Makalah Konflik Kelompok 7
Makalah Konflik Kelompok 7
Makalah
Tugas Pada Mata Kuliah Dinamika Kelompok
Program Studi Kesehatan Masyarakat A1 semester 4
Penyusun
2
DAFTAR ISI
BAB I Pendahuluan:
BAB II Pembahasan:
3
BAB III Penutup
kesimpulan ....................................................................................................... 32
saran ................................................................................................................. 32
Daftar pustaka
4
BAB 1
PENDAHULUAN
5
Perbedaan pada individu merupakan potensi manusia yang dapat menjadi potensi
positif maupun negatif. Upaya menumbuhkan/mengembangkan potensi positif
dan meminimalkan potensi negatif adalah upaya penanganan konflik.
1.2 Rumusan Masalah
1. Apa saja jenis konflik?
2. Faktor apa yang menyebabkan konflik?
3. Bagaimana cara menyelesaikan konflik?
1.3 Tujuan
Untuk memberikan pengetahuan kepada para pembaca mengenai konflik-
konflik dalam organisasi dan seperti apa solusi yang tepat untuk mengatasinya.
Dengan memahami fakto-faktor pemicu terjadinya konflik, diharapkan pembaca
dapat menghindari atau setidaknya meminimalisir adanya konflik dalam
ligkungan organisasinya.selain itu para pembaca juga diharapkan dapat menyikapi
secara tepat bagaimana jika konflik itu terjadi dikehidupan mereka, yang pada
akhirnya dapat melakukan perubahan kearah yang lebih baik atau belajar dari
permasalahan dan yang pernah terjadi sebelumnya.
6
BAB II
PEMBAHASAN
Sifat yang melekat pada semua jenis konflik berpotensi menghasilkan hal
yang merusak atau membangun, tergantung bagaimana cara mengelola konflik
tersebut. Menurut Johnson (2012) konflik dikatakan membangun jika:
7
Berkenaan dengan hal tersebut, maka pemimpin perlu mengendalikan dan
mengarahkan konflik pada tingkat yang menguntungkan organisasi. jika konflik
rendah atau tidak ada, maka organisasi akan statis, penampilan tldak meningkat,
atau gagal mencapai keefektifan. Sebaliknya jika konflik berlevel tinggi, maka
menjadi sulit dikendalikan, sehingga organisasi mengalami kerugian. Jadi dapat
disimpulkan bahwa konflik yang dipertahankan adalah konflik yang bisa
menguntungkan atau meningkatkan keefektifan organisasi secara optimal.
8
b. T Hani Handoko: ”Pada hakikatnya konflik dapat didefinisikan
sebagai segala macam interaksi pertentangan atau antagonistik antara
dua atau lebih pihak.” Lebih jauh T. Hani Handoko mengatakan
tentang konflik organisasi, yaitu: ”Konflik organisasi (organizational
conflict) adalah ketidaksesuaian antara dua atau lebih anggota-anggota
atau kelompok- kelompok organisasi yang timbul karena adanya
kenyataan bahwa mereka harus membagi sumber daya-sumber daya
yang terbatas atau kegiatan-kegiatan kerja dan/atau karena kenyataan
bahwa mereka mempunyai perbedaan status, tujuan, nilai atau
persepsi."
9
principal. Dimana mereka harus membangun suatu kontrak kerja yang
menyangkut aturan-aturan yang harus disepakati oleh kedua belah
pihak, terutama aturan yang menegaskan bahwa agent harus bekerja
untuk memaksimalkan keuntungan kepada prinsipal.
c. Konflik juga memungkinkan terjadi karena kondisi dan situasi
eksternal perusahaan yang dianggap tidak sisi representatif dalam
rangka memberikan kenyamanan pada perusahaan. Ini terjadi seperti
adanya teror dan gangguan dari pihak luar, sehingga kegelisahan kerja
selalu terjadi dan manajemen perusahaan tidak bisa fokus dalam
membangun dan melaksanakan rencana yang dibuatnya.
Namun ada baiknya jika kita memahami konflik ltu dari berbagai pendapat
para ahli sebagai penguat pemahaman kita agar lebih terperinci.
Konflik itu menjadi berbeda jika dilihat dari segi perspektif organisasi.
Konflik dalam organisasl timbul karena keterlibatan seorang individu dengan
organisasi tempat ia bekerja. Menurut T. Hani Handoko ada lima jenis konflik
dalam kehidupan organisasi:
10
2. Konflik antar individu dalam organisasi yang sama, dimana hal ini
sering diakibatkan oleh perbedaan-perbedaan kepribadian. Konflik ini
juga berasal dari adanya konflik antar peranan (seperti antara manajer
dan bawahan).
3. Konflik antara individu dan kelompok, yang berhubungan dengan cara
individu menanggapi tekanan untuk keseragaman yang dipaksakan
oleh kelompok kerja mereka. Sebagai contoh seorang individu
mungkin dihukum atau diasingkan oleh kelompok kerjanya karena
melanggar norma-norma kelompok.
4. Konflik antar kelompok dalam organisasi yang sama, karena terjadi
pertentangan antar kelompok.
5. Konflik antar organisasi, yang timbul sebagal akibat bentuk persaingan
ekonomi dan sistem perekonomian suatu negara. Konflik ini telah
mengarahkan timbulnya pengembangan produk baru, teknologl, dan
jasa, harga-harga lebih rendah, dan penggunaan sumber daya lebih
efisien.
Pembagian jenis konflik ini akan menjadi lebih menarik jika dibagi secara
jauh Iebih detil, karena dengan konsep yang jauh lebih detil akan membuat
analisis pemahaman tentang konflik menjadi jauh lebih maksimal sedangkan jika
dibuat secara sederhana hanya akan dipahami secara umum.
Konflik dalam organisasi tidak tcrjadi secara alamiah dan terjadi bukan
tanpa sumber penyebab. Penyebab terjadinya konflik pada setiap organisasi sangat
bervariasi tergantung pada cara individu-individu menafsirkan, mempersepsi dan
memberikan tanggapan terhadap lingkungan kerjanya. sumber terjadinya konflik
di organisasi menurut Smith dalam Soetopo (2010) yaitu: masalah komunikasi,
struktur organisasi, dan faktor manusia. Pertama. konflik terjadi karena salah
komunikasi atau distorsi. Sumber ke dua adalah struktur organisasi yang secara
11
potensial dapat memunculkan konflik, karena masing-masing unit organisasi
memiliki tugas dan kepentingan yang saling bisa bergesekan dan berbenturan.
Sumber ke tiga adalah faktor manusia, yaitu karna sifat-sifat kepribadian yang
beragam dan unik dapat memunculkan konflik. Setiap pribadi bisa saja memiliki
kepentingan dan kebutuhan yang berbeda, begitu juga sikap otoriter, dogmatis,
mau menang sendiri, dan individualistis dapat menjadi sumber konflik.
Utomo (2009) melihat dua sumber konflik secara umum yaitu: konflik
substantif bersumber dari rasa ketidaksepakatan atas tujuan bersama, dan konflik
emosi yang bersumber dari masalah hubungan antar pribadi anggota.
Selanjutnya, terdapat empat jenis konflik jika ditinjau dari materi yang di
konflikkan yaitu: konflik tujuan, konflik peranan. konflik nilai, dan konflik
kebijakan. Konflik tujuan terjadi jika ada dua atau lebih tujuan yang kompetitif
atau bahkan kontradiktif. konflik peranan timbul karena manusia memiliki lebih
dari satu peranan dan setiap peranan tidak selalu memiliki kepentingan yang
sama. konflik nilai muncul karena pada dasanya nilai yang dimiliki oleh setiap
individu dan nilai yang dijunjung tinggi antar organisasi tidaklah sama. Konflik
kebijakan dapat terjadi karena adanya ketidaksetujuan individu atau kelompok
terhadap kebijakan yang disampaikan oleh pihak tertentu.
12
Konflik tidak terjadi secara seketika dan tidak terjadi dengan sendirinya.
melainkan melalui tahapan atau proses tertentu. Filey dalam Soetopo (2010)
menggambarkan proses terjadinya konflik sebagaimana bagan berikut.
13
seimbang diantara beberapa pihak, menjadi penyebab komunikasi dan interaksi
yang sulit sehingga akan menimbulkan konflik yang lebih intense, (6) tekanan
eksternal, yaitu kekuatan-kekuatan luar perusahaan yang menekan system internal
(Hotepo,et.al.2010).
Konflik sesungguhnya tak dapat dielakkan atau tak dapat dihindari dan
menjadi bagian dari dinamika kehidupan organisasi. Hal itu karena tujuan dari
pemangku kepentingan (stakeholders) sering berbeda, misalnya manajer dan staf
sering memiliki tujuan yang tidak sesuai. Jones et al. (2000) mengemukakan
bahwa konflik adalah fakta yang mungkin tidak menyenangkan dalam setiap
organisasi, karena orang-orang bersaing untuk pekerjaan (compete for jobs),
sumber daya (resources), kekuasaan (power), pengakuan(recognition), dan
keamanan (security).
Konflik adalah bagian dari kehidupan organisasi dan dapat terjadi antar
individu, invidu dan kelompok, kelompok dan kelompok. Sementara konflik pada
umumnya dianggap bersifat disfungsional (memiliki efek negative). Akan tetapi,
konflik dapat juga bermanfaat untuk menyelesaikan masalah meskipun dilakukan
dalam perspektif yang berbeda. Sayangnya, banyak orang yang masih
menganggap konflik dengan konotasi yang buruk, dan masih sedikit yang melihat
sisi positifnya. Rico (1964) menekankan hal ini dengan menyatakan bahwa
sebagian besar organisasi sebenarnya membutuhkan lebih banyak konflik. Pondy
(1992) juga menyatakan bahwa tidak adanya konflik dapat berdampak pada
otokrasi, keseragaman, stagnasi dan kejenuhan mental (mental fixity). Sebaliknya,
kehadiran konflik akan berdampak pada munculnya demokrasi, keberagaman,
pertumbuhan, dan aktualisasi diri.
A. Dampak Konflik
1. Dampak fungsional/ konflik Konstruktif
Pada awalnya masyarakat berpandangan bahwa semua konflik itu tidak
baik. Sebaliknya, beberapa konflik ternyata mendukung tercapainya
tujuan kelompok dan memperbaiki kinerjanya.. hal ini kemudian
disebut dengan konflik yang berdampak fungsional, atau disebut
14
dengan istilah bentuk konstruktif konflik. Hasil positif dari konflik
cenderung memiliki nilai motivasi. Mereka mendorong atau member
energy pada seseorang untuk mengatasi situasi. Tingkt energy yang
meningkat dapat tertlihat sewaktu orang berbicara dengan nada lebih
keras, mendengar lebih cermat apa yang diucapkan, atau bekerja lebih
keras. Dengan energi (motivasi yang tinggi tersebut maka akan
member manfaat kepada organisasi, yaitu berupa munculnya ide-ide
inovatif untuk melaksanakan tugas-tugas yang tentunya akan lebih
baik.
Menurut Omisore dan Abiodum (2014), dampak positif dari konflik
adalah sebagai berikut
a. Memotivasi individu untuk berbuat lebih baik dan bekerja lebih
keras. Hal itu karena bakat dan kemampuan seseorang dapat
sampai pada posisi aktualisasi diri dalam situasi konflik.
b. Memuaskan kebutuhan psikologis tertentu seperti dominasi,
agresif, penghargaan dan ego. Dengan demikian, adanya konflik
dapat member kesempatan bagi seseorang, untuk menggunakannya
secara konstruktif dan melepaskan dorongan perilaku agresif.
c. Menyediakan gagasan kreatif dan inovatif.
d. Menambah variasi pada kehidupan organisasi seseorang, karena
jika tidak maka kehidupan kerja akan membosankan.
e. Memfasilitasi pemahaman tentang masalah, orang memiliki
pemahaman satu sama lain dan mengarah pada koordinasi yang
lebih baik dengan individu dan departemen, selain itu memperkuat
hubungan internal kelompok.
f. Menginspirasi kreativitas. Beberapa organisasi melihat konflik
sebagai kesempatan untuk menemukan solusi kreatif terhadap
masalah.
g. Saling berbagi dan menghormati pendapat. Anggota organisasi
bekerja sama untuk menyelesaikan konflik.
15
h. Meningkatkan komunikasi dimasa depan. Konflik dapat membawa
anggota kelompok untuk bersama, dan membantu mereka untuk
belajar lebih banyak satu sama lain.
2. Dampak Disfungsional/Konflik Destruktif
Disamping konflik fungsional terdapat juga konflik yang
menghambat kinerja kelompok. Konflik adalah bentuk disfungsional
atau sering disebut juga dengan istilah konflik destruktif. Konflik tidak
bisa dihindari dan diinginkan dalam organisasi, tetapi ketika tidak
ditangani dengan efektif maka konflik dapat merusak hubungan.
Dengan demikian, konflik akan mengganggu pertukaran ide,
informasi, serta sumber daya dalam kelompok dan antardeprtemen.
Konflik disfungsional dapat menghalangi dan mencegah tercapainya
tujuan organisasi.
Konflik disfungsional biasanya menghambat kinerja organisasi dan
mengarah pada penurunan produktivits. Orientasi konflik ini ditandai
dengan persaingan kepentingan individu diatas kepentingan
keseluruhan bisnis, manajer menahan informasi dari sat sama lain,
karyawan melakukan sabotase pekerjaan orang laik baik sengaja atau
secara halus, maupun ketidaktarikan yang disebabkan oleh konflik
kelompok kerja (Kreitner, & KIniciki, 2010). Oleh karena itu, konflik
tidak hanya memengaruhi kinerja seseorang, tetapi juga menimbulkan
gangguan psikosomatik yang melemahkan kesehatan individu. Secara
umum maka konflik cenderung memiliki konsekuensi negative baik
bagi individu maupun organisasi.
Menurut Beru et al. (2015) dampak negatif dari konflik organisasi terdiri
dari berbagai bentuk termasuk: (a) pemborosan waktu, (b) keputusan yang
tertunda, (c) menghasilkan kebuntuan, (d) regresi misalnya penarikan keahlian,
pengalaman,opini, dan lain-lain, (e) kinerja yang melambat, (f) pemogokan, (g)
penguncian, (h) tindakan bertahan, (i) dan sabotase. Sedangkan menurut Omisore
dan abodium (2014) dampak negatif konflik pada individu meliputi: (a) respons
16
psikologis, (b) respons perilaku, dan (c) respons fisik. Berikut penjelasannya lebih
lanjut:
a. Respons psikologi berupa tidak peduli terhadap hal lain, minat kerja
yang berkurang, ketidakpuasan terhadap pekerjaan, kecemasan dalam
kinerja, keterasingan dari orang lain, dan frustasi.
b. Respons behavioral berupa merokok berlebihan, alkoholisme,
hilangnya nafsu makan atau makan yang berlebihan, menolak
pengaruh, agresi terhadap orang lain, maupun sabotase kerja.
c. Respons fisik berupa seringnya diabaikan atau tidak diperlihatkan
sehingga adrenalin dan denyut jantung meningkat, serta tekanan darah.
17
memperhatikan dua hal panting yang patut diperhitungkan. Hal penting tersebut
adalah mencapai kesepakatan yang memenuhi keinginan dan sesuai dengan tujuan
individu dan mempertahankan hubungan yang layak dengan orang lain. Semuanya
ditempatkan pada kesatuan dari yang tidak penting sampai yang paling penting.
Istilah lain untuk dua hal penting tersebut ialah perhatian untuk diri sendiri
dan perhatian untuk orang lain. Berdasarkan pada dua perhatian ini, maka terdapat
lima jenis strategi dasar untuk mengatasi konflik:
1. Si Kura-Kura (Penarikan)
3. Si Rubah (Kompromi)
18
Rubah cukup peduli dengan tujuan dan hubungan dengan anggota yang
lain Ketika tujuan dan hubungan cukup penting bagi seseorang, tetapi ketika ia
dan orang lain tidak mendapatkan apa yang ia inginkan. maka orang tersebut
mungkin perlu untuk mengorbankan tujuan dan sebagian dari hubungan untuk
mencapai kesepakatan. Berkompromi berada di posisi tengah sehingga masing-
masing mendapat setengah, atau melempar koin untuk membiarkan kemungkinan
yang menentukan siapa yang mendapatkan kesempatan tersebut. Kompromi
sering digunakan ketika orang-orang yang berselisih berharap untuk mencari
pemecahan suatu masalah tetapi tidak mempunyai waktu untuk melakukannya.
Burung hantu sangat menghargai tujuan dan hubungan sangat penting bagi
seseorang, maka ia akan mengajukan negoisasi pemecahan masalah untuk
menyelesaikan suatu masalah. Solusi dicari bahwa mereka berdua dengan anggota
kelompok lainnya telah mencapai tujuan secara keseluruhan dan memecahkan
semua ketegangan dan perasaan negatif di antara mereka berdua. Strategi ini perlu
tindakan beresiko seperti mengharapkan pihak lain untuk melakukan hal yang
sama.
19
memberikan kelonggaran. Atau hasil integratif ketika dua orang bekerja sama
untuk mencari penyelesaian yang akan menguntungkan kedua belah pihak.
20
memuaskan pihak lain, dan keharmonisan, dan
memelihara koorperatif stabilitas perlu
mempertahankan keharmonisan dan dikedepankan dari pada
stabilitas, belajar berdasarkan solusi yang dihasilkan.
kesalahan.
Negoisiasi Ketika masing-masing memiliki Memanfaatkan pihak
( konfrontasi) kekuasaan yang sama, memiliki ketiga, melakukan
solusi yang dapat diterima. bargaining, dan
menemukan solusi yang
sama-sama
menguntungkan.
Pemecahan Ketika hanya ada kepercayaan Pimpinan
masalah minimum dari pihak yang mengintegrasikan pihak-
secara berkonflik, tak ada waktu untuk pihak yang berkonflik
integratif mendapatkan solusi secara cepat, untuk meningkatkan
(konfrontasi) organisasi memperoleh keuntungan kepercayaan dalam
dari pertemuan perspektif yang rangka menemukan
berbeda dalam membuat keputusan solusi secara integratif
kunci. untuk kepentingan
organisasi.
Perancangan Ketika sumber konflik datang dari Pimpinan melakukan
ulang kondisi kerja, pekerjaan dapat penstrukturan organisasi
organisasi dimudahkan melalui pembagian ulang dengan melibatkan
(konfrontasi) tanggung jawab, aktivitas pihak-pihak yang
membutuhkan koordinasi antar berkonflik secara fair,
unit/departemen memanfaatkan mediator.
Perbaikan Ketika konflik berkaitan dengan Rumuskan sub tujuan
praktik praktik-praktik organisasi bersama, hilangkan
organisasi praktik organisasi
bermakna ganda,
perbaiki kebijakan,
prosedur dan peranan
21
yang dikonflikkan,
modifikasikan
komunikasi multi arah,
putarlah personel,
buatlah sistem
penghargaan yang sehat
dan program pelatihan
berkelanjutan.
Pemimpin satuan pendidikan dalam menghadapi konflik seharusnya bisa
mempertimbangkan berbagai strategi manajemen konflik yang ada. Suatu hal
yang dianjurkan adalah mulai lah dan sikap pasif menuju ke orientasi aktif, dan
sangat tergantung pada tingkat kematangan pihak-pihak yang mengalami konflik.
pemahaman terhadap cara mengubah sikap dan perilaku orang yang dipimpin dan
juga hal yang berkaitan dengan kekuatan (power) atau otoritas (authority) sangat
diperlukan untuk lebih menguasai manajemen konflik. Hal lain yang diperhatikan
dalam menggunakan strategi manajemen konflik adalah sumber penyebabnya.
22
Terdapat beberapa prinsip yang perlu diperhatikan oleh para organisator
manajer. atau pemimpin khususnya di satuan pendidikan dalam melaksanakan
manajemen konflik menurut Soelopo (2010) yaitu sebagai berikut.
4. Fleksibilitas Strategi
23
Setelah memahami prinsip maka pemimpin dapat melaksanakan beberapa
langkah dalam manajemen konflik, yaitu: perencanaan analisis konflik, evaluasi
jenis konflik, dan pemilihan strategi manajemen konflik. Sehingga manajemen
konflik yang dilakukan oleh pemimpin dapat dikatakan berhasil apabila telah
memenuhi beberapa kriteria berikut:
24
pengaturan konflik yang tidak efektif. Studi percobaan telah menemukan bahwa
perhatian yang lebih mengenai hasil akhir seseorang dan orang lain mghasilkan
hasil akhir bersama yang baik. Perhatian lebih pada hasil akhir sendiri dengan
tidak memperhatikan hasil akhir orang lain cenderung menghasilkan keinginan
untuk menguasai dan membujuk. Akhirnya perhatian rendah terhadap hasil akhir
milik sendiri tetapi perhatian yang lebih terhadap hasil akhir orang lain, akan
mengkibatkan keuntungan bersama yang buruk. (Johnson. 2012)
Namun jika konsep pimpinan itu adalah salah maka bisa menimbulkan
dampak sebaliknya yaitu mampu membuat konflik itu sendiri menjadi lebih besar
dan berbahaya. Oleh karena itu seorang pemimpin harus paham bagaimana
mengelola konflik, yaitu mengubah konflik menjadl motivasi yang mampu
mempengaruhi peningkatan produktivitas perusahaan.
Bagi sebagian orang konflik yang terjadi atau dialami akan mempengaruhi
pada menurunnya produktivitas kerja, namun bagi sebagian orang lainnya konflik
memiliki pengaruh besar dalam menumbuhkan semangat motivasi. Artinya
mereka yang mengalami konflik akan mengarahkan konflik itu ke tempat positif,
yaitu berusaha memotivasi dirinya untuk lebih baik dari sebelumnya.
25
Konflik dengan berbagai Jenis ltu telah membuat seseorang mengalami
berbagai macam masalah termasuk diri psikologis orang yang bersangkutan.
Dampak konflik pada psikologis adalah terjadinya sikap murung, mudah
tersinggung, cepat marah, dan tidak menginginkan orang lain peduli pada dirinya
secara lebih dalam karena la menganggap setiap masalah mampu ia selesaikan
sendiri. Dan berbagai bentuk reaksi psikologis lainnya.
Namun kalau konflik yang dialami dalam bentuk tekanan pada dirlnya
tersebut jika tidak mampu diatasinya maka akan menyebabkan dirinya terus saja
begitu. Oleh karena ada baiknya seseorang mengarahkan konflik sebagai
usahanya melepaskan konflik dengan menjadikan konflik ltu sebagai masukan
berarti atau koreksi positif walaupun terlihat keras namun ambillah itu sebagai
nasehat agar kita menjadi orang yang lebih baik lagi. Dan ini banyak pihak yang
telah membuktikan keberhasilan dengan menerapkan metode seperti Itu.
26
menciptakan keadaan kooperatif dimana opini serta pandangan yang berbeda
diinginkan dan waktu disediakan agar anggota mempertimbangkan perbedaan ide
mereka. Johnson (2012) selanjutnya menyatakan kunci keberhasilan penggunaan
kontroversi dan kreativitas dalam pemecahan masalah ialah seberapa terbuka atau
tertutupnya suatu kelompok. Menemukan solusi yang kreatif sangat tergantung
pada keterbukaan kelompok terhadap ide barn. pandangan berbeda, opini yang
memicu konflik, dun perbedaan keyakinan. Penjabaran ide (brainstorming) yaitu
proses saat anggota kelompok menghasilkan ide sebanyak mungkin dalam suatu
waktu, juga dapat membantu kelompok untuk menciptakan kreativitas.
Latihan ini untuk menggali konflik akibat dari pertentangan kekuatan dan
kekuasaan antar personal dalam organisasi. Cara ini bisa diterapkan jika diketahui
seseorang telah menyebabkan adanya pengolakan kekuatan. Caranya ialah dengan
menyuruh semua personel mengisi format menurut persepsinya, siapa yang paling
berpengaruh dan kepada siapa pengaruh itu diberikan. Hasilnya dipresentasikan
dalam pertemuan, untuk melihat konflik antara pendapat satu dengan yang lain.
b. Hand Mirroring
Cara ini digunakan untuk membuka tensi yang timbul akibat perbedaan
pola kepemimpinan atau kekuasaan antara pihak-pihak yang berkonflik. Caranya
dengan memasangkan dua orang itu, salah satu berperan menjadi pemimpin dan
27
lainnya menjadi bawahan. Mereka disediakan topik dialog dan disuruh berdialog.
Observer melihat apakah ada pertentangan kekuasaan atau tidak. Jika mereka
seperti teman sejawat, maka mereka disuruh berdebat tentang kekuasaan seperti
pergolakan kekuasaan atau kekuatan diantara mereka dalam situasi organisasi.
c. Checking Expectation
28
sesuatu yang hampir kompromi. Konflik semacam ini memerlukan waktu yang
panjang untuk menyelesaikan dan memerlukan kehati-hatian.
b. Mengimajinasi (Imaging)
29
2.13 Solusi dalam Menyelesaikan Konflik
30
c. Menerapkan metode penyelesaian konflik. Menurut T. Hani Handoko
18 Ada tiga metode penyelesaian konflik yang sering digunakan, yaitu
dominasi atau penekanan, kompromi, dan pemecahan masalah
integratif. Metode-metode ini berbeda dalam hal efektivitas dan
kreatifitas penyelesaian konflik serta pencegahan situasi konflik di
masa mendatang.
d. Menerapkan konsep yang realistis yang sesuai dengan SWOT perusa
haan. SWOT adalah singkatan dari strengths (kekuatan), weaknesses
(kelemahan), opportunities (peluang), dan threats (ancaman), dimana
SWOT ini dijadikan sebagai suatu model dalam menganalisis suatu
organisasi yang berorientasi profit dan nonprofit dengan tujuan utama
untuk mengetahui keadaan organisasi tersebut secara lebih
komprehensif. Adapun tujuan umum diterapkannya SWOT pada suatu
perusahaan adalah bertujuan untuk memberikan suatu panduan agar
perusahaan menjadi lebih fokus, sehingga dengan penempatan analisa
SWOT tersebut nantinya dapat dijadikan sebagai bandingan pikir dari
berbagai sudut pandang, baik dari segi kekuatan dan kelemahan serta
peluang dan ancaman yang mungkin bisa terjadi di masa-masa yang
akan datang. Secara lebih dalam ada baiknya kita melihat konsep
pemecahan konflik yang dikemukakan oleh Stephen P. Robbins di
bawah ini.
31
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Konflik merupakan hal yang tidak bisa dihindari dalam sebuah
organisasi, disebabkan oleh banyak faktor yang pada intinya karena organisasi
terbentuk dari banyak individu & kelompok yang memiliki sifat & tujuan yang
berbeda satu sama lain.
Kehadiran konflik dalam suatu organisasi tidak dapat dihindarkan tetapi
hanya dapat dieliminir. Konflik dalam organisasi dapat terjadi antara individu
dengan individu, baik individu pimpinan maupun individu karyawan, konflik
individu dengan kelompok maupun konflik antara kelompok tertentu dengan
kelompok yang lain. Tidak semua konflik merugikan organisasi. Konflik yang
ditata dan dikendalikan dengan baik dapat berujung pada keuntungan organisasi
sebagai suatu kesatuan, sebaliknya apabila konflik tidak ditangani dengan baik
serta mengalami eskalasi secara terbuka dapat merugikan kepentingan organisasi.
3.2 Saran
Dengan adanya makalah ini, diharapkan memberikan pengetahuan kepada
para pembaca mengenai beberapa faktor pemicu konflik dan juga strategi dalam
menyelesaikan konflik. Dengan demikian pembaca dapat mengantisipasi
timbulnya konflik sebelum terjadi. Beberapa saran yang ingin disampaikan oleh
penulis ialah hendaknya para pembaca dapat menyikapi keadaan dengan bijak
sehingga timbulnya konflik dapat dicegah. Jikapun konflik tersebut sudah
terlanjur ada, diharapkan pembaca dpat menempatkan diri sehingga konflik itu
tidak membawa dampak buruk yang seakin meluas.
32
Daftar Pustaka
Aksara, Ekawarna bumi, 2018. Manajemen konflik dan stres. Bumi Aksara:
jakarta.
33