Geometri Netral
Geometri Netral
Geometri Netral
Disusun Oleh :
GHUSNI DARODJATUN
NIM 4101508034
1. Pendahuluan
Euclides dari Aleksandria hidup kira-kira 300 tahun sebelum Masehi.
Euclides mengeluarkan lima buah aksioma, yaitu aksioma insidensi dan
ekstensi, aksioma urutan/keantaraan, aksioma kongruensi, aksioma
kesejajaran, dan aksioma kekontinuan dan kelengkapan. Kelima buah
aksioma ini membangun geometri Euclides. Geometri ini dipelajari di SD,
SMP, dan SMA. Geometri ini bertahan selama 2000 tahun tidak terbantahkan,
tetapi sejak abad ke 19 para matematikawan mulai menemukan kelemahan
geometri Euclides.
Kelemahan geometri Euclides yaitu:
1. Euclides berusaha mendefinisikan semuanya dalam geometri, sampai
titik, garis, dan bidang.
2. Aksioma ke empat dari Euclides yang terkenal dengan nama Aksioma
Kesejajaran, terlalu panjang sehingga merisaukan matematikawan.
3. Terdapat dalil dalam geometri Euclides yang berbunyi: ”Pada suatu ruas
garis dapat dilukis suatu segitiga sama sisi”. Sementara untuk
mendapatkan dalil ini masih perlu menggunakan pertolongan prinsip
kekontinuan.
Selain itu, Euclides mendasarkan gambar pada pembuktiannya, padahal
gambar mungkin dapat menyesatkan.
Sudah banyak para matematikawan yang berusaha membuktikan
aksioma kesejajaran Euclides, tetapi tidak berhasil, masih ada saja
kekurangannya. Bermula dari usaha ini, lahirlah teori geometri baru yang
dinamakan geometri non-Euclides.
Aksioma kesejajaran Euclides berbunyi ”Jika dua garis dipotong oleh
sebuah garis transversal sedemikian hingga membuat jumlah sudut dalam
sepihak kurang dari 180, maka kedua garis itu berpotongan pada pihak
yang jumlah sudut dalam sepihaknya kurang dari 180. Aksioma ini diubah
1
oleh Playfair dalam kalimat yang berbeda tetapi bermakna sama yaitu:
”Hanya ada satu garis yang sejajar dengan garis yang diketahui yang melalui
sebuah titik di luar garis yang tidak diketahui.”
2
Teorema 1.2. Tidak semua garis setitik.
Aksioma II. Aksioma Urutan/ Keantaraan.
2.1. A, B, C, maka A, B, C berbeda dan segaris
2.2. A-B-C maka C-B-A
2.3. Untuk sebarang A, C, terdapat B A-B-C dan D A-C-D
2.4. Jika A, B, C segaris maka salah satu diantara dua yang lain.
2.5. Empat titik segaris, sebut A, B, C, D maka ada A-B-C, A-B-D, A-C-
D, B-C-D.
Teorema 2.1. Titik O pada g, maka O memisahkan titik g diluar O menjadi
dua bagian saling asing.
Sistem Aksioma II.
1. Berinsiden dengan dua titik terdapat tepat satu garis.
2. Sembarang dua garis selalu ada titik sekutunya/ bersekutu dengan satu
titik.
3. Terdapat paling sedikit satu garis.
4. Setiap garis memuat tepat tiga titik.
5. Tidak semua titik berinsiden dengan satu garis yang sama.
Teorema 1. Terdapat tepat tujuh titik.
Teorema 2. Berinsiden dengan setiap titik terdapat tepat tiga garis.
Teorema 3. Untuk sebarang dua garis terdapat maksimum satu titik
insidensi.
Aksioma III.
3.1. Diketahui ruas garis AB , garis g, P pada g, maka pada setiap sinar
garis pada g yang tertentu oleh P terdapat tepat satu titik Q sedemikian
sehingga PQ kongruen dengan AB.
3.2. AB BA ( AB BA ) (refleksif)
3.3. AB A ' B ' ( A ' B ' BA ) (simetri)
3.4. AB A ' B ' dan A ' B ' A '' B '' maka AB A '' B ''
3.5. AB dan BC pada g dengan B satu-satunya titik sekutu.
A’B’ dan B’C’ pada g’ dengan B’ satu-satunya titik sekutu.
3
Jika AB A ' B ' dan BC B 'C ' maka AC A ' C '
3.6. APB = (l,k)
3.7. (h,k) (h,k)
3.8. (h,k) (h’,k’) maka (h’,k’) (h,k)
3.9. (h,k) (h’,k’) dan (h’,k’) (h’’,k’’) maka (h,k) (h’’,k’’)
3.10. (k,l) dan (l,m) maka titik sudut bersekutu , daerah dalam saling
asing.
(k’,l’) dan (l’,m’) maka titik sudut bersekutu , daerah dalam saling
asing.
(k’,l’) (k,l) dan (l’,m’) (l,m) maka (k’,m’) (k,m)
Definisi Segitiga
Gabungan tiga ruas garis yang tertentu oleh tiga titik tak segaris.
3.11. ABC dan A’B’C’ maka AB A ' B ' dan BC B ' C ' dan B=B’
maka C=C’
Aksioma V. Kekontinuan dan Kelengkapan.
5.1. Diketahui A, B pada g. Dibuat A 1, A2, A3, … An dengan
A1 A2 A2 A3 ....
Jika A-A1- A2-B dan A-A1- A2- A3 dan A-A2- A3 maka terdapat n
sedemikian hingga A-B- An
5.2. Tidak mungkin menambah suatu titik, garis, atau unsur lain tanpa
mengganggu sistem yang lain.
4
pengertian pangkal Geometri Netral. Selain itu diperkenalkan pengertian
pangkal ke tiga yaitu kongruensi. Yaitu suatu relasi untuk pasangan titik,
segmen, dan interval. Jika segmen AB kongruen dengan segmen CD, maka
untuk menyatakan ini digunakan notasi AB CD. Pengertian ini tidak
didefinisikan.
Pada geometri netral mengenal konsep kesejajaran dua garis, tetapi
tidak disebutkan banyaknya garis yang melalui sebuah titik T diluar sebuah
garis lain yang dapat sejajar dengan garis ini. Jika banyaknya garis itu hanya
satu, maka geometri netral ini dinamakan geometri Euclide. Jika ada lebih
dari satu garis, maka geometri netral ini disebut geometri Lobachevsky.
Geometri Lobachevsky merupakan salah satu geometri non Euclide.
Sudah disinggung di atas bahwa geometri netral mengenal konsep
kesejajaran, tetapi ada satu hal yang fundamental, yaitu bahwa melalui
sebuah titik di luar garis yang diketahui tidak perlu ada tepat satu garis
sejajar dengan garis yang diketahui; yang jelas dalam geometri netral ini ada
garis yang // garis yang diketahui melalui titik yang diketahui tadi.
Hal lain yang mendasar dalam geometri netral ini yaitu kemungkinan
adanya persegi panjang atau kemungkinan tidak adanya persegi panjang.
Jika pada geometri netral mengandung persegi panjang, maka jumlah besar
sudut-sudut dalam setiap segitiga adalah 180°. Perlu diketahui juga bahwa
pada geometri netral ada segi empat yang penting, yaitu yang dinamakan
segi empat Saccheri. Sedangkan pada geometri Euclides, tidak ada perbedaan
antara segiempat Saccheri dengan persegi panjang.
3. Jumlah Sudut Pada Segitiga
Lemma. Jika diberikan ∆ABC dan A, maka ada A1B1C1 sedemikian
hingga A1B1C1 mempunyai jumlah sudut yang sama dengan
1
∆ABC dan A1 A .
2
Lemma ini menyatakan bahwa "kita dapat mengganti sebuah
segitiga baru dengan merampingkan segitiga awal tanpa mengubah jumlah
5
sudut-sudutnya". Sepintas, lemma ini tak ada artinva, padahal tidak, sebab
dalam geometri netral kita tidak dapat mengasumsikan bahwa jumlah sudut
dalam segitiga selalu konstan (yangmana hal ini merupakan teorema
Euclides yang buktinya bergantung pada postulat kesejajaran). Lemma ini
menjadi penting sebab lemma ini menunjukkan bahwa jika diberikan suatu
segitiga tertentu, kita dapat membuat segitiga yang nonkongruen, tetapi
mempunyai jumlah sudut yang sama. Dengan demikian ada tak berhingga
segitiga yang tidak kongruen, tetapi semuanya mempunyai jumlah sudut yang sama
dengan segitiga yang diberikan.
Teorema 1. (Saccheri-Legendre). Jumlah sudut sebarang segitiga kurang
atau sama dengan 180°.
Teorema Akibat (Corollary). Jumlah sudut sebarang segiempat kurang atau
sama dengan 360°.
Teorema akibat ini sejalan dengan kesimpulan Saccheri bahwa
hipotesis sudut tumpul adalah salah. Demikian juga teorema ini menyangkal
bahwa jumlah sudut suatu segitiga dapat melebihi 180°, tetapi kemungkinan
bahwa jumlah sudut dalam segitiga kurang dari 180°. Teoerma ini
bersesuaian dengan hipotesis Saccheri tentang sudut lancip.
6
sebagai berikut.
Definisi. Suatu segiempat disebut persegipanjang jika semua sudutnya
adalah sudut siku-siku.
Ingat, karena kita mempelajari geometri netral, tidak otomatis kita dapat
menggunakan proposisi Euclides, seperti:
a) sisi-sisi yang berhadapan dari suatu persegipanjang adalah sejajar, atau
b) sisi-sisi tersebut sama panjang, atau
c) diagonal persegipanjang membagi persegipanjang menjadi dua
segitiga yang kongruen.
7
kecil dengan sisi-sisi sangat kecil yang menempati bagian daerah terpencil
yang menjamin setiap segitiga yang mungkin (yang dapat dipikirkan)
mempunyai jumah sudut 180°. Keadaan ini merupakan ciri khusus geometri
Euclides, kita hendak mengatakan bahwa jika dalam geometri netral terdapat
suatu persegipanjang, maka geometri itu menjadi geometri Euclides.
Pernyataan ini benar, tetapi masih belum sepenuhnya benar. Karena untuk
menggolongkan suatu geometri sebagai geometri Euclides, kita harus
menunjukkan bahwa geometri tersebut memenuhi postulat kesejajaran
Euclides.
8
non-Euclides. Keduanya akan muncul sebagai geometri non-Euclides.
9
pertama lebih panjang dari sisi ketiga dari segitiga kedua.
q) Jika dua sisi segitiga yang pertama masing-masing sama dengan dua sisi
segitiga yang kedua, dan sisi ketiga dari segitiga pertama lebih panjang
dari sisi ketiga dari segitiga kedua, maka sudut apit dari segitiga pertama
lebih besar dari sudut apit dari segitiga kedua.
r) Besar sudut luar suatu segitiga adalah lebih besar dari salah satu sudut
dalamnya yang tidak bersisian dari salah satu sudut dalamnya yang
tidak bersisian dengan sudut luar tersebut.
s) Jumlah dua sudut dari suatu segitiga adalah kurang dari 180°.
t) Jika dua garis dipotong oleh garis lain dan membentuk sepasang sudut
dalam berseberangan yang sama dua garis tersebut sejajar.
u) Dua garis yang tegaklurus pada garis yang sama adalah sejajar.
v) Sekurang-kurangnya ada satu garis yang sejajar dengan suatu garis
tertentu yang melalui titik di luar garis tertentu tersebut.
w) Misalkan garis l melalui titik C yang jaraknya ke pusat lingkaran
kurang dari panjang jaari-jarinya. Maka garis memotong lingkaran di
dua titik.
x) Sebuah garis merupakan garis singgung lingkaran j ika dan hanya jika
garis tersebut tegaklurus pada ujung jari-jari lingkaran.
y) Jika diketahui ∆ ABC dan segmen garis PQ sedemikian hingga PQ = AB,
maka ada titik R di luar PQ sedemikian hingga ∆ PQR ∆ ABC.
z) Sebuah lingkaran dapat digambarkan melalui sebarang segitiga.
10
DAFTAR PUSTAKA
George Edward Martin. The foundations of geometry and the non-Euclidean plane.
http://books.google.co.id/books?id=zHSKn-
li060C&pg=PA319&lpg=PA319&dq=bolyai+lobachevsky&source=bl&ots=
A9L6614Qcr&sig=BAv3_qPAvBdEtTh84TimE_yNNXI&hl=id&ei=ACAxSqf
KCtSMkAX6-Ly7Bw&sa=X&oi=book_result&ct=result&resnum=5
11
didownload tanggal 11 Juni 2009 pukul 21:00.
Hvidsten, Michael. 2005. Geometry With Geometry Explorer. New York: McGraw-
Hill Education.
Saccheri-Legendre Theorem
http://www.math.uncc.edu/~droyster/math3181/notes/hyprgeom/node
38.html didownload tanggal 11 Juni 2009 pukul 21:00.
12