Anda di halaman 1dari 50

PROSES ASUHAN KEBIDANAN

KESEHATAN KELUARGA DI KOMUNITAS

1. Definisi

Proses keperawatan adalah metode ilmiah yang dipergunakan secara


sistemis untuk mengkaji dan menentukan masalah kesehatan dan keperawatan
keluarga, merencanakan asuhan keperawatan dan melaksanakan intervensi
keperawatan terhadap keluarga sesuai dengan rencana yang telah disusun dan
mengevaluasi hasil asuhan keperawatan yang dilaksanakan terhadap keluarga.

Proses keperawatan merupakan proses yang dinamis yang memerlukan


dasar pengetahuan dan ketrampilan yang telah dipelajari dan diselidiki dengan
menggunakan pemikiran yang tajam. Proses keperawatan merupakan
kerangka kerja dalam melaksanakan tindakan yang digunakan agar proses
asuhan keperawatan dan kesehatan terhadapa keluarga menjadi lebih
sistematis.

2. Tahap-tahap dalam Proses Keperawatan

Tahap-tahap dalam proses keperawatan saling bergantungan satu sama


lainnya dan bersifat dinamis, dan disusun secara sistematis untuk
menggambarkan perkembangan dari tahap yang satu ke tahap yang lain,
dengan tahap-tahap sebagai berikut:

a. Pengkajian (assesment)

Adalah sekumpulan tindakan yang digunakan oleh perawat


untuk mengukur keadaan klien (keluarga) dengan memakai norma-
norma kesehatan keluarga untuk mengatasinya.
Dasar pemikirannya adalah suatau perbandingan, atau suatu
penilaian mengenai keadaan keluarga dengan menggunakan
norma-norma yang diambil dari kepercayaan, nilai, prinsip, aturan,
harapan, teori, konsep yang berkaitan dengan permasalahan yang
dihadapi oleh keluarga.

Norma yang digunakan untuk menentukan status kesehatan


keluarga adalah:

1) Keadaan kesehatan normal dari stiap anggota


keluarga.

2) Keadan lingkungan dan rumah yang membawa


kepada peningkatan kesehatan keluarga.

3) Sifat keluarga, dinamika, dan tingkat kemampuan


keluarga yang dapat membawa kepada
perkembangan keluarga dan perubahan perilaku
sehat.

Yang termasuk dalam tahapan ini adalah:

a. Pengumpulan data
b. Analisa data
c. Perumusan masalah
d. Prioritas maslah
e. Menegakkan diagnosa keperawatan

b. Pengumpulan Data

Dapat dilakukan melaui cara:


1. Wawancara

Yang berkaitan dengan hal-hal yang perlu diketahui, baik aspek


fisik, mental social budaya, ekonomi, kebiasaan lingkungan,
dsb.

2. Pengamatan

Pengamatan terhadap hal-hal yang tidak ditannyakan, karena


sudah dianggap cukup melalui pengamatan saja, diantaranya
berkaitan dengan lingkungan fisik, misal: ventilasi,
penerangan, kebersihan, dsb.

3. Studi dokumentasi

Studi berkaitan dengan perkembangan kesehatan anak,


diantarnya melalui Kertu Menuju Sehat (KMS), KK, dan
catatan-catatan kesehatan lainnya.

4. Pemeriksaan Fisik

Dilakukan terhadap anggota keluarga yang mempunyai


masalah kesehatan dan keperawatan, berkaitan dengan keadaan
fisik, misalnya: kehamilan, kelainan organ tubuh, dsb.

Data-data yang dikumpulkan meliputi hal-hal sebagai berikut:

1. Identitas Keluarga
2. Riwayat kesehatan keluarga baik yang sedang dialami maupun
yang pernah dialami
3. Anggota keluarga
4. Jarak antar lokasi dengan fasilitas kesehatan masyarakat yang
ada
5. Keadaan keluarga, seperti:
a) Biologis
b) Psikologis
c) Sosial
d) Kultural
e) Spiritual
f) Lingkungan
g) Data penunjang lain (format data terlampir)

c. Analisa Data

Didalam analisa data ada 3 norma yang perlu diperhatikan dalam


melihat perkembangan kesehatan keluarga, yaitu:

1. Keadaan kesehatan yang normal dari setiap anggota keluarga,


meliputi:

a) Keadaan kesehatan fisik, mental, sosoial anggota keluarga


b) Keadaan pertumbuhan dan perkembangan anggota keluarga
c) Keadaan status gizi anggota keluarga
d) Status imunisasi anggota keluarga
e) Kehamilan dan keluarga berencana

2. Keadaan rumah dan sanitasi lingkungan, meliputi:

a) Rumah meliputi: ventilasi, penerangan, kebersihan, luas


rumah dibandingkan dengan jumlah anggota keluarga, dsb.
b) Sumber air minum
c) Jamban keluarga
d) Tempat pembuangan air limbah
e) Pemanfaatan pekarangan yang ada, dsb

3. Karakteristik keluarga

a) Sifat-sifat keluarga
b) Dinamika dalam keluarga
c) Komunikasi dalan keluarga
d) Interaksi antar anggota keluarga
e) Kesanggupan keluarga dalam membawa perkembangan
keluarga
f) Kebiasaan dan nilai-nilai yang berlaku dalam keluarga

d. Perumusan Masalah

Setelah data dianalisa, maka selanjutnya dapat dirumuskan


masalah kesehatan dan keperawatan keluarga. Rumusan masalah
kesehatan keluarga dapat menggambarkan keadaan kesehatan dan
status kesehatan keluarga, karena merupakan hasil dari pemikiran
dan pertimbangan yang mendalam tentang situasi kesehatan,
lingkungan, norma, nilai yang dianut keluarga tersebut.

Perumusan masalah kesehatan dan keperawatan keluarga yang


diambil didasarkan kepada penganalisaan praktek lapangan yang
didasarkan kepada analisa konsep, prinsip, teori, dan standar yang
dapat dijadikan acuan dalam menganalisa sebelum mengambil
keputusan tentang masalah kesehatan dan keperawatan keluarga.
Disamping melalui diskusi-diskusi diantara perawat dengan
mempertimbangkan situasi dan sumber daya yang ada pada
keluarga.

Dalam menyusun masalah kesehatan dan keperawatan


keluarga, seorang perawat selalu mengacu kepada tipologi masalah
kesehatan dan keperawatan serta berbagai alasan dari
ketidakmampuan keluarga dalam melaksanakan tugas-tugas
keluarga dalam bidang kesehatan.

Tipologi masalah kesehatan dan keperawatan keluarga

Dalam tipologi masalah kesehatan keluarga ada 3 kelompok


masalah besar, yaitu:

1. Ancaman kesehatan
Adalah keadaan-keadaan yang dapat memungkinkan
terjadinya penyakit, kecelakaan dan kegagalan dalam
mencapai potensi kesehatan. Yang termasuk dalam
ancaman kesehatan adalah:
a. Penyakit keturunan, seperti asma bronkiale, DM, dsb.
b. Keluarga/anggota keluarga yang menderita penyakit
menular, seperti TBC, GO, Hepatitis, dsb.
c. Jumlah anggota keluarga terlalu besar dan tidak sesuai
dengan kemampuan dan sumber daya keluarga. Seperti
anak terlalu banyak sedangkan penghasilan keluarga
kecil.
d. Resiko terjadi kecelakaan dalam keluarga, misalnya
benda tajam diletakkan sembarangan, rumah tangga
terlalu curam.
e. Kekurangan atau kelebihan gizi dari masing-masing
anggota keluarga
f. Keadaan-keadaan yang dapat menimbulkan stress,
antara lain:
1) Hubungan keluarga yang kurang harmonis
2) Hubungan orang tua dan anak tegang
3) Orangtua yang tidak dewasa
g. Sanitasi lingkungan buruk, diantaranya:
1) Ventilasi dan penerangan rumah yang kurang baik
2) Tempat pembuangan sampah yang tidak memenuhi
syarat
3) Tempat pembuangan tinja mencemari sumber air
minum
4) Sekolah/tempat pembuangan air limbah yang tidak
memenuhi syarat
5) Sumber air minum tidak memenuhi syarat
6) Kebisingan
7) Polusi udara
h. Kebiasaan-kebiasaan yang tidak merugikan kesehatan
1) Merokok
2) Minuman keras
3) Tidak memakai alas kaki
4) Makan obat tanpa rasep
5) Kebiasaan makan daging mentah
6) Hygine personal kurang
i. Sifat kepribadian yang melekat ,missal pemarah
j. Riwayat persalinan sulit
k. Memainkan peranan yang tidak sesuai, misalnya anak
wanita memainkan peranan ibu karena meninggal, anak
laki-laki memainkan peranan ayah.
l. Imunisasi anak tidak lengkap

2. Kurang /tidak sehat adalah kegagalan dalam memantapkan


kesehatan yang termasuk didalamnya adalah:
a) Keadaan sakit apakah sesudah atau sebelum didiagnosa
b) Kegagalan dalam pertumbuhan dan perkembangan
anak yang tidak sesuai dengan pertumbuhan normal.

3. Situasi krisis adalah saat-saat yang banyak menurut


individu atau dalam keluarga dalam menyesuaikan diri
termasuk juga dalam hal sumber daya keluarga .yang
termasuk keluarga krisis adalah:
a) Perkawinan
b) Kehamilan
c) Persalinan
d) Masa nifas
e) Menjadi orang tua
f) Penambahan anggota keluarga,misalnya bayi baru lahir
g) Abortus
h) Anak masuk sekolah
i) Anak remaja
j) Kehilangan pekerjaan
k) Kematian anggota keluarga
l) Pindah rumah
Ketidak mampuan keluarga dalam melaksanakan tugas-tugas
kesehatan dan keperawatan
1. Ketidaksangguppan mengenal masalah kesehatan keluarga,
disebabkan karena:
a) Kurang pengetahuan /ketidaktahuan fakta
b) Rasa takut akibat masalah yang diketahui
c) Sikap dan falsafah hidup

2. Ketidaksanggupan keluarga mengambil keputusan dalam


melakukan tindakan yang tepat, disebabkan karena
a) Tidak memahami mengenai sifat ,berat dan luasnya
masalah
b) Masalah kesehatan tidak begitu menonjol
c) Keluarga tidak sannggup memecahkan masalah karena
kurang pengetahuan dan kurangnya sumber daya keluarga
d) Tidak sanggup memilih tindakan diantara beberapa pilihan
e) Ketidak cocokan pendapat dari anggota –anggota keluarga
f) Tidak tahu tentang fasilitas kesehatan yang ada
g) Takut dari akibat tindakan
h) Sikap negative terhadap masalah kesehatan
i) Fasilitas kesehatan tidak terjangkau
j) Kurang percaya terhadap petugas dan lembaga kesehatan
k) Kesalahan informasi terhadap tindakan yang diharapkan

3. Ketidakmampuan merawat anggota keluarga yang sakit,


disebabkan karena:
a) Tidak mengetahui keadaan penyakit misalnya
sifat,penyebab,penyebaran perjalanan penyakit gejala dan
perawatannya serta pertumbuhan dan perkembangan anak
b) Tidak mengetahui tentang perkembangan perwatan yang
dibutuhkan
c) Kurang/tidak ada fasilitasyang diperlukan perwatan
d) Tidak seimbang sumber-sumber yang ada dalam
keluarga,misalnya keuangan ,anggota keluarga yang
bertanggungjawab ,fasilitas fisik untuk perawatan
e) Sikap negative terhadap yang sakit
f) Konflik individu dalam keluarga
g) Sikap dan pandangan hidup
h) Perilaku yang mementingkan diri sendiri

4. Ketidaksanggupan memelihara lingungan rumah yang dapat


mempengaruhi kesehatan dan perkembangan pribadi anggota
keluarga. Disebabkan karena:
a) Sumber-sumber keluarga tidak cukup diantaranya keuangan
tanggung jawab/wewenang ,keadaan fisik rumah yang tidak
memenuhi syarat
b) Kurang dapat memilih keuntungan dan manfaat
pemeliharaan lingkungan rumah
c) Ketidaktahuan sanitasi lingkungan
d) Konflik personal dalam keluarga
e) Ketidaktahuan tentang usaha pencegahan penyakit
f) Sikap dan pandangan hidup
g) Ketidakompakan keluarga,karena sifat mementingkan diri
sendiri tidak ada kesepakatan ,acuh terhadap anggota
keluarga yang mempunyai masalah
5. Ketidakmampuan menggunakan sumber dimasyarakat guna
memelihara kesehatan, disebabkan karena:
a) Tidak tahu bahwa fasilitas kesehatan itu ada
b) Tidak memahami keuntungan yang diperoleh
c) Kurang percaya terhadap petugas kesehatan yang diperoleh
d) Kurang percaya terhadap petugas kesehatan dan lembaga
kesehatan
e) Pengalaman yang kurang baik dari petugas kesehatan
f) Rasa takut pada akibat bdari tindakan
g) Tidak terjangkau fasilitas yang diperlukan
h) Rasa asing dan tidak ada dukungan dari masyarakat
i) Sikap dan falsafah hidup

e. Diagnosa Keperawaatan pada Tingkat Keperawatan


Diagnose keperawatan adalah pernyataan tentang factor-faktor
yang mempertahankan respon/tanggapan yang tidak sehat dan
menghalangi perubahan yang diharapkan.
Setelah diketahui masalah kesehatan dan keperawatan
keluarga,langkah selanjutnya adalah menegakkan diagnose
keperawatan keluarga.
Dalam mentapkan diagnose kperawatan keluarga,ditetapkan
berdasarkan factor resiko dan factor potensial terjadinya penyakit
atau masalah kesehatan keluarga,serta mempertimbangkan
kemampuan keluarga dalam mengatasi masalah kesehatannya
seperti yang telah diterangkan di atas .diagnosa keperwatan
ditegakkan dengan menggunakan formulasi PES (probiem,
Etiologi dan Sign)
Contoh :
a) Potensial terjadi penularan hepatitis infeksiosa terhadap
anggota keluarga yang lain,sehubungan dengan
ketidaktahuan keluarga dan perawatan,pencegahan dan
penularan.
b) Ketidaktahuan keluarga tentang pentingnya pemberian
imunisasi terhadap anak sehubungan pendidikan keluarga.

f. Prioritas Masalah
Setelah menentukan masalah atau diagnose keperawatan
langkah selanjutnya adalaah menentukan prioritas masalah
kesehatan dan keperawatan keluarga.
Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam prioritas masalah adalah
sebagai berikut:
a) Tidak mungkin masalah-masalah kesehatan dan keperawatan
yang ditemukan dalam keluarga dapat diatasi sekaligus
b) Perlu mempertimbangkan masalah-masalah yang mengancam
kehidupan keluarga seperti masalah penyakit
c) Perlu mempertimbangkan respond an perhatian keluarga
terhadap asuhan keperawaatan yang akan diberikan
d) Keterlibatan keluarga dalam memecahkan masalah yang
mereka hadapi
e) Sumber daya keluarga yang dapat menujang pemecahan
masalah kesehatan/keperawatan keluarga
f) Pengetahuan dan kebudayaan keluarga
Kriteria Prioritas Masalah
Dalam menyusun masalah kesehatan dan keperawatan
keluarga harus didasarkan kepada beberapa kriteria sebagai
berikut:

a) Sifat masalah dikelompokkan menjadi:


 Ancaman kesehatan
 Kedaan sakit atau kurang sehat
 Situasi krisis
b) Kemungkinan maskah bisa diubah, adalah kemungkinana
keberhasilan untuk mengurangi masalah atau mencegah
masalah nila dilakukan intervensi keperawatan dan
kesehatan.
c) Potensi maslah untuk dicegah, adalah sifat dan beratnya
masalah yang akan timbul dan dapat dikurangi atau dicegah
melalaui tindakan keperawatan dan kesehatan.
d) Masalah yang menihat dan mnenilai masalah dalam hal
beratnya dan mendesaknya untuk diatasi melalui intervensi
keperawatan dan kesehatan.

Skala prioritas dalam menyusun masalah kesehatan keluarga


Untuk dapat menentukan prioritas kesehatan dan
keperawatan kelurarga perlu disusun skala prioritas berikut ini:

Kriteria Nilai Bobot

1. Sifat masalah 1
Skala:
Ancaman kesehatan 2
Tidak/kurang sehat 3
Krisis 1

2. Kemungkinan masalah dapat diubah 2


Skala:
Dengan mudah 2
Hanya sebagian 1
Tidak dapat 0

3. Potensi masalah untuk diubah 1


Skala:
Tinggi 3
Cukup 2
Rendah 1

4. Menonjolnya masalah 1
Skala:
Masalah berat harus ditangani 2
Masalah yang tidak perlu segera ditangani 1
Masalah tidak dirasakan 0

Skoring
1. Tentukan skor unyuk setiap kriteria
2. S kor dibagi dengan angka tertinggi dan dikalikan bobot

Skor
angka tertinggi x Bobot
3. Jumlahkan skor untuk semua kriteria
4. Skor tertinggi adalah 5, dan sama untuk seluruh Bobot

Faktor-faktor yang mempengaruhi penentuan prioritas

1. Sifat masalah: dalam menentukan sifat masalah bobot yang paling


besar diberikan kepada keadaan sakit atau yang mengancam
kehidupan keluarga. Yaitu keadan sakit atau pertumbuhan anak
yang tidak sesuai dengan usia kemudian baru diberikan kepada
hal-hal yang mengancam kesehatan keluarga.
2. Kemungkinan masalah dapat diubah:
Factor-faktor yang mempengaruhinya adalah:
a. Pengethuan teknologi dan tindakan-tindakan untuk
menangani masalah
b. Sumber daya keluarga, diantaranya keuangan, tenaga,
sarana dan prasarana.
c. Sumber daya perawatan, diantanya adalah pengetahuan,
kertampilan dan waktu.
d. Sumber daya masyarakat, dapat dalam bentuk fasilitas,
organisasi, seperti posyandu, polindes, dsb.
3. Potensi masalah untuk dicegah:
Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam melihat potensi
pencegahan masalah adalah:
a. Kesulitan masalah, hal ini berkaitan dengan beratnya
penyakit atau masalah yang menunjukkan kepada prognasa
dan bertanya masalah.
b. Lamanya masalah, berhubungan dengan jangka waktu
terjadinya masalah. Lamanya masalah berhubungan erta
dengan beratnya maslah yang menimpa keluarga dan
potensi masalah untuk dicegah.
c. Tindakan yang sudah dan sedang dijalankan adalah
tindakan untuk mencegah dan memperbaiki masalah dalam
rangka meningkatkan status kesehatan keluarga.
d. Adanya kelompok resiko tinggi dalam keluarga atau
kelompok yang sangat peka. Menambah potensi untuk
mencegah masalah.

g. Pengkajian
Dengan melakukan pengkajian perawat akan dapat menemukan:
1.Masalah-masalah kesehatan dan keperawatan
keluarga
2.Kebutuhan-kebutuhan keluarga kesehatan dan
keperawatan keluarga

Sasaran

Sasaran adalah keadaan atau situasi yang diharapkan setelah


tindakan dilaksanakan.sasaran merupakan tujuan dimana segala
usaha diarahkan.

Contoh

1. Setelah tindakan keperawatan ,keluarga dapat merawat bayi


premature dengan baik.yang menjadi sasaran adalah bayi
premature
2. Setelah penyuluhan kesehatan,keluarga membuat tempat
pembuangan sampah.sasarannya adalah perubahan perilaku
keluarga untuk membuat bak sampah (kesehatan
lingkungan )

Prinsip dalam menentukan sasaran

1. Ditentukan oleh perawat bersama keluarga


2. Dapat diterima oleh keluarga
3. Keluarga menyadari dan mengambil tindakan untuk
memecahkannya

Hambatan-hambatan dalam membuat sasaran bersama keluarga

1. Keluarga tidak menyadari adanya masalah


2. Keluarga cukup sibuk terhadap hal-hal yang mereka anggap
lebih penting
3. Keluarga tidak mengaggap masalah itu tidak cukup berat
untuk diperhatikan
4. Keluarga belum mampu menghadapi masalah sehingga tidak
dapat mengambil tindakan dengan alasan-alasan:
a. Takut akan akibat tindakan
b. Tradisi yang berlaku dalam keluarga
c. Tidak melihat manfaat terhadap tindakan
d. Tindakan yang dianjurkan tidak sesuai dengan sasaran
keluarga.
5. Ketidak mampuan perawat dalam mengembangkan hubungan
kerja sama yang baik.
Perumusan tujuan

Tujuan merupakan pernyataan yang lebih terinci tentang hasil


kepperawatan,tujuan keperawatan akan menentukan akan
menentukan kriteria yang dipakai untuk menilai keberhasilan
keperawatan.

Bila dilihat dari sudut perhatian tujuan perawat dibagi


menjadi:

1. Yang berorientasi pada perawat,yaitu tujuan yang dinyatakan


dalam kegiatan-kegiatan yang dilakukan perawat.sebagai
contoh perawat melakukan kunjungan rumah untuk
memberikan penjelasan tentang pentingnya imunisasi pada
anak dan perwatan payudara denagn memperagakan urutan
perawatannya.
2. Yang berorientasi pada pasien yaitu tujuan dinyatakan dari
pihak penerima pasien /keluarga dalam bentuk hasil baik
fisik,mental dan perilaku.misalnya saja setelah diberikan
makanan tambahan anak yang menderita KKP berat badannya
akan meningkat 1 kg setiap bulan.contoh lainnya setelah
diberikan motivasi keluarga berencana ibu berkeinginan untuk
mengikuti program KB dengan menggunakan spiral.
Bila dilihat dari jangka waktu maka tujuan perawatan
keluarga dapat dibagi menjadi :

1. Tujuan jangka pendek ditekankan pada keadaan-keadaan yang


mengancam kehidupan misalnya sakit berat dan sebagainya
Contoh: bayi yang belum diimunisasi dari keluarga tersebut
harus segera diberi imunisasi BCG,DPT dan polio
2. Tujuan jangka panjang lebih menekan pada perubahan
perilaku dari perilaku yang merugikan kesehatan menjadi
prilaku yang menguntungkan kesehatan dan mengarah
kepada kemampuan mandiri dalam memelihara kesehatan
keluarga dan mengatasi masalahnya.
Contoh : seluruh anggota keluarga dapat merawat anggota
keluarga yang sakit dan dapat mencegh penularan penyakit
.seluruh anggota keluarga menyadari dan melakukan
pemeliharaan kesehatan lingkungan rumah mereka sendiri.

Memilih tindakan keperawatan


Dalam memilih tindakan keperawatan ada 2 faktor yang perlu
diperhatikn yaitu:
1. Sifat masalah
2. Sumber-sumber yang tersedia untuk pemecahan masalah
Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam memilih tindakan
keperawatan

1. Merangsang keluarga mengenal dan menerima masalah dan


kebutuhn kesehatan mereka melalui:
a. Memperluas pengetahuan keluarga melalui penyuluhan
kesehatan
b. Membantu keluarga melihat situasi dan akibat dari
situasi tersebut
c. Mengkaitkan kebutuhan kesehatan dan sasaran keluarga
d. Mengembangkan sifat positif dalam keluarga
2. Menolong keluarga untuk menen tukan tindakan
keperawatan
a. Merundingkan dengan keluarga mengenai akibat-akibat
bila mereka tidak mengambil tindakan
b. Memperkenalkan kepada keluarga tenaga alternative
yang dapat mereka pilih dan sumber-sumber yang
diperlukan dalam melakukan tindakan keperawatan
c. Merundingkan dengan keluarga akibat dari tindakan
atau kemungkinan side efek yang mungkin timbul
3. Menumbuhkan kepercayaan keluarga terhadap perawat
a. Memberikan asuhan keperawatan kepada anggota
keluarga yang sakit
b. Mencari cara untuk mengurangi ancaman kesehatan
dan perkembangan kepribadian para anggotanya
c. Membantu membantu memperbaiki fasilitas fisik
rumah dengan menolong keluarga memperbaiki yang
sudah ada
d. Mengembangkan pola komunikasi dengan keluarga
agar terjadi saling pengertian yang mendalam
e. Membantu keluarga mengembangkan kesanggupan
mereka dalam memenuhi kebutuhan psikologi para
anggotanya
f. Mencegah rintangan-rintangan dalam mengadakan
rujukan
g. Perawat harus mempunyai pengetahuan yang luas
tentang sumber-sumber daya yang ada dimasyarakat
bdan bagaimana manfaatnya

h. Perencanaan

Langkah selanjutnya setelah pengkajian adalah menyusun


perawatan kesehatan dan kepeerawatan keluarga.Rencana
Keperawatan keluarga adalah sekumpulan tindakan yang
ditentukan perawat untuk dilaksanakan dalam memecahkan
masalah masalah dan keperawatan yang telah diidentifikasi.

Cirri-ciri rencana keperawatan keluarga

1. Berpusat pada tindakan-tindakan yang dapat memecahkan


atau meringankan masalah yang sedang dihadapi
2. Merupakan hasil suatu proses yang sistematis dan telah
dipelajari dan pikiran yang logis
3. Rencana perawat keluarga brhubungan dengan masa yang
akan dating
4. Berkaitan dengan masalah kesehatan dan masalah
keperawatan yang diidentifikasi
5. Rencana perawatan merupakan cara untuk mencapai tujuan
6. Merupakan suatu proses yang berlangsung secara terus
menerus

Kualitas rencana perawatan

Kualitas rencana keperawatan sangat tergantung kepada:

1. Penentuan masalah kesehatan dan keperawatan yang jelas


dan didasarkan kepada analisa yang menyeluruh tentang
masalah situasi keluarga
2. Rencana yang realistis,artinya dapat dilaksanakan dan
dapat menghasilkanapa yang diharapkan
3. Sesuai dengan tujuan dan falsafah keperawatan
4. Rencana keperawatan dibuat bersama keluarga dalam:
 Menentukan masalah dan kebutuhan perawat
keluarga
 Menentukan prioritas masalah
 Memilih tindakan yang tepat
 Pelaksanaan tindakan
 Penilaian hasil tindakan
Pentingnya rencana perawatan(little & Carnevali)

a. Memberikan perawatan yang khusus krena dapat


mempermudah penyampaian perawatan yang tepat dengan
memperhatikan keunikan si penerima
b. Membantu dalam menentukan prioritas dengan
memberikan data-data tentang keadaan dan sifat masalah
c. Mengembangkan komunikasi yang sistematis antara tenaga
kesehatan yang bersangkutan
d. Menjalin kesinambungan dari perawatan yang diberikan
e. Melancarkan koordinasi perawatan melalui pemberian
informasi kepada tim kesehatan lainnya tentang tindakan
yang dikerjakan oleh perawat.
Langkah –langkah dalam mengembangkan rencana keperawatan

Penilaian
Pengkajian
Hasil yang
Tentukan data-data yang
diharapkan
diperlukan
Kriteria evaluasi
Mengumpulkan data
Standar evaluasi
Analisis data

Identifikasi masalah

Tentukan prioritas Pemilihan tindakan yang tepat

Pikirkan alternative tindakan

Penentuan sasaran perawatan Ambil keputusan tentang


tindakan

Perumusan tujuan perawatan

Sumber-sumber yang mempengaruhi keputusan perawat


dalam mengambil tindakan:

1. Sumber-sumber keluarga

a) Kekuatan fisik dan psikis dari tiap anggota keluarga

b) Kemampuan keuangan
c) Fasilitas fisik (sarana prasarana)

d) Dukungan dari sanak saudara

2. Sumber-sumber perawat

a) Pengetahuan atau kemampuan intelektual, kemampuan dalam


berhubungan dengan keluarga (komunikasi) dan ketrampilan
teknis keperawatan

b) Tersedianya waktu perawat dan dukungan dari suatu sistem


pelayanan

3. Sumber-sumber masyarakat

a) Tersedianya institusi pelayanan kesehatan di masyarakat,


seperti puskesmas, posyandu, polindes.

b) Adanya program-program kesehatan untuk meningkatkan


kesehatan masyarakat, misalnya imunisasi, KB, dsb.

c) Organisasi-organisasi sosial masyarakat, misalnya PKMD,


PKK, LKMD, dsb.

Evaluasi

Tolok ukur yang dipergunakan dalam evaluasi adalah:

a) Kriteria keberhasilan

b) Standar keperawatan

c) Perubahan perilaku

i. Pelaksanaan
Pelaksanaan tindakan keperawatan terhadap keluarga,
didasarkan kepada rencana asuhan keperawatan yang telah
disusun.

Kegagalan dalam pelaksanaan tindakan keperawatan dan


kesehatan dalam memecahkan masalah kesehatan keluarga
disebabkan oleh banyak faktor diantaranya adalah:

a) Kurang pengetahuan dalam bidang kesehatan

b) Informasi yang diperoleh keluarga tidak menyeluruh

c) Tidak mau menghadapi situasi

d) Mempertahan suatu pola tingkah laku karena kebiasaan


yang melekat

e) Adat istiadat yang berlaku

f) Kegagalan dalam mengkaitan dengan sasaran

g) Kurang percaya terhadap tindakan yang diusulkan

Faktor lain yang bersumber dari perawat:

a) Menggunakan pola pendekatan yang tetap (kaku, kurang


luwes)

b) Kurang memberikan penghargaan, perhatian terhadap


faktor-faktor sosial budaya

c) Perawat kurang ahli dalam mengambil tindakan


Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam pelaksanaan tindakan
keperawatan terhadap keluarga:

a) Sumber daya keluarga (keuangan)

b) Tingkat pendidikan keluarga

c) Adat istiadat yang berlaku

d) Respon dan penerimaan keluarga

e) Sarana dan prasarana yang ada pada keluarga

j. Penilaian

Adalah tahap yang menentukan apakah tujuan tercapai. Evaluasi


selalu berkaitan dengan tujuan. Apabila dalam penilaian tujuan
tidak tercapai. Maka perlu dicari penyebabnya. Hal ini dapat
terjadi karena beberapa faktor:

a) tujuan untuk realistis

b) tindakan keperawatan yang tidak tepat

c) ada faktor lingkungan yang tidak dapat diatasi

Dimensi dalam penilaian

a) keberhasilan dari tindakan keperawatan yang dikaitkan


dengan pencapaian tujuan

b) ketepatgunaan yang dikaitkan dengan biaya apakah dalam


bentuk uang, waktu, tenaga, dsb
c) kecocokan, dikaitkan dengan kesanggupan tindakan yang
dilakukan untuk memecahkan masalah dengan baik sesuai
dengan pertimbangan profesional

d) kecukupan, menyinggung kelengkapan dari tindakan apakah


semua tindakan dilaksanakan untuk mencapai hasil yang
diinginkan.

Kriteria dan Standar

Kriteria adalah gambaran tentang faktor-faktor tidak tetap yang


dapat memberi petunjuk bahwa telah tercapai.

Standar menunjukkan tingkat pelaksanaan yang diinginkan


untuk membandingkan pelaksanaan yang dinginkan untuk
membandingkan pelaksanaan yang sebenarnya. Standar akan
memberitahukan apakah tingkat pelaksanan yang dapat diterima atau
keadaan yang bagaiman agar dapat mengatakan bahwa tindakan yang
dilakukan berhasil atau tujuan tercapai.

Contoh:

a) Tujuan: Keluarga dapat memberikan asuhan keperawatan


yang baik terhadap anak yang mengalami malnutrisi.

b) Kriteria: jumlah dan mutu makanan yang diberikan kepada


anak yang menderita malnutrisi.

c) Standar: pemberian makanan pada anak sesuai dengan


petunjuk.
k. Pengukuran hasil penilaian

Hasil asuhan keperawatan dapat diukur dari 3 dimensi:

a) Keadaan fisik, misal peningkatan berat badan anak.

b) Psikologis dan sikap, misalnya berkembangnya sikap


positiv keluarga terhadap perawat dalam memberikan
asuhan dirumah

c) Pengetahuan dan perubahan perilaku, keluarga


melaksanakan petunjuk-petunjuk yang berkaitan dengan
perawatan payudara sewaktu menyusui bayi

Alasan pentingnya penilaian

a) Menghentikan tindakan atau kegiatan yang tidak


berguna

b) Untuk menambah ketepatgunaan tindakan keperawatan

c) Sebagai bukti hasil dari tindakan perawatan

d) Untuk pengembangan dan penyempurnaan praktik


keperawatan

Metode penelitian

a) Observasi langsung, mengamati secara langsung


perubahan yang terjadi dalam keluarga. Dari membuang
sampah sembarangan dengan membuang sampah ke
tempat sampah yang dibuat.

b) Wawancara, mewawancarai keluarga yang berkaiatan


dengsn perubahan sikap apakah telah menjalankan
anjuran yang diberikan oleh perawat.

c) Memeriksa laporan, dapat dilihat dari rencana asuhan


keperawatan yang dibuat dan tindakan yang
dilaksanakan sesuai dengan rencana.

d) Latihan simulasi, latihan simulasi berguna dalam


menentukan perkembangan kesanggupan melaksanakan
asuhan keperawatan.
m)

TINJAUAN KASUS KELUARGA BAPAK S

1. Pengkajian
Tanggal : 22 Maret 2012
Waktu : 15.00 WIB
Tempat : Rumah Bapak S
2. Demografi
Nama KK : Bapak S
Umur : 55 tahun
Agama : Islam
Pekerjaan : Tani
Pendidikan : SD
Alamat : Karangsari rt03/rw07 Kendal
Gol Darah : AB

Komposisi keluarga

No Umur Nama Hubungan Gol Pendi Status pekerjaan Tempat


keluarga dar dikan kesehatan tinggal

1 R (pr) 46th Istri O SD Hipertensi IRT Serumah

2 T (pr) 25 th Anak A SD Sehat Kerjadi Tdk


Taiwan serumah
K (pr) 21 th Anak B SD Sehat
Tdk kerja Tdk
N (pr) 10 th Anak B SD Sehat
serumah
Tdk kerja
serumah

5 A (lk) 14 th Keponaka - SD Sehat Tdk Serumah


n bekerja

3. Family Assesment

1) Pola persepsi kesehatan dan pengelolaan kesehatan

Kondisi kesehatan keluarga secara umum adalah kurang sehat karena


ibu P dalam keadaan sakit hipertensi hasil pemeriksaan tekanan darah
180/100mmHg. Anak A sering sakit batuk pilek dan demam setahun ini
yang menyebabkan dia tidak sekolah.

Hal terpenting dalam menjaga kesehatan menurut keluarga bapak S


adalah bekerja dan selalu bersepeda akan membuat kita sehat.dikeluarga
ini tidak ada yang merokok, riwayat sekitar 7 bulan yang lalu, Bapak S
merokok tapi sekarang tidak merokok lagi atas kesadarn sendiri. Menurut
Bapak S semua anak-anaknya diimunisasai (Bapak S bisa menyebut
imunisasi seperti polio, DPT dan campak), imunisasi didapaatkan
diposyandu dan bidan.menurut Bapak S didesanya untuk tenaga
kesehatan mudah didapatkan dan ditemui.

Di keluarga Bapak S jika ada anggota keluarga yang sakit seperti diare
pada malam hari,dalam penanganannya sebelum dibawa ke tenanga
kesehatan mereka membuat cairan garam saja untuk diminumkan
kepada yang sakit. Hasil observasi : anggota keluarga bapak S tampak
keadaan umumnya kurang terawat,terlihat lesu,kusut,hal ini karena ibu R
sakit-sakitan selain itu juga keadaan rumah terlihat kotor dan tidak tertata.
2) Pola Metabolisme Gizi
Pola konsumsi keluarga bapak S sehari makan 3 kali dengan nasi,
tempe, tahu, sayuran, telor. pola minum keluarga bapak S bisa meminum
air putih dan the manis. Bapak S dulu sering minum kopi tetapi setelah
berhenti merokok sudah tidak minum kopi lagi. Menurut Bapak S bahwa
dikeluarganya mempunyai kebiasaan minum air teh manis sehari 3 gelas.
Status gizi An. N gizi kurang dengan berat badan 19 kg (normalnya 28
kg).
Selera akan menurut keluarga Bapak S adalah kalau sehat makan terasa
enak,kalau tidak enak makan kurang.
Hasil observasi: dirumah tidak tersedia kulkas sebagai teempat
menyimpan bahan makan mentah, makanan yang disiapkan terlihat tempe,
tahu bacem dan sambal tanpa sayuran.

3) Pola Eliminasi
Pola eliminasi menurut Bapak S tidak ada masalah, tidak
menggunakan pencahar dan BAB/BAK di jamban.
Pembuangan sampah yang dilakukan oleh Bapak S dengan cara dibakar
dibelakang rumah nya.
Terdapat hewan peliharaan dibelakang brumah dan kandang didalam
rumah,hewan peliharaan terdiri dari ayam dan mentok.
Terindikasi ada tikus didalam rumah, Bapak S membiarkan tikus tersebut
besar dan katanya akan mati sendiri atau dimakan kucing.
Hasil observasi : keadaan jamban ,lantai jamban licin dan kloset
kotor,terlihat tikus lewat disekitar dapur.ruangan dibelakang rumah
terlihat becek dan karena ada hewan peliharaan maka terlihat banyak
lalat dan nyamuk.
4) Pola Kegiatan Olahraga
Kegiatan pada keluarga Bapak S adalah bersepeda dan dilakukan oleh
Bapak S, N dan A. Namun ibu R tidak pernah berolahraga karena jika
beraktivitas sedikit saja langsung lemas dan nafasnya sesak. Kegiatan
yang Bapak S senangi adalah membuat sendiri keperluan rumah seperti
membuat tangga dari bambu,untuk kegiatan memasak semua dikerjakan
oleh Bapak S mulai dari belanja sampai menyiapkan masakan jadi.
Hasil observasi : keadaan rumah terlihat tidak teratur, lantai rumah
kotor,kebersihan personal anggota keluarga kurang terawat.

5) Pola Istirahat - Tidur


Secara umum untuk istirahat keluarga tidak beristrahat dengan baik,ini
bisa terlihat An.N dan An.A sering tidak masuk sekolah karena bangun
kesiangan karena meraka tidur sudah terlarut malam.keluarga tidak ada
kebiasaan minum obat untuk mempercepat tidur.
Kebiasaan tidur antara jam 22.00-04.00 Wib
Kondisi ruangan untuk tidur terlihat gelap kotor dan banyak nyamuk.
Keluarga memiliki waktu khusus untuk bersantai bersama keluarga yaitu
selepas magrib sambil nonton Tv.
Hasil Observasi : ruang tidur ada 2, satu untuk A dan yang satu anggota
keluarga Bapak S sehingga An.N yang berusia 10 tahun masih tidur
bersama orang tuanya. Kamar tidak mempunyai jendela dan hanya
diterangi lampu 5 watt.

6) Pola persepsi –kognitif


Dalam keluarga Bapak S tidak ada masalah dalam pendengaran dan
penglihatan.didalam keluarga jika ada permasalahan menurut Bapak S
meraka selalu ber-rembuk untuk menyelesaikan masalah.
Hasil observasi : keluarga Bapak S menggunakan bahasa dalam
keseharian adalah bahasa jawa dengan tingkatan bahasa kromo atau halus.

7) Pola persepsi diri dan persepsi konsep diri


Sebagian besar anggota keluarga merasa nyaman menjadi bagian dari
keliarga meskipun ibu R dalam kondisi sakit.suasana hati secara umum
ada kecemasan sehubungan dengan penyakit yang diderita oleh ibu R dan
merasa depresi (diperlihatkan dengan seringnya Bapak S menangis jika
melihat kondisi ibu R) dan yang bisa membantu suasana hati keluarga
adalah dengan pasrah dengan keadaan dan selalu berdoa kepada Tuhan.

8) Pola hubungan peran


Tipe keluarga Bapak S adalah Extended family adalah keluarga inti
dan ada anggota keluarga lain ( keponakan).
Pola hubungan peran dalam keluarga Bapak S adalah Bapak S sebagai
kepala keluarga merangkap juga sebagai peran ibu karena ibu R sudah
tidak bisa m3lakukan perannya dalam hal merawat rumah,memasak
,belanja dan lain-lain.An. N dan An.A berperan sebagai anak.
Hubungan keluarga Bapak S dengan keluarga besarnya masing-masing
kata bapak P sangat baik,mereka saling membantu jika ada yang
membutuhkan(bapak P mengasuh keponakannya A)
Pendapatan Bapak S sebagai petani tidak cukup, sekitar 3-3.5juta dalam
4bulan untuk kebutuhan keluarga tetapi keluarga Bapak S ini keuanganya
juga dibantu oleh anak tertua yang bekerja di Taiwan sebagai TKI.
Keluarga Bapak S ini dalam interaksi dengan tetangga/lingkungan
sosialnya tidak ada masalah karena Bapak S ini juga dianggap sebagai
tokoh masyarakat.
Hasil observasi: hubungan antar anggota keluarga baik, meski ada selisih
paham tetapi tidak membuat hubungan anggota keluarga menjadi tidak
baik.
Peran kepemimpinan Bapak S selalu mengalah pada istrinya.

9) Pola seksual-reproduksi
Menurut Ibu R, dia sudah tidak menstruasi sekita 3tahun yang lalu,
pada saat ditanya tentang hubungan seksual mereka, mereka menjawab
tidak ada masalah karena suami memahami keadaan istrinya.
An.N sudah mengalami mimpi basah dan An.N belum mengalami
menstruasi.

10) Pola mengatasi stress


Terdapat perubahan besar dalam keluarga Bapak S sejak istrinya sakit-
sakitan sehingga peran ibu rumah tangga diambil alih oleh Bapak S.
Bapak S sering menangis kalau melihat keadaan istrinya. Pola mengatasi
stres dengan pasrah pada Tuhan.

11) Pola nilai dan keyakinan


Dalam keluarga Bapak S mengharapkan kehidupan yang baik,
sekarang ataupun nanti. Bapak S percaya bahwa semua ujian dan
cobaan datangnya dari Alloh SWT yang nantinya kita harus sabar dan
ikhlas dalam menghadapinya serta tidak boleh putus asa.

4. Genogram (terlampir)
5. Denah rumah (terlampir)
Data kondisi rumah
1) Rumah milik : sendiri
2) Luas : + 176m2 luas bangunan 16x11 m
Ada ruang tamu, dua kamar tidur, dapur, dan KM/WC
sumur dan kandang (didalam rumah)
3) Jenis rumah : semi permanen
4) Atap rumah : genteng dan sebagian asbes
5) Lantai : semen dan tanah untuk dapur
6. Masalah kesehatan
1) Masalah keluarga dengan Ibu yang hipertensi
2) Keadaan fisik rumah yang tidak memiliki jendela dan kotor
3) Anak N yang masih tidur beserta ayah dan ibunya
4) Peran ganda suami dalam rumah tangga
5) Status gizi An.N dengan berat badan tidak sesuai usianya (19kg)

7. Analisa Data

No Data Masalah
1. Ibu R: tekanan darah Hipertensi
180/100mmHg

2. Kurang pengetahuan keluarga Kebersihan rumah dan


tentang kriteria rumah sehat. ventilasi
Bapak S membiarkan tikus
tersebut besar dan katanya akan
mati sendiri atau dimakan
kucing.
3. Kurang pengetahuan keluarga Anak masih tidur bersama
tentang pentingnya memisahkan orang tuanya
tidur anak.
4. Ibu R sakit Peran ganda suami dalam
Bapak S yang memasak, dan rumah tangga
belanja keperluan rumah tangga
lainnya.
5. BB an.N 19kg Berat badan tidak sesuai
dengan usianya

1. Penentuan prioritas masalah


a. Masalah keluarga dengan Ibu yang hipertensi

No Kriteria Perhitungan Skor Pembenaran


1. a.sifat masalah 3/3 x 1 1 Ibu R yang dalam keadaan
tidak sehat sakit akan berdampak pada
b.Kemungkinan ½ x 2 1 keluarga secara menyeluruh.
masalah untuk Dengan dirawat secara benar
diubah hanya kesehatan Ibu R akan membaik
sebagia n tetapi apabila tidak akan
c.Potensi 3/3 x 1 1 kambuh lagi.
masalah untuk
diubah tinggi
d.menonjolnya 2/2 x 1 1
masalah berat
harus segera
ditangani
TOTAL SKOR 4

b. Keadaan fisik rumah yang tidak memiliki jendela dan kotor


No Kriteria Perhitungan skor Pembenaran
1. a. sifat masalah 2/3x1 2/3 Dengan keadaan
ancaman rumah yang tidak
kesehatan sehat dapat
b. kemungkinan ½ X2 1 menimbulkan
masalah untuk masalah kesehatan
diubah hanya misalnya gangguan
sebagian pernafasan tetapi jika
c. potensi masalah 3/3 X 1 1 lingkungan rumah
untuk diubah dimodifikasi akan
tinggi membutuhkan waktu
d. menonjolnya 0/2x1 0 dan dana yang tinggi
masalah btidak
dirasakan

TOTAL SCOR 2 2/3

c. An.N yang masih tidur beserta ayah dan ibunya

No kriteria perhitungan skor pembenaran


1. a. Sifat ancaman kesehatan 2/3x1 2 /3 Tidak baik
b. Kemungkinan masalah untuk
untuk diubah hanya ½ x2 1 perkembangan
sebagian anak dan juga
c. Potensi masalah untuk privasi orang
diubah tinggi tuanya untuk
d. Menonjolnya masalah 3/3x1 1 mengatasinya
tidak dirasakan dengan
menyekat
Total scor 0/2x1 0 ruang kosong
disamping
ruang
keluarga
2
2/3
d. Peran ganda suami dalam rumah tangga

N kriteria perhitunga sko pembenaran


o n r
a) Sifat masalah 2/3x1 2 /3 Peran ibu
ancaman rumah tangga
kesehatan yang
b) Kemungkinan ½ x2 1 dilakukan
masalah untuk oleh suami
diubah hanya berbeda alam
sebagian pelaksanaany
c) Potensi masalah 3/3x1 1 a sehingga
untuk diubah akan
tinggi menimbulkan
d) Menonjolnya 2/2 x 1 1 masalah
masalah berat kesehatan di
harus ditangani keluarganya

Total skor 3
2/3

e. Status gizi An.N dengan berat badan tidak sesuai usianya (19kg)

N kriteria Perhitunga Sko pembenaran


o n r
a) Sifat masalah 2/3 x 1 2/3 Anak bisa
ancaman mudah
kesehatan terkena
b) Kemungkinan ½x2 1 penyakit dan
masalah untuk juga
diubah hanya tergangguny
sebagaian 3/3x1 1 a tumbuh
c) Potensi masalah dan
untuk diubah kembangnya.
tinggi
d) Menonjolnya 0/2x1 0
masalah berat
harus ditangani
Total skor 2
2/3

2. Prioritas masalah
Setelah dilakukan penscoran maka di dapatkan prioritas masalah
utama
1. Ibu dengan hipertensi
2. Peran ganda suami
3. Keadaan fisik rumah yang kotor
4. Anak N yang masih tidur drngan orang tuanya
5. Ana N dengan berat badan kurang dari usianya

3. INTERVENSI
a. Kegiatan intervensi
Berdasarkan prioritas masalah maka intervensi untuk
menyelesaikan masalah tersebut adalah memberikan konseling
kepada keluarga tentang hipertensi
b. Tujuan
 Tujuan umum
Setelah dilakukan intervensi diharapkan keluarga bapak S
dapat merawat anggota keluarg (ibu R) yang sakit
 Tujuan khusus
 Keluarga dapat menyebutkan kembali pengertian
hipertensi dan penyebab hipertensi
 Keluarga dapat menyebutkan gejala hipertensi
 Keluarga dapat menjelaskan penaganan penyakit
hipertensi dirumah
 Keluarga dapat merawat anggota keluarga yang
sakit
c. Sasaran
Sasaran dalam intervensi ini adalah keluarga bapak S terutama
bapak S dan ibu R
d. Waktu
Intervensi dilakukan tanggal 27 November 2011 hari Minggu jam
10.00 WIB.

e. Metode
Metode yang digunakan dalam intervensi ini adalah metode
pendidikan kesehatan secara individu dengan cara konseling
dengan menggunakan folder.
f. Implementasi
Memberikan konseling kepada bapak S dan ibu R tentang penyakit
hipertensi

g. Evaluasi
Setelah dilakukan intervensi konseling kepada keluarga bapak S,
evaluasinya bapak S bisa menyebutkan kembali tentang gejala dan
penyebab hipertensi, tetapi masih belum bisa sepenuhnya
menjelaskan kembali tentang perawatan yang dilakukan dirumah
Didokumentasikan dalAM matriks

1. Ibu dengan hipertensi

No Kegiatan tujuan evaluasi

DAFTAR PUSTAKA

Drs Efendi.Nasrul, Dasar-Dasar Keperawatan Kesehatan


Masyarakat. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC, 1997.

POLA MANAJEMEN KESEHATAN DAN PERSEPSI KESEHATAN

Kaji pasien mengenai :


 Arti sehat dan sakit bagi pasien

 Pengetahuan status kesehatan pasien saat ini

 Perlindungan terhadap kesehatan : program skrining,


kunjungan ke pusat pelayanan ksehatan, diet, latihan dan
olahraga, manajemen stress, faktor ekonomi

 Pemeriksaan diri sendiri : pyudara, riwayat medis keluarga,


pengobatan yang sudah dilakukan.

 Perilaku untuk mengatasi masalah kesehatan

 Data pemeriksaan fisik yang berkaitan.

POLA METABOLIK – NUTRISI

Kaji pasien mengenai :

 Kebiasaan jumlah makanan dan kudapan

 Jenis dan jumlah (makanan dan minuman)

 Pola makan 3 hari terakhir atau 24 jam terakhir, porsi yang


dihabiskan, nafsu makan

 Kepuasan akan berat badan

 Persepsi akan kebutuhan metabolik

 Faktor pencernaan : nafsu makan, ketidaknyamanan, rasa


dan bau, gigi, mukosa mulut, mual atau muntah, pembatasan
makanan, alergi makanan

 Data pemeriksaan fisik yng berkaitan (berat badan saat ini


dan SMRS)

POLA ELIMINASI
Kaji pasien mengenai :

 Kebiasaan pola buang air kecil : frekuensi, jumlah (cc),


warna, bau, nyeri, mokturia, kemampuan mengontrol BAK,
adanya perubahan lain

 Kebiasaan pola buang air besar : frekuensi, jumlah (cc),


warna, bau, nyeri, mokturia, kemampuan mengontrol BAB,
adanya perubahan lain

 Keyakinan budaya dan kesehatan

 Kemampuan perawatan diri : ke kamar mandi, kebersihan


diri

 Penggunaan bantuan untuk ekskresi

 Data pemeriksaan fisik yang berhubungan (abdomen,


genitalia, rektum, prostat)

POLA AKTIVITAS – LATIHAN

Kaji pasien mengenai :

 Aktivitas kehidupan sehari-hari

 Olahraga : tipe, frekuensi, durasi dan intensitas

 Aktivitas menyenangkan

 Keyakinan tenatng latihan dan olahraga

 Kemampuan untuk merawat diri sendiri (berpakaian, mandi,


makan, kamar mandi)

 Mandiri, bergantung, atau perlu bantuan

 Penggunaan alat bantu (kruk, kaki tiga)


 Data pemeriksaan fisik (pernapasa, kardiovaskular,
muskuloskeletal, neurologi)

POLA ISTIRAHAT – TIDUR

Kaji pasien mengenai :

 Kebiasaan tidur sehari-hari (jumlah waktu tidur, jam tidur


dan bangun, ritual menjelang tidur, lingkungan tidur, tingkat
kesegaran setelah tidur)

 Penggunaan alat mempermudah tidur (obat-obatan, musik)

 Jadwal istirahat dan relaksasi

 Gejala gangguan pola tidur

 Faktor yang berhubungan (nyeri, suhu, proses penuaan dll)

 Data pemeriksaan fisik (lesu, kantung mata, keadaan umum,


mengantuk)

POLA PERSEPSI – KOGNITIF

Kaji pasien mengenai :

 Gambaran tentang indra khusus (pnglihatan, penciuman,


pendengar, perasa, peraba)

 Penggunaan alat bantu indra

 Persepsi ketidaknyamanan nyeri (pengkajian nyeri secara


komprehensif)

 Keyaknan budaya terhadap nyeri


 Tingkat pengetahuan klien terhadap nyeri dan pengetahuan
untuk mengontrol dan mengatasi nyeri

 Data pemeriksaan fisik yang berhubungan (neurologis,


ketidaknyamanan)

POLA KONSEP DIRI – PERSEPSI DIRI

Kaji pasien mengenai :

 Keadaan sosial : peekrjaan, situasi keluarga, kelompok


sosial

 Identitas personal : penjelasan tentang diri sendiri, kekuatan


dan kelemahan yang dimiliki

 Keadaan fisik, segala sesuatu yang berkaiyan dengan tubuh


(yg disukai dan tidak)

 Harga diri : perasaan mengenai diri sendiri

 Ancaman terhadap konsep diri (sakit, perubahan peran)

 Riwayat berhubungan dengan masalah fisik dan atau


psikologi

 Data pemeriksaan fisik yang berkaitan (mengurung diri,


murung, gidak mau berinteraksi)

POLA HUBUNGAN – PERAN

Kaji pasien mengenai :

 Gambaran tentang peran berkaitam dengan keluarga, teman,


kerja
 Kepuasan/ketidakpuasaan menjalankan peran

 Efek terhadap status kesehatan

 Pentingnya keluarga

 Struktur dan dkungan keluarga

 Proses pengambilan keputusan keluarga

 Pola membersarkan anak

 Hubungan dengan orang lain

 Orang terdekat dengan klien

 Data pemeriksaan fisik yang berkaitan

POLA REPRODUKSI – SEKSUALITAS

Kaji pasien mengenai :

 Masalah atau perhatian seksual

 Menstrusi, jumlah anak, jumlah suami/istri

 Gambaran perilaku seksual (perilaku sesksual yang aman,


pelukan, sentuhan dll)

 Pengetahuan yang berhubungan dengan seksualitas dan


reproduksi

 Efek terhadap kesehatan

 Riwayat yang berhubungan dengan masalah fisik dan atau


psikologi

 Data pemeriksaan fisik yang berkaitan (KU, genetalia,


payudara, rektum)
POLA TOLERANSI TERHADAP STRESS – KOPING

Kaji pasien mengenai :

 Sifat pencetus stress yang dirasakan baru-baru ini

 Tingkat stress yang dirasakan

 Gambaran respons umum dan khusus terhadap stress

 Strategi mengatasi stress yang biasa digunakan dan


keefektifannya

 Strategi koping yang biasa digunakan

 Pengetahuan dan penggunaan teknik manajemen stress

 Hubungan antara manajemen stress dengan keluarga

POLA KEYAKINAN – NILAI

Kaji pasien mengenai :

 Latar belakang budaya/etnik

 Status ekonomi, perilaku kesehatan yang berkaitan dengan


kelompok budaya/etnik

 Tujuan kehidupan bagi pasien

 Pentingnya agama/spiritualitas

 Dampak masalah kesehatan terhadap spiritualitas

 Keyakinan dalam budaya (mitos, kepercayaan, laragan, adat)


yang dapat mempengaruhi kesehatan
 

Anda mungkin juga menyukai