NIM : 12030116130128
Kelompok: I
No. Kursi :
Kelas :H
SUMMARY
BAB 10
Kenapa penilaian kinerja ini perlu dilakukan? Sebagai pihak perusahaan adanya
penilaian kerja ini memang sangat menguntungkan sehingga bisa memperkirakan
kelanjutan mengenai bisnis yang dilakukan maupun kelanjutkan karyawan yang
bergabung dengan perusahaan tersebut. Inilah beberapa tujuan adanya penilaian
kinerja :
a. Penilaian kinerja digunakan sebagai salah satu pedoman untuk mentukan kompensasi,
kenaikan gaji, promosi, dan bahkan bisa digunakan untuk menentukan sturktur gaji.
b. Bisa dijadikan sebagai salah satu cara untuk mengidentifikasi kekuatan dan juga
kelemahan setiap karyawan untuk menentukan posisi pekerjaan yang paling tepat.
c. Penilaian kinerja ini juga bisa digunakan untuk mengukur kemampuan potensial yang
sebenarnya dimiliki oleh para karyawanannya.
d. Bisa dijadikan sebagai feedback ataupun umpan balik kepada para karyawanannya
mengenai kinerja yang telah dilakukan.
f. Adanya penilaian kinerja ini juga bisa dilakukan untuk memberikan progam – progam
pelatian kepada karyawan.
Itulah beberapa tujuan yang ingin dicapai perusahaan dari adanya penilaian kinerja
karyawanan.Bagi beberapa perusahaan yang ingin mulai menerapkan sistem penilaian
kinerja ini, sekarang bisa memperhatikan tahapan – tahapannya.Tentu membuat
penilaian kinerja ini tidak bisa sembarangan
Variabel costing atau harga pokok variabel adalah merupakan salah satu metode
dalam penentuan harga pokok produksi yang membebankan unsur biaya produksi
yang terdiri dari biaya bahan baku, biaya tenaga kerja dan biaya overhead pabrik.
Menurut metode dari variabel costing, untuk bisa menentukan harga pokok produk
terdiri dari:
– Biaya bahan baku
– Biaya tenaga kerja secara langsung
– Biaya overhead pabrik secara variabel
– Harga pokok produk
Jika dari salah satu di atas tidak ada, maka Anda tidak bisa menentukan besaran
variabel costing.
Tujuan dari variabel costing atau penentuan harga pokok adalah untuk
memenuhi kepada pihak manajemen dalam mendapatkan informasi yang memiliki
orientasi dalam pengambilan keputusan jangka pendek, yaitu:
a. Pihak manajemen bisa mengetahui batas kontribusi yang berguna untuk
menentukan rencana besarnya laba melalui analisa hubungan biaya-volume-laba dan
untuk keputusan bagi pihak manajemen dalam pengambilan kebijaksanaan jangka
pendek.
b. Pihak manajemen menjadi dimudahkan dalam mengendalikan kondisi operasional
yang sedang berjalan, menetapkan penilaian dan melakukan pertanggungjawaban
terhadap departemen lainnya dalam suatu perusahaan.
5. Mengapa hubungan antara Variable Costing dengan Absorbtion Costing ( Full Costing)
dapat mempengaruhi hubungan antara Produksi dan Penjualan?
Aktiva operasi rata-rata = (Nilai buku bersih awal + Nilai buku bersih akhir) / 2
Banyak pendapat mengenai bagaimana seharusnya aktiva jangka panjang (pabrik dan
peralatan) dinilai (sebagai contoh, nilai buku kotor versus nilai buku bersih atau biaya
historis dan nilai buku bersih. Tidak ada satu cara yang selalu lebih tepat dari cara
lainnya dalam perhitungan ROI. Hal yang penting adalah memastikan satu metode
diterapkan secara konsisten sepanjang waktu. Hal ini memungkinkan perusahaan
untuk membandingkan ROI antar berbagai divisi sepanjang waktu.
Cara kedua untuk menghitung ROI adalah memisahkan rumusnya (Laba
operasi/Aktiva operasi rata-rata) dalam margin dan perputaran.
EVA = Laba operasi setelah pajak – (rata-rata tertimbang biaya modal x total modal
yang dipakai)
1. Manajer pusat investasi cenderung menerima investasi yang menurut ROI tidak
menguntungkan ROI sehingga tidak diterima walaupun secara perusahaan
keseluruhan menguntungkan.
Dalam sebuah perusahaan yang terdesentraslisasi sering terjadi bahwa keluaran dari
sebuah divisiakan digunakan sebagai masukan bagi divisi lain. Persoalan yang muncul
adalah, bagaimanakah menentukan nilai keluaran yang ditransfer antar divisi dalam
satu perusahaan tersebut?
Harga transfer mengukur nilai produk yang diserahkan oleh pusat laba kepada pusat
pertanggungjawaban/pusat laba lain dalam sebuah perusahaan. Harga transfer
ditetapkan untuk produk-produk antara.
Harga Transfer adalah harga jual atau biaya yang akan dipakai dalam pertukaran antar
devisi penjual dan divisi pembeli. Bagi divisi penjual/pemasok, harga transfer
tersebut akan merupakan pendapatan dan bagi divisi pembeli harga transfer tersebut
akan merupakan biaya. Oleh karena itu harga transfer akan mempengaruhi laba baik
bagi divisi penjual maupun divisi pembeli.
Sistem penentuan harga transfer harus memenuhi 3 (tiga) tujuan berikut ini:
1. Evaluasi prestasi divisi secara akurat, yang berarti tidak satupun manajer divisi
yang memperoleh keuntungan dengan mengorbankan manajer divisi lain.
2. Keselarasan tujuan antara divisi dan perusahaan,. Dalam arti bahwa manajer
divisi mengambil keputusan yang akan memaksimumkan laba perusahaan dengan
memaksimumkan laba divisinya.
3. Tetap terjaganya otonomi divisi, dalam arti tidak ada campur tangan
manajemen puncak terhadap kebebasan manajer divisi dalam pengambilan keputusan.
Karena setiap divisi yang dibentuk oleh perusahaan diukur kinerjanya berdasarkan
pada laba yang diperoleh oleh masing-masing divisi yang bersangkutan, maka dalam
penentuan harga transfer terdapat dua masalah yang harus dirundingkan:
9. Mengapa dalam penentuan harga transfer dilakukan atas dasar biaya dan atas dasar
harga pasar?
1). Penentuan harga transfer atas dasar biaya
Dalam penentuan harga transfer ini, harga jual barang yang ditransfer antar divisi
didasarkan pada biaya penuh produk yang ditransfer. Biaya penuh yang dipakai
sebagai penentuan harga transfer dapat dipilih dari dua macam biaya :biaya penuh
sesungguhnya atau biaya penuh standar.
Jika biaya penuh sesungguhnya dipakai sebagai dasar penentuan harga transfer,
kemungkinan yang dapat timbul adalah divisi pembeli akan dibebanidengan ketidak
efisienan yang terjadi di divisi penjual
Jika biaya penuh standar dipakai sebagai besar penentuan harga transfer,divisi
pembeli tidak dibebani dengan kemungkinan terjadinya ketidakefisienan di divisi
penjual, karena biayaa penuh standar mencerminkan operasi terbaikdengan biaya
yang seharusnya di divisi penjual.
2) penentuan harga transfer atas dasar harga pasarJika produk yang ditransfer antar
divisi di dalam perusahaan mempunyai hargapasar, pada umumnya harga pasar
tersebut merupakan dasar yang adil terutamadipandang dari sudut pengukuran kinerja.
Harga pasar tersebut merupakan hargakesempatan (opportunity cost) baik bagi divisi
penjual maupun divisi pembeli. Bagidivisi penjual, harga pasar merupakan
penghasilan yang akan dikorbankan didalam transfer produk kepada divisi pembeli,
sedangkan pada divisi pembeliharga pasar tersebut merupakan biaya yang seharusnya
dikeluarkan jika produktersebut dibeli dari pihak luar
10. Mengapa perusahaan menggunakan Harga transfer negosiasi dalam menentukan harga
transfer?