Anda di halaman 1dari 20

BAB II

GAMBAR UMUM PERUSAHAAN

2.1 Sejarah dan Profil Perusahaan

Pabrik minyak goreng milik PT Synergy Oil Nusantara adalah pabrik

yang mengolah CPO (Crude Palm Oil) menjadi Refined, Bleached and

Deodorized Palm Oil ( RBDPO), Refined, Balched and Deodorized Stearin

(RBDPS), dan Palm Fatty Acid Distillate (PFAD). PT SON Batam ini mulai

beroperasi pada bulan Juni 2006 dengan kepemilikan saham:

2006-2008 TH – Twin Wealth

2008-2009 TH

2009-pres TH-FELDA IFFCO

PT SON Batam ini diambil alih pada tanggal 28 Maret 2006 perusahaan

asing dengan PT Tabung Haji (TH) Indo Plantation Malaysia dengan Twin

Wealth Group Hongkong. Setelah 2 tahun berlalu PT SON diambil alih

sepenuhnya oleh PT Tabung Haji (TH) Indo Plantation Malaysia. Pada tanggal 7

Desember 2009 PT SON diambil alih oleh FELDDAIFFCO dan PT Tabung Haji

(TH) Indo Plantation Malaysia dengan sistem joint 50%.

PT SON Batam memiliki tiga plant, yaitu Refinery Plant, Fractination

Plant, dan Packaging Plant. Pabrik ini memiliki tangki timbun dengan kapasitas

63.000 MT yang digunakan untuk CPO dan produk-produk dari unit produksi.

Pabrik pengilangan ini dilengkapi dengan peralatan laboratorium dan personil

yang berkualitas untuk memenuhi kualitas pasar internasional. Pabrik pengilangan


ini menciptakan kesempatan kerja bagi penduduk lokal, dan komitmen untuk

memenuhi kebutuhan pelanggan.

Kapasitas tampung kapal di Pelabuhan Kabil bisa untuk menyandarkan

kapal hingga lebih dari 45.000 DWT. Panjang dermaga adalah 410 meter dengan

empat tempat pembongkaran dan pengapalan. PT SON Batam mempunyai empat

jalur pipa pengapalan yang dirancang untuk proses pengapalan dari tangki timbun

dengan kecepatan 250 MT/Jam dengan masing-masing jalur. Jalur pengapalan

telah dirancang untuk proses pengapalan setiap produk yang berbeda untuk

menghindari kontaminasi.

2.2 Struktur Organisasi Perusahaan

Struktur organisasi di PT SON Batam adalah struktur garis lurus, jika

seorang pemimpin memberikan instruksi kepada bawahannya dapat dilakukan

secara langsung dan kemudian diteruskan ke karyawannya. Jumlah karyawan di

PT SON ± 130 orang. Sistem manajemen di PT SON Batam dibuat sesuai dengan

persyaratan International Organization for Standarization (ISO) 9001 Tahun

2008. Struktur organisasi PT SON Batam disajikan pada Gambar 2.1;


2.3 Lokasi dan Tata Letak Perusahaan

PT SON Batam ini berdiri di lahan seluas 11,6 ha berlokasi di Jl. Raya

Pelabuhan Kabil Km. 12,5 Kabil yang berdekatan dengan PT Musim Mas, PT

Semen Bosowa dan PT Ecogreen. Adapun faktor pemilihan lokasi pabrik di

antaranya adalah:

1. Transportasi

Jl. Raya Pelabuhan Kabil Km. 12,5 Kabil ini merupakan tempat yang

strategis karena mudah dalam akses transportasi. Hal ini disebabkan

adanya ketersediaan pelabuhan dan dermaga di Kabil sehingga

mempermudah pengangkutan Raw material dan produk sehingga lebih

efisien.

2. Lingkungan

Lokasi pabrik berada di kawasan industri dan jauh dari perkotaan,

sehingga polusi udara dan kebisingan tidak akan mengganggu

kenyamanan penduduk perkotaan.

3. Tenaga kerja

Tenaga kerja yang di perkerjakan pada PT SON Batam ini sudah

berpengalaman di bidangnya dan profesional. Stasiun pengolahan

diletakkan menurut urutan pengolahan, mulai dari tangki timbun bahan

baku, refinery section, fractionation section, tangki timbun produk, dan

akhirnya ke bagian pengemasan.

Kantor ditempatkan pada bagian depan, sehingga jauah dari kebisingan

yang disebabkan oleh alat-alat di pabrik. Generator pembangkit listrik, boiler, dan

bengkel ditempatkan pada bagian belakang kebisingan yang ditimbulkan tidak


mengganggu karyawan office. Pengolahan air (water treatment) di tempatkan

berdekatan dengan ketel uap (boiler) dibagian belakang pabrik, sehingga dapat

menghemat daya pompa dan pipa. Penempatan cooling tower pada utilitas

diletakkan berdekatan dengan stasiun pengolahan yang membutuhkan.

2.4 Sumber Daya Manusia

2.4.1 Ketenaga kerjaan

Pabrik pengolahan kelapa sawit PT SON Batam sampai saat ini sudah

hampir 12 tahun beroperasi dengan karyawan ±130 orang yang terdiri dari

karyawan bulanan dan harian tetap.

2.4.2 Pengaturan Jam Tenaga Kerja

Pengaturan shift kerja di PT SON Batam adalah sebagai berikut:

a) Jam kerja kantor

Senin-Kamis : jam 08.00-16.00 WIB

Jumat : jam 08.00-17.00 WIB

b) Jam kerja produksi

Shift Pagi : jam 08.00-16.00 WIB

Shift Siang : jam 16.00-24.00 WIB

Shift Malam : Jam 24.00-08.00 WIB

2.5 Bahan Baku, Bahan Pembantu, dan Produk

2.5.1 Bahan Baku

Pabrik minyak goreng milik PT SON Batam adalah pabrik yang mengolah

CPO menjadi RBDPO, RBDPS, dan PFAD. CPO yang menjadi bahan baku utama

berasal dari Pabrik Kelapa Sawit (PKS), antara lain yaitu:


a. PT Austindo Nusantara Jaya Agri-Pontianak

b. PT Citra Koprasindo Tani-Belitung

c. PT Bintang Harapan Desa-Pontianak

d. PT Palmindo Mitra Lestrai-Bangka

e. PT Agri Sarimas Indonesia-Riau

f. PT Tabungan Haji Plantations-Riau

g. PT Eka Duri Indonesia-Riau

Masing-masing PKS mengirimkan CPO ke PT SON Batam untuk diolah

menjadi minyak goreng sebagai produk yang dapat dikonsumsi oleh masyarakat.

Setiap pasokan CPO layak mutu dialirkan dengan menggunkan pompa ke tangki

timbun T101-106 masing-masing berkapasitas 5000 MT, tangki-tangki tersebut

dilengkapi dengan koil pemanas bertekanan 12 barr untuk menjada suhu CPO di

dalam tangki antara 40-45ºC. Tujuan pemanasan ini adalah:

1. Mencegah penggumpalan dan pengendapan fraksi-fraksi CPO sehingga

tetap berada dalam fasa cair, dengan demikian risiko terjadinya blocking

(pengendapan) dapat dicegah.

2. Menghambat dan mencegah pertumbuhan mikroba yang dapat

menurunkan mutu dari CPO.

Setiap pasokan CPO yang sampai di PT SON Batam akan dikumpulkan

pada stasiun penerimaan, selanjutnya dilakukan uji kelayakan mutu oleh surveyor.

Adapun standar mutu yang telah ditetapkan oleh PT SON Batam disajikan pada

Tabel 2.1 berikut.


Tabel 2.1 Standar Mutu Bahan Baku CPO

No Parameter Standar

1 FFA (Free Fatty Acid), % 5,0 max

2 Moisture dan Impuritis,% 0,25 max

3 Iodine Value (IV) 50-55 max

4 Deterioration of Bleachability Index (DOBI) 2,31 min

Sumber:laboratorium PT SON ( 2017)

2.5.2 Bahan Pembantu

1. Bleaching earth

Bleaching earth berfungsi untuk:

1. Mengadsorbsi kotoran-kotoran (impurities) yang tidak diinginkan, seperti

kandungan logam, kotoran kelembaban, bahan tak larut dan pigmen

lainnya.

2. Mengurangi tingkat oksidasi produk

3. Sebagai bahan pemucat dalam pengambilan warna pada proses

bleaching.

2. Asam Phospat (H3PO4)

Asam Phospat berfungsi untuk mengikat fosfatida (gum/getah),

kandungan logam, dan kotoran lainnya menjadi gumpalan-gumpalan kecil dalam

proses degumming.

2.5.3 Produk

Dari proses refinery minyak goreng, diperoleh produk sebagai berikut:

1. Refined Bleached Deodorized Palm Olein (RBDPO)


2. Refined Bleached Deodorized Palm Stearin (RBDPS)

3. Palm Fatty Acid Distillated (PFAD

2.6 Proses Produksi, Sistem Distribusi dan Pemasaran

2.6.1 Proses Produksi

Produksi merupakan fungsi pokok dalam setiap organisasi yang mana

aktivitas bertanggung jawab untuk menciptakan nilai tambah produk yang

merupakan output dari setiap organisasi industri. Proses produksi merupakan

bagian yang sangat penting di dalam suatu perusahaan.

Dimulai dari keinginan untuk dapat memproduksi suatu rancangan produk

tertentu, proses produksi membantu perusahaan untuk menemukan teknik-teknik

pengerjaan maupun pengolahan material yang efektif dan efisien untuk

menghasilkan produk yang sesuai dengan standar mutu yang telah ditetapkan.

Proses pengolahan CPO menjadi minyak goreng terdiri dari dua tahap utama,

yaitu refinery section dan fractionation section.

2.6.1.1 Refinery Section

Proses refinery merupakan proses pemurnian minyak sawit (CPO) untuk

menghilangkan FFA, bau, serta menurunkan warna sehingga memenuhi syarat

mutu gunanya. Pengolahan awal terhadap proses CPO menjadi minyak goreng

terlebih dahulu dilakukan dengan cara menghilangkan zat-zat yang dapat merusak

mutu minyak goreng, seperti gum (getah dan lendir), asam lemak bebas,

kandungan air dan kotoran. Dalam usaha pemurnian atau pemisahan kotoran

berlangsung beberapa tahap, yaitu:


1. Proses Degumming

Proses degumming bertujuan untuk mengikat gum (getah) berupa fosfatida

dan komponen logam dengan penambahan PA (phosphoric Acid). Tahapan proses

degumming:

a. CPO dari tangki timbun (T101-T106) dipompakan menggunakan pompa

(P501 A/P501B) menuju plant refinery.

b. CPO dipanaskan hingga mencapai temperatur 95-98ºC dengan RBDPO

menggunakan Heat Exchanger plate (HE 521A) dan pada start up

dipanaskan dengan Heat Exchanger plate (HE 521B) menggunakan steam.

c. Umpan yang telah dipanaskan dialirkan ke dynamic mixer (504 A/B)

menggunakan pompa P.504 dan ditambahkan phosphoric acid 85%

dengan dosis 0,04-0,05% dari laju alir CPO dengan cara disuntikkan.

Dengan pengadukan secara intensif untuk mempresipitasi gum (getah)

pada CPO.

d. Campuran dari 504 A/B ditransfer ke multi compartment reactor (503).

Minyak dipanaskan sampai temperatur 100ºC, waktu proses pemanasan

direaktor sekitar 5 menit agar semua H3PO4 bereaksi dengan baik.

2. Proses Bleaching

Proses bleaching atau pemucatan bertujuan untuk menghilangkan

beberapa impurities yang tidak diinginkan (logam, pigmen warna, fosfatida) dari

CPO dengan penambahan BE (Bleaching Eatth).

a. Umpan over flow dari multi compartment reactor (503) mengalir ke oil

earth mixer (635A) melalui empat set valve yang diaktifkan secara

pneumatik, dilakukan dengan penambahan Bleaching Earth dari Silo


(609A) ke Hopper (603A) dan masuk ke Oil earth mixer. BE (Bleaching

Earth) yang digunakan dengan dosis 0,7-0,9% dari laju alir CPO, agar

minyak dan BE bercampur sempurna maka dilengkapi dengan sparge

steam bertekanan 2 bar menggunakan pompa sirkulasi (P635) dengan

temperatur dalam tangki 110-115ºC untuk mendapatkan proses bleaching

yang optimum.

b. Minyak overflow dari oil earth mixer (635A) mengalir bleach continius

tank (622B) dan diteruskan ke bleacher (622A), pada tahap ini terjadi

penyerapan warna, gum, dan kotoran sesuai dengan kapasitas dan

kemampuan dari BE.

c. Dari bleacher (622A) minyak dialirkan ke Niagara Filter (NF.616A1-

616A5) melalui pompa (P.622) sebanyak 5 buah. Dari NF.616A1-616A5)

minyak dapat dikembalikan ke 622A melalui saluran sirkulasi. Jika

kualitas minyak di 622 sangat kurang, maka secara otomatis minyak

dipompakan kembali ke 622 melalui pompa (P.622B).

d. Minyak yang akan dipisahkan dari pemucatan (Bleaching Eatth) disaring

di Niagar Filter (NF.616A1-616A5), terjadi pemisahan antara minyak

dengan spent earth. Spent earth akan memisah dan keluar melalui bagian

bawah Niagara filter, minyak bercampur dengan spent earth maksimal

20%.

e. Minyak hasil saringan dialirkan ke Bleach Oil Tank (682B) sebagai tempat

penampungan sementara.

f. Minyak dipompakan lagi dengan pompa (P.628B) ke filter bags (616B1-

616B4) dan Filter Catridge (616C1-C7) untuk menyaring spent earth yang
mungkin lolos dari Niagar Filter. Produk minyak yang dihasilkan adalah

BPO (Bleach Palm Oil).

Tahapan proses pada Niagara Filter adalah sebagi berikut:

a. Filling; slurry dipompakan ke dalam tangki Niagara Filter, waktu yang

diperlukan selama 5-7 menit, filter dengan sirkulasi sampai minyak yang

dihasilkan jernih dari partikel bleaching earth, waktu yang diperlukan 15

menit.

b. Coating; disini filter yang telah berisi minyak akan disirkulasikan dari

filter leaves ke bleacher, hal ini dilakukan untuk membentuk precoating

pada filter leaves yang gunanya untuk melapisi lubang-lubang saringan

dengan bleaching earth. Waktu yang diperlukan antara 8-9 10 menit.

c. Filtration; proses penyaringan minyak dari partikel-partikel bleaching

earth, waktu yang diperlukan 130 menit.

d. Emptyin; pengosongan Niagara filter, waktu yang diperlukan 9 menit.

e. Steam Blowing; pengeringan spent earth dan menekan minyak yang masih

terdapat di spent earth, waktu yang diperlukan selama 13 menit.

f. Decompression; penurunan tekanan di dalam Niagara Filter, waktu yang

diperlukan selama 1 menit.

g. Cake discharge; pelepasan spent earth melalui butterfly valve, waktu yang

diperlukan selama 20 menit.

3. Proses Deodorizing

Deodorisasi adalah suatu tahapan proses pemurnian minyak yang

bertujuan untuk menghilangkan bau dan rasa (flavor) yang tidak enak dalam

minyak. Zat-zat yang berbau memiliki tekanan uap yang sangat rendah sehingga
dapat diuapkan dengan suhu yang tinggi (250-260ºC) dan menggunakan tekanan

atsmosfer. Namun suhu yang tinggi dapat merusak minyak dan lemak, oleh

karena itu proses penguapan menggunakan tekanan vakum dan aliran gas inert

untuk mengurangi suhu serta mengurangi kerusakan minyak, produk yang

dihasilkan pada proses ini adalah RBDPO dan PFAD.

CPO yang telah mengalami proses degumming ( pengikatan gum atau

lendir ) dan pemucatan warna (bleaching), maka CPO disebut dengan Bleached

Palm Oil (BPO). Bleached Palm Oil (CPO) akan diproses lagi untuk mendapatkan

RBDPO. Agar proses penghilangan zat penyebab rasa dan bau yang tidak disukai

dalam minyak berlangsung dengan baik, minyak yang akan mengalami

deodorisasi sudah harus bersih dari bleaching eatth. Penghilangan bau serta sam

lemak ini pada proses pengolahan CPO menjadi minyak goreng karena minyak

yang berbau dan mengandung asam lemak bebas yang tinggi dan tidak baik untuk

kesehatan dan tidak sesuai dengan standar yang diharapkan (Winarno,1997).

Proses untuk penghilangan bau serta asam lemak bebas dilakukan prinsip

kerja deodorisasi deasifikasi, dimana minyak tersebut dipanaskan dan terurai

dalam bentuk uap. Kemudian uap tersebut dikondensasikan dengan menggunakan

fatty acid yang akan menghasilkan produk samping PFAD. Minyak yang tidak

terkondensasi dinamakan RBDPO (Refined Bleached Deodorized Palm Oil).

RBDPO selanjutnya akan diproses difraksinasi untuk memisahkan RBDPO Olein

dan RBDPO Stearin. RBDPO olein ini yang merupakan minyak goreng yang akan

dikemas dan RBDPO Stearin merupakan produk samping.

Minyak BPO diberi perlakuan vakum dan diagitasi yang dilakukan dalam

alat yang bernama deodorizer. Kondisi vakum menyebabkan komponen volatile


menguap dan mengurangi gas yang dibutuhkan. Kondisi vakum juga berperan

mengurangi oksidasi minyak dan hidrolisis trigliserida jika gas yang digunakan

adalah uap air panas. Uap panas dimasukkan ke dalam tangki (stripping).

Pemasukan uap tersebut dimaksudkan untuk mempengaruhi penguapan senyawa-

senyawa volatile agar dapat menguap pada suhu yang lebih rendah. Gelembung-

gelembung uap akan naik melalui minyak dan keluar dari lingkungan minyak.

Stripper dirancang untuk pemisahan zat volatile dan non volatile dengan

tekanan yang vakum. Minyak yang akan dimurnikan dipanaskan dengan uap,

sehingga bau tak sedap yang volatile akan dengan mudah menguap terlebih

dahulu kemudian dikondensasikan untuk dibuang. Deodorisasi dapat dibedakan

atau dibagi atas 3 bagian, yaitu:

1. Deodorisasi Sistem Batch

Deodorisasi Sistem Batch adalah deodorisasi pencucian dengan

memompakan minyak ke dalam tangki Deodorizer. Kemudian diuapkan dalam

jumlah kecil untuk mengaduk cairan. Penguapan dengan pemanasan ini dilakukan

melalui coil-coil. Temperatur naik sekitar 121-149ºC maka pemanasan uap

dinaikkan agar deodorisasi berjalan penuh. Apabila terjadi kontak dengan udara

pada temperatur proses akan berpengaruh terhadap rasa dan kestabilan minyak.

2. Deodorisasi Sistem Continue

Pada tipe ini, aliran minyak pada deodorizer terus-menerus tanpa ada

penghentian disetiap tray. Minyak pemanasan adalah minyak dasar deodorizer

yang telah didaur ulang sampai didapat temperatur normal. Pertukaran panas

antara minyak umpan dan minyak produksi berlangsung pada alat penukar panas.

Minyak mengalir ke tray 1 sampai melimpah ke tray 2, dan demikian seterusnya


sampai ke tray 8 deodorizer. Dari dasar deodorizer minyak mengalir melalui

penukaran panas untuk memperoleh temperatur yang lebih rendah sekaligus

memanaskan minyak umpan dan kemudian mengalir ke pedinginan (cooler) untuk

mendapatkan temperature 40-65ºC.

3. Deodorisasi Sistem Semi Continue

Tipe ini terdiri dari 3-5 tray yang disusun pada cascade (tahapan-tahapan)

yang sengaja dibuat karena satu tahap dianggap tidak efesien untuk member hasil

yang diinginkan. Minyak yang akan di deodorisasi dipanaskan terlebih dahulu

sebelum memasuki deodorizer. Selanjutnya mengalir ke tray 1, selang waktu

berkisar 20-30 menit. Setelah itu katup pengeluaran terbuka secara otomatis dan

semua minyak yang terisi pada tray 1 mengalir ke tray 2 selama 3-8 menit.

Minyak yang berada pada tray 2 sama seperti pada tray 1, mengalir ke tray 3,

demikian seterusnya hingga ke dasar deodorizer. Dari dasar deodorizer minyak

dialirkan ke alat pendingin (cooler).

2.6.1.2 Fractination Section

Komponen yang dihasilkan dari fraksinasi minyak kelapa sawit adalah

minyak goreng (olein) dan stearin (bentuk padat). Ada tiga jenis proses fraksinasi

yaitu:

1. Fraksinasi kering

2. Fraksinasi detergen

3. Fraksinasi pelarut

Proses fraksinasi yang dilakukan oleh PT SON Batam adalah proses

fraksinasi kering (dry fractionation). Proses fraksinasi kering terdiri dari dua

proses yaitu:
1. Proses Kristalisasi

Proses kristalisasi yaitu proses yang dilakukan pada media kristalizer atau

mobilizer dengan cara pemanasan RBDPO pada temperatur titik lebur kemudian

didinginkan secara perlahan hingga temperatur lebih rendah sesuai dengan

spesifikasi yang diharapkan sambil diaduk hingga terbentuk butiran-butiran

kristal. Media kristalizer dilengkapi dengan coil water yang berfungsi sebagai

pendingin dan agitator yang berfungsi sebagai pengaduk. Proses pembentukan

kristal melewati beberapa tahap sebagai berikut:

a. Filling (Pengisian)

RBDPO dari storage tank dipompakan ke tangki crystallizer yang

sebelumnya dinaikkan suhu menjadi 58ºC - 65ºC. waktu yang diperlukan

untuk filling adalah sekitar 21 menit. Setelah memasuki tangki crystallizer,

RBDPO mengalami proses pendinginan yang dimulai dengan proses fast

cooling.

b. Fast Cooling (Pendinginan Cepat)

Proses pendinginan cepat yang dilakukan pada RBDPO yang telah

homogen dengan mengunakan air cooling tower. Temperatur air cooling

tower masuk ditetapkan maksimal 34ºC. Temperatur minyak saat fast

cooling adalah sekitar 70-33ºC.

c. Crystallization (Kristalisasi)

Pada proses ini, pendinginan RBDPO menggunakan chilled water dari

tangki chilled water yang pendinginan airnya menggunakan chiller.


Temperatur air chilled water diatur sebesar 6,5ºC untuk mendapatkan

temperatur minyak 30,8-32ºC. Pada langkah ini kondisi minyak cenderung

labil karena pembentukan Kristal menimbulkan panas.

d. Finkal Cooling (Pendinginan Akhir)

Proses pendinginan RBDPO sampai mencapai temperatur tertentu sesuai

dengan produk yang diinginkan. Untuk produk bulk temperatur akhir

minyak diatur pada 24,6 ºC.

e. Holding (Menahan)

Holding bertujuan untuk mempertahankan suhu minyak sebelum

memasuki proses filtrasi.

2. Proses Filtrasi

Setelah tahapan kristalisasi, olein dan stearin yang berbentuk akan

dipisahkan dalam filter press yang terdiri dari plate-plate yang dilengkapi dengan

membran dan filter cloth. Tujuan tahapan proses dalam proses filtrasi adalah

sebagi berikut:

a. Closing (Penutup)

Filter press akan menutup dengan didorong oleh pompa hydraulic.

b. Filtrasi

RBDPO kristal akan dipompa dari crystallizer menuju filter press untuk

filtrasi, dimana parameter yang digunakan adalah filtration pressure.

Olein akan lolos melalui filter cloth sedangkan stearin akan tertahan pada

permukaan filter cloth. Ketika loading pressure sudah mencapai 2,1 bar

maka loading akan berhenti, dan dilanjutkan dengan proses squeezing.

Olein ditampung pada tangki olein kemudian dialirkan tank yard.


c. Squeezing (Menekan)

Pada tahap ini membran akan mengembang dan menekan stearin pada

permukaan filter cloth hingga tekanan 8 bar dengan menggunakan

minyak kerja sehingga stearin semakin padat dan kandungan olein

semakin sedikit pada stearin tersebut.

d. Core Blow (Pukulan Inti)

Proses filtrate blowing bertujuan untuk membersihkan sisa-sisa RBDPO

Kristal pada jalur feed. Proses blowing dilakukan dengan angin yang

bertekanan 3 bar selama 2 kali dalam 1 menit. Sisa Kristal akan

ditampung di blowing tank.

e. Filtrat Blow (Pukulan Filtrat)

Proses filtrat blowing yang bertujuan untuk membersihkan sisa-sisa filtrat

pada pipa filtrat. Proses blowing dilakukan dengan angin yang

bertekanan 3 bar selama 1 menit.

f. Pressure Release (Pelepasan Tekanan)

Proses ini bertujuan untuk mengurangi tekanan pada filter press sebelum

proses opening dilakukan. Lamanya waktu pressure realese ini adalah 20

detik.

g. Opening (Pembukaan)

Setelah pressure release, filter press akan terbuka dan stearin akan jatuh

ke dalam bak penampungan stearin. Bak penampung stearin dilengkapi

dengan steam coil untuk mencairkan stearin (58-70ºC) sebelum di pompa

ke stearin storage.

2.6.2 Distribusi Pemasaran Produk


Produk yang dihasilkan oleh PT SON Batam adalah RBDPO, RBDPS dan

PFAD. Produk RBDP dengan nama dagang “ HAYAT dan SON GOLD”

didistribusikan didaerah Batam, sedangkan dalam kemasan jerigen diekspor ke

bebearapa negara yaitu India, UEA, Mesir, Afrika Utara, China, Pakistan,

Malaysia dan Ukraina. produk samping PFAD dijual untuk pembuatan margarin,

lilin, dan kosmetik.

2.7 Mesin dan Peralatan

Adapun mesin dan peralatan yang digunakan pada PT SON batam adalah

sebagai berikut:

2.7.1 Refinery Section

Adapun alat untuk persiapan bahan baku disajikan pada Tabel 2.2 di

bawah ini.

Tabel 2.2 Daftar Nama Alat pada Refinery section


No Nama Alat Letak Fungsi

1 Tangki penimbun T-101 Stasiun penimbun Cpo Menampung CPO dari


sampai T-106 kapal sebelum di lakukan
proses pemurnian.

2 Pompa P 501 A/B Refinery Section Memompakan CPO


menuju plant Refinery

3 Heat Exchangger Refinery Section Memanaskan CPO

(HE 521A/B)

4 Multi compartment reactor Refinery Section Tempat pengikatan gum


(503) oleh fosporit acid

5 Oil eart mixer (635BA) Refinery Section Tempat pengadukan BE


dengan CPO

6 Bleach continous tank Refinery Section Pengadukan BE dengan


(622B) minyak CPO agar lebih
sempurna.

7 Niagara filter (616A1-A5) Refinery Section Memisahkan spent eart


dengan minyak RBO

8 Bleaach oil tank (682B0 Refinery Section Penampungan sementara


RBO

9 Filter bags (616B1-B4) Refinery Section Penyaringan RBO dengan


sisa-sisa spent eart yang
masih terbawa.

10 Filter catridge (616C1-C7) Refinery Section Penyaringan RBO

11 Menara deodorizing dan Refinery Section Pemisahan PFAD dari


striper RBDPO

Sumber: PT SON ( 2018)

2.7.2 Proses Fraksinasi

Adapun alat untuk proses Fraksinasi disajikan pada Tabel 2.3 di bawah

ini.

Tabel 2.3 Daftar Nama Alat pada Proses Pembibitan


No Nama Alat Letak Fungsi

1 Tangki kristalisasi Fraksinasion section Tempat pembentukan


kristal sterin

2 Filter press Fraksinasion section Pemisahan fraksi padat


sterin dengan freksi cair
olein

3 Tangki T-201/203 Tank farm Tangki timbun PFAD

4 Tangki T-301/303 Tank farm Tangki homogen RBDPO


setelah tangki kristalisasi

5 Tangki T-401/405 Tank farm Tangki timbun RBDP


strein

6 Tangki T-501/T-601 Tank farm Tangki timbun RBDP


Olein

Sumber: PT SON ( 2018)

2.7.3 Alat Penunjang Utilitas

Adapun alat penunjang utilitas disajikan pada Tabel 2.4 di bawah ini.
Tabel 2.4 Daftar Nama Alat Penunjang Utilitas
No Nama Alat Letak Fungsi

1 Tangki saringan pasir Unit utility Menyaring kotoran yang


terdapat dalam air sungai

2 Tangki saringan arang aktif Unit utility Menghilangkan bau dan


membebaskan kelebihan
chloride

4 Tangki air bersih Unit utility Menampung air bersih

6 Tangki softener Unit utility Menghilangkan logam-


logam yang dapat
meningkatkan kesadahan
air

7 Kompresor Unit utility Memompa udara

8 Pompa air pencucian Unit utility Memompa air saat


saringan pencucian saringan

9 Boiler Unit utility Membangkitkan steam

Sumber: PT SON (2018)

2.8 Kesehatan dan Keselamatan Kerja

Kesehatan dan keselamatan kerja (K3) merupakan suatu hal terpenting

yang harus ada pada setiap perusahaan, karena pada lingkungan di suatu

perusahaan selalu memiliki resiko yang dapat mengancam setiap pekerjanya.

Inovasi perusahaan dalam menciptakan K3 sangat dibutuhkan guna

mengantisipasi timbulnya insiden kecelakaan, sebab kecelakaan akan sangat

merugikan baik bagi pekerja maupun perusahaan.

Dalam menjalankan sistem K3 ini maka setiap pekerja harus memiliki

kesadaran akan bahaya resiko kecelakaan kerja dan menjadikan keselamatan itu

suatu kebutuhan. PT Synergy Oil Nusantara Batam telah menerapkan sistem K3

yang wajib dipatuhi oleh setiap pekerjanya. Peralatan K3 yang diwajibkan pada

PT Synergy Oil Nusantara Batam adalah sebagai berikut:


1. Alat pelindung kepala

2. Alat pelindung telinga

3. Alat pelindung hidung dan mulut

4. Alat pelindung tangan

5. Alat pelindung kaki

2.9 Sistem Manajemen Mutu

Sistem manajemen mutu merupakan sekumpulan prosedur

terdokumentasi dan praktik-praktik standar untuk manajemen sistem yang

bertujuan menjamin kesesuaian dari suatu proses dan produk (barang/jasa)

terhadap kebutuhan pelanggan dan pasar. PT Synergy Oil Nusantara Batam telah

menerapkan berbagai sistem manajemen mutu, yaitu:

1. SNI 01-4852-1998/HACCP

2. Halal MUI

3. ISO 9001-2008

4. FSCC 22000:2011

Anda mungkin juga menyukai