)
LAPORAN PRAKTIKUM BIOTEKNOLOGI PERTANIAN
Oleh:
EVITA EDA EFENDI
512017001
V. PEMBAHASAN
Dalam budidaya tanaman jagung, petani menggunakan pupuk anorganik dengan harapan
bahwa unsur yang dibutuhkan tanaman akan tersedia ddengan cepat sehingga produksi
tanaman akan meningkat. Akan tetapi kenyataannya bahwa hasil yang didapatkan belum
sesuai dengan yang diharapkan. Menurut Puspita dkk. (2013), Selama ini, upaya
peningkatan produksi tanaman jagung dilakukan dengan meningkatkan dosis pupuk
anorganik, tetapi hasil yang didapat masih rendah. Hal tersebut diduga penggunaan pupuk
anorganik yang berlebihan tidak sepenuhnya dapat digunakan oleh tanaman. Dengan
demikian diperlukan suatu upaya yang dapat mengatasi masalah tersebut. Salah satunya
yaitu dengan menggunakan mikroba seperti mikoriza. Menurut Puspita dkk. (2013), Oleh
karena itu, perlu diupayakan suatu teknologi yang ramah lingkungan untuk dapat
mengefektifkan pemupukan serta memperbaiki tingkat kesuburan tanah. Upaya lain yang
dapat dilakukan untuk mengatasi kondisi tanah sebagai media tumbuh tanaman yaitu
dengan penggunaan teknologi berbasis mikroba, seperti penggunaan mikoriza. Menurut
Puspita dkk. (2013), mikoriza adalah salah satu cendawan yang hidup di dalam tanah. Suatu
simbiosis terjadi apabila cendawan masuk ke dalam akar atau melakukan infeksi. Proses
infeksi dimulai dengan perkecambahan spora didalam tanah. Hifa yang tumbuh melakukan
penetrasi ke dalam akar dan berkembang di dalam korteks. Pada akar yang terinfeksi akan
terbentuk arbuskul, vesikel intraseluler, hifa internal diantara sel-sel korteks dan hifa
ekternal.
Mikoriza memerlukan tanaman inang agar dapat bersimbiosis dengan akar tanaman.
salah satu jenis tanaman yang dapat bersimbiosis dengan mikoriza yaitu jagung (Zea Mays
L.). Menurut Febria dkk. (2018), Mikoriza Arbuskular (MA) merupakan fungi yang
bersimbiosis dengan akar tanaman dan bersifat obligat simbion, sehingga memerlukan
tanaman inang untuk tumbuh dan berkembang. MA dapat bersimbiosis dengan 97%
famili tanaman tingkat tinggi, dan tanaman jagung merupakan salah satu jenis tanaman
yang berpotensi sebagai tanaman inang bagi kehidupan FM. Pengaplikasian mikoriza pada
media tumbuh dapat dilakukan dengan beberapa cara. Seperti meletakkan inokulum
mikoriza pada bagian dasar lubang tanam. Menurut Halis (2008), Mikoriza dapat
diaplikasikan dengan beberapa cara yaitu menggunakan tanah yang sudah mengandung
mikoriza, menggunakan akar yang sudah mengandung mikoriza. Penggunaan miselia
cendawan atau spora mikoriza yang sudah dikemas dalam bentuk kapsul, dengan cara
menaburkannya pada lubang tanam sebelum penanaman, dan dengan cara menaburkan tanah
yang terinfeksi mikoriza disekitar akar tanaman.
Sebelum dilakukan penanaman benih jagung maka terlebih dahulu disiapkan media
tumbuh tanaman jagung. Media yang digunakan yaitu tanah, kompos, pasir. Menurut Febria
dkk. (2018), selain tanaman inang, efektifitas MA dipengaruhi oleh dosis spora dan
bahan organik. Bahan organik merupakan bagian dari tanah yang bersumber dari jaringan-
jaringan tanaman maupun hewan yang telah mengalami perubahan bentuk akibat proses
dekomposisi yang terjadi di dalam tanah. Bahan organik mampu meningkatkan ketersediaan
unsur hara bagi tanaman melalui proses dekomposisi, selain itu juga dapat meningkatkan
aktivitas mikroba di dalam tanah. Selain pemberian bahan organik, pemberian pupuk dengan
unsur NPK yang tinggi juga sangat dibutuhkan untuk pertumbuhan tanaman terutama pada
akar tanaman. Menurut Febria dkk. (2018), Untuk membudidayakan tanaman jagung perlu
diperhatikan kadar air, media tanam yang subur untuk memenuhi kebutuhan hara
sehingga dapat bereproduksi dengan baik. Jagung membutuhkan unsur hara nitrogen,
fosfor, dan kalium. Semakin tinggi dosis NPK yang diberikan maka derajat infeksi akar
semakin tinggi karena pupuk NPK menyebabkan pertumbuhan dan perkembangan akar
tanaman semakin tinggi sehingga semakin banyak akar tanaman yang terinfeksi. Oleh
karena itu dilakukan pemupukan NPK (15:15:15) dengan dosis 2,5gr/lubang tanam atau
7,5gr/Polybag sehari setelah tanam. Kemudian akan dilakukan pemupukan susulan pada saat
tanaman berumur 30 hari atau 1 bulan setelah tanam sebanyak 5gr/tanaman.
Dengan adanya penambahan mikoriza pada media tanam jagung diharapkan dapat
bersimbiosis dengan baik sehingga jagung dapat tumbuh dengan baik. Menurut Anas (1997),
Tanaman yang bermikoriza tumbuh lebih baik dari tanaman tanpa bermikoriza. Penyebab
utama adalah mikoriza secara efektif dapat meningkatkan penyerapan unsur hara baik unsur
hara makro maupun mikro. Selain daripada itu akar yang bermikoriza dapat menyerap unsur
hara dalam bentuk terikat dan tersedia bagi tanaman. Sselain itu penambahan mikoriza juga
memiliki manfaat lain bagi pertumbuhan tanaman seperti menghambat perkembangan
patogen, meningkatkan resistensi terhadap kekeringan, menjaga kondisi pH tanah. Menurut
Wubet dkk. (2003), Tanaman yang mengandung mikoriza mengalami kerusakan lebih
sedikit dibandingkan dengan tanaman tidak mengandung mikoriza dan serangan penyakit
berkurang atau perkembangan patogen terhambat. Pada umumnya Mikoriza Asbuskular
dapat menurunkan serangan penyakit terhadap tanaman. Menurut Hendroko dan
Prihmantoro (2006), Cendawan mikoriza dapat meningkatkan serapan hara N, P, K dan hasil
tanaman jagung. Mikoriza arbuskular mampu meningkatkan resistensi tanaman terhadap
kekeringan, meningkatkan penyerapan air ke tanaman melalui jalinan hifa, meningkatkan
aktivitas mikroba tanah yang berguna seperti Rhizobium. Menurut Karnilawati (2013),
Mikoriza yang diaplikasikan ke dalam tanah dapat membentuk asosiasi dengan akar
tanaman sehingga dapat memperbaiki sifat-sifat tanah termasuk menjaga kondisi pH tanah
yang lebih baik. Mekanisme meningkatnya nilai pH tanah dengan pemberian mikroriza
terjadi diduga mikoriza memiliki kemampuan untuk menghasilkan senyawa tertentu yang
dapat mengikat logam-logam tanah seperti Al, Fe, dan Mn. Mikoriza yang menginfeksi
sistem perakaran inang akan memproduksi hifa secara intensif sehingga tanaman yang
bermikoriza akan mampu meningkatkan kapasitasnya dalam menyerap unsur hara terutama
fosfor dalam keadaan tidak tersedia menjadi tersedia.
Dan pada pengamatan terakhir dilakukan pengamatan pada bintil akar jagung. Menurut
Anas (1997), Mikoriza juga membantu pembentukan bintil akar yang maksimal. Akan tetapi
dari semua perlakuan yang diamati tidak ada tanaman jagung yang memiliki bintil akar yang
dapat dilihat seperti pada gambar berikut:
Polybag 1 Polybag 2
Polybag 3
Hal ini bisa saja disebabkan karena waktu untuk mengamati bintil akar terlalu cepat dan belum
dilakukan pemupukan susulan NPK (15:15:15). Menurut Febria dkk. (2018), Jagung
membutuhkan unsur hara nitrogen, fosfor, dan kalium. Semakin tinggi dosis NPK yang diberikan
maka derajat infeksi akar semakin tinggi karena pupuk NPK menyebabkan pertumbuhan dan
perkembangan akar tanaman semakin tinggi sehingga semakin banyak akar tanaman yang
terinfeksi.
VI. KESIMPULAN
1. Manfaat pemberian mikoriza pada pertumbuhan tanaman jagung yaitu akar yang
bermikoriza dapat menyerap unsur hara dalam bentuk terikat dan tersedia bagi tanaman,
menghambat perkembangan dan serangan patogen penyakit, meningkatkan resistensi
tanaman terhadap kekeringan, menjaga kondisi pH tanah, dan membantu pembentukan
bintil akar yang maksimal.
2. Faktor yang mempengaruhi infeksi inokulasi mikoriza pada akar tanaman jagung yaitu
bahan organik atau kompos yang dapat meningkatkan aktivitas mikroba di dalam tanah
dan dosis pupuk NPK yang diberikan karena pupuk NPK menyebabkan pertumbuhan
dan perkembangan akar tanaman semakin tinggi sehingga semakin banyak akar tanaman
yang terinfeksi.
VII.DAFTAR PUSTAKA
Anas, I. 1997. Bioteknologi Tanah. Laboratorium Biologi Tanah. Jurusan Tanah. Bogor:
Fakultas Pertanian IPB.
Febria, I.G., Sri Yusnaini, Dermiyati & Maria Viva Rini. 2018. Pengaruh Inokulasi Fungi
Mikoriza Arbuskular Danpenambahan Bahan Organik Pada Tanah Pasca
Penambangangalian C Terhadap Pertumbuhan Dan Serapan Hara Ptanaman Jagung
(Zea Mays L.). Jurnal Agrotek Tropika 6(2): 110-118.
Halis, Murni, P., dan Fitria, A. B., 2008. Pengaruh Jenis dan Dosis Cendawan Mikoriza
Arbuskular Terhadap Pertumbuhan Cabai (Capsicum annuum L.) Pada Tanah
Ultisol. Jurnal Biospecies. Vol.1 (2):59-62
Hendroko, R. dan R. Prihamantoro, 2006. Petunjuk Budidaya Jarak Pagar. Agromedia
Pustaka, Jakarta.
Karnilawati, Sufardi, dan Syakur. 2013. Phosfat Tersedia, Serapannya Serta Pertumbuhan
Jagung (Zea Mays L) Akibat Amelioran Dan Mikoriza Pada Andisol. Jurnal
Manajemen Sumberdaya Lahan. 2(3): 231-239.
Puspita, D. N., Anton Muhibuddin,, Titin Sumarni. 2013. Aplikasi Cendawan Mikoriza
Arbuskular (CMA) Dan Bokashi Dalam Meminimalisir Pemberian Pupuk Anorganik
Pada Produksi Benih Tanaman Jagung Ketan (Zea Mays Ceratina). Jurnal Produksi
Tanaman. 1(5): 339-407.
Wubet,T., I. Kottke, D. Teketay, F. Oberwinkler. 2003. Mycorrhizal Status Of Indigenous
Trees In Dry Afromontane Forest Of Ethiopia. Ethiopian Agricultural Research.
Forest Ecology And Management.
VIII. LAMPIRAN
Polybag 1 2 3
Tanggal 21 Februari 2020
Keterangan Belum ada yang Belum ada yang tumbuh Belum ada yang tumbuh
tumbuh
22 Februari 2020
Belum ada yang Belum ada yang tumbuh Belum ada yang tumbuh
tumbuh
24 Februari 2020
Belum ada yang Belum ada yang tumbuh Belum ada yang tumbuh
tumbuh
25 Februari 2020
Belum ada yang Belum ada yang tumbuh Belum ada yang tumbuh
tumbuh
26 Februari 2020
Belum ada yang Belum ada yang tumbuh Belum ada yang tumbuh
tumbuh
27 Februari 2020
1 Tumbuh, 2 belum Belum ada yang tumbuh Belum ada yang tumbuh
tumbuh
28 Februari 2020
1 Tumbuh, 2 belum Belum ada yang tumbuh Belum ada yang tumbuh
tumbuh
29 Februari 2020
1 Tumbuh, 2 belum Belum ada yang tumbuh Belum ada yang tumbuh
tumbuh
2 Maret 2020
1 Tumbuh, 2 belum Belum ada yang tumbuh Belum ada yang tumbuh
tumbuh
3 Maret 2020
1 Tumbuh, 2 belum Belum ada yang tumbuh Belum ada yang tumbuh
tumbuh
4 Maret 2020
1 Tumbuh, 2 belum Belum ada yang tumbuh Belum ada yang tumbuh
tumbuh
5 Maret 2020
1 Tumbuh, 2 belum Belum ada yang tumbuh Belum ada yang tumbuh
tumbuh
6 Maret 2020