yang mengolah CPO (Crude Palm Oil) menjadi Refined, Bleached and
(RBDPS), dan Palm Fatty Acid Distillate (PFAD). PT SON Batam ini mulai
2008-2009 TH
PT SON Batam ini diambil alih pada tanggal 28 Maret 2006 perusahaan
asing dengan PT Tabung Haji (TH) Indo Plantation Malaysia dengan Twin
sepenuhnya oleh PT Tabung Haji (TH) Indo Plantation Malaysia. Pada tanggal 7
Desember 2009 PT SON diambil alih oleh FELDDAIFFCO dan PT Tabung Haji
Plant, dan Packaging Plant. Pabrik ini memiliki tangki timbun dengan kapasitas
63.000 MT yang digunakan untuk CPO dan produk-produk dari unit produksi.
kapal hingga lebih dari 45.000 DWT. Panjang dermaga adalah 410 meter dengan
jalur pipa pengapalan yang dirancang untuk proses pengapalan dari tangki timbun
telah dirancang untuk proses pengapalan setiap produk yang berbeda untuk
menghindari kontaminasi.
PT SON ± 130 orang. Sistem manajemen di PT SON Batam dibuat sesuai dengan
PT SON Batam ini berdiri di lahan seluas 11,6 ha berlokasi di Jl. Raya
Pelabuhan Kabil Km. 12,5 Kabil yang berdekatan dengan PT Musim Mas, PT
antaranya adalah:
1. Transportasi
Jl. Raya Pelabuhan Kabil Km. 12,5 Kabil ini merupakan tempat yang
efisien.
2. Lingkungan
3. Tenaga kerja
yang disebabkan oleh alat-alat di pabrik. Generator pembangkit listrik, boiler, dan
berdekatan dengan ketel uap (boiler) dibagian belakang pabrik, sehingga dapat
menghemat daya pompa dan pipa. Penempatan cooling tower pada utilitas
Pabrik pengolahan kelapa sawit PT SON Batam sampai saat ini sudah
hampir 12 tahun beroperasi dengan karyawan ±130 orang yang terdiri dari
Pabrik minyak goreng milik PT SON Batam adalah pabrik yang mengolah
CPO menjadi RBDPO, RBDPS, dan PFAD. CPO yang menjadi bahan baku utama
menjadi minyak goreng sebagai produk yang dapat dikonsumsi oleh masyarakat.
Setiap pasokan CPO layak mutu dialirkan dengan menggunkan pompa ke tangki
dilengkapi dengan koil pemanas bertekanan 12 barr untuk menjada suhu CPO di
tetap berada dalam fasa cair, dengan demikian risiko terjadinya blocking
pada stasiun penerimaan, selanjutnya dilakukan uji kelayakan mutu oleh surveyor.
Adapun standar mutu yang telah ditetapkan oleh PT SON Batam disajikan pada
No Parameter Standar
1. Bleaching earth
lainnya.
bleaching.
proses degumming.
2.5.3 Produk
menghasilkan produk yang sesuai dengan standar mutu yang telah ditetapkan.
Proses pengolahan CPO menjadi minyak goreng terdiri dari dua tahap utama,
mutu gunanya. Pengolahan awal terhadap proses CPO menjadi minyak goreng
terlebih dahulu dilakukan dengan cara menghilangkan zat-zat yang dapat merusak
mutu minyak goreng, seperti gum (getah dan lendir), asam lemak bebas,
kandungan air dan kotoran. Dalam usaha pemurnian atau pemisahan kotoran
degumming:
dengan dosis 0,04-0,05% dari laju alir CPO dengan cara disuntikkan.
pada CPO.
2. Proses Bleaching
beberapa impurities yang tidak diinginkan (logam, pigmen warna, fosfatida) dari
a. Umpan over flow dari multi compartment reactor (503) mengalir ke oil
earth mixer (635A) melalui empat set valve yang diaktifkan secara
Earth) yang digunakan dengan dosis 0,7-0,9% dari laju alir CPO, agar
yang optimum.
b. Minyak overflow dari oil earth mixer (635A) mengalir bleach continius
tank (622B) dan diteruskan ke bleacher (622A), pada tahap ini terjadi
dengan spent earth. Spent earth akan memisah dan keluar melalui bagian
20%.
e. Minyak hasil saringan dialirkan ke Bleach Oil Tank (682B) sebagai tempat
penampungan sementara.
616B4) dan Filter Catridge (616C1-C7) untuk menyaring spent earth yang
mungkin lolos dari Niagar Filter. Produk minyak yang dihasilkan adalah
diperlukan selama 5-7 menit, filter dengan sirkulasi sampai minyak yang
menit.
b. Coating; disini filter yang telah berisi minyak akan disirkulasikan dari
e. Steam Blowing; pengeringan spent earth dan menekan minyak yang masih
g. Cake discharge; pelepasan spent earth melalui butterfly valve, waktu yang
3. Proses Deodorizing
bertujuan untuk menghilangkan bau dan rasa (flavor) yang tidak enak dalam
minyak. Zat-zat yang berbau memiliki tekanan uap yang sangat rendah sehingga
dapat diuapkan dengan suhu yang tinggi (250-260ºC) dan menggunakan tekanan
atsmosfer. Namun suhu yang tinggi dapat merusak minyak dan lemak, oleh
karena itu proses penguapan menggunakan tekanan vakum dan aliran gas inert
lendir ) dan pemucatan warna (bleaching), maka CPO disebut dengan Bleached
Palm Oil (BPO). Bleached Palm Oil (CPO) akan diproses lagi untuk mendapatkan
RBDPO. Agar proses penghilangan zat penyebab rasa dan bau yang tidak disukai
deodorisasi sudah harus bersih dari bleaching eatth. Penghilangan bau serta sam
lemak ini pada proses pengolahan CPO menjadi minyak goreng karena minyak
yang berbau dan mengandung asam lemak bebas yang tinggi dan tidak baik untuk
Proses untuk penghilangan bau serta asam lemak bebas dilakukan prinsip
fatty acid yang akan menghasilkan produk samping PFAD. Minyak yang tidak
dan RBDPO Stearin. RBDPO olein ini yang merupakan minyak goreng yang akan
Minyak BPO diberi perlakuan vakum dan diagitasi yang dilakukan dalam
mengurangi oksidasi minyak dan hidrolisis trigliserida jika gas yang digunakan
adalah uap air panas. Uap panas dimasukkan ke dalam tangki (stripping).
senyawa volatile agar dapat menguap pada suhu yang lebih rendah. Gelembung-
gelembung uap akan naik melalui minyak dan keluar dari lingkungan minyak.
Stripper dirancang untuk pemisahan zat volatile dan non volatile dengan
tekanan yang vakum. Minyak yang akan dimurnikan dipanaskan dengan uap,
sehingga bau tak sedap yang volatile akan dengan mudah menguap terlebih
jumlah kecil untuk mengaduk cairan. Penguapan dengan pemanasan ini dilakukan
dinaikkan agar deodorisasi berjalan penuh. Apabila terjadi kontak dengan udara
pada temperatur proses akan berpengaruh terhadap rasa dan kestabilan minyak.
Pada tipe ini, aliran minyak pada deodorizer terus-menerus tanpa ada
yang telah didaur ulang sampai didapat temperatur normal. Pertukaran panas
antara minyak umpan dan minyak produksi berlangsung pada alat penukar panas.
Tipe ini terdiri dari 3-5 tray yang disusun pada cascade (tahapan-tahapan)
yang sengaja dibuat karena satu tahap dianggap tidak efesien untuk member hasil
berkisar 20-30 menit. Setelah itu katup pengeluaran terbuka secara otomatis dan
semua minyak yang terisi pada tray 1 mengalir ke tray 2 selama 3-8 menit.
Minyak yang berada pada tray 2 sama seperti pada tray 1, mengalir ke tray 3,
minyak goreng (olein) dan stearin (bentuk padat). Ada tiga jenis proses fraksinasi
yaitu:
1. Fraksinasi kering
2. Fraksinasi detergen
3. Fraksinasi pelarut
fraksinasi kering (dry fractionation). Proses fraksinasi kering terdiri dari dua
proses yaitu:
1. Proses Kristalisasi
Proses kristalisasi yaitu proses yang dilakukan pada media kristalizer atau
mobilizer dengan cara pemanasan RBDPO pada temperatur titik lebur kemudian
kristal. Media kristalizer dilengkapi dengan coil water yang berfungsi sebagai
a. Filling (Pengisian)
cooling.
c. Crystallization (Kristalisasi)
e. Holding (Menahan)
2. Proses Filtrasi
dipisahkan dalam filter press yang terdiri dari plate-plate yang dilengkapi dengan
membran dan filter cloth. Tujuan tahapan proses dalam proses filtrasi adalah
sebagi berikut:
a. Closing (Penutup)
b. Filtrasi
RBDPO kristal akan dipompa dari crystallizer menuju filter press untuk
Olein akan lolos melalui filter cloth sedangkan stearin akan tertahan pada
permukaan filter cloth. Ketika loading pressure sudah mencapai 2,1 bar
Pada tahap ini membran akan mengembang dan menekan stearin pada
Kristal pada jalur feed. Proses blowing dilakukan dengan angin yang
Proses ini bertujuan untuk mengurangi tekanan pada filter press sebelum
detik.
g. Opening (Pembukaan)
Setelah pressure release, filter press akan terbuka dan stearin akan jatuh
ke stearin storage.
PFAD. Produk RBDP dengan nama dagang “ HAYAT dan SON GOLD”
bebearapa negara yaitu India, UEA, Mesir, Afrika Utara, China, Pakistan,
Malaysia dan Ukraina. produk samping PFAD dijual untuk pembuatan margarin,
Adapun mesin dan peralatan yang digunakan pada PT SON batam adalah
sebagai berikut:
Adapun alat untuk persiapan bahan baku disajikan pada Tabel 2.2 di
bawah ini.
(HE 521A/B)
Adapun alat untuk proses Fraksinasi disajikan pada Tabel 2.3 di bawah
ini.
Adapun alat penunjang utilitas disajikan pada Tabel 2.4 di bawah ini.
Tabel 2.4 Daftar Nama Alat Penunjang Utilitas
No Nama Alat Letak Fungsi
yang harus ada pada setiap perusahaan, karena pada lingkungan di suatu
kesadaran akan bahaya resiko kecelakaan kerja dan menjadikan keselamatan itu
yang wajib dipatuhi oleh setiap pekerjanya. Peralatan K3 yang diwajibkan pada
terhadap kebutuhan pelanggan dan pasar. PT Synergy Oil Nusantara Batam telah
1. SNI 01-4852-1998/HACCP
2. Halal MUI
3. ISO 9001-2008
4. FSCC 22000:2011