Anda di halaman 1dari 49

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Pendidikan mampu mematangkan kepribadian dan tingkah laku seseorang
sesuai dengan pendidikan yang didapatkan. Pendidikan juga dapat diartikan
sebagai usaha manusia dalam memanusiakan manusia dalam membina
kepribadian dalam diri dengan nilai-nilai yang ada di masyarakat dan kebudayaan.
Guru merupakan unsur yang paling penting dalam proses pendidikan. Tanpa
adanya guru, pendidikan hanya menjadi slogan dan pencitraan karena segala
sektor pendidikan pada akhirnya yang menentukan tercapainya tujuan pendidikan
adalah guru. Guru merupakan ujung tombak dalam meningkatkan kulitas
pendidikan, dimana guru akan melakukan interaksi langsung dengan peserta didik
dalam pembelajaran diruang kelas. Melalui proses belajar mengajar inilah
berawalnya kulitas pendidikan. Artinya, secara keseluruhan kualitas pendidikan
berawal dari kualitas pembelajaran yang dilaksanakan oleh guru di ruang kelas.
Selain kompoten dan harus mengusai bidang ilmu pengetahuan yang digeluti guru
juga dituntut harus mampu kreatif, inovatif, serta inspiratif ketika mengajar di
kelas, sehingga siswa tertarik mengikuti dan menerima pengajaran dari sang guru.
Media adalah suatu alat yang digunakan guru dalam proses pemebelajaran
untuk memberikan rangsangan bagi siswa agar proses belajar mengajar tetap
fokus dan terarah menuju tujuan pendidikan yang diinginkan. Dalam kaitannya
dengan proses belajar mengajar disekolah, media pengajaran dapat mempertinggi
proses belajar siswa dalam pengajaran yang pada gilirannya diharapkan dapat
mempertinggi hasil belajar yang dicapainya.
Kondisi proses belajar mengajar fisika saat ini di SMA Negeri 7
Halmahera Tengah dapat dikatakan belum optimal.Hal ini karena minat anak-
anak yang sangat rendah terhadap mata pelajaran fisika. Pelajaran fisika
memiliki emage sebagai pelajaran yang sulit dikalangan para siswa, ditambah

1
dengan pengajaran fisika dikelas yang cendrung lebih monoton. Ditambah
lagi kurangnya penerapan media pembelajaran, sehingga dalam proses
pembelajaran menjadi kurang efektif Oleh karena itu, untuk menumbuhkan
minat belajar siswa dibutuhkan media pembelajaran yang bisa menarik
perhatian siswa sehingga siswa tersebut bisa serius dan bersemangat untuk
menerima materi. Salah satu media yang dapat digunakan adalah media
pembelajaran berbasis audio visual berbasis. Dengan menggunakan media
pembelajaran berbasis audio visual ini siswa mendapatkan pengalaman
melihat dan mendengar apa yang disampaikan sehingga lebih mudah
menginterpretasikan materi atau informasi yang disampaikan guru. Sehingga
diharapkan dengan penggunaan media peembelajaran audio visual ini
diharapkan minat belajar siswa dapat meningkat.
B. Tujuan
Adapun tujuan dari aktualisasi (habituasi) yaitu :
1. Mampu mengidentifikasi nilai-nilai dasar ANEKA, peran dan kedudukan
PNS dalam NKRI serta mengimplementasikannya
2. Melakukan habituasi melalui penggunaan media pembelajaran berbasis
audio visual di SMA Negeri 7 Halmahera Tengah
3. Menciptakan proses belajar mengajar yang bisa meningkatkan minat belajar
siswa
C. Manfaat
Dengan pelaksanaan aktualisasi yang akan dilakukan, maka diharapkan
dapat bermanfaat bagi:
1. Bagi diri sendiri, karena melalui aktualisasi ini akan menumbuhkan
kebiasaan bersemangat didalam kedisiplinan waktu mengajar.
2. Bagi lingkungan sekolah, karena bermanfaat bagi guru secara
keseluruhan dengan aktualisasi habituasi yang saya lakukan maka
diharapkan adanya penerapan media pembelajaran dalam proses belajar
mengajar.

2
D. Tempat dan waktu Penelitian
Pelaksanaan aktualisasi dan habituasi dilaksanakan pada SMA Negeri
7 Halmahera Tengah yang akan berlangsung pada tanggal 17 Juli 2019 sampai
Agustus 2019.

3
BAB II

GAMBARAN UMUM ORGANISASI DAN NILAI-NILAI DASAR ASN

A. GAMBARAN UMUM ORGANISASI


SMA Negeri 7 Halmahera Tengah merupakan Sekolah Menengah Atas Negeri
yang terletak di desa Sagea, Halmahera Tengah. Sama dengan SMA pada
umumnya di Indonesia, yaitu memiliki masa pendidikan sekolah di SMA N 7
Halmahera Tengah ditempuh dalam waktu tiga tahun pelajaran, mulai kelas X
sampai kelas XII.
SMA Negeri 7 Halmahera Tengah beralamat di Jl. Boki Maruru, desa Sagea,
kecamatan Weda Utara dan berada dalam naungan Dinas Pendidikan dan
Kebudayaan Provinsi Maluku Utara. Jumlah guru di SMA Negeri 7 Halmahera
Tengah yaitu 15 orang dengan jumlah guru PNS 10 orang dan honorer 5 orang.
Adapun visi dan misi serta tugas sekolah, yaitu :
1. Visi dan Misi Sekolah
a) Visi Sekolah
“Terwujudnya peserta didik SMA N 7 HALTENG yang beriman, sehat,
cerdas, terampil, mandiri, dan berwawasan”
b) Misi Sekolah :
1) Menanmkan keimanan dan ketakwaan melalui pengalaman ajaran agama
2) Menanamkan pengetahuan dan pemahaman tentang cara hidup sehat
3) Mengoptimalkan proses pembelajaran dan bimbingan
4) Mengembangkan bidang ilmu pengetahuan dan tekhnologi berdasarkan
minat, bakat dan prestasi peserta didik
5) Menjamin kerja sama yang harmonis antara warga sekolah dan lembaga
lain yang terkait.

4
c) Tugas Sekolah
1) Mengembangkan budya sekolah religius melalui kegiatan keagamaan
2) Semua kelas melaksanakan pendekataan pembelajaran aktif pada semua
mata pelajaran
3) Mengembangkan berbagai kegiatan dalam proses belajar dikelas berbasis
pendidikan karakter bangsa
4) Menyelenggarakan kegiatan sosial yang menjadi bagian dari pendidikan
5) Menjalin kerja sama dengan lain dalam merealisasikan program sekolah
6) Memanfaatkan dan memelihara fasilitas yang mendukung proses
pembelajaran berbasis TIK
7) Menjadikan lingkungan sekolah yang bersih dan sehat
2. Tugas dan Fungsi Guru
1) Tugas dan Fungsi Kepala Sekolah
Kepala sekolah berfungsi dan bertugas sebagai educator, manager,
administrator, dan supervisor.
a. Kepala Sekolah selaku edukator bertugas melaksanakan proses belajar
mengajar secara efektif dan efisien.
b. Kepala Sekolah selaku manajer mempunyai tugas :
1) Menyusun perencanaan
2) Mengorganisasikan kegiatan
3) Mengarahkan / mengendalikan kegiatan
4) Mengkoordinasikan kegiatan
5) Melaksanakan pengawasan
6) Menentukan kebijaksanaan
7) Mengadakan rapat mengambil keputusan
8) Mengatur proses belajar mengajar
9) Mengatur administrasi Katatausahaan, Kesiswaan, Ketenagaan, Sarana
prasarana, Keuangan

5
c. Kepala sekolah selaku administrator bertugas menyelenggarakan
administrasi.
d. Kepala sekolah selaku supervisor, bertugas menyelenggarakan supervisi
mengenal :
1. Proses belajar mengajar
2. Kegiatan bimbingan
3. Kegiatan ekstrakulikuler
4. Kegiatan kerja sama dengan masyarakat / instansi lain
5. Kegiatan ketatausahaan
6. Sarana dan prasarana
7. Kegiatan OSIS
8. Kegaitan 7K
9. Perpustakaan
10. Laboratorium
11. Kantin / warung sekolah
12. Koperasi sekolah
13. Kehadiran guru, pegawai, dan siswa
2) Tugas Wakil Kepla Sekolah
Wakil kepala sekolah berperan sebagai perpanjang tangan dari kepala
sekolah. Wakil kepala sekolah dalam menjalankan tugasnya dibantu oleh
beberapa kaur, yaitu :
1. Kepala urusan Kurikulum
Guru yang bertugas dalam bidang Kurikulum bertanggung jawab atas
semua kegiatan belajar mengajar. Seperti:
a. Menyusun pembagian tugas para guru.
b. Mengelola semua kegiatan belajar mengajar.
c. Menyusun jadwal evaluasi.
d. Menyusun kriteria untuk kenaikan kelas dan kurikulum.
e. Menyusun pelaksanaan UAS dan UAN.

6
f. Menyusun instrumen untuk kegiatan belajar mengajar.
g. Menyusun kegiatan ekstrakulikuler.
h. Menyusun laporan secara berkala dan setiap kegiatan selesai
dilaksanakan.
2. Kepala Urusan Kesiswaan
Guru yang bertugas dalam bidang Kesiswaan membidangi semua urusan
kesiswaan, bertanggung jawab atas semua kegiatan belajar mengajar,
antara lain :
a. Perencanaan dan pelaksanaan kegiatan ekstrakulikuker.
b. Perngadaan pengarahan dan pembina kegiatan OSIS.
c. Penginventarisasian absensi dan pelanggaran – pelanggaran.
d. Pembina sekaligus pelaksana kegiatan 5-K
e. Penilaian terhadap semua siswa yang mewakili sekolah terhadap
kegiatan diluar sekolah
f. Perencanaan kegiatan setelah siswa lulus
3. Kepala Urusan Sarana Prasarana
Bidang Sarana membidangi sarana dan prasarana, juga bertanggung jawab
atas semua kegiatan belajar mengajar yang antara lain sebagai berikut:
Inventarisasi barang, terdiri atas :
a. Mencatat semua alat / barang yang masuk
b. Mencatat alat laboratorium yang telah masuk.
c. Mencatat alat peraga olahraga.
d. Pengadaan sarana dan prasarana olahraga.
e. Penyusunan aturan anggaran sekolah.
4. Kepala Urusan Hubungan dengan Masyarakat
Bagian Humas membidangi hubungan masyarakat, juga bertanggung
jawab atas semua kegiatan belajar mengajar antara lain sebagai berikut :
a. Membina kerjasama dengan masyarakat sekitar sekolah.

7
b. Membantu pelaksanaan tugas BP3
3) Tata Usaha
a. Penyususnan program kerja tata usaha
b. Mengatur dan mengkoordinasikan pelaksanaan tugas-tugas staff tata
usaha
c. Pengurusan administrasi peralatan dan perlengkapan sekolah
d. Administrasi dalam pembinaan dan pengembangan karier pegawai
e. Penyusunan administrasi pemeliharaan sekolah
f. Penyusunan dan penyajian data/statistik sekolah
g. Penyusunan laporan pelaksanaan kegiatan-kegiatan ketatausahaan
secara berskala.
4) Guru
Tugas dan fungsi guru ini didasari oleh beberapa pedoman dan
peraturan perundangan yang berlaku, diantaranya :
1) Tugas Guru
Keberadaan guru bagi suatu bangsa amatlah penting, apalagi suatu
bangsa yang sedang membangun, terlebih bagi kehidupan bangsa
ditengah – tengah pelintasan zaman dengan teknologi yang kian
canggih dan segala perubahan serta pergeseran nilai yang cendrung
memberi nuansa kehidupan yang menuntut ilmu dan seni dalam kadar
dinamik untuk dapat mengadaptasikan diri.
Guru memiliki tugas, baik yang terikat dengan dinas maupun diluar
dinas, dalam bentuk pengabdian. Apabila kita kelompokkan ada tiga
jenis tugas guru, yakni :(a). Tugas dalam bidang Profesi, (b). Tugas
kemanusian, (c). Tugas dalam bidang Kemasyarakatan.
a) Tugas dalam bidang profesi meliputi mendidik, mengajar, dan
melatih. Mendidik berarti meneruskan dan mengembangkan
nilai – nilai hidup. Mengajar berarti meneruskan dan
mengembangkan ilmu pengetahuan dan teknologi, sedangkan

8
melatih berarti mengembangkan keterampilan – keterampilan
pada siswa.
b) Tugas guru dalam bidang kemanusian di sekolah harus
menjadikan dirinya sebagai orang tua kedua, ia harus mampu
menarik simpati sehingga ia menjadi idola para siswanya.
c) Tugas guru dalam bidang kemasyarakatan, masyarakat
menempatkan guru pada tempat yang lebih terhormat di
lingkungannya karena dari seorang guru diharapkan dapat
memperoleh ilmu pengetahuan. Ini berarti guru berkewajiban
mencerdaskan bangsa menuju Indonesia seutuhnya yang
berdasarkan pancasila.
Dalam Undang – Undang Republik Indonesia No. 20 tahun 2003
Tentang Sistem Pendidikan Nasional pasal 39 ayat 1 dan 2 dinyatakan
bahwa :
1. Tenaga pendidikan bertugas melaksanakan administrasi,
pengelolaan, pengembangan, pengawasan, dan pelayanan teknis untuk
menunjang proses pendidikan pada satuan pendidikan.
2. Pendidik merupakan tenaga profesional yang bertugas
melaksanakan proses pembelajaran, menilai hasil pembelajaran,
melakukan pembimbingan dan pelatihan, serta penelitian dan
pengabdian pada masyrakat, terutama bagi pendidik pada perguruan
tinggi.
Menurut Hamdani Bakran ADz-Dzakiey ada beberapa hal mendasari
dari tugas dan tanggung jawab seorang guru, khususnya dalam proses
pendidikan dan pelatihan pengembangan kesehatan ruhani
(ketakwaan), antara lain :
a) ebelum melakukan proses pelatihan dan pendidikan, seorang
guru harus benar – benar telah memahami kondisi mental,

9
spiritual, dan moral, atau bakat, minat, maka proses aktivitas
pendidikan akan dapat berjalan dengan baik.
b) Membangun dan mengembangkan motivasi anak didiknya
secara terus – menerus tanpa ada rasa putus asa. Apabila
motovasi ini selalu hidup, maka aktivitas pendidikan atau
pelatihan dapat berjalan dengan dengan baik dan lancar.
c) Membimbing dan mengarahkan anak didiknya agar dapat
senantisa berkeyakinan, berfikir, beremosi, bersikap dan
berprilaku, positif yang berparadigma pada wahyu ketuhanan,
sabda, dan keteladanan kenabian.
d) Memberikan pemahaman secara mendalam dan luas tentang
materi pelajaran sebagai dasar pemahaman teortis yang objektif,
sistematis, metodologis, dan argumentatif.
e) Memberikan keteladanan yang baik dan benar bagaimana cara
berfikir, berkeyakinan, beremosi, bersikap, dan berprilaku yang
benar, baik dan terpuji baik di hadapan Tuhannya maupun
dilingkungan kehidupan sehari – hari.
f) Membimbing dan memberikan keteladanan bagaimana cara
melaksanakan ibadah – ibadah vertical dengan baik dan benar,
sehingga ibadah – ibadah itu akan mengantarkan kepada
perubahan diri, pengenalan, dan perjumpaan dengan hakikat
diri, pengenalan dan perjumpaan dengan Tuhannya serta
menghasilkan kesehatan ruhaninya.
g) Menjaga, mengontrol, dan melindungi anak didik secara
lahiriah maupun batiniah selama proses pendidikan dan
pelatihan, agar terhindar dari berbagai macam gangunaan.
h) Menjelaskan secara bijak (hikmah) apa – apa yang ditanyakan
oleh anak didiknya tentang persoalan – persoalan yang belum
dipahaminya.

10
i) Menyediakan tempat dan waktu khusus bagi anak didik agar
dapat menunjang kesuksesan proses pendidikan sebagaimana
diharapkan.
Sesengguhnya tugas guru dalam pedidikan sangatlah penting, seorang
guru adalah kunci yang akan membukakan hakikat pengetahuan dan
ilmu baik secara teoritis, praktis, maupun empiris.
2) Fungsi Guru
Menurut UU.RI.No.14 th 2005 bab 2 pasal 5 yang berbunyi :
Kedudukan dosen/guru sebagai tenaga profesional sebagaimana dimaksud
dalam pasal 3 ayat 1 berfungsi untuk meningkatkan martabat dan peran
dosen/guru sebagai agen pembelajaran,pengembang ilmu
pengetahuan,tekhnologi dan seni serta pengabdi kepada masyarakat
berfungsi untuk meningkatkan mutu pendidikan nasional. Adapun Fungsi
Guru sebagai berikut :
a) Sumber Belajar
Mengingat tugas guru sebagai transmisi ilmu,maka di harapkan mampu
menguasai materi yang di ajarkannya.Sebab seorang guru merupakan
sumber dari belajarnya.Apa yang tidak di pahami oleh peserta
didik,diharapkan seorang gurulah yang akan membantunya dalam
memecahkan persoalan yang di hadapi.
b) Fasilitator
Sebagai fasilitator seorang guru berperan sebagai pendamping belajar
para peserta didiknya dengan suasana yang menyenangkan.Agar dapat
melaksanakan tugas sebagai fasilitator ada beberapa hal yang harus di
pahami guru :
 Memahami berbagai jenis media dan sumber belajar beserta fungsi
masing-masimg media tersebut
 Mempunyai ketrampilan dalam merancang suatu media

11
 Mampu mengorganisaikan berbagai jenis media serta dapat
memanfaatkannya sebagai sumber belajar
 Mempunyai kemampuan dalam berkomunikasi dan berinteraksi
dengan peserta didik
c) Pengelolah
Seorang guru sebagai pengelolah pembelajaran berperan dalam
menciptakan iklim belajar yang memungkinkan siswa belajar dengan
nyaman.
Sebagai manager,guru memiliki 4 fungsi umum :
  Merencanakan tujuan belajar
  Mengorganisasikan berbagai sumber belajar untuk mewujudkan
tujuan belajar
  Memimpin,meliputi : memotivasi,mendorong dan menstimulasi
peserta didik
  Mengawasi segala sesuatu dalam rangka mencapai tujuan
d) Demonstator
Seorang guru dapat mempertunjukkan kepada peserta didik agar
memahami dan mengerti dari setiap pesan yang di sampaikannya.
e) Pembimbing
Setiap peserta didik pada saat lahir telah memiliki potensi-potensi yang
kemudian dapat di tumbuhkembangkan sesuai dengan potensinya.Maka
seorang guru berperan dalam membimbing dan mengarahkannya.
f)  Motivator
Untuk menghasilkan sistem belajar yang optimal seorang guru di tuntut
kreatif dalam membangkitkan motivati belajar peserta didiknya dengan
cara :
 Memperjelas tujuan yang ingin di capai
 Membangkitkan minat peserta didik dalam belajar
 Menciptakan suasana yang menyenangkan

12
 Memberikan pujian terhadap keberhasilan peserta didik
 Memberi komentar yang mendidik tentang hasil pekerjaan peserta
didik
g) Evaluator
Dengan adanya evaluasi seorang guru dapat mengetahui apakah
siswanya telah berhasil sehingga mereka layak untuk diberikan materi
yang baru ataukah sebaliknya sehingga mereka perlu adanya remidi.
Dengan adanya pemahaman tentang pentingnya tugas dan fungsi guru
profesional,semoga guru sekarang tidak terjangkit oleh virus penyakit
yang dapat menyerang seorang guru,melemahkan kualitas guru,dan
berdampak negatif pada upaya peningkatan mutu pendidikan.

13
3. Struktur Organisasi

KEPALA SEKOLAH
Fajriah Wahab, S.Pd
NIP.1997701062002122005

KOMITE SEKOLAH TATA USAHA


Taslim Abdul Hamid Abdullah Harun
NIP. 197471162005011014

WAKASEK KURIKULUM WAKASEK KESISWAAN WAKASES SARPRAS WAKASEK HUMAS


Asmawati Amir, S.Pd Dahril Fabanyo Kholis, S.Ag Sriwahyuni, S.Pd
NIP.198303132011012006 NIP.197005012006041013 NIP. 197212302006041013 NIP. 198612212014032003

DEWAN GURU

OSIS

SISWA

14
B. Nilai-Nilai Dasar Profesi dan Sikap Perilaku ASN
1. Akuntabilitas
Akuntabilitas sering disamakan dengan responsibilitas atau tanggung jawab.
Namun pada dasarnya, kedua konsep itu memiliki makna yang
berbeda. Responsibilitas adalah kewajiban untuk bertanggung jawab sedangkan
Akuntabilitas adalah suatu kewajiban pertanggungjawaban yang harus dicapai.
Akuntabilitas merujuk pada kewajiban setiap individu, kelompok atau
institusi untuk memenuhi tanggung jawab yang menjadi amanahnya.
Akuntabilitas merujuk pada kewajiban setiap individu, kelompok atau institusi untuk
memenuhi tanggung jawab yang menjadi amanahnya. Amanah seorang PNS adalah
menjamin terwujudnya nilai-nilai publik. Nilai-nilai publik tersebut antara lain
adalah:
1. Mampu mengambil pilihan yang tepat dan benar ketika terjadi konflik kepentingan,
antara kepentingan publik dengan kepentingan sektor, kelompok, dan pribadi;
2. Memiliki pemahaman dan kesadaran untuk menghindari dan mencegah
keterlibatan PNS dalam politik praktis;
3. Memperlakukan warga negara secara sama dan adil dalam penyelenggaraan
pemerintahan dan pelayanan publik;
Akuntabilitas publik terdiri dari dua macam, yaitu : akuntabilitas vertikal
( pertanggungjawaban kepada otoritas yang lebih tinggi ) dan akuntabilitas horisontal
(pertanggung jawaban pada masyarakat luas). Untuk memenuhi terwujudnya
organisasi sektor publik yang akuntabel, maka mekanisme akuntabilitas harus
mengandung dimensi akuntabilitas kejujuran dan hukum, akuntabilitas proses,
akuntabilitas program, dan akuntabilitas kebijakan.
Akuntabilitas tidak akan terwujud apabila tidak ada alat akuntabilitas berupa :
Perencanaan Strategis, Kontrak Kinerja, dan Laporan Kinerja. Dalam menciptakan
lingkungan kerja yang akuntabel, ada beberapa indikator dari nilai-nilai dasar
akuntabilitas yang arus diperhatikan, yaitu :

15
1) Kepemimpinan : Lingkungan yang akuntabel tercipta dari atas ke bawah dimana
pimpinan memainkan peranan yang penting dalam menciptakan lingkungannya.
2) Transparansi : Keterbukaan atas semua tindakan dan kebijakan yang dilakukan
oleh individu maupun kelompok/instansi.
3) Integritas : adalah adalah konsistensi dan keteguhan yang tak tergoyahkan dalam
menjunjung tinggi nilai-nilai luhur dan keyakinan.
4) Tanggung Jawab : adalah kesadaran manusia akan tingkah laku atau perbuatannya
yang di sengaja maupun yang tidak di sengaja.tanggung jawab juga berarti berbuat
sebagai perwujudan kesadaran akan kewajiban.
5) Keadilan : adalah kondisi kebenaran ideal secara moral mengenai sesuatu hal, baik
menyangkut benda atau orang.
6) Kepercayaan : Rasa keadilan akan membawa pada sebuah kepercayaan.
Kepercayaan ini yang akan melahirkan akuntabilitas.
7) Keseimbangan : Untuk mencapai akuntabilitas dalam lingkungan kerja, maka
diperlukan keseimbangan antara akuntabilitas dan kewenangan, serta harapan dan
kapasitas.
8) Kejelasan : Pelaksanaan wewenang dan tanggungjawab harus memiliki gambaran
yang jelas tentang apa yang menjadi tujuan dan hasil yang diharapkan.
9) Konsistensi : adalah sebuah usaha untuk terus dan terus melakukan sesuatu sampai
pada tercapai tujuan akhir.
2. Nasionalism
Nasionalisme sangat penting dimiliki oleh setiap pegawai ASN. Bahkan tidak
hanya sekedar wawasan saja tetapi kemampuan mengaktualisasikan nasionalisme
dalam menjalankan fungsi dan tugasnya merupakan hal yang lebih penting.
Diharapkan dengan nasionalisme yang kuat, maka setiap pegawai ASN memiliki
orientasi berpikir mementingkan kepentingan publik, bangsa, dan negara. Nilai-nilai
yang berorientasi pada kepentingan publik menjadi nilai dasar yang harus dimiliki
oleh setiap pegawai ASN.

16
Pegawai ASN dapat mempelajari bagaimana aktualisasi sila demi sila dalam
Pancasila agar memiliki karakter yang kuat dengan nasionalisme dan wawasan
kebangsaannya.
Nasionalisme dalam arti sempit merupakan sikap yang meninggikan bangsanya
sendiri, sekaligus tidak menghargai bangsa lain sebagaimana mestinya. Dalam arti
luas, nasionalisme berarti pandangan tentang rasa cinta yang wajar terhadap bangsa
dan negara, sekaligus menghormati bangsa lain. Nasionalisme Pancasila merupakan
pandangan atau paham kecintaan manusia Indonesia terhadap bangsa dan tanah
airnya yang didasarkan pada nilai-nilai Pancasila.
Ada lima indikator dari nilai-nilai dasar nasionalisme yang harus diperhatikan, yaitu :
 Sila pertama : Ketuhanan Yang Maha Esa
Ketuhanan YME menjadikan Indonesia bukan sebagai negara sekuler yang
membatasi agama dalam ruang privat. Pancasila justru mendorong nilai-nilai
ketuhanan mendasari kehidupan masyarakat dan berpolitik. Nilai-nilai ketuhanan
yang dikehendaki Pancasila adalah nilai-nilai ketuhanan yang positif, yang digali
dari nilai-nilai keagamaan yang terbuka (inklusif), membebaskan dan menjunjung
tinggi keadilan dan persaudaraan. Dengan berpegang teguh pada nilai-nilai
ketuhanan diharapkan bisa memperkuat pembentukan karakter dan kepribadian,
melahirkan etos kerja yang positif, dan memiliki kepercayaan diri untuk
mengembangkan potensi diri dan kekayaan alam yang diberikan Tuhan untuk
kemakmuran masyarakat.
 Sila kedua : Kemanusiaan yang Adil dan Beradab
Sila kedua memiliki konsekuensi ke dalam dan ke luar. Ke dalam berarti menjadi
pedoman negara dalam memuliakan nilai-nilai kemanusiaan dan hak asasi
manusia. Ini berarti negara menjalankan fungsi “melindungi segenap bangsa
Indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia, memajukan kesejahteraan umum
dan mencerdaskan kehidupan bangsa.

17
 Sila ketiga, Persatuan Indonesia:
Semangat kebangsaan adalah mengakui manusia dalam keragaman dan terbagi
dalam golongan-golongan. Keberadaan bangsa Indonesia terjadi karena memiliki
satu nyawa, satu asal akal yang tumbuh dalam jiwa rakyat sebelumnya, yang
menjalani satu kesatuan riwayat, yang membangkitkan persatuan karakter dan
kehendak untuk hidup bersama dalam suatu wilayah geopolitik nyata. Selain
kehendak hidup bersama, keberasaan bangsa Indonesia juga didukung oleh
semangat gotong royong. Dengan kegotong royongan itulah, Indonesia harus
mampu melindungi segenap bangsa dan tumpah darah Indonesia, bukan membela
atau mendiamkan suatu unsur masyarakat atau bagian tertentu dari teritorial
Indonesia. Tujuan nasionalisme yang mau didasari dari semangat gotong royong
yaitu ke dalam dan ke luar. Ke dalam berarti kemajemukan dan keanekaragaman
budaya, suku, etnis, agama yang mewarnai kebangsaan Indonesia, tidak boleh
dipandang sebagai hal negatif dan menjadi ancaman yang bisa saling
menegasikan. Sebaliknya, hal itu perlu disikapi secara positif sebagai limpahan
karunia yang bisa saling memperkaya khazanah budaya dan pengetahuan melalui
proses penyerbukan budaya. Ke luar berarti memuliakan kemanusiaan universal,
dengan menjunjung tinggi persaudaraan, perdamaian dan keadilan antar umat
manusia.
 Sila keempat : Kerakyatan yang Dipimpin oleh Hikmat Kebijaksanaan dalam
Permusyawaratan/Perwakilan
Demokrasi permusyawaratan mempunyai dua fungsi. Fungsi pertama , badan
permusyawaratan/perwakilan bisa menjadi ajang memperjuangkan asprasi
beragam golongan yang ada di masyarakat. Fungsi kedua, semangat
permusyawaratan bisa menguatkan negara persatuan, bukan negara untuk satu
golongan atau perorangan. Permusyawaratan dengan landasan kekeluargaan dan
hikmat kebijaksanaan diharapkan bisa mencapai kesepakatan yang membawa

18
 Sila kelima : Keadilan Sosial Bagi Seluruh rakyat Indonesia
Dalam rangka mewujudkan keadilan sosial, para pendiri bangsa menyatakan
bahwa Negara merupakan organisasi masyarakat yang bertujuan
menyelenggarakan keadilan. Keadilan sosial juga merupakan perwujudan
imperative etis dari amanat pancasila dan UUD 1945. Peran negara dalam
mewujudkan rasa keadilan sosial, antara lain : (a) perwujudan relasi yang adil di
semua tingkat sistem kemasyarakatan; (b) pengembangan struktur yang
menyediakan kesetaraan kesempatan; (c) proses fasilitasi akses atas informasi,
layanan dan sumber daya yang diperlukan; dan (d) dukungan atas partisipasi
bermakna atas pengambilan keputusan bagi semua orang.
3. Etika Publik
Etika publik merupakan refleksi tentang standar norma, yang menentukan
baik/buruk, benar/salah perilaku, tindakan dan keputusan untuk mengarahkan
kebijakan publik dalam rangka menjalankan tanggung jawab pelayan publik.
Konsep etika sering disamakan dengan moral. Padahal adaa perbedaan antara
keduanya, etika lebih di pahami sebagai refleksi yang baik atau benar. Sedangkan
moral mengacu pada kewajiban untuk melakukan yang baik atau apa yang seharusnya
dilakukan. Etika juga dipandang sebagai etos individu/kelompok berdasarkan nilai-
nilai dan norma-norma luhur. Kode etik adalah aturan-aturan yang mengatur tingkah
laku dalam suatu kelompok khusus, sudut pandangnya hanya ditujukan pada hal-hal
prinsip dalam bentuk ketentuan-ketentuan tertulis, yang diharapkan dapat dipegang
oleh sekelompok profesional tertentu.
Berdasarkan Undang-Undang ASN, kode etik dan kode perilaku ASN yakni sebagai
berikut:
1. Melaksanakan tugasnya dengan jujur, bertanggung jawab, dan berintegritas
tinggi.

2. Melaksanakan tugasnya dengan cermat dan disiplin.

3. Melayani dengan sikap hormat, sopan, dan tanpa tekanan.

19
4. Melaksanakan tugasnya sesuai dengan peraturan perundangan yang berlaku.

5. Melaksanakan tugasnya sesuai dengan perintah atasan atau Pejabat yang


berwenang sejauh tidak bertentangan dengan ketentuan peraturan perundang-
undangan dan etika pemerintahan.

6. Menjaga kerahasiaan yang menyangkut kebijakan negara.

7. Menggunakan kekayaan dan barang milik negara secara bertanggung jawab,


efektif dan efisien.

8. Menjaga agar tidak terjadi konflik kepentingan dalam melaksanakan


tugasnya.
9. Memberikan informasi secara benar dan tidak menyesatkan kepada pihak lain
yang memerlukan informasi terkait kepentingan kedinasan.
10. Tidak menyalahgunakan informasi intern negara, tugas, status, kekuasaan, dan
jabatannya untuk mendapat atau mencari keuntungan atau manfaat bagi diri
sendiri atau untuk orang lain.
11. Memegang teguh nilai dasar ASN dan selalu menjaga reputasi dan integritas
ASN.
12. Melaksanakan ketentuan peraturan perundang-undangan mengenai disiplin
pegawai ASN.
4. Komitmen Mutu
Komitmen mutu adalah janji pada diri kita sendiri atau pada orang lain yang
tercermin dalam tindakan kita untuk menjaga mutu kinerja pegawai. Bidang
apapun yang menjadi tanggung jawab pegawai negeri sipil semua mesti
dilaksanakan secara optimal agar dapat memberi kepuasan kepada stakeholder.
Komitmen mutu merupakan tindakan untuk menghargai efektivitas, efisiensi,
inovasi dan kinerja yang berorientasi mutu dalam penyelenggaraan pemerintahan
dan pelayanan publik. Ada empat indikator dari nilai-nilai dasar komitmen mutu
yang harus diperhatikan, yaitu :

20
a) Efektif Efektif adalah berhasil guna, dapat mencapai hasil sesuai dengan
target. Sedangkan efektivitas menunjukkan tingkat ketercapaian target
yang telah direncanakan, baik menyangkut jumlah maupun mutu hasil
kerja. Efektifitas organisasi tidak hanya diukur dari performans untuk
mencapai target (rencana) mutu, kuantitas, ketepatan waktu dan alokasi
sumber daya, melainkan juga diukur dari kepuasan dan terpenuhinya
kebutuhan pelanggan.
b) Efisien Efisien adalah berdaya guna, dapat menjalankan tugas dan
mencapai hasil tanpa menimbulkan keborosan. Sedangkan efisiensi
merupakan tingkat ketepatan realiasi penggunaan sumberdaya dan
bagaimana pekerjaan dilaksanakan sehingga dapat diketahui ada tidaknya
pemborosan sumber daya, penyalahgunaan alokasi, penyimpangan
prosedur dan mekanisme yang ke luar alur.
c) Inovasi Inovasi Pelayanan Publik adalah hasil pemikiran baru yang
konstruktif, sehingga akan memotivasi setiap individu untuk membangun
karakter sebagai aparatur yang diwujudkan dalam bentuk profesionalisme
layanan publik yang berbeda dari sebelumnya, bukan sekedar menjalankan
atau menggugurkan tugas rutin.
d) Mutu Mutu merupakan suatu kondisi dinamis berkaitan dengan produk,
jasa, manusia, proses dan lingkungan yang sesuai atau bahkan melebihi
harapan konsumen. Mutu mencerminkan nilai keunggulan produk/jasa
yang diberikan kepada pelanggan sesuai dengan kebutuhan dan
keinginannya, bahkan melampaui harapannya. Mutu merupakan salah satu
standar yang menjadi dasar untuk mengukur capaian hasil kerja. Mutu
menjadi salah satu alat vital untuk mempertahankan keberlanjutan
organisasi dan menjaga kredibilitas institusi.

21
5. Anti Korupsi
Kata korupsi berasal dari bahasa latin yaitu Corruptio yang artinya kerusakan,
kebobrokan dan kebusukan. Korupsi sering dikatakan sebagai kejahatan luar biasa,
karena dampaknya yang luar biasa, menyebabkan kerusakan baik dalam ruang
lingkup pribadi, keluarga, masyarakat dan kehidupan yang lebih luas. Kerusakan
tidak hanya terjadi dalam kurun waktu yang pendek, namun dapat berdampak secara
jangka panjang.
Ada 9 (sembilan) indikator dari nilai-nilai dasar anti korupsi yang harus
diperhatikan, yaitu :

 Jujur
 Peduli
 Mandiri
 Disiplin
 Tanggung Jawab
 Kerja Keras
 Sederhana
 Berani
 Adil
Anti korupsi adalah menanamkan nilai integritas, jujur, mandiri, adil, kerja keras,
peduli,tanggung jawab, disiplin,sederhana, dan berani.
Adapun Indikator Anti korupsi adalah :
a. Menyadari dampak perilaku dan tindak pidana korupsi bagi kehidupan diri
pribadi, keluarga, masyarakat, dan bangsa;
b. Mampu menjelaskan cara-cara menghindari perilaku dan tindak pidana korupsi;
c. mamenjelaskan pembangunan sistem integritas untuk mencegah terjadinya
korupsi di lingkungannya (kesediaan, isentifikasi dan internalisasi); dan

22
d. Mengaktualisasikan nilai dasar anti korupsi bagi kehidupan diri pribadi,
keluarga, masyarakat, dan bangsa.
6. Managemen ASN
Manajemen ASN adalah pengelolaan ASN untuk menghasilkan Pegawai
ASN yang professional, memiliki nilai dasar, etika profesi, bebas dari intervensi
politik, bersih dari praktik korupsi, kolusi, dan nepotisme.
Manajemen ASN lebih menekankan kepada pengaturan profesi pegawai
sehingga diharapkan agar selalu tersedia sumber daya aparatur sipil Negara yang
unggul selaras dengan perkembangan jaman. Berdasarkan jenisnya, Pegawai ASN
terdiri atas:
a) Pegawai Negeri Sipil (PNS) dan
b) Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja (PPPK)
Pegawai ASN berkedudukan sebagai aparatur negara yang menjalankan
kebijakan yang ditetapkan oleh pimpinan instansi pemerintah serta harus bebas dari
pengaruh dan intervensi semua golongan dan partai politik.
Untuk menjalankan kedudukannya tersebut, maka Pegawai ASN berfungsi
sebagai berikut:
a) Pelaksana kebijakan publik
b) Pelayan publik
c) Perekat dan pemersatu bangsa
Agar dapat melaksanakan tugas dan tanggung jawabnya dengan baik dapat
meningkatkan produktivitas, menjamin kesejahteraan ASN dan akuntabel, maka
setiap ASN diberikan hak. Setelah mendapatkan haknya maka ASN juga
berkewajiban sesuai dengan tugas dan tanggungjawabnya. ASN sebagai profesi
berlandaskan pada kode etik dan kode perilaku. Kode etik dan kode perilaku
ASN bertujuan untuk menjaga martabat dan kehormatan ASN. Kode etik dan kode
perilaku yang diatur dalam UU ASN menjadi acuan bagi para ASN dalam
penyelenggaraan birokrasi pemerintah.

23
8. Whole of Government (WoG)
Whole of Government atau disingkat WoG adalah sebuah pendekatan
penyelenggaraan pemerintahan yang menyatukan upaya-upaya kolaboratif
pemerintahan dari keseluruhan sektor dalam ruang lingkup koordinasi yang lebih
luas guna mencapai tujuan-tujuan pembangunan kebijakan, manajemen program dan
pelayanan publik. Oleh karenanya WoG juga dikenal sebagai pendekatan
interagency, yaitu pendekatan yang melibatkan sejumlah kelembagaan yang terkait
dengan urusan-urusan yang relevan.
Terdapat beberapa alasan yang menyebabkan mengapa WoG menjadi penting
dan tumbuh sebagai pendekatan yang mendapatkan perhatian dari pemerintah.
Pertama, adalah adanya faktor-faktor eksternal seperti dorongan publik dalam
mewujudkan integrasi kebijakan, program pembangunan dan pelayanan agar tercipta
penyelenggaraan pemerintahan yang lebih baik. Selain itu perkembangan teknologi
informasi, situasi dan dinamika kebijakan yang lebih kompleks juga mendorong
pentingnya WoG dalam menyatukan institusi pemerintah sebagai penyelenggara
kebijakan dan layanan publik. Kedua, terkait faktor-faktor internal dengan adanya
fenomena ketimpangan kapasitas sektoral sebagai akibat dari adanya nuansa
kompetisi antar sektor dalam pembangunan. Satu sektor bisa menjadi sangat superior
terhadap sektor lain, atau masing-masing sektor tumbuh namun tidak berjalan
beriringan, melainkan justru kontraproduktif atau ‘saling membunuh’. Masing-
masing sektor menganggap bahwa sektornya lebih penting dari yang lainnya. Sebuah
contoh misalnya, sektor lingkungan hidup memandang bahwa pelestarian alam,
terutama hutan, merupakan prioritas dalam pembangunan, sehingga perlu
mendapatkan prioritas dukungan kebijakan dan keuangan yang lebih. Sementara di
sisi lain sektor pertambangan memandang bahwa pembangunan memerlukan modal
besar, dan hanya tambanglah yang bisa menyediakan.
Kedua sektor sangat penting, tetapi nampak ada perbedaan tajam atau bahkan
saling bertabrakan dalam perumusan tujuan masing-masing. Sektor pendidikan
dengan sektor investasi, misalnya, bisa berpotensi untuk berseberangan dalam

24
kepentingan jangka pendek dan panjang. Sektor pendidikan misalnya lebih
berorientasi pada penyiapan sumber daya manusia jangka panjang melalui investasi
pendidikan. Hasil dari pembangunan di sektor pendidikan tidak akan bisa diraakan
dalam jangka waktu pendek, karena membutuhkan waktu yang cukup lama untuk
memtik hasilnya. Sementara sektor yang ingin menggerakkan penanaman modal
justru memandang bahwa investasi harus segera menghasilkan dalam jengka pendek,
karena investasi lebih melihat nilai ekonomis dan keuntungan dalam jangka pendek
dari sebuah kegiatan.
Terdapat beberapa cara pendekatan WoG yang dapat dilakukan, baik dari sisi
penataan institusi formal maupun informal. Cara-cara ini pernah dipraktekkan oleh
beberapa negara, termasuk Indonesia dalam level-level tertentu.
a. Penguatan koordinasiantar lembaga Penguatan koordinasi dapat dilakukan
jika jumlah lembaga-lembaga yang dikoordinasikan masih terjangkau dan
manageable. Dalam prakteknya, span of control atau rentang kendali yang
rasional akan sangat terbatas. Salah satu alternatifnya adalah mengurangi
jumlah lembaga yang ada sampai mendekati jumlah yang ideal untuk
sebuah koordinasi. Dengan jumlah lembaga yang rasional, maka koordinasi
dapat dilakukan lebih mudah.
b. Membentuk lembaga koordinasi khusus Pembentukan lembaga terpisah dan
permanen yang bertugas dalam mengkoordinasikan sektor atau kementerian
adalah salah satu cara melakukan WoG. Lembaga koordinasi ini biasanya
diberikan status kelembagaan setingkat lebih tinggi, atau setidaknya setara
dengan kelembagaan yang dikoordinasikannya.
c. Membentuk gugus tugas Gugus tugas merupakan bentuk pelembagaan
koordinasi yang dilakukan di luar struktur formal, yang sidatnya tidak
permanen. Pembentukan gugus tugas biasanya menjadi salah satu cara agar
sumber daya yang terlibat dalam koordinasi tersebut dicabut sementara dari
lingkungan formalnya untuk berkonsentrasi dalam proses koordinasi tadi.

25
d. Koalisi sosial. Koalisi sosial ini merupakan bentuk informal dari penyatuan
koordinasi antar sektor atau lembaga, tanpa perlu membentuk pelembagaan
khsus dalam koordinasi ini. Di Australia dalam masa pemerintahan Howard
melakukan hal ini dengan mendorong inisiatif koalisi sosial antar aktor
pemerintah, bisnis dan kelompok masyarakat. Koalisi sosial ini mendorong
adanya penyamaan nilai dan persepsi tentang suatu hal, sehingga pada
akhirnya akan terjadi koordinasi alamiah.
Tantangan yang akan dihadapi dalam penerapan WoG di tataran praktek antara
lain adalah sebagai berikut:
a. Kapasitas SDM dan institusi Kapasitas SDM dan institusi-institusi yang
terlibat dalam WoG tidaklah sama. Perbedaan kapasitas ini bisa menjadi
kendala serius ketika pendekatan WoG, misalnya, mendorong terjadinya
merger atau akuisisi kelembagaan, di mana terjadi penggabungan SDM
dengan kualifikasi yang berbeda.
b. Nilai dan budaya organisasi Seperti halnya kapasitas SDM dan institusi,
nilai dan budaya organisasi pun menjadi kendala manakala terjadi upaya
kolaborasi sampai dengan penyatuan kelembagaan.
c. Kepemimpinan menjadi salah satu kunci penting dalam pelaksanaan WoG.
Kepemimpinan yang dibutuhkan adalah kepemimpinan yang mampu
mengakomodasi perubahan nilai dan budaya organisasi serta meramu SDM
yang tersedia guna mencapai tujuan yang diharapkan.
9. Pelayanan Publik
Pelayanan publik adalah “Sebagai segala bentuk kegiatan pelayanan umum yang
dilaksanakan oleh Instansi Pemerintahan di Pusat dan Daerah, dan di lingkungan
BUMN/BUMD dalam bentuk barang dan /atau jasa, baik dalam pemenuhan
kebutuhan masyarakat Lembaga Administrasi Negara: 1998).
Dengan demikian, terdapat 3 unsur penting dalam pelayanan publik, yaitu
unsur pertama, adalah organisasi penyelenggara pelayanan publik, unsur kedua,
adalah penerima layanan (pelanggan) yaitu orang atau masyarakat atau organisasi

26
yang berkepentingan, dan unsur ketiga, adalah kepuasan yang diberikan dan/atau
diterima oleh penerima layanan (pelanggan).
Selain hal-hal yang mendasar yang perlu dijadikan pegangan dalam
memberikan pelayanan publik, Saudara sebagai seorang ASN perlu mengetahui
bahwa pelayanan publik yang baik juga didasarkan pada prinsip-prinsip yang
digunakan untuk merespon berbagai kelemahan yang melekat pada tubuh
birokrasi. Berbagai literatur administrasi publik menyebut bahwa prinsip pelayanan
publik yang baik untuk mewujudkan pelayanan prima adalah:
a. Partisipatif. Dalam penyelenggaraan pelayanan publik yang dibutuhkan
masyarakat pemerintah perlu melibatkan masyarakat dalam merencanakan,
melaksanakan, dan mengevaluasi hasilnya.
b. Transparan. Dalam penyelenggaraan pelayanan publik, pemerintah sebagai
penyelenggara pelayanan publik harus menyediakan akses bagi warga
negara untuk mengetahui segala hal yang terkait dengan pelayanan publik
yang diselenggarakan tersebut, seperti: persyaratan, prosedur, biaya, dan
sejenisnya. Masyarakat juga harus diberi akses yang sebesar-besarnya untuk
mempertanyakan dan menyampaikan pengaduan apabila mereka merasa
tidak puas dengan pelayanan publik yang diselenggarakan oleh pemerintah.
c. Responsif. Dalam penyelenggaraan pelayanan publik pemerintah wajib
mendengar dan memenuhi tuntutan kebutuhan warga negaranya. Tidak
hanya terkait dengan bentuk dan jenis pelayanan publik yang mereka
butuhkan akan tetapi juga terkait dengan mekanisme penyelenggaraan
layanan, jam pelayanan, prosedur, dan biaya penyelenggaraan
pelayanan. Sebagai klien masyarakat, birokrasi wajib mendengarkan
aspirasi dan keinginan masyarakat yang menduduki posisi sebagai agen.
d. Tidak diskriminatif. Pelayanan publik yang diselenggarakan oleh
pemerintah tidak boleh dibedakan antara satu warga negara dengan warga
negara yang lain atas dasar perbedaan identitas warga negara, seperti:

27
status sosial, pandangan politik, enisitas, agama, profesi, jenis kelamin atau
orientasi seksual, difabel, dan sejenisnya.
e. Mudah dan Murah. Penyelenggaraan pelayanan publik dimana
masyarakat harus memenuhi berbagai persyaratan dan membayar fee untuk
memperoleh layanan yang mereka butuhkan harus diterapkan prinsip
mudah, artinya berbagai persyaratan yang dibutuhkan tersebut masuk akal
dan mudah untuk dipenuhi. Murah dalam arti biaya yang dibutuhkan oleh
masyarakat untuk mendapatkan layanan tersebut terjangkau oleh seluruh
warga negara. Hal ini perlu ditekankan karena pelayanan publik yang
diselenggarakan oleh pemerintah tidak dimaksudkan untuk mencari
keuntungan melainkan untuk memenuhi mandat konstitusi.
f. Efektif dan efisien. Penyelenggaraan pelayan publik harus mampu
mewujudkan tujuan-tujuan yang hendak dicapainya (untuk melaksanakan
mandat konstitusi dan mencapai tujuantujuan strategis negara dalam jangka
panjang) dan cara mewujudkan tujuan tersebut dilakukan dengan
prosedur yang sederhana, tenaga kerja yang sedikit, dan biaya yang murah.
g. Aksesibel. Pelayanan publik yang diselenggarakan oleh pemerintah harus
dapat dijangkau oleh warga negara yang membutuhkan dalam arti fisik
(dekat, terjangkau dengan kendaraan publik, mudah dilihat, gampang
ditemukan, dll.) dan dapat dijangkau dalam arti non-fisik yang terkait
dengan biaya dan persyaratan yang harus dipenuhi oleh masyarakat untuk
mendapatkan layanan tersebut.
h. Akuntabel. Penyelenggaraan pelayanan publik dilakukan dengan
menggunakan fasilitas dan sumber daya manusia yang dibiayai oleh warga
negara melalui pajak yang mereka bayar. Oleh karena itu semua bentuk
penyelenggaraan pelayanan publik harus dapat dipertanggung-jawabkan
secara terbuka kepada masyarakat. Pertanggungjawaban di sini tidak hanya
secara formal kepada atasan (pejabat atau unit organisasi yang lebih tinggi
secara vertikal) akan tetapi yang lebih penting harus

28
dipertanggungjawabkan secara terbuka kepada masyarakat luas melalui
media publik baik cetak maupun elektronik. Mekanisme
pertanggungjawaban yang demikian sering disebut sebagai social
accountability.
i. Berkeadilan. Penyelenggaraan pelayanan publik yang dilakukan oleh
pemerintah memiliki berbagai tujuan. Salah satu tujuan yang penting adalah
melindungi warga negara dari praktik buruk yang dilakukan oleh warga
negara yang lain. Oleh karena itu penyelenggaraan pelayanan publik harus
dapat dijadikan sebagai alat melindungi kelompok rentan dan mampu
menghadirkan rasa keadilan bagi kelompok lemah ketika berhadapan
dengan kelompok yang kuat.

29
BAB III
RANCANGAN AKTUALISASI NILAI-NILAI DASAR ASN
UNIT KERJA : SMA NEGERI 7 HALMAHERA TENGAH

IDENTIFIKASI ISU : 1. Kurangnya minat belajar siswa pada mata pelajaran fisika
2. Kurangnya media pembelajaran

ISU YANG DIANGKAT : Kurangnya minat belajar siswa

GAGASAN PEMECAHAN ISU : Peningkatan minat belajar siswa melalui media pembelajaran

”PENINGKATAN MINAT BELAJAR FISIKA SISWA MELALUI MEDIA AUDIO VISUAL”

NO MASALAH U S G ∑ R
1 Kurangnya minat belajar siswa pada mata pelajaran fisika 5 5 5 15 1
2 Kurangnya media pembelajaran 4 4 4 12 2

30
Nama : Jadanti Sadik, S.Pd
NDH :20 (B)
Unit Kerja : SMA Negeri 7 Halmahera Tengah
Identifikasi Isu : 1. Kurangnya minat belajar siswa
2. Kurangnya media pembelajaran
Isu yang diangkat : Kurangnya minat belajar siswa
Gagasan Pemecahan Isu : Peningkatan minat belajar siswa melalui media Audio Visual

NO Kegiatan Tahapan Kegiatan Output/Hasil Keterlibatan Substansi Konstribusi Penguatan


Mata Pelatihan Terhadap Visi- Nilai
Misi Organisasi Organisasi
1 Melakukan 1.1 Membuat Janji Kesepakatan 1.1.1 Saya menghubungi visi sekolah yaitu Dengan
konsultasi atasan untuk membuat “Mewujudkan melakukan
dengan janji deengan bahasa peserta didik yang kegiatan
pimpinan indonesia yang baik konsultasi
beriman, cerdas,
( Kepala dan benar dan penuh dengan
Sekolah) kesopanan (Nilai terampil, mandiri, Pimpinan maka
SMA Negeri Nasionalisme Etika dan berwawasan” dapat
7 Halmahera 1.2 Datang ke sekolah Publik, dan WOG) menguatkan
Tengah 1.1.2 Saya datang Dengan demikian nilai organisasi
kesekolah tepat waktu maka melakukan berupa :
dengan penuh konsultasi dengan  Nilai
semangat, berpakaian kepala sekolah Kesopan
bersih dan rapi, an
lengkap dengan tentang  Nilai
atribut kedinasan. peningkatan minat Kedisipli
Merupakan wujud dari nan dan
sikap disiplin, dan belajar siswa ketertiba

31
taat pada peraturan dengan n
(Etika publik, Anti  Nilai
penggunaan media
korupsi, tanggung
akuntabilitas, pembelajaran jawab
Adanya daftar Pelayanan publik)
1.3 Menandatangani hadir dalam proses
absen Arahan 1.1.3 Saya pembelajaran untuk
menandatangani absen
hanya pada saat saya meningkatkan
masuk kesekolah mutu pendidikan
merupakan wujud dari
sikap jujur hal ini mewujudkan siswa
sesuai dengan nilai yang berprestasi
1.4 Mengikuti Apel (Etika Publik,
Akuntabilitas dan sesuai dengan misi
Pagi
Anti Korupsi) sekolah sebagai
1.1.4 Saya mengikuti
apel pagi dengan berikut:
sungguh-sungguh “Mengembangkan
merupakan wujud dari bidang ilmu
sikap disiplin ( etika
pengetahuan dan
1.5 Menemui kepsek publik) teknologi
berdasarkan
minat,bakat dan
1.1.5 Saya mengucapkan prestasi peserta
salam dan masuk didik”
melapor keruangan
kepsek dengan bahasa
tubuh yang sopan dan
menggunakan bahasa

32
indonesia yang baik
merupakan wujud dari
1.6 Menyampaikan Tersampaikannya sikap hormat dan
maksud dan tujuan Maksud dan sopan (Etika publik,
tujuan Nasionalisme dan
Komitmen mutu)
1.1.6 Saya
menyampaikan
maksud dan tujuan,
dengan jujur dan
1.7 Menerima arahan Catatan arahan sopan, serta
dari Kepsek Dokumentasi menggunakan bahasa
indonesia yang baik
dan benar (Etika
publik)
1.1.7 Saya mendengar
arahan yang diberikan
oleh atasan dengan
seksama bahasa tubuh
yang sopan, serta
menerima saran dari
atasan dan jika tidak
dipahami saya
bertanya dengan
1.8 Berpamitan kepada sopan dengan
Kepsek menggunakan bahasa
indonesia yang baik
dan benar (Etika
publik, dan

33
Pelayanana publik)
1.1.8 Saya mengucapkan
Salam dan berpamitan
dengan sopan kepada
atasan tanpa
mengurangi rasa
hormat (Etika publik,
Komitmen mutu dan
Nasionalisme)
2 Menyiapkan 2.1 Menentukan silabus Silabus 2.1.1 Untuk menentukan Menyiapkan RPP 1. Nilai
Perangkat yang berkaitan dengan silabus yang merupakan tanggung
Pembelajaran materi pembelajaran berkaitan dengan tanggung jawab jawab
fisika yang akan materi saya 2. Nilai
guru dalam
diajarkan. berpedoman pada inovatif
kurikulum 13 mempersiapkan
dengan cermat proses belajar
(Komitmen mutu, mengajar untuk
Akuntabilitas dapat mencapai
danEtika publik) ketuntasan belajar
2.2 Membuat Rancangan Rancangan 2.1.2 Saya membuat
siswa sebagaimana
Perangkat Perangkat dirumuskan dalam
Pembelajaran Rancangan
Pembelajaran (RPP) Perangkat kompetensi dasar
Pembelajaran (RPP) merupakan wujud
yang sesuai dengan dari misi sekolah
materi pembelajaran ” Mengoptimalkan
fisika, dengan proses
sungguh-sungguh pembelajaran dan
dan penuh dengan bimbingan”

34
rasa tanggung jawab
(Akuntabilitas dan
2.3 Melakukan konsultasi Etika Publik)
dengan wakasek
kurikulum tentang 2.1.3 Saya melakukan
RPP yang sudah konsultasi dengan
dibuat. wakasek kurikulum
mengenai perangkat
pembelajaran yang
saya buat (WOG,
2.4 Melakukan perbaikan- Akuntabilitas)
perbaikan jika
dibutuhkan 2.1.4 Saya melakukan
perbaikan
berdasarkan arahan
dari wakasek
kurikulum mengenai
perangkat
pembelajaran yang
saya lakukan
(WOG,
Akuntabilitas)
3 Menyiapkan 3.1 Menyiapkan konsep Adanya konsep 3.1.1 Saya menyiapkaan Dengan 1. Nilai
media pelajaran pelajaran konsep pelajaran menyiapkan media inovatif
pembelajaran dengan sunggug- pembelajaran untuk Nilai
sungguh dan penuh digunakan dalam tanggung
tanggung jawab proses belajar jawab
(Akuntabilitas dan mengajar agar
etika publik) tercapainya
3.2 Menyiapkan Film Adanya film 3.1.2 Saya menyiapkan ketuntasan belajar

35
yang sesuai dengan pembelajaran film pembelajaran siswa, maka dalam
pembelajaran dengan penuh rasa hal ini merupakan
tanggung jawab wujud dari misi
(Akuntabilitas dan sekolah yaitu “
Etika publik) mengembangkan
3.3 Menyiapkan alat Adanya alat 3.1.3 Saya menyiapkan bidang ilmu
pendukung media pendukung alat pendukung penegetahuan dan
pembelajaran media untuk media tekhnoligi
pembelajaran pembelajaran dengan berdasarkan minat,
sungguh-sungguh bakat dan prestasi
dan penuh tanggung peserta didik
jawab
(Akuntabilitas dan
3.4 Uji coba media Etika publik)
pembelajaran 3.1.4 Saya melakukan uji
coba media
pembelajaran dengan
cermat dan efektif
sebelum media
tersebut digunakan
(Etika publik dan
3.5 Melakukan komitmen mutu)
perbaikan jika 3.1.5 Saya melakukan
dibutuhkan perbaikan-perbaikan
setelah melakukan
uji coba media
dengan cermat
(Komitmen mutu)
4 Melaksanaka 4.1 Menyiapkan konsep Kuisioner 4.1.1 Saya menyiapkan Dengan 1. Nilai

36
n penilaian soal konsep soal Menyiapkan post tanggung
kemampuan sehingga saya test yang jawab
awal dan mampu menyusun digunakan sebagai
minat belajar soal dengan baik dan
evaluasi awal untuk
siswa benar(Akuntabilitas
, Etika Publik) memperoleh
4.2 Membuat kuisioner Angket minat gambaran tentang
4.1.2 Saya membuat
kuisioner kemampuan siswa
berdasarkan konsep adalah merupakan
soal yang ada wujud dari misi
sehingga kuisioner sekolah
yang saya buat
” Mengoptimalkan
sesuai dengan apa
proses
yang saya nilai
pembelajaran dan
(Akuntabilitas,
bimbingan
komitmen mutu,
4.3 Membagikn etika publik, anti
kuisioner kepada Angket minat korupsi)
siswa belajar yang telah 4.1.3 Saya mebagikan
diisi kuisioner secara
terstruktur dan adil
kepada semua siswa
( Akuntabilitas,
4.4 Mengumpulkan komitmen mutu,
kuisioner pelayanan publik)
4.1.4 Saya mengumpulkan
kuisioner yang telah
dikrjakan oleh siswa
secara hati-hati dan

37
4.5 Merekaptulasi teliti (Akuntabilitas,
jawaban siswa komitmen mutu,)
4.1.5 Saya merekap nilai
siswa berdasarkan
apa yang mereka
kerjakan tanpa
adanya deskriminatif
( Akuntabilitas,
4.6 Membuat Komitmen mutu,
kesimpulan Pelayanan publik)

4.1.6 Saya membuat


kesimpulan berdasrkan data
yang saya peroleh dan tidak
mengubah data
(Akuntabilitas, Komitmen
Mutu, dan etika publik)
5 Memanfaatk 5.1 Masuk ke kelas Tepat waktu 5.1.1 Saya memasuki Dengan 1. Nilai
an media sesuai jadwal dalam mengajar ruangan kelas melaksankan kedisiplinan
pembelajaran pelajaran yang dengan tepat waktu proses belajar 2. Nilai taat
audio visual ditetapkan sesuai dengan pada
mengajar sesuai
jadwal pembelajaran peraturan
fisika dengan dengan jadwal 3. Nilai
menggunakan yang telah akuntabilitas
pakaian yang bersih ditetapkan 4. Nilai
dan rapi (Etika sehingga tidak Religius
publik, anti mengganggu Nilai
5.2 Mengabsen siswa Daftar hadir korupsi) jadwal guru lain persatuan
siswa terisi 5.1.2 Saya mengabsen
sebagai upaya

38
siswa secara untuk kerja sama
terstruktur dan antar guru dalam
menggunakan usaha untuk
bahasa dan suara
meningkatkan
yang jelas sehingga
siswa dapat prestasi belajar
menyimak dengan siswa, serta berdoa
baik. sebelum memulai
(Akuntabilitas, dan mengakhiri
komitmen mutu, proses belajar
5.3 Sebelum memulai Berdoa bersama etika publik) mengajar
kegiatan belajar merupakan
mengajar diawali 5.1.3 Saya meminta siswa
siswa untuk berdoa kontribusi
dengan doa bersama
sebelum terwujudnya misi :
melaksanakan 1. Menanamka
proses pembelajaran n keimanan
sehingga proses dan
pembelajaran yang ketakwaan
dilakukan bisa melalui
berjalan lancar pengalaman
dengan bahasa yang ajaran
sopan. agama
5.4 Melaksanakan Tercapainya (Nasionalisme dan 2. Mengemba
kegiatan belajar kompetensi Etika publik ) ngkan
mengajar sesuai dalam kegiatan bidang ilmu
RPP pembelajaran 5.1.4 Saya melaksanakan pengetahua
setiap proses n dan
pembelajaran tekhnologi
berdasarkan RPP

39
yang telah saya buat berdasarkan
dengan penuh minat,
tanggung jawab dan bakat, dan
menyampaikan prestasi
dengan bahasa yang peserta
mudah dimengerti didik
oleh siswa. Mengoptimalkan
Sehingga proses proses
pembelajaran yang pembelajaran dan
saya laksanakan bimbingan
menjadi efektif dan
efisien.
( Akuntabilitas,
Komitmen mutu,
5.5 Membagi siswa pelayanan publik,
kedalam kelompok etika publik.)

5.1.5 Saya membagi siswa


dalam beberapa
kelompok dengan
adil dan merata
sehingga siswa tidak
merasa
dideskriminasi(akun
tabilitas, komitmen
Video mutu,
5.6 Menayangkan film pembelajaran Nasionalisme,
pelajaran pelayanan publik)

40
5.1.6 Saya menayangkan
film pembelajaran
untuk membantu
siswa dalam
memahami materi
yang akan saya
Alat-alat praktik, berikan dengan
5.7 Meminta siswa dan dokumentasi terstruktur agar
untuk mudah dipahami
mempraktekan oleh siswa
(pelayanan publi,
komitmrn mutu)
5.1.7 Saya meminta siswa
mempraktekan alat
5.8 Meminta siswa sesuai dengan apa
untuk presentasikan yang mereka lihat di
apa yang telah tayangan (WOG,
mereka praktikan/ komitmen mutu,
Diskusikan Pelayanan publik)
5.1.8 Saya memberikan
kesempatan kepada
siswa untuk
mempresentasikan
hasil praktik/
Diskusi mereka
didepan kelas secara
5.9 Melakukan koreksi bergantian (WOG,
atau penguatan- komitmen mutu,
penguatan pelayanan publik,

41
Nasionalisme dan
etika publik)

Saya melakukan koreksi


terhadap hasil presenntase
5.10 Mengucapkan terima siswa menggunakan
kasih bahasa yang baik dan
mudah dimengerti oleh
siswa ( etika publik,
komitmen mutu dan
pelayanan publik)

6 Melakukan 6.1 Menyiapkan Kuisioner 6.1.1 Saya membuat Melakukan 1. Nilai


Evaluasi kuisioner kuisioner evaluasi akhir inovatif
berdasarkan konsep untuk memperoleh 2. Nilai
soal yang ada efektivita
gambaran tentang
sehingga kuisioner s
yang saya buat kemampuan siswa
sesuai dengan apa yang telah dicapai
yang saya nilai adalah merupakan
(Akuntabilitas, wujud dari misi
komitmen mutu, sekolah, yaitu :
etika publik, anti “Mengoptimalkan
6.2 Membagi kuisioner korupsi) proses
kepada siswa 6.1.2 Saya mebagikan pembelajaran dan
kuisioner secara bimbingan”
terstruktur dan adil
kepada semua
siswa
( Akuntabilitas,

42
komitmen mutu,
6.3 Mengumpulkan Angket minat pelayanan publik)
kuisioner yang telah diisi 6.1.3 Saya
mengumpulkan
kuisioner yang
telah dikrjakan oleh
siswa secara hati-
hati dan teliti
6.4 Merekapitulasi (Akuntabilitas,
jawaban kuisioner komitmen mutu,)
6.1.4 Saya merekap nilai
siswa berdasarkan
apa yang mereka
kerjakan dengan
adil dan tanpa
adanya
deskriminatif
( Akuntabilitas,
6.5 Membuat Komitmen mutu,
kesimpulan Pelayanan publik)
6.1.5 Saya membuat
kesimpulan
berdasrkan data
yang saya peroleh
dan tidak
mengubah data
6.6 Memperbandingka (Akuntabilitas,
n minat belajar Komitmen Mutu,
siswa sebelum dan dan etika publik)

43
sesudah penerapan 6.1.6 Saya
media audio visual membandingkan
minat siswa
tersebut dengan
cermat dan teliti,
agar dapat
menghasilkan suatu
perbandingan yang
6.7 Membuat
bermutu (etika
kesimpulan data
publik, komitmen
sebelum dan
mutu).
sesudah penerapan
6.1.7 Saya membuat
media audio visual
kesimpulan dengan
cermat dan teliti
berdasarkan data-
data yang sudah
dikumpulkan tanpa
menambah atau
mengurangi
informasi yang ada
(Etika publik, anti
korupsi).
7 Laporan 7.1 Menghimpun semua 7.1.1 Saya
akhir
dokumen dan mengumpulkan
aktualisasi
dokumentasi semua dokumen
dan dukumentasi
dengan jujur untuk

44
menjadi bukti
bahwa saya sudah
melaksanakan
kegiatan ini
merupakan
pengamalan nilai-
nilai
(akuntabilitas,

7.2 Menyusun laporan etika publik)

aktualisasi dan 7.1.2 Saya menyusun

habituasi laporan dengan rasa


tanggung jawab
serta
menggunakan
bahasa Indonesia
yang benar dan
teliti agar tidak
terjadi kesalahan
dalam proses
pencetakan. Ini

45
merupakan
pengamalan nilai-
nilai
(akuntabilitas,
nasionalisme,
7.3 Mempersentasekan
komitmen mutu)
dalam seminar akhir
7.1.3 Setelah menyusun
aktualisasi dan
laporan aktualisasi
habituasi di depan
dan habituasi, saya
penguji.
melakukan
persentase sesuai
dengan apa yang
sudah di jadwalkan
mempersentasekan
hasil dengan penuh
rasa tanggung
jawab dan
menggunakan
bahasa Indonesia
yang baik serta

46
santun dan sopan
dalam berpakaian.
Mendengarkan
pertanyaan dengan
teliti dan
menghargai
masukan dan saran
yang diajukan
penguji. Berterima
kasih atas saran dan
masukan. Ini
merupakan
pengamalan nilai-
nilai akuntabilitas,
nasionalisme,
etika public,
komitmen mutu,
anti korupsi,
pelayanan publik

47
Sofifi, 24 Juli 2019

Mentor Reformer

FAJRIAH WAHAB, S.Pd JADANTI SADIK, S.Pd


NIP. 1977 01 06 2002122005 NIP. 1995 06 08 2019032011

48
BAB IV
PENUTUP

A.     KESIMPULAN
Adapun kegiatan yang menjadi rancangan Aktualisasi Habituasi kegiatan
dengan judul gagasan “Peningkatan minat belajar fisika siswa melalui media audio
visual” yang akan dilaksanakan selama 30 hari di SMA Negeri 7 Halmahera Tengah
maka disimpulkan sebagai berikut :
1. Rancangan yang saya susun terdiri dari 7 kegiatan dan 42 tahapan kegiatan
yang berisi tentang usaha peningkatan minat belajar siswa yang didalamnya
mengandung output, nilai-nilai ANEKA, hubungan dengan Visi dan Misi
serta keterkaitan dengan budaya organisasi.
2. Dengan usaha menerapkan nilai nilai dasar Aparatur Sipil Negara , maka kita
diharapkan terbentuk sebagai ASN profesional di bidang pendidikan yang
mampu memberikan pelayanan yang terbaik dan memuaskan kepada peserta
didik sehingga bisa menciptakan pesrta didik yang berprestasi dibidang ilmu
pengetahuan dan teknolodi serta iman dan taqwa. dengan demikian mereka
dapat terwujudlah cita-cita proklamasi dan para pejuang bangsa Indonesia
yaitu Mencerdaskan kehidupan bangsa berdasarkan Pancasila dan Undang-
undang Dasar 1945
B.       SARAN
Dengan kegitan yang telah saya rancang dalam kegiatan aktualisasi ini, maka
saya menyarankan sebagai berikut :
1. Adanya dukungan penuh dari pihak penyelenggara Badan Pengembanngan
Sumber Daya Manusia (BPSDM) provinsi Maluku Utara.
2. Pimpinan Unit Kerja, Mentor dan Coach dalam mendampingi saya selama
melaksanakan aktualisasi habituasi nanti serta dukungan dari Keluarga serta
teman-teman, Semoga Allah meridhoi apa yang kita laksanakan sebagai
amal ibadah kita di sisi-Nya. Amin.

49

Anda mungkin juga menyukai