Anda di halaman 1dari 18

APLIKASI MIKORIZA PADA TANAMAN JAGUNG (Zea mays. L.

)
LAPORAN PRAKTIKUM BIOTEKNOLOGI PERTANIAN

Oleh:
EVITA EDA EFENDI
512017001

FAKULTAS PERTANIAN DAN BISNIS


UNIVERSITAS KRISTEN SATYA WACANA
SALATIGA
2020
I. DASAR TEORI
Selama ini, upaya peningkatan produksi tanaman jagung dilakukan dengan meningkatkan
dosis pupuk anorganik, tetapi hasil yang didapat masih rendah. Hal tersebut diduga
penggunaan pupuk anorganik yang berlebihan tidak sepenuhnya dapat digunakan oleh
tanaman. Oleh karena itu, perlu diupayakan suatu teknologi yang ramah lingkungan untuk
dapat mengefektifkan pemupukan serta memperbaiki tingkat kesuburan tanah. Upaya lain
yang dapat dilakukan untuk mengatasi kondisi tanah sebagai media tumbuh tanaman
yaitu dengan penggunaan teknologi berbasis mikroba, seperti penggunaan mikoriza.
Mikoriza adalah salah satu cendawan yang hidup di dalam tanah. Suatu simbiosis terjadi
apabila cendawan masuk ke dalam akar atau melakukan infeksi. Proses infeksi dimulai
dengan perkecambahan spora didalam tanah. Hifa yang tumbuh melakukan penetrasi ke
dalam akar dan berkembang di dalam korteks. Pada akar yang terinfeksi akan terbentuk
arbuskul, vesikel intraseluler, hifa internal diantara sel-sel korteks dan hifa ekternal. (Puspita
dkk., 2013). Mikoriza dapat diaplikasikan dengan beberapa cara yaitu menggunakan tanah
yang sudah mengandung mikoriza, menggunakan akar yang sudah mengandung mikoriza.
Penggunaan miselia cendawan atau spora mikoriza yang sudah dikemas dalam bentuk kapsul,
dengan cara menaburkannya pada lubang tanam sebelum penanaman, dan dengan cara
menaburkan tanah yang terinfeksi mikoriza disekitar akar tanaman (Halis, 2008).
Mikoriza Arbuskular merupakan fungi yang bersimbiosis dengan akar tanaman dan
bersifat obligat simbion, sehingga memerlukan tanaman inang untuk tumbuh dan
berkembang. MA dapat bersimbiosis dengan 97% famili tanaman tingkat tinggi, dan
tanaman jagung merupakan salah satu jenis tanaman yang berpotensi sebagai tanaman
inang bagi kehidupan FM. Selain tanaman inang, efektifitas MA dipengaruhi oleh dosis
spora dan bahan organik. Bahan organik merupakan bagian dari tanah yang bersumber dari
jaringan-jaringan tanaman maupun hewan yang telah mengalami perubahan bentuk akibat
proses dekomposisi yang terjadi di dalam tanah. Bahan organik mampu meningkatkan
ketersediaan unsur hara bagi tanaman melalui proses dekomposisi, selain itu juga dapat
meningkatkan aktivitas mikroba di dalam tanah. Untuk membudidayakan tanaman jagung
perlu diperhatikan kadar air, media tanam yang subur untuk memenuhi kebutuhan hara
sehingga dapat bereproduksi dengan baik. Jagung membutuhkan unsur hara nitrogen,
fosfor, dan kalium. Semakin tinggi dosis NPK yang diberikan maka derajat infeksi akar
semakin tinggi karena pupuk NPK menyebabkan pertumbuhan dan perkembangan akar
tanaman semakin tinggi sehingga semakin banyak akar tanaman yang terinfeksi. (Febria dkk.,
2018).
Tanaman yang bermikoriza tumbuh lebih baik dari tanaman tanpa bermikoriza. Penyebab
utama adalah mikoriza secara efektif dapat meningkatkan penyerapan unsur hara baik unsur
hara makro maupun mikro. Selain daripada itu akar yang bermikoriza dapat menyerap unsur
hara dalam bentuk terikat dan yang tidak tersedia bagi tanaman. Mikoriza juga membantu
pembentukan bintil akar yang maksimal (Anas, 1997). Tanaman yang mengandung mikoriza
mengalami kerusakan lebih sedikit dibandingkan dengan tanaman tidak mengandung
mikoriza dan serangan penyakit berkurang atau perkembangan patogen terhambat. Pada
umumnya Mikoriza Asbuskular dapat menurunkan serangan penyakit terhadap tanaman.
Mikoriza juga berperan penting dalam meningkatkan pertumbuhan tanaman agrikultur,
holtikultura, dan tanaman hutan (Wubet dkk., 2003). Cendawan mikoriza dapat meningkatkan
serapan hara N, P, K dan hasil tanaman jagung. Mikoriza arbuskular mampu meningkatkan
resistensi tanaman terhadap kekeringan, meningkatkan penyerapan air ke tanaman melalui
jalinan hifa, meningkatkan aktivitas mikroba tanah yang berguna seperti Rhizobium
(Hendroko dan Prihmantoro, 2006)
Mikoriza yang diaplikasikan ke dalam tanah dapat membentuk asosiasi dengan akar
tanaman sehingga dapat memperbaiki sifat-sifat tanah termasuk menjaga kondisi pH tanah
yang lebih baik. Mekanisme meningkatnya nilai pH tanah dengan pemberian mikroriza terjadi
diduga mikoriza memiliki kemampuan untuk menghasilkan senyawa tertentu yang dapat
mengikat logam-logam tanah seperti Al, Fe, dan Mn. Mikoriza yang menginfeksi sistem
perakaran inang akan memproduksi hifa secara intensif sehingga tanaman yang bermikoriza
akan mampu meningkatkan kapasitasnya dalam menyerap unsur hara terutama fosfor dalam
keadaan tidak tersedia menjadi tersedia (Karnilawati, 2013).
II. TUJUAN PRAKTIKUM
1. Mengetahui manfaat pemberian mikoriza pada pertumbuhan tanaman jagung.
2. Mengetahui faktor yang mempengaruhi infeksi inokulasi mikoriza pada akar tanaman
jagung
III. METODE
A. Waktu dan tempat praktikum
Waktu : 20 Februari 2020 – 17 Maret 2020
Tempat praktikum : Laboratorium Fisiologi Tanaman UKSW
B. Alat dan Bahan
1. Alat
a) 3 Polybag
b) Timbangan
c) Beaker plastik
2. Bahan
a) Jagung
b) Tanah
c) Kompos
d) Pasir
e) Air
f) Pupuk NPK (15:15:15)
g) Inokulum mikoriza
C. Langkah Kerja
1. Dilakukan persiapan media tanam didalam 3 polybag dengan masing-masing media
tanah:kompos:pasir (1:1:1).
2. Inokulum mikoriza sebanyak 2,5gr/lubang tanam diletakkan dibadian dasar lubang
tanam.
3. Benih jagung ditanam langsung tanpa pindah tanam dalam 3 polybag masing-masing 3
benih/polybag
4. Dilakukan pemupukan NPK (15:15:15) saat tanam dengan dosis 2,5gr/lubang tanam
dan 1 bulan setelah tanam diberi pupuk dengan dosis 5gr/tanaman.
5. Penyiraman dilakukan 2-3 hari sekali, jangan sampai media kekeringan.
6. Setelah 4 minggu dilakukan pengamatan infeksi/kolonisasi mikoriza.
7. Pengamatan veskula arbuskula hifa-hifa mikoriza yang berada diakar tanaman
menggunakan pewarnaan rypan blue dilakukan dengan menggunakan mikroskop
stereo.
IV. HASIL PENGAMATAN
Tanggal Polybag Kelompok
3
21 Feb. 2020 1 Belum ada yang tumbuh
2 Belum ada yang tumbuh
3 Belum ada yang tumbuh
28 Feb 2020 1 1 Tumbuh, 2 belum tumbuh
2 Belum ada yang tumbuh
3 Belum ada yang tumbuh
6 Maret 2020 1 1 Tumbuh, 2 belum tumbuh
2 1 Tumbuh, 2 belum tumbuh
3 Belum ada yang Tumbuh
13 Maret 1 2 Tumbuh, 1 belum tumbuh
2 2 Tumbuh, 1 belum tumbuh
3 2 Tumbuh, 1 belum tumbuh
17 Maret 1 2 Tumbuh, 1 belum tumbuh, dan belum
2020 ada bintil akar
2 2 Tumbuh, 1 belum tumbuh, dan belum
ada bintil akar
3 2 Tumbuh, 1 belum tumbuh, dan belum
ada bintil akar

V. PEMBAHASAN
Dalam budidaya tanaman jagung, petani menggunakan pupuk anorganik dengan harapan
bahwa unsur yang dibutuhkan tanaman akan tersedia ddengan cepat sehingga produksi
tanaman akan meningkat. Akan tetapi kenyataannya bahwa hasil yang didapatkan belum
sesuai dengan yang diharapkan. Menurut Puspita dkk. (2013), Selama ini, upaya
peningkatan produksi tanaman jagung dilakukan dengan meningkatkan dosis pupuk
anorganik, tetapi hasil yang didapat masih rendah. Hal tersebut diduga penggunaan pupuk
anorganik yang berlebihan tidak sepenuhnya dapat digunakan oleh tanaman. Dengan
demikian diperlukan suatu upaya yang dapat mengatasi masalah tersebut. Salah satunya
yaitu dengan menggunakan mikroba seperti mikoriza. Menurut Puspita dkk. (2013), Oleh
karena itu, perlu diupayakan suatu teknologi yang ramah lingkungan untuk dapat
mengefektifkan pemupukan serta memperbaiki tingkat kesuburan tanah. Upaya lain yang
dapat dilakukan untuk mengatasi kondisi tanah sebagai media tumbuh tanaman yaitu
dengan penggunaan teknologi berbasis mikroba, seperti penggunaan mikoriza. Menurut
Puspita dkk. (2013), mikoriza adalah salah satu cendawan yang hidup di dalam tanah. Suatu
simbiosis terjadi apabila cendawan masuk ke dalam akar atau melakukan infeksi. Proses
infeksi dimulai dengan perkecambahan spora didalam tanah. Hifa yang tumbuh melakukan
penetrasi ke dalam akar dan berkembang di dalam korteks. Pada akar yang terinfeksi akan
terbentuk arbuskul, vesikel intraseluler, hifa internal diantara sel-sel korteks dan hifa
ekternal.
Mikoriza memerlukan tanaman inang agar dapat bersimbiosis dengan akar tanaman.
salah satu jenis tanaman yang dapat bersimbiosis dengan mikoriza yaitu jagung (Zea Mays
L.). Menurut Febria dkk. (2018), Mikoriza Arbuskular (MA) merupakan fungi yang
bersimbiosis dengan akar tanaman dan bersifat obligat simbion, sehingga memerlukan
tanaman inang untuk tumbuh dan berkembang. MA dapat bersimbiosis dengan 97%
famili tanaman tingkat tinggi, dan tanaman jagung merupakan salah satu jenis tanaman
yang berpotensi sebagai tanaman inang bagi kehidupan FM. Pengaplikasian mikoriza pada
media tumbuh dapat dilakukan dengan beberapa cara. Seperti meletakkan inokulum
mikoriza pada bagian dasar lubang tanam. Menurut Halis (2008), Mikoriza dapat
diaplikasikan dengan beberapa cara yaitu menggunakan tanah yang sudah mengandung
mikoriza, menggunakan akar yang sudah mengandung mikoriza. Penggunaan miselia
cendawan atau spora mikoriza yang sudah dikemas dalam bentuk kapsul, dengan cara
menaburkannya pada lubang tanam sebelum penanaman, dan dengan cara menaburkan tanah
yang terinfeksi mikoriza disekitar akar tanaman.
Sebelum dilakukan penanaman benih jagung maka terlebih dahulu disiapkan media
tumbuh tanaman jagung. Media yang digunakan yaitu tanah, kompos, pasir. Menurut Febria
dkk. (2018), selain tanaman inang, efektifitas MA dipengaruhi oleh dosis spora dan
bahan organik. Bahan organik merupakan bagian dari tanah yang bersumber dari jaringan-
jaringan tanaman maupun hewan yang telah mengalami perubahan bentuk akibat proses
dekomposisi yang terjadi di dalam tanah. Bahan organik mampu meningkatkan ketersediaan
unsur hara bagi tanaman melalui proses dekomposisi, selain itu juga dapat meningkatkan
aktivitas mikroba di dalam tanah. Selain pemberian bahan organik, pemberian pupuk dengan
unsur NPK yang tinggi juga sangat dibutuhkan untuk pertumbuhan tanaman terutama pada
akar tanaman. Menurut Febria dkk. (2018), Untuk membudidayakan tanaman jagung perlu
diperhatikan kadar air, media tanam yang subur untuk memenuhi kebutuhan hara
sehingga dapat bereproduksi dengan baik. Jagung membutuhkan unsur hara nitrogen,
fosfor, dan kalium. Semakin tinggi dosis NPK yang diberikan maka derajat infeksi akar
semakin tinggi karena pupuk NPK menyebabkan pertumbuhan dan perkembangan akar
tanaman semakin tinggi sehingga semakin banyak akar tanaman yang terinfeksi. Oleh
karena itu dilakukan pemupukan NPK (15:15:15) dengan dosis 2,5gr/lubang tanam atau
7,5gr/Polybag sehari setelah tanam. Kemudian akan dilakukan pemupukan susulan pada saat
tanaman berumur 30 hari atau 1 bulan setelah tanam sebanyak 5gr/tanaman.
Dengan adanya penambahan mikoriza pada media tanam jagung diharapkan dapat
bersimbiosis dengan baik sehingga jagung dapat tumbuh dengan baik. Menurut Anas (1997),
Tanaman yang bermikoriza tumbuh lebih baik dari tanaman tanpa bermikoriza. Penyebab
utama adalah mikoriza secara efektif dapat meningkatkan penyerapan unsur hara baik unsur
hara makro maupun mikro. Selain daripada itu akar yang bermikoriza dapat menyerap unsur
hara dalam bentuk terikat dan tersedia bagi tanaman. Sselain itu penambahan mikoriza juga
memiliki manfaat lain bagi pertumbuhan tanaman seperti menghambat perkembangan
patogen, meningkatkan resistensi terhadap kekeringan, menjaga kondisi pH tanah. Menurut
Wubet dkk. (2003), Tanaman yang mengandung mikoriza mengalami kerusakan lebih
sedikit dibandingkan dengan tanaman tidak mengandung mikoriza dan serangan penyakit
berkurang atau perkembangan patogen terhambat. Pada umumnya Mikoriza Asbuskular
dapat menurunkan serangan penyakit terhadap tanaman. Menurut Hendroko dan
Prihmantoro (2006), Cendawan mikoriza dapat meningkatkan serapan hara N, P, K dan hasil
tanaman jagung. Mikoriza arbuskular mampu meningkatkan resistensi tanaman terhadap
kekeringan, meningkatkan penyerapan air ke tanaman melalui jalinan hifa, meningkatkan
aktivitas mikroba tanah yang berguna seperti Rhizobium. Menurut Karnilawati (2013),
Mikoriza yang diaplikasikan ke dalam tanah dapat membentuk asosiasi dengan akar
tanaman sehingga dapat memperbaiki sifat-sifat tanah termasuk menjaga kondisi pH tanah
yang lebih baik. Mekanisme meningkatnya nilai pH tanah dengan pemberian mikroriza
terjadi diduga mikoriza memiliki kemampuan untuk menghasilkan senyawa tertentu yang
dapat mengikat logam-logam tanah seperti Al, Fe, dan Mn. Mikoriza yang menginfeksi
sistem perakaran inang akan memproduksi hifa secara intensif sehingga tanaman yang
bermikoriza akan mampu meningkatkan kapasitasnya dalam menyerap unsur hara terutama
fosfor dalam keadaan tidak tersedia menjadi tersedia.
Dan pada pengamatan terakhir dilakukan pengamatan pada bintil akar jagung. Menurut
Anas (1997), Mikoriza juga membantu pembentukan bintil akar yang maksimal. Akan tetapi
dari semua perlakuan yang diamati tidak ada tanaman jagung yang memiliki bintil akar yang
dapat dilihat seperti pada gambar berikut:

Polybag 1 Polybag 2
Polybag 3

Hal ini bisa saja disebabkan karena waktu untuk mengamati bintil akar terlalu cepat dan belum
dilakukan pemupukan susulan NPK (15:15:15). Menurut Febria dkk. (2018), Jagung
membutuhkan unsur hara nitrogen, fosfor, dan kalium. Semakin tinggi dosis NPK yang diberikan
maka derajat infeksi akar semakin tinggi karena pupuk NPK menyebabkan pertumbuhan dan
perkembangan akar tanaman semakin tinggi sehingga semakin banyak akar tanaman yang
terinfeksi.

VI. KESIMPULAN
1. Manfaat pemberian mikoriza pada pertumbuhan tanaman jagung yaitu akar yang
bermikoriza dapat menyerap unsur hara dalam bentuk terikat dan tersedia bagi tanaman,
menghambat perkembangan dan serangan patogen penyakit, meningkatkan resistensi
tanaman terhadap kekeringan, menjaga kondisi pH tanah, dan membantu pembentukan
bintil akar yang maksimal.
2. Faktor yang mempengaruhi infeksi inokulasi mikoriza pada akar tanaman jagung yaitu
bahan organik atau kompos yang dapat meningkatkan aktivitas mikroba di dalam tanah
dan dosis pupuk NPK yang diberikan karena pupuk NPK menyebabkan pertumbuhan
dan perkembangan akar tanaman semakin tinggi sehingga semakin banyak akar tanaman
yang terinfeksi.
VII.DAFTAR PUSTAKA
Anas, I. 1997. Bioteknologi Tanah. Laboratorium Biologi Tanah. Jurusan Tanah. Bogor:
Fakultas Pertanian IPB.
Febria, I.G., Sri Yusnaini, Dermiyati & Maria Viva Rini. 2018. Pengaruh Inokulasi Fungi
Mikoriza Arbuskular Danpenambahan Bahan Organik Pada Tanah Pasca
Penambangangalian C Terhadap Pertumbuhan Dan Serapan Hara Ptanaman Jagung
(Zea Mays L.). Jurnal Agrotek Tropika 6(2): 110-118.
Halis, Murni, P., dan Fitria, A. B., 2008. Pengaruh Jenis dan Dosis Cendawan Mikoriza
Arbuskular Terhadap Pertumbuhan Cabai (Capsicum annuum L.) Pada Tanah
Ultisol. Jurnal Biospecies. Vol.1 (2):59-62
Hendroko, R. dan R. Prihamantoro, 2006. Petunjuk Budidaya Jarak Pagar. Agromedia
Pustaka, Jakarta.
Karnilawati, Sufardi, dan Syakur. 2013. Phosfat Tersedia, Serapannya Serta Pertumbuhan
Jagung (Zea Mays L) Akibat Amelioran Dan Mikoriza Pada Andisol. Jurnal
Manajemen Sumberdaya Lahan. 2(3): 231-239.
Puspita, D. N., Anton Muhibuddin,, Titin Sumarni. 2013. Aplikasi Cendawan Mikoriza
Arbuskular (CMA) Dan Bokashi Dalam Meminimalisir Pemberian Pupuk Anorganik
Pada Produksi Benih Tanaman Jagung Ketan (Zea Mays Ceratina). Jurnal Produksi
Tanaman. 1(5): 339-407.
Wubet,T., I. Kottke, D. Teketay, F. Oberwinkler. 2003. Mycorrhizal Status Of Indigenous
Trees In Dry Afromontane Forest Of Ethiopia. Ethiopian Agricultural Research.
Forest Ecology And Management.
VIII. LAMPIRAN

Polybag 1 2 3
Tanggal 21 Februari 2020
Keterangan Belum ada yang Belum ada yang tumbuh Belum ada yang tumbuh
tumbuh
22 Februari 2020

Belum ada yang Belum ada yang tumbuh Belum ada yang tumbuh
tumbuh
24 Februari 2020

Belum ada yang Belum ada yang tumbuh Belum ada yang tumbuh
tumbuh
25 Februari 2020

Belum ada yang Belum ada yang tumbuh Belum ada yang tumbuh
tumbuh
26 Februari 2020
Belum ada yang Belum ada yang tumbuh Belum ada yang tumbuh
tumbuh
27 Februari 2020

1 Tumbuh, 2 belum Belum ada yang tumbuh Belum ada yang tumbuh
tumbuh
28 Februari 2020

1 Tumbuh, 2 belum Belum ada yang tumbuh Belum ada yang tumbuh
tumbuh
29 Februari 2020
1 Tumbuh, 2 belum Belum ada yang tumbuh Belum ada yang tumbuh
tumbuh
2 Maret 2020

1 Tumbuh, 2 belum Belum ada yang tumbuh Belum ada yang tumbuh
tumbuh
3 Maret 2020

1 Tumbuh, 2 belum Belum ada yang tumbuh Belum ada yang tumbuh
tumbuh
4 Maret 2020
1 Tumbuh, 2 belum Belum ada yang tumbuh Belum ada yang tumbuh
tumbuh
5 Maret 2020

1 Tumbuh, 2 belum Belum ada yang tumbuh Belum ada yang tumbuh
tumbuh
6 Maret 2020

1 Tumbuh, 2 belum Belum ada yang tumbuh 1 Tumbuh, 2 belum


tumbuh tumbuh
7 Maret 2020
1 Tumbuh, 2 belum 1 Tumbuh, 2 belum 1 Tumbuh, 2 belum
tumbuh tumbuh tumbuh
10 Maret 2020

1 Tumbuh, 2 belum Tumbuh 2, 1 belum Tumbuh 2, 1 belum


tumbuh tumbuh tumbuh
11 Maret 2020

1 Tumbuh, 2 belum Tumbuh 2, 1 belum Tumbuh 2, 1 belum


tumbuh tumbuh tumbuh
12 Maret 2020
Tumbuh 2, 1 belum Tumbuh 2, 1 belum Tumbuh 2, 1 belum
tumbuh tumbuh tumbuh
13 Maret 2020

Tumbuh 2, 1 belum Tumbuh 2, 1 belum Tumbuh 2, 1 belum


tumbuh tumbuh tumbuh
14 Maret 2020

Tumbuh 2, 1 belum Tumbuh 2, 1 belum Tumbuh 2, 1 belum


tumbuh tumbuh tumbuh
16 Maret 2020
Tumbuh 2, 1 belum Tumbuh 2, 1 belum Tumbuh 2, 1 belum
tumbuh tumbuh tumbuh
17 Maret 2020
Tumbuh 2, 1 belum Tumbuh 2, 1 belum Tumbuh 2, 1 belum
tumbuh, belum ada tumbuh, belum ada tumbuh, belum ada
bintil akar bintil akar bintil akar

Anda mungkin juga menyukai