Anda di halaman 1dari 9

Patofisiologi Gangguan Muskuloskeletal

 Tabulasi Gangguan

Penyakit Bagian Terganggu Patofisiologi

Muskuloskeletal Injuries
 Trauma/Stress/Penyakit yang menyebabkan kelemahan
pada tulang → Fraktur
 Terjadi gangguan pada periosteum, pembuluh darah
dari korteks, sum-sum tulang, jaringan lunak
 Terbentuk hematoma di ujung tulang yang fraktur dan
di bawah periosteum
 Jaringan mati merangsang respon inflamasi
 Terjadi vasodilatasi, eksudasi plasma, serta infiltrasi
Tulang leukosit dan sel mast
1. Skeletal Trauma :
Fraktur
Tulang rawan efifisis  Dalam 48 jam terjadi peningkatan aliran darah ke area
Tulang rawan sendi fraktur
 Sel pembentuk tulang di periosteum, endosteum, dan
sum-sum tulang di aktifkan dan membentuk prokalus
subperiosteal
 Osteoblast di prokalus merangsang sintesa kolagen dan
matriks sehingga terjadi mineralisasi dan terbentuk
kalus
 Selanjutnya terjadi proses bone remodeling (reabsorbsi
kalus) dan pembentukan trabekula
2. Skeletal Trauma : Tulang  Sering terjadi bersamaan dengan fraktur karena
Dislokasi dan Sendi tekanan/stress
Subluksasi  Terjadi pemisahan tulang sehingga dapat merobek
saraf, pembuluh darah ligament dan jaringan lunak
 Perdarahan dari periosteum dan otot yang rusak dapat
menyebabkan ischemia paralysis
Support Structures
 Robekan pada tendon dan ligament menyebabkan
terjadinya proses inflamasi dan terbentuk jaringan
granulasi
 Jaringan granulasi ditandai dengan proliferasi kapiler,
fibroblast dan makrofag
 4-5 hari terjadi pembentukan kolagen yang tidak
terorganisir
 Baru terorganisir setelah menyatu dengan tendon yang
3. Strain Tendon & Sprain Tendon
ada
Ligament & Muscle Ligamen
 Jaringan fibrous vaskuler menggabungkan jaringan
Strain Otot
baru dan jaringan sekitarnya
 Reorganisasi dimana tendon dan ligament memisahkan
diri dari jaringan lunak disekitarnya
 Apabila ada tarikan pada ligament dan tendon yang
robek maka bisa terpisah lagi dan akan sembuh dengan
lebih banyak jaringan parut
 Remodeling jaringan parut membutuhkan waktu
beberapa bulan atau tahun
Tendinitis
Bahu : Rotator Cuff Tenditis,  Mekanisme molekuler menyebabkan peradangan
Biceps Tendinitis  Peradangan terjadi pelepasan sitokin-sitokin inflamasi
Siku : Epikondilitis Lateral, seperti IL-1β yang mengurangi ekspresi mRNA
Epikondilits Medial kolagen tipe I dalam tenosit
4. Tendinitis & Bursitis
Pergelangan kaki : Achiles  Pengurangan ekspresi mRNA kolagen tipe I dalam
Tendinitis tenosit menyebabkan degradasi matriks ekstraseluler
pada tendon
Bursitis
Bahu, Siku, Panggul dan Lutut
 Myoglobin yang keluar dari sel otot, kemudian
mioglobin disaring dari darah oleh ginjal dan
5. Myoglobulinuria Otot
diekskresikan melalui urin dan menyebabkan urin
berwarna merah gelap
Disorders of Bones
 Terjadi gangguan saat remodeling cycle
 Gangguan disebabkan karena
- Peningkatan jumlah unit multiseluler dasar
teraktivasi : banyak tempat resorbsi, termasuk
tulang-tulang baru
6. Metabolic Bones
- Peningkatan frekuensi aktivasi unit multiseluler :
Structures : Tulang
jumlah tulang yang direabsorbsi bertambah
Osteoporosis
- Peningkatan resorbsi tulang oleh osteoklast
- Akibatnya pembentukan tulang oleh osteoblast
tertunda
- Kurangnya bone cell precursors menyebabkan
kurangnya sel dalam unit multiseluler
 Defisiensi vitamin D
 Menyebabkan hypokalemia yang meningkatkan sekresi
PTH
7. Metabolic Bones
 Peningkatan sekresi PTH mengakiba tan Ca Plasma
Structures : Tulang
meningkat, P Plasma menurun
Osteomalacia
 Peningkatan resorbsi tulang
 Formasi tulang untuk kompensasi kekurangan Ca&P
 Terjadi Osteomalacia
8. Metabolic Bones Tulang  Characterized by localized, disordered bone
Structures : remodeling
Paget Disease - Excessive bone resorption →disorganized
compensatory bone formation
 Three phases of pathogenesis
- Lytic phase:osteoclastic hyperactivity→increased
rate of localized bone resorption; bone remodeling
increased up to 20x
- Mixed lytic-blastic phase: compensatory
osteoblastic hyperactivity→ accelerated bone
formation
- Sclerotic phase: results in thick, sclerotic,
disorganized bone (“woven bone”) prone to
fracture; new bone infi ltrated by blood vessels
(e.g. hypervascular state
 Osteomyelitis paling sering disebabkan oleh
staphylococcus aureus. Organisme penyebab yang lain
yaitu salmonella, streptococcus, dan pneumococcus.
Metafisis tulang terkena dan seluruh tulang mungkin
terkena. Tulang terinfeksi oleh bakteri melalui 3 jalur :
hematogen, melalui infeksi di dekatnya atau scara
9. Infectious Bone langsung selama pembedahan. Reaksi inflamasi awal
Tulang
Disease : Osteomyelitis menyebabkan trombosis, iskemia dan nekrosis tulang.
Pus mungkin menyebar ke bawah ke dalam rongga
medula atau menyebabkan abses superiosteal.
Suquestra tulang yang mati terbentuk. Pembentukan
tulang baru dibawah perioteum yang terangkan diatas
dan disekitar jaringan granulasi, berlubang oleh sinus-
sinus yang memungkinkan pus keluar
 Abnormal neoplastic bone tissue growth
10. Bone Tumors Tulang
 Benign tumors more common than malignant
Disorders of the Joints
11. Non-Inflammatory
Sendi
Joint Disease
12. Inflammatory Joint Sendi  CD4+ T cells: react with arthrogenic agent (unknown;
Disease : Rheumatoid thought to be a microbe/self-antigen) → cytokine
Arthritis production →IFN-gamma (TH1 product ) → activate
macrophages and synovial cells → synovial, immune
cell proliferation → swollen synovial tissue (also
known as pannus formation) → IL-17 (TH17 product )
→recruit neutrophils and monocytes →TNF-alpha and
IL-1 (macrophage product ) → stimulate synovial cells
→ protease release → hyaline cartilage destruction→ ↓
cartilaginous buffer → bone on bone articulation → ↑
bone destruction
 RANKL (on T cells): activate osteoclasts' RANK
receptor → bone
 Synovial cells: directly responsible for protease release,
contribution to cytokine milieu
- Germinal centers within synovium include plasma
cells → antibodies against self-antigens, i.e.
autoantibodies → specifi c for citrullinated peptides
(CCPs)/arginine residues converted to citrulline
- Antibodies against fi brinogen, type II collagen,
alpha-enolase, vimentin →form antibody-antigen
complexes →deposit into joints
- Antibodies (usually IgM or IgA) against Fc regions
of IgG antibodies form RF →deposit into joints
 Chronic infl ammation → angiogenesis →increase infl
ammatory cell response →further joint involvement
 Pembentukan homodimers HLA-B27 akibat misfolding
dalam retikulum endoplasma
13. Inflammatory Joint
 Akumulasi misfolded protein dalam sel menyebabkan
Disease : Ankylosing Sendi
proinflamatory intracellular stress response
Spondylitis
 Ekspresi HLA-B27 homodimers dikenali sebagai
antigen asing
14. Inflammatory Joint Sendi  Episodic, arthritic disorder
Disease :  Monosodium urate crystallization in, around joint
Gout spaces; when left untreated, can manifest as tophi in
chronic arthritic disorder
 Monosodium urate (MSU): purine and pyrimidine
(nitrogen containing heterocycles; DNA components)
→ primary sources of uric acid; released when cells
broken down
- Limited solubility in plasma (only 6.8mg/dL)
- Poorer solubility in joint space → lower
temperature, synovial fl uid composition favor
precipitation
- Sources of nidus (precipitates crystals) include
collagen fi bers, chondroitin sulfate, proteoglycans,
cartilage fragments
- Physiologic pH of 7.4 → uric acid loses cation,
adds Na+→ MSU crystals
 Damage pathway: MSU precipitate into joints →
complement cascade activated, cytokines produced →
leukocyte recruitment → macrophages phagocytose
MSU → infl ammasome activates caspase-1 →
produce IL-1 and other proinfl ammatory cytokines
→↑ ↑ ↑ leukocyte recruitment, cytokine production
 Classification
- 90% primary/idiopathic
- 10% secondary
Disorders of Skeletal Muscle
15. Contractures Otot
16. Stress-Induced Muscle
Otot
Tension
17. Fibromyalgia Otot  Patofisiologi Fibromyalgia syndrome (FMS)
berhubungan dengan peningkatan sensitivitas terhadap
nyeri atau penurunan ambang batas nyeri yang
berhubungan dengan adanya disregulasi proses
modulasi nyeri di sistem saraf pusat. Modulasi nyeri
diperantarai oleh neurotransmiter serotonin. Pasien
FMS mempunyai kadar plasma serotonin yang lebih
rendah. Namun ada pula bukti yang menunjukkan
disregulasi dopamin pada FMS. Serotonin merupakan
neurotransmiter yang memediasi inhibisi nyeri pada
jaras descending pain pathway. Penurunan serotonin
akan mengakibatkan peningkatan sensitivitas terhadap
nyeri.
 Modulasi nyeri di jaras descending pain pathway
diregulasi oleh korteks cinguli dan insula. Hal ini
dibuktikan dengan peningkatan konsentrasi glutamat
pada cairan serebrospinal dan insula posterior pasien
FMS.
 Pada FMS juga terjadi hiporeaktivitas aksis
hipotalamus-pituitari-adrenal (HPA) terhadap stressor
yang disertai dengan hiperaktivitas sistem saraf
simpatis. Pasien dengan FMS mempunyai respon
adrenocorticotropic hormone (ACTH) yang tinggi
sebagai akibat hiposekresi corticotropin-releasing
hormone (CRH) kronis. Hal ini sangat mungkin
berhubungan dengan rendahnya kadar serotonin,
karena jaras serotonergik juga berfungsi meregulasi
aksis HPA.
 FMS juga sering ditemukan pada pasien yang
mengalami stress kronis, baik fisik maupun psikologis.
Pada depresi misalnya, ditemukan adanya penurunan
kadar serotonin. Akibatnya pada depresi terjadi
peningkatan sensitivitas terhadap nyeri. Serotonin juga
mempunyai efek menenangkan (menurunkan
kecemasan) dan modulasi tidur. Penurunan serotonin
bisa menjelaskan mengenai komorbiditas gangguan
kecemasan dan gangguan tidur pada FMS.
18. Disuse Atrophy Otot
19. Myotonia Otot
20. Periodic Paralysis Otot  Ion channel yang sensitif tegangan secara tertutup
meregulasi pergantian potensial aksi (perubahan
singkat dan reversibel tegangan mebran sel).
 Disana terdapat permeabelitas ion channel yang
selektif dan bervariasi. Energi-tergantung voltase ion
channel terutama gradien konsentrasi. Selama
berlangsungnya potensial aksi ion natrium bergerak
melintasi membran melalui voltage-gated ion channel.
 Masa istirahat membran serat otot dipolarisasi terutama
oleh pergerakan klorida melalui channel klorida dan
dipolarisasi kembali oleh gerakan kalium.natrium,
klorida dan kalsium channelopati sebagai sebuah grup,
dihubungkan dengan myotonia dan PP.
 Subunit fungsional channel natrium, kalsium dan
kalium adalah homolog. Natrium channelopati lebih
dipahami daripada kalsium atau klorida channelopati.

 Soal MCQ
1. Seorang pria 25 tahun dibawa ke UGD rumah sakit Malalayang dikarenakan terlibat kecelakaan motor vs mobil yang dimana
pasien merupakan pengendara motor. Pada saat tiba di UGD, dokter yang memeriksa melihat bahwa pada extremitas inferior
dextra pasien ditemukan fraktur terbuka dengan tulang femur terekspos serta ada perdarahan.
Menggunakan klasifikasi open fraktur Gustilo & Anderson, pasien ini ada pada derajat :
a. Derajat III
b. Derajat IIIa
c. Derajat IIIb
d. Derajat IIIc
e. Derajat IV
Jawaban : d. Derajat IIIc

Anda mungkin juga menyukai