Anda di halaman 1dari 3

Nb Gejala Kelelahan  

Gambaran mengenai gejala kelelahan (fatigue symptoms) secara subyektif dan obyektif antara
lain; 
(1) Perasaan lesu, ngantuk dan pusing; 
(2) Kurang mampu berkonsentrasi; 
(3) Berkurangnya tingkat kewaspadaan; 
(4) Persepsi yang buruk dan lambat; 
(5) Berkurangnya gairah untuk bekerja; 
(6) Menurunnya kinerja jasmani dan rohani (Budiono, dkk., 2003).  

Jenis Kelelahan  
Kelelahan kerja berakibat pada pengurangan kapasitas kerja dan ketahanan tubuh (Suma’mur,
1996). Grandjean (1988) mengatakan kelelahan kerja dapat dibedakan menjadi dua macam,
yaitu:  
a)  Kelelahan Otot (Muscular Fatigue)  
Fenomena berkurangnya kinerja otot setelah terjadinya tekanan melalui fisik untuk suatu waktu
disebut kelelahan otot secara fisiologi, dan saat gejala yang ditunjukan  tidak hanya berupa
berkurangnya tekanan fisik, namun juga pada makin rendahnya gerakan. Pada akhirnya
kelelahan fisik ini dapat menyebabkan sejumlah hal yang kurang menguntungkan seperti:
melemahnya kemampuan tenaga kerja dalam melakukan pekerjaannya dan meningkatnya
kesalahan dalam melakukan kegiatan kerja, sehingga dapat mempengaruhi produktivitas
kerjanya. Gejala Kelelahan otot dapat terlihat pada gejala yang tampak dari luar atau external
signs. 
b)  Kelelahan Umum (General Fatigue) 
Gejala utama kelelahan umum adalah suatu perasaan letih yang luar biasa. Semua aktivitas
menjadi terganggu dan terhambat karena munculnya gejala kelelahan tersebut. Tidak adanya
gairah untuk bekerja baik secara fisik maupun  psikis, segalanya terasa berat dan merasa
“ngantuk”.  Kelelahan umum biasanya ditandai berkurangnya kemauan untuk bekerja yang
disebabkan oleh karena monotoni, intensitas dan lamanya kerja fisik, keadaan dirumah, sebab-
sebab mental, status kesehatan dan keadaan gizi. 

Mekanisme Kelelahan 
Keadaan dan perasaan kelelahan adalah reaksi fungsional dari pusat kesadaran yaitu saraf
pusat (cortex cerebri), yang dipengaruhi oleh dua sistem antagonistic  yaitu sistem penghambat
(inhibisi) dan sistem penggerak (aktivasi). Sistem penghambat terdapat dalam  thalamus  yang
mampu menurunkan kemampuan manusia bereaksi dan menyebabkan kecenderungan untuk
tidur. Sistem penggerak terdapat dalam  formasio retikularis  yang dapat merangsang peralatan
dalam tubuh kearah bekerja, berkelahi, melarikan diri dan sebagainya.  
Suma’mur, 1996). Maka keadaan seseorang pada suatu saat sangat tergantung kepada hasil
kerja diantara dua sistem antagonis dimaksud. Apabila sistem penghambat lebih kuat seseorang
dalam keadaan lelah. Sebaliknya manakala sistem aktivitas lebih kuat seseorang dalam
keadaaan segar untuk bekerja.
Tarwaka, dkk. 2004.  Ergonomi untuk Keselamatan Kesehatan Kerja dan Produktivitas. Surakarta:
UNIBA Press 
http://www.landasanteori.com
definisi lapar
Lapar adalah sensasi fisik sebagai pertanda tubuh kita membutuhkan asupan makanan.
Perut keroncongan, memikirkan makanan, kurang konsentrasi hingga mudah marah adalah
gejala seseorang merasa lapar
Lapar dapat terjadi karena adanya stimulasi dari suatu faktor lapar, yang akan mengirimkan
impuls tersebut ke pusat lapar di otak, yakni hipotalamus bagian lateral, tepatnya di nucleus
bed pada otak tengah yang berikatan serat pallidohypothalamus. Otak inilah yang akan
menimbulkan rasa lapar pada manusia. Setelah tubuh mendapat cukup nutrisi yang
ditentukan oleh berbagai faktor, maka akan mengirim impuls ke pusat kenyang yakni di
nucleus ventromedial di hipotalamus. Kemudian tubuh akan merasa puas akan makan,
sehingga kita akan berhenti makan.
Hormon-hormon yang bekerja untuk rasa lapar dan kenyang:
1. Neuro Peptida-Y : mempengaruhi rasa keinginan untk makan. Letaknya di para
ventricular nucleus.
2. Orexin-A &Orexin-B : terletak di lateral hipotalamus, fungsinya untuk
menaikkan food intake( rasa lapar)
3. Ghrelin
4. Hormon yang disekresikan oleh dinding lambung manusia. Kosongnya lambung
dalam waktu cukup lama akan menstimulasi dinding lambung mensekresikan
ghrelin yang akan terbawa peredaran darah hingga sampai ke otak. Di otak,
hormone ini akan menstimulasi munculnya rasa lapar. Sekresi hormon ini akan
berakhir ketika lambung telah terisi oleh makanan.
5. Insulin
6. Insulin berperan dalam menurunkan kadar gula dalam darah dengan menyimpan
kelebihan gula dalam bentuk glikogen di hati dan otot. Saat sampai di otak, hormon
ini juga akan memunculkan reaksi menekan lapar (tetap kenyang). Insulin dihasilkan
oleh pancreas dan disekresikan ketika kadar gula dalam darah meningkat setalah
makan, setalah kadar gula normal kembali, sekresi insulin akan berhenti.
7. Leptin
8. Leptin adalah hormon yang dihasilkan oleh jaringan adiposa (lemak) dalam tubuh.
Apabila lemak dalam tubuh menipis, maka kadar leptin akan berkurang sehingga
menyebabkan meningkatnya rasa lapar. Sebaliknya apabila jaringan lemak menebal,
kadar leptin akan meningkat sehingga menurunkan rasa lapar.
9. PYY
10. PYY merupakan hormon yang dihasilkan oleh usus halus setelah makan,
mempengaruhi otak untuk menurunkan rasa lapar. Makanan dalam usus akan
menstimulasi sekresi PYY yang bekerja kebalikan dengan hormon ghrelin.
http://www.edubio.info/2015/04/pengaturan-rasa-lapar-dan-kenyang-tubuh.htmlMinuman
manis mungkin menjadi alasan Anda mengapa mengalami kenaikan berat badan. Gula
yang terkandung dalam minuman manis dapat menambah asupan kalori ke tubuh
Anda tanpa Anda sadari. Mengapa begitu? Hal ini karena minuman manis tidak
membuat Anda merasa kenyang setelah meminumnya walaupun mengandung gula
dan kalori yang sama dengan makanan padat.

Sebuah penelitian menunjukkan bahwa gula fruktosa yang biasanya terdapat dalam
minuman manis tidak merangsang pusat kenyang di otak seperti yang dilakukan jika
Anda mengonsumsi makanan padat yang mengandung gula (glukosa).

Di otak terdapat pusat kenyang yang dapat mengatur asupan kalori Anda. Jika Anda
sudah makan banyak kemudian Anda merasa kenyang, seharusnya Anda tidak makan
lagi sesudahnya atau Anda akan makan lebih sedikit di lain waktu. Namun, jika Anda
minum minuman manis, hal ini mungkin tidak bekerja.
Tubuh tidak memproses kalori dalam minuman manis sama seperti kalori dalam
makanan padat. Cairan berjalan lebih cepat melalui saluran usus, sehingga
memengaruhi hormon dan sinyal kenyang yang diterima tubuh. Kalori yang didapatkan
tubuh dari minuman tidak dapat memberi rasa kenyang yang kuat, tidak bisa
mengurangi rasa lapar, dan tidak dapat membuat Anda makan lebih sedikit.

Lagipula, mekanisme yang mengendalikan rasa lapar dan haus benar-benar berbeda.


Jadi, mengonsumsi minuman berkalori hanya dapat melegakan rasa haus Anda bukan
mengurangi rasa lapar. Hal ini membuat Anda tidak akan kenyang walaupun sudah
banyak minum minuman manis, seperti teh manis, sirup, maupun minuman bersoda.
Hellosehat.com

Anda mungkin juga menyukai