PENGUKURAN LISTRIK
TEL61622
AINII SITI KHODIJAH
OSILOSKOP
A. Pengertian
Osiloskop adalah alat ukur elektronika yang berfungsi memproyeksikan bentuk sinyal listrik
agar dapat dilihat dan dipelajari. Osiloskop dilengkapi dengan tabung sinar katode Peranti
pemancar elektron memproyeksikan sorotan elektron ke layar tabung sinar katode. Sorotan
elektron membekas pada layar. Suatu rangkaian khusus dalam osiloskop menyebabkan
sorotan bergerak berulang-ulang dari kiri ke kanan. Pengulangan ini menyebabkan bentuk
sinyal kontinyu sehingga dapat dipelajari.
B. Fungsi Osiloskop
1. Untuk menyelidiki gejala yang bersifat periodik.
2. Untuk melihat bentuk gelombang kotak dari tegangan
3. Untuk menganalisis gelombang dan fenomena lain dalam rangkaian elektronika
4. Dapat melihat amplitudo tegangan, periode, frekuensi dari sinyal yang tidak
diketahui
5. Untuk melihat harga-harga momen tegangan dalam bentuk sinus maupun bukan
sinus
6. Digunakan untuk menganalisa tingkah laku besaran yang berubah-ubah
terhadap waktu, yang ditampilkan pada layar
7. Mengetahui beda fasa antara sinyal masukan dan sinyal keluaran
8. Mengukur keadaan perubahan aliran (phase) dari sinyal input
9. Mengukur Amlitudo Modulasi yang dihasilkan oleh pemancar radio dan
generator pembangkit sinyal
10.Mengukur tegangan AC/DC dan menghitung frekuensi
C. Jenis Osiloskop
1. Osiloskop analog atau Osiloskop tabung kaca (cathode ray tube / CRT)
Osiloskop CRT ini menggunakan teknologi CRT dalam menampilkan sinyal listrik,
dan layarnya juga berbentuk tabung CRT. Kelebihan dari osiloskop yang satu ini
adalah responnya yang jauh lebih cepat terhadap sinyal yang ditangkapnya.
C. Jenis Osiloskop
C. Jenis Osiloskop
1. Osiloskop Digital
Jika dalam osiloskop analog gelombang yang akan ditampilkan langsung diberikan ke
rangkaian vertikal sehingga berkesan “diambil” begitu saja (real time), maka dalam
osiloskop digital, gelombang yang akan ditampilkan lebih dulu disampling (dicuplik) dan
didigitalisasikan.
KALIBRASI
KALIBRASI
Setiap sistem pengukuran harus dapat dibuktikan keandalannya dalam mengukur, prosedur pembuktian ini
disebut kalibrasi.
Kalibrasi atau peneraan bagi pemakai alat ukur sangat penting. Kalibrasi dapat mengurangi kesalahan
meningkatkan ketelitian pengukuran.
Langkah prosedur kalibrasi menggunakan perbandingan instrumen yang akan dikalibrasi dengan instrumen
standar.
KALIBRASI ARUS
Kalibrasi diperlukan untuk melihat tingkat ketelitian meter dibandingkan dengan meter standar jika
dimungkinkan atau meter yang mempunyai tingkat ketelitian tinggi yang sudah diketahui. Karena kalibrasi
dengan meter standar mahal maka mengkalibrasikan meter tidak perlu semua meter dikalibrasikan pada
lembaga yang berkompeten.
Kalibrasi dapat dilakukan sendiri dengan membandingkan tingkatketelitiannya dengan meter yang telah
dikalibrasi. Prosedur kalibrasi dilakukan dengan langkah-langkah di bawah ini.
1. Pilih meter standar dengan tingkat ketelitian 0,1 % sampai 0,5 %.
Misal meter standar yang digunakanmempunyai kelas kesalahan
0,5%.
2. Rangkaian kalibrasi arus disusun seperti gambar di bawah ini
3. Batas ukur meter ditetapkan misal pada batas ukur 250 mA
untuk yang dikalibrasi dan 250 mA meter standar.
4. Sumber tegangan diatur pada arus maks 250 mA.
5. Membuat tabel pengamatan
6. Tegangan sumber divariasi sepanjang harga dari 0 sampai 250
mA misal dengan jangkahpengaturan 25 mA.
7. Melakukan pengaturan tegangan sumber dan mencatat
penunjukkan pada kedua meter hasil pengamatan misal dalam
tabel di bawah ini.
KALIBRASI ARUS
Keterangan :
A1 = hasil pengukuran ke -1 A3= hasil pengukuan ke -3
A2 = hasil pengukuran ke 2 rerata + (A1 + A2 + A3 )/3
KALIBRASI ARUS
Keterangan :
A1 = hasil pengukuran ke -1 A3= hasil pengukuan ke -3
A2 = hasil pengukuran ke 2 rerata + (A1 + A2 + A3 )/3
Kesalahan 2.5 % artinya harga penunjukkan meter yang dikalibrasi pada batas ukur 10 Volt
mempunyai kesalahan rata-rata 2.5 % terhadap meter standar.
Kalibrasi Osiloskop
Sebelum osiloskop bisa dipakai untuk melihat sinyal maka osiloskop perlu disetel
dulu agar tidak terjadi kesalahan fatal dalam pengukuran. Langkah awal pemakaian
yaitu pengkalibrasian. Yang pertama kali harus muncul di layar adalah garis lurus
mendatar jika tidak ada sinyal masukan. Yang perlu disetel adalah fokus, intensitas,
kemiringan, x position, dan y position. Dengan menggunakan tegangan referensi
yang terdapat di osiloskop maka kita bisa melakukan pengkalibrasian sederhana.
Ada dua tegangan referensi yang bisa dijadikan acuan yaitu tegangan persegi 2
Vpp dan 0.2 Vpp dengan frekuensi 1 KHz. Setelah probe dikalibrasi maka dengan
menempelkan probe pada terminal tegangan acuan maka akan muncul tegangan
persegi pada layar. Jika yang dijadikan acuan adalah tegangan 2 Vpp maka pada
posisi 1 volt/div (satu kotak vertikal mewakili tegangan 1 volt) harus terdapat nilai
tegangan dari puncak ke puncak sebanyak dua kotak dan untuk time/div 1 ms/div
(satu kotak horizontal mewakili waktu 1 ms) harus terdapat satu gelombang untuk
satu kotak. Jika masih belum tepat maka perlu disetel dengan potensio yang
terdapat di tengah-tengah knob pengganti Volt/div dan time/div. Atau kalau pada
gambar osiloskop diatas berupa potensio dengan label "var".
Kalibrasi Osiloskop
Pada saat menggunakan osiloskop juga perlu diperhatikan beberapa hal sebagai berikut:
1. Memastikan alat yang diukur dan osiloskop ditanahkan (digroundkan), disamping untuk
kemanan, hal ini juga untuk mengurangi suara dari frekuensi radio atau jala-jala.
2. Memastikan probe dalam keadaan baik.
3. Kalibrasi tampilan bisa dilakukan dengan panel kontrol yang ada di osiloskop.
4. Tentukan skala sumbu Y (tegangan) dengan mengatur posisi tombol Volt/Div pada posisi
tertentu. Jika sinyal masukannya diperkirakan cukup besar, gunakan skala Volt/Div yang
besar. Jika sulit memperkirakan besarnya tegangan masukan, gunakan attenuator 10 x
(peredam sinyal) pada probe atau skala Volt/Div dipasang pada posisi paling besar.
5. Tentukan skala Time/Div untuk mengatur tampilan frekuensi sinyal masukan.
6. Gunakan tombol Trigger atau hold-off untuk memperoleh sinyal keluaran yang stabil.
7. Gunakan tombol pengatur fokus jika gambarnya kurang fokus.
8. Gunakan tombol pengatur intensitas jika gambarnya sangat/kurang terang.
Kalibrasi Osiloskop
Kalibrasi Osiloskop Analog
1. Sesuaikan tegangan masukan sumber daya AC 220 yang ada di belakang osiloskop sebelum
kabel daya AC dimasukkan stop kontak PLN.
2. Nyalakan osiloskop dengan menekan tombol power.
3. Set saluran pada tombol CH 1.
4. Set mode pada Auto .
5. Atur intensitas, jangan terlalu terang pada tombol INTEN.
6. Atur posisi berkas cahaya horizontal dan vertikal dengan mengatur tombol yang bernama
horizontal dan vertikal.
7. Set level mode pada jantung (-) dan (+).
8. Set tombol tegangan ( volt / div ) ditandai V pada 2 V , sesuaikan dengan memperkirakan
terhadap tegangan masukan.
9. Pasang probe pada salah satu saluran, (misal CH 1 ) dengan tombol pengalih AC / DC pada
posisi AC .
10. Atur saklar / switch pada pegangan probe dengan posisi pengali 1x.
11. Tempelkan ujung probe pada titik kalibrasi.
12. Atur Time / Div pada posisi 1 ms agar tampak kotak-kotak garis yang cukup jelas.
13. Setelah tahapan 11, osiloskop siap digunakan untuk mengukur tegangan.
Sinyal sinus B
Amplitude puncak ke puncak yang tampak pd layar
= 2 kotak (= 2 div)
Maka tegangan puncak ke puncak sinyal A adalah
Vpp = (2 div) x (100 mv/div) = 200 mV
Sinyal sinus B
Pengukuran Fase
Beda fase antara dua gelombang diukur dengan metode yang diilustrasikan pada gambar berikut.
Setiap gelombang mempunyai periode waktu 8 div (arah horisontal) dan beda waktu antara titik awal
(commencement) setiap siklus gelombang adalah 1,4 div. Satu siklus = 360°. Dengan demikian
maka 8 div = 360°, ini juga berarti bahwa
Pengukuran Pulsa
Pulse Amplitude (PA), Pulse Width (PW) dan Space Width (SW)
Dua gelombang berbentuk pulsa diperlihatkan pada gambar berikut. Amplitude pulsa (PA = Pulse
Amplitude) dapat dengan mudah diketahui seperti telah dibahas sebelumnya. Jika Volts/div = 0,1
V/div maka pulsa pertama mempunyai amplitude 0,2 V dan pulsa kedua mempunyai amplitude
0,24V.
Pada gambar juga diperlihatkan mengenai lebar pulsa
(PW = Pulse Width), lebar spase (SW = Space Width)
dan Periode pulsa T. Jika Time/div yang dipilih adalah
1 μs, maka dari gambar dapat diketahui bahwa:
Pulse Width = PW = 4,5 μs
Space width = SW = 3,5 μs
Periode = T = 8 μs
Soal Latihan
1. Untuk dua gelombang yang ditampilkan menggunakan osiloskop seperti pada gambar berikut,
maka tentukanlah:
a. Amplitude kedua gelombang
b. Frekuensi kedua gelombang
c. Beda fase antara kedua gelombang
Soal Latihan
2. Untuk gelombang pulsa yang ditampilkan menggunakan osiloskop seperti pada gambar berikut,
maka tentukanlah:
a. Amplitude pulsa
b. Frekuensi pulsa
c. Waktu bangkit pulsa
d. Fall time
Tegangan AC berbentuk sinusoida dengan tinggiU dan lebar periodenya T. Besarnya tegangan 6 V dan
periodenya 20 milidetik dan frekuensinya 50 Hz.
PENGUKURAN DAYA
PENGUKURAN DAYA
PENGUKURAN DAYA
PENGUKURAN DAYA
PENGUKURAN DAYA
PENGUKURAN DAYA
PENGUKURAN DAYA