Anda di halaman 1dari 60

TEKNIK RADIOGRAFI SKULL (CRANIUM)

Oleh: Anak Agung Aris Diartama, S.ST, M.Tr. Rad


DEFINISI

• Ilmu yang mempelajari prosedur atau tatacara


pemeriksaan radiografi kepala dengan menggunakan
sinar-X untuk menegakkan diagnosa
Tulang Tengkorak

• Tulang tengkorak terdiri dari kubah (calvaria) dan


basis cranii serta facial
TULANG CALVARIA TULANG FACIAL

A. Tulang Tunggal A. Tulang Tunggal


• Os. Frontal • Os. Mandibula
• Os. Ethmoid • Os. Vomer
• Os Sphenoid B. Tulang Berpasangan
• Os Occipital
• Ossa Maxilla
B. Tulang Berpasangan
• Ossa Zigomatikum
• Ossa Temporal
• Ossa Parietal • Ossa Lakrimal
• Ossa Maleus • Ossa Konka Nasal Inf.
• Ossa Inkus Tulang • Ossa Nasal
Telinga
• Ossa Stapes • Ossa Palatum
ANATOMI
SKULL
SKULL MORPHOLOGY

• Mesocephalic (standar)
• Brachycephalic (lebar)
• Dolichocephalic (lonjong)
LANDMARK
• Outer canthus of the eye:
Titik tempat kelopak mata atas dan bawah bertemu disisi lateral .
• Infra-orbital margin/point:
lingkaran orbita bagian inferior, dengan titik yang terletak disisi terbawah
• Nasion:
• titik pertemuan antara tulang nasal dan frontal
• Glabella:
tulang prominence yang terletak di tulang frontal tepatnya di superior os nasion.
• Vertex:
titik teratas pada skull tepatnya di MSP
• External occipital protuberance (inion):
tulang prominence di os occipital biasanya berada di MSP
• External auditory meatus:
lubang ke saluran pendengaran bagian luar
Landmarks
Landmarks
LINES

• Inter-orbital (inter-pupillary) line:


menghubungkan kedua orbita atau titik tengah pupil saat
mata tepat melihat kedepan
• Infra-orbital line:
menghubungkan kedua titik infraorbital.
• Anthropological baseline:
garis yang melalui infra-orbital point ke bagian atas external
auditory meatus (disebut juga Frankfurter line).
• Orbito-meatal base line (radiographic baseline):
garis yang menghubungkan outer canthus of eye ke
pertengahan external auditory meatus. Garis ini membentuk
sudut kurang lebih 10 derajat ke anthropological baseline.
Positioning Lines
BIDANG (PLANES)

• Median sagittal plane:


Bidang yang membagi skull mejnadi 2 bagian yaitu kanan dan kiri
sama besar. Landmarks bidang ini adalah nasion di bagian anterior
dan external occipital protuberance (inion) bagian posterior
• Coronal planes:
Bidang yang memotong median sagittal plane dan membagi kepala
menjadi bagian anterior dan posterior.
• Anthropological plane:
Bidang horisontal yang menghubungkan anthropological baselines
dan infra-orbital line. Pararel dengan bidang axial
• Auricular plane:
Tegak lurus bidang anthropological. Melalui kedua external auditory
meatuses. Merupakan contoh coronal plane.
Major body planes used in Skull radiography

Anthropological
Median Sagital Auricular
Indikasi
• Fraktur
• Gunshot wounds (luka tembak)
• Neoplasms
• Multiple myeloma
• Pituitary adenomas
• Paget’s disease (tulang rapuh)
PERSIAPAN
Persiapan Pasien
• Tidak ada persiapan khusus, hanya melepaskan benda logam
(radiopaque) dari objek yang akan diperiksa (Kepala)
contohnya anting, kacamata, ikat rambut, dll
• Jika fokus pemeriksaan adalah daerah mulut, maka gigi palsu
yang berisi metal harus dilepas,
• Pasien harus diinformasikan dengan benar tentang tujuan dan
prosedur pemeriksaan.
Persiapan Alat dan Bahan
• Pesawat Sinar-X
• Kaset + Film+ Grid (24x30 cm)
• Marker R/L
• Alat Proteksi/Shielding
Alat Bantu Pemeriksaan Skull :

• Foam Pads . Jenis foam pads yang digunakan


beragam bergantung pada usia pasien.
• Pads berbentuk segitiga dengan penyudutan 45
derajat baik digunakan untuk anak-anak. Orang tua
memegang tanpa gambaran tangannya mengganggu
gambaran skull.
Contoh alat immobilisasi :
PROTEKSI RADIASI

• Hal terbaik :
• Penggunaan kolimasi yang tepat
• Minimalisasi pengulangan foto

• Proteksi lain :
• Penggunaan gonad shield
• Thyroid dan breast shield
Penyebab posisi pemeriksaan skull tidak optimal
Penyebab posisi pemeriksaan skull tidak optimal
PROYEKSI RADIOGRAFI SKULL
Menurut Bontrager, 2014 Menurut Merrils, 2010
Rutin 1. AP / AP Axial
1. AP Axial (Towne Method) 2. AP Axial (Towne M)
2. Lateral 3. Lateral
3. PA Axial (Caldwell Method)
4. PA
4. True PA
5. PA Axial (Caldwell)
Spesial
6. PA Axial (Haas)
1. Submetovertex (SMV)
2. PA Axial (Haas Method)
7. SMV
AP AXIAL (TOWNE METHOD)

Posisi Pasien:
• Supine / Duduk Tegak / Erect
Posisi Objek
• atur bagian kepala posterior menempel meja/permukaan
bucky
• fleksikan leher agar IOML atau OML tegak lurus IR
• atur MSP tegak lurus midline grid atau meja/permukaan
bucky.
Central Ray:
• 30 derajat ke caudad apabila OML tegak lurus IR
• 37 derajat ke caudad apabila IOML tegak lurus IR
Central Point:
• 1,5 inchi (4 cm) superior glabella.
FFD: 100 cm
Tahan Napas saat eksposi
AP AXIAL (TOWNE METHOD)
Struktur yang ditampakkan :
• dorsum sellae, anterior dan posterior clinoid process
(tergantung pada CR angulation), foramen magnum,
petrous ridge, dan occipital bone.
• 37 derajat : dorsum sella dan posterior clinoid
process tampak berada pada foramen magnum.
• 30 derajat : anterior clinoid tampak dengan jelas,
jauh dari kedua petrous ridge, berada diatas foramen
magnum, dorsum sellae tampak diatas foramen
magnum, superimposisi dengan occipital bone.
LATERAL
Posisi Pasien:
• Prone, atau duduk tegak, recumbent, semiprone (Sim’s) Position
Posisi Objek
• atur kepala true lateral, dengan bagian yang akan diperiksa dekat dengan
IR. Tangan yang sejajar dengan bagian yang diperiksa berada didepan
kepala, dan bagian yang lain lurus dibelakang tubuh.
• atur MSP pararel terhadap IR, pastikan tidak ada rotasi maupun tilting.
• atur interpupilary line tegak lurus IR, pastikan tidak ada tilting pada
kepala.
• atur agar IOML // dengan IR
Central Ray:
• Tegak Lurus IR
Central Point:
• 2 inchi ke superior MAE
FFD: 100 cm
Tahan Napas saat eksposi
Lateral Projection
If patient cannot sit or stand upright, what is an
alternative method for getting equally useful views?
Struktur yang ditampakkan :
• bagian yang menempel dengan film ditampakkan
dengan jelas. Sella tursika, mencakup anterior dan
posterior clinoid dan dorsum sellae ditampakkan
dengan jelas.
PA AXIAL (CALDWELL METHOD)

Posisi Pasien:
• prone atau erect position
Posisi Objek
• atur hidung dan os frontal menempel pada meja/permukaan
bucky.
• fleksikan leher agar OML tegak lurus IR
• atur MSP tegak lurus pertengahan grid atau meja/permukaan
bucky untuk menghindari rotasi atau tilting pada kepala.
Central Ray:
• 15 derajat caudad
Central Point:
• os occ. Menuju ke nasion
FFD: 100 cm
Tahan Napas saat eksposi
Catatan :
• alternatif penyudutan sinar 25- 30 derajat ke caudad
untuk dapat menunjukkan supra orbital fissure (tanda
panah hitam) dan bagian inferior orbital.
• semakin kecil penyudutan arah berkas sinar ke caudad
dan atau semakin besar sudut saat leher flexi maka
pyramida petrous akan tampak pada bagian superior
orbita.
• alternatif AP AXIAL PROJECTION : untuk pasien yang tidak
dapat diposisikan PA (pada pasien trauma), proyeksi AP
Axial dengan penyudutan 15 derajat ke cephalad dapat
dilakuka dengan OML tegak lurus IR.
STRUKTUR YANG DITAMPAKKAN :
• greater and lesser sphenoid wings, frontal bone, superior
orbital fissure, frontal dan anterioor ethmoid sinuses,
superior orbital margin, dan crista galli.
• PA dengan 25- 30 derajat caudad : tampak foramen
rotundum pada masing-masing inferior orbital rim dan
superior orbital fissure tampak dalam orbital.
• PA dengan 15 derajat caudad : pyramida petrouse
tampak dikuadran 3 orbital, superior orbital margin
tampak tidak superposisi.
TRUE PA

Posisi Pasien:
• prone atau erect position
Posisi Objek
• atur hidung dan os frontal menempel pada meja/permukaan
bucky.
• fleksikan leher agar OML tegak lurus IR
• atur MSP tegak lurus pertengahan grid atau meja/permukaan
bucky untuk menghindari rotasi atau tilting pada kepala.
Central Ray:
• Tegak lurus IR
Central Point:
• Glabella
FFD: 100 cm
Tahan Napas saat eksposi
Struktur yang ditampakkan
• Frontal bone, crista galli, internal auditory canals,
frontal dan anterior ethmoid sinuses, petrous ridges,
greater and lesser wings of sphenoid, and dorsum
sellae
AP/ AP AXIAL

Posisi Pasien:
• Supine / duduk tegak / erect
Posisi Objek
• atur bagian belakang kepala (oksipital) menempel IR
• fleksikan leher agar OML tegak lurus IR
• atur MSP tegak lurus pertengahan grid atau meja/permukaan
bucky untuk menghindari rotasi atau tilting pada kepala.
Central Ray:
• Tegak lurus IR (AP)
• 10-15 derajat chepalad (AP Axial)
Central Point:
• Glabella
FFD: 100 cm
Tahan Napas saat eksposi
• Struktur yang ditampakkan
• Proyeksi AP menampilkan kriteria anatomi yang
sama dengan proyeksi PA, namun orbita mengalami
magnifikasi (membesar) karena adanya jarak OID
serta menampakkan Petrous pyramids berada
(mengisi) tulang orbita
• Proyeksi AP Axial menampakkan Petrous pyramids
berada dibawah quadran ke-3 tulang orbita
SUBMENTOVERTEX (SMV)

• Penting :
harus diketahui adanya indikasi fracture pada tulang-
tulang cervical atau subluxsasi pada pasien dengan
kasus trauma sebelum pemeriksaan ini dilakukan.
• Klinis :
kelainan patologi tulang pada daerah basal (inner
temporal bone structure), basal skull fracture
SUBMENTOVERTEX (SMV)
Posisi Pasien:
• erect atau supine
• posisi duduk biasanya lebih nyaman untuk pasien, dimana bucky
stand vertical.
Posisi Objek
• hyperekstensikan leher hingga IOML // IR/permukaan bucky
• vertex menempel pada kaset
• atur MSP tegak lurus meja/permukaan bucky, pastikan tidak ada
rotasi ataupun tilting.
1)SUPINE : ekstensikan leher pasien dengan kepala berada ditepi meja,
ganjal kaset dan grid. Apabila hal ini tidak mungkin dilakukan, maka
ganjal tubuh pasien dengan menggunakan bantal sehingga pasien
dapat mengekstensikan leher dan vertex menyentuh permukaan meja.
2) ERECT : apabila pasien tidak dapat mengekstensikan leher secara
maksimal, maka atur kepala agar IOML tegak lurus terhadap IR. Atur
kemiringan IR sesuai dengan kemampuan ekstensi leher pasien.
• Posisi ini sangat tidak nyaman, sehingga usahakan agar
pemeriksaan dilkakukan dengan waktu sesingkat mungkin
SMV

Central Ray:
• Tegak lurus IOML
Central Point:
• 4 cm inferior sympisis mentale setinggi MAE (pada
pertengahan kedua angulus mandibula).
FFD: 100 cm
Tahan Napas saat eksposi
• Struktur yang ditampakkan :
arc zygomaticum
SMV (basal) projection
• Jika pasien tidak dapat
Posisi kepala hiperextensi, maka bucky
hyperextensi stand diposisikan tegak lurus
arah sinar
Alternate SMV Position?

 Often times,
better to omit
SMV, depending
on patient’s
condition & age
 Beam not
horizontal!
PA AXIAL (HAAS METHOD)

• Klinis :
- occipital bone, petrous pyramid, dan foramen
magnum dengan dorsum sellae serta posterior
clinoid tampak jelas.
• Pemeriksaan ini adalah pemeriksaan alternatif
apabila pasien tidak dapat memflexikan leher mereka
pada proyeksi TOWNE.
• Pemeriksaan ini menghasilkan gambaran occipital
dengan magnifikasi yang lebih besar tetapi
memberikan dosis radiasi yang lebih rendah pada
daerah facial serta kelenjar thyroid.
• hal ini tidak diajurkan saat tulang occipital menjadi
obyek utama karena magnifikasi yang lebih besar.
PA AXIAL (HAAS METHOD)
Posisi Pasien:
• prone atau erect
Posisi Objek
• atur hidung dan os frontal menempel pada permukaan meja/bucky.
• fleksikan leher. Atur OML tegak lurus terhadap IR
• atur MSP kepala tegak lurus dengan pertengahan grid.
• pastikan tidak ada rotasi/tilting (MSP tegak lurus terhadap IR)
Central Ray:
• 25 derajat cephalad
Central Point:
• sinar menuju MSP setinggi MAE (4 cm superior nasion)
FFD: 100 cm
Tahan Napas saat eksposi
Struktur Yang ditampakkan :
• occipital bone, petrous pyramid, dan foramen
magnum, dengan dorsum sellae dan posterior clinoid
tampak berada pada foramen magnum
SEKIAN
DAN TERIMAKASIH

Anda mungkin juga menyukai