Dimensi Samudra
Luas Samudra dan lautan meliputi 70.8% dari permukaan bumi yaitu sekitar 361,254,000
km2. Luas wilayah Samudra sangat bervariasi , namun Samudra Pasifik yang terluas.
Dimensi lebar samudra berkisar antara 1500 km sampai lebih dari 13000 km dengan
kedalamnya yang hanya 3-4 km. Hal ini dapat dilihat bahwa dimensi horisontalnya 1000 kali
lebih besar dari dimensi vertikalnya. Dapat dibayangkan jika skala peta diperkecil dengan
kebar lautan 8 inchi maka kedalaman lautan hanya setebal selembar kertas.
2. Satelit Altimetri
Satelit altimetri ini duguanakan untuk memetakan bentuk permukaan laut yang
sangat mirip dengan dasar laut. Karena permukaan laut harus tegak lurus terhadap
gravitasi, ia harus memiliki tonjolan kecil di atas seamount seperti yang ditunjukkan
pada gambar. Jika tidak ada tonjolan, permukaan laut tidak akan tegak lurus dengan
gravitasi. seamount menghasilkan tonjolan setinggi 1–20 m pada jarak 100–200
kilometer. Tentu saja, tonjolan ini terlalu kecil untuk dilihat dari kapal, tetapi mudah
diukur dengan altimeter.
Kedalaman diukur dengan akustik gema sounders digunakan untuk menentukan
hubungan regional. Oleh karena itu, altimetery digunakan untuk menginterpolasi
antara pengukuran sounder gema akustik (Smith dan Sandwell, 1994). Dengan
menggunakan teknik ini, kedalaman laut dapat dihitung dengan akurasi ± 100 m
Sistem altimeter satelit termasuk radar digunakan untuk mengukur ketinggian satelit
di atas permukaan laut dan sistem pelacakan untuk menentukan ketinggian satelit
dalam koordinat geosentris yang akhirnya memberi bentuk permukaan laut.
Dimana :
C adalah kecepatan (m/s)
T adalah suhu (celsius)
S adalah salinitas
Z adalah kedalaman (m)
Nilai C bervariasi biasanya dalam 1450 m / s hingga 1550 m / s . Dengan menggunakan
persamaan (3.1), kita dapat menghitung sensitivitas C terhadap perubahan suhu, kedalaman,
dan salinitas lautan. Nilai perkiraannya adalah: 40 m / s per 10◦C kenaikan suhu, kedalaman
16 m / s per 1000 m, dan peningkatan salinitas 1,5 m / s per 1 psu. Dengan demikian
penyebab utama variabilitas kecepatan suara adalah suhu dan kedalaman (tekanan). Variasi
salinitas terlalu kecil mempengaruhi kecepatan suara di lautan.
Penyerapan suara. Penyerapan suara per satuan jarak tergantung pada intensitas I suara
yang dirumuskan seperti berikut :
dI = -kI0 dx (3.2)
dimana I0 intensitas sebelum penyerapan dan k adalah koefisien penyerapan
Bentuk lain persamaan diatas adalah sebagai berikut :
I = I0 exp (−kx) (3.3)
nilai k (dalam desibel dB per kilometer) adalah: 0,08 dB / km pada 1000 Hz; dan 50 dB / km
pada 100.000 Hz. Desibel dihitung dari: dB = 10 log (I / I0). di mana I0 adalah kekuatan
akustik asli dan I adalah kekuatan akustik setelah penyerapan.
Contoh kegunaan dari suara ini adalah Sound Surveillance System, meskipun dirancang
untuk melacak kapal selam, alat telah menemukan banyak kegunaan lain diantaranya
mendengarkan dan melacak paus hingga 1.700 km, dan untuk menemukan lokasi letusan
gunung berapi bawah laut.