Anda di halaman 1dari 20

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1 Deskripsi Umum Penelitian

4.1.1 Profil Lembaga

Sekolah Dasar Inpres Bea Kakor beralamat di Kakor, Desa Bea Kakor,

Kec. Ruteng, Kab. Manggarai berdiri pada tanggal 22 Agustus 1978 dengan SK

pendirian 22/78 merupakan sekolah dengan jenjang pendidikan SD dengan status

sekolah Negeri memiliki SK Izin Operasional pada tanggal 22 Agustus 1978.

Status kepemilikan SDI Bea Kakor sendiri adalah Pemerintah Pusat dengan luas

tanah 17.825 m2. Tanah milik SDI Bea Kakor ini merupakan pemberian secara

hibah dari gendang Waekang, hal ini dikarenakan anak-anak dari gendang

Waekang dulunya sangat susah untuk menempuh proses pendidikan. Oleh karena

itu, sebagai sikap perihatin atas masalah tersebut gendang Waekang memberikan

tanah tersebut secara hibah kepada pemerintah untuk didirikan Sekolah Dasar.

Letak sekolah ini sangat strategis karena berada di pinggir jalan dan dekat

dengan pemukiman warga. Hal ini memudahkan akses siswa ketika berangkat dan

pulang sekolah. Dilihat dari segi fisik, bangunan SDI Bea Kakor cukup bagus

sehingga kegiatan pembelajaran dapat dilaksanakan dengan baik.

4.1.2 Sarana dan Prasarana

Sarana dan prasarana yang dimiliki oleh SDI Bea Kakor meliputi : ruang

kepala sekolah, ruang guru dan ruang kelas serta memiliki perpustakaan.

1
Berkaitan dengan sarana dan prasarana yang ada di SDI Bea Kakor, akan

diuraikan lebih jelas sebagai berikut.

No Nama Unit Kondisi


1 Ruang Kepala Sekolah 1 Baik
2 Ruang Guru 1 Baik
3 Ruang Kelas 17 Baik
4 Perpustakaan 1 Baik
5 Gudang 1 Cukup
6 Kamar mandi/WC Guru 1 Cukup
7 Kamar mandi/WC Siswa 4 Cukup

4.1.3 Visi dan Misi Sekolah

4.1.3.1 Visi Sekolah

” Unggul dalam berkarakter, berprestasi dan keterampilan serta guru

berprofesional”.

4.1.3.2 Misi Sekolah

1. Melaksanakan ibadah – ibadah pada awal dan akhir

pembelajaran, doa anjelus pada jam 12 siang dan mengikuti ibadah

pada perayaan keagamaan.

2. Melaksanakan tata tertib dan disiplin sekolah dan

sungguh-sungguh bertanggung jawab

3. Menerapkan nilai-nilai berbudi pekerti luhur

4. Menumbuh kembangkan rasa cinta sesame manusia

dan lingkungannya

5. Menerapkan program sekolah dengan rasa tanggung

jawab

2
6. Melaksanakan pembelajaran dan bimbingan secara

efisien

7. Melaksanakan praktik-praktik dalam pembelajaran

dan meningkatkan latihan-latihan keterampilan

8. Meningkatkan profesionalisme guru/personil

dengan mengikuti KKG guru-guru kelas dan matapelajaran serta

menyiapkan administrasi yang efektif dan efisien

9. Menerapkan sanksi edukatif bagi semua warga

sekolah secara adil dan merata.

4.1.4 Keadaan Guru dan Pegawai

SDI Bea Kakor memiliki guru dan pegawai yang berjumlah 25 orang,

yang terdiri dari kepala sekolah, guru kelas, guru olahraga, guru agama dan

penjaga perpustakaan.

JABATAN
NO NAMA GURU

1 Silvester Jehali Kepala Sekolah


2 Siprianus Rama Guru Kelas V
3 Dominikus Nggujik Guru Kelas VI
4 Helena Rita Ratna
5 Hermina Sinarti
Yasintha Vivi Savelina

6 Salam
7 Egista Jimun Guru Kelas III
8 Ferdina Jeria
9 Yuliana Ndimung
10 Adrianus San
11 Bernadeta Medila Beat
12 Emilia Kontesa

3
13 Walburga Jemumu
14 Wilhelmus Abor
15 Petrus Tadu Tadja
16 Bonaventura Tenggo
17 Octavianus Mehang
18 Angela Mun
19 Fenilia Murni
20 Hildegardis Elbonit
21 Sofina Jedia
22 Tadeus Nembe
23 Aurelia Yulianti Betriks
24 Marselinus Emon
25 Floriana Nima

4.2 Data dan Hasil Penelitian

4.2.1 Kendala dalam Implementasi Kurikulum 2013 pada Pembelajaran

4.2.1.1 Hambatan dalam Perencanaan Pembelajaran

1. Hambatan dalam Perencanaan Pembelajaran dengan menggunakan Pendekatan

Tematik Integratif

Salah satu hal terpenting sebelum melaksanakan proses pembelajaran

adalah merencanakan pembelajaran. Dalam merencanakan pembelajaran

seorang guru dituntut untuk memperhatikan pendekatan yang akan digunakan

dalam melaksanakan pembelajaran. Salah satunya adalah pendekatan tematik

integratif. Pendekatan tematik integratif merupakan pendekatan yang dilakukan

dengan memadukan berbagai mata pelajaran yang memiliki tema yang sama.

Hal ini dimaksudkan untuk meningkatkan pemahaman siswa dalam

4
mengaitkan materi satu mata pelajaran dengan mata pelajaran lainnya pada

tema yang sama. Namun pada kenyataannya, masih ada hambatan yang dialami

oleh guru terlebih khusus di SDI Bea Kakor dalam merencanakan

pembelajaran mengunakan pendekatan tematik integratif.

Berdasarkan wawancara dengan Bapak Siprianus Rama selaku guru kelas

V (21/10/2019) mengatakan bahwa :

’’penyusunan RPP dengan menggunakan pendekatan tematik integratif

sangat rumit karena menggabungkan berbagai mata pelajaran kemudian

materi pelajaran dalam buku guru sangat terbatas atau hanya

mencantumkan bagian-bagian pokok dari setiap mata pelajaran.’’

Hal yang sama juga dikemukakan oleh ibu Egista Jimun selaku guru kelas

III (21/10/2019) mengatakan bahwa :

‘’Kesulitan dalam merencenakan pembelajaran menggunakan pendekatan

tematik adalah dalam merangkum materi dari beberapa mata pelajaran

terutama pada kegiatan inti. Tak hanya itu sumber yang tidak memadai

juga menjadi suatu faktor yang menghambat penrencanaan pembelajaran

menggunakan pendekatan tematik.’’

Berdasarkan wawancara tersebut di atas dapat disimpulkan bahwa

perencanaan pembelajaran menggunakan pendekatan tematik integrative

mengalamai beberapa hambatan diataranya masih banyak guru mengalami

kesulitan dalam menggabungkan berbgai mata pelajaran dalam suatu materi.

5
Tak hanya itu sumber yang tidak memadai menjadi factor lain yang menjadi

hambatan perencanaan pembelajaran menggunakan metode tematik integrative.

2. Hambatan dalam Perencanaan Pembelajaran dengan menggunakan Pendekatan

Saintifik

Pada penyusunan Renacana Peleaksanaan Pembelajaran (RPP) dan

pelaksanaan pembelajaran tidak terlepas dari pendekatan yang digunakan. Selain

pendekatan tematik integratif ada pula pendekatan saintifik yang biasa digunakan

dalam merencanakan suatu proses pemelajaran. Pendekatan saintifik merupakan

pendekatan yang dirancang sedemikian rupa agar siswa secara aktif mengonstruk

konsep melalui tahapan-tahapan mengamati, menanya, mengeksplorasi, menalar,

dan mengkomunikasikan.

Namun dalam proses perencanaan pembelajaran menggunakan pendekatan

saintif masih mengalami berbagai kesulitan.

Berdasarkan wawancara dengan ibu Egista Jimun mengatakan bahwa :

‘’Penyusunan RPP dengan menggunakan pendekatan saintifik sangat sulit

terlebih khusus dalam menempatkan materi pelajaran dari masing-masing

mata pelajaran pada 5 M dalam kegiatan inti pembelajaran.’’

Hal yang sama juga dikemukakan oleh bapak Siprianus Rama mengatakan

bahwa:

‘’Perencanaan pembelajaran menggunakan pendekatan saintifik pada

bagian mengamati tidak mengalami masalah atau kesulitan, akan tetapi

6
pada bagian menanya masih banyak siswa siswi yang kurang berani

mengajukan pertanyaan karena takut salah.’’

Berdasarkan hasil wawancara tersebut di atas dapat disimpukan bahwa

perencanaan pembelajaran menggunakan pendekatan saintifik masih mengalami

hambatan dalam penggunaannya, dimana masih sangat slit menempatkan materi

pembelajaran pada 5 M dalam kegiatan inti serta masih banyak siswa siswi juga

yang kurang berani pada bagian menanya dalam kegiatan pembelajaran sehingga

guru masih mengalami hambatan pada penggunaannya.

3. Hambatan dalam Perencanaan Pembelajaran dengan menggunakan penilaian

autentik

Penilaian merupakan suatu proses sistematis untuk mengumpulkan dan

mengolah data tentang karakteristik siswa terkait pembelajaran yang dilakukan.

Data tersebut dapat bersifat kualitatif dan kuantitatif. Dalam suatu perencanaan

pembelajaran biasanya menggunakan penilaian autentik. Penilaian autentik

merupakan pengukuran yang sangat penting atas hasil belajar peserta didik pada

ranah sikap, pengetahuan dan keterampilan.

Perencanaan pembelajaran dengan menggunakan penilaian autentik

bukanlah suatu hal yang mudah untuk dilakukan. Hal ini dibuktikan dengan

beberapa narasumber yang diwawancarai di SDI Bea Kakor yang mengalami

kesulitan dalam merencanakan pembelajaran dengan menggunakan penilaian

autentik.

7
Berdasarkan wawancara dengan bapak Dominikus Nggujik mengatakan

bahwa:

‘’Penyusunan penilaian otentik yang sangat banyak dan membutuhkan

waktu yang sangat lama sehingga terkadang ada aspek penilaian yang

tidak dibuat.’’

Hal yang sama pula dikemukan oleh Ibu Egis Jimun yang mengatakan

bahwa:

‘’Perencanaan pembelajaran dengan menggunakan penilaian autentik

cukup sulit, karena sangat sulit untuk membuat lembar pengamatan atau

observasi serta penilaian sikap yang sangat susah dilakukan.’’

Berdasarkan wawancara tersebut di atas dapat disimpulkan bahwa

perencanaan pembelajaran menggunakan penilaian autentik dalam penggunaanya

guru masih mengalami beberapa hambatan diantaranya perencanaan pembelajaran

menggunakan penilaian autentik memakan waktu yang cukup lama sehingga

kadang penilainnya tidak dibuat, tak hanya itu penilaian sikap dalam penilaian

autentik masih sangat susah untuk dilakukan sehingga perencanaan penilaian

dengan menggunakan penilaian autentik cukup sulit.

8
4.2.1.2 Hambatan dalam Pelaksanaan Pembelajaran

1. Hambatan dalam Pelaksanaan Pembelajaran dengan menggunakan Pendekatan

Tematik Integratif

Pembelajaran Tematik Integratif diyakini sebagai salah satu model

pembelajaran yang efektif, karena mampu mewadahi dan menyentuh secara

terpadu dimensi emosi, fisik, dan akademik peserta didik di dalam kelas atau di

lingkungan sekolah.

Pelaksanaan Pembelajaran Tematik Integratif menuntut kemampuan guru

dalam mentransformasikan materi pembelajaran di kelas. karena itu, guru harus

memahami materi apa yang diajarkan dan bagaimana mengaplikasikannya dalam

lingkungan belajar di kelas. Hal inilah yang menimbulkan beberapa kesulitan atau

hambatan bagi guru khususnya di SDI Bea Kakor dalam proses pelaksanaannya.

Berdasarkan wawancara dengan bapak Siprianus Rama mengatakan bahwa

‘’Dalam proses pembelajaran belum bisa dilakukan secara optimal karena

dalam waktu yang bersamaan menyampaikan materi dari berbagai bidang

studi sehingga penyampaian materi dari berbagai bidang studi tersebut

tidak secara mendetail.’’

Hal yang sama juga dikemukakan oleh Ibu Egis Jimun selaku guru kelas

IV mengatakan bahwa

9
‘’Pelaksanaan Pembelajaran Tematik Integratif menuntut kemampuan

guru dalam proses pembelajaran, terutama dalam penggunaan media dari

masing-masing amata pelajaran sangat susah.’’

Berdasarkan wawancara tersebut di atas dapat disimpulkan bahwa

pelaksanaan pebelajaran dengan menggunakan pendekatan tematik integrative

masih mengalami beberaa hambatan. Hambatan tersebut diantaranya adalah guru

masih sulit untuk meyampakan materi dari berbagai bidang studi dalam waktu

yang bersamaan sehingga penyampaiannya adang tidak secara mendetail. Selain

itu guru juga dituntut untuk lebih mampu menguasai penggunaan media dari

masing-masing mata pelajaran yang masih sangat susah untuk dilakukan.

2. Hambatan dalam Pelaksanaan Pembelajaran dengan menggunakan Pendekatan

Saintifik

Pelaksanaan pembelajaran dengan menggunakan Pendekatan Saintifik

yaitu kemampuan guru dalam mengimplementasikan kurikulum 2013. Guru

memberikan pemahaman kepada siswa untuk mengenal dan memahami berbagai

materi pengetahuan dengan pendekatan ilmiah. Dalam artian bahwa pengetahuan

bisa berasal dari mana saja dan kapan saja tidak bergantung pada pengetahuan

guru saja.

Berdasarkan wawancara dengan ibu Egista Jimunselaku guru kelas IV

mengatakan bahwa :

10
‘’Dalam menerapkan pendekatan saintifik yang meliputi 5 M, terkadang

ada kegiatan yang dilakukan tidak sesuai dengan waktu yang telah

ditentukan.’’

Berdasarkan wawancara dengan Bapak Siprianus Rima selaku guru kelas

V mengatakan bahwa:

‘’Hambatan dalam pelaksanaan pendekatan saintifik ini juga disebabkan

karena dalam buku siswa dituntut untuk melakukan kegiatan diskusi

sehingga waktu dalam proses pembelajaran lebih banyak digunakan saat

mereka berdiskusi dibandingkan dengan kegiatan lainnya.’’

Berdasarkan kedua wawancara tersebut di atas dapat disimpulkan bahwa

pelaksanaan pembelajaran dengan menggunakan pendekatan saintifik dalam

penggunaannya guru masih mengalami beberapa hambatan. Hambatan tersebut

diantaranya adalah terkadang kegiatan yang dilakukan tidak maksimal karena

tidak sesuai dengan waktu yang ditentukan, tak hanya itu dalam proses

pembelajaran waktu yang digunakan lebih banyak untuk berdiskusi dibandingkan

dengan kegiatan pembelajaran lainnya.

3. Hambatan dalam Pelaksanaan Pembelajaran dengan menggunakan penilaian

otentik

Pelaksanaan pembelajaran dengan menggunakan penilaian autentik adalah

proses pengumpulan berbagai data yang bisa memberikan gambaran

perkembangan belajar siswa. Gambaran perkembangan belajar siswa perlu

11
diketahui oleh gutu agar bisa memastikan bahwa siswa mengalami proses

pebelajaran dengan benar.

Namun dalam pelaksanaannya tidak semuda yang dibayangnkan.

Pelaksanaan pembelajaran dengan menggunakan penialaian autentik masih dinilai

sulit oleh guru-guru di SDI Bea Kakor. Mereka masih mengalami kesulitan dalam

pelaksanannya dalam pembelajaran.

Berdasarkan wawancara dengan bapak Dominikus Nggujik mengatakan

bahwa :

‘’Format penilaian yang terlalu banyak dan pada akhirnya hanya dilakuakn

penilaian dengan rekayasa.’’

Berdasarkan wawancara dengan Ibu Egis Jimun selaku guru kelas IV

mengatakan bahwa:

‘’Terlalu banyak format penilaian pada setiap tema dari berbagai mata

pelajaran mulai dari sikap spiritual, sosial dan keterampilan. Tidak hanya

itu penyusunan format penilaian autentik ini membutuhkan waktu yang

cukup lama.’’

Berdasarkan kedua wawancara tersebut di atas adalah dalam pelaksanaan

pembelajaran mengguanakan penilaian autentik guru masih mengalami hambatan,

12
yaitu guru masih sulit melakukan penilaian dikarenakan format penilaian yang

terlalu banyak sehingga kadang tidak dilakukan, selain itu pelaksanaan

pembelajaran menggunakan penilaian autentik sangat memakan waktu yang

cukup lama.

4.2.1.3 Upaya mengatasi hambatan implementasi kurikulum 2013 pada

pembelajaran

Dalam mengimplementasikan kurikulum 2013 tentu memiliki hambatan.

Hal tersebut membuat tujuan dari kurikulum 2013 tidak tercapai. Oleh karena itu

dibutuhkan solusi sebagai jalan yang digunakan untuk memecahkan masalah

hambatan dalam implementasi kurikulum 2013. solusi-solusi yang ditawarkan

tersebut harus mampu menjawab tantangan implementasi kurikulum 2013 terlebih

khusus pada pembelajaran.

Berdasarkan wawancara dengan bapak Siprianus Rima selaku guru kelas

V mengatakan bahwa:

‘’Upaya yang dilakukan untuk mengatasi hambatan dalam

pengimplementasian kurikulum 2013 dalam pembelajaran diantaranya

adalah: meningkatkan sarana dan prasarana dalam menunjang proses

belajar mengajar, selain itu mengundang instruktur dari dinas PPO untuk

mengadakan pelatihan atau bimbingan mengenai pengimplementasian

kurikulum 2013 dalam pembelajaran.’’

Hal yang sama juga dikemukakan oleh Ibu Egis selaku guru kelas V yang

mengatakan bahwa:

13
‘’Upaya yang dapat dilakukan untuk mengatasi hambatan dalam

pengimplementasian kurikulum 2013 dalam pembelajaran adalah

pengadaan buku sumber serta diadakannya kegiatan KKG.’’

Berdasarkan wawancara tersebut di atas dapat disimpulkan bahwa upaya

untuk mengatasi hambatan dalam implementasi kurikuum 2013 dalam

pembelajaran pada intinya yaitu diperlukannya bimbingan atau peatiah mengenai

pengimplementasian kurikulum 2013 dalam pembelajaran, serta pengadaan buku-

buku sumber yang dapat menunjang dkiatan belajar mengajar.

4.3 Pembahasan

4.3.1 Hambatan dalam Perencanaan Pembelajaran

Kurikulum merupakan seperangkat rencana yang digunakan sebagai

pedoman penyelenggara proses pembelajaran untuk mencapai pendidikan tertentu.

Salah satu hal terpenting dalam proses pembelajaran tersebut adalah

merencanakan pembelajaran. Perencanaan pembelajaran merupakan salah satu

bagian yang penting pada lembaga sekolah terlebih khusus bagi guru sebagai

pelaksananya. Karena itu yang paling penting bagi guru adalah bagaimana

melaksanakan dan menyesuaikan kurikulum tersebut terlebih khusus kurikulum

2013 dengan kegiatan pembelajaran. Sebagai pelaksana kurikulum seorang guru

14
harus bisa merencanakan kegiatan pembelajaran dengan sebaik mungkin agar

mencapi tujuan yang diinginkan. Oleh karena itu, dalam merencanakan

pembelajaran tersebut seorang guru diharapkan menghasilkan perangkat

pembelajaran sebagai pedoman yang akan digunakan dalam proses pembelajaran.

Pentingnya perangkat pembelajaran yang digunakan oleh guru adalah

sebagai panduan serta mempermudah guru dalam menyampaikan materi yang

akan dipelajari oleh peserta didik. Silabus dan RPP merupakan perangkat

pembelajaran yang digunakan oleh guru dalam pembelajaran. RPP yang disusun

harus berdasarkan pada kompetensi inti yang harus dikuasi peserta didik.

Kemudian RPP yang telah dibuat oleh guru akan menjadi penunjang terhadap

materi pelajaran yang akan disampaikan.

Tak hanya itu ada beberapa hal juga yang harus dilakukan dalam proses

perencanaan pembelajaran yang cukup penting untuk dilakukan, diantaranya

adakah perumusan indicator, perumusan tujuan pembelajaran, serta perumusan

dan pemilihan materi ajar. Hal tersebut perlu dilakukan oleh seorang guru dalam

proses perencanaan pembeelajaran.

4.3.2 Hambatan dalam Pelaksanaan Pembelajaran

Pelaksanaan pembelajaran merupakan operasionalisasi dari perencanaan

pembelajaran, sehingga tidak terlepas dari prencanaan pembelajaran yang telah

dibuat oleh guru sebelumnya. Oleh karena itu dalam pelaksanaannya tergantung

pada perencaan pembelajaran tersebut. Dalam kurikulum 2013 menggunakan

pendekatan saintifik dalam pembelajaran. Pendekatan saintifik merupakan

15
pendekatan pembelajaran yang melibatkan beberapa disiplin ilmu untuk

memberikan pengalaman yang bermakna kepada peserta didik.

Selain pendekatan saintifik dalam kurikulum 2013 juga menggunakan

pendekatan tematik integratif. Pendekatan tematik integratif berfungsi untuk

memberikan kemudahan bagi peserta didik dalam memahami dan mendalami

konsep materi yang tergabung dalam tema serta dapat menambah semangat

belajar dari peserta didik.

4.3.3 Hambatan dalam penilaian Pembelajaran

Penilaian dalam kurikulum 2013 adalah menggunakan penilaian autentik.

Oleh karena itu dalam melaksanakan penilaian autentik yang baik guru harus

memahami tujuan yang ingin dicapai. Tujuan tersebut berkaitan dengan sikap,

pengetahuan serta keterampilan apa yang akan dinilai. Kemudian fokus penilaian

yang dilakukan berkaitan dengan sikap, pengetahuan dan keterampilan tersebut

serta tingkat pengetahuan yang akan dinilai pada peserta didik.

4.3.4 Upaya Mengatasi Hambatan Kurikulum 2013 pada Pembelajaran

Kurikulum 2013 merupakan solusi atas permasalahan pendidikan di

Indonesia. Kehadiran kurikulum 2013 dalam dunia pendidikan diharapkan mampu

meningkatkan kualitas pendidikan. Namun pada kenyataannya penerapan

kurikulum 2013 masih banyak menemui kendala terlebih khusus pada

penerapannya. Kendala-kendala yang dihadapi tersebut tentu berdampak pula

pada hasil yang dicapai dari proses pendidikan yang dilaksanakan.

16
Guru merupakan aktor utama dalam menerapkan kurikulum dalam

pembelajaran. Sebagai aktor seorang guru diwajibkan untuk lebih memahami

secara mendalam tentang kurikulum yang berlaku sehingga proses pembelajaran

yang dilaksanakan sesuai dengan tujuan dari kurikulum terlebih khusus kurikulum

2013. Pada kenyataannya guru juga mengalami banyak hambatan dalam

menerapkan kurikulum 2013. Hambatan-hambatan tersebut disebabkan karena

kurangnya pengetahuan guru tentang kurikulum 2013, sumber belajar serta media

pembelajaran yang disiapkan oleh guru atau sekolah kurang memadai.

Oleh karena itu, dibutuhkan solusi sebagai upaya mengatasi hambatan-

hambatan dalam mengimplementasikan kurikulum 2013 dalam pembelajaran.

Solusi-solusi tersebut antara lain adalah sebagai berikut.

BAB V PENUTUP

5.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan tentang hambatan guru

dalam penerapan kurikulum 2013 pada pembelajaran di SDI Bea Kakor

Kecamatan Ruteng Kabupaten Manggarai diperoleh kesimpulan sebagai

berikut.

1. Hambatan dalam Perencanaan Pembelajaran dalam penerapan kurikulum

2013 pada pembelajaran di SDI Bea Kakor yaitu pada perangkat

17
pembelajaran terkait dengan kurikulum 2013 antara lain adalah sebagai

berikut.

a. penggunaan pendekatan tematik integratif masih memiliki hambatan

karena berbagai faktor seperti kesulitan merangkum materi

pembelajaran dari berbagai bidang studi. Kemudian sumber belajar

yang tidak memadai serta sulitnya membuat media sesuai dengan

masing-masing mata pelajaran.

b. Penggunaan pendekatan saintifik masih memiliki hambatan terlebih

khusus menempatkan 5 M dalam kegiatan inti pembelajaran.

c. Penggunaan penilaian otentik masih memiliki hambatan sehingga

terkadang ada aspek penilaian yang tidak dibuat.

2. Hambatan dalam pelaksanaan pembelajaran

a. Pelaksanaan pembelajaran menggunakan teamtik integrative memiliki

hambatan dikarenakan berbagai factor seperti masih sulit untuk

meyampakan materi dari berbagai bidang studi dalam waktu yang

bersamaan sehingga penyampaiannya adang tidak secara mendetail.

Selain itu guru juga dituntut untuk lebih mampu menguasai

penggunaan media dari masing-masing mata pelajaran yang masih

sangat susah untuk dilakukan.

b. Pelaksanaan pembelajaran menggunakan pendekatan saitifik memiliki

hambatan dikarenakan berbagai factor seperti terkadang kegiatan yang

dilakukan tidak maksimal karena tidak sesuai dengan waktu yang

ditentukan, tak hanya itu dalam proses pembelajaran waktu yang

18
digunakan lebih banyak untuk berdiskusi dibandingkan dengan

kegiatan pembelajaran lainnya.

c. Pelaksanaan pembelajaran menggunakan penilaian autentik memiliki

hambatan dikarenakan berbagai factor seperti guru masih sulit

melakukan penilaian dikarenakan format penilaian yang terlalu banyak

sehingga kadang tidak dilakukan, selain itu pelaksanaan pembelajaran

menggunakan penilaian autentik sangat memakan waktu yang cukup

lama.

3. Hambatan dalam penilaian pembelajaran

Dalam penilaian pembelajaran guru-guru masih mengalami hambatan. Hal

tersebut dikarenakan oleh berbagai factor diantaranya adalah masih banyak

sekali aspek penilaian yang tidak di buat karena kesulitan membuat lembaran

oservasi, tak hanya itu penilaian dalam pembelajaran juga memakan waktu

yang cukup lama.

5.2 Saran

Berdasarkan hasil penelitian ada beberapa pandangan peneliti yang sekiranya

dapat dijadikan saran bagi pihak sekolah, guru dan juga peneliti yang akan datang.

1. Sekolah Dasar Inpres Bea Kakor

Bagi pihak sekolah agar selalu mengawasi berkaitan dengan

seluruh kegiatan dalam mengimplementasikan kurikulum 2013.

Berdasarkan hasil penelitian masih banyak hambatan yang dialami dalam

19
mengimplementasikan kurikulum 2013. Oleh karena itu, pelru dilakukan

tindak lanjut sebagai upaya mengatasi hambatan tersebut.

2. Dinas Pendidikan

Bagi dinas pendidikan agar memberikan fasilitas yang dibutuhkan

untuk menunjang kelancaran atau pelaksanaanimplementasi kurikulum

2013.

3. Guru

Berdasarkan hambatan guru yang ada guru lebih memaksimalkan

lagi usaha-usaha yang terkait dalam implementasi kurikulum 2013.

4. Peneliti yang akan datang

Bagi pembaca dan peneliti selanjutnya diharapkan dapat

melakukan penelitian yang lebih akurat dan mendalam mengenai

implementasi kurikulum 2013 baik dari aspek perencanaan pembelajaran,

atau aspek lainnya yang dapat dijadikan masukan bagi pihak sekolah,

dinas pendidikan maupun pemerintah sebagai penyelenggara pendidikan.

20

Anda mungkin juga menyukai