Anda di halaman 1dari 2

ATRIAL SEPTAL DEFECT (ASD)

Defek septum Atrial atau Atrial Septal Defect (ASD) adalah penyakit
jantung kongenital asianotik yang paling sering ditemukan pada pasien dewasa
dengan insidensi 10% dari defek jantung kongenital asianotik pada dewasa
(terjadi pada 0,8% bayi lahir). Terdapat 4 tipe yang berbeda dari ASD, yaitu
ostium sekundum (85%), ostium primum (10%), sinus venosus (5%), dan defek
sinus coronarius (jarang). Pada hampir semua pasien yang lahir dengan ASD < 3
mm, akan menutup spontan dalam 18 bulan setelah lahir, namun pada pasien
dengan defek 3-8 mm, hanya80% yang menutup spontan. Defek yang kecil (< 5
mm) dihubungkan dengan pintasan yang kecil dan tanpa konsekuensi
hemodinamik. Defek 20 mm dihubungkan dengan shunt luas dan menyebabkan
efek hemodinamik yang nyata.
ASD menyebabkan pintasan intrakardiak kiri ke kanan denganvolume
overload ventrikular kanan, peningkatan aliran darah pulmonal (pulmonary blood
flow/PBF), hipertensi pulmonal, hipertrofi ventrikel kanan dan terkadang gagal
jantung kongestif (congestive heart failure/CHF). Meskipun hipertensi pulmonal
banyak didapatkan namun PVR jarang melebihi 500 dyn s cm -5. Pada pasien
dewasa, gejala yang muncul dapat berupa sesak nafas, aritmia atrial dan atau
gagal jantung. Namun begitu beberapa individu tetap asimptomatis sampai terjadi
pinta-san yang berbalik.
Pasien ASD umumnya asimptomatik atau dapat pula mengalami sesak
nafas ketika beraktivitas. Aliran darah pulmonal yang meningkat, overload
jantung kanan, aritmia dan hipertensi pulmonal cenderung meningkat dengan usia.
Diperkirakan 25% pasien dengan ASD yang tidak diperbaiki akan men-inggal
pada usia 27 tahun, 50% dalam 37 tahun dan 90% pada usia 60 tahun.

Wardhana, W. 2017. Penanganan Perioperatif Pasien Penyakit Jantung


Kongenital Dewasa dengan ASD, Suspek Hipertensi Pulmonal, LV Smallish.
Jurnal Anestesiologi Indonesia. 9(2) : 71-86
PATENT DUCTUS ARTERIOSUS (PDA)

Patent Ductus Arteriosus (PDA) adalah penyakit jantung bawaan dimana


duktus arteriosus yang menghubungkan arteri pulmonal dan aorta tetap terbuka.
Banyak faktor yang mempengaruhi terjadinya PDA diantaranya adalah prematur.
Prematuritas merupakan salah satu faktor yang dapat menyebabkan terjadinya
PDA dan prevalensinya lebih tinggi dibandingkan dengan bayi aterm .
PDA merupakan kasus yang jarang ditemukan pada orang dewasa. Dari
studi yang dilakukan oleh Campbell, tentang perjalanan penyakit PDA, bahwa
setelah usia 2 tahun, angka kematian per tahun di antara pasien dengan PDA
adalah sekitar 0,5%, usia 20 tahun, 1-1,5%, selama dekade ketiga kehidupan, 2-
2,5%, pada dekade keempat sekitar 4%. Dari studi ini terlihat bahwa semakin
lambat PDA didiagnosis maka akan semakin tinggi tingkat kematian. Hal ini
diakibatkan karena banyak faktor yaitu terjadinya hipertensi pulmonal, gagal
jantung akut dan endokarditis. Adapun salah satu akibat dari endokarditis adalah
insufisiensi pada katup jantung terutama katup aorta. Anemia hemolitik akibat
endokarditis bukanlah kelainan yang umum terjadi dan hanya dilaporkan dalam
beberapa laporan kasus saja.
PDA adalah suatu kondisi dimana terjadi kegagalan penutupan duktus
arteriosus secara permanen. Duktus arteriosus berkembang dari bagian distal
lengkung arkus aorta dan menghubungkan arteri pulmonalis dengan aorta
desendens. Setelah lahir, duktus akan tertutup oleh kontraksi otot polos medial
yang menyebabkan penyempitan, pemendekan dan penutupan lumen secara
permanen untuk membentuk ligamentum arteriosus. Kegagalan penutupan duktus
menyebabkan duktus tetap terbuka. Bentuk dari PDA bervariasi, namun sebagian
besar ujung aorta lebar dan menyempit menuju ke ujung pulmonal.

Kaharuddin, AT. 2020. Anemia Hemolitik Akibat Endokarditis Katup


Aorta Pada Perempuan Dewasa Dengan Patent Ductus Arteriosus.
Alauddin Islamic Medical Journal. 4 (1) : 1-9

Anda mungkin juga menyukai