Anda di halaman 1dari 46

BAB III

IKATAN KRISTAL
MATERI : IKATAN KRISTAL
3.1.Ikatan Van der Walls-London.
3.1.1. energi kohesi
3.1.2. energi potensial Lenard-Jones.
3.1.3. konstanta kisi
3.2. Ikatan ion
3.2.1. energi kisi
3.2.2. energi Madelung
3.2.3. tetapan Madelung.
3.3. Ikatan kovalen
3.4. Ikatan logam
3.5. Ikatan Hidrogen.
INDIKATOR
Mahasiswa harus dapat :
 mendefinisikan energi kohesi.
 menghitung energi kohesi dengan menggunakan
potensial Lenard-Jones.
 menghitung tetapan kisi pada keadaan setimbang.
 mendefinisikan energi kisi.
 menghitung energi kisi.
 menghitung energi Madelung.
 menghitung tetapan Madelung.
 menjelaskan ikatan kovalen.
 menjelaskan ikatan logam.
 menjelaskan ikatan hidrogen
Apa yang menyebabkan
Sebuah KRISTAL Tetap
Apa yaaa….
BERSATU ??
Jawab: Gaya Elektrostatik
tarik menarik antara
muatan negatif elektron
dan muatan positif inti
atom.

menyebabkan

Energi Kohesif yaitu energi


yang harus diberikan pada
kristal untuk memisahkan
komponen-komponennya
menjadi atom-atom bebas
yang netral pada keadaan
diam dan pada jarak tak
hingga
IKATAN KRISTAL

I.GAS INERT II.IONIK


III.LOGAM IV.HIDROGEN

V.KOVALEN VI.CAMPURAN
I. IKATAN KRISTAL GAS INERT
Gas-gas inert (He, Ne, Ar, dst)
dapat membentuk kristal-kristal
sederhana

1. Interaksi Van der Waals-London.


2. Interaksi Refulsif
3. Konstanta Kesetimbangan kisi
4. Energi Kohesif
1. INTERAKSI VAN DER WAALS-LONDON

Osilator Harmonis I Osilator Harmonis II

2
P1 1 P 22 1
H 0   C X 1 
2
  C X 2 2
2 m 2 2 m 2

e2 e2 e2 e2 e2 X 1X
H1       2 2
R R  X1  X 2 R X 2 R  X1 R3
1 1
Xs = (X1  X2) X1 = (Xs  Xa )
2 2 ... (1)
1 1
Xa = (X1  X2 ) X2  (Xs  Xa )
2 2

1 1
Ps  ( P1  P2 ) P 1= ( Ps  Pa )
2 2 ... (2)
1 1
P a= ( P1  P2 ) P 2= ( Ps  Pa )
2 2

H  H 0  H1
2
P1 1 P 22 1 e2X 1X
H   CX 1
2
  CX 2
2  2 2
2m 2 2m 2 R3
Ps 1  e2  2 Pa2 1  e2  2
2
H   C  2 3  X s    C  2 3  X a
2m 2  R  2m 2  R 

e2 e2
(C  2 3 ) (C  2 ) C 
1
2  2e 2 
1
2
 1  e 2  1  2e 2 
2

s  R a  R3 sa    1  
3 
= 0 1   2    3   ...
3 
m m m  CR   2  CR  8  CR 

dengan
1
 X 1 
H 0   0  2
1
 0
1  X  2  1   X 2  ... 0 
C
2  2 8  m

1
T  0K    s   a 
2

A  0  2e 2 
2
 1  2e 2  2 
U   6  A    U  U akhir  U 0   0    
3 
R 8  C   8  CR  
2
A 0  2e 2 
U   6  A   
R 8  C 

Posisi Inti
Posisi Inti

Sumbu Posisi

Elektron-elektron saling
tumpang tindih.
(semakin dekat,semakin
banyak elektronnya)
2.GAYA REPULSIF

He E = - 58,3 eV

Total Spin 1 

1S 1S 1S 2S
Spin 1  Spin 1

2 2

E = - 78,98 eV
Total Spin 0 

1S 1S 1S
1S
1 1
Spin 2  Spin - 
2
t

Energi dari interaksi tolak-menolak ( tolak-menolak


hanya terjadi pada atom-atom yang berdekatan)

B     12    
6

U  12   4       
R   R   R   .A  4  6 , B  4  12

Energi Energi
tolak-menolak Tarik-menarik

U t R  Energi Potensial Lennard - Jones   R 


U   exp  
  

R ij
i j
1     12    
6

U (R) = N 4        
2   R   R  
R R R R

Pij   Pij R
j
3. Konstanta kesetimbangan kisi
   
12
  
6
 
1       ...( 2)
U (N) = N  4      
 j   R   
2   j   ij R 
    ij   

Untuk FCC
  ij  12.13188 ;   ij
12 6
 14, 45392
ij ij

Untuk hCP
  ij  12.13229 ;   ij
12 6
 14, 45481
ij ij

Untuk keadaan equilibrium: R = R

dU t R  dU t R     12   6 
0  - 2N  12 12,13 13   6 14,45 7 
dR dR R  R 
  0   0 
6
   14,45    1
        R  R0
 R0  24,26  R0  1,09

R0
 1, 09  Untuk keadaan equilibriu m

R 0  jarak terdekat
4.ENERGI KOHESIF

Energi Kohesi pada 0 K

   
12
  
6

U t R   2 N   12 ,13    14 , 45   
  R0   R0  

R0

 1,09 U t ( R0 )2 N  12,131,09 12
 14,451,09
6

2,15 4 N   Energi Kohesi pada 0 K
II.IKATAN KRISTAL IONIK
Interaksi antar atom i (atom acuan) dengan atom-atom j yang lain (ij)
biasa dinyatakan dengan energi interaksi  U i
U i   U ij
j R
ij
q2
U ij  e 

Rij
Energi tolak menolak hanya terjadi antr ion acuan dengan ion tetangga terdekat
R ij   ij R Untuk interaksi tolak-menolak
Jarak antara dua ion yang berdekatan.

R ij  R
R
q2
U ij  e  
R
 R
q2 
U total  NU i  N  U ij  N  e   


j  j j  ij R 
U total  NU i  N  U ij
j
R
q2
U i  Ze 
 
j  ij R
R
q2
U i  Ze 
 
j  ij R

Z adalah jumlah atom terdekat


i
  
j  ij
R
q2
U i  Ze 
 
j  ij R
0

 R
q 2

U total 
 NU i  N  Ze  


 R

Pada jarak seimbang (equilibrium) ( R = Rij) T=0 K

 Z  R q 2 
dU total dU 0  N e   2  denganR  R 0
 0  N i
  R 
dR dR 

 R0 R
q 2
q 2
 Ze
2  
R0 e   2
Z R0
Pada T = 0 K

 R
q 2

U total  NU i  N  Z  e  


 R 

  q 2  q 2   q 2   
U t  N  2
   N
  R    1 
 R0 R0   0  R 0 

Nilai energi ionik:

Nq 2   
U t  2n2 1   T=0K
R0  R0 
Nq 2
Energi Madelung : 
R0

Konstanta Madelung
i
  
j  ij
Rij
Rij   ij R  ij 
R
R
    1  1 1 1 1 
Rij   2     ... 
ij
R R  R 2 R 3R 4 R 
j Rij

 1 1 1 
  21     ... 
 2 3 4 

n2
 X2 X2 X2 X2 
n1  X    X      ...
 2 3 4 5 

Untuk x=2  1 1 1 1 
n2   1      ........................
 2 3 4 5 

  2n2

Nq 2   
U t  2n2 1   T=0K
R0  R0 
1. IKATAN KRISTAL KOVALEN

Pengertian

Karakteristik

Proses

Contoh
Pengertian

Ikatan kovalen terjadi karena adanya


pemakaian sebuah elektron secara
bersama-sama oleh kedua atom yang
berikatan satu sama lain, misalnya
ikatan antara dua buah atom
hidrogen. Dalam pembentukan ikatan
kovalen tidak berlaku pemindahan
elektron.
Karakteristik

Memiliki energi ikat yang besar


sehingga sangat keras dan
tembus cahaya
Titik leleh tinggi
Tidak larut dalam zat cair biasa
dan dalam hampir semua pelarut.
Energi kohesif 16 sampai 12 eV
Proses

Fluorin
(F)

+
Ikatan
kovalen
Melukis struktur Lewis bagi ion
karbonat CO32-
1.Jumlahkan elektron valensi
1 atom karbon ( 2s2 2p2 ) = 1 x 4 = 4
3 atom oksigen ( 2s2 2p4 ) = 3 x 6 = 18
Bilangan cas ion (2-) = +2-
Jumlah elektron valensi = 24

2.Gambar struktur rangka

C
3. Letakkan pasangan elektron ikatan antara atom pusat
dengan setiap atom penghujung.
Contoh

Atom hidrogen (H)


Karbon (Grafit)
Intan
Diamond
Contoh:
ikatan kovalen pada atom hidrogen

-e -e
+ =
-e -e
H H H2
Gambar Ikatan kovalen 2 atom H
Dua buah atom hidrogen yang berinteraksi
akan membentuk sebuah ikatan kovalen
sehingga kedua atom tersebut secara
bersama-sama memiliki dua buah elektron dari
keduanya (saling melengkapi). Kedua elektron
itu akan mengorbit kedua inti hidrogen,
sehingga setiap inti seolah-olah memiliki dua
buah elektron.

-e -e
+ +
Struktur tetrahedral dari karbon

mengilustrasikan bagaimana struktur zat


padat yang tersusun dari ikatan-ikatan
seperti itu. Setiap karbon memiiki empat
tetangga terdekat yang dengannya dapat
membagi rata elektron-elektron dalam
ikatan kovalen.
Kristal Jarak antara Tetangga Energi
terdekat (nm) kohesif (eV)
ZnS 0.235 6.32
C (intan) 0.154 7037
Si 0.234 4.63
Ge 0.244 3.85
Sn 0.280 3.14
CuCl 0.236 9.24
GaSb 0.265 6.02
InAs 0.262 5. 70
SiC 0.189 12.30
Gambar di bawah ini menunjukkan struktur
kristal intan. Susunan limas merupakan
akibat dari kemampuan masing-masing
atom karbon untuk membentuk ikatan
kovalen dengan empat atom lain.

Gambar struktur kristal intan


Gambar: Grafit yang terdiri dari lapisan karbon
dalam deret heksagonal dengan masing-masing atom
terikat dengan tiga atom lainnya. Masing-masing
deret saling berikatan dengn gaya van der waals
lemah.
Manfaat grafit yang lunak yaitu:
Sebagai mata pensil untuk menulis
Karbon dapat diolah menjadi serat
Karbon digunakan dalam berbagai struktur
yang ringan seperti raket badminton (Carbonex)
atau raket tennis, stick golf, stick pancingan
sampai pada struktur mobil Formula One yang
sangat ringan, hingga Struktur pesawat tempur
siluman dan satelit yang bersandar pada
penggunaan karbon komposit.
Diamond
Ciri dan karaktristik:
Sebuah material permata putih yang memiliki sinar
cemerlang dan menarik
Material yang paling keras
Suatu material yang memiliki elektron negatif
Terkompressi paling sedikit
Paling kaku
Konduktor panas paling baik
Memiliki koefisien expansi panas terkecil
Inert terhadap asam dan alkali
Bagaimanakah sesungguhnya
pembentukan kristal ?
Pembentukan kristal dipengaruhi oleh:

Proses thermal
Energi kinetik yang
diterima oleh
sekumpulan karbon
2. IKATAN LOGAM
gaya tarik menarik elektrostatik
antara ion positif logam dengan
awan elektron

sejumlah besar atom bergabung


dengan berbagi elektron masing-
masing setiap atom logam menyumbangkan
elektron terluarnya pada kolam umum.
"Lautan elektron" ini menjelaskan sifat
kunci logam - kemampuannya
Berkilauan,;menghantarkan kalor dan menghantarkan listrik
listrik dengan baik
3.IKATAN HIDROGEN
terjadi akibat daripada daya tarikan antara dua molekul yang
mengandung atom hidrogen yang terikat dengan atom yang
sangat elektronegatif seperti atom N, O dan F.

Terjadi ketika sebuah molekul memiliki atom N, O, atau


F yang mempunyai pasangan elektron bebas (lone pair
electron)

Hidrogen dari molekul lain akan berinteraksi dengan


pasangan elektron bebas ini membentuk suatu ikatan
hidrogen
besar ikatan bervariasi mulai dari yang lemah (1-2 kJ
mol-1) hingga tinggi (>155 kJ mol-1).

dipengaruhi oleh perbedaan elektronegativitas


antara atom-atom dalam molekul tersebut

CONTOH
SIFAT-SIFAT
Titik lebur dan titik didih
bahan molekul bertambah

Keterlarutan dalam air lebih mudah


apabila dalam sesuatu molekul itu
terdapat ikatan hidrogen.
Berlaku pemasangan molekul

Bentuk molekul protein menjadi


lebih tegar dan sangat stabil.
4.Ikatan Campuran
A. Ionik-kovalen
Ikatan ionik yang sempurna
dapat terbentuk pada suatu
molekul bilamana atom-atom
yang terlibat dapat membentuk
ion-ion yang elektropositif dan
elektronegatif kuat

logam-logam transisi (golonganB) memiliki


energi ionisasi yang lebih besar daripada
logam alkali, sehingga perak-halida (AgX)
kurang ionik dibandingkan alkali-halida
 100  2

%keionikan   
 1  
2

λ parameter derajat keionikan

   kov   ion

Ψ = fungsi gelombang elektron terikat,

Ψkov = fungsi gelombang ikatan kovalen

ψ ion = fungsi gelombang ikatan ionik.


Tabel 1.2.
Persentase keionikan beberapa kristal
biner (mempunyai dua jenis atom).

Kristal % Ionik Kristal % Ionik


Si 0 GaAs 31
Ge 0 GaSb 26
SiC 18 AgCl 86
ZnO 62 AgBr 85
ZnS 62 AgI 77
ZnSe 63 ZnTe 61
MgO 84 MgS 79
InP 42 MgSe 79
InAS 36 InSb 32
NaCl 94 RbF 96
B. Kovalen –Van der Waals
Ikatan campuran antara kovalen dan Van der Waals banyak
ditemukan pada kristal molekul.

Contoh:

Ikatan kovalen antar


Kristal Telurium (Te) atom-atom Te
membentuk spiral

Ikatan kovalen terjadi


Grafit (C) antar atom-atom C pada
satu lapis tertertu

Ikatan van der waals terjadi antar lapisan

Anda mungkin juga menyukai