Anda di halaman 1dari 7

LAPORAN ANALISIS JURNAL K3

LABORATORIUM
“Evaluasi Penerapan Prinsip Kesehatan Dan Keselamatan Kerja (K3) Pada Pelaksanaan
Kegiatan Praktikum Mikroteknik Di Laboratorium Biologi Fakultas Sains Dan Teknologi
UIN Sunan Kalijaga”

Disusun oleh:
Tubagus Laka Atrinda Wibawa
17/414395/KU/20076
Kelompok 07

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN

FAKULTAS KEDOKTERAN, KESEHATAN MASYARAKAT & KEPERAWATAN

UNIVERSITAS GADJAH MADA

YOGYAKARTA

2021
A. Identitas Jurnal

Nama Penulis : Ethik Susiawati Purnomo dan Dony Eko Saputro

DOI : ISSN 2339-0905

Nomor : 65

Tahun : 2016

Judul Tulisan : Evaluasi Penerapan Prinsip Kesehatan Dan Keselamatan Kerja (K3) Pada

Pelaksanaan Kegiatan Praktikum Mikroteknik Di Laboratorium Biologi Fakultas Sains

Dan Teknologi UIN Sunan Kalijaga

Nama Jurnal : INTEGRATED LAB JOURNAL

B. Tujuan Penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui evaluasi Penerapan Prinsip Kesehatan Dan

Keselamatan Kerja (K3) Pada Pelaksanaan Kegiatan Praktikum Mikroteknik Di

Laboratorium Biologi Fakultas Sains Dan Teknologi UIN Sunan Kalijaga.

C. Hasil dan Pembahasan Jurnal

Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3) tidak hanya berlaku di lingkungan proyek

pembangunan maupun perusahaan-perusahaan besar. Lingkungan rumah tangga, institusi

kesehatan seperti rumah sakit, bahkan sekolah atau kampus juga memberlakukan prinsip K3.

Untuk lingkungan sekolah atau kampus sendiri sangat akrab dengan aturan K3 terutama di

laboratorium pembelajaran. Peraturan menggunakan peralatan dan bahan laboratorium sangat

penting untuk keamanan dan keselamatan siswa atau mahasiswa yang melaksanakan

praktikum.

Penerapan K3 di lingkungan laboratorium di buktikan dengan beberapa penelitian.

Penelitian yang dilakukan di Laboratorium Biologi Fakultas Sains dan Teknologi UIN Sunan
Kalijaga Yogyakarta oleh Ethik dan Dony pada tahun 2016 menggunakan angket, observasi

langsung, dan wawancara kepada dosen dan asisten praktikum sebagai instrumen

penelitiannya. Terdapat 19 poin di dalam observasi langsung oleh peneliti.

Hasil observasi menunjukkan bahwa seluruh mahasiswa memahami peraturan yang berlaku

di laboratorium dan menggunakan jas selama praktikum namun, tidak semua mahasiswa mematuhi

aturan terkait penggunakan APD (alat pelindung diri) selama menjalankan praktikum. Penggunaan

APD tersebut seperti sarung tangan dan masker. Dari 22 mahasiswa yang mengikuti praktikum,

hanya 2 orang yang terlihat memakai masker. Dalam penelitian ini, praktikum yang sedang

dilaksanakan adalah praktikum mikrotenik yang memiliki tahapan pembedahan, pengenceran

dengan alkohol, dehidrasi, pewarnaan, dan lainnya yang membutuhkan sarung tangan atau glove

selama proses praktikum tersebut. Namun pada hasil observasi, hanya 40,9% mahasiswa

menggunakan glove selama pembedahan. Hal ini membuktikan bahwa mahasiswa belum
mengetahui pentingnya penggunakan glove untuk melindungi tangannya selama proses praktikum.

Begitu pula dalam proses dehidrasi dan pengenceran. Dengan demikian berdasarkan observasi

peneliti presentasi penggunakan APD dapat dilihat dengan data histogram.

Untuk hasil data dari angket atau kuesioner yang dibagikan kepada para mahasiswa

memberikan kesimpulan bahwa mayoritas mahasiwa menyetujui penggunakan APD selama

praktikum. Namun ini menandakan bahwa tidak semua mahasiswa memahami, mentaati, maupun

melaksanakan aturan penggunaan APD sesuai peraturan K3 di laboratorium.

Dari hasil wawancara dosen dan asisten penelitian disimpulkan bahwa aturan K3 yang
berlaku di laboratorium sesuai praktikumnya di sosialisasikan terlebih dahulu dengan nama sesi

asistensi. Selain itu, asisten penelitian selalu berada di samping mahasiswa untuk mendampingi.

Namun, asisten penelitian pun tidak menaati aturan praktikum seperti penggunaan APD tersebut

dan kehadiran dosen sangat minim selama praktikum. Oleh karena itu, penerapan K3 di

laboratorium selama praktikum belum maksimal dilaksanakan karena para peserta praktikum dan

pendampingnya tidak menaati aturan yang berlaku. Sehingga untuk meningkatkannya dibutuhkan

kesadaran akan pentingnya melindungi diri sendiri selama menjalani praktikum.

D. Kesimpulan

Setiap pekerjaan memiliki risiko kecelakaan kerja masing-masing, termasuk saat kita

bekerja di laboratorium. Kegiatan di laboratorium memungkinkan seseorang untuk berinteraksi

secara langsung dengan bahan kimia, fisika, maupun biologi yang memiliki potensi bahaya.

Fasilitas dan sarana yang kurang memadai juga menjadi salah satu factor risiko kecelakaan kerja.

Standar prosedur operasional kerja yang sudah ditetapkan harus dipatuhi oleh seluruh pengguna

laboratorium untuk mengurangi risiko kecelakaan kerja yang mungkin dapat terjadi. Mulai dari

mengurangi paparan dengan bahan berbahaya beracun hingga menggunakan APD dengan tepat

untuk mencegah terjadinya kecelakaan. Selain itu, pengkajian secara berkala mengenai factor risiko

bahaya perlu dilakukan untuk menjadi bahan evaluasi sehingga dalam implementasinya pengelola

dapat menentukan intervensi yang tepat untuk mengurangi risiko kecelakaan kerja di laboratorium

tersebut
DAFTAR PUSTAKA

International Labour Organization. (n.d.). KESELAMATAN & KESEHATAN KERJA (K3). In


International labour organization. Jakarta: I.
Rejeki, S. (2016). Kesehatan dan Keselamatan Kerja. Jakarta: Pusdik SDM Kesehatan.
Vendamawan, R., Teknik, F., & Diponegoro, U. (2015). Pengelolaan Laboratorium Kimia.
Pengelolaan Laboratorium Kimia, 11(02). https://doi.org/10.14710/metana.v11i02.14757
Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi, (Nomor 03,
2010), Tentang Jabatan Fungsional Pranata Laboratorium Pendidikan Dan Angka Kreditnya
Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 101 Tahun 2014 tentang Pengelolaan Limbah
Bahan Berbahaya dan Beracun
Undang-Undang Republik Indonesia No 1 Tahun 1970 tentang Keselamatan Kerja

Suma’mur. (1989). Keselamatan Kerja dan Pencegahan Kecelakaan. Jakarta: CV. Haji Mas Agung
Salawati, L. (2009). Keselamatan dan Kesehatan Kerja Laboratorium Kesehatan. Jurnal
Kedokteran Syiah Kuala, 9(3).

Anda mungkin juga menyukai