Anda di halaman 1dari 36

BAB II

KAJIAN TEORITIS

A. Konsep Teoritis

1. Media Pembelajaran

Kata media berasal dari bahasa latin medius yang secara harfiah

berarti „tengah‟, „perantara‟, atau „pengantar‟. Dalam bahasa arab,

media adalah perantara atau pengantar pesan dari pengirim kepada

penerima pesan. Apabila media membawa pesan-pesan atau informasi

yang bertujuan instruktisional atau mengandung maksud-maksud

pengajaran maka media itu disebut media pembelajaran.16

Media pendidikan adalah suatu bagian integral dari proses

pendidikan disekolah karena itu menjadi suatu bidang yang harus

dikuasai oleh setiap guru profesional.17 Ciri-ciri umum yang terkandung

pada media pendidikan adalah:

a. Media pendidikan memiliki pengertian fisik yang dewasa ini dikenal

sebagai hardware (perangkat keras), yaitu sesuatu benda yang dapat

dilihat, didengar, atau diraba dengan pancaindera.

b. Media pendidikan memiliki pengertian nonfisik yang dikenal sebagai

software (perangkat lunak), yaitu kandungan pesan yang terdapat

dalam perangkat keras yang merupakan isi yang ingin disampaikan

kepada siswa.

16
Azhar Arsyad, Media Pembelajaran, Jakarta: Rajawali Pers, 2015, hlm. 3-4
17
Oemar Hamalik, Media Pendidikan. Bandung: PT. Citra Aditya Bakti, 1994, hlm. 1

11
12

c. Penekanan media pendidikan terdapat pada visua dan audio.

d. Media pendidikan memiliki pengertian alat bantu pada proses belajar

baik didalam maupun diluar kelas.

e. Media pendidikan digunakan dalam rangka komunikasi dan interaksi

guru dan siswa dalam proses pembelajaran.

f. Media pendidikan dapat digunakan secara massal (misalnya: radio,

televisi), kelompok besar dan kelompok kecil (misalnya film, slide,

video, OHP), atau perorangan (misalnya: modul, komputer, radio

tape/ kaset, video dokumenter).18

Dalam pembelajaran, media memegang peranan penting dalam

mencapai sebuah tujuan belajar. Hubungan komunikasi antara guru dan

peserta didik akan lebih baik dan efisien jika menggunakan media. Media

dalam proses belajar mengajar memiliki dua peranan penting, yaitu:

a. Media sebagai alat bantu mengajar atau disebut sebagai dependent

media karena posisi media disini sebagai alat bantu (efektifitas),

b. Media sebagai sumber belajar yang digunakan sendiri oleh peserta

didik secara mandiri atau disebut independent media. Independent

media dirancang secara sistematis agar dapat menyalurkan

informasi secara terarah untuk mencapai tujuan pembelajaran yang

ditentukan.

Media pembelajaran adalah alat atau bentuk stimulus yang

berfungsi untuk menyampaikan pesan pembelajaran. Bentuk-bentuk

18
Azhar Arsyad, Media Pembelajaran, Jakarta: Rajawali Pers, 2009, hlm. 6
13

stimulus bisa dipergunakan sebagai media diantaranya adalah hubungan

atau interaksi manusia, realia, gambar bergerak atau tidak, tulisan dan

suara yang direkam. Kelima bentuk stimulus ini akan membantu peserta

didik mempelajari bahasa asing. Namun demikian, tidaklah mudah

mendapatkan kelima bentuk itu dalam satu waktu atau tempat.

Teknologi komputer adalah sebuah penemuan yang memungkinkan

menghadirkan beberapa atau semua bentuk stimulus diatas hingga

pembelajaran akan lebih optimal. Namun demikian, masalah yang timbul

tidak semudah yang dibayangkan. Guru adalah orang yang mempunyai

kemampuan untuk merealisasikan kelima bentuk stimulus tersebut dalam

bentuk pembelajaran. Namun, kebanyakan guru tidak mempunyai

kemampuan untuk menghadirkan kelima stimulus itu dengan program

komputer. Jalan keluarnya adalah merealisasikan stimulus-stimulus itu

dalam program komputer dengan menggunakan piranti lunak yang

mudah dipelajari. Dengan demikian, para guru akan dengan mudah

merealisasikan ide-ide pembelajarannya.

Dalam proses belajar mengajar, hal utama yang harus diperhatikan

oleh seorang guru dalam penggunaan media adalah berkaitan dengan

analisis manfaat yang akan diperoleh yaitu:

a. Pembelajaran akan lebih menarik perhatian peserta didik sehingga

dapat menumbuhkan motivasi belajar.

b. Metode pembelajaran akan lebih bervariasi, tidak semata-mata

komunikasi verbal melalui penuturan kata-kata oleh guru, sehingga


14

peserta didik tidak bosan dan guru tidak kehabisam tenaga, apalagi

bila guru harus mengajar untuk setiap jam pelajaran.

c. Bahan pembelajaran akan lebih jelas maknanya sehingga dapat lebih

dipahami oleh para peserta didik dan memungkinkan peserta didik

menguasai tujuan pembelajaran lebih baik.

d. Peserta didik lebih banyak melakukan kegiatan belajar, sebab tidak

hanya mendengarkan uraian guru, tetapi juga aktivitas lain seperti

mengamati, melakukan, mendemonstrasikan, dan lain-lain.19

Selain itu, media pembelajaran dapat mengatasi berbagai

hambatan, antara lain: hambatan komunikasi, keterbatasan ruang kelas,

sikap siswa yang pasif, pengamatan siswa yang kurang seragam, sifat

objek belajar yang kurang khusus sehingga tidak memungkinkan

dipelajari tanpa media, tempat belajar yang terpencil dan sebagainya.20

Media pembelajaran yang mengikuti perkembangan IPTEK saat

ini adalah media pembelajaran berbantuan komputer. Media komputer

dimanfaatkan dalam pembelajaran karena memberikan keuntungan-

keuntungan yang tidak dimiliki oleh media pembelajaran lainnya.21

Komputer awalnya digunakan amat terbatas, hanya untuk

keperluan menghitung dalam kegiatan administrasi saja, tetapi

sekarang aplikasi komputer tidak lagi hanya digunakan sebagai

19
Rusman, Deni Kurniawan, dan Cepi Riyana, Pembelajaran Berbasis Teknologi Informasi
dan Komunikasi, Jakarta: Rajawali Pres, 2012, hlm. 60-62
20
Anjar Purba Asmara, “Pengembangan Media Pembelajaran Berbasis Audio Visual
Tentang Pembuatan Koloid,” Jurnal Ilmiah DIDAKTIKA 15(2): 156-178, 2015, hlm. 157
21
Syaad Padmanthara, “Pembelajaran Berbantuan Komputer (PBK) dan Manfaat
Sebagai Media Pembelajaran,” Jurnal Teknodik (1): 15-22, ISSN: 1693-8739, 2004, hlm. 15
15

sarana komputasi dan pengolahan kata (word processor) tetapi juga

sangat memungkinkan sebagai sarana belajar untuk keperluan

pembelajaran. Kecenderungan menggunakan media komputer dalam

bidang pendidikan sudah mulai tampak sekitar pada tahun 1970-an.22

Dewasa ini komputer memiliki fungsi yang berbeda-beda dalam

bidang pendidikan dan latihan. Komputer berperan sebagai manajer

dalam proses pembelajaran yang dikenal dengan nama Computer-

Managed Instruction (CMI). Ada pula peran komputer sebagai pembantu

tambahan dalam belajar; pemanfaatannya meliputi penyajian informasi

isi materi pelajaran, latihan, atau kedua-duanya.23

Prinsip pembelajaran berbasis komputer salah satunya adalah

berorientasi pada pembelajaran mandiri. Pembelajaran berbasis komputer

bersifat individual, sehingga menuntut pembelajaran secara mandiri.

Dalam pelaksanaan pembelajaran berbasis komputer dilakukan secara

mandiri, dimana guru hanya berperan sebagai fasilitator dan mediator,

semua pengalaman belajar dikemas dalam program pembelajaran

berbasis komputer dan siswa mengerjakannya secara mandiri

dilaboratorium komputer, atau bahkan dirumah sekalipun bila merasa

belum puas disekolah.24

22
Rusman, Belajar dan Pembelajaran Berbasis Komputer mengembangkan
Profesionalisme Abad 21, Bandung: Alfabeta, 2012, hlm. 127-128
23
Azhar Arsyad, Op.Cit, hlm. 93
24
Rusman, Op.Cit, hlm. 155
16

Jenis aplikasi komputer yang dapat dimanfaat sebagai media

pembelajaran adalah software.25 Aplikasi media berbasis komputer dalam

pembelajaran dapat digunakan sebagai media presentasi materi atau

bahan pengajaran. Media presentasi ini digunakan untuk menjelaskan

materi-materi yang sifatnya teoritis, yang digunakan dalam pembelajaran

klasikal. Media ini cukup efektif, sebab menggunakan proyektor

multimedia yang memiliki jangkauan pancar cukup besar. Apalagi,

ditunjang dengan penyampaian media itu sendiri yang dikemas dengan

sangat menarik, sehingga akan menggugah minat dan perhatian siswa

kepada materi yang diajarkan.

Kelebihan media presentasi ini adalah menggabungkan semua

unsur media seperti teks, video, animasi, image, grafik, dan sound

menjadi satu kesatuan penyajian, sehingga mengakomodasi sesuai

dengan modalitas belajar siswa. Program ini dapat mengakomodasi siswa

yang memiliki tipe visual, auditif, maupun kinestetik. Hal ini didukung

oleh teknologi perangkat keras yang berkembang cukup lama, yang telah

memberikan kontribusi yang sangat besar. Perangkat lunak paling

populer dan mutakhir adalah media yang dikembangkan oleh

Macromedia Inc.26

Ditinjau dari kesiapan pengadaannya, media dikelompokkan dalam

dua jenis, yaitu media jadi karena sudah merupakan komoditi

perdagangan dan terdapat dipasaran luas dalam keadaan siap pakai


25
Dina Indriana, Ragam Alat Bantu Media Pengajaran: Mengenal, Merancang, dan
Mempraktikannya, Yogyakarta: DIVA Press, 2011, hlm. 103
26
Ibid, hlm. 114-115
17

(media by utilization), dan media rancangan karena perlu dirancang dan

dipersiapkan secara khusus untuk maksud atau tujuan pembelajaran

tertentu (media by design).27

Dalam pembuatan media pembelajaran, dikenal dengan evaluasi

media pembelajaran. Evaluasi media pembelajaran adalah memberikan

suatu penilaian kepada media pembelajaran, apakah media itu telah

berjalan dengan lancar, efektif dan efisien, dan apakah tujuan yang

diinginkan tercapai dengan baik. Tujuan evaluasi media pembelajaran

yaitu:

a. Menentukan apakah media itu efektif.

b. Menentukan apakah media pembelajaran itu dapat diperbaiki atau

ditingkatkan.

c. Menentukan apakah media pembelajaran itu cost-efective dilihat dari

hasil belajar siswa.

d. Memilih media pembelajaran yang sesuai untuk dipergunakan dalam

proses belajar dikelas.

e. Menentukan apakah isi pelajaran sudah tepat disajikan dengan media

itu.

f. Menilai kemampuan guru dalam menggunakan media pembelajaran.

g. Mengetahui apakah media pembelajaran itu benar-benar memberi

sumbangan terhadap hasil belajar seperti yang ditanyakan.

h. Mengetahui sikap siswa terhadap media pembelajaran.

27
Arief S.Sadiman, dkk, Media Pendidikan: Pengertian, Pengembangan, dan
Pemanfaatannya. Jakarta: Rajawali Pers, 2014, hlm. 83
18

Evaluasi dapat dilakukan dengan berbagai cara, seperti diskusi

kelas dan kelompok interview perorangan, observasi mengenai perilaku

siswa, dan evaluasi media pembelajaran yang telah tersedia.

Walker & Hess memberikan kriteria dalam mereview perangkat

lunak media pembelajaran yang berdasarkan kepada kualitas, yaitu:

a. Kualitas Isi dan Tujuan

1) Ketepatan

2) Kepentingan

3) Kelengkapan

4) Keseimbangan

5) Minat/perhatian

6) Keadilan

7) Sesuai dengan situasi siswa

b. Kualitas Instruksional

1) Memberi kesempatan belajar

2) Memberi bantuan untuk belajar

3) Kualitas memotivasi

4) Fleksibelitas instruksionalnya

5) Kualitas sosial interaksi instruksionalnya

6) Kualitas tes dan penilaiannya

7) Dapat memberi dampak bagi siswa

8) Dapat memberi dampak bagi guru dan pembelajaran


19

c. Kualitas
Teknis

1) Keterbacaan

2) Mudah digunakan

3) Kualitas tampilan/tayangan

4) Kualitas penanggung jawaban

5) Kualitas pengelolahan programnya

6) Kualitas pendokumentasiannya.28

Prosedur atau tahapan-tahapan terhadap evaluasi media

pembelajaran terdiri dari beberapa langkah yaitu:

a. Evaluasi Satu Lawan Satu

Evaluasi media tahap satu lawan satu atau yang disebut dengan

istilah one to one evaluation, dilaksanakan dengan memilih dua

orang atau lebih siswa yang dapat mewakili populasi target dari

media yang dibuat.29

Jumlah dua orang untuk kegiatan ini adalah jumlah minimal.

Uji coba ini dapat juga dilakukan kepada ahli bidang studi (content

expert). Guru seringkali memberikan umpan balik yang bermanfaat.

Atas dasar data atau informasi dari kegiatan-kegiatan tersebut diatas

akhirnya revisi dilakukan sebelum media dicobakan ke kelompok

kecil.30

28
Nurhasnawati, Media Pembelajaran: Teori dan Aplikasi Pengembangan, Pekanbaru:
Yayasan Pusaka Riau, 2011, hlm. 184-186
29
Rudi Susilana dan Cepi Riyana, Media Pembalajaran: Hakikat, Pengembangan,
Pemanfaatan, dan Penilaian, Bandung: CV Wacana Prima, 2007, hlm. 219
30
Ibid, hlm. 220
20

b. Evaluasi Kelompok Kecil

Pada tahap ini media perlu dicobakan kepada 10-20 orang

siswa yang dapat mewakili populasi target. Jika media dibuat untuk

siswa kelas I SMP maka pilihlah 10-20 orang siswa dari kelas I

SMP. Mengapa jumlahnya tersebut? Sebab kalau kurang dari 10,

data yang diperoleh kurang dapat mewakili populasi target.

Sebaliknya bila lebih dari 20 data atau informasi yang diperoleh

melebihi yang diperlukan akan kurang bermanfaat untuk dianalisis

dalam evaluasi kelompok kecil.31

c. Evaluasi Lapangan

Evaluasi lapangan atau field evaluation adalah tahap akhir dari

evaluasi formatif. Pada tahap ini diusahakan memperoleh situasi

yang semirip mungkin dengan situasi sebenarnya. Setelah melalui

dua tahap evaluasi di atas tentulah media yang dibuat sebenarnya

sudah mendekati kesempurnaannya. Namun lewat evaluasi lapangan

ini kebolehan media yang dibuat itu diuji. Siswa yang dipilih adalah

sekitar 30 orang siswa dengan berbagai karakteristik (tingkat

kepandaian, kelas, latar belakang, jenis kelamin, usia, kemajuan

belajar dan sebagainya) sesuai dengan karakteristik populasi saran.32

31
Ibid.
32
Ibid, hlm. 221
21

2. Adobe Flash Professional Creative Suite (CS) 6

Sejak diakui oleh perusahaan raksasa Adobe, maka software

multimedia Macromedia Flash berubah nama menjadi Adobe Flash.

Akuisisi ini pun bisa jadi merupakan pertanda bahwa prospek pembuatan

animasi menggunakan Flash akan semakin berkembang.

Flash sudah dipakai luas sejak puluhan tahun yang lalu. Sebagian

kalangan menggunakannya untuk membuat animasi untuk halaman

website, profil perusahaan, cd interaktif, game dan lain-lain. Sekarang

mulai berkembang penggunaan flash untuk pembuatan game di mobile

device seperti hand phone, PDA, dll.

Setiap software memiliki kelebihan dan kekurangan. Adobe

Photoshop memiliki fitur untuk menggambar yang luar biasa, tetapi tidak

bisa menganimasikan. Adobe After Effect memiliki kemampuan

animasi yang luar biasa, tapi tidak untuk menggambar objek. Objek-

objek yang digunakan dalam Adobe After Effect adalah import dari

output software lain. Software 3D Studio Max jauh lebih dahsyat, bisa

menggambar objek 3 dimensi dan menganimasikannya. Namun, perlu

tenaga ekstra untuk mempelajarinya karena saking banyak fiturnya. Nah,

Flash sepertinya berada pada posisi moderat diantara software-software

terkenal tersebut. Selain memiliki kemampuan untuk menggambar, Flash

juga bisa sekaligus menganimasikannya. Memang efek-efek gambarnya


22

tidak secanggih dan seberagam Adobe Photoshop, tapi sudah cukup

untuk menggambar objek agar terlihat cantik dan artistik.33

Adobe Flash merupakan program animasi berbasis vektor, yang

telah banyak digunakan oleh para animator untuk membuat berbagai

animasi. Adobe flash memiliki kemampuan untuk membuat animasi

mulai dari yang sederhana hingga kompleks. Adobe flash dapat

menggabungkan gambar, suara, dan video kedalam animasi yang dibuat.

Berkas yang dihasilkan dari perangkat lunak ini mempunyai file

extesion

.fla. file ini kemudian dapat dipublikasikan sehingga dihasilkan file .swf.

file .swf inilah yang menjadi file final berisi animasi. 34

Adobe Flash dapat digunakan untuk membuat media pembelajaran

interaktif secara efektif dan efisien serta mudah diakses oleh siswa,

sebab dunia pendidikan dituntut untuk selalu berkembang secara cepat

mengikuti perkembangan ilmu dan teknologi. Dengan menggunakan

software Adobe Flash dapat dibuat media pembelajaran berbasis

multimedia. Kemampuan program Adobe Flash dalam membuat

presentasi multimedia mendukung pembuatan animasi secara langsung

dengan penyisipan sound dan gambar. Adobe Flash merupakan software

yang simpel dan mudah dalam pengoperasian. Kelebihan kemudahan

pengoperasian dalam penggunaan media pembelajaran berbasis Adobe

33
Hidayatullah, P., M.A. Akbar, dan Z. Rahim, Animasi Pendidikan Menggunakan
Flash Membuat Presentasi Visualisasi Materi Pelajaran Lebih Menarik. Bandung: Informatika,
2011, hlm. 18
34
Hasrul, “Desain Media Pembelajaran Animasi Berbasis Adobe Flash CS3 pada Mata
Kuliah Instalasi Listrik 2,” Jurnal Medtek 3(2), 2011, hlm. 5
23

Flash yaitu dengan penggunan fungsi tombol-tombol interaktif yang

memudahkan kegiatan belajar mengajar sesuai yang diinginkan.35

3. Unsur Transisi Periode Keempat

Unsur-unsur transisi terdapat diantara unsur-unsur golongan alkali

tanah dan unsur golongan boron. Unsur-unsur ini disebut juga logam-

logam transisi. Masih ada perbedaan pendapat diantara para ahli kimia

untuk menentukan secara tegas unsur-unsur manakah yang termasuk

dalam kelompok unsur-unsur transisi.

Mudahnya, unsur-unsur transisi adalah unsur-unsur blok d didalam

sistem periodik. Skandium dan seng mempunyai sifat yang agak berbeda

dari unsur-unsur transisi deret pertama lainnya dari Ti sampai dengan Cu.

Skandium dan seng masing-masing mempunyai hanya satu macam

bilangan oksidasi yaitu +3 dan +2 sedangkan unsur-unsur lainnya

mempunyai bilangan oksidasi lebih dari satu macam.36

Unsur transisi periode keempat terdiri dari Skandium (Sc),

Titanium (Ti), Vanadium (V), Kromium (Cr), Mangan (Mn), Besi (Fe),

Kobalt (Co), Nikel (Ni), Tembaga (Cu), Seng (Zn).37

a. Kelimpahan Unsur

Besi (Fe) merupakan unsur yang paling melimpah diantara

unsur transisi periode keempat lainnya. Besi merupakan unsur yang

menyusun kerak bumi sekitar (4,7%). Kemudian terdapat sekitar 11

35
Agustin Dwi Cahya Merdekawati, Sulistyo Saputro, dan Sugiharto, Op.Cit, hlm. 97
36
Hiskia Ahmad, Kimia Unsur dan Radiokimia, Bandung: PPT. Citra Aditya Bakti, 1992,
hlm. 130
37
Unggul Sudarmo, Loc.Cit.
24

unsur yang disebut unsur jarang (0,1 – 0,02%), yang diantara 11

unsur tersebut 4 unsur yang merupakan unsur transisi periode

keempat yaitu vanadium, kromium, mangan, dan nikel. Sementara

untuk unsur scandium, titanium, kobalt, tembaga, dan zink adalah

unsur yang sangat jarang ditemukan dialam, ditemukan bergabung

dengan unsur lainnya dalam bentuk mineral.38

b. Sifat Fisika dan Kimia

Adanya susunan elektron yang khas pada subkulit 3d dan 4s

menyebabkan unsur transisi periode keempat mempunyai sifat yang

khas, yang berbeda dengan sifat keperiodikan pada logam-logam

golongan utama (A).39 Unsur transisi mempunyai sifat-sifat khas

yang membedakannya dari unsur golongan utama, antara lain:

1. Bersifat logam. Semua unsur transisi tergolong logam dengan

titik leleh dan titik didih yang relatif tinggi.

2. Bersifat paramagnetik (sedikit tertarik kedalam medan magnet).

3. Membentuk senyawa berwarna.

4. Mempunyai beberapa tingkat oksidasi.

5. Membentuk berbagai macam ion kompleks.

6. Berdaya katalitik. Banyak unsur transisi atau senyawanya yang

berfungsi sebagai katalisator.40

38
Ibid, hlm. 68
39
Ibid, hlm. 162
40
Michael Purba, Kimia Untuk SMA Kelas XII Semester 1, Jakarta: Penerbit Erlangga,
2006, hlm. 139
25

Kecuali unsur Cr dan Cu, semua unsur transisi periode

keempat mempunyai susunan elektron pada kulit terluar 4s2,

sedangkan pada Cr dan Cu adalah 4s1. Pada atom Cr dan atom Cu,

untuk mencapai keadaan yang lebih stabil, sebuah elektron pada

orbital 4s berpindah ke orbital 3d. Konfigurasi elektron unsur transisi

periode keempat dapat dilihat pada tabel berikut ini.

Tabel II.1. Konfigurasi Elektron Unsur Transisi Periode Keempat41


Unsur Nomor Konfigurasi Unsur Nomor Konfigurasi
Atom Elektron Atom Elektron

Sc 21 [Ar] 4s2 3d1 Fe 26 [Ar] 4s2 3d6


Ti 22 [Ar] 4s2 3d2 Co 27 [Ar] 4s2 3d7
V 23 [Ar] 4s2 3d3 Ni 28 [Ar] 4s2 3d8
Cr 24 [Ar] 4s1 3d5 Cu 29 [Ar] 4s1 3d10
Mn 25 [Ar] 4s2 3d5 Zn 30 [Ar] 4s2 3d10

Sifat logam dari unsur transisi lebih kuat jika dibandingkan

dengan sifat logam dari golongan utama. Hal ini disebabkan pada

unsur transisi terdapat lebih banyak elektron bebas dalam orbital d

yang tidak berpasangan. Semakin banyak elektron bebas dalam suatu

atom logam, memungkinkan ikatan antar atom semakin kuat

sehingga sifat logam dari unsur ini juga semakin kuat. Pengaruh

nyata dari kekuatan ikatan antar atom pada logam transisi tercermin

dari sifat kekerasan tinggi, kerapatan tinggi, titik didih dan titik leleh

yang juga tinggi, serta sifat hantaran listrik yang lebih baik.42

41
Unggul Sudarmo, Op.Cit, hlm. 163-165
42
Yayan Sunarya dan Agus Setiabudi, Mudah dan Aktif Belajar Kimia Untuk Kelas XII,
Bandung: Setia Purna Inves, 2007, hlm. 104
26

Umumnya unsur transisi dapat membentuk senyawa dengan

berbagai warna. Warna yang terjadi pada senyawa unsur transisi

berhubungan dengan bilangan oksidasinya. Terjadinya variasi warna

unsur transisi disebabkan orbital 3d dapat terpisah (tereksitasi).43

Tabel II.2. Hubungan antara bilangan oksidasi dan warna ion dari
unsur-unsur transisi periode keempat44
Unsur Contoh Bilangan Oksidasi
Ion +2 +3 +4 +5 +6 +7
Sc Tak
berwar
na b
Ti Ungu
Ungu
Ti 4+ Tak
berwarna
V V2+ Ungu
V3+ Hijau
VO2+ Biru Merah
Cr Cr2+ Biru
Cr3+ Hijau
CrO42- Kuning
Cr2O72- Jingga
Mn Mn 2+ Merah Hijau
muda kuning
Mn3+ Merah
gelap
Mn+4 Cokelat
ungu
MnO4- Ungu
Fe Fe 2+ Hijau
muda
Fe3+ Jingga
Co Co2+ Merah
muda
Co3+ Biru
Ni Ni2+ Hijau
Ni3+ Merah
Cu Biru
Cu2+
Zn Zn2+ Tak
berwarna

43
Unggul Sudarmo, Op.Cit, hlm. 166
44
Pangoloan Soleman Ritonga, Kimia Anorganik 2: Unsur Transisi dan Senyawa
Koordinasi, Pekanbaru: Kreasi Edukasi, 2015, hlm. 9
27

Selanjutnya, unsur transisi memiliki sifat kemagnetan. Sifat

kemagnetan dibedakan menjadi dua, yaitu sifat paramagnetik dan

diamagnetik. Sifat paramagnetik terjadi bila didalam atom unsur

tersebut terdapat elektron yang belum berpasangan. Unsur-unsur

transisi selain Zn akan bersifat paramagnetik, sebab pada orbital d

terdapat elektron yang belum berpasangan.45

Kemudian, unsur transisi juga dapat membentuk ion kompleks

yang nantinya akan membentuk senyawa kompleks jika berikatan

dengan kation atau anion lainnya. Senyawa koordinasi umumnya

terdiri atas ion kompleks dan ion lawan. Kebanyakan, logam dalam

senyawa koordinasi adalah logam transisi.

Molekul atau ion yang mengelilingi logam dalam ion

kompleks dinamakan ligan. Interaksi antara atom logam dan ligan-

ligan dapat dibayangkan bagaikan reaksi asam-basa lewis.

Sebagaimana yang diketahui bahwa basa Lewis ialah zat yang

mampu memberikan satu atau lebih pasangan elektron. Setiap ligan

setidaknya memiliki satu pasang elektron valensi bebas. Jadi, ligan

berperan sebagai basa lewis. Sebaliknya, atom logam transisi

bertindak sebagai asam lewis, yaitu menerima pasangan elektron dari

basa lewis.46

Ligan terikat langsung dengan atom pusat. Gabungan ion

logam pusat dengan ligan-ligan nya dinamakan ion kompleks, dan


45
Unggul Sudarmo, Op.Cit, hlm. 167
46
Raymond Chang, Kimia Dasar: Konsep-konsep Inti Jilid 2, Jakarta: Erlangga, 2005, hlm.
238-239
28

senyawa netral yang mengandung ion kompleks dinamakan senyawa

koordinasi. Beberapa istilah ini dapat diilustrasikan sebagai berikut:47

Tanda kurung siku digunakan dalam rumus kimia kompleks-

Ligan Bilangan Koordinasi

koordinasi untuk mengelompokkan lambang-lambang dari atom

pusat beserta ligan terkoordinasinya. Dalam rumus [Pt(NH 3)6]Cl4,

bagian didalam kurung siku menyatakan kompleks koordinasi

bermuatan positif dimana Pt mengkoordinasi enam ligan NH3. Tanda

kurung siku menekankan bahwa kompleks adalah satuan kimia

tersendiri dengan sifat sendirinya. Didalam tanda kurung siku,

lambang atom pusat ditulis lebih dulu. Muatan listrik pada sebuah

kompleks koordinasi ialah jumlah bilangan oksidasi ion logam dan

muatan ligan-ligan yang mengelilinginya.48

Tatanama merupakan hal penting dalam kimia koordinasi

karena eksistensi isomer. Tatanama Anorganik direkomendasikan

47
Ralph H. Petrucci, Kimia Dasar Prinsip dan Terapan Modern, Jakarta: Erlangga, 1985,
hlm. 347-348
48
David W. Oxtoby, dkk, Kimia Modern, Jakarta: Erlangga, 2003, hlm. 138-139
29

Internasional Union of Pure and Applied Chemistry (IUPAC), pada

tahun 1970. Garis besar aturan tersebut sebagai berikut:

1) Dalam menuliskan rumus, kation ditulis didepan anion,

contohnya: Ni(CN)42+

2) Dalam menuliskan nama, nama ligan disebut lebih dulu:

Co(NH3)63+ ion heksa amina kobalt (III)

3) Nama ligan anion diberi akhiran o

a) Akhiran ida diganti dengan o

Anion Ligan Anion Ligan

Klorida Cl- Kloro Sianida CN- Siano

Bromida Br- Bromo Oksida O2- Okso

b) Akhiran at diganti dengan ito atau ato

Anion Ligan Anion Ligan

Karbonat CO32- Karbonato Tiosianat SCN- Tiosianato

Tiosulfat S2O3 2- Tiosulfato Nitrat NO3- Nitrato

4) Nama ligan yang berbentuk molekul netral diberi nama sesuai

nama molekulnya.

Contoh : H2O Aqua

NH3 Amina

5) Jumlah ligan diberi awalan:

2 = di 3 = tri 4 = Tetra 5 = Penta 6 = Heksa


30

6) Anion Ion logam diberi akhiran at

Unsur Anion Unsur Anion

Aluminium Aluminat Zink Zinkat

Kromium Kromat Nikel Nikelat

Mangan Manganat Platina Platinat

Kobalt Kobaltrat

Catatan: Aturan ini hanya berlaku bila kompleks bermuatan

negatif. Jika kompleks bermuatan positif atau netral,

maka kation diberi sesuai nama logamnya

7) Bilangan oksidasi logam dalam senyawa koordinasi dinyatakan

dengan romawi didalam tanda kurang, contoh:

Co(H2O)63+ ion heksaaquakobalt (III)

CoCl63- ion heksaklorokobalt (III)

Ni(CN)42- ion tetrasianonikelat (II)49

8) Jika lebih dari satu jenis ligan yang ada dalam, maka penamaan

ligan bedasarkan urutan alphabet tanpa memperhatikan jumlah

masing-masing. Misalnya, NH3 (ammin) karena dimulai huruf „a‟

maka akan disebutkan sebelum Cl- (kloro).

Beberapa catatan tambahan:

1) Beberapa logam dalam anion memiliki nama khusus:

Cu= Kuprat Au= Aurat Ag =Argentat

Fe= Ferrat Pb= Plumbat Sn= Stannat

49
Syukri S, Kimia Dasar 3, Bandung: Penerbit ITB, 1999, hlm. 618-620
31

2) Penggunaan tanda kurung kurawal atau menyertakan tanda.

Kurung kurawal (segiempat) digunakan untuk menyertai ion

kompleks atau jenis koordinasi netral.

Contoh:50

[Co(NH3)3(NO2)3]

K2[CoCl4]

Kemudian, salah satu sifat penting lainnya dari unsur transisi

dan senyawanya, yaitu kemampuannya untuk dapat menjadi katalis

reaks-reaksi dalam industri. Kemampuan unsur transisi mengkatalis

suatu reaksi diperkirakan karena unsur transisi mempunyai beberapa

bilangan oksidasi. Sebagai contoh, pada pembuatan asam sulfat

dengan proses kontak digunakan katalis V2O5. Pada peristiwa katalis

reaksi tersebut, vanadium mula-mula mengalami reduksi dari V5+

menjadi V4+.51

2V5+ + O2- + SO2 → 2V4+ + SO3

c. Ekstraksi Kromium, Besi, dan Tembaga

1) Kromium (Cr)

Kromium adalah logam yang sangat mengkilap, keras dan

tahan karat. Pelapisan kromium untuk logam lain dilakukan

dengan cara elektrolisis, yaitu dengan electroplating. Untuk

tujuan itu, digunakan larutan senyawa kromium dengan tingkat

oksidasi +6. Dalam prosesnya, kromium dalam senyawanya

50
Retno Dwi Suyanti, Kimia Koordinasi, Yogyakarta: Graha Ilmu, 2008, hlm. 4
51
Unggul Sudarmo, Op.Cit, hlm. 164-165
32

mula-mula direduksi menjadi Cr3+ baru kemudian menjadi

kromium. Akan tetapi, jika larutan yang digunakan adalah Cr3+,

ternyata pelapisan tidak terjadi. Hal itu disebabkan ion Cr 3+

dalam air terikat sebagai ion kompleks yang stabil, yaitu

[Cr(H2O)6]3+. Ion kompleks ini tidak mudah direduksi. Jika yang

digunakan adalah Cr6+, maka ion Cr3+ terbentuk dalam suatu

lapisan dipermukaan logam dan tidak lagi bereaksi dengan air,

melainkan langsung direduksi menjadi unsur kromium (Cr).52

2) Besi (Fe)

Karena potensial reduksi besi tidak terlalu negatif, besi

dapat direduksi dengan menggunakan karbon. Peleburan

(reduksi) besi dilakukan dalam suatu tungku yang disebut tanur

tiup (blast furnace). Tanur tiup berbentuk silinder raksasa

dengan tinggi 30 m dan diameter bagian tengah sekitar 8 m.

Bijih besi, kokas (karbon) dan batu kapur (CaCO3)

diumpankan dari puncak tanur, sementara dari bagian bawah

ditiupkan udara panas. Kokas berfungsi sebagai reduktor,

sedangkan batu kapur berfungsi sebagai fluks, yaitu bahan yang

akan bereaksi dengan pengotor dalam bijih besi dan memisahkan

pengotor itu dalam bentuk cairan kental yang disebut terak

(slag).

52
Michael Purba, Op.Cit, hlm. 171
33

Besi yang dihasilkan dari tanur tiup disebut besi gubal

(pig iron) atau besi kasar, mengandung kira-kira 95% besi, 3-4%

karbon, dan sisanya pengotor lain seperti Mn, Si, P, dan S. Besi

gubal bersifat keras tetapi rapuh. Pada umumnya, sebagian besar


53
besi gubal langsung diproses untuk membuat baja. Agar dapat

dimanfaatkan, besi gubal masih perlu diolah lagi untuk

menurunkan kadar karbon. Besi dengan kadar karbon kurang dari

1% disebut dengan besi lunak. Besi lunak mempunyai sifat ulet

dan relatif lebih lunak daripada besi gubal, serta mudah bengkok

sehingga kurang baik untuk konstruksi.

3) Tembaga (Cu)

Tembaga diperoleh dari bijih kalkopirit CuFeS2. Meskipun

tembaga ada yang terdapat dialam, tetapi jumlahnya sangat

sedikit. Proses pemisahan tembaga dari kalkopirit berlangsung

sebagai berikut:

a) Pengapungan (Floating)

Pada proses ini bijih tembaga dipekatkan dengan

menambahkan detergen dan NaOH. Dengan proses ini zat-zat

pengotor (biasanya Al) akan larut dan mengapung.

b) Pemanggangan (Roasting)

Pada proses ini, kalkopirit bereaksi dengan oksigen.

4CuFeS2(s) + 9O2(g) → 2Cu2S(s) + 2Fe2O3(s) + 6SO2(g)

53
Ibid, hlm. 167-168
34

Dengan menambahkan SiO2 maka besi akan terpisah sebagai

ampas (kerak).

Fe2O3(s) + 3SiO2(s) → Fe2(SiO2)3(s)

Pada proses pemanasan selanjutnya Cu2S akan teroksidasi.

Cu2S(s) + 3O2(g) → 2Cu2O(s) + 2SO2(g)

c) Reduksi

Proses reduksi terjadi antara Cu2O dengan Cu2S yang masih

ada dalam proses sebelumnya.

2Cu2O(s) + Cu2S(s) → 6Cu(s) + SO2(g)

Cu yang diperoleh dengan proses ini mempunyai kemurnian

mendekati 99%.

d) Pemurnian

Proses pemurnian dilakukan dengan cara elektrolisis larutan

CuSO4 dengan anode yang terbuat dari Cu kotor dan katode

dari Cu murni. Reaksi yang terjadi sebagai berikut.54

Di anode : Cu(s)kotor → Cu2+(aq) + 2e

Di katode : Cu2+(aq) + 2e → Cu(s)bersih

d. Kegunaan Unsur Transisi

Beberapa kegunaan unsur transisi antara lain:

1) Skandium (Sc)

Skandium adalah unsur yang jarang terdapat dialam.

Walaupun ada, umumnya terdapat dalam bentuk senyawa

54
Unggul Sudarmo, Op.Cit, hlm. 172-173
35

dengan biloks +3, misalnya ScCl3. Sifat senyawa skandium

semuanya mirip, tidak berwarna dan bersifat diamagnetik.

Logam skandium dibat melalui elektrolisis lelehan ScCl 3. Dalam

jumlah kecil, scandium digunakan sebagai filamen lampu yang

memiliki intensitas tinggi.55

2) Titanium (Ti)

Titanium banyak digunakan dalam industri dan kontruksi,

karena mempunyai sifat fisik a) Rapatannya rendah (logam

ringan); b) Kekuatan strukturnya tinggi; c) Tahan panas; d)

Tahan terhadap korosi. Ti digunakan sebagai badan pesawat

terbang dan pesawat supersonik, karena pada temperatur tinggi

tidak mengalami perubahan kekuatan. Ti digunakan sebagai

bahan katalis dalam industri polimer polietlen. Ti digunakan

sebagai pikmen putih, bahan pemutih kertas, kaca, keramik, dan

kosmetik.

Senyawa titanium yang terkenal adalah titanium

tetraklorida (TiCl4) dan titanium dioksida (TiO2). TiCl4

digunakan sebagai bahan dalam pembuatan katalis dan bahan

pembuat Ti lainnya. Sementara TiO2 digunakan sebagai

perhiasan karena lebih lunak dari intan. Dalam industri

digunakan sebagai pigmen pemutih, bahan pemutih kertas, kaca,

keramik, dan kosmetik.

55
Yayan Sunarya dan Agus Setiabudi, Op.Cit, hlm. 112
36

3) Vanadium (V)

Vanadium banyak digunakan dalam industri-industri

seperti: membuat peralatan yang membutuhkan kekuatan dan

kelenturan yang tinggi seperti per mobil dan alat mesin

berkecepatan tinggi. Untuk membuat logam campuran. Oksidasi

vanadium (V2O5) digunakan sebagai katalis pada pembuatan

asam sulfat dengan proses kontak.

4) Kromium (Cr)

Logam kromium dan senyawanya banyak digunakan

dalam bidang industri. Logam kromium dapat dicampur dengan

besi kasar membentuk baja yang sifatnya keras dan

permukaannya tetap mengkilap. Selain itu, senyawa krom

seperti ferrokrom dapat juga dicampur dengan besi kasar

membentuk baja yang sifatnya tahan karat. Kromium dalam baja

dapat menambah kekerasan, memperbesar gaya tegang, tahan

korosi, dan tahan aus.

5) Mangan (Mn)

Mangan digunakan dalam produksi baja, dan untuk

keperluan ini biasa digunakan logam campuran besi-mangan,

yaitu ferromangan. Mangan dapat meningkatkan kekerasan baja.

Logam mangan aplikasinya yang terus berkembang terutama

sebagai material sel katodik pada baterai isi ulang. Senyawa


37

permanganat adalah oksidator yang kuat dan digunakan dalam

analisis kuantitaif dan dalam pengobatan.

6) Besi (Fe)

Digunakan sebagai campuran untuk membuat paduan

logam, misalnya untuk membuat baja, besi tempa, besi tulang,

yang banyak digunakan sebagai bahan bangunan, peralatan

logam, rangka kendaraan. Digunakan untuk membuat lembaran

logam seperti lembaran logam berlapis seng. Besi murni

digunakan untuk bahan elektromagnet. Senyawa-senyawa besi

digunakan dalam bidang kedokteran, untuk pengobatan anemia,

dan sebagai tonik.

7) Kobalt (Co)

Kobalt-60 digunakan dalam industri dan terapi

radioisotop. Digunakan sebagai campuran paduan logam yang

banyak dimanfaatkan dalam industri dan turbin gas pada mesin

pesawat terbang. Baja-kobalt digunakan untuk membuat magnet

permanen.

8) Nikel (Ni)

Nikel banyak digunakan dalam pembentukan logam

campuran (alloy), terutama baja tidak berkarat (stainless steel)

sekitar 70%. Sisanya digunakan untuk berbagai penggunaan

industri seperti baterai, baja campuran rendah, campuran

berbasis logam nikel, campuran berbasis tembaga,


38

elektroplating, elektronika, aplikasi industri pesawat terbang,

dan katalis.

9) Tembaga (Cu)

Digunakan untuk membuat alat-alat listrik dan salah

satunya adalah kabel. Digunakan sebagai campuran logam

lainnya. Senyawa CuSO4 digunakan untuk menguji kemurnian

alkohol dan sebagai campuran pereaksi fehling A (CuSO4) dan

fehling B (Larutan garam K-Na-Tartrat dan NaOH) yang

berguna untuk menguji senyawa hidrokarbon yang mengandung

gugus aldehid.

10) Seng (Zn)

Zink merupakan mineral penting yang ikut membentuk

lebih dari 300 enzim dan protein. Logam seng dipakai untuk

melindungi besi atau baja, seperti atap seng, yaitu plat besi yang

dilapisi dengan seng. Pelapisan itu disebut galvanizing.

Campuran seng dengan besi disebut kuningan. Campuran seng,

tembaga, dan timah disebut perunggu. Seng juga digunakan

sebagai pelapis beberapa logam seperti besi atau baja untuk

mencegah atau menghambat korosi. Digunakan sebagai

elektroda pada sel listrik. Seng dioksida digunakan sebagai zat

warna putih pada cat. Seng sulfida untuk melapisi tabung layar

televisi.56

56
Pangoloan Soleman Ritonga, Op.Cit, hlm. 40-48
39

e. Dampak Unsur Transisi Periode Keempat

Unsur transisi periode keempat dapat bersifat karsinogen

karena merupakan logam berat. Unsur transisi periode keempat yang

bersifat karsinogen diantaranya adalah skandium, kromium, mangan,

dan nikel. Skandium juga dapat memberikan pengaruh negatif pada

reproduksi dan sistem syaraf. Logam besi mudah terkorosi dalam

udara lembap, dalam bentuk senyawa kompleks, unsur ini beracun

bagi tumbuhan.57 Tembaga dalam jumlah sedikit digunakan oleh

tubuh sebagai perunut, tetapi penggunaan tembaga dalam jumlah

besar sangat beracun.58

B. Penelitian yang Relevan

1. Berdasarkan hasil penelitian Samsul Yudi Prabowo, penggunaan media

pembelajaran menggunakan Adobe Flash CS3 sangat berguna bagi

belajar siswa dimana media ini telah tervalidasi dan dinyatakan layak

digunakan dalam proses pembelajaran.59

2. Berdasarkan penelitian Viandhika Diatama menunjukkan bahwa: 1)

media pembelajaran berupa multimedia interaktif menggunakan program

Adobe Flash pada materi hidrolisis garam untuk siswa SMA dan MA

kelas XI dapat dikembangkan melalui metode penelitian dan

57
Anonim, Manfaat dan Dampak Logam Transisi Periode 4, http://taman-
ilm.blogspot.co.id/2013/08/manfaat-dan-dampak-logam-transisi.html?m=1, (diakses tanggal 29
Januari 2018)
58
Yayan Sunarya dan Agus Setiabudi, Op.Cit, hlm. 115
59
Samsul Yudi Prabowo, Op.Cit, hlm. 7
40

pengembangan, 2) multimedia pembelajaran yang dikembangkan secara

umum memiliki kualitas yang sangat baik.60

3. Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Erna Yustin Meitantiwi,

Mohammad Masykuri, dan Nanik Dwi Nurhayati, diketahui bahwa

multimedia pembelajaran pada materi sifat keperiodikan unsur yang

dikembangkan melaui metode penelitian dan pengembangan secara

umum memiliki kelayakan yang baik.61

4. Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Ananda Riski Shelawaty,

Dini Hadiarti dan Raudhatul Fadhilah, menunjukkan bahwa media flash

berhasil dikembangkan menggunakan model pengembangan 4-D di SMA

Negeri 1 Pontianak dan cocok diaplikasikan pada materi ikatan kimia

karena memiliki tingkat kevalidan sangat kuat dan respon guru memiliki

kriteria kuat.62

5. Kemudian berdasarkan penelitian Andreas Widjaja dan Samudera,

menunjukkan bahwa aplikasi periodik unsur–unsur menggunakan

perangkat lunak Adobe Flash CS3 paling cocok untuk digunakan oleh

siswa SMA yang belajar tabel periodik unsur. Aplikasi ini dirancang agar

menarik bagi para siswa.63

Kesamaan dari penelitian yang dilakukan dengan beberapa penelitian

yang relevan diatas berbeda tiap-tiap penelitian relevan. Ditarik kesimpulan

60
Viandhika Ditama, Sulistyo Saputro, dan Agung Nugroho Catur S, Loc.Cit.
61
Erna Yustin Meitantiwi, Mohammad Masykuri, dan Nanik Dwi Nurhayati, Op.Cit, hlm.
59
62
Ananda Rizki Shelawati, Dini Hadiarti dan Raudhatul Fadhilah, “Pengembangan Media
Flash Materi Ikatan Kimia Siswa Kelas X SMA Negeri 1 Pontianak,” Ar-Razi Jurnal Ilmiah 4(2),
ISSN. 2503-4448, 2016, hlm. 11
63
Andreas Widjaja dan Samudra, Op.Cit, hlm. 115
41

kesamaan penelitian yang dilakukan dengan penelitian relevan adalah pada

jenis penelitian yang digunakan yaitu sama-sama menggunakan penelitian

dan pengembangan (RnD). Kemudian, kesamaan lainnya adalah pemilihan

materi yang bersifat abstrak dan pemahaman. Selain itu, kesamaan

penelitiannya adalah penggunaan model pengembangan 4-D serta

penggunaan software Adobe Flash pada pembuatan media pembelajaran yang

mana hasil dari penelitian menunjukkan media yang dapat digunakan untuk

pembelajaran siswa.

Adapun perbedaan penelitian yang dilakukan dengan penelitian yang

relevan diatas adalah pada jenis seri Adobe Flash yang digunakan. Kemudian

berbeda pada materi yang dipilih dan juga berbeda pada target uji coba yang

digunakan. Target uji coba pada penelitian yang relevan adalah untuk melihat

efektifitas dari media yang dikembangkan, namun pada penelitian yang

dilakukan target uji coba adalah uji coba praktikalitas media pembelajaran

yang didesain pada dua SMA yang berbeda.

C. Konsep Operasional

Konsep operasional merupakan konsep yang menjelaskan mengenai

variabel penelitian yang dikaji dimana didalamnya mencerminkan indikator

yang akan digunakan untuk mengukur variabel yang bersangkutan. 64 Menurut

Y.W, Best yang disunting oleh Sanpiah Faisal yang disebut variabel

penelitian adalah kondisi-kondisi yang oleh peneliti dikontrol atau

64
Riduwan, Metode dan Teknik Menyusun Proposal Penelitian: Untuk Mahasiswa S-1, S-2,
dan S-3, Bandung: Alfabeta, 2014, hlm.183
42

diobservasi dalam suatu penelitian. Sedang Direktorat Pendidikan Tinggi

Depdikbud menjelaskan bahwa yang dimaksud variabel penelitian adalah

segala sesuatu yang akan menjadi obyek pengamatan penelitian. Dari kedua

pengertian tersebut dapatlah dijelaskan bahwa variabel penelitian itu meliputi

faktor-faktor yang berperan dalam peristiwa atau gejala yang akan diteliti.65

Dalam penelitian ini, variabelnya adalah media pembelajaran

menggunakan software Adobe Flash Professional CS6. Media pembelajaran

menggunakan software Adobe Flash Professional CS6 merupakan suatu alat

bantu dalam pembelajaran dimana alat bantu ini menggunakan komputer

yang didukung dan memanfaatkan suatu software berupa software Adobe

Flash Professional CS6. Media pembelajaran yang didesain ini dibuat melalui

model pengembangan 4-D namun hanya sampai pada tahap ketiga, tahapnya

adalah:

1. Define (Pendefenisian)

Melalui tahap ini akan dilakukan suatu analisis tujuan untuk

mengetahui masalah awal dan batasan materi dari produk yang

dikembangkan.

2. Design (Perancangan)

Melalui tahap ini akan dilakukan perancangan dari desain media

pembelajaran menggunakan software Adobe Flash Professional CS6.

65
Cholid Narbuko, Abu Achmadi, Metodologi Penelitian, Jakarta: Bumi Aksara, 2009,
hlm. 118
43

Pada tahap ini juga akan dilakukan validasi desain oleh ahli materi

dan ahli media. Untuk ahli media, validasi ini akan diukur melalui angket

menggunakan skala likert yang indikatornya adalah:

a. Ketergunaan: daya tarik media pembelajaran.

b. Keterpaduan: kesesuaian media dengan rancangan, kejelasan

petunjuk penggunaan, dan ketepatan tampilan.

c. Kualitas Pengolahan Program: kemudahan dalam pengoperasian.

d. Keseimbangan: ketepatan background.

e. Bentuk: ketepatan tombol, ketepatan jenis huruf, dan ketepatan

pemilihan gambar.

f. Warna: kesesuaian warna

g. Bahasa: ketepatan bahasa.

Selanjutnya, untuk validasi pada isi materi dalam media

pembelajaran, pengukurannya melalui indikator antara lain:

a. Kualitas isi: ketepatan cakupan materi, kesesuaian isi materi dalam

media pembelajaran dengan kompetensi dasar dan indikator, dan

ketepatan penggunaan bahasa.

b. Kualitas pembelajaran: ketercapaian tujuan pembelajaran, pemberian

kesempatan belajar, dan pemberian bantuan untuk belajar.

c. Kualitas interaksi: kemampuan dalam memberikan interaksi

langsung dengan pengguna media dan keterbacaan teks/kalimat.

d. Kualitas tampilan: Ketepatan penggunaan gambar dan animasi serta

pemilihan background.
44

3. Development (Pengembangan)

Selanjutnya, media yang telah divalidasi akan diuji cobakan dalam

skala kecil kepada guru kimia. Uji coba ini berupa uji praktikalitas yang

akan menunjukkan seberapa besar kepraktisan media pembelajaran.

Indikator penilaiannya adalah:

a. Kualitas isi dan tujuan: ketepatan materi.

b. Kualitas instruksional: pemberian bantuan untuk belajar, fleksibelitas

instruksional dan penggunaan bahasa.

c. Kualitas teknis: keterbacaan, mudah digunakan, kualitas

tampilan/tayangan, dan kualitas pengolahan program.

Media yang telah diuji cobakan selanjutnya akan direvisi

berdasarkan saran dan penilaian dari guru kimia. Media yang telah

direvisi inilah yang akan menjadi produk akhir dari penelitian ini.

D. Asumsi

Asumsi yang dapat dikemukan dari penelitian ini adalah sebagai

berikut:

1. Media pembelajaran yang didesain sesuai dengan kompetensi yang telah

ditetapkan.

2. Media pembelajaran yang didesain dapat memberi alternatif bagi guru

dalam menyampaikan pembelajaran karena telah teruji valid dan praktis

sehingga dapat digunakan siswa dalam pembelajaran kimia.


45

E. Kerangka Berfikir

Pembelajaran kimia di SMA/MA bertujuan agar siswa memiliki

kemampuan memahami konsep, prinsip, hukum dan teori kimia dengan baik

serta mampu mengaitkannya dengan kehidupan sehari-hari maupun

teknologi. Namun pada kenyataannya di era kurikulum 2013 saat ini yang

menuntut pembelajaran terpusat pada siswa, siswa sering kali mengalami

kesulitan dalam memahami materi kimia tersebut akibat kurangnya

penggunaan sumber belajar yang kurang variatif dan hanya terpaku pada

buku paket saja sehingga dapat menyulitkan tercapainya tujuan pembelajaran

yang telah ditetapkan.

Pada latar belakang juga telah dijelaskan bahwa permasalahan yang

umumnya terjadi saat ini adalah kurangnya pemanfaatan teknologi untuk

proses pembelajaran kimia. Dari masalah tersebut, sehingga dirasa perlu

adanya perbaikan sehingga peneliti tertarik untuk mendesain suatu media

pembelajaran yang dapat dijadikan alternatif siswa kelas XII SMA/MA

terkhusus pada materi Unsur Transisi Periode Keempat. Diharapkan, melalui

desain dan uji coba media pembelajaran menggunakan software Adobe Flash

Professional CS6 ini pembelajaran menjadi lebih variatif sumbernya.


46

Untuk memperjelas kerangka berfikir pada penelitian ini, maka dapat

digambarkan dalam suatu bagan yaitu:

Kurikulum 2013, pembelajaran terpusat pada siswa

Kurang Variatifnya Sumber Belajar Terkhusus Materi Unsur Transisi Periode Ke

Analisis Tujuan

Desain Media Pembelajaran menggunakan software Adobe Flash Professioa

Validasi dan Revisi Media Pembelajaran

Uji Coba Praktikalitas Produk


Skala Kecil

Revisi Media Pembelajaran Hasil Uji Coba Praktikalitas

Media Pembelajaran Terkriteria Valid dan Praktis

Gambar II.1. Kerangka Berfikir

Anda mungkin juga menyukai