0 penilaian0% menganggap dokumen ini bermanfaat (0 suara)
9 tayangan14 halaman
Bab pertama mendiskusikan anatomi dan fisiologi ginjal serta saluran kemih. Ginjal memiliki fungsi vital dalam mengatur volume dan komposisi darah dengan mengekskresikan zat terlarut dan air secara selektif melalui filtrasi glomerulus diikuti reabsorpsi dan sekresi tubulus. Ginjal terdiri dari nefron sebagai unit kerja yang melakukan filtrasi, reabsorpsi, dan sekresi untuk menghasilkan urine.
Bab pertama mendiskusikan anatomi dan fisiologi ginjal serta saluran kemih. Ginjal memiliki fungsi vital dalam mengatur volume dan komposisi darah dengan mengekskresikan zat terlarut dan air secara selektif melalui filtrasi glomerulus diikuti reabsorpsi dan sekresi tubulus. Ginjal terdiri dari nefron sebagai unit kerja yang melakukan filtrasi, reabsorpsi, dan sekresi untuk menghasilkan urine.
Bab pertama mendiskusikan anatomi dan fisiologi ginjal serta saluran kemih. Ginjal memiliki fungsi vital dalam mengatur volume dan komposisi darah dengan mengekskresikan zat terlarut dan air secara selektif melalui filtrasi glomerulus diikuti reabsorpsi dan sekresi tubulus. Ginjal terdiri dari nefron sebagai unit kerja yang melakukan filtrasi, reabsorpsi, dan sekresi untuk menghasilkan urine.
1.2. Anatomi Ginjal 1.2.1. Makroskopik Ginjal 1.2.2. Mikroskopik Ginjal 1.3. Fisiologi Ginjal 1.3.1. Fungsi Ginjal 1.3.2. Ultrafiltrasi Glomerulus 1.3.3. Autoregulasi Aliran Plasma Ginjal dan Laju Filtrasi Glomerulus 1.3.4. Reabsorbsi dan Sekresi Tubulus 1.3.5. Reabsorbsi Isoosmotik dalam Tubulus Proksimal Bab II.
Diagnostik pada Penyakit Ginjal
2.1. Metode Biokimia
2.2. Metode Morfologik Bab III.
Gagal Ginjal Kronik
3.1. Perjalanan Klinis Gagal Ginjal Kronik
3.2. Patofisiologi Umum Gagal Ginjal Kronik 3.3. Penyebab Gagal Ginjal Kronik Bab IV.
Penyakit Ginjal Stadium Akhir dan Sindrom
Uremik
Bab V.
Pengobatan Gagal Ginjal Kronik
5.1. Penatalaksanaan Konservatif
5.2. Dialisis dan Transpaltasi Ginjal Bab VI.
Gagal Ginjal Akut
6.1. Penyebab Gagal Ginjal Akut
6.2. Patofisiologi Gagal Ginjal Akut 6.3. Perjalanan Klinis Gagal Ginjal Akut 6.4. Penanganan Penutup Daftar Pustaka
DAFTAR PUSTAKA
Wilson & Price: Patofisiologi konsep klinis proses-proses
penyakit, Jakarta, EGC,2005:912-1002
BAB I
Anatomi Ginjal Dan Saluran Kemih
Ginjal menjalankan fungsi yang vital sebagai pengatur
volume dan komposisi kimia darah (dan lingkungan dalam tubuh) dengan mengeksresikan zat terlarut dan air secara selektif. Apabila kedua ginjal karena sesuatu hal gagal menjalankan fungsinya, akan terjadi kematian dalam waktu 3 sampai 4 minggu. Fungsi vital ginjal dicapai dengan filtrasi plasma darah melalui glomerulus diikuti dengan reabsorbsi sejumlah zat terlarut dan air diekskresikan keluar tubuh dalam urine melalui system pengumpul urine. I.1. Saluran Kemih Saluran kemih terdiri dari ginjal yang terus-menerus menghasilkan urine, dan bebagai saluran dan reservoir yang dibutuhkan untuk membawa urine keluar tubuh. Ginjal merupakan organ berbentuk seperti kacang yang terletak dikedua sisi kolumna vertebralis. Ginjal kanan sedikit lebih rendah dibandingkan ginjal kirikarena tertekan ke bawah oleh hati. Kutub atasnya terletak setinggi iga kedua belas. Sedangkan kutub atas ginjal kiri terletak setinggi iga kesebelas. Kedua ureter merupakan saluran yang panjangnya sekitar 10 sampai 12 inci ( 25 hingga 30 cm), terbentang dari ginjal sampai vesika urinaria. Fungsi satu-satunya adalah menyalurkan urine ke vesika urinaria. Vesika urinaria adalah suatu kantong berotot yang dapat mengempis, terletak dibelakang simfisis pubus. Vesika urinaria mempunyai tiga muara : dua dari ureter yang satu menuju uretra. Dua fungsi vesika urinaria adalah : satu sebagai tempat penyimpanan urine sebelum meninggalakan tubuh dan dua berfungsi mendorong urine keluar tubuh (dibantu uretra) Uretra adalah saluran kecil yang dapat mengembang, berjalan dari vesika urinaria sampai keluar tubuh, panjang pada perempuan sekitar 1.5 inci
(4cm) dan pada laki-laki sekitar 20 inci (20cm). Muara
uretra keluar tubuh disebut meatus urinarius .
1.2. Anatomi Ginjal
Ginjal terletak dibagian belakang abdomen atas, dibelakang peritoneum didepan dua iga terakhir, dan 3 otot besar-transpersus abdominis, kuadratus lumborum , dan psoas mayor. Ginjal dipertahankan dalam posisi tersebut oleh bantalan lemak yang tebal. Kelenjar adrenal gterletak diatas kutub masing-masing ginjal. Ginjal terlindung dengan baik dari trauma langsung-disebelah prostilior dilindungi oleh iga dengan otot yang melindungi iga, sedangkan di anterior dilindungi oleh bantalan usus yang tebal. Bila ginjal mengalami cidera , maka hampir selalu terjadi akibat kekuatan yang mengenai iga kedua belas, yang berputar kedalam dan menjepit ginjal diantara iga itu sendiri dengan korpus vertebra lumbalis. 1.2.1 Makroskopik Ginjal Pada orang dewasa, panjang ginjal adalah sekitar 12-13 cm (4,7-5,1 inci), lebar 6 cm (2,4 inci), tebalnya 2,5 cm (1inci), dan beratnya sekitar 150 gram. Ukurannya tidak berbeda menurut bentuk dan ukuran tubuh. Perbedaan panjang dari kutub ke kutub kedua ginjal (dibandingkan dengan pasangannya) yang lebih dari 1.5 cm (0,6 inci) atau perubahan bentuk merupakan tanda yang penting karena sebagian besar manivestasi penyakiy ginjal adalah perubahan struktur. Permukaan anterior dan posterior kutub atas dan bawah serta tep lateral ginjal berbentuk cembung sedangkan tepi medialnya berbentuk cekung Karena adanya hilus . beberapa struktur yang masuk atau
keluar dari ginjal melalui hilus adalah arterial dan
venarenalis, saraf,pembuluh limfatik, dan ureter. Ginjal diliputi oleh suatu kapsula vibrosa tipis mengkilat, yang berikatan longgar dengan jaringan dibawahnya dan dapat dilepaskan dengan mudah dari permukaan ginjal. Potongan longitudinal ginjal memperlihatkan dua daerah yang berbeda-korteks dibagian luar dan medula bagian dalam. Medulla berbagi bagi menjadi baji segitiga yang disebut pyramid. Pyramid-piramid tersebut diselingi oleh bagian korteks yang disebut koluna bertini.
1.2.2. Mikroskopik Ginjal
Nefron Unit kerja fungsional ginjal disebut sebagai nefron. Dalam setiap ginjal terdapa satu juta nefron yang pada dasarnya mempunyai struktur dan fungsi yang sama. Setiap nefron terdiri dari kapsul bowman , yang mengitari rumbai kapiler glomerulus, tubulus conturtus proksimal,lengkung henle, dan tubulus cotutus distal, yang mengosongkan diri ke duktus pengumpul. Korpuskulus ginjal Korpukulus ginjal terdiri dari kapsula bowmen dan rumbai kapiler glomerulus. Glomerulus sering kali digunakan juga untuk menyatakan korpuskulus ginjal. Kapsula bowmen merupakan suatu infaginasi dari tubulus proksimal. Terdapat ruang yang mengandung urine antara rumbai kapiler dan kapsula bowmen, dan ruang yang mengandung urine ini dikenal dengan nama ruang bowmen atau ruang kapsular. Kapsula bowmen dilapisi oleh sel sel epitel. Sel epitel parietalis berbentuk gepeng dan berbentuk bagian luar dari kapsula , sel epitel viseralis jauh lebih besar dan membentuk bagian dalam kapsula dan juga
melapisi bagian luar dari rumbai kapiler. Sel viseralis
membentuk tonjolan tonjolan atau kaki-kaki yang dikenal sebagai kodosit, yang bersinggungan dengan membranabasalis pada jarak-jarak tertentu sehingga terdapat daerah-daerah yang bebas dari kontak anatar sel epitel. Daerah-daerah yang terdapat diantara kodosit biasanya disebut celah pori-pori, lebarnya sekitar 400 (satuan Angstrom) Se-sel endotel, membrane basalis,dan sel-sel epitel viseralis merupakan tiga lapisan yang membentuk membrane filtrasi glomerulus . filtrasi glomerulus memungkinkan ulrafiltrasi darah melalui pemisahan unsure-unsur darah dan molekul-molekul protein besar dari bagian plasma lainnya, dan mengalirkan bagian plasma tersebut sebagai urine primer kedalam ruang dari kapsula bowmen. Aparatus jukstaglomerulus Aparatus jukstaglomerulus (JGA) terdiri dari sekelompok sel khusus yang leaknya dekat dengan kuub vascular masing-masin g glomerulus yang berperan penting dalam mengatur pelepasan rennin dan mengontrol volume cairan ekstra seluler atau (ECF) dan tekanan darah. JGA terdiri dari 3 macam sel. Sau jugkstaglomerulus (JG) atau sel granular (yang memproduksi dan menyimpan rennin) pada dinding arterior aferen, yang keduan macula densa tubulus distal dan mesangial ekstra glomerular atau sel lacis. Macula densa adalah sekolompok sel epitel tubulus distal yang diwarnai dengan pewarnaan khusus. Sel ini bersebelahan dengan ruangan yang berisi sel acis dan sel JG yang menyekresi rennin. Duan mekanisme penting untum mengontrol sekresi rennin adalah sel JG dan macula densa.
1.3. Fisiologi Ginjal
Fungsi primer ginjal adalah mempertahankan volume
dan komposisi ECF dalam batas batas normal. Komposisi dan volume cairan ekstrasel ini dikontrol oleh filtrasi glomerulus, reabsorbsi, dan sekresi tubulus. 1.3.2 Ultrafiltrasi Glomerulus Pembentukan urine dimulai dengan proses filtrasi glomerulus plasma. Aliran darah ginjal (RBF) setara dengan sekitar 25 % curah jantung atau 1200 ml/menit. Bila hematokrit normal dianggap 45 %, maka aliran plasma ginjal (RPF) sama dengan 600ml/menit (0.55 x 1200 = 660 ). Sekitar seperlima dari plasma atau 125ml/menit dialrkan melalui glomerulus ke kapsula bowmen. Ini dikenal dengan istilah laju filtyrasi glomerulus (GFR) . proses filtrasi pada glomerulus, karena filtrate primer mempunyai komposisi sama seperti plasma kecuali tanpa protein. Sel sel darah dan molekul protein yang besar atau protein bermuatan negative (albumin) secara efektif tertahan oleh seleksi ukuran dan seleksi muatan yang merupakan cirri khas sawar membrane filtrasi glomelural, sedangkan molekul yang berukuran lebih kecil atau beban yang netral atau positif ( seperti air dan kristaloid) sudah langsung tersaring. Perhitungan menunjukkan bahwa 173 L cairan berhasil disaring melalui glomerulus dalam waktu sehari-suatu jumlah yang menakjubkan untuk organ yang berat totalnya hanya sekitar 10 ons. Saat filtrate mengalir melalui tubulus, ditambahkan atau diambil bebagai zat dari filtrate, sehingga akhirnya hanya sekitar 1,5 L/hari yang diekskresi sebagai urine. Tekanan-tekanan yang berperan dalam proses laju filtrasi glomerolus yang cepat imi seluruhn ya bersifat pasif, dan tidak dibutuhkan energy metabolic untuk proses filtrasi tersebut. Tekanan filtrasi berasal dari perbedaan tekanan yang terdapat antara kapiler glomerolus dan kapsula bouman. Tekanan hidrostatik darah dalam kapiler glomerolus mempermudah filtrasi dan kekuatan ini dilawan oleh tekanan hidrostatik
filtrate dalam kapsula bouman serta tekanan osmotic
darah. Tekanan onkotik dalam kapsula bouman pada hakikatnya adalah nol, karena filtrasi secara normal tidak ada protein. 1.3.3 Autoregulasi aliran plasma ginjal dan laju filtrasi glomerolus GFR tidak sepenuhnya nergantung pada kekuatan fisik yang bekerja dfi membrane glomerolus. Ginjal memiliki kemampuan untuk mempertahankan RPF dan GFR pada rtingkat yang relative konstan walaupun terdapat fluktuasi harian normal dalam tekanan darah system dan tekanan perfusi ginjal. Fenomena ini (bersifat intrinsik dalam ginjal) dinamakan autoregulasi. Tujuan mempertahankan GFR dalam kisaran yang sempit adalah untuk mencegah fluktuasi yang tidak sesuai bagi natrium dan ekskresi air. Autoregulasi ini efektif bila kisaran tekanan darah arteri sekitar 80 hingga 180mmHg. Namun dapat pula tidak efektif pada kisaran tersebut berada dalam keadaan patologis tertentu.
1.3.4 Reabsobsi dan sekresi tubulus
Tiga kelas zat yang di filtrasi dalam glomerulus: elekrtrolit, non-elektrolit, dan air. Beberapa elektrolit yang palingb penting adalah natrium (Na), kalium (K), kalsium (ca), magnesium(Mg), bikrbonat(HCO3), klorida(Cl), dan prosfat(HPO4). Non-elektrolit yang paling penting adalah glukosa, asam amino, dan metabolit yang merupakan produk ahir dari proses metabolisme protein: urea, asam urat, dan kreatini. Langkah kedua dalam pembentukan urine setelah filtrasi adalah reabsorpsi selektif zat-zat yang sudah di filtrasi. Sebagian besar zat yang di filtrasi di reabsorbsi melalui pori-pori kecil yang terdapat dalam tubulus hingga akhirnya zat-zat tersebut kembali lagi kedalam kapiler peritubulus yang menglilingi tubulus. Disamping
itu, beberapa zat di sekresi dari pembuluh darah
peritubulus sekitar kedalam tubulus. Proses reabsorpsi dan sekresi ini berlangsung melalui mekanisme transpor aktif dan pasif. Suatu mekanisme disebut aktif bila zat berpindah melawan perbedaan elektrokimia ( yaitu, melawan perbedaan potensial listrik, potensial kimia, atau keduanya ). Kerja langsung ditunjukan pada zat yang di reabsorpsi atau di sekresi oleh sel-sel tubulus tersebut, dan energy ini di keluarkan dalam bentuk adenosin trifosfat (ATP) (misalnya, 3Na/2K ATPase). Mekanisme transport disebut pasif bila zat yang di reabsorpsi atau di sekresi bergerak mengikuti perbedaan elektrokimia yang ada. Selama proses berpindah zat tersebut tidak dibutuhkan energy. Glukosa dan asam amino direabsorpsi seluruhnya disepanjang tubulus proksimal melalui transport aktif. Kalium dan asam urat hampir seluruhnya direbsorbsi secaraa vaktif dan keduanya disekresi kedalam tubulus distal. Sedikitnya dua pertiga jumlah natrium yang di filtrasi.
1.3.5. Reabsorbsi Isoosmotik dalam Tubulus Proksimal
Ketika pertama kali masuk kedalam tubulus proksimal, konsenrasi filtrat glomerulus sama dengan konsenrasi plasma, yaitu sebesar 285 mOsm. Oleh karena itu disebut isoosmotik. Disepanjang tubulus proksimal, sebanyak 60-80% filtrate direabsorbsi kedalam kapiler peritubulus kedalam kapiler peritubulus, reabsorbsi ini bersifat isoosmotik karena baik air maupun zat terlarut di reabsorbsi dalam proporsi yang sama seperti keadaannya dalam filtrate. Sehingga pada bagian akhir tubulus proksimal, konsentrasi filtrate masih etap 285 mOsm, dan filrat masih ersisa sekitar 20%. Meskipun aliran telah banyak berkurang (dari 125 menjadi 25
ml/menit) tetapi ekskresi urin yang langsung keluar dari
tubulus proksimal kira-kira 1500ml/jam. Pada kecepatan ekskresi demikian, kemaian akan imbul dalam beberapa jam akibat dehidrasi, karena kehilangan 12-14% dari berat tubuh dalam bentuk air adalah fatal, langkah berikunya dalam proses pembentukan urin adalah mengurangi volume filtrate yang besar sebelum dikeluarkan sebagai urin.
Bab VI
Gagal Ginjal Akut
6.1. Penyebab gagal ginjal akut
Gagal ginjal akut (acute renal failure), ARF merupakan suatu syndrome klinis yang ditandai dengan fungsi ginjal yang menurun secara cepat biasanya (dalam beberapa hari) yang menyebabkan azotemia yang berkembang cepat. Laju filtrasi glomerulus yang menurun dengan cepat menyebabkan kadar reatinin serum meningkatkan sebanyak 0,5 mg/dl/hari dan kadar nitrogen urea darah sebanyak 10mg/dl/hari dalam beberapa hari. ARF biasanya disertai oleh uliguria (keluaran urine -400ml/hari) Penyebab lazim gagal ginjal akut Azotemia prarenal (penurunan perfusi ginjal) 1. Deplesi volume cairan ekstrasel (ECF) absolute. a. Pendarahan : operasi besar, trauma paska partum b. Deuresis berlebihan c. Kehilangan cairan dari gastrointensinal yang berat : muntah, diare d. Kehilangan cairan dari ruang ketiga : luka bakar, peritonitis,pancreatitis 2. Penurunan volume sirkulasi arteri yang efektif a. Penurunan curah jantung : infak miokardium , disritmia, gagal jantung kongestif, tamponade jantung, emboli paru.
b. Vasodilatasi perifer, sepsis, anfilaksis, obat
anastesi, antihipertensi, nitrat. c. Hipoalbumenemia, sindrom nifrotik, gagal hati (sirosis) 3. Perubahan hemodinamik ginjal primer a. Menghambat sintesis prostaglandin: aspirin dan obat NSAID b. Vasodilatasi arterior eferen : penghambat enzim pengonfersi angiotensi, misalnya captropil c. Obat vasokonstriktor : obat alfa adrenergic misalnya norepinefrin angioten II d. Sindrom hepatorenal 4. Obstruksi vascular ginjal bilateral a. Tenosis arteri ginjal, emboli , thrombosis, b. Thrombosis renalisis bilateral
Azotemia paskarenal obstruksi saluran kemih
1. Obstruksi uretral : katub uretral, struktur uretral 2. Obstruksi aliran keluar kandung kemih : hipertrofi prostat, karsinoma 3. Obstruksi ureter bilateral (unilateral jika satu ginjal berfungsi) a. Intraureter : batu, bekuan darah b. Ekstraureter (kompresi: vibrosis retroperitoneal, neoplasma kandung kemih, prostat, serviks, ligasi bedah yang tidak disengaja atau cidera 4. Kandung kemih neurogemik Gagal ginjal akut intrinsik 1. Nekrosis tubular akut a. Paska iskemik. Shock, sepsis, bedah jantung terbuka, bedah aorta (semua penyebab azotemia prarenal berat) b. Nefrotoksik (1) Nefrotoksin eksogen (a) Antibiotic : aminiglikosida, amfotersin B (b) Media kontras teriodinasi ( terutama pada penderita diabetes)
(c) Logam berat : sisplatin, biklorida merkuri.
Arsen (d) Siklosporin : takrolimus (e) Pelarut : karbon tetraklorida, etilene glikol, methanol (2) Nefrotoksin endogen (a) Pigmen intratubular :haemoglobin;miglobin (b) Protein intratubular : myeloma multiple (c) Kristal intratubular : asam urat 2. Penyakit vascular atau glomerulus ginjal primer a. Glomerulonefritis progresif cepat atau pascatreptokokus akut b. Hipertensi maligna c. Serangan akut pada gagal ginjal kronis yang terkait-pembatasan garam atau air 3. Nefritis tubulointerstial akut a. Alergi : beta-laktam (penisilin,sefalosporin); sulfonamid b. Infeksi ( missal, pielonefritis akut)