Anda di halaman 1dari 13

MAKALAH

Treponema pallidum

Disusun Oleh :
DHIA NISRINA
NIM:
P07134119014

Prodi:
Diploma III Teknologi Laboratorium Medik

KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA


POLITEKNIK KESEHATAN BANJARMASIN
PROGRAM STUDI DIPLOMA III
TEKNOLOGI LABORATORIUM MEDIK
2019
KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh


Segala puji bagi Allah SWT yang telah memberikan kami kemudahan
sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini dengan tepat waktu. Tanpa
pertolongan-Nya tentunya kami tidak akan sanggup untuk menyelesaikan makalah
ini dengan baik. Shalawat serta salam semoga terlimpah curahkan kepada baginda
tercinta kita yaitu Nabi Muhammad SAW yang kita nanti-natikan syafa’atnya di
akhirat nanti.
Penulis mengucapkan syukur kepada Allah SWT atas limpahan nikmat sehat-
Nya, baik itu berupa sehat fisik maupun akal pikiran, sehingga penulis mampu
untuk menyelesaikan pembuatan makalah sebagai pemenuhan tugas Latihan
Dasar Kepemimpinan dengan judul “Treponema pallidum”.
Penulis tentu menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna
dan masih banyak terdapat kesalahan serta kekurangan di dalamnya. Untuk itu,
penulis mengharapkan kritik serta saran dari pembaca untuk makalah ini, supaya
makalah ini nantinya dapat menjadi makalah yang lebih baik lagi. Kemudian
apabila terdapat banyak kesalahan pada makalah ini penulis mohon maaf yang
sebesar-besarnya.
Penulis juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak khususnya
kepada guru-guru kami yang telah membimbing kami dalam menulis makalah ini.
Demikian, semoga makalah ini dapat bermanfaat. Terima kasih.

Banjarbaru, 10 November 2019

Dhia Nisrina

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.............................................................................................i
DAFTAR ISI..........................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN.......................................................................................1
1.1 Latar Belakang........................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah...................................................................................2
1.3 Tujuan......................................................................................................2
BAB II PEMBAHASAN........................................................................................3
2.1 Klasifikasi dan Morfologi Treponema pallidum...................................3
2.2 Patogenitas Treponema pallidum............................................................3
2.3 Cara penularan........................................................................................5
2.4 Pemeriksaan Laboratorium...................................................................6
BAB III PENUTUP................................................................................................9
3.1 Kesimpulan..............................................................................................9
3.2 Saran.........................................................................................................9
DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................10

ii
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Treponema pallidum merupakan salah satu bakteri spirochaeta. Bakteri ini
berbentuk spiral. Terdapat empat subspesies, yaitu Treponema pallidum
pallidum, yang menyebabkan sifilis, Treponema pallidum pertenue, yang
menyebabkan yaws, Treponema pallidum carateum,yang menyebabkan pinta
dan Treponema pallidum endemicum yang menyebabkan sifilis endemik
(juga disebut bejel). Klasifikasi bakteri penyebab sifilis adalah; Kingdom:
Eubacteria, Filum: Spirochaetes, Kelas: Spirochaetes, Ordo: Spirochaetales,
Familia: Treponemataceae, Genus: Treponema, Spesies: Treponema
pallidum, Subspesies: Treponema pallidum pallidum.
Genus Treponema (filum Spirochaetes, ordo Spirochetales, famili
Spirochaetaceae) terdiri dari spesies patogen dan nonpatogenik yang berasal
dari manusia dan hewan. Treponema adalah genus bakteri berbentuk spiral.
Spesies paling dikenal di genus ini ialah Treponema pallidum, yang dimana
merupakan penyebab penyakit berbahaya yaitu sifilis.
Sifilis adalah penyakit menular seksual yang sangat infeksius, disebabkan
oleh bakteri berbentuk spiral, Treponema pallidum subspesies pallidum.
Penyebaran sifilis di dunia telah menjadi masalah kesehatan yang besar
dengan jumlah kasus 12 juta pertahun. Infeksi sifilis dibagi menjadi sifilis
stadium dini dan lanjut. Sifilis stadium dini terbagi menjadi sifilis primer,
sekunder, dan laten dini. Sifilis stadium lanjut termasuk sifilis tersier
(gumatous, sifilis kardiovaskular dan neurosifilis) serta sifilis laten lanjut.
Sifilis primer didiagnosis berdasarkan gejala klinis ditemukannya satu atau
lebih chancre (ulser). Sifilis sekunder ditandai dengan ditemukannya lesi
mukokutaneus yang terlokalisir atau difus dengan limfadenopati. Sifilis laten
tanpa gejala klinis sifilis dengan pemeriksaan nontreponemal dan treponemal
reaktif, riwayat terapi sifilis dengan titer uji nontreponemal yang meningkat
dibandingkan dengan hasil titer nontreponemal sebelumnya. Sifilis tersier
ditemukan guma dengan pemeriksaan treponemal reaktif, sekitar 30% dengan
uji nontreponemal yang tidak reaktif.

1
1.2 Rumusan Masalah
1. Bagaimana klasifikasi dan morfologi Treponema pallidum ?
2. Bagaimana Patogenitas Treponema pallidum ?
3. Bagaimana cara penularannya ?
4. Bagaimana pemeriksaan laboratoriumnya ?
1.3 Tujuan
1. Dapat mengetahui tentang klasifikasi dan morfologi Treponema pallidum.
2. Dapat mengetahui tentang Patogenitas Treponema pallidum.
3. Dapat mengetahui tentang cara penularannya.
4. Dapat mengetahui tentang pemeriksaan laboratoriumnya.

2
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Klasifikasi dan Morfologi Treponema pallidum
Kingdom : Eubacteria
Phylum : Spirochaetes
Class : Spirochaetes
Ordo : Spirochaetales
Familia : Treponemataceae
Genus : Treponema
Spesies : Treponema pallidum
Treponema pallidum merupakan salah satu bakteri anggota filum
Spirochaetae. Bakteri ini berbentuk spiral. Terdapat empat subspesies yang
sudah ditemukan, yaitu Treponema pallidum pallidum, Treponema pallidum
pertenue, Treponema pallidum carateum, dan Treponema pallidum
endemicum. Tulisan ini akan membahas Treponema pallidum pallidum yang
merupakan penyebab sifilis pada manusia.
Treponema pallidum pallidum merupakan bakteri yang motil (dapat
bergerak), yang umumnya menginfeksi melalui kontak seksual langsung,
masuk ke dalam tubuh inang melalui celah di antara sel epitel. Organisme ini
juga dapat ditularkan kepada janin melalui jalur transplasental selama masa-
masa akhir kehamilan. Struktur tubuhnya yang berupa heliks memungkinkan
Treponema pallidum pallidum bergerak dengan pola gerakan yang khas untuk
bergerak di dalam medium kental seperti lendir (mucus). Dengan demikian
organisme ini dapat mengakses sistem peredaran darah dan getah bening
inang melalui jaringan dan membran mucosa. Treponema pallidum pallidum
adalah bakteri yang memiliki genom bakteri terkecil pada 1,14 juta pasangan
basa (Mb) dan memiliki kemampuan metabolisme yang terbatas, serta
mampu untuk beradaptasi dengan berbagai macam jaringan tubuh mamalia.
2.2 Patogenitas Treponema pallidum
Penularan bakteri ini biasanya melalui hubungan seksual (membran
mukosa vagina dan uretra), kontak langsung dengan lesi/luka yang terinfeksi
atau dari ibu yang menderita sifilis ke janinnya melalui plasenta pada stadium

3
akhir kehamilan. Treponema pallidum masuk dengan cepat melalui membran
mukosa yang utuh dan kulit yang lecet, kemudian kedalam kelenjar getah
bening, masuk aliran darah, kemudian menyebar ke seluruh organ tubuh.
Bergerak masuk keruang intersisial jaringan dengan cara gerakan cork-screw
(seperti membuka tutup botol). Beberapa jam setelah terpapar terjadi infeksi
sistemik meskipun gejala klinis dan serologi belum kelihatan pada saat
itu.17,23 Darah dari pasien yang baru terkena sifilis ataupun yang masih
dalam masa inkubasi bersifat infeksius. Waktu berkembangbiak Treponema
pallidum selama masa aktif penyakit secara invivo 30-33 jam. Lesi primer
muncul di tempat kuman pertama kali masuk, biasa-nya bertahan selama 4-6
minggu dan kemudian sembuh secara spontan. Pada tempat masuknya,
kuman mengadakan multifikasi dan tubuh akan bereaksi dengan timbulnya
infiltrat yang terdiri atas limfosit, makrofag dan sel plasma yang secara klinis
dapat dilihat sebagai papul. Reaksi radang tersebut tidak hanya terbatas di
tempat masuknya kuman tetapi juga di daerah perivaskuler (Treponema
pallidum berada diantara endotel kapiler dan sekitar jaringan), hal ini
mengakibatkan hipertrofi endotel yang dapat menimbulkan obliterasi lumen
kapiler (endarteritis obliterans). Kerusakan vaskular ini mengakibatkan aliran
darah pada daerah papula tersebut berkurang sehingga terjadi erosi atau ulkus
dan keadaan ini disebut chancre.
Informasi mengenai patogenesis sifilis lebih banyak didapatkan dari
percobaan hewan karena keterbatasan informasi yang dapat diambil dari
penelitian pada manusia. Penelitian yang dilakukan pada kelinci percobaan,
dimana dua Treponema pallidum diinjeksikan secara intrakutan,
menyebabkan lesi positif lapangan gelap pada 47% kasus. Peningkatan kasus
mencapai 71% dan 100% ketika 20 dan 200.000 Treponema pallidum
diinokulasikan secara intrakutan pada kelinci percobaan. Periode inkubasi
bervariasi tergantung banyaknya inokulum, sebagai contoh 10 Treponema
pallidum akan menimbulkan chancre dalam waktu 5-7 hari. Organisme ini
akan muncul dalam waktu menit didalam kelenjar limfe dan menyebar luas
dalam beberapa jam, meskipun mekanisme Treponema pallidum masuk sel
masih belum diketahui secara pasti. Thomas dkk, menyatakan bahwa

4
perlekatan Treponema pallidum dengan sel host melalui spesifik ligan yaitu
molekul fibronektin.
Sifat yang mendasari virulensi Treponema pallidum belum dipahami
selengkapnya, tidak ada tanda-tanda bahwa kuman ini bersifat toksigenik
karena didalam dinding selnya tidak ditemukan eksotoksin ataupun
endotoksin. Meskipun didalam lesi primer dijumpai banyak kuman namun
tidak ditemukan kerusakan jaringan yang cukup luas karena kebanyakan
kuman yang berada diluar sel akan terbunuh oleh fagosit tetapi ada sejumlah
kecil Treponema yang dapat tetap dapat bertahan di dalam sel makrofag dan
di dalam sel lainya yang bukan fagosit misalnya sel endotel dan fibroblas.
Keadaan tersebut dapat menjadi petunjuk mengapa Treponema pallidum
dapat hidup dalam tubuh manusia dalam jangka waktu yang lama, yaitu
selama masa asimtomatik yang merupakan ciri khas dari penyakit sifilis. Sifat
invasif Treponema sangat membantu memperpanjang daya tahan kuman di
dalam tubuh manusia.
2.3 Cara penularan
1. Berbagi Jarum Suntik dengan Pengidap Sifilis
Darah merupakan salah satu cairan tubuh yang mampu menghantarkan
bakteri penyebab sifilis dari satu tubuh ke tubuh lainnya. Oleh karena itu,
berbagai aktivitas yang dapat berpotensi menyebarkan darah yang
terinfeksi bakteri sifilis, seperti berbagi jarum suntik dengan pengidap pun
dapat menjadi cara penularan yang cukup efektif. Pengguna narkoba
suntik, maupun penyuka seni merajah tubuh, seperti tato dan tindik,
merupakan orang-orang yang berpotensi besar tertular sifilis.
2. Dari Ibu Hamil ke Janin yang Dikandungnya
Seorang ibu hamil yang terinfeksi sifilis, berpotensi besar menularkan
bakteri penyebab sifilis ke janin yang dikandungnya. Kondisi ini juga
dikenal dengan istilah sifilis kongenital. Janin yang terinfeksi bakteri
penyebab sifilis pun akan rentan mengalami kematian sebelum lahir.
3. Melalui Luka Terbuka pada Kulit
Dalam kasus yang sangat jarang ditemukan, bakteri dapat melewati celah
atau luka terbuka pada kulit, setelah menyentuh orang yang terinfeksi

5
sifilis. Oleh karena itu, jika memiliki luka terbuka, sebaiknya selalu tutup
luka menggunakan perban, untuk menghindari risiko terpaparnya bakteri.
Selain cara-cara penularan yang telah dijabarkan tadi, perlu diketahui juga
bahwa bakteri penyebab sifilis tidak bisa bertahan lama di luar tubuh
manusia. Bakteri ini juga tidak dapat menular melalui cara-cara berikut ini:
 Memakai toilet yang sama dengan pengidap sifilis.
 Berbagi peralatan makan yang sama.
 Memakai pakaian yang sama.
 Berbagi kolam renang atau pun kamar mandi yang sama.

4. Penetrasi vagina
Seks penetrasi penis dan vagina merupakan salah satu penyebab umum
tertularnya sipilis. Saat melakukan hubungan seksual, bakteri T.pallidum
yang terdapat di alat kelamin (bisa di penis ataupun vagina), akan
menyebar langsung pada sentuhan dari gesekan alat kelamin di dalam
vagina. Apalagi, jika cairan orgasme salah satu penderita terkena kelenjar
getah bening, dan akhirnya akan berakhir menyebar ke seluruh tubuh.
5. Oral seks
Oral seks adalah aktivitas seksual dengan memberikan rangsangan pada
alat kelamin laki-laki, alat kelamin wanita (termasuk klitoris, vulva, dan
vagina), atau anus dari orang lain dengan menggunakan bibir, mulut, dan
lidah.
6. Anal seks
Aktivitas seksual penyebab tertular sifilis yang satu ini, Biasanya, seks
yang melakukan penetrasi ke anus dapat menyebar bakteri dan virus-
virus penyakit seksual lainnya denga cepat. Apalagi anus manusia sangat
minim kebersihan, jadi tidak heran jika virus dan bakteri penyebab
tertular sifilis dapat disebabkan oleh anal seks yang mulai sering
dilakukan.
2.4 Pemeriksaan Laboratorium
Diagnosis terhadap penyakit sifilis yang disebabkan oleh bakteri
Treponema pallidum ini sangat penting untuk dilakukan karena penyakit ini

6
merupakan penyakit yang menular. Studi menyebutkan bahwa diagnosis dini
dapat membantu pencegahan dan pengobatan suatu penyakit. Diagnosa
laboratorium untuk sifilis adalah:
1. Pemeriksaan mikroskopis
Salah satu pemeriksaan dari sifilisuntuk identifikasi Treponema
pallidum ini adalah pemeriksaan mikroskopis dalam sediaan segar tanpa
pewarnaan, gerak kuman Treponema dapat dilihat dengan menggunakan
mikroskop lapangan gelap. Pemeriksaan Treponema secara mikroskopik
dilihat dengan teknik imunnofluoresensi dengan membuat usapan cairan
jaringan atau eksudat pada kaca objek kemudian difiksasi dan diwarnai
dengan serum anti treponema yang dilabel fluoresein sehingga pada
lapangan pandang gelap akan terlihat fluoresensi yang khas dari kuman
Treponema (CDC, 2010).
2. Pemeriksaan serologi
Pemeriksaan serologi biasanya dilakukan pada pasien sifilis laten dan
sifilis stadium tersier, karena pada keadaan tersebut lesi pada kulit dan
mukosa tidak ditemukan lagi. Pemeriksaan serologi ini berguna untuk
mendeteksi antibodi terhadap Treponema pallidum. Ada dua jenis
pemeriksaan serologi pada Treponema pallidum yaitu; uji nontreponemal
dan treponemal. Uji nontreponemal biasanya digunakan untuk skrining
karena biayanya murah dan mudah dilakukan. Uji treponemal digunakan
untuk konfirmasi diagnosis.
 Uji Serologi Nontreponemal
Uji nontreponemal yang paling sering dilakukan adalah uji VDRL dan
RPR. Pemeriksaan ini digunakan untuk mendeteksi antibodi terhadap
antigen yang terdiri dari kardiolipin, kolesterol, dan lesitin yang sudah
terstandardisasi. Uji serologi nontreponemal ini merupakan uji yang
dianjurkan untuk memonitor perjalanan penyakit selama dan setelah
pengobatan, karena pemeriksaannya mudah, cepat dan tidak mahal.
 Uji Venereal Disease Research Laboratory
Pemeriksaan sifilis dengan metode VDRL mudah dilakukan, cepat dan
sangat baik untuk skrining. Uji VDRL dilakukan untuk mengukur antibodi

7
IgM dan IgG terhadap materi lipoidal (bahan yang dihasilkan dari sel host
yang rusak) sama halnya seperti lipoprotein, dan mungkin kardiolipin
berasal dari treponema. Antibodi antilipoidal adalah antibodi yang tidak
hanya berasal dari sifilis atau penyakit yang disebabkan oleh treponema
lainnya, tetapi dapat juga berasal dari hasil respons terhadap penyakit
nontreponemal, baik akut ataupun kronik yang menimbulkan kerusakan
jaringan.
Prinsip Pemeriksaan:
Uji venereal disease research laboratory (VDRL) merupakan
pemeriksaan slide microflocculation untuk sifilis yang menggunakan
antigen yang terdiri dari kardiolipin, lesitin, dan kolesterol. Antigen
tersebut disuspensikan dalam cairan bufer salin, membentuk flocculates
ketika digabungkan dengan antibodi lipoidal pada serum atau cairan
serebrospinal pasien sifilis .

8
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
1. Klasifikasi Treponema pallidum adalah Kingdom: Eubacteria; Phylum:
Spirochaetes; Class: Spirochaetes; Ordo: Spirochaetales; Familia:
Treponemataceae; Genus: Treponema; Spesies: Treponema pallidum.
Sedangkan morfologinya adalah salah satu bakteri anggota filum
Spirochaetae. Bakteri ini berbentuk spiral.
2. Patogenitas bakteri ini biasanya melalui hubungan seksual (membran
mukosa vagina dan uretra), kontak langsung dengan lesi/luka yang
terinfeksi atau dari ibu yang menderita sifilis ke janinnya melalui plasenta
pada stadium akhir kehamilan.
3. Cara penularannya bisa melalui pemakaian jarum suntik bekas penderita
sifilis, melalui ibu hamil penderita sifilis ke janin, melalui luka terbuka,
penetrasi vagina, anal seks dan oral seks.
4. Pemeriksaan di laboratorium dapat dilakukan dengan pemeriksaan
mikroskopis dan pemeriksaan serologis (nontreponemal dan VDRL).
3.2 Saran
Untuk menghindari terinfeksi bakteri ini sebaiknya hindari peng-
gunaan jarum yang tidak steril, misalnya bagi penggemar tattoo. Jika anda
pengguna narkoba risiko tertular sifilis sangat besar dari penggunaan jarum
suntik secara bergantian. Hindari narkoba maka faktor risiko anda tertular
sifilis akan banyak berkurang. Selain itu juga dapat ditularkan ibu hamil yang
menderita sifilis pada janinnya, melakukan seks bebas juga menjadi salah satu
kemungkinan tertular sifilis, dan jika ada luka sebaiknya bersihkan atau
didesinfeksi luka tersebut, lalu jangan biarkan luka dalam kondisi terbuka.
3.3

9
DAFTAR PUSTAKA
Castro R. Detection of Treponema pallidum sp pallidum DNA inlatent syphilis.
Int J STD AIDS.2007
Efrida, E. (2014). Imunopatogenesis Treponema pallidum dan Pemeriksaan
Serologi. Jurnal Kesehatan Andalas, 575-576.

Efrida, E. (2014). Imunopatogenesis Treponema pallidum dan Pemeriksaan


Serologi. Jurnal Kesehatan Andalas, 579-580.

https://id.wikipedia.org/wiki/Treponema_pallidum
https://link.springer.com/10.1007/0-387-30747-8_8
https://www.halodoc.com/3-penyebab-penyakit-sifilis-selain-hubungan-intim
https://hellosehat.com/hidup-sehat/seks-asmara/penyebabs-tertular-sipilis-seks/
(Diakses 10 November jam 21.15)

10

Anda mungkin juga menyukai