mencurigakan
 10
- Mempersiapan alat dan mm abses dalam perbaikan /
bahan yang dibutuhkan Interval penyembuhan
(Syringe, injector, conector,  10 - Kista <1 cm pada lobus
media kontras 80 cc, NaCl mm kanan segmen 6
- Organ intrabdominal lain
20 cc, abocath 20 G, Time
dalam batas normal
plester, spuit dan needle 1  7.6
cc untuk skin test dan Gantry tilt
turniket)  0.0
SFOV
- Mencocokkan identitas
 Large
pasien
body
- Mengintruksikan pasien DFOV
untuk melepas aksesoris  36 cm
dan benda logam di area Matrix
abdomen seperti sabuk,  512
korset, peniti, celana Recon
dengan resleting Option :
- Mengintruksikan pasien
Plus 400/40
untuk ganti baju pasien
SS30
- Menyertakan hasil WW
pemeriksaan fungsi ginjal  400
terbaru (ureum dan WL
creatinin)  40
Posisi pasien
- Pasien supine diatas meja
pemeriksaan dengan posisi
feet first
- Posisikan tangan pasien
diatas kepala dan kedua
kaki pasien lurus
- Mengatur posisi meja
pemeriksaan
- Atur MSP berada sejajar
dengan indikator lampu
horizontal dan indikator
longitudinal pada axilary
plane
- Batas atas pada processus
xypoideus dan batas bawah
pada sympisis pubis
- Membuat scanogram AP
dan lateral
- Melakukan scanning
dimulai dari superior hepar
hingga sympisis pubis
- Melakukan injeksi media
kontras sebanyak 80 mL
dengan flow rate 2,5 mL/s
diikuti dengan cairan saline
flush NaCl 20 mL dengan
flow rate 2,5 mL/s
- Scanning fase arteri dimulai
12 detik setelah injeksi
media kontras
- Scanning fase vena dimulai
60 detik setelah injeksi
media kontras
- Melakukan scanning post
kontras dari superior hepar
hingga sympisis pubis
dengan posisi sama dengan
scanning pre kontras
- Setelah fase vena dilakukan
fase delay dimulai dari
superior hepar hingga crista
illiaca untuk kelainan pada
abdomen atas (hepas, ginjal,
dll) dan dimulai dari crista
illiaca hingga sympisis
pubis untuk kelainan pada
area abdomen bawah
(ovarium, rectum, dll).
Scanning fase delay dimulai
3 menit setelah injeksi
media kontras
- Melakukan reformating
axial pre dan post kontras,
coronal dan sagital post
kontras kemudian filming
44. CT SCAN Pneumonia Persiapan pasien : kV - Lesi pada segmen 10 paru
THORAX Lobaris dd/ - Pasien puasa 4 jam sebelum  120 kanan, menyangat pasca
KONTRAS massa paru pemeriksaan mA pemberian kontras,
 99 mencurigan gambaran
- Mempersiapan alat dan
Slice massa
bahan yang dibutuhkan - Penebalan irreguler dinding
Thickness
(Syringe, injector, conector, lateral aorta thoracalis,
 5 mm
media kontras 70 cc, Ringer masih mungkin ec
Interval
Laktat 20 cc, abocath 20 G,  5 peradangan
plester, spuit dan needle 1 - Limfadenopati di
Time
cc untuk skin test dan ligamentum arteriosum
 4.1
- Kardiomegali
turniket) Gantry tilt
- Kista multiple pada ginjal
- Mencocokkan identitas  0.0 bilateral dan hepar
pasien SFOV - Spondylosis thoracalis
- Melakukan inform consent  Large - Indentasi end plate superior
terhadap pasien atau body Th12, susp. ec Schmorl’s
DFOV Node
keluarga pasien untuk
 33.9
mengetahui riwayat pasien cm
dan resiko alergi Matrix
- Menginstruksikan pasien  512
untuk melepas aksesoris Recon
dan benda logam di area Option :
thorax dan ganti baju pasien
- Menyertakan hasil Plus 350/40
pemeriksaan fungsi ginjal SS30
terbaru (ureum dan WW
 350
creatinin)
WL
Posisi pasien
 40
- Pasien supine diatas meja
pemeriksaan dengan posisi
feet first
- Posisikan kedua tangan
pasien berada diatas kepala
- Atur lampu indikator
horizontal sejajar dengan
MSP tubuh dan lampu
indikator longitudinal
sejajar dengan axilary plane
- Batas atas scanning pada
nasion dan batas bawah
setinggi suprarenal
- Pasang body straps untuk
imobilisasi
- Membuat scanogram AP
dan lateral
- Melakukan scanning pre
kontras dimulai dari apex
paru-paru hingga suprarenal
- Melakukan injeksi media
kontras sebanyak 70 mL
dan flow rate 2,5 mL/s
diikuti dengan cairan saline
flush Ringer Laktat 20 mL
dengan flow rate 2,5 mL/s
- Melakukan scanning post
kontras 55 detik setelah
injeksi media kontras
dengan protokol yang telah
ditentukan dengan fase
antara late artery dan early
vena

45. CT SCAN BRAIN Obs Cephalgia Persiapan Pasien : kV - CT Scan saat ini tidak
- Mencocokkan identitas  120 tampak
pasien mA perdarahan/infark/SOL
 170 intracerebral/pons/cerebellu
- Menginstruksikan pasien
Slice m sinusitis maxillaris dan
untuk melepas aksesoris ethmoid bilateral
Thickness
dan benda logam (anting, - Kista retensi dalam sinus
 1.25
jepit rambut, peniti jilbab, mm maxillaris kiri, penebalan
kalung, dll) Interval mukosa maxillaris kanan
 1.25 - Penebalan mukosa sthmoid
terutama kiri
Time
- Kalsifikasi fisiologis pineal
 17
body dan pleksus
Posisi Pasien : Gantry tilt
choroideus
- Pasien supine diatas  0.0
pemeriksaan dengan posisi SFOV
 Head
head first DFOV
- Meletakkan kedua tangan  25.8
disamping tubuh pasien dan cm
kedua kaki lurus Matrix
- Mengatur MSP kepala  512
Recon
pasien sejajar dengan lampu
Option :
indikator longitudinal dan
mengatur lampu indikator Plus E
horizontal sejajar dengan 100/40 SS40
MAE WW
- Mengatur batas bawah pada  100
symphisis mandibula dan WL
batas atas pada vertex  40
- Mengatur CP pada glabella
- Mengatur posisi meja
pemeriksaan
- Pasang head straps untuk
imobilisasi pasien agar
kepala tidak bergerak
sehingga dapat mengurangi
pergerakan pasien yang
menimbulkan terjadinya
artefak dan pengulangan
pemeriksaan
- Membuat scanogram AP
dan lateral
- Melakukan scanning mulai
dari vertex hingga palatum
- Melakukan reformating
axial dan filming
46. CT SCAN HNP L4-5 Persiapan pasien kV - Spondyloarthrosis L4
LUMBOSACRAL - Tidak ada persiapan khusus  120 dengan penyempitan diskus
pada pemeriksaan MSCT mA & canalis spinalis L4-5
 79 - Protrusio diskus L4-5
Lumbal tanpa media
Slice - Celah diskus
kontras yang diperlukan intervertebralis L4-5 sedikit
Thickness
pada pemeriksaan ini adalah menyempit
 1.25
melepas benda-benda mm - Tampak penonjolan diskus
logam disekitar perut yang Interval intervertebralis L4-5 ke
dapat mengganggu  1.25 posterior sentral yang
pemeriksaan menekan thecal sac
Time
setempat
- Menginstruksikan pasien  22.8
- Pada korpus VL4 sisi
untuk mengganti baju Gantry tilt
posterior tampak lesi
dengan baju khusus pasien  0.0 hipodens berukuran
SFOV 1,97x1,2 cm & osteofit
Posisi pasien  Large yang menonjol ke kanalis
body spinalis & menekan thecal
- Pasien supine di atas meja
DFOV sac stempat &
pemeriksaan dengan lumbal  28.9 menyebabkan penyempitan
masuk gantry CT Scan (feet Matrix kanalis spinalis setinggi L4-
first)  512 5
- Posisikan hingga lumbal Recon
pasien simetris dan sejajar Option :
dengan MCP dan MSP
(sejajar dengan red croos Plus E
2000/350
line lamp pada gantry)
SS30
- Lakukan pengambilan WW
scanogram dengan batas  2000
atas SIAS dan batas bawah WL
sacrum  350

PROGRAM STUDI D-IV TEKNIK RADIOLOGI FORM 11


POLITEKNIK KESEHATAN SEMARANG
JURUSAN TEKNIK RADIODIAGNOSTIK DAN RADIOTERAPI
REFLEKTIF JURNAL
TEMPAT PRAKTIK : RS PREMIER BINTARO HARI/ TANGGAL: JUMAT/ 10 NOVEMBER 2017
N JENIS KASUS PERSIAPAN & SCANNING ILUSTRASI HASIL PARAF
O PEMERIKSAAN POSITIONING PASIEN PARAMETE CI
R
47. CT SCAN Scleroderma Persiapan pasien : kV - Jantung CTR 54%, elongatio
THORAX - Mencocokkan identitas  120 aorta
pasien mA - Kardiomegali ringan dengan
 99 elongatio aorta sesuai HHD
- Menginstruksikan pasien
Slice - Proses peradangan /
untuk melepas aksesoris bronkopneumonia segmental
Thickness
dan benda logam di area pada segmen 10 paru kanan
 5 mm
thorax dan ganti baju pasien
Interval
Posisi pasien  5
- Pasien supine diatas meja Time
pemeriksaan dengan posisi  6
feet first Gantry tilt
- Posisikan kedua tangan  0.0
pasien berada diatas kepala SFOV
- Atur lampu indikator  Large
horizontal sejajar dengan body
DFOV
MSP tubuh dan lampu
 26.3
indikator longitudinal cm
sejajar dengan axilary plane Matrix
- Batas atas scanning pada 5  512
cm diatas bahu dan batas Recon
bawah setinggi suprarenal Option :
- CP pada xypoid
- Pasang body straps untuk Plus 350/40
imobilisasi SS30
- Membuat scanogram AP WW
dan lateral  350
WL
 40
48. CT SCAN Cephalgia Persiapan Pasien : kV - Densitas mencembung susp.
BRAIN  120 kista retensi intrasinus
- Mencocokkan identitas
mA maxilaris kiri, min. densitas
pasien  155 ethmoid bilateral dengan
Slice penebalan mukosa maxillaris
- Menginstruksikan pasien
Thickness & ethmoid bilateral. Septum
untuk melepas aksesoris  1.25 nasi deviasi ke kanan
mm - Tidak tampak perdarahan /
dan benda logam (anting,
Interval infark / SOL intracerebral
jepit rambut, peniti jilbab,  1.25 - Tidak tampak pelebaran
abnormalitas sistem ventrikel
kalung, dll) Time
- Sinusitis
 20.4
- Menyertakan hasil
Gantry tilt
pemeriksaan fungsi ginjal  0.0
terbaru (ureum dan SFOV
 Head
creatinin) DFOV
 23 cm
Matrix
 512
Recon
Option :
Posisi Pasien :
- Pasien supine diatas Plus E
pemeriksaan dengan posisi 100/40 SS40
head first WW
 100
- Meletakkan kedua tangan WL
disamping tubuh pasien dan  40

kedua kaki lurus


- Mengatur MSP kepala
pasien sejajar dengan lampu
indikator longitudinal dan
mengatur lampu indikator
horizontal sejajar dengan
MAE
- Mengatur batas bawah pada
symphisis mandibula dan
batas atas pada vertex
- Mengatur posisi meja
pemeriksaan
- Pasang head straps untuk
imobilisasi pasien agar
kepala tidak bergerak
sehingga dapat mengurangi
pergerakan pasien yang
menimbulkan terjadinya
artefak dan pengulangan
pemeriksaan
- Membuat scanogram AP
dan lateral
- Melakukan scanning mulai
dari vertex hingga palatum
- Melakukan reformating
axial dan filming

PROGRAM STUDI D-IV TEKNIK RADIOLOGI FORM 11


POLITEKNIK KESEHATAN SEMARANG
JURUSAN TEKNIK RADIODIAGNOSTIK DAN RADIOTERAPI

REFLEKTIF JURNAL
TEMPAT PRAKTIK : RS PREMIER BINTARO HARI/ TANGGAL: SENIN/ 13 NOVEMBER 2017
N JENIS KASUS PERSIAPAN & SCANNING ILUSTRASI HASIL PARAF
O PEMERIKSAAN POSITIONING PASIEN PARAMETE CI
R
49. CT SCAN KNEE Fraktur Tibial Persiapan pasien kV - Fraktur tibia proximal
JOINT DEXTRA Plateu - Tidak ada persiapan khusus  120 dengan kedudukan fragmen
untuk pemeriksaan CT Scan mA “displace” : multiple fragmen
knee joint dextra non  120 fraktur dan avulsi,
kontras Slice melibatkan permukaan
- Melepaskan benda-benda Thickness articular tibial plateau,
logam yang ada pada  0.625 permukaan lateral & medial,
daerah knee dextra mm anterior & posterior tibia
- Pastikan alat CT Scan siap Interval proximal
digunakan  0.625 - Edema jaringan lunak regio
- Gunakan softbag di bawah genu-proximal cruris dextra
Time
knee sebagai fiksasi - Os fibula proximal kesan
 21.6
Posisi pasien intak
Gantry tilt
- Pasien diposisikan supine
feet first dan knee harus  0.0
simetris SFOV
- Mengatur landmark pada  Large
pertengahan knee/patella body
- Batas atas setinggi 10-15 DFOV
cm distal femur dan batas  15.9
bawah setinggi 10-15 cm cm
proksimal tibia fibula Matrix
- Rekontruksi 0.5-1.5 mm  512
dengan algoritma soft tissue Recon
dan bone untuk 3D Option :
- Slice thickness 3-5 mm
Plus E
bone untuk melihat 400/40 SS40
kelainan pada tulang WW
 400
WL
 40
50. CT SCAN Massa Larynx Persiapan Pasien : kV - Fossa thyroid, lesi massa
NASOPHARINX - Mencocokkan identitas  120 padat di fossa lobus kanan
pasien mA (4x3,4x4,8 cm) dan kiri
 143 (5,3x4,85x6,55 cm) dengan
- Menginstruksikan pasien
Slice hubungan terhadap struktur
untuk melepas aksesoris sekitar
Thickness
dan benda logam (anting, - Larynx, hypofaring dan
 1.25
jepit rambut, peniti jilbab, mm supraglotis terdesak dan
kalung, dll) Interval sebgaian kesan berbatas tidak
Posisi Pasien :  1.25 tegas dengan massa fossa
- Pasien supine diatas thyroid, larynx trachea kesan
Time
deviasi ke kiri
pemeriksaan dengan posisi  10.7
- Batasan dengan struktur
head first Gantry tilt
kutis-subkutis, jaringan
- Meletakkan kedua tangan  0.0 lemak dan musculus sekitar
disamping tubuh pasien dan SFOV sebagian tidak tegas
kedua kaki lurus  Head - Vaskular, pendesakan lateral
DFOV dan encasement >2/3 keliling
- Mengatur MSP kepala
 24 cm a.carotis communis dextra
pasien sejajar dengan lampu
Matrix pada level lesi, pendesakan
indikator longitudinal dan  512 medial dan encasement >1/2
mengatur lampu indikator Recon keliling a.carotis communis
horizontal sejajar dengan Option : sinistra pada level lesi, letak
MAE lesi berdekatan dengan
- Mengatur batas bawah pada Plus E subclavia kanan dan kiri serta
cervical 7 dan batas atas 300/30 SS40 proximal vertebralis kanan
pada basis cranii. WW dan kiri, berdekatan dan
- Mengatur posisi meja  300 mendesak ke lateral vena
pemeriksaan WL jugularis kanan, vena
 30 jugularis kiri kesan kecil dan
- Pasang head straps untuk
basis cranii dengan obliterasi
imobilisasi pasien agar pada level lesi, gambaran
kepala tidak bergerak kolateral sistem vena
sehingga dapat mengurangi superficial cervical ke vena
pergerakan pasien yang subclavia dan cava superior
menimbulkan terjadinya - Lesi KGB lateral cervical
artefak dan pengulangan kanan (1,6x1,3x1,9 cm) yang
menyangat kontras signifikan
pemeriksaan
serupa dengan lesi massa,
- Membuat scanogram AP suspek lesi limfadenopati
dan lateral metastasis. KGB cervical
- Melakukan scanning mulai perijugular kanan kiri (<1
basis craniisampai cervical cm), posterior cervical (<1
7 cm), submental (<1 cm), tiak
- Melakukan reformating tampak penyangatan kontras
signifikan, limfadenopati non
axial, coronal dan filming
spesifik
- Dilatasi prominen aorta
ascendens (4cm)
51. CT SCAN Nodul Persiapan pasien : kV - Pada segmen 2 paru kanan,
THORAX Hemithorax - Pasien puasa 4 jam sebelum  120 tampak nodul hiperdens
KONTRAS Kanan pemeriksaan mA dengan kalsifikasi ukuran 8,2
 100 x 6 x 7,5 mm, batas tegas,
- Mempersiapan alat dan
Slice tepi reguler
bahan yang dibutuhkan - Pasca kontras tampak
Thickness
(Syringe, injector, conector, enhancement. Tampak
 5 mm
media kontras 70 cc, Ringer penebalan pleura di dekatnya.
Interval
Laktat 20 cc, abocath 20 G,  5
plester, spuit dan needle 1 Time
cc untuk skin test dan  7
turniket) Gantry tilt
- Mencocokkan identitas  0.0
pasien dan melakukan SFOV
 Large
inform consent terhadap
body
pasien atau keluarga pasien DFOV
untuk mengetahui riwayat  33.9
pasien dan resiko alergi cm
- Menginstruksikan pasien Matrix
untuk melepas aksesoris  512
dan benda logam di area Recon
thorax dan ganti baju pasien Option :
- Menyertakan hasil
Plus 350/40
pemeriksaan fungsi ginjal SS30
terbaru (ureum dan WW
creatinin)  350
WL
 40

Posisi pasien
- Pasien supine diatas meja
pemeriksaan dengan posisi
feet first
- Posisikan kedua tangan
pasien berada diatas kepala
- Atur lampu indikator
horizontal sejajar dengan
MSP tubuh dan lampu
indikator longitudinal
sejajar dengan axilary plane
- Batas atas scanning pada
nasion dan batas bawah
setinggi suprarenal
- Membuat scanogram AP
dan lateral
- Melakukan scanning pre
kontras dimulai dari apex
paru-paru hingga suprarenal
- Melakukan injeksi media
kontras sebanyak 70 mL
dan flow rate 2,5 mL/s
diikuti dengan cairan saline
flush Ringer Laktat 20 mL
dengan flow rate 2,5 mL/s
- Melakukan scanning post
kontras 55 detik setelah
injeksi media kontras
dengan protokol yang telah
ditentukan dengan fase
antara late artery dan early
vena
- Melakukan reformating
menjadi potongan axial pre
dan post kontras, sagital
dan coronal post kontras
kemudian filming

PROGRAM STUDI D-IV TEKNIK RADIOLOGI FORM 11


POLITEKNIK KESEHATAN SEMARANG
JURUSAN TEKNIK RADIODIAGNOSTIK DAN RADIOTERAPI
REFLEKTIF JURNAL
TEMPAT PRAKTIK : RS PREMIER BINTARO HARI/ TANGGAL: SELASA/ 14 NOVEMBER 2017
N JENIS KASUS PERSIAPAN & SCANNING ILUSTRASI HASIL PARAF
O PEMERIKSAAN POSITIONING PASIEN PARAMETE CI
R
52. CT SCAN Hemiparese Persiapan Pasien : kV - SDH kronik fronto parieto
BRAIN dextra + - Mencocokkan identitas  120 oksipitalis kiri disertai edema
Disartria ec pasien mA hemiserebri ipsilateral &
susp CVD Non  163 mass effect ke kanan
- Menginstruksikan pasien
Hemorrage Slice - Atrofi hemiserebri kanan
untuk melepas aksesoris sesuai usia
Thickness
dan benda logam (anting, - Batang otak, pons &
 1.25
jepit rambut, peniti jilbab, mm cerebellum baik
kalung, dll) Interval - Sinusitis maksilaris kiri &
- Menyertakan hasil  1.25 polip sinus maksilaris kanan
pemeriksaan fungsi ginjal Time
terbaru (ureum dan  16
creatinin) Gantry tilt
Posisi Pasien :  0.0
- Pasien supine diatas SFOV
pemeriksaan dengan posisi  Head
DFOV
head first
 23 cm
- Meletakkan kedua tangan
Matrix
disamping tubuh pasien dan  512
kedua kaki lurus Recon
- Mengatur MSP kepala Option :
pasien sejajar dengan lampu
indikator longitudinal dan Plus E
mengatur lampu indikator 100/40 SS40
horizontal sejajar dengan WW
MAE  100
- Mengatur batas bawah pada WL
symphisis mandibula dan  40
batas atas pada vertex
- Mengatur posisi meja
pemeriksaan
- Pasang head straps untuk
imobilisasi pasien agar
kepala tidak bergerak
sehingga dapat mengurangi
pergerakan pasien yang
menimbulkan terjadinya
artefak dan pengulangan
pemeriksaan
- Membuat scanogram AP
dan lateral
- Melakukan scanning mulai
dari vertex hingga palatum
- Melakukan reformating
axial dan filming
53. CT SCAN Penurunan Persiapan Pasien : kV - Sulci temporal, vertex fissure
BRAIN Kesadaran - Mencocokkan identitas  120 sylvii melebar
pasien mA - Intracerebral tempak lesi
 130 hipodens kecil batas tegas
- Menginstruksikan pasien
Slice pada basal ganglia bilateral
untuk melepas aksesoris - Sistem ventrikel di tengah,
Thickness
dan benda logam (anting,  1.25 simetris kanan-kiri, agak
jepit rambut, peniti jilbab, mm melebar
kalung, dll) Interval - Kalsifikasi fisiologis pineal
 1.25 body dan plexus choroideus
- Menyertakan hasil
Time - Cranium tonjolan
pemeriksaan fungsi ginjal tulang/osteoma parietal kiri

terbaru (ureum dan 2,17x0,58x0,85 cm
Gantry tilt
creatinin) - Infark lacunar kecil basal
 0.0
Posisi Pasien : ganglia bilateral tanda awal
SFOV
- Pasien supine diatas atropi cerebri, dilatasi ringan
 Head
pemeriksaan dengan posisi ventrikel
DFOV
head first  23 cm
- Meletakkan kedua tangan Matrix
disamping tubuh pasien dan  512
kedua kaki lurus Recon
- Mengatur MSP kepala Option :
pasien sejajar dengan lampu
Plus E
indikator longitudinal dan 100/40 SS40
mengatur lampu indikator WW
horizontal sejajar dengan  100
MAE WL
- Mengatur batas bawah pada  40
symphisis mandibula dan
batas atas pada vertex
- Mengatur posisi meja
pemeriksaan
- Pasang head straps untuk
imobilisasi pasien agar
kepala tidak bergerak
sehingga dapat mengurangi
pergerakan pasien yang
menimbulkan terjadinya
artefak dan pengulangan
pemeriksaan
- Membuat scanogram AP
dan lateral
- Melakukan scanning mulai
dari vertex hingga palatum
- Melakukan reformating
axial dan filming
54. CT SCAN Persiapan pasien : kV - Masaa fatty mixed tissue
THORAX  120 pada mediastinum superior
- Pasien puasa 4 jam sebelum
KONTRAS mA anterior berukuran
pemeriksaan  101 5.8x4.3x4.7 cm, berdinding
Slice tebal yang menyangat pada
- Mempersiapan alat dan
Thickness post kontras DD/ dermoid
bahan yang dibutuhkan  5 mm cyst, lympoma, thymic
Interval lipoma, lesi lainnya
(Syringe, injector, conector,
 5 - COR normal
media kontras 70 cc, Ringer - Pulmo, tidak tampak kelainan
Time
- Tidak tampak pembesaran
Laktat 20 cc, abocath 20 G,  4.1
KGB intrathoracal
Gantry tilt
plester, spuit dan needle 1
 0.0
cc untuk skin test dan SFOV
turniket)  Large
body
- Mencocokkan identitas DFOV
pasien  28.7
- Melakukan inform consent cm
Matrix
terhadap pasien atau  512
keluarga pasien untuk Recon
Option :
mengetahui riwayat pasien
dan resiko alergi Plus 350/40
SS30
- Menginstruksikan pasien WW
untuk melepas aksesoris  350
WL
dan benda logam di area  40
thorax dan ganti baju pasien
- Menyertakan hasil
pemeriksaan fungsi ginjal
terbaru (ureum dan
creatinin)
Posisi pasien
- Pasien supine diatas meja
pemeriksaan dengan posisi
feet first
- Posisikan kedua tangan
pasien berada diatas kepala
- Atur lampu indikator
horizontal sejajar dengan
MSP tubuh dan lampu
indikator longitudinal
sejajar dengan axilary plane
- Batas atas scanning pada
nasion dan batas bawah
setinggi suprarenal
- Pasang body straps untuk
imobilisasi
- Membuat scanogram AP
dan lateral
- Melakukan scanning pre
kontras dimulai dari apex
paru-paru hingga suprarenal
- Melakukan injeksi media
kontras sebanyak 70 mL
dan flow rate 2,5 mL/s
diikuti dengan cairan saline
flush Ringer Laktat 20 mL
dengan flow rate 2,5 mL/s
- Melakukan scanning post
kontras 55 detik setelah
injeksi media kontras
dengan protokol yang telah
ditentukan dengan fase
antara late artery dan early
vena
- Melakukan reformating
menjadi potongan axial pre
dan post kontras, sagital
dan coronal post kontras
kemudian filming

Anda mungkin juga menyukai