Sekolah Dasar Inpres Bea Kakor beralamat di Kakor, Desa Bea Kakor,
Kec. Ruteng, Kab. Manggarai berdiri pada tanggal 22 Agustus 1978 dengan SK
Status kepemilikan SDI Bea Kakor sendiri adalah Pemerintah Pusat dengan luas
tanah 17.825 m2. Tanah milik SDI Bea Kakor ini merupakan pemberian secara
hibah dari gendang Waekang, hal ini dikarenakan anak-anak dari gendang
Waekang dulunya sangat susah untuk menempuh proses pendidikan. Oleh karena
itu, sebagai sikap perihatin atas masalah tersebut gendang Waekang memberikan
tanah tersebut secara hibah kepada pemerintah untuk didirikan Sekolah Dasar.
Letak sekolah ini sangat strategis karena berada di pinggir jalan dan dekat
dengan pemukiman warga. Hal ini memudahkan akses siswa ketika berangkat dan
pulang sekolah. Dilihat dari segi fisik, bangunan SDI Bea Kakor cukup bagus
Sarana dan prasarana yang dimiliki oleh SDI Bea Kakor meliputi : ruang
kepala sekolah, ruang guru dan ruang kelas serta memiliki perpustakaan.
1
Berkaitan dengan sarana dan prasarana yang ada di SDI Bea Kakor, akan
berprofesional”.
dan lingkungannya
jawab
2
6. Melaksanakan pembelajaran dan bimbingan secara
efisien
SDI Bea Kakor memiliki guru dan pegawai yang berjumlah 25 orang,
yang terdiri dari kepala sekolah, guru kelas, guru olahraga, guru agama dan
penjaga perpustakaan.
JABATAN
NO NAMA GURU
6 Salam
7 Egista Jimun Guru Kelas III
8 Ferdina Jeria
9 Yuliana Ndimung
10 Adrianus San
11 Bernadeta Medila Beat
12 Emilia Kontesa
3
13 Walburga Jemumu
14 Wilhelmus Abor
15 Petrus Tadu Tadja
16 Bonaventura Tenggo
17 Octavianus Mehang
18 Angela Mun
19 Fenilia Murni
20 Hildegardis Elbonit
21 Sofina Jedia
22 Tadeus Nembe
23 Aurelia Yulianti Betriks
24 Marselinus Emon
25 Floriana Nima
Tematik Integratif
dengan memadukan berbagai mata pelajaran yang memiliki tema yang sama.
4
mengaitkan materi satu mata pelajaran dengan mata pelajaran lainnya pada
tema yang sama. Namun pada kenyataannya, masih ada hambatan yang dialami
Hal yang sama juga dikemukakan oleh ibu Egista Jimun selaku guru kelas
terutama pada kegiatan inti. Tak hanya itu sumber yang tidak memadai
5
Tak hanya itu sumber yang tidak memadai menjadi factor lain yang menjadi
Saintifik
pendekatan tematik integratif ada pula pendekatan saintifik yang biasa digunakan
pendekatan yang dirancang sedemikian rupa agar siswa secara aktif mengonstruk
dan mengkomunikasikan.
Hal yang sama juga dikemukakan oleh bapak Siprianus Rama mengatakan
bahwa:
6
pada bagian menanya masih banyak siswa siswi yang kurang berani
pembelajaran pada 5 M dalam kegiatan inti serta masih banyak siswa siswi juga
yang kurang berani pada bagian menanya dalam kegiatan pembelajaran sehingga
autentik
Data tersebut dapat bersifat kualitatif dan kuantitatif. Dalam suatu perencanaan
merupakan pengukuran yang sangat penting atas hasil belajar peserta didik pada
bukanlah suatu hal yang mudah untuk dilakukan. Hal ini dibuktikan dengan
autentik.
7
Berdasarkan wawancara dengan bapak Dominikus Nggujik mengatakan
bahwa:
waktu yang sangat lama sehingga terkadang ada aspek penilaian yang
tidak dibuat.’’
Hal yang sama pula dikemukan oleh Ibu Egis Jimun yang mengatakan
bahwa:
cukup sulit, karena sangat sulit untuk membuat lembar pengamatan atau
kadang penilainnya tidak dibuat, tak hanya itu penilaian sikap dalam penilaian
8
4.2.1.2 Hambatan dalam Pelaksanaan Pembelajaran
Tematik Integratif
terpadu dimensi emosi, fisik, dan akademik peserta didik di dalam kelas atau di
lingkungan sekolah.
lingkungan belajar di kelas. Hal inilah yang menimbulkan beberapa kesulitan atau
hambatan bagi guru khususnya di SDI Bea Kakor dalam proses pelaksanaannya.
Hal yang sama juga dikemukakan oleh Ibu Egis Jimun selaku guru kelas
IV mengatakan bahwa
9
‘’Pelaksanaan Pembelajaran Tematik Integratif menuntut kemampuan
masih sulit untuk meyampakan materi dari berbagai bidang studi dalam waktu
itu guru juga dituntut untuk lebih mampu menguasai penggunaan media dari
Saintifik
bisa berasal dari mana saja dan kapan saja tidak bergantung pada pengetahuan
guru saja.
mengatakan bahwa :
10
‘’Dalam menerapkan pendekatan saintifik yang meliputi 5 M, terkadang
ada kegiatan yang dilakukan tidak sesuai dengan waktu yang telah
ditentukan.’’
V mengatakan bahwa:
tidak sesuai dengan waktu yang ditentukan, tak hanya itu dalam proses
otentik
11
diketahui oleh gutu agar bisa memastikan bahwa siswa mengalami proses
sulit oleh guru-guru di SDI Bea Kakor. Mereka masih mengalami kesulitan dalam
bahwa :
‘’Format penilaian yang terlalu banyak dan pada akhirnya hanya dilakuakn
mengatakan bahwa:
‘’Terlalu banyak format penilaian pada setiap tema dari berbagai mata
pelajaran mulai dari sikap spiritual, sosial dan keterampilan. Tidak hanya
cukup lama.’’
12
yaitu guru masih sulit melakukan penilaian dikarenakan format penilaian yang
cukup lama.
pembelajaran
Hal tersebut membuat tujuan dari kurikulum 2013 tidak tercapai. Oleh karena itu
V mengatakan bahwa:
belajar mengajar, selain itu mengundang instruktur dari dinas PPO untuk
Hal yang sama juga dikemukakan oleh Ibu Egis selaku guru kelas V yang
mengatakan bahwa:
13
‘’Upaya yang dapat dilakukan untuk mengatasi hambatan dalam
4.3 Pembahasan
bagian yang penting pada lembaga sekolah terlebih khusus bagi guru sebagai
pelaksananya. Karena itu yang paling penting bagi guru adalah bagaimana
14
harus bisa merencanakan kegiatan pembelajaran dengan sebaik mungkin agar
akan dipelajari oleh peserta didik. Silabus dan RPP merupakan perangkat
pembelajaran yang digunakan oleh guru dalam pembelajaran. RPP yang disusun
harus berdasarkan pada kompetensi inti yang harus dikuasi peserta didik.
Kemudian RPP yang telah dibuat oleh guru akan menjadi penunjang terhadap
Tak hanya itu ada beberapa hal juga yang harus dilakukan dalam proses
dan pemilihan materi ajar. Hal tersebut perlu dilakukan oleh seorang guru dalam
dibuat oleh guru sebelumnya. Oleh karena itu dalam pelaksanaannya tergantung
15
pendekatan pembelajaran yang melibatkan beberapa disiplin ilmu untuk
konsep materi yang tergabung dalam tema serta dapat menambah semangat
Oleh karena itu dalam melaksanakan penilaian autentik yang baik guru harus
memahami tujuan yang ingin dicapai. Tujuan tersebut berkaitan dengan sikap,
pengetahuan serta keterampilan apa yang akan dinilai. Kemudian fokus penilaian
16
Guru merupakan aktor utama dalam menerapkan kurikulum dalam
yang dilaksanakan sesuai dengan tujuan dari kurikulum terlebih khusus kurikulum
kurangnya pengetahuan guru tentang kurikulum 2013, sumber belajar serta media
BAB V PENUTUP
5.1 Kesimpulan
berikut.
17
pembelajaran terkait dengan kurikulum 2013 antara lain adalah sebagai
berikut.
18
digunakan lebih banyak untuk berdiskusi dibandingkan dengan
lama.
sekali aspek penilaian yang tidak di buat karena kesulitan membuat lembaran
oservasi, tak hanya itu penilaian dalam pembelajaran juga memakan waktu
5.2 Saran
dapat dijadikan saran bagi pihak sekolah, guru dan juga peneliti yang akan datang.
19
mengimplementasikan kurikulum 2013. Oleh karena itu, pelru dilakukan
2. Dinas Pendidikan
2013.
3. Guru
atau aspek lainnya yang dapat dijadikan masukan bagi pihak sekolah,
20