OLEH
MIA SABRINA
NIM 19650124
Puji syukur kehadirat Allah swt, atas berkat dan rahmatNya penulis dapat menyelesaikan
makalah dengan judul “AKUT LONG OEDEMA (ALO)”.
Penyusunan makalah ini dapat memenuhui tugas mata kuliah Keperawatan Gawat Darurat
dan Kritis yang dibina Sholihatul Maghfirah, S.Kep.Ns.,M.Kep
Penulis menyadari bahwa makalah ini tidak akan selesai tanpa bantuan dari pihak-pihak
lain. Oleh karena itu penulis mengucapkan terima kasih kepada pihak-pihak berikut ini :
1. Sulistyo Andarmoyo, S.Kep., Ners., M.Kes., selaku Dekan Fakultas Ilmu Kesehatan
Unmuh Ponorogo
2. Hery Ernawati, S.Kep., M.Kep., selaku Kaprodi Profesi Ners
3. Sholihatul Maghfirah, S.Kep.Ns.,M.Kep selaku dosen pembimbing, serta
4. Pihak-pihak lain yang tidak dapat saya sebutkan satu persatu
Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan makalah ini masih banyak kekurangan
didalamnya. Oleh karena itu penulis sangat berharap adanya kritik dan saran dari pembaca.
Semoga makalah ini bermanfaat bagi para pembaca.
Penulis
DAFTAR ISI
HALAMAN DEPAN................................................................................................................i
KATA PENGANTAR.............................................................................................................ii
DAFTAR ISI...........................................................................................................................iii
BAB 1 PENDAHULUAN........................................................................................................1
A. LatarBelakang...............................................................................................................1
B. Tujuan............................................................................................................................2
C. Rumusan Masalah.........................................................................................................2
BAB 2 KONSEP TEORI..........................................................................................................3
A. Definisi..........................................................................................................................3
B. Klasifikasi......................................................................................................................3
C. Etiologi..........................................................................................................................5
D. Tanda dan gejala............................................................................................................5
E. Patofisiologi..................................................................................................................6
F. Pemeriksaan Penunjang.................................................................................................8
G. PenatalaksanaanMedis...................................................................................................9
H. Pohon Masalah............................................................................................................12
I. Masalah keperawatan dan data yang perlu dikaji........................................................13
J. Diagnosa Keperawatan................................................................................................15
BAB 3 CRITIKAL THINKING.............................................................................................22
A. Analisis Jurnal.............................................................................................................22
BAB 4 PENUTUP..................................................................................................................26
A. Kesimpulan..................................................................................................................26
B. Saran............................................................................................................................26
DAFTAR PUSTAKA.............................................................................................................27
BAB I
PENDAHULUAN
.
1.2 Rumusan Masalah
1. Bagaimanakah konsep dasar teori Acute long Odeme (ALO)?
2. Bagaimanakah konsep asuhan keperawatan Acute long Odeme (ALO)?
3. Bagaimana analisa masalah dari konsep dasar teori Acute long Odeme (ALO) dengan
jurnal yang ada di lapangan ?
1.3 Tujuan
1. Mengetahui konsep dasar teori Acute long Odeme (ALO).
2. Memahami konsep asuhan keperawatan Acute long Odeme (ALO).
3. Menganalisa masalah dari konsep dasar teori Acute long Odeme (ALO) dengan jurnal
yang ada di lapangan.
BAB II
KONSEP TEORI
2.2 ETIOLOGI
Ketidak-seimbangan Starling Forces :
a) Peningkatan tekanan kapiler paru :
Peningkatan tekanan vena paru tanpa adanya gangguan fungsi ventrikel kiri
(stenosis mitral).
Peningkatan tekanan vena paru sekunder oleh karena gangguan fungsi ventrikel
kiri.
Peningkatan tekanan kapiler paru sekunder oleh karena peningkatan tekanan arteria
pulmonalis (over perfusion pulmonary edema).
b) Penurunan tekanan onkotik plasma.
Hipoalbuminemia sekunder oleh karena penyakit ginjal, hati, protein-losing
enteropaday, penyakit dermatologi atau penyakit nutrisi.
c) Peningkatan tekanan negatif intersisial :
Pengambilan terlalu cepat pneumotorak atau efusi pleura (unilateral).
Tekanan pleura yang sangat negatif oleh karena obstruksi saluran napas akut
bersamaan dengan peningkatan end-expiratory volume (asma).
d) Peningkatan tekanan onkotik intersisial.
Sampai sekarang belum ada contoh secara percobaan maupun klinik.
2.3 KLASIFIKASI
Berdasarkan penyebabnya, edema paru terbagi menjadi 2, kardiogenik dan non-
kardiogenik. Hal ini penting diketahui oleh karena pengobatannya sangat berbeda. Edema
Paru Kardiogenik disebabkan oleh adanya Payah Jantung Kiri apapun sebabnya. Edema
Paru Kardiogenik yang akut disebabkan oleh adanya Payah Jantung Kiri Akut. Tetapi
dengan adanya faktor presipitasi, dapat terjadi pula pada penderita Payah Jantung Kiri
Kronik.
Cardiogenic pulmonary edema berakibat dari tekanan yang tinggi dalam pembuluh-
pembuluh darah dari paru yang disebabkan oleh fungsi jantung yang buruk. Gagal
jantung kongestif yang disebabkan oleh fungsi pompa jantung yang buruk (datang dari
beragam sebab-sebab seperti arrhythmias dan penyakit-penyakit atau kelemahan dari
otot jantung), serangan-serangan jantung, atau klep-klep jantung yang abnormal dapat
menjurus pada akumulasi dari lebih dari jumlah darah yang biasa dalam pembuluh-
pembuluh darah dari paru-paru.Ini dapat, pada gilirannya, menyebabkan cairan dari
pembuluh-pembuluh darah didorong keluar ke alveoli ketika tekanan membesar.
Tingkat oksigen darah yang rendah (hypoxia) mungkin terdeteksi pada pasien-pasien
dengan pulmonary edema. Lebih jauh, atas pemeriksaan paru-paru dengan stethoscope,
dokter mungkin mendengar suara-suara paru yang abnormal, sepeti rales atau crackles
(suara-suara mendidih pendek yang terputus-putus yang berkoresponden pada muncratan
cairan dalam alveoli selama bernapas).
Manifestasi klinis Edema Paru secara spesifik juga dibagi dalam 3 stadium:
Stadium 1
Adanya distensi dan pembuluh darah kecil paru yang prominen akan
memperbaiki pertukaran gas di paru dan sedikit meningkatkan kapasitas difusi gas
CO. Keluhan pada stadium ini mungkin hanya berupa adanya sesak napas saat bekerja.
Pemeriksaan fisik juga tak jelas menemukan kelainan, kecuali mungkin adanya ronkhi
pada saat inspirasi karena terbukanya saluran napas yang tertutup pada saat inspirasi.
Stadium 2
Pada stadium ini terjadi edema paru intersisial.Batas pembuluh darah paru
menjadi kabur, demikian pula hilus juga menjadi kabur dan septa interlobularis
menebal (garis Kerley B). Adanya penumpukan cairan di jaringan kendor inter-sisial,
akan lebih memperkecil saluran napas kecil, terutama di daerah basal oleh karena
pengaruh gravitasi. Mungkin pula terjadi refleks bronkhokonstriksi.Sering terdapat
takhipnea.Meskipun hal ini merupakan tanda gangguan fungsi ventrikel kiri, tetapi
takhipnea juga membantu memompa aliran limfe sehingga penumpukan cairan
intersisial diperlambat.Pada pemeriksaan spirometri hanya terdapat sedikit perubahan
saja.
Stadium 3
Pada stadium ini terjadi edema alveolar. Pertukaran gas sangat terganggu, terjadi
hipoksemia dan hipokapnia. Penderita nampak sesak sekali dengan batuk berbuih
kemerahan. Kapasitas vital dan volume paru yang lain turun dengan nyata. Terjadi
right-to-left intrapulmonary shunt. Penderita biasanya menderita hipokapnia, tetapi
pada kasus yang berat dapat terjadi hiperkapnia dan acute respiratory acidemia. Pada
keadaan ini morphin harus digunakan dengan hati-hati (Ingram and Braunwald,
1988)..
2.5 PATOFISIOLOGI
Edema Paru terjadi ketika alveoli dipenuhi dengan kelebihan cairan yang merembes
keluar dari pembuluh-pembuluh darah dalam paru sebagai gantinya udara. Ini dapat
menyebabkan persoalan-persoalan dengan pertukaran gas (oksigen dan karbon dioksida),
berakibat pada kesulitan bernapas dan pengoksigenan darah yang buruk. Adakalanya, ini
dapat dirujuk sebagai “air dalam paru-paru” ketika menggambarkan kondisi ini pada
pasien-pasien.Pulmonary edema dapat disebabkan oleh banyak faktor-faktor yang
berbeda.Ia dapat dihubungkan pada gagal jantung, disebut cardiogenic pulmonary edema,
atau dihubungkan pada sebab-sebab lain, dirujuk sebagai non-cardiogenic pulmonary
edema.
2.6 PATWAY
Ketidakseimbangan
Staling Force
Kelelahan Defisit
Gangguan Pengambilan perawatan Gangguan
perfusi jaringan O2 ↑ diri Resiko tinggi
komunikasi
infeksi
verbal
Intoleransi
aktivitas
Gangguan pola nafas
- Ronchi basah nyaring di basal paru kemudian memenuhi hampir seluruh lapangan paru,
kadang disertai ronchi kering dan ekspirasi yang memanjang akibat bronkospasme
sehingga disebut sebagai asma kardiale.
» Elektrokardiografi.
Bisa sinus takikardia dengan hipertrofi atrium kiri atau fibrilasi atrium, tergantung
penyebab gagal jantung. Gambaran infark, hipertrofi ventrikel kiri atau aritmia bisa
ditemukan.
» Laboratorium
- Analisa gas darah pO2 rendah, pCO2 mula-mula rendah dan kemudian hiperkapnia.
- Enzim kardiospesifik meningkat jika penyebabnya infark miokard.
- Darah rutin, ureum, kreatinin, , elektrolit, urinalisis, foto thoraks, EKG, enzim jantung
(CK-MB, Troponin T), angiografi koroner.
- Foto thoraks Pulmonary edema secara khas didiagnosa dengan X-ray dada. Radiograph
(X-ray) dada yang normal terdiri dari area putih terpusat yang menyinggung jantung
dan pembuluh-pembuluh darah utamanya plus tulang-tulang dari vertebral column,
dengan bidang-bidang paru yang menunjukan sebagai bidang-bidang yang lebih gelap
pada setiap sisi, yang dilingkungi oleh struktur-struktur tulang dari dinding dada.
- X-ray dada yang khas dengan pulmonary edema mungkin menunjukan lebih banyak
tampakan putih pada kedua bidang-bidang paru daripada biasanya. Kasus-kasus yang
lebih parah dari pulmonary edema dapat menunjukan opacification (pemutihan) yang
signifikan pada paru-paru dengan visualisasi yang minimal dari bidang-bidang paru
yang normal. Pemutihan ini mewakili pengisian dari alveoli sebagai akibat dari
pulmonary edema, namun ia mungkin memberikan informasi yang minimal tentang
penyebab yang mungkin mendasarinya.
» Gambaran Radiologi yang ditemukan :
- Pelebaran atau penebalan hilus (dilatasi vaskular di hilus)
- Corakan paru meningkat (lebih dari 1/3 lateral)
- Kranialisasi vaskuler
- Hilus suram (batas tidak jelas)
- Interstitial fibrosis (gambaran seperti granuloma-granuloma kecil atau nodul milier)
5 Perubahan Perfusi jaringan adekuat setelah 1. Observasi vital sign 1. Memantau kondisi
perfusi pemberian intervensi selama pasien klien
jaringan b.d 1x24 jam
2. Berikan posisi semi 2. Memberi rasa
gangguan
Kriteria hasil: fowler nyaman serta
transport O2
membantu pola napas
ke jaringan - CRT <3 detik 3. Kolaborasi
sekunder pemberian O2 sesuai
akibat ALO - Akral hangat, kering,
indikasi
merahNadi dalam rentang
normal, 60-100 kali/menit 4. Monitoring hasil
laboratorium BGA
Ph darah dalam rentang secara berkala
normal, 7,35-7,45
BGA dalam batas normal
BAB III
CRITICAL THINKING
A. Analisis Jurnal
Ya
2. Sebaiknya apakah penelitian tersebut dilakukan?/ seberapa baik penelitian
dikerjakan?
C:-
O :Dapat mengelola kondisi tubuh dalam
mengelola edema paru yang berat
Rekrutmen
Allocation or adjustmen
Maintenance
Measurement-blinded-objective
ASPEK YANG
DINILAI DARI ARTIKEL KRITIK
ARTIKEL
Rekrutmen
Populasi penelitian ini adalah
Populasi pasien yang memiliki penyakit
ALO
Sampel & Sampling .
Allocation Or Adjustmen
Pengumpulan data dilakukan yang Desain yang digunakan pada
belum pernah melakukan relaksasi penelitian kali ini
PMR. Bersedia mengikuti adalahpenelitian quasy
program pengobatan yang experimental dengan
dijalankan dibawah observasi pendekatan pretestposttest
peneliti selama penelitian. Kriteria control group design.
Acak Sebanding
eksklusi adalah pasien mengalami
Matching
gangguan kesadaran. Peneliti
memilih dan mengambil 2
puskesmas yang homogen
darikarakteristik usia dan
pelayanan yang diberikan di
puskesmas.
Maintenance Apakah Status Sebanding Tetap Terjaga
Pada penelitian ini responden
Perlakukan diberikan latihan progressive
Adequat muscle relaxation antara
kelompok perlakuan dan
kelompok kontrol.
Measurement-blinded-objective
Pengukuran .
Objektif
Tersamar
Blind
LANGKAH III: APA MAKNA HASIL PENELITIAN
KEPUTUSAN:
HASIL PENELITIAN :
Hipoksemia umum pada edema paru merupakan ancaman utama bagi susunan saraf pusat,
baik berupa turunnya kesadaran sampai koma maupun terjadinya syok. Oleh karena itu
suplementasi oksigen merupakan terapi intervensi yang penting untuk meningkatkan
pertukaran gas dan menurunkan kerja pernapasan, mengoptimalisasi unit fungsional paru
sebanyak mungkin, serta mengurangi overdistensi alveolar.Pada kasus ringan oksigen bisa
diberikan dengan kanul hidung atau masker muka (facemask). Continuous positive airway
pressure (CPAP) sangat membantu pada pasien edema paru kardiogenik. mendapatkan bahwa
penggunaan CPAP menurunkan kebutuhan akan intubasi dan angka mortalitas. Pada pasien
dengan edema paru Kardiogenik akut, induksi ventilasi non-invasif dalam gangguan
pernapasan dan
BAB IV
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
Edema paru merupakan suatu keadaan terkumpulnya cairan patologi di ekstravaskular
dalam paru. Kelainan ini disebabkan oleh dua keadaan, yaitu Peningkatan tekanan
hidrostatis dan Peningkatan permaebilitas kapiler paru.( Arif Muttaqin, 2008 )
Edema Paru terjadi ketika alveoli dipenuhi dengan kelebihan cairan yang merembes
keluar dari pembuluh-pembuluh darah dalam paru sebagai gantinya udara. Ini dapat
menyebabkan persoalan-persoalan dengan pertukaran gas (oksigen dan karbon dioksida),
berakibat pada kesulitan bernapas dan pengoksigenan darah yang buruk. Adakalanya, ini
dapat dirujuk sebagai “air dalam paru-paru” ketika menggambarkan kondisi ini pada
pasien-pasien.Pulmonary edema dapat disebabkan oleh banyak faktor-faktor yang
berbeda.Ia dapat dihubungkan pada gagal jantung, disebut cardiogenic pulmonary edema,
atau dihubungkan pada sebab-sebab lain, dirujuk sebagai non-cardiogenic pulmonary
edema
Hipoksemia umumpada edema paru merupakan ancaman utama bagi susunan saraf
pusat, baik berupa turunnya kesadaran sampai koma maupun terjadinya syok. Oleh
karena itu suplementasi oksigen merupakan terapi intervensi yang penting untuk
meningkatkan pertukaran gas dan menurunkan kerja pernapasan, mengopti-malisasiunit
fungsional paru sebanyak mungkin, serta mengurangi overdistensi alveolar.
.
DAFTAR PUSTAKA
Bare and Smeltzer (2008) ‘Keperawatan Medikal Bedah’, in Keperawatan Medikal Bedah
Corwin, Elizabeth. 2001. Buku Saku Patofisiologi. Jakarta: EGC
Guyton and John (2008) ‘Buku Ajar Fisiologi Kedokteran’, in Buku Ajar Fisiologi
Kedokteran. 11th edn. Jakarta: EGC
Irianto, Kus. 2004. Struktur dan Fungsi Tubuh Manusia untuk Paramedis. Bandung
Nurarif Amin Huda, Kusuma Hardhi. 2013. Aplikasi Asuhan Keperawatan Berdasarkan
Diagnosa Medis & Nanda Nic-Noc. Edisi revisi. Jilid 1. Yogyakarta : MediAction
Pearce, Evelyn C.2007.Anatomi dan Fisiologi Untuk Paramedis.Jakarta:PT Gramedia Pustaka
Utama
Price, Sylvia A.2005.Patofisiologi volume Edisi 6.Jakarta:EGC
Soewondo dkk. 2006. Buku ajar Ilmu Penyakit Dalam. 4th ed. Jakarta: Pusat Penerbitan
Departemen Ilmu Penyakit Dalam FKUI.
Ungkas Herlambang, dkk. 2019.Pengaruh Progressive Muscle Relaxation Terhadap Stres
Dan Penurunan Gula Darah Pada Pasien Diabetes Melitus Tipe 2. CRITICAL
MEDICAL AND SURGICAL NURSING JOURNAL (Jurnal Keperawatan Medikal
Bedah dan Kritis) Vol. 8, No. 1, April 2019