Anda di halaman 1dari 10

Nama : Dinda Amalia Shaleha

NIM : 019.06.0022

Tugas : Essay Materi by dr. Dian Rahadianti

Renal Clearance, Laju Filtrasi Glomerulus dan Hemodinamik Ginjal

Latar Belakang
LGF, RENAL CLEARANCE dan HEMODINAMIK GINJAL untuk mengetahui laju serta
aliran darah ginjal. Dengan adanya kuliah topik ini akan menambah pemahaman mengenai
sistem urinaria khususnya pada organ ginjal.selain itu juga , topik ini membantu mahasiswa
untuk mengetahui perbedaan dari LFG dengan renal clearance itu sendiri. untuk memahami
proses pemebntukan urine yang lainnya, mahasiswa perlu membahas tentang topik filtrasi ini
terlebih dahulu.

Pembahasan
Ginjal adalah organ ekskresi dalam tubuh yang umumnya berfungsi menyaring kotoran
(terutama urea) dari darah dan membuangnya bersama dengan air dalam bentuk urin. Terdapat
juga fungsi utama ginjal, yaitu sebagai pengaturan volume CES dan tekanan darah, osmolitas
cairan tubuh dan konsentrasi elektrolit, keseimbangan asam-basa, serta ekskresi produk sisa
metabolik dan bahan kimia asing.

Pada anatominya, Ginjal memiliki unit fungsional terkecil dalam menjalankan fungsi
organnya, yaitu Nefron. Ada 2 komponen, yaitu Komponen Vascular (glomerulus dan kapiler
peritubuler) dan Komponen Tubular (kapsula bowman dan tubulus kontortus proksimal, distal,
dan kolektivus serta lengkung henle). Ginjal memperoleh aliran darah yang cukup besar ± 22%
dari cardiac output, disini darah masuk melalui arteri renalis yang bercabang membentuk arteriol
aferen yg membentuk kapiler glomerulus. Untuk nefron itu sendiri, pada bagian vaskularisasinya
cukup unik karena kapiler glomerulus, ujung distalnya tidak membentuk vena, beda dengan
kapiler ditempat lain yang ujung distal kapilernya yaitu umumnya akan membentuk suatu vena.
Sedangkan disini untuk di nefron sendiri, ujung distal kapiler glomerulus membentuk arteriol
lagi, yaitu arteriol eferen, ini yang disebut dengan sistem porta (yaitu kapiler ini tidak
menghubungkan arteri dan vena, tapi menghubungkan arteriol dan arteriol).

Nefron dibagi menjadi 2 tipe (tergantung letaknya), yaitu :

 Nefron Kortikal, sebagian besar meliputi seluruh nefron yang ada di Ginjal → 80%.
Disebut Kortikal karena sebagian besar segmen-segmennya masuk ke bagian kortikal,
lalu sebagian kecil ansa henle (ujungnya) masuk ke medular (hanya bagian
permukaannya saja).
 Nefron Juxtamedularis, sebagian besar (atau hampir semua) ansa henle masuk ke
bagian medular dari ginjal dan dia hampir masuk mencapai taktil dari ginjal (taktils
primer).

Nefron memiliki 3 prinsip dasar utama, yaitu :

Filtrasi, Reabsorbsi dan Sekresi

 Filtrasi : pergerakan cairan dari darah ke dalam lumen nefron melalui kapsula
bowman.
 Reabsorbsi : berpindahnya suatu substansi cairan yang ada dalam filtrat dari lumen
kembali ke kapiler.
 Sekresi : membuang molekul tertentu dari darah dan ditambahkan ke dalam filtrat
pada lumen.

Dari ketiga proses utama nefron ini, filtrasi dan sekresi memiliki fungsi yang hampir sama
karena keduanya memindahkan suatu substansi yang terlarut dalam suatu cairan dari darah ke
dalam lumen. Namun, yang membedakannya adalah, pada filtrasi melalui suatu barier filtrasi
(membran filtrasi tertentu), sedangkan sekresi tidak melewati barrier filtrasi, tetapi melalui suatu
protein transport khusus, jadi bisa bersifat selektif (tidak semua bisa disekresikan) dan yang
disekresikan itu melalui suatu urin yang merupakan sebagian besar melewati suatu protein
transport. Jadi, urin yang diekskresikan merupakan suatu fungsi dari ketiga proses tersebut.
Namu, urin yang diekskresikan merupakan jumlah zat yang terfiltrasi – jumlah yang direabsorbsi
+ jumlah yang disekresi, itulah yang akan dihasilkan di urin.

Filtrasi

Dimana cairan yang terfiltrasi, komponen yang menyusunnya itu hampir sama dengan
plasma karena terdiri dari air yang tidak terlarut, hanya perbedaannya yaitu tidak mengandung
protein plasma. Jadi, didalam filtrasi cairan merupakan plasma – protein plasma, kandungan
protein tidak ditemukan pada filtrasi. Kemudian, untuk cairan yang sudah terfiltrasi disebut
dengan filtrat. Dari gambar pada slide, telah disebutkan tadi bahwa hampir 22% aliran darah
masuk ke dalam ginjal dari cardiac output, dari aliran darah yang masuk ke ginjal ternyata hanya
20% saja yang difiltrasi, 80% nya akan mengalir ke arteriol eferen dan kapiler peritubuler. Jadi,
fraksi filtrasi nefron (berapa persentasi total plasma yang difiltrasi) yaitu sekitar 20%, dari 20%
yang difiltrasi ini hampir 99% nya di reabsorbsi, hanya sekitar 1% yang masuk.

Proses filtrasi ini melewati suatu membran filtrasi, disebutkan tadi bahwa zat filtrat yaitu
hasil filtrasi itu merupakan cairan yang hampir sama seperti plasma, tetapi sedikit berbeda karena
tidak ada protein plasma. Hal ini bisa terjadi karena dapat kita lihat dengan struktur dari barrier
filtrasi nefron tadi.

Barier filtrasi merupakan membran filtrasi yang tersusun dari 3 komponen utama, yaitu :

1. Endotel kapiler
Jadi, cairan plasma yang melewati nefron, pertama kali akan melewati barier filtrasi
endotel kapiler ini hampir sama seperti endotel kapiler-kapiler di jaringan tubuh yang
lain, tetapi ternyata ginjal memiliki fungsi utama dalam hal filtrasi karena endotelnya
bersifat lebih permeabel karena didalam struktur endotel kapiler dari pembuluh darah
glomerulus ini memiliki pori-pori (berlubang) atau disebut endotel kinestetik capillary
pada dinding pembuluh darahnya, sehingga cairan plasma dengan mudah masuk
melewati endotel tersebut, jadi permeabelnya sangat tinggi sehingga mudah terjadi
penyaringan (terdapat pada gambar slide).
2. Lamina basal
Namun, setelah melewati barier endotel, harus melewati Lamina basal merupakan lapisan
aseluler (tidak terdapat sel), tapi terdiri dari jaringan ikat (kolagen, glikoprotein).
Disinilah peranan dari glikoprotein, protein yang terkandung dalam lamina basal
terutama glikoprotein bermuatan negatif, jadi jika ada protein-protein tertentu yang bisa
melewati pori-pori endotel kapiler akan tertolak karena tidak bisa melewati lamina basal
(karena muatan proteinnya sangat negatif sama seperti glikoprotein yang ada di lamina
basal). Jadi, protein plasma tidak bisa masuk kecuali yang ukurannya sangat kecil bisa
masuk, tetapi setelah melewati lamina basal akan tertolak (muatan negatif).
3. Epitel kapsula Bowman
Disebut dengan odosit merupakan sel epitel yang bentuknya khas karena memiliki
penjuluran dari sitoplasma (membentuk seperti jari-jari) melingkupi kapiler dari
pembuluh darah glomerulus. Jadi, jari-jarinya itulah yang saling overlapping dengan jari-
jari yang lain sehingga membentuk celah diantara jari-jari tersebut. Barier yang ke tiga ini
harus melewati celah filtrasi yang dibentuk oleh odosit.

Masing-masing barier ini mengandung glikoprotein juga, yaitu pada endotel kapiler, lamina
basal dan epitel (odosit) yang berperan dalam melawan protein plasma agar tidak bisa melewati,
sehingga filtrat itu hanya terdiri dari cairan plasma di splangkik protein plasma ± 20% dari total
plasma (fraksi total). Ketiga barier ini harus dilewati, kapiler ditempat lain yang dimana fungsi
kapiler yaitu sebagai tempat terjadinya pertukaran zat, nutrisi dan lainnya antara pembuluh darah
dan jaringan juga sama seperti yang ada di kapiler glomerulus, proses ini terjadi disebabkan oleh
tekanan-tekanan yang mendorong atau melawan terjadinya filtrasi.

Tekanan kapiler yang menyebabkan filtrasi ada 3, yaitu :

1. Tekanan hidrostatik kapiler


Tekanan ini dibentuk oleh tekanan arteri, jadi jika tekanan arteri ↑ maka tekanan
hidrostatik ↑. Ini yang mendorong terjadinya perpindahan cairan dari kapiler ke kapsula
bowman (akan mendorong terjadinya filtrasi). Tekanan ini umumnya ± 55-60 mm Hg.
2. Tekanan koloid osmotik plasma
Tekanan ini merupakan suatu tekanan yang dibentuk oleh protein plasma yang ada
didalam darah yang berperan untuk melawan terjadinya proses filtrasi karena cenderung
menarik cairan ke dalam pembuluh darah (akan melawan terjadinya filtrasi). Tekanan ini
± 30 mm Hg.
3. Tekanan hidrostatik kapsula Bowman
Tekanan ini merupakan suatu tekanan yang dibentuk oleh cairan yang masuk ke dalam
kapsula Bowman setelah terjadi filtrasi sebelumnya, jadi sama seperti tekanan hidrostatik
kapiler. Tekanan didalam kapsula Bowman ini, jumlah cairannya akan melawan
terjadinya filtrasi. Tekanan ini lebih rendah yaitu 15 mm Hg (filtrasi hanya 20% dari
jumlah total plasma, tentunya tekanan yang dibentuk oleh cairan lebih sedikit).

Jadi, total tekanan yang bisa mendorong terjadinya filtrasi (tekanan filtrasi netto) yaitu
merupakan penjumlahan dari ketiga tekanan tersebut. Tekanan hidrostatik kapiler di dalam
jaringan ginjal sangat tinggi, dibandingan dengan tekanan hidrostatik kapiler di tempat/jaringan
lain karena disebabkan oleh kapiler glomerulus yang berbentuk porta (menghubungkan antara
arteriol aferen dan arteriol eferen). Tekanannya sangat tinggi karena disebabkan oleh arteriol
eferen lebih kecil dibandingkan dengan arteriol aferen (tahanan tekanannya lebih tinggi). Ketiga
tekanan filtrasi tersebut dapat mengalami perubahan jika terjadi gangguan yang akan
mengganggu proses filtrasi.

Laju filtrasi glomerulus

Merupakan ekskresi dari fungsi ginjal dalam memfiltrasi cairan plasma darah (proses
filtrasi). Laju filtrasi glomerulus merupakan jumlah cairan yang terfiltrasi ke dalam kapsula
Bowman per menit. Misalnya, laju filtrasi glomerulus ± 125 ml/menit atau ± 180 L/hari (dalam
satu menit cairan plasma darah yang melewati kapiler glomerulus yang akan masuk terfiltrasi).
Dari jumlah tersebut dapat diperkirakan jika dibandingkan dengan plasma darah yang hanya 3 L
saja, hampir selutuh plasma darah yang ada didalam tubuh mengalami filtrasi 60x/hari (sangat
sering), karena fungsi ginjal yang berperan dalam proses ekskresi zat sisa yang jika tidak cepat
dikeluarkan akan menimbulkan toxic, maka dari itu proses filtrasi ini terjadi sangat cepat/tinggi.

Laju filtrasi glomerulus sama seperti kecepatan kapasitas oksigen & CO2 dalam melewati
membran respirasi. Ada 2 faktor yang mempengaruhi Laju filtrasi glomerulus, yaitu :

1. Gradien tekanan (perbedaan tekanan filtrasi)


2. Koefisien filtrasi
- Semakin luas permukaan kapiler yang terlibat dalam proses filtrasi maka koefisies
filtrasi ↑ maka laju filtrasi ↑
- Permeabilitas antara kapiler dan kapsula Bowman, permeable ↑ (semakin mudah
cairan melewatinya) maka fungsi filtrasinya ↑ dan laju filtrasi ↑ .

Untuk tekanan filtrasi netto (ketiga tekanan tadi). Pada fungsi normal, tekanan koloid osmotik
plasma dan tekanan hidrostatik kapsula Bowman tidak mengalami perubahan kecuali jika ada
gangguan tertentu (seperti batu ginjal, kekurangan albumin sehingga protein plasma berkurang
atau lainnya) yang akan ↑ tekanan hidrostatik kapsula Bowman. Namun, pada kondisi normal
seseorang, laju filtrasi glomerulus hanya dipengaruhi oleh tekanan hidrostatik kapiler, kecuali
kedua tekanan tersebut terjadi gangguan. Oleh karena itu, laju filtrasi glomerulus hanya
dipengaruhi oleh Tekanan filtrasi netto terutama adalah aliran darah renal dan tekanan darah
yang keduanya ini mempengaruhi tekanan hidrostatik kapiler.

Regulasi GFR

Tekanan darah seseorang sepanjang hari akan mengalami fluktuasi (pada saat beraktivitas
maupun istirahat tekanannya akan berbeda), adanya perubahan tekanan darah yang mengalami
fluktuasi ternyata GFR-nya (laju filtrasi glomerulus) relatif konstan (GFR=LFG atau sebaliknya)
karena tubuh bisa mengatur GFR tetap konstan melalui pengaturan aliran darah (mempengaruhi
filtrasi) terutama terdapat pada arteriol aferen.

Mekanisme kontrolnya ada 2, yaitu :

1. Autoregulasi
Merupakan proses kontrol lokal (ginjal sendiri dapat mengatur tanpa ada kontrol dari
luar) , karena hanya terjadi perubahan dari arteriol (dari nefron) itu sendiri dalam rangka
memelihara GFR tetap relatif konstan terhadap perubahan tekanan darah. Hal ini
diperlukan karena jika tekanan darah terlalu tinggi, barier filtrasi juga akan mengalami
kerusakan (untuk melindungi). Autoregulasi ini terdiri dari 2 mekanisme, yaitu :
 Respon miogenik
Pada saat terjadi perubahan tekanan, TD ↑ - tekanan didalam lumen PD ↑ , jika
tekanan ↑ matriks ekstraselular yang ada di dinding pembuluh darah bisa tegang,
tegangan bisa mengubah struktur dari kanal (terhubung dengan kanal protein dalam
membran sel otot polos), karena kanal bisa terangsang terbuka sehingga Na+ yang
ada di ekstraselular bisa masuk ke dalam intraselular, masuknya akan menyebabkan
depolarisasi dari sel otot polos.
Sel otot memiliki simpanan Ca+ yang konsentrasinya bisa dilepaskan ke dalam
sitosol jika protein plasma mengalami perubahan (depolarisasi otot polos bisa
menjalar sampai ke Retikulum endoplasma > tempat penyimpanan Ca+ yaitu kanal
ion Ca+ yang bergerbang voltase), perubahan potensial membran akan merangsang
Ca+ terbuka sehingga Ca+ terlepas dan merangsang kontraksi dari melanin aktin dan
miosin sehingga terjadi vasokontriksi. Vasokontriksi terjadi pada pembuluh darah
tersebut akibat ↑ TD, vasokontriksi ini yang akan ↑ resistensi dan akan ↓ aliran
darah.
Hubungannya dengan filtrasi glomerulus, TD ↑ > Tekanan Hidrostatik ↑ >
Tekanan Netto Filtrasi ↑ > LFG ↑ .
 Umpan balik tubuloglomerular
- Aparatus Jukstaglomerular
Terdiri dari 2 sel, yaitu :
a. Makula densa
Sel ini terdapat pada tempat tertentu, dimana arteriol aferen dan arteriol
eferen berdifusi atau berdekatan dengan tubulus, bagian akhir dari tubulus
ansa henle / bagian awal dari tubulus distal. Jadi, fungsi utamanya Makula
densa, yaitu sebagai pendetektor (mendeteksi zat-zat terlarut yang
melewatinya). Apa saja yang ditemukan dapat mempengaruhi LFG. Oleh
karena itu, umpan balik tubuloglomerular ini yang menyebabkan tekanan
dalam fluktuasi LFG.

b. Sel jukstaglomerular
Pada kondisi GFR yang ↓, Makula densa akan bisa menyampaikan sinyal
parakrin ke sel juksta, dimana sel juksta ini memiliki simpanan renin yang
cukup banyak. Rangsangan ini menyebabkannya pelepasan suatu renin ke
dalam darah yang nantinya akan mengkoversi angiotensin 1 > angiotensin 2,
akan menyebabkan vasokontriksi PD arteriol.
Contoh Umpan balik tubuloglomerular-LFG :
LFG ↑ jika PD didalam arteriol aferen berdilatasi. Pada kondisi tersebut LFG
sangat tinggi sehingga filtrat yang melewatinya juga sangat cepat melewati
tubulus yang menyebabkan filtrat tersebut tidak sempat di reabsorbsi sempurna,
sehingga sampai di ansa henle bagian distal, makula densa bisa mendeteksi za-
zat terlarut disini cukup tinggi kadarnya, terutama mendeteksi kadar Na+ >
karena kadarnya tinggi, makula densa akan memberikan sinyal ke sel otot polos
dari arteriol aferen, sinyal tersebut merupakan sinyal parakrin (berkomunikasi
melalui pelepasan suatu zat seperti ; ATP, ADP) yang merangsang zat otot polos
artetiol aferen untuk berkontraksi, dari kontraksi ini akan mengembalikan aliran
darah ginjal ke kapiler glomerulus ↓ . (Jika LFG ↓ maka sebaliknya).

2. Kontrol simpatis ekstrinsik


 Kontrol hormonal
 Saraf autonom

Regulasi hormonal dan regulasi saraf otonom, dimana sistem saraf simpatis
sebagian besar arteriol diperhambat oleh sistem saraf simpatis.dan mekanismenya akan
mempengaruhi podosit, dan luas permukaan kapiler.dan terdapat sel mesangial yang
meliputi dari kapiler glomelorus . pada saat ada sinyal hormonal dapat mengalami
kontraksi/relaksasi. Pada saat berkontraksi kapiler glomelorus akan terbungkus oleh
mesangial sehingga luas permukaan glomelorus akan berkurang, sehingga filtrasinya
akan menurun.yang kedua adalah permeabilitas dimana disini terjadi kontraksi podosit.

Clearance Renal
Merupakan sejumlah volume plasma yang diperlukan untuk mensuplai jumlah zat yang
nantinya diekskresikan, bedanya dengan LFG adalah banyaknya jumlah volume plasma yang
akan difiltrasi untuk diekskresikan hampir sam akan tetapi perlu dibedakan. Didalam darah
terdapat suatu zat yang harus diekskresikan. Dan adapun cara menghitung konsentrasi yaitu Cs x
Ps = Us x V. jumlah yang dieksresikan dari zat tersebut itu dapat menggambarkan bagaimana
clearance. Jika clearance di kalikan dengan konsentrasi zat x didalam plasma maka jumlahnya
akan sama dengan jumlah yang diekresikan didalam urine. Jadi, misalnya konsentrasi zat x
didalam urine sedikit dnegan kecepatan normal maka , kemungkinan zat yang terdapat dalam
plasma meningkat karena tidak mampu dikeluarkan,mengapa demikian? Karena terjadi
penurunan pada clearance. Dan clearance ini sangat berperan pada efektivitas ginjal dalam ekresi
dalam suatu zat. Dan dapat menghitung aliran darah , dan fungsi dari ginjal. Untuk lebih
memahami clearance renal ini dapat digunkan kliren inulin , suatu senyawa yang tidak
diproduksi oleh tubuh tetapi dia tidak di ekskresikan dan direabsorbsi. Jadi klirens inulin ini
dapat digunakan untuk menilai GFR dan nilai individu tertentu. Dan untuk menghitungnya dia
harus diinjeksikan secara terus menerus agar didalam tubuh konstan.dan cara menghitungnya
adalah menghitung kadar kreatin dalam urine dikali dengan volume cairan urine yang
dikeluarkan dan dibagi dengan konsentrasi kreatin dalam plasma.

Hemodinamik Ginjal (Aliran Darah)


Aliran darah ginjal, merupakan aliran darah yang mendapatkan suplai darah yang cukup
besar sekitar 20% dari curah jantung, pada kenyataanya ginjal sebenarnya tidak butuh banyak
,mengapa aliran darah itu sangat tinggi?, dia perlu mengekskresikan zat-zat yang tidak
diperlukan oleh tubuh dengan sangat cepat, jadinya walaupun kebutuhan oksigennya rendah dia
tetap memiliki aliran darah yang tinggi. Karena harus membentuk LFG yang sangat tinggi jika
tidak, akan menimbulkan penumpukan zat toksi didalam darah. Akan tetapi, yang paling penting
adalah volume darah dan elektrolit akan mudah mengalami gangguan jika tekanan darah didalm
ginjal menurun. Karena ekstraksi ginjal terhadap oksigen sangat rendah. Aliran darah ginjal
sebenarnya diperlukan untuk mempertahankan fungsi ginjal yaitu memproduksi hasil
metabolisme , mempertahankan oksigen dan mengatur nutrisi tetap dalam keadaan normal.
Aliran darah juga perlu diregulasi mengapa demikian?. Jika tidak diregulasi mengikuti dengan
tekanan darah yang meningkat maka, urine yang ekskresikan akan meningkat sangat banyak.
Yang dimana pengingkatan tekanan arteri rerata sekitar 25 mlhg sudah cukup banyak
mengeskresikan urine karena untuk fungsi reabsorbsi hanya 99% dari fungsi filtrasi . untuk aliran
darah ginjal ini juga dipengaruhi oleh gradien tekanan arteri dan vena , berbanding terbalik
dengan lumen pembuluh darah .
Kesimpulan
Terdapat fungsi utama ginjal untuk mengekskresikan sisa metabolism, dan fungsi dari auto
regulasi adalah untuk mempertahankan LFG yang melibatkan kontrol simpatis dan control
hormonal dan juga melibatkan pengaturan internal dari ginjal ( respon miogenik dan umpan balik
tuluoglomelura), dan mekanisme regulasi aliran darah ginjal bersamaan dengan kontrol LFG ,
dan control darah ginjal bertujuan untuk mengatur LFG, secara otomatis kontrol LFG adalah
hasil dari kontrol regulasi dari aliran darah ginjal.

Anda mungkin juga menyukai