GANGGUAN MUSKULOSKELETAL
(FRAKTUR)
OLEH
Ns. ANGGA ARFINA, M.Kep
PENDAHULUAN
• Muscle : otot
Sistem • Skeleton : tulang
muskuloskeletal • Joint : sendi
• Struktur tulang menyusun ± 25% berat
badan dan otot menyusun ± 50%
• Matriks tulang menyimpan kalsium, fosfor,
magnesium dan flour
Sistem skeletal/ rangka
SKELETAL
Osteoklas
➢ Sel tulang yang berfungsi menyerap dan
mengeluarkan asam dan enzim untuk
melarutkan kristal kalsium dan fosfat dan
matriks organik
➢ Berperan dalam penghancuran, resorpsi
dan remodeling tulang
ASKEP FRAKTUR
DEFENISI
• Menurut Smeltzer, Bare, Hinkle dan Cheever
(2010) fraktur merupakan terputusnya
kontinuitas struktur tulang baik secara lengkap
maupun tidak lengkap berdasarkan jenis dan
luasnya.
• Fraktur adalah gangguan dari kontinuitas yang
normal dari suatu tulang (Black & Hawks, 2014)
• Fraktur dapat terjadi ketika tulang
mengalami kelebihan beban mekanis
pada suatu tulang.
• Fraktur biasanya melibatkan jaringan
lunak (mengakibatkan edema dan
perdarahan), kerusakan saraf dan tendon
(White, Duncan & Baumle, 2013).
NEXT...
SKIN TRACTION
1/7 x BB
1/5 x BB
• Rehabilitasi
➢Mengembalikan pada fungsi tulang ke
semula dengan cara:
▪ ROM pasif/ aktif
▪ Penguatan otot
▪ Proses penyembuhan fraktur
Proses Keperawatan
• Data Subjektif
➢Klien dengan fraktur dapat
mengungkapkan adanya gangguan
fungsi neurovaskular setelah patah
tulang sangat penting dan berfokus
pada nyeri terutama bila ada gerakan,
kejang otot, kelumpuhan, parestesia,
pucat, dan pulselessness
• Data Objektif
➢ Kaji adanya edema, pemendekan tulang dan
deformitas pada tungkai yang terkena,
adanya hematoma dan pucat.
➢ Periksa nadi pada ekstremitas yang terkena
dan bandingkan dengan yang lainnya.
➢ Lakukan pemeriksaan tanda-tanda vital
pasien dan keadaan umum pasien seperti
kondisi fisik dan mental pasien.
➢ Periksa kulit untuk melihat ada tidaknya
penonjolan tulang, warna dan suhu kulit.
➢ Periksa luka, warna dan jumlah drainase. Tandai ukuran
luka, dan drainasi catat tanggal dan waktu, peningkatan
ukuran drainase.
➢ Lakukan penilaian ekstremitas termasuk jari kaki, tangan
terhadap perubahan warna kulit, denyut nadi dan suhu.
➢ Defisit sensorik termasuk rasa sakit yang meningkat
dengan
peregangan pasif, dalam dan berdenyut.
➢ Paresthesia (terbakar atau kesemutan) dan mati rasa
merupakan tanda-tanda awal keterlibatan saraf.
➢ Gerakan dievaluasi dengan meminta pasien untuk
melenturkan dan meregangkan pergelangan
tangan atau plantar flexi dan dorso flexi kaki.
➢ Adanya iskemia pada saraf dan edema, pasien
mengalami sensasi hypoesthesia (sensasi berkurang
diikuti oleh mati rasa lengkap).
➢ Kelemahan motorik dapat terjadi sebagai tanda
akhir dari saraf yang iskemia.
➢ Tidak ada gerakan (kelumpuhan) menunjukkan
kerusakan saraf.
➢ Sirkulasi perifer dievaluasi dengan menilai warna,
temperatur, waktu pengisian ulang kapiler (CRT),
edema, sianosis menunjukkan kongesti vena.
➢ Muka pucat atau jari kehitaman dan dingin
menunjukkan waktu pengisisan ulang kapiler
berkurang perfusi arteri berkepanjangan.
➢ Edema dapat menggambarkan fungsi denyut
arteri, dan Doppler ultrasonografi dapat digunakan
untuk memverifikasi pulsus.
➢ Pulselessness adalah tanda yang mungkin menunjukkan
kurangnya perfusi jaringan distal, namun ada
kemungkinan untuk terjadinya sindrom kompartemen
dengan pulsus lemah ke ekstremitas
➢ Palpasi otot, jika mungkin, mengungkapkan terjadi
edema. Ahli bedah ortopedi dapat mengukur jaringan
tekanan dengan memasukkan perangkat jaringan
tekanan-monitoring, seperti kateter Wick, ke dalam
kompartemen otot. Tekanan normal adalah 8 mm Hg
atau kurang. Saraf dan otot jaringan memburuk sebagai
tekanan kompartemen meningkat. Tekanan
berkepanjangan lebih dari 30 mm Hg dapat
mengakibatkan mikrosirkulasi
Masalah keperawatan
• Nyeri akut berhubungan dengan agen injuri (fisik)
• Gangguan mobilitas fisik b/d , kerusakan
kontinuitas jaringan tulang, kerusakan
neuromuskuler
• Resiko cidera fisik berhubungan dengan perubahan
mobilitas
• Penurunan perfusi jaringan perifer berhubungan
penurunan sirkulasi darah
• Defisit perawatan diri (mandi, makan, dan
toileting) berhubungan dengan gangguan
motorik dan sensori
• Kerusakan integritas kulit yang berhubungan
dengan laserasi dan abrasi, faktor mekanik,
kelembaban, tekanan pengekangan,
imobilisasi fisik
• Resiko Infeksi behubungan dengan
kerusakan jaringan, kulit dan trauma
jaringan