Anda di halaman 1dari 10

Jurnal Litbang Vol. XIII, No.

1 Juni 2017: 60-69

MASALAH GIZI PADA IBU HAMIL

NUTRITIONAL ISSUES AMONG PREGNANT MOTHERS

Aeda Ernawati
Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Kabupaten Pati
Email: aeda.ernawati@yahoo.com

Naskah Masuk: 3 April 2017 Naskah Revisi: 13 April 2017 Naskah Diterima: 21 April 2017

ABSTRACT
Pregnant mothers need adequate nutritions for both the mother’s and fetus’ health. Malnutrition
during pregnancy tends to cause nutritional problems. However, many pregnant mothers do not
know the significant of nutritional needs during pregnancy. The purpose of this article is to discuss
nutritional problems that are likely to threat pregnant mothers. This article was a literature study.
The main data were secondary data, which were obtained from governmental documents and
previous relevant studies. Pregnant mothers are vulnerable to several nutrional problems, such as
Chronic Energy Deficiency, Anemia, and Iodine Deficiency Disorder. Those nutrional problem
during pregnancy tend to affect the quality of future generation due to slow physical growth, mental
development, and low intelligence of children.
Keywords : anemia, maternal nutrition, iodine deficiencydisorder, chronic energy deficiency

ABSTRAK
Wanita hamil memerlukan gizi yang cukup untuk kesehatan ibu dan janinnya. Jika kebutuhan gizi
ibu tidak tercukupimaka dapatberpotensi menyebabkan masalah gizi. Namun demikian, ibu hamil
seringkali tidak mengetahui adanya peningkatan kebutuhan gizi selama kehamilan. Tujuan
penulisan untuk membahas tentang masalah-masalah gizi yang rentan terjadi pada ibu hamil.
Metode yang digunakan adalah studi literatur. Data yang digunakan merupakan data sekunder
berupa laporan dari instansi pemerintah dan penelitian-penelitian terdahulu. Ibu hamil rentan
mengalami beberapa permasalahan kurang gizi. Masalah gizi yang sering terjadi pada ibu hamil
adalah Kurang Energi Kronis (KEK), Anemia, dan Gangguan Akibat Kekurangan Yodium.Masalah
gizipada ibu hamil berdampak pada kesehatan ibu dan bayinya. Bayi yang dilahirkan dapat
mengalami keterlambatan pertumbuhan fisik dan perkembangan mental serta penurunan
kecerdasan.
Kata kunci : anemia, gizi ibu hamil, gangguan akibat kekurangan yodium, kurang energi kronis

PENDAHULUAN berkualitas yang sehat, cerdas, dan


produktif (Azwar, 2004). Pembangunan
Tantangan utama dalam kesehatan periode tahun 2015-2019
pembangunan suatu bangsa adalah diprioritaskan pada empat program utama
membangun sumber daya manusia yaitu penurunan angka kematian ibu dan

60
Masalah Gizi Pada Ibu Hamil ...... Aeda E.

bayi, penurunan prevalensi balita pendek energi, protein, vitamin dan mineral
(stunting), pengendalian penyakit untuk mendukung pertumbuhan janin dan
menular, dan pengendalian penyakit proses metabolisme tubuh (Notoatmodjo,
tidak menular. Peningkatan gizi 2007). Masalah yang sering terjadi pada
masyarakat tidak hanya berperan dalam ibu hamil yaitu tidak menyadari adanya
program penurunan prevalensi balita peningkatan kebutuhan gizi selama
pendek, namun juga terkait erat dengan kehamilan(Depkes RI, 2000). Sebagai
tiga program lainnya.Hal ini terjadi akibatnya, masih ada ibu hamil yang
karena status gizi berkaitan dengan tidak melaksanakan anjuran petugas
kesehatan fisik maupun kognitif, kesehatan seperti meminum 90 tablet
mempengaruhi tinggi rendahnya risiko besi selama kehamilannya.
terhadap penyakit infeksi maupun Riskesdas(2013) menyebutkan secara
penyakit tidak menular dan berpengaruh nasional persentase ibu hamil yang
sejak awal kehidupan hingga masa usia minum Tablet Tambah Darah (TTD)
lanjut (KemenkesRI, 2016). lebih 90 tablet (90+) pada kehamilan
Masalah kematian dan kesakitan terakhir masih rendah hanya mencapai
ibu dan anak di Indonesia masih 18,0%. Berdasarkan latar belakang
merupakan masalah serius sehingga tersebut, dapat dirumuskan tujuan
pelayanan kesehatan ibu dan anak penulisan artikel ini adalah untuk
menjadi prioritas utama dalam membahas masalah-masalah gizi yang
pembangunan kesehatan di Indonesia. rentan terjadi pada ibu hamil. Artikel ini
Profil Kesehatan Indonesia tahun 2015 merupakan hasil review dari beberapa.
menunjukkan angka kematian ibu Data yang digunakan data sekunder.
sebanyak 305/100.000 kelahiran hidup,
sedangkan angka kematian bayi sebanyak PEMBAHASAN
22,3/1000 kelahiran hidup (Kemenkes
Kehamilan
RI, 2015). Tingginya angka kematian ibu
berkaitan dengan kehamilan dan Kehamilan adalah proses alamiah
persalinan. Masa kehamilan merupakan yang dialami wanita. Kehamilan
periode yang sangat menentukan kualitas merupakan suatu proses yang
sumber daya manusia di masa depan, berkesinambungan dan terdiri dari
karena tumbuh kembang anak sangat ovulasi pelepasan sel telur, migrasi
ditentukan oleh kondisinya saat masa spermatozoa dan ovum, konsepsi dan
janin dalam kandungan (Azwar, 2004). pertumbuhan zigot, nidasi (implantasi)
Ibu hamil merupakan salah satu pada uterus, pembentukan plasenta, dan
kelompok yang rentan menghadapi tumbuh kembang hasil konsepsi sampai
masalah gizi. Hal ini berhubungan aterm atau cukup bulanuntuk lahir. Masa
dengan proses pertumbuhan janin dan kehamilan berlangsung dalam waktu 280
pertumbuhan berbagai organ tubuhnya hari (40 minggu) dan terbagi dalam 3
sebagai pendukung proses kehamilannya. triwulan. Triwulan pertama dimulai dari
Ibu hamil membutuhkan tambahan hasil konsepsi sampai kehamilan usia 3

61
Jurnal Litbang Vol. XIII, No. 1 Juni 2017: 60-69

bulan. Triwulan kedua dimulai dari bulan makanan yang dimakan untuk mencukupi
ke-4 sampai 6 bulan, sedangkan triwulan kebutuhan gizi ibu hamil dan janinnya.
ketiga dimulau dari bulan ke-7 sampai 9 Selain itu, gizi juga diperlukan untuk
bulan (Manuaba, 2009). persiapan memproduksi ASI. Bila
Wanita hamil merupakan salah makanan ibu sehari-hari tidak cukup
satu kelompok yang rentan gizi. mengandung zat gizi yang dibutuhkan,
Kelompok rentan gizi adalah suatu maka janin akan mengambil persediaan
kelompok dalam masyarakat yang paling yang ada didalam tubuh ibunya, seperti
mudah menderita gangguan sel lemak sebagai sumber kalori dan zat
kesehatannya atau rentan karena besi sebagai sumber zat besi. Oleh karena
kekurangan gizi(Notoatmodjo, 2007). itu, ibu hamil harus mempunyai status
Oleh sebab itu, penting untuk gizi yang baik sebelum hamil dan
menyediakan kebutuhan gizi yang baik mengonsumsi makanan yang
selama kehamilan agar ibu hamil dapat beranekaragam baik proporsi maupun
memperoleh dan mempertahankan status jumlahnya (Kemenkes RI, 2014).
gizi yang optimal. Ibu hamil dengan Peraturan Menteri Kesehatan
status gizi yang baik dapat menjalani Republik Indonesia, Nomor 75 Tahun
kehamilan dengan aman. Ibu hamil dapat 2013 tentang Angka Kecukupan Gizi
melahirkan bayi dengan potensi fisik dan yang dianjurkan bagi Bangsa Indonesia
mental yang baik, serta memperoleh memberi panduan tentang angka
energi yang cukup untuk menyusui kebutuhan gizi berdasarkan jenis kelamin
bayinya (Arisman, 2004). dan umur. Kebutuhan zat gizi yang akan
Kebutuhan Gizi Ibu Hamil meningkat selama kehamilandiantaranya
Konsumsi makanan ibu hamil adalah kebutuhan energi. Pertambahan
harus memenuhi kebutuhan untuk dirinya kebutuhan energi utamanya terjadi pada
dan untuk pertumbuhan serta trimester II dan III. Penambahan
perkembangan janin/bayinya. Oleh konsumsi energi pada trimester II
karena itu, ibu hamil membutuhkan zat diperlukan untuk pertumbuhan jaringan
gizi yang lebih banyak dibandingkan ibu seperti penambahan volume darah,
dengan keadaan tidak hamil, dengan pertumbuhan uterus dan payudara, serta
konsumsi pangannya tetap penumpukan lemak. Adapun
beranekaragam dan seimbang dalam penambahan konsumsi energi sepanjang
jumlah dan proporsinya. Janin tumbuh trimester III digunakanuntuk
dengan mengambil zat-zat gizi dari pertumbuhan janin dan plasenta
makanan yang dikonsumsi oleh ibunya (Arisman, 2004). Angka Kecukupan Gizi
dan dari simpanan zat gizi yang berada di ibu hamil dan penambahan masing-
dalam tubuh ibunya. Selama hamil, ibu masing zat gizi di setiap trimester
harus menambah jumlah dan jenis ditunjukkan dalam Tabel 1.

62
Masalah Gizi Pada Ibu Hamil ...... Aeda E.

Tabel 1.
Angka Kecukupan Gizi (AKG) Beberapa Zat Gizi untukWanita Tidak Hamil
danTambahan Gizi yang Dibutuhkan Ketika Hamil (per orang per hari)
AKG Wanita Tidak Hamil Tambahan Gizi Ibu Hamil
Zat Gizi 19-29 Tahun 30-49 Tahun
Trimester Trimester Trimester
BB=54 kg, BB=55 kg,
1 2 3
TB=159 cm TB=159 cm
Energi (kkal) 2250 2150 + 180 + 300 + 300
Protein (g) 56 57 + 20 +20 +20
Lemak (g) 75 60 +6 +10 +10
Karbohidrat (g) 309 325 +25 +40 +40
Serat (g) 32 30 +3 +4 +4
Besi (mg) 26 26 +0 +9 + 13
Yodium (mg) 150 150 + 70 +70 + 70
Sumber: Permenkes RI, Nomor 75 Tahun 2013

Jika kebutuhan gizi ibu hamil tidak kronis pada masa anak-anak baik disertai
terpenuhi, maka dapat terjadi masalah sakit yang berulang ataupun tidak.
gizi pada ibu hamil. Masalah gizi yang Kondisi tersebut akan menyebabkan
dialami ibu hamil dapat mengganggu bentuk tubuh yang pendek (stunting) atau
kesehatan ibu dan janin, sehingga kurus (wasting) pada saat
pemenuhan gizi pada ibu hamil menjadi dewasa(Soetjiningsih, 2009). Di
penting. Indonesia, prevalensi KEK pada ibu
hamil di Indonesia sebanyak 24,20%
Masalah Gizi pada Ibu Hamil
(Riskesdas, 2013)
Saat ini masih banyak ibu hamildi Status KEK pada Wanita Usia
Indonesia yang mengalami masalah gizi Subur (WUS) ditentukan menggunakan
khususnya gizi kurang seperti Kurang Lingkar Lengan Atas atau disebut LILA.
Energi Kronik (KEK) dan anemia Supariasa, dkk.(2001) menyebutkan
(Kementerian Kesehatan, 2014). Masalah pengukuran LILA pada kelompok WUS
gizi pada ibu hamil yang lain adalah adalah salah satu cara deteksi dini yang
Gangguan Akibat Kekurangan Yodium mudahdilakukan masyarakat. WUS yang
(Almatsier, 2004). berisiko KEK di Indonesia jika hasil
a. Kekurangan Energi Kronis (KEK) pengukuran LILA kurang dari atau sama
dengan 23,5 cm. Apabila hasil
Kekurangan Energi Kronis (KEK) pengukuran lebih dari 23,5 cm
adalah keadaan dimana ibu menderita makaWUS tersebut tidak beresiko
keadaan kekurangan makanan yang menderita KEK (Supariasa, dkk., 2001).
berlangsung menahun (kronis) yang Ukuran LILA menggambarkan
mengakibatkan timbulnya gangguan keadaan konsumsi makan terutama
kesehatan pada ibu (Depkes RI, 2002). konsumsi energi dan protein dalam
KEK merupakan gambaran status gizi jangka panjang. Kekurangan energi
ibu di masa lalu yaitu kekurangan gizi secara kronis menyebabkan ibu hamil

63
Jurnal Litbang Vol. XIII, No. 1 Juni 2017: 60-69

tidak mempunyai cadangan zat gizi yang anak serta menyebabkan penurunan
adekuat untuk menyediakan kebutuhan kecerdasan (IQ) 10-13 poin(Amalia,
ibu dan janin karena ada perubahan 2011). Hasil Penelitian Nova (2011)
hormon dan meningkatnya volume darah menunjukkan anak SD dengan riwayat
untuk pertumbuhan janin. Sebagai BBLR mempunyai skor IQ yang lebih
akibatnya, suplai zat gizi pada janin rendah dibandingkan anak SD dengan
berkurang sehingga pertumbuhan dan riwayat lahir cukup.
perkembangan janin terhambat. Akibat lain dari KEK adalah
Selanjutnya akan lahir bayi dengan berat kerusakan struktur susunan syaraf pusat
yang rendah(Depkes RI, 1996). Hal terutama pada tahap pertama
tersebut dibuktikan melalui penelitian pertumbuhan otak (hiperplasia) yang
oleh Saraswati dan Sumarno (1998) di terjadi selama dalam kandungan. Masa
Kabupaten Garut, Sukabumi dan rawan pertumbuhan sel-sel saraf terjadi
Tanggerang Propinsi Jawa Barat pada trimester 3 kehamilan sampai
menunjukkan ibu hamil dengan ukuran sekitar 2 tahun setelah lahir. Kekurangan
LILA kurang dari 23 cm mempunyai gizi pada masa dini perkembangan otak
risiko 2,32 kali lebih tinggi untuk akan menghentikan sintesis protein dan
melahirkan bayi BBLR dibandingkan DNA yang dapat mengganggu
dengan ibu dengan lingkar lengan lebih pertumbuhan otak terganggu sehingga
dari 23 cm. sel-sel otak yang berukuran normal lebih
Bayi Lahir Rendah (BBLR) adalah sedikit. Dampaknya akan terlihat pada
bayi dengan berat lahir kurang dari 2500 struktur dan fungsi otak di masa
gram. Kejadian BBLR di Indonesia mendatang yang berpengaruh pada
berdasarkan hasil Riskesdas (2013) intelektual anak (Soetjiningsih, 2009).
menunjukkan persentase balita (0-59 Menurut Arisman (2007) beberapa
bulan) yang mengalami BBLR sebesar penyebab yang mempengaruhi terjadinya
10,2%. Bayi dengan BBLR mempunyai gizi kurang adalah kurangnya asupan
risiko kematian lebih tinggi dari bayi makanan dan penyakit infeksi. Ibu hamil
yang lahir normal. BBLR diperkirakan yang asupan makanannya cukup tetapi
menyebabkan kematian 20 kali menderita sakit akan mengalami gizi
dibandingkan dengan bayi yang beratnya kurang. Adapun ibu hamil yang asupan
lebih dari 2500 gram. BBLR merupakan makanannya kurang maka daya tahan
masalah kesehatan karena BBLR menjadi tubuh akan melemah dan akan mudah
salah satu penyebab utama kematian terserang penyakit. Faktor lain yang
neonatal. Depkes RI (2008) menyebutkan mempengaruhi terjadinya KEK pada ibu
sebanyak 15-20% kematian bayi di hamil adalah tingkat pendidikan yang
Indonesia disebabkan karena rendah, pengetahuan ibu tentang gizi
BBLR.Selain itu, BBLR dapat yang kurang, pendapatan keluarga yang
menurunkan kualitas generasi yang akan tidak memadahi, usia ibu yang kurang
datang karena memperlambat dari 20 tahun atau lebih dari 35
pertumbuhan dan perkembangan mental tahun,serta jarak kelahiran yang terlalu

64
Masalah Gizi Pada Ibu Hamil ...... Aeda E.

dekat.Hasil penelitian Handayani dan tidak mencukupi untuk kebutuhan


Budianingrum (2011) menunjukkan fisiologis tubuh. Wanita hamil rentan
terdapat pengaruh umur ibu, jarak mengalami anemia defisiensi besi karena
kelahiran, tingkat pendidikan dan kebutuhan oksigen pada ibu hamil lebih
pengetahuan ibu terhadap kejadian KEK tinggi sehingga memicu peningkatan
pada ibu hamil di Wilayah Puskesmas produksieritopoitin. Volume plasma
Wedi Kabupaten Klaten. Ibu hamil yang bertambah dan sel darah merah
berumur < 20 tahun atau > 35 tahun lebih meningkat. Peningkatan volume plasma
rentan menderita KEK dibandingkan ibu lebih besar dari peningkatan eritrosit
hamil yang umurnya 20-35 tahun. Ibu sehingga menyebabkan penurunan
hamil dengan jarak kelahiran < 2 tahun konsentrasi hemoglobin (Rai, dkk, 2016).
berisiko menderita KEK karena masih Anemia selama kehamilan dapat
memerlukan energi yang besar untuk berakibat fatal, memiliki efek negatif
pemulihan. Semakin baik pendidikan ibu pada kapasitas kerja, motorik dan
maka semakin baik pula pengetahuan perkembangan mental pada bayi, anak-
gizinya. Ibu dengan pengetahuan yang anak, dan remaja. Pada ibu hamil, anemia
baik kemungkinan akan memberikan gizi dapat menyebabkan berat lahir rendah,
yang memenuhi kebutuhan diri dan kelahiran prematur, keguguran, partus
janinnya. Adapun hasil penelitian lama, atonia uteri dan menyebabkan
Mahirawati (2014) di Puskesmas perdarahan serta syok (Rai, dkk,
Kamoning dan Tambelangan Kabupaten 2016).Hasil penelitian Amalia (2011) di
Sampang Jawa Timur menunjukkan RSU Dr. MM Dunda Limboto Kabupaten
sebagian ibu hamil KEK memiliki suami Gorontalo menunjukkan ibu hamil yang
dengan pendapatan rendah yaitu kurang mengalami anemia berisiko melahirkan
dari Rp. 1.120.000,- per bulan. bayi BBLR sebesar 4,643 kali
dibandingkan dengan ibu yang tidak
b. Anemia
anemia. Adapun hasil penelitian Irayani
Anemia dalam kehamilan adalah (2015) menunjukkan hubungan anemia
kondisi ibu dengan kadar hemoglobin pada kehamilan dengan kejadian
(Hb) < 11 gr% pada trimester I dan III keguguran. Ibu yang mengalami anemia
sedangkan pada trimester II kadar berisiko mengalami keguguran sebesar
hemoglobin < 10,5 gr%. Anemia selama 3,317 kali dibandingkan ibu hamil yang
kehamilan memerlukan perhatian serius tidak mengalami anemia
karena berpotensi membahayakan ibu Almatsier (2004) menyebutkan
dan anak (Manuaba, 2009). bahwa anemia gizi di Indonesia pada
Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) umumnya disebabkan anemia kurang
tahun 2013 menyebutkan anemia pada besi. Penyebab utama anemia kurang besi
kehamilan umumnya bersifat fisiologis. adalah makanan yang dikonsumsi kurang
Anemia merupakan keadaan ketika mengandung zat besi terutama dalam
jumlah sel darah merah atau konsentrasi bentuk besi-hem. Faktor sosial ekonomi
pengangkut oksigen dalam darah (Hb) berpengaruh terhadap terjadinya anemia

65
Jurnal Litbang Vol. XIII, No. 1 Juni 2017: 60-69

pada kehamilan. Hasil penelitian Rai, fungsi penting untuk kehidupan. Yodium
dkk (2016) menunjukkan pendidikan dan yang ada di kelenjar tiroid digunakan
perkerjaan ibu serta penghasilan suami untuk menyintesis hormon tiroksin,
berhubungan dengan kadar hemoglobin tetraiodotironin (T4), dan triiodotironin
ibu hamil.Berdasarkan Peraturan Menteri (T3). Hormon tersebut diperlukan untuk
Kesehatan RI No. 97 tahun 2014, upaya pertumbuhan normal, perkembangan
pemerintah untuk menanggulangi anemia fisik, dan mental manusia (Almatsier,
pada ibu hamil dilakukan melalui 2004).
pemberian tablet besi sebanyak 90 tablet. Salah satu cara untuk
mengelompokkan GAKY adalah dengan
c. Gangguan Akibat Kekurangan
pengukuran medianUrinary Iodine
Yodium (GAKI).
Excretion (UIE) atau kadar yodium
Gangguan Akibat Kekurangan dalam urin. Hampir semua zat yodium
Yodium (GAKY) adalah setiap kelainan yang masuk ke dalam tubuh melalui
yang ditemukan akibat defisiensi yodium makanan akhirnya dibuang melalui urin.
(Bachtiar, 2009). Yodium merupakan Pedoman hasil pemeriksaan UIE pada
salah satu mineral yang diperlukan tubuh ibu hamil pada Tabel 2.
dalam jumlah kecil tetapi mempunyai

Tabel 2.
Pedoman Hasil Pemeriksaan UIE pada Ibu Hamil
Nilai Median (ug/L) Status Yodium
< 149 Tidak cukup
150-249 Cukup
250-499 Di atas kebutuhan
> 500 Kelebihan
Sumber: Ernawati, 2013

GAKY memberikan dampak penderita GAKY meskipun masih pada


negatif terhadap kualitas sumber daya tahap ringan dapat berdampak buruk
manusia, baik fisik, mental,maupun pada perkembangan kecerdasan
kecerdasan (Bachtiar, 2009). GAKY anak(Arisman, 2007).Hasil penelitian
tidak hanya menyebabkan pembesaran Hartono (2002) menunjukkan
kelenjar gondok tetapi juga menimbulkan perkembangan bayi yang dilahirkan oleh
gangguan lain. Kekurangan yodium pada ibu hamil yang kekurangan yodium
ibu hamil menyebabkan abortus, lahir mengalami keterlambatansampai usia 2
mati, kelainan bawaan pada bayi, tahun. Keterlambatannya meliputi
meningkatnya angka kematian perinatal perkembangan motorik kasar maupun
dan melahirkan bayi kretin (Supariasa, halus, personal-sosial, adaptasi, serta
dkk. 2001).Perkembangan otak terjadi komunikasi. Kekurangan yodium banyak
dengan pesat pada janin dan anak sampai terjadi di daerah pegunungan karena
usia 2 tahun. Karena itu ibu hamil tanahnya kurang mengandung yodium.

66
Masalah Gizi Pada Ibu Hamil ...... Aeda E.

Upaya penanggulangannya melalui Bachtiar, H. (2009). Faktor Determinan


fortifikasi garam dengan yodium Kejadian Gondok di Daerah Pantai
(Almatsier, 2004). Jawa Timur. Jurnal Kesehatan
Masyarakat, 3(2), 62-67.
KESIMPULAN DAN SARAN
Badan Penelitian dan Pengembangan
Kesimpulan Kementerian Kesehatan RI.
Wanita hamil merupakan (2013). Hasil Riset Kesehatan
kelompok yang rawan gizi. Wanita hamil Dasar 2013. Jakarta.
memerlukan gizi yang cukup untuk Departemen Kesehatan RI. (1996).
kesehatan ibu dan janinnya. Jika Makanan Ibu Hamil. Jakarta:
kebutuhan gizi tidak terpenuhi, maka Departemen Kesehatan.
akan terjadi masalah gizi. Masalah gizi
Departemen Kesehatan RI. (2000). Gizi
yang sering terjadi pada ibu hamil adalah
Seimbang Menuju Hidup Sehat
KEK, anemia, GAKY. Masalah gizi
bagi Ibu Hamil dan Ibu Menyusui.
tersebut berdampak pada kualitas
Pedoman Petugas Puskesmas
generasi yang akan datang karena
Jakarta: Departemen Kesehatan.
memperlambat pertumbuhan fisik dan
perkembangan mental anak serta Departemen Kesehatan RI. (2002).
penurunan kecerdasan. Program Gizi Makro. Jakarta:
Direktorat Gizi Masyarakat.
DAFTAR PUSTAKA
Departemen Kesehatan RI. (2008).
Almatsier, (2004). Prinsip Dasar Ilmu Manajemen Bayi Berat Lahir
Gizi. Jakarta: PT Gramedia Rendah (BBLR) untuk Bidan Desa:
Pustaka Umum. Buku Acuan. Jakarta.
Amalia, L. (2011). Faktor Risiko Ernawati, A. (2013). Gangguan Akibat
Kejadian Bayi Berat Lahir Rendah Kekurangan Yodium (GAKY) dan
(BBLR) di RSU Dr. MM Dunda Konsumsi Garam Beryodium di
Limboto Kabupaten Gorontalo. Kabupaten Pati. Jurnal Litbang,
Jurnal Saintek, 6(3) 9(2), 138-145.
Arisman. (2007). Gizi dalam daur Handayani, S., Budianingrum, S. (2011).
kehidupan. Jakarta: EGC. Analisis Faktor yang
Mempengaruhi Kekurangan
Azwar, A. (2004). Kecenderungan
Masalah Gizi dan Tantangan di Energi Kronis pada Ibu Hamil di
Masa Datang, makalah dalam Wilayah Puskesmas Wedi Klaten.
Pertemuan Advokasi Program Jurnal Involusi Kebidanan, 1(1),
42-60.
Perbaikan Gizi Menuju Keluarga
Sadar Gizi. Jakarta. 27 September Hartono, B. (2002). Perkembangan Fetus
2004. dalam Kondisi Defisiensi Yodium

67
Jurnal Litbang Vol. XIII, No. 1 Juni 2017: 60-69

dan Cukup Yodium. Jurnal GAKY (Intelegence Quotient-IQ) pada


Indonesia, 1(1), 19-31. Anak Usia Sekolah Dasar dengan
Riwayat BBLR (Bayi Berat Lahir
Irayani, F. (2015). Analisis Hubungan
Rendah) dan BBLC (Bayi Berat
Anemia pada Ibu Hamil dengan
Lahir Cukup). Skripsi. Fakultas
KejadianAbortus di RSUD
Kedokteran. Surakarta: Universitas
Demang Sepulau Raya Kabupaten
Sebelas Maret.
lampung Tengah. Jurnal
Kesehatan, 6(2), 190-200. Peraturan Menteri Kesehatan Republik
Indonesia, Nomor 75 Tahun 2013
Kementerian Kesehatan, RI. (2014). tentang Angka Kecukupan Gizi
Pedoman Gizi Seimbang. Jakarta. yang Dianjurkan bagi Bangsa
Kementerian Kesehatan, RI. (2016a). Indonesia.
Infodatin. Pusat Data dan Peraturan Menteri Kesehatan RI No. 97
Informasi Kementerian Kesehatan tahun 2014 tentang Pelayanan
RI. Situasi Gizi di Indonesia. Kesehatan Masa Sebelum hamil,
Jakarta. Masa Hamil, Persalinan, dan Masa
Kementerian Kesehatan RI, (2016b). Sesudah Melahirkan,
Profil Kesehatan Indonesia Tahun Penyelenggaraan Pelayanan
2015. Jakarta. Kontrasepsi, serta Pelayanan
Kesehatan Seksual.
Mahirawati, V. K. (2014). Faktor-faktor
Rai, N. I. G. B., Kawengian, S. E. S.,
yang Berhubungan dengan
Mayulu, N. (2016). Analisis
Kekurangan Energi Kronis.
Faktor-faktor yang Berhubungan
Buletin Penelitian Sistem
dengan Kadar Hemoglobin pada
Kesehatan, 17(2), 193–202.
Ibu Hamil. Jurnal e-Biomedik
Manuaba, I. A C., Manuaba, I. B. G. F., (eBm). 4(2).
Manuaba, I. B. G. (2009).
Saraswati, E., Sumarno, I. (1998). Risiko
Mamahami Kesehatan Reproduksi
Ibu Hamil Kurang Energi Kronis
Wanita. Jakarta: Penerbit Buku
(KEK) dan Anemia untuk
Kedokteran EGC. Melahirkan Bayi dengan Berat
Notoatmodjo, S. (2007). Kesehatan. Badan Lahir Rendah (BBLR).
Masyarakat Ilmu & Seni. Jakarta: Jurnal Penelitian Gizi dan
Rineka Cipta. Makanan, 21, 41-49.

Nova, S. A. (2011). Perbedaan Tingkat Soetjiningsih. 2009. Tumbuh Kembang


Kecerdasan Intelektual Anak. Jakarta: EGC.

68
Masalah Gizi Pada Ibu Hamil ...... Aeda E.

Supariasa, I. D. N., Bakri, B., Fajar, I.


(2001). Penilaian Status Gizi.
Jakarta: EGC.

BIODATA PENULIS

Aeda Ernawati, SKM, M.Si, Peneliti


Muda Bidang Kepakaran Perilaku
Kesehatan di Badan Perencanaan
Pembangunan Daerah Kabupaten Pati
sejak tahun 2011. Lahir di Purworejo
pada tanggal 22 November 1976. Alumni
S1 Kesehatan Masyatakat Universitas
Diponegoro dan S2 Magister Gizi
Masyarakat Universitas Diponegoro.

69

Anda mungkin juga menyukai