Anda di halaman 1dari 23

12/14/2019

PENGUKURAN LISTRIK
TEL61622
AINII SITI KHODIJAH

UNIVERSITAS SINGAPERBANGSA KARAWANG


2019

OSILOSKOP
A. Pengertian
Osiloskop adalah alat ukur elektronika yang berfungsi memproyeksikan bentuk sinyal listrik
agar dapat dilihat dan dipelajari. Osiloskop dilengkapi dengan tabung sinar katode Peranti
pemancar elektron memproyeksikan sorotan elektron ke layar tabung sinar katode. Sorotan
elektron membekas pada layar. Suatu rangkaian khusus dalam osiloskop menyebabkan
sorotan bergerak berulang-ulang dari kiri ke kanan. Pengulangan ini menyebabkan bentuk
sinyal kontinyu sehingga dapat dipelajari.

12/14/2019 UNIVERSITAS SINGAPERBANGSA KARAWANG 2


12/14/2019

B. Fungsi Osiloskop
1. Untuk menyelidiki gejala yang bersifat periodik.
2. Untuk melihat bentuk gelombang kotak dari tegangan
3. Untuk menganalisis gelombang dan fenomena lain dalam rangkaian elektronika
4. Dapat melihat amplitudo tegangan, periode, frekuensi dari sinyal yang tidak
diketahui
5. Untuk melihat harga-harga momen tegangan dalam bentuk sinus maupun bukan
sinus
6. Digunakan untuk menganalisa tingkah laku besaran yang berubah-ubah
terhadap waktu, yang ditampilkan pada layar
7. Mengetahui beda fasa antara sinyal masukan dan sinyal keluaran
8. Mengukur keadaan perubahan aliran (phase) dari sinyal input
9. Mengukur Amlitudo Modulasi yang dihasilkan oleh pemancar radio dan
generator pembangkit sinyal
10.Mengukur tegangan AC/DC dan menghitung frekuensi

12/14/2019 UNIVERSITAS SINGAPERBANGSA KARAWANG 3

C. Jenis Osiloskop
1. Osiloskop analog atau Osiloskop tabung kaca (cathode ray tube / CRT)
Osiloskop CRT ini menggunakan teknologi CRT dalam menampilkan sinyal listrik,
dan layarnya juga berbentuk tabung CRT. Kelebihan dari osiloskop yang satu ini
adalah responnya yang jauh lebih cepat terhadap sinyal yang ditangkapnya.

12/14/2019 UNIVERSITAS SINGAPERBANGSA KARAWANG 4


12/14/2019

C. Jenis Osiloskop

12/14/2019 UNIVERSITAS SINGAPERBANGSA KARAWANG 5

C. Jenis Osiloskop
1. Osiloskop Digital
Jika dalam osiloskop analog gelombang yang akan ditampilkan langsung diberikan ke
rangkaian vertikal sehingga berkesan “diambil” begitu saja (real time), maka dalam
osiloskop digital, gelombang yang akan ditampilkan lebih dulu disampling (dicuplik) dan
didigitalisasikan.

Osiloskop kemudian menyimpan nilai-nilai tegangan


ini bersama sama dengan skala waktu gelombangnya
di memori. Pada prinsipnya, osiloskop digital hanya
mencuplik dan menyimpan demikian banyak nilai dan
kemudian berhenti. Ia mengulang proses ini lagi dan
lagi sampai dihentikan.

12/14/2019 UNIVERSITAS SINGAPERBANGSA KARAWANG 6


12/14/2019

D. Bagian - Bagian Osiloskop


1. Tombol Power ON/OFF.
2. Lampu Indikator
3. ROTATION
Rotation pada Osiloskop berfungsi untuk mengatur
. posisi tampilan garis pada layar agar tetap berada
. pada posisi horizontal.
4. INTENSITY
5. FOCUS
6. CAL
CAL digunakan untuk Kalibrasi tegangan peak to peak
. VP-P) atau Tegangan puncak ke puncak.
7. POSITION
8. INV (INVERT)
Saat tombol INV ditekan, sinyal Input yang
bersangkutan akan dibalikan.
9. Sakelar VOLT/DIV
Sakelar yang digunakan untuk memilih besarnya tegangan
per sentimeter (Volt/Div) pada layar Osiloskop.

12/14/2019 UNIVERSITAS SINGAPERBANGSA KARAWANG 7

D. Bagian - Bagian Osiloskop


10. VARIABLE
Fungsi Variable pada Osiloskop adalah untuk mengatur
kepekaan (sensitivitas) arah vertikal pada saluran atau
Channel yang bersangkutan. Putaran Maksimum Variable
adalah CAL yang berfungsi untuk melakukan kalibrasi
Tegangan 1 Volt tepat pada 1cm di Layar Osiloskop.
11. AC – DC
Pilihan AC digunakan untuk mengukur sinyal AC, sinyal
input yang mengandung DC akan ditahan/diblokir oleh
sebuah Kapasitor. Sedangkan pada pilihan posisi DC maka
Input Terminal akan terhubung langsung dengan Penguat
yang ada di dalam Osiloskop dan seluruh sinyal input akan
ditampilkan pada layar Osiloskop.
12. GND
Jika tombol GND diaktifkan, maka Terminal INPUT akan
terbuka, Input yang bersumber dari penguatan Internal
Osiloskop akan ditanahkan (Grounded).

12/14/2019 UNIVERSITAS SINGAPERBANGSA KARAWANG 8


12/14/2019

D. Bagian - Bagian Osiloskop


13. VERTICAL INPUT CH-1
14. VERTICAL INPUT CH-2
15. Sakelar MODE
Sakelar MODE pada umumnya terdiri dari 4 pilihan yaitu
CH1, CH2, DUAL dan ADD.
CH1 = Untuk tampilan bentuk gelombang Saluran 1
(Channel 1).
CH2 = Untuk tampilan bentuk gelombang Saluran 2
(Channel 2).
DUAL = Untuk menampilkan bentuk gelombang Saluran 1
(CH1) dan Saluran 2 (CH2) secara bersamaan.
ADD = Untuk menjumlahkan kedua masukan
saluran/saluran secara aljabar. Hasil penjumlahannya akan
menjadi satu gambar bentuk gelombang pada layar.
16. x10 MAG
Untuk pembesaran (Magnification) frekuensi hingga 10 kali
lipat.

12/14/2019 UNIVERSITAS SINGAPERBANGSA KARAWANG 9

D. Bagian - Bagian Osiloskop


17. POSITION
18. XY
Pada fungsi XY ini digunakan, Input Saluran 1 akan menjadi
Axis X dan Input Saluran 2 akan menjadi Axis Y.
19. Sakelar TIME/DIV
Sakelar TIME/DIV digunakan untuk memilih skala besaran
waktu dari suatu periode atau per satu kotak cm pada layar
Osiloskop.
20. Tombol CAL (TIME/DIV)
ini berfungsi untuk kalibrasi TIME/DIV
21. VARIABLE
Fungsi Variable pada bagian Horizontal adalah untuk
mengatur kepekaan (sensitivitas) TIME/DIV.
22. GND
23. Tombol CHOP dan ALT
CHOP adalah menggunakan potongan dari saluran 1 dan
saluran 2.
ALT atau Alternate adalah menggunakan saluran 1 dan
saluran 2 secara bergantian.
12/14/2019 UNIVERSITAS SINGAPERBANGSA KARAWANG 10
12/14/2019

D. Bagian - Bagian Osiloskop


24. HOLD OFF
HOLD OFF untuk mendiamkan gambar pada layar
osiloskop.
25. LEVEL
LEVEL atau TRIGGER LEVEL digunakan untuk mengatur
gambar yang diperoleh menjadi diam atau tidak bergerak.
25. Tombol NORM dan AUTO
26. Tombol LOCK
27. Sakelar COUPLING
Menunjukan hubungan dengan sinyal searah (DC) atau
bolak balik (AC).
28. Sakelar SOURCE
Penyesuai pemilihan sinyal.
29. TRIGGER ALT
30. SLOPE
31. EXT
Trigger yang dikendalikan dari rangkaian di luar Osiloskop.

12/14/2019 UNIVERSITAS SINGAPERBANGSA KARAWANG 11

E. Karakteristik Pengukuran Osiloskop


Pada umumnya osiloskop juga dilengkapi dengan alat pengukuran yang bisa mengukur
frekuensi, amplitudo dan karakteristik gelombang sinyal listrik. Secara umum, osiloskop
bisa mengukur karakteristik berbasis waktu atau time dan juga karakteristik berbasis
tegangan atau voltage.

1. Karakteristik Berbasis Waktu


 Frekuensi dan Periode
Frekuensi adalah jumlah getaran yang dihasilkan selama 1 detik dan dinyatakan dengan
Hertz. Sementara periode merupakan kebalikan dari frekuensi yakni waktu yang diperlukan
untuk menempuh satu kali getaran yang umumnya dilambangkan dengan "t" satuan detik.
12/14/2019 UNIVERSITAS SINGAPERBANGSA KARAWANG 12
12/14/2019

 Duty Cycle [Siklus Kerja]


Duty cycle merupakan perbandingan waktu pada saat sinyal mencapai kondisi ON
dan pada saat kondisi OFF dalam sebuah periode sinyal. Dengan kata lain duty
cycle ayau siklus kerja merupakan perbandingan lama antara kondisi ON dan juga
kondisi OFF pada sebuah sinyal di setiap periode.

 Rise dan Fall Time


Rise time merupakan waktu perubahan sinyal atau durasi dari sinyal rendah ke
sinyal tinggi seperti dari 0V ke 5V. Sementara fall time merupakan waktu perubahan
sinyal atau durasi dari sinyal tinggi ke sinyal rendah seperti perubahan dari 5V ke
0V dimana karakteristik ini sangat penting ketika mengukur respon sebuah
rangkaian terhadap sinyalnya.

12/14/2019 UNIVERSITAS SINGAPERBANGSA KARAWANG 13

2. Karakteristik Berbasis Tegangan


 Amplitudo
Amplitudo merupakan alat ukur besarnya sebuah sinyal atau biasa disebut dengan
tingginya puncak gelombang. Ada beberapa cara pengukuran amplitudo seperti
pengukuran dari puncak tertinggi ke puncak terndah [Vpp] dan ada juga yang
mengukur salah satu puncaknya saja baik yang tertinggi atau yang terendah
dengan sumbu X atau 0V.
 Tegangan Maksimum dan Minimum
Osiloskop bisa dengan mudah untuk menampilkan tegangan maksimum dan
minimum pada sebuah rangkaian elektronika.
 Tegangan Rata - Rata
Osiloskop bisa melakukan perhitungan pada tegangan sinyal yang diterima dan
menampilkan hasil tegangan rata rata sinyal tersebut.

12/14/2019 UNIVERSITAS SINGAPERBANGSA KARAWANG 14


12/14/2019

F. Jenis Gelombang Osiloskop


1. Gelombang Segitiga (Triangular Waveform)
Triangular Waveform atau Bentuk Gelombang Segitiga adalah Gelombang yang
berbentuk Segitiga. Tegangan naik secara linear dari Nol (0V) hingga mencapai titik
tertingginya (+V). Tegangan Tertinggi tersebut hanya bertahan pada waktu yang
sangat singkat pada puncaknya (berbentuk lancip) kemudian turun secara linear
hingga mencapai titik terendahnya (-V). Di titik terendah, tegangan tersebut juga
berada dalam waktu yang sangat singkat sekali sehingga membentuk kurva lancip

12/14/2019 UNIVERSITAS SINGAPERBANGSA KARAWANG 15

2. Gelombang Sinus (Sine Waveform)


Bentuk Gelombang Sinus atau Sine Waveform atau juga disebut dengan Sinusoida
Waveform adalah salah satu bentuk gelombang yang paling umum ditemukan di
rangkaian Elektronika terutama pada sinyal-sinyal Analog seperti sinyal Audio,
sinyal tegangan AC dan sinyal RF.

12/14/2019 UNIVERSITAS SINGAPERBANGSA KARAWANG 16


12/14/2019

3. Gelombang Kotak (Square Waveform)


Bentuk Gelombang Kotak atau Square Waveform ini memiliki bentuk seperti Kotak
dan umumnya digunakan pada rangkaian mikro elektronik untuk pengendalian
waktu (timing control). Hal ini dikarenakan Square Waveform memiliki bentuk
gelombang simetris dengan durasi yang sama pada siklus setengah kotak dengan
setengah kotak lainnya (memiliki interval yang teratur).

12/14/2019 UNIVERSITAS SINGAPERBANGSA KARAWANG 17

4. Gelombang Kotak (Square Waveform)


Bentuk Gelombang Persegi atau Rectanguler memiliki bentuk yang hampir sama
dengan bentuk gelombang kotak. Namun Interval waktu kondisi High dan Low tidak
teratur atau tidak memiliki panjang waktu yang sama.

12/14/2019 UNIVERSITAS SINGAPERBANGSA KARAWANG 18


12/14/2019

5. Gelombang Gigi Gergaji (Saw Tooth Waveform)


Pada Bentuk Gelombang Gigi Gergaji ini, tegangan naik secara linear dari titik 0
hinggi titik mencapai titik tertinggi (+V) kemudian jatuh secara tiba-tiba ke titik
terendahnya (0) tanpa atau pewaktuan. Gelombang Gigi Gergaji ini digunakan pada
Rangkaian Televisi terutama pada TV yang masih menggunakan tabung CRT dan
juga sebagai Pemicu (Trigger) pada rangkaian Digital.

12/14/2019 UNIVERSITAS SINGAPERBANGSA KARAWANG 19

KALIBRASI

12/14/2019 UNIVERSITAS SINGAPERBANGSA KARAWANG 20


12/14/2019

KALIBRASI

Setiap sistem pengukuran harus dapat dibuktikan keandalannya dalam mengukur, prosedur pembuktian ini
disebut kalibrasi.

Kalibrasi atau peneraan bagi pemakai alat ukur sangat penting. Kalibrasi dapat mengurangi kesalahan
meningkatkan ketelitian pengukuran.

Langkah prosedur kalibrasi menggunakan perbandingan instrumen yang akan dikalibrasi dengan instrumen
standar.

12/14/2019 UNIVERSITAS SINGAPERBANGSA KARAWANG 21

KALIBRASI ARUS
Kalibrasi diperlukan untuk melihat tingkat ketelitian meter dibandingkan dengan meter standar jika
dimungkinkan atau meter yang mempunyai tingkat ketelitian tinggi yang sudah diketahui. Karena kalibrasi
dengan meter standar mahal maka mengkalibrasikan meter tidak perlu semua meter dikalibrasikan pada
lembaga yang berkompeten.
Kalibrasi dapat dilakukan sendiri dengan membandingkan tingkatketelitiannya dengan meter yang telah
dikalibrasi. Prosedur kalibrasi dilakukan dengan langkah-langkah di bawah ini.
1. Pilih meter standar dengan tingkat ketelitian 0,1 % sampai 0,5 %.
Misal meter standar yang digunakanmempunyai kelas kesalahan
0,5%.
2. Rangkaian kalibrasi arus disusun seperti gambar di bawah ini
3. Batas ukur meter ditetapkan misal pada batas ukur 250 mA
untuk yang dikalibrasi dan 250 mA meter standar.
4. Sumber tegangan diatur pada arus maks 250 mA.
5. Membuat tabel pengamatan
6. Tegangan sumber divariasi sepanjang harga dari 0 sampai 250
mA misal dengan jangkahpengaturan 25 mA.
7. Melakukan pengaturan tegangan sumber dan mencatat
penunjukkan pada kedua meter hasil pengamatan misal dalam
tabel di bawah ini.

12/14/2019 UNIVERSITAS SINGAPERBANGSA KARAWANG 22


12/14/2019

KALIBRASI ARUS
Keterangan :
A1 = hasil pengukuran ke -1 A3= hasil pengukuan ke -3
A2 = hasil pengukuran ke 2 rerata + (A1 + A2 + A3 )/3

Perhitungan persentase kesalahan :


Persen kesalahan dihitung dengan persamaan
% = {(Rerata meter dikalibrasi – Meter standar ) / Batas Ukur}
X 100%

Kesalahan 1 % artinya harga penunjukkan meter yang


dikalibrasi pada batas ukur 250 mA mempunyai kesalahan
rata-rata 1 % terhadap meter standar yang mempunyai kelas
kesalahan 0,5%.

12/14/2019 UNIVERSITAS SINGAPERBANGSA KARAWANG 23

KALIBRASI TEGANGAN VOLTEMETER


Kalibrasi diperlukan untuk melihat tingkat ketelitian meter dibandingkan dengan meter standar jika
dimungkinkan atau meter yang mempunyai tingkat ketelitian tinggi yang sudah diketahui. Karena kalibrasi
dengan meter standar mahal maka mengkalibrasikan meter tidak perlu semua meter dikalibrasikan pada
lembaga yang berkompeten.
Kalibrasi dapat dilakukan sendiri dengan membandingkan tingkatketelitiannya dengan meter yang telah
dikalibrasi. Prosedur kalibrasi dilakukan dengan langkah-langkah di bawah ini.

1. Pilih meter standar dengan tingkat ketelitian 0,1 % sampai 0,5 %.


2. Rangkaian kalibrasi tegangan disusun seperti gambar di bawah ini.
3. Batas ukur meter ditetapkan misal pada batas ukur 10 Volt
4. Sumber tegangan diatur pada 10 Volt.
5. Membuat tabel pengamatan
6. Tegangan sumber divariasi sepanjang harga dari 0 sampai 10 Volt
misal dengan jangkah pengaturan 2 Volt.

12/14/2019 UNIVERSITAS SINGAPERBANGSA KARAWANG 24


12/14/2019

KALIBRASI ARUS
Keterangan :
A1 = hasil pengukuran ke -1 A3= hasil pengukuan ke -3
A2 = hasil pengukuran ke 2 rerata + (A1 + A2 + A3 )/3

Perhitungan persen kesalahan :


Persen kesalahan dihitung dengan persamaan
= {(Rerata meter dikalibrasi – Meter standar ) / Batas Ukur} X 100%

Kesalahan 2.5 % artinya harga penunjukkan meter yang dikalibrasi pada batas ukur 10 Volt
mempunyai kesalahan rata-rata 2.5 % terhadap meter standar.

12/14/2019 UNIVERSITAS SINGAPERBANGSA KARAWANG 25

Kalibrasi Osiloskop
Sebelum osiloskop bisa dipakai untuk melihat sinyal maka osiloskop perlu disetel
dulu agar tidak terjadi kesalahan fatal dalam pengukuran. Langkah awal pemakaian
yaitu pengkalibrasian. Yang pertama kali harus muncul di layar adalah garis lurus
mendatar jika tidak ada sinyal masukan. Yang perlu disetel adalah fokus, intensitas,
kemiringan, x position, dan y position. Dengan menggunakan tegangan referensi
yang terdapat di osiloskop maka kita bisa melakukan pengkalibrasian sederhana.
Ada dua tegangan referensi yang bisa dijadikan acuan yaitu tegangan persegi 2
Vpp dan 0.2 Vpp dengan frekuensi 1 KHz. Setelah probe dikalibrasi maka dengan
menempelkan probe pada terminal tegangan acuan maka akan muncul tegangan
persegi pada layar. Jika yang dijadikan acuan adalah tegangan 2 Vpp maka pada
posisi 1 volt/div (satu kotak vertikal mewakili tegangan 1 volt) harus terdapat nilai
tegangan dari puncak ke puncak sebanyak dua kotak dan untuk time/div 1 ms/div
(satu kotak horizontal mewakili waktu 1 ms) harus terdapat satu gelombang untuk
satu kotak. Jika masih belum tepat maka perlu disetel dengan potensio yang
terdapat di tengah-tengah knob pengganti Volt/div dan time/div. Atau kalau pada
gambar osiloskop diatas berupa potensio dengan label "var".

12/14/2019 UNIVERSITAS SINGAPERBANGSA KARAWANG 26


12/14/2019

Kalibrasi Osiloskop
Pada saat menggunakan osiloskop juga perlu diperhatikan beberapa hal sebagai berikut:
1. Memastikan alat yang diukur dan osiloskop ditanahkan (digroundkan), disamping untuk
kemanan, hal ini juga untuk mengurangi suara dari frekuensi radio atau jala-jala.
2. Memastikan probe dalam keadaan baik.
3. Kalibrasi tampilan bisa dilakukan dengan panel kontrol yang ada di osiloskop.
4. Tentukan skala sumbu Y (tegangan) dengan mengatur posisi tombol Volt/Div pada posisi
tertentu. Jika sinyal masukannya diperkirakan cukup besar, gunakan skala Volt/Div yang
besar. Jika sulit memperkirakan besarnya tegangan masukan, gunakan attenuator 10 x
(peredam sinyal) pada probe atau skala Volt/Div dipasang pada posisi paling besar.
5. Tentukan skala Time/Div untuk mengatur tampilan frekuensi sinyal masukan.
6. Gunakan tombol Trigger atau hold-off untuk memperoleh sinyal keluaran yang stabil.
7. Gunakan tombol pengatur fokus jika gambarnya kurang fokus.
8. Gunakan tombol pengatur intensitas jika gambarnya sangat/kurang terang.

12/14/2019 UNIVERSITAS SINGAPERBANGSA KARAWANG 27

Kalibrasi Osiloskop
Kalibrasi Osiloskop Analog
1. Sesuaikan tegangan masukan sumber daya AC 220 yang ada di belakang osiloskop sebelum
kabel daya AC dimasukkan stop kontak PLN.
2. Nyalakan osiloskop dengan menekan tombol power.
3. Set saluran pada tombol CH 1.
4. Set mode pada Auto .
5. Atur intensitas, jangan terlalu terang pada tombol INTEN.
6. Atur posisi berkas cahaya horizontal dan vertikal dengan mengatur tombol yang bernama
horizontal dan vertikal.
7. Set level mode pada jantung (-) dan (+).
8. Set tombol tegangan ( volt / div ) ditandai V pada 2 V , sesuaikan dengan memperkirakan
terhadap tegangan masukan.
9. Pasang probe pada salah satu saluran, (misal CH 1 ) dengan tombol pengalih AC / DC pada
posisi AC .
10. Atur saklar / switch pada pegangan probe dengan posisi pengali 1x.
11. Tempelkan ujung probe pada titik kalibrasi.
12. Atur Time / Div pada posisi 1 ms agar tampak kotak-kotak garis yang cukup jelas.
13. Setelah tahapan 11, osiloskop siap digunakan untuk mengukur tegangan.

12/14/2019 UNIVERSITAS SINGAPERBANGSA KARAWANG 28


12/14/2019

Pengukuran Tegangan, Frekuensi dan Fase


1. Pengukuran Tegangan puncak ke puncak
Amplitude puncak ke puncak dari sebuah gelombang dapat diukur dengan mudah
menggunakan osiloskop. Gambar berikut menunjukkan dua sinyal sinus yang berbeda
amplitude dan periode waktunya.

12/14/2019 UNIVERSITAS SINGAPERBANGSA KARAWANG 29

Untuk mengukur amplitude puncak ke puncak sinyal sinus digunakan formula:


Vpp = (jumlah div arah vertikal) x (Volts/div)
Time/div = 0,5 ms/div
Volts/div = 100 mV/div
Sinyal sinus A
Amplitude puncak ke puncak yang tampak pd layar
= 4,6 kotak (= 4,6 div)
Maka tegangan puncak ke puncak sinyal A adalah
Vpp = (4,6 div) x (100 mv/div) = 460 mV

Sinyal sinus B
Amplitude puncak ke puncak yang tampak pd layar
= 2 kotak (= 2 div)
Maka tegangan puncak ke puncak sinyal A adalah
Vpp = (2 div) x (100 mv/div) = 200 mV

12/14/2019 UNIVERSITAS SINGAPERBANGSA KARAWANG 30


12/14/2019

Menentukan Frekuensi Sinyal


Periode waktu dari sebuah sinyal sinus ditentukan dengan mengukur waktu yang dibutuhkan untuk
satu siklus pada arah horisontal (jumlah kotak atau div) dengan memperhatikan kendali Time/div.
T = (jumlah div arah horisontal utk 1 siklus) x (Time/div)
Kemudian frekuensi ditentukan dengan melakukan inversi dari periode T, atau
f = 1/T
Pada gambar di atas, maka dapat ditentukan periode waktu dan frekuensi sbb:
Sinyal sinus A

Sinyal sinus B

12/14/2019 UNIVERSITAS SINGAPERBANGSA KARAWANG 31

Pengukuran Fase
Beda fase antara dua gelombang diukur dengan metode yang diilustrasikan pada gambar berikut.
Setiap gelombang mempunyai periode waktu 8 div (arah horisontal) dan beda waktu antara titik awal
(commencement) setiap siklus gelombang adalah 1,4 div. Satu siklus = 360°. Dengan demikian
maka 8 div = 360°, ini juga berarti bahwa

12/14/2019 UNIVERSITAS SINGAPERBANGSA KARAWANG 32


12/14/2019

Pengukuran Pulsa
Pulse Amplitude (PA), Pulse Width (PW) dan Space Width (SW)
Dua gelombang berbentuk pulsa diperlihatkan pada gambar berikut. Amplitude pulsa (PA = Pulse
Amplitude) dapat dengan mudah diketahui seperti telah dibahas sebelumnya. Jika Volts/div = 0,1
V/div maka pulsa pertama mempunyai amplitude 0,2 V dan pulsa kedua mempunyai amplitude
0,24V.
Pada gambar juga diperlihatkan mengenai lebar pulsa
(PW = Pulse Width), lebar spase (SW = Space Width)
dan Periode pulsa T. Jika Time/div yang dipilih adalah
1 μs, maka dari gambar dapat diketahui bahwa:
Pulse Width = PW = 4,5 μs
Space width = SW = 3,5 μs
Periode = T = 8 μs

12/14/2019 UNIVERSITAS SINGAPERBANGSA KARAWANG 33

Rise Time, Fall Time, Delay Time


Pada gambar di atas, pulsa yang pertama (atas) mempunyai lereng yang sangat curam (≈ tegak)
saat berubah dari level rendah ke level tinggi. Sedangkan pada gambar kedua (bawah), pada
gelombang dapat diukur besaran-besaran rise time tr (waktu bangkit), dan fall time tf. Jika
gelombang pulsa yang pertama mrpk input suatu rangkaian dan gelombang pulsa yang kedua
adalah outputnya, maka dapat ditentukan besarnya delay time td (tunda waktu).
Rise time adalah waktu yang dibutuhkan untuk pulsa mempunyai level 10% harga akhir hingga naik
ke level 90% harga akhir (yaitu saat pulsa beranjak naik atau leading edge). Sedangkan fall time
adalah waktu yang dibutuhkan untuk pulsa dari level 90% harga akhir hingga turun ke level 10%
harga akhir (yaitu saat pulsa jatuh atau trailing edge). Tunda waktu adalah waktu yang dibutuhkan
hingga output mempunyai level 10% harga akhir (dihitung dari awal pulsa input).
Pada gambar di atas, jika Time/div = 1 μs, maka dari gambar dapat diketahui bahwa:

12/14/2019 UNIVERSITAS SINGAPERBANGSA KARAWANG 34


12/14/2019

Soal Latihan
1. Untuk dua gelombang yang ditampilkan menggunakan osiloskop seperti pada gambar berikut,
maka tentukanlah:
a. Amplitude kedua gelombang
b. Frekuensi kedua gelombang
c. Beda fase antara kedua gelombang

12/14/2019 UNIVERSITAS SINGAPERBANGSA KARAWANG 35

Soal Latihan
2. Untuk gelombang pulsa yang ditampilkan menggunakan osiloskop seperti pada gambar berikut,
maka tentukanlah:
a. Amplitude pulsa
b. Frekuensi pulsa
c. Waktu bangkit pulsa
d. Fall time

12/14/2019 UNIVERSITAS SINGAPERBANGSA KARAWANG 36


12/14/2019

Contoh Soal Latihan


Mengukur Tegangan AC, periode T, dan frekuensi F
Trafo digunakan untuk mengisolasi antara listrik yang diukur dengan listrik pada osiloskop.
Jika menggunakan listrik PLN maka frekuensinya50 Hz.
Misalnya: Vp = 2V/div · 3 div = 6 V Vrms = 6 / V2= 4,2 V
T = 2ms/div · 10 div = 20 ms f = 1/T = 1/20ms = 50 Hz

Tegangan AC berbentuk sinusoida dengan tinggiU dan lebar periodenya T. Besarnya tegangan 6 V dan
periodenya 20 milidetik dan frekuensinya 50 Hz.

12/14/2019 UNIVERSITAS SINGAPERBANGSA KARAWANG 37

Contoh Soal Latihan


Mengukur Sinyal Arus Listrik AC
Pada dasarnya osiloskop hanya mengukurtegangan. Untuk mengukur arus dilakukan secaratidak langsung
dengan R = 1W untuk mengukur droptegangan.
Misalnya: Vp = 50 mV/div · 3div = 150 mV = 0,15 V Vrms = 0,15 / V2 = 0,1 V
I = Vrms/R = 0,1V / 1O = 0,1 A
Bentuk sinyal arus yang melaluiresistor R adalah sinusoida menyerupai tegangan.
Pada beban resistor sinyal tegangan dan sinyal arus akan sephasa.

12/14/2019 UNIVERSITAS SINGAPERBANGSA KARAWANG 38


12/14/2019

PENGUKURAN DAYA

12/14/2019 UNIVERSITAS SINGAPERBANGSA KARAWANG 39

PENGUKURAN DAYA

12/14/2019 UNIVERSITAS SINGAPERBANGSA KARAWANG 40


12/14/2019

PENGUKURAN DAYA

12/14/2019 UNIVERSITAS SINGAPERBANGSA KARAWANG 41

PENGUKURAN DAYA

12/14/2019 UNIVERSITAS SINGAPERBANGSA KARAWANG 42


12/14/2019

PENGUKURAN DAYA

12/14/2019 UNIVERSITAS SINGAPERBANGSA KARAWANG 43

PENGUKURAN DAYA

12/14/2019 UNIVERSITAS SINGAPERBANGSA KARAWANG 44


12/14/2019

PENGUKURAN DAYA

12/14/2019 UNIVERSITAS SINGAPERBANGSA KARAWANG 45

Anda mungkin juga menyukai